Slide 1 - Ip umy

advertisement
TEKNIK DAN PROSES
LEGAL DRAFTING
Arif Noor Hartanto, SIP
Wakil Ketua DPRD DIY
Disampaikan Dalam :
Diklat Legal Drafting, 16 April 2016
Melindungi segenap tumpah darah
Indonesia.
Memajukan kesejahteraan umum.
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Pemerintah sebagai elemen penanggung
jawab.
Pemerintah
Nasional/
Pusat
Provinsi
Kabupaten/
Kota
Pemerintah sebagai elemen penanggung
jawab penyelenggaraan pemerintahan :
Pemerintah
Nasional/
Pusat
Presiden/Wapres/
Menteri
Provinsi
Gubernur/Wakil
Kabupaten/
Kota
BupatiWalikota/Wakil
Elemen pembuat regulasi dan kebijakan
anggaran :
Dewan Perwakilan Rakyat
DPR RI/Pusat
Lembaga
Negara
DPRD
Provinsi
DPRD
Kabupaten/
Kota
Unsur Penyelenggara
Pemerintahan Daerah
Kedudukan Lembaga
Perwakilan
DPR RI
UU No 17 Tahun 2014
Pasal 68
DPR merupakan lembaga
perwakilan rakyat yang
berkedudukan sebagai
lembaga Negara.
DPRD
Provinsi,
Kab/Kota
UU No 23 Tahun 2014
Pasal 95
(1) DPRD provinsi merupakan
lembaga perwakilan rakyat
Daerah provinsi yang
berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan
Daerah provinsi.
Pengertian Kebijakan Publik
Keputusan yg mempunyai tujuan & maksud tertentu,
berupa serangkaian instruksi dan pembuatan keputusan
kepada pelaksana kebijakan yang menjelaskan tujuan
dan cara mencapai tujuan.
Serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan
seseorang, kelompok ataupun pejabat pemerintah dlm
suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan
dan kemungkinan terhadap pelaksanaan usulan
kebijakan tsb dlm rangka mencapai tujuan tertentu.
Ranah Kebijakan Pembangunan/
Kebijakan Publik
Perumusan Kebijakan
Implementasi Kebijakan
DPRD melakukan
pengawasan.
Evaluasi Kebijakan
DPRD terlibat secara
langsung.
Orientasi Kebijakan
Publik/Pembangunan
Kebijakan Publik/Pembangunan pada dasarnya
berorientasi pada pemecahan masalah riil yang
dihadapi oleh masyarakat. Oleh karena itu
kebijakan publik dapat dikatakan berperan
sebagai problem solver.
Dalam konteks ini kebijakan publik dan
pengambil kebijakan itu harus memiliki orientasi
pada kepentingan publik/masyarakat yang kuat.
Lanjutan......
Orientasi Kebijakan Publik
Kebijakan publik harus bersinggungan erat dengan
konsep demokrasi.
Tanpa persinggungan ini bukan tidak mungkin
kebijakan publik justru akan meminggirkan
kepentingan publik itu sendiri. Dan menjadi alat bagi
kekuasaan yang ada di sebuah bangsa untuk
melakukan tindakan-tindakan koruptif, manipulatif
untuk kepentingan sedikit orang.
Kebijakan Publik
Regulasi
Perda, Peratutan
Kepala Daerah
Legislasi
Kebijakan
Pembangunan
APBD
Penganggaran
Kebijakan Publik sebagai arena, proses
dan output dari kontestasi politik
Kontestasi antar partai politik
dalam proses kebijakan publik.
Kontestasi partai politik dengan
‘linkage politik’ yang lain:
Clientelistic, Interest and Pressure
Group, Donatur, dan lain-lain.
Pola Kontestasi Kebijakan Publik
Model Agenda
Melihat relasi isu/janji kampanye terhadap prioritas
anggaran dan kebijakan pada pemerintah, tanpa
memilah partai yg menang/kalah dlm pemilu.
Model Mandat
Melihat nuansa kebijakan yang muncul dalam rejim
yang didominasi oleh partai pemenang pemilu.
Model Ideologi
Melihat relevansi antara kebijakan partai dengan jalinan
ideologi yang dianut.
Lanjutan......
Pola Kontestasi Kebijakan Publik
Antara Politisi dengan Partai
Kontestasi antara kepentingan partai vs kepentingan
politisi dihadapan konstituen.
Kepentingan politisi untuk “menjaga” konstituennya
seringkali lebih menonjol dihadapan kepentingan
partai dalam perumusan kebijakan.
Kedekatan jarak, isu, serta kepentingan politisi terhadap
konstituennya berhadapan dengan prinsip
pengorganisasian partai terhadap para anggotanya
(politisi).
Kebijakan Publik Sebagai Arena Kontestasi
Kepentingan
LSM/Publik
Anggota Dewan
Parpol &Tim
Sukses
Kebijakan
Donor/Profesional
Konstituen
Birokrasi
Parpol & Tim
Sukses
Kepala Daerah
Donor
UU NO 12 TAHUN 2011
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah
pembuatan Peraturan Perundang- undangan yang
mencakup tahapan perencanaan, penyusunan,
pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan
pengundangan.
Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan
tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui
prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan
Perundang-undangan.
UU NO 12 TAHUN 2011
Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan
Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan
persetujuan bersama Gubernur.
Program Legislasi Daerah yang selanjutnya disebut
Prolegda adalah instrumen perencanaan program
pembentukan Peraturan Daerah Provinsi atau
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang disusun
secara terencana, terpadu, dan sistematis.
UU No 12 Tahun 2011
Pasal 14
Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi
muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi
daerah dan tugas pembantuan serta menampung
kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih
lanjut Peraturan Perundangundangan
yang lebih tinggi.
Prolegda Provinsi
Pasal 32
Perencanaan penyusunan Peraturan Daerah
Provinsi dilakukan dalam Prolegda Provinsi.
Pasal 34
(1) Penyusunan Prolegda Provinsi dilaksanakan
oleh DPRD Provinsi dan Pemerintah Daerah
Provinsi.
Fungsi DPRD Provinsi
UU Nomor 23 Tahun 2014
Pasal 96
(1) DPRD provinsi mempunyai fungsi:
a. pembentukan Perda provinsi;
b. anggaran; dan
c. pengawasan.
(2) Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di
Daerah provinsi.
(3)
Dalam rangka melaksanakan fungsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD provinsi
menjaring aspirasi masyarakat
Fungsi Pembentukan Perda
Pasal 97
(1) Fungsi pembentukan Perda Provinsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 ayat (1)
huruf a dilaksanakan dengan cara:
membahas bersama gubernur dan menyetujui atau
tidak menyetujui rancangan Perda Provinsi;
(2) mengajukan usul rancangan Perda Provinsi; dan
(3) menyusun program pembentukan Perda
bersama gubernur.
Program Pembentukan Perda
Pasal 98
(1) Program pembentukan Perda provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 97 huruf c memuat daftar
urutan dan prioritas rancangan Perda Provinsi yang
akan dibuat dalam 1 (satu) tahun anggaran.
(2) Dalam menetapkan program pembentukan Perda
Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD
provinsi melakukan koordinasi dengan gubernur.
Penyebarluasan Program Pembentukan
Perda dan Rancangan Perda
Pasal253
(1) DPRD dan kepala Daerah wajib melakukan penyebarluasan sejak
penyusunan program pembentukan Perda, penyusunan rancangan
Perda, dan pembahasan rancangan Perda.
(2) Penyebarluasan program pembentukan Perda sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan bersama oleh DPRD dan kepala
daerah yang dikoordinasikan oleh alat kelengkapan DPRD yang khusus
menangani pembentukan Perda.
(3) Penyebarluasan rancangan Perda yang berasal dari DPRD
dilaksanakan oleh alat kelengkapan DPRD.
(4) Penyebarluasan rancangan Perda yang berasal dari kepala daerah
dilaksanakan oleh sekretaris daerah.
(5) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
untuk dapat memberikan informasi dan/atau memperoleh masukan
masyarakat dan para pemangku kepentingan.
Penyebarluasan Program Pembentukan
Perda dan Rancangan Perda
Pasal 254
(1) Kepala daerah wajib menyebarluaskan Perda yang telah diundangkan
dalam lembaran daerah dan Perkada yang telah diundangkan dalam
berita daerah.
(2) Kepala daerah yang tidak menyebarluaskan Perda dan Perkada yang
telah diundangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi
administratif berupa teguran tertulis oleh Menteri untuk gubernur dan
oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk bupati/wali kota.
(3) Dalam hal teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah
disampaikan 2 (dua) kali berturut-turut dan tetap tidak dilaksanakan,
kepala daerah diwajibkan mengikuti program pembinaan khusus
pendalaman bidang pemerintahan yang dilaksanakan oleh Kementerian
serta tugas dan kewenangannya dilaksanakan oleh wakil kepala daerah
atau oleh pejabat yang ditunjuk.
UU No 13 Tahun 2012 Pasal 40
Perda, Perdais, dan peraturan Gubernur wajib
disebarluaskan oleh Pemerintah Daerah DIY.
Metode
Penyebarluasan
Masyarakat/Publik
Alur Pembahasan Perda
Program Pembentukan Perda
Pencermatan Naskah Akademik
Draft Raperda
Dilakukan oleh Badan Pembentukan Perda
DPRD
Undang-Undang No 13 Tahun 2014
Keistimewaan DIY
Pasal 17
(1) DPRD DIY mempunyai kedudukan, susunan, tugas, serta
wewenang sebagaimana ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan.
(2) (2) Selain bertugas dan berwenang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), DPRD DIY bertugas dan berwenang: a.
menetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur; dan b.
membentuk Perda dan Perdais bersama Gubernur.
(3) Pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam peraturan tata
tertib DPRD DIY yang disusun dan ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Undang-Undang No 13 Tahun 2014
Keistimewaan DIY
Pasal 10
(2) Gubernur berwenang:
a. mengajukan rancangan Perda dan rancangan
Perdais;
b. b. menetapkan Perda dan Perdais yang telah
mendapat persetujuan bersama DPRD DIY;
Undang-Undang No 13 Tahun 2014
Keistimewaan DIY
Pasal 17
(1) DPRD DIY mempunyai kedudukan, susunan, tugas, serta
wewenang sebagaimana ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan.
(2) (2) Selain bertugas dan berwenang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), DPRD DIY bertugas dan berwenang: a.
menetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur; dan b.
membentuk Perda dan Perdais bersama Gubernur.
(3) Pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam peraturan tata
tertib DPRD DIY yang disusun dan ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
KEWENANGAN
PENGAJUAN
PERDA ISTIMEWA
Gubernur
Pasal 10 Ayat 2
tentang
wewenang
Gubernur.
DPRD
Pasal 17 Ayat 2
Huruf b tentang
tugas dan
wewenang DPRD
DIY.
Tatacara Pembentukan Perdais
Pasal 37
Perdais dibentuk oleh DPRD DIY dan Gubernur untuk
melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (2).
Rancangan Perdais dapat diusulkan oleh DPRD DIY atau
Gubernur.
Apabila dalam suatu masa sidang DPRD DIY dan Gubernur
menyampaikan rancangan Perdais mengenai materi yang
sama, yang dibahas adalah rancangan Perdais yang
disampaikan oleh DPRD DIY dan rancangan Perdais yang
disampaikan Gubernur digunakan sebagai bahan sandingan.
Dalam penyiapan dan pembahasan rancangan Perdais, DPRD DIY
dan Gubernur mendayagunakan nilai-nilai, norma, adat istiadat,
dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat dan
memperhatikan masukan dari masyarakat DIY.
Kelembagaan DPRD
Komisi :
Mengawasi
dinamika Instansi
Merespon
dinamika
masyarakat sesuai
dengan Tupoksi
•
•
Pimpinan
Badan Pembentukan
Perda :
Pembahasan Perda
Kebijakan/
Keputusan
Badan Anggaran :
Pembahasan APBD
Fraksi-Fraksi :
Representasi Partai Politik
Badan Kehormatan
Pansus-Pansus :
Perda dan
Keputusan
Penting Lain
Badan
Musyawarah
Peran DPRD dalam Mewujudkan
Good Governance
Fungsi Pembentukan Perda/Perdais
• Rencana Raperda yang dibahas tertuang dalam
•
Program Pembentukan Perda.
Penyusunan Perda harus ada sosialisasi dan uji publik.
Membuka ruang partisipasi masyarakat.
Peraturan Daerah yang disusun idealnya tidak
membebani masyarakat.
Tidak meminta imbalan atas pembahasan yang
dilakukan.
Ada pembatasan waktu pembahasan.
•
•
•
•
Matur nuwun
kawigatosanipun.......
• Dampak Protitusi Sarkem Terhadap
Pendidikan Anak di Kota Yogyakarta
(Studi Kasus: Desa X…….)
1) Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
2) Pemerintah Desa X…
3) Masyarakat Desa X…
4) Sekolahan di Desa X…
• Partisipasi Politik Kaum Difabel dalam Pemilukada
Serentak di DIY Tahun 2015 (Studi Penelitian di
Kabupaten Sleman, Bantul dan Gunungkidul)
• Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
politik kaum difabel dalam pemilukada serntak di
DIY Tahun 2015
• Partisipasi Politik Kaum Waria dalam Pemilukada
Serentak di DIY Tahun 2015 (Studi Kasus di
Pesantren Waria Kota Yogyakarta)
• Evaluasi Kewenangan Keistimewaan Bidang
Kelembangaan DIY
• Evaluasi Kewenangan Keistimewaan Bidang
Kebudayaan DIY
Download