SNA DENPASAR-BALI, 2-3 DESEMBER 2004 PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN KEPRIBADIAN WIRAUSAHA TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Oleh Suhairi, PhD, Sofri Yahya & Hasnah Haron Abstrak This study examines the relationship between accounting knowledge and personality values of entrepreneur in using capital budgeting information. Accounting information is measured based on statutory information, budgetary information and additional accounting information. Personality values of entrepreneur are measured based on locus of control and need for achievement. The responses of 206 ownermanagers at medium manufacturing companies in Indonesia are drawn from questionnaire survey. Data analysis by using multiple and hierarchical regression technique indicates that personality values and accounting knowledge of entrepreneur have positive influence on the extent of usage of accounting information in capital budgeting. Positive influence of environment uncertainty towards the relationship beetween accounting knowledge and personality values of entrepreneur with the extent of usage of accounting information in capital budgeting can be proved for variable of need for achievement only. 1. Pendahuluan Sekalipun faktor kepribadian merupakan faktor penting yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi (Dermer, 1973), namun demikian belum banyak penelitian yang telah dilakukan (Chenhall, 2003). Bahkan, kajian literatur yang dijalankan oleh Olson, Blomkvist, Hammar, & Jonson (2000), dan Hisrich (1988) tidak menemukan penelitian yang membahas hubungan antara sifat kepribadian seseorang wirausaha dengan penggunaan informasi akuntansi. Beberapa kajian yang memfokuskan kepada penggunaan informasi akuntansi telah merumuskan bahwa rendahnya pengetahuan akuntansi merupakan salah satu penyebab rendahnya penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan. Namun penelitian yang dilakukan masih menggunakan analisis deskriptif, atau hanya menggunakan teori rasional saja. Makalah ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengkaji sejauhmana pengaruh pengetahuan akuntansi dan nilai kepribadian seseorang wirausaha terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam membuat keputusan investasi. Di samping itu, penelitian ini juga ingin menganalisis pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara pengetahuan akuntansi dan nilai kepribadian seseorang wirausaha terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam keputusan investasi. Informasi akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari informasi akuntansi statutori, anggaran, dan informasi akuntansi tambahan. 2. Tinjauan Literatur 2.1 Nilai Kepribadian 286 SNA DENPASAR-BALI, 2-3 DESEMBER 2004 Penelitian ini memfokuskan terhadap dua nilai kepribadian seseorang wirausaha, yaitu lokus pengawasan (lokus of control) dan keinginan berprestasi (Need for Achievement). Hal ini disebabkan karena kedua nilai kepribadian ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap prilaku seseorang di dalam suatu organisasi (Ahmad, 1998; Miller & Toulouse, 1986). a. Keinginan berprestasi Keinginan berprestasi merupakan keinginan dari seseorang untuk berusaha secara terus menerus untuk melakukan sesuatu pekerjaan secara lebih baik berbanding dengan standard yang paling baik (McClelland & Winter, 1971). Zmud (1979) berpendapat bahwa keinginan berprestasi berpengaruh terhadap perancangan dan implementasi sistem informasi manajemen. Penelitian yang dijalankan Rahman dan McCosh (1976) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara keinginan berprestasi dengan penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan. a. Lokus pengawasan Lokus pengawasan dapat dibagi atas dua, yaitu lokus pengawasan internal dan lokus pengawasan eksternal. Lokus pengawasan internal merupakan kepribadian seseorang yang melihat dirinya mampu menguasai kejadian yang berlaku terhadap kehidupannya, dan apa yang terjadi adalah akibat dari tindakan atau keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Sebaliknya, lokus pengawasan eksternal melihat apa yang terjadi terhadap dirinya sebagai sesuatu takdir atau nasib yang telah ditentukan oleh Tuhan. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai lokus pengawasan internal, lebih mampu mempertahankan kontiniutas perusahaan (Boone, Brabander, & Hellemans, 2000). Lokus pengawasan tidak hanya mempengaruhi prestasi perusahaan secara langsung tetapi juga secara tidak langsung, yaitu melalui strategi bisnis (Boone, et al., 1996). Penelitian Nwachukwu (1995) juga membuktikan pengaruh lokus pengawasan terhadap perencanaan strategis, dan seterusnya terhadap prestasi perusahaan. Beberapa kajian konseptual menunjukkan bahwa di dalam pengembangan sistem informasi manajemen perlu mempertimbangkan keterlibatan penguna. Perbedaan seseorang yang antara lain dapat diukur berdasarkan lokus pengawasan, semestinya dipertimbangkan di dalam pengembangan sistem informasi manajemen (Zmud, 1979). Seterusnya, Zmud (1979) menyatakan bahwa lokus pengawasan dapat mempengaruhi kesuksesan pengembangan sistem informasi secara langsung dan juga secara tidak langsung. 2.2 Pengetahuan Akuntansi Sampai saat ini belum banyak penelitian tentang pengetahuan akuntansi. Peneliti seringkali menggunakan teori rasional. Seperti Wichman (1984) yang menyatakan bahwa terjadinya permasalahan dalam penerapan akuntansi. Peacock (1985) menyimpulkan bahawa rendahnya pengetahuan akuntansi pemilik menyebabkan banyak perusahaan kecil yang mengalami kegagalan. Holmes dan Nicholls (1988, 1989) berpendapat bahwa pengetahuan pimpinan yang rendah menyebabkan banyak perusahaan kecil menggunakan jasa Akuntansi Publik dalam penyediaan informasi akuntansi. 2.3 Penggunaan Informasi Akuntansi Fokus penelitian tentang penggunaan informasi akuntansi dalam membuat keputusan lebih banyak didasarkan karakteristik informasi akuntansi manajemen. Hanya beberapa penelitian saja yang menggunakan informasi akuntansi seperti 287 SNA DENPASAR-BALI, 2-3 DESEMBER 2004 neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan rasio keuangan, seperti McMahon (2001) McMahon dan Davies (1994). Thomas dan Evanson (1987) meneliti hubungan antara rasio keuangan dengan prestasi perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Holmes dan Nicholls (1988, 1989) membedakan informasi akuntansi tersebut atas informasi akuntansi statutori, anggaran, dan informasi akuntansi tambahan. Konsep informasi akuntansi Homes dan Nicholls ini lah yang digunakan dalam penelitian ini. 2.4 Ketidakpastian Lingkungan Beberapa peneliti telah merumuskan bahwa ketidakpastian lingkunan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan (Al-Shaikh, 1998; Gaskill et al., 1993; Ibrahim & Goodwin, 1986). Ketidakpastian lingkungan telah menjadi fokus analisis bagi peneliti akuntansi sejak tahun 70-an, antara lain oleh Khandwalla (1972), serta Gordon dan Miller (1976). Fisher (1996) juga telah melakukan penyelidikan pengaruh interaksi antara sifat kepribadian lokus pengawasan dengan ketidakpastian lingkungan terhadap penggunaan informasi akuntansi. 3. Kerangka Penelitian Berdasarkan penjelasan di atas, maka karangka penelitian ini dapat dibuat seperti berikut. Nilai Kepribadian - Lokus Pengawasan - Keinginan Berprestasi Pengetahuan Akuntansi Ketidakpastian Lingkungan Penggunaan Informasi Akuntansi dalam Pengambilan Keputusan Investasi 4. Pernyataan Hipotesis Berdasarkan kerangka penelitian dan tinjauan literatur di atas, hipotesis yang akan diuji dapat dinyatakan 1. Nilai kepribadian dan pengetahuan akuntansi seseorang wirausaha mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam membuat keputusan investasi. 2. Ketidakpastian lingkungan memperkuat hubungan antara nilai kepribadian dan pengetahuan akuntansi seseorang wirausaha dengan penggunaan informasi akuntansi dalam membuat keputusan investasi. 5. Metode Penelitian 5.1 Populasi dan Sampel Ukuran perusahaan manufaktur menengah yang digunakan di dalam penelitian ini adalah perusahaan yang mempunyai jumlah pekerja antara 51 sampai 250 orang seseuai dengan saran Urata (2000). Pengolahan terhadap data perusahaan yang terdapat di dalam Directory of Manufacturing Firms, mendapatkan empat propinsi yang merupakan pusat perusahaan manufaktur menengah di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Jabar, Jatim, dan Jateng. Berdasarkan hal tersebut, data diperoleh dari 288 SNA DENPASAR-BALI, 2-3 DESEMBER 2004 manajer pemilik dari industri manufaktur skala menengah yang terdapat di empat propinsi tersebut. 5.2 Pengukuran Konstruk a. Keinginan Berprestasi Pengukuran konstruk keinginan berprestasi dalam penelitian ini didasarkan pada daftar pertanyaan yang dikembangkan oleh Steers dan Braunstein (1976). Beberapa peneliti yang juga telah menggunakan pengukuran konstruk Steers dan Braunstein ini, antara lain oleh Entrialgo, et al., (2000), Box, et al. (1993), dan juga Miller dan Toulouse (1986). Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel keinginan berprestasi tersebut terdiri dari lima pertanyaan. Pengukuran akan dilakukan dengan menggunakan skala likert, yaitu 1 sampai 7. b. Lokus Pengawasan Pengukuran konstruk lokus pengawasan di dasarkan pada konstruk lokus pengawasan yang digunakan Rotter (1966) tetapi telah dimodifikasi oleh Lumpkin (1985). Pengukuran konstruk Lumpkin (1985) ini telah digunakan oleh Entrialgo, et al., (2000), dan Box, et al., (1993). Pengukuran lokus pengawasan dilakukan dengan menggunakan enam pertanyaan, yang terdiri dari tiga pertanyaan berkenaan dengan sifat lokus pengawasan internal yang tinggi dan tiga pertanyaan lainnya berkenaan dengan sifat lokus pengawasan internal yang rendah. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala likert, yaitu 1 sampai 7. c. Pengetahuan Akuntansi Pengukuran konstruk pengetahuan akuntansi didasarkan pada konstruk yang biasanya digunakan dalam kajian audit. Spliker (1995), Bonner dan Walker (1994) menggunakan dua dimensi untuk pengukuran pengetahuan akuntansi, iaitu dimensi pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Terdapat 8 pertanyaan yang berkenaan dengan pengetahuan deklaratif, dan 5 pertanyaan untuk pengetahuan prosedural. Setiap pertanyaan diberi 5 pilihan jawaban tetapi hanya satu jawaban yang benar. d. Ketidakpastian Lingkungan Pengukuran ketidakpastian kondisi lingkungan bisnis akan dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang dikembangkan oleh Miles dan Snow (1978) yang juga sudah banyak digunakan oleh peneliti terdahulu. Pengukuran dilakukan dengan menilai sejauhmana responden dapat memprediksi ketidakpastian lingkungan bisnis yang dihadapi mereka. Semakin tinggi kemampuan dalam memprediksi, maka berarti semakin rendah tingkat ketidakpastian lingkungan bisnis yang dihadapi. Pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan kebijakan keuangan dan moneter, dan perubahan peraturan pemerintah, persaingan dalam mendapatkan bahan baku, permintaan konsumen, tindakan dari perusahaan saingan. Instrumen ini terdiri dari 18 pertanyaan, yang diukur dengan menggunakan skala likert 1 – 7. e. Penggunaan Informasi Akuntansi Penelitian ini mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi statutori, informasi anggaran, dan informasi tambahan yang dihasilkan dari proses akuntansi dan digunakan sebagai dasar di dalam membuat keputusan. Informasi statutori terdiri dari Neraca, Laporan laba/rugi, dan Arus Kas. Informasi anggaran terdiri dari informasi Anggaran Laba Rugi, dan Anggaran Arus Kas. Informasi tambahan terdiri dari informasi Laporan harga pokok produksi dan rasio Keuangan (Holmes & Nicholls, 1989). 289 SNA DENPASAR-BALI, 2-3 DESEMBER 2004 Pengukuran penggunaan informasi akuntansi di dalam membuat keputusan didasarkan rata-rata tertimbang (weighted average), antara banyaknya penggunaan dengan pentingnya penggunaan informasi akuntansi di dalam membuat keputusan sebagai penimbang. Pengukuran banyaknya penggunaan informasi akuntansi dengan menggunakan skala likert 0 sampai 6. Pentingnya penggunaan informasi akuntansi juga menggunakan skala likert yaitu dari 1 sampai 7. 5.3 Metode Analisis Penelitian ini akan menggunakan beberapa metode analisis statistik untuk membantu di dalam menganalisis data dan ujian terhadap hipotesis yang dibuat. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah Analisis Faktor, Analisis Reliabili, dan Analisis Regresi. Pertanyaan penelitian akan dihapus apabila dalam analisis faktor ditemukan cross loading dengan dasar lebih besar daripada 0,30. 6 Penemuan 6.1 Profil Responden Analisis penelitian ini di dasarkan kepada 206 Daftar Pertanyaan yang telah dikembalikan oleh pimpinan yang juga adalah pemilik perusahaan. Lokasi perusahaan manufaktur sampel penelitian ini tersebar di empat propinsi yaitu di Jabar 45,1%, Jateng 23,8%, Jatim 20,9%, dan DKI Jakarta 10,2%. Sebahagian besar dari perusahaan sampel penelitian ini adalah PT (65,0%). Hampir lima puluh dua persen (51.9%) dari sampel penelitian ini mempunyai jumlah pekerja 50 sampai 100 orang, dan sebahagian besar memiliki jumlah penjualan maksimum Rp 15 milyar (51.0%). Pemilik perusahaan yang juga pimpinan dalam penelitian ini umumnya adalah lelaki (89,8%). Di mana pimpinan yang termuda berumur 24 tahun dan tertua berumur 77 tahun. Majoritas pimpinan perusahaan tergolong berumur lebih dari 40 tahun, yaitu yang berumur 40 – 50 tahun sebesar 46,6% dan yang berumur lebih dari 50 tahun adalah 36,4%. Kebanyakan pendidikan pimpinan perusahaan adalah tamatan SMU (40,3%) dan Universitas (37,9%). Bagaimanapun di antara pimpinan tersebut tidak banyak yang telah mendapatkan kursus akuntansi, yakni sebanyak 96 orang saja. Dari pimpinan yang memperoleh kursus akuntansi tersebut, umumnya juga dengan waktu yang terbatas. Namun demikian, lamanya memimpin perusahaan kebanyakan lebih dari 10 tahun (70,4%). 6.2 Kebaikan Pengukuran (goodfitness of fit) Analisis kebaikan pengukuran terhadap variabel penelitian utama dilakukan dengan menggunakan metode analisis faktor dan reliabiliti. Analisis dapat dilakukan terhadap nilai kepribadian wirausaha, ketidakpastian lingkungan, dan penggunaan informasi akuntansi. Dari 11 pertanyaan untuk mengukur nilai kepribadian dari seseorang wirausaha telah dihasilkan dua faktor yang masing-masingnya dengan 5 item atau pertanyaan dan dapat diberi nama lokus pengawasan dan keinginan berprestasi, dengan KMO 0,724 dan reliabili sebesar 0,787 untuk lokus pengawasan dan 0,767 untuk keinginan berprestasi. Analisis faktor terhadap ketidakpastian lingkungan menghasilkan 4 faktor, akan tetapi terjadi cross loading untuk sebagian pertanyaan yang digunakan. Dari 18 290 SNA DENPASAR-BALI, 2-3 DESEMBER 2004 pertanyaan yang digunakan, hanya 8 pertanyaan yang dapat digunakan dalam analisis selanjutnya dengan menghasilkan KMO 0,647 dengan reliabiliti 0,798. Hasil analisis faktor yang dijalankan terhadap banyaknya dan pentingnya penggunaan informasi akuntansi menunjukkan bahwa setiapnya mendapatkan satu faktor saja. Masing-masing dengan KMO 0,854 dan reliabili 0,915 untuk banyaknya penggunaan informasi akuntansi, serta KMO 0,873 dan reliabili 0,913 untuk pentingnya penggunaan informasi akuntansi. 7 Pengujian Hipotesis 7.1 Pengaruh Nilai Kepribadian dan Pengetahuan Akuntansi Terhadap Penggunaan Informasi akuntansi Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa lokus pengawasan, keinginan berprestasi, dan pengetahuan akuntansi mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi didalam membuat keputusan investasi (R² = 0,150, F = 11,846, nilai p = 0,01). Ini berarti bahwa 15,0% perubahan penggunaan informasi akuntansi dalam membuat keputusan investasi dapat dijelaskan oleh nilai kepribadian dan pengetahuan akuntansi. Analisis parsial menunjukkan bahwa lokus pengawasan, keinginan berprestasi, dan pengetahuan akuntansi memberi pengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam membuat keputusan investasi, masing-masing dengan koefisien regresi standard sebesar 0,313, 0,123, dan 0,111 (Sila lihat Tabel 1). Tabel 1. Pengaruh Nilai Kepribadian dan Pengetahuan Akuntansi Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Membuat Dalam Keputusan Investasi Variabel Bebas Pengetahuan akuntansi Lokus pengawasan Keinginan berprestasi Ketepatan Ramalan R² R² Adjusted Nilai F *** signifikan 0,01 ** signifikan 0,05 Koefisien Regresi Standar () 0,313 0,123 0,111 Nilai t 4,749*** 1,858* 1,677* 0,150 0,137 11,846*** * signifikan 0,1 Dari pengujian hipotesis tersebut dapat dirumuskan bahawa seseorang wirausaha yang mempunyai pengetahuan akuntansi, okus pengawasan internal, dan keinginan berprestasi yang tinggi, lebih banyak menggunakan informasi akuntansi dalam membuat keputusan investasi. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa pengetahuan akuntansi, lokus pengawasan, dan keinginan berprestasi mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam membuat keputusan investasi dapat diterima. 291 SNA DENPASAR-BALI, 2-3 DESEMBER 2004 7.2 Peranan Ketidakpastian Lingkungan sebagai Variabel Moderating Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan menggunakan analisis regresi bertingkat. Dalam pengujian ini, tiga variabel baru akan dibuat, iaitu interaksi antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Dari Tabel 2 dapat dilihat hasil analisis regresi bertingkat dari berbagai model yang digunakan. Model pertama menunjukkan hasil pengujian yang sama dan telah dibincangkan pada bahagian sebelumnya. Model kedua menunjukkan hasil regresi apabila variabel ketidakpastian lingkungan di masukan ke dalam persamaan regresi. Perubahan R² yang terjadi pada model kedua ini merupakan akibat masuknya variabel ketidakpastian lingkungan. Hasil regresi pada model ketiga menunjukkan terjadinya perubahan R² sebanyak 0,101 (R² model ke 3 = 0,251 – R² model ke 2 = 0,150) dan perubahan F sebanyak 8,872, yang signifikan pada p = 0,01. Perubahan R² dan perubahan F tersebut terjadi setelah ditambahkan variabel interaksi ke dalam persamaan regresi yang dibuat. Perubahan R² ini bermakna bahawa secara bersama-sama model yang digunakan dapat menjelaskan pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara pengetahuan akuntansi dan nilai kepribadian dengan penggunaan informasi dalam membuat keputusan investasi. Hasil regresi parsial menunjukkan bahawa variabel keinginan berprestasi saja yang dapat menunjukkan kesan positif dan signifikan terhadap variabel tak bebas. Koefisien regresi standard () dari interaksi antara keinginan berprestasi dengan ketidakpastian lingkungan menghasilkan koefisien regresi sebesar 1,893 yang signifikan pada p = 0,01. Ini berarti pengaruh positif ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan keinginan berprestasi dengan penggunaan informasi akuntansi dalam membuat keputusan investasi dapat dibuktikan. Jadual 2. Pengaruh Ketidakpatian Lingkungan Terhadap Hubungan Antara Nilai Kepribadian dan Pengetahuan Akuntansi dengan Penggunaan Informasi Akuntansi Dalam Membuat Keputusan Investasi Variabel bebas Model 1 Model 2 Model 3 Nilai t 0,313 4,749*** Nilai t Nilai t 0,312 4,709*** 0,469 2,247** Lokus pengawasan 0,123 1,858* 0,121 1,829* 0,106 0,439 Keinginan berprestasi 0,111 1,677* 0,118 1,710* -0,1,019 -4,371*** 0,025 0,375 -1,638 -3,291*** Interaksi pa x kl -0,296 -1,089 Interaksi lp x kl 0,036 0,080 Interaksi kb x kl 1,893 5,107*** Pengetahuan akuntansi Ketidakpastian lingkungan 292 SNA DENPASAR-BALI, 2-3 DESEMBER 2004 Ketepatan Ramalan R² 0,150 0,150 0,251 R² Adjusted 0,137 0,133 0,224 Perubahan R² ,150 0,001 11,846*** Perubahan F 0,140 *** = Signifikan 0,01 ** = Signifikan 0,05 0,101 8,872 * = Signifikan 0,1 8. Kesimpulan dan Perbincangan 8.1 Perbincangan a. Pengaruh Nilai Kepribadian dan Pengetahuan Akuntansi Seseorang Wirausaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Dalam Membuat Keputusan Nilai kepribadian dan pengetahuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi cara mereka berfikir dan menilai lingkungan usaha yang dihadapi. Nilai kepribadian wirausaha yang tinggi seperti lokus pengawasan internal dan keperluan berprestasi yang tinggi, cendrung memilih cara bersaing yang berbeda, termasuk dalam penggunaan informasi akuntansi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sifat kepribadian dan pengetahuan akuntansi seorang wirausaha mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam membuat keputusan investasi. Rumusan penelitian Rahman dan McCosh (1976) berbeda dengan hasil penelitian ini. Rahman dan McCosh mendapatkan bahwa seseorang yang mempunyai pengetahuan dan keinginan berprestasi yang tinggi akan lebih sedikit dalam menggunakan informasi akuntansi, khususnya dalam penilaian prestasi bawahan. Hal ini disebabkan seseorang yang memiliki keinginan berprestasi yang tinggi selalu berupaya untuk mencari cara baru dan lebih baik, dia tidak mau hanya menggunakan informasi akuntansi saja tetapi juga informasi bukan akuntansi, kerana kombinasi kedua ukuran ini dapat memberikan hasil penilaian prestasi yang lebih baik sesuai dengan konsep Balance Scorecard (Sim & Koh, 2001). Rumusan konsepsual yang dibuat Zmud (1979) memperkukuh hasil penelitian ini, di mana lokus pengawasan dan keinginan berprestasi akan mempengaruhi perancangan dan implementasi sistem informasi manajemen. Penemuan ini juga menyokong rumusan kajian terdahulu, yang menyatakan bahawa salah satu penyebab rendahnya penggunaan akuntansi dalam perusahaan kecil ialah karena rendahnya pengetahuan akuntansi yang dimiliki oleh pimpinan perusahaan (Benjamin, 1989; Holmes & Nicholls, 1988; Peacock, 1985; Rocha & Khan, 1985; Palmer & Palmer, 1996; Wichman, 1984). Analisis konsepsual yang dijalankan oleh Zmud (1979) juga merumuskan bahawa kepintaran dan pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi perancangan dan implementasi sistem informasi manajemen. 293 SNA DENPASAR-BALI, 2-3 DESEMBER 2004 b. Peranan Ketidakpastian Lingkungan sebagai Variabel Moderating Peranan variabel ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas tidak dapat dijelaskan secara sempurna. Pengaruh positif dari ketidakpastian lingkungan hanya dapat dijelaskan terhadap hubungan antara variabel keinginan berprestasi dengan penggunaan informasi akuntansi daam membuat keputusan investasi. Tetapi pengaruh positif dari ketidakpastian lingkungan tersebut tidak dapat dibuktikan terhadap variabel bebas lokus pengawasan dan pengetahuan akuntansi. Berdasarkan perbincangan di atas, beberapa kemungkinan penyebab perbedaan temuan ini dengan hasil yang diharapkan boleh dijelaskan sebagai berikut. Pertama, tidak semua perusahaan menengah yang merasakan dampak negatif dari krisis kewangan yang berlaku di Indonesia. Malah beberapa jenis industri memperolehi keuntungan dari krisis tersebut, terutamanya industri yang menghasilkan produk ekspor. Sebaliknya, bagi industri yang banyak menggunakan bahan mentah impor, krisis tersebut memberikan pengaruh nagatif yang mendalam. Oleh sebab itu, dampak krisis akan berbeda antara satu industri dengan industri yang lain, tergantung pada jenis bahan mentah yang digunakan dan pasar dari produk yang dihasilkan. Responden memberikan penilaian ketidakpastian lingkungan, rata-rata sebesar 4,08, yang dapat diartikan bahwa lingkungan yang mereka hadapi adalah netral. Bagi wirausaha yang memiliki keinginan berprestasi yang tinggi, keadaan ketidakpastian lingkungan yang seperti ini sudah mencukupi untuk mendorongnya menggunakan informasi akuntansi yang lebih banyak dalam membuat keputusan. Walau bagaimanapun, bagi wirausaha yang mempunyai lokus pengawasan internal dan pengetahuan akuntansi yang tinggi, mereka memerlukan ketidakpastian lingkungan yang lebih tinggi untuk memberikan tantangan kepadanya sebelum menggunakan informasi akuntansi yang lebih banyak dalam membuat keputusan. 9 Simpulan dan Saran 9.1 Kesimpulan Penelitian ini mencuba menganalis peranan nilai kepribadian dan pengetahuan akuntansi serta ketidakpastian lingkungan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam membuat keputusan investasi. Untuk itu, pengembangan model penelitian dibuat berdasarkan teori sumber dasar (Resource-based theory) yang memberikan fokus terhadap sumber-sumber yang dapat menghasilkan keunggulan bersaing dan seterusnya menghasilkan prestasi yang lebih tinggi. Lokus pengawasan, keinginan berprestasi, dan pengetahuan akuntansi seseorang wirausaha merupakan faktor kompetensi wirausaha yang dapat mempengaruhi penggunaan informasi. Pengujian yang dijalankan menunjukkan bahwa lokus pengawasan, keinginan berprestasi, dan pengetahuan akuntansi memberikan pengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam keputusan investasi. Ketidakpastian lingkungan yang juga dapat mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi dalam membuat keputusan belum mampu menjelaskan hubungan diantara variabel yang dianalisis. Hal ini diduga karena penilaian yang diberikan oleh wirausaha yang bergerak dalam sektor manufaktur skala menengah terhadap kondisi lingkungan yang dihadapi mereka adalah netral sehingga belum mampu memberikan tantangan bagi wirausaha tersebut. 294 SNA DENPASAR-BALI, 2-3 DESEMBER 2004 9.2 Saran Meskipun penelitian ini telah dijalankan secara sistematis, namun tidaklah mungkin untuk mempertimbangkan seluruh isu-isu penting. Untuk itu, beberapa isu penting untuk memperluas dan memperdalam pemahaman terhadap penggunaan informasi akuntansi dapat dijalankan, faktor yang mempengaruhinya, dan pengaruhnya terhadap prestasi perusahaan. Antara lain penelitian dengan menggunakan ciri kewirausahaan yang lain, penggunaan informasi akuntansi untuk pengendalian, dan keputusan kewangan lainnya. Disamping itu, karena penelitian ini penting untuk meningkatkan kesuksesan perusahaan, maka penelitian juga dapat dijalankan terhadap organisasi sektor jasa dan sektor perdagangan. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Z.A., (1998), Perlakuan Organisasi, Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd., Shah Alam, Malaysia. Al-Shaikh, F. (1998). Factors for small business failure in developing countries. ACR, 6(1), 75-86. Benjamin, W. P. (1989). Laporan keuangan perusahaan kecil, Dalam IAI (1989). Pembahasan berbagai masalah akuntansi. Jakarta, Indonesia. Bonner, S. E., & Walker, P. L. (1994). The effects of instruction and experience on the acquisition of auditing knowledge, The Accounting Review, 69(1), 157178. Boone, C., & Brabader, B.d., & Witteloostuijn, A.V., (1996), CEO Locus of Control and Small Firm Performance an Integrative Framework and Empirical Test, Journal of Management Studies, 33(5), pp667-699 Boone, C., Brabander, B. D., & Hellemans, J., (2000), Research note: CEO locus of control and small firm performance. Organization Studies, 21(3), pp. 641646. Box, T.M., White, M.A., & Barr, S.H., (1993), A Contingency Model of New Manufacturing Firm Performance, Entrepreneurship Theory and Practice, Winter, 31-45. Dermer, J. D., (1973), Cognitive characteristics and perceived importance of information. The Accounting Review, July, pp. 511-519. Entrialgo, M., Fernandez, E, & Vazquez, C.J., (2000), Psychological Characteristics and Process: The Role of Entrepreneurship in Spanish SMEs, European Journal of Innovation Management, 3(3), pp137-149. Fisher, C. (1996). The impact of perceived environment uncertainty and individual differences on management information requirement: a research note. Accounting, Organizations and Society, 21(4), 361-369. 295 SNA DENPASAR-BALI, 2-3 DESEMBER 2004 Gaskill, L. R., Auken, H. E. V., & Manning, R. A. (1993). A factor analytic study of the perceived causes of small business failure. Journal of Small Business Management, 31(4), 18-31. Gordon, L., & Miller, D. (1976). A contingency framework for the design of accounting information system. Accounting, Organizations and Society, 1(1), 59-69. Hisrich, R.D., (1988), Entrepreneurship: Past, Present, and Future, Journal of Small Business Management, Oct, pp1-4. Holmes, S., & Nicholls, D., (1988), An Analysis of the Use of Accounting Information by Australian Small Business, Journal of Small Business Management, 26 (2), 57 - 69. Holmes, S., & Nicholls, D., (1989), An Analysis of The Use of Accounting Information by Australia Small Business, Journal of Small Business Management, April, pp57-68. Ibrahim, A. B., & Goodwin, J. R. (1986). Perceived causes of success in small business. American Journal of Small Business, Fall, 41-50. Khandwalla P. N. (1972). The effect of different type of competition on the use of management controls. Journal of Accounting Research, 10, 275-285. Lumpkin, J. R., (1985), Validity of a brief locus of control scale for survey research, Psychological Reports, 57, pp. 655-659. McMahon, R. G. P., & Davies, L. G. (1994). Financial reporting and analysis practices in small enterprises: Theirs association with growth rate and financial performance. Journal of Small Business Management, January, 917. Thomas. J., & Evanson, R. V. (1987). An empirical investigation of association between financial ratio use and small business success. Journal of Business Finance and Accounting, 14(4), 555-571. McMahon, R.G.P., (2001), Business Growth and Performance and the Financial Reporting Practices of Australian Manufacturing SMEs, Journal of Small Business Management, 39(2), pp152-164. Miles, R. E., & Snow, C. C. (1978). Organizational strategy, structure and process. New York: Mc. Graw Hill Book Company. Miller, D., & Toulouse, J.M., (1986), Strategy, Structure, CEO Personality, and Performance in Small Firms, American Journal of Small Business, Winter, pp47-62 Nwachukwu, O.C., (1995), CEO Locus of Control, Strategic Planning, Differentiation, and Small Business Performance, a Test of Path Analytic Model, Journal of applied Business Research, 11(4), pp9-14. 296 SNA DENPASAR-BALI, 2-3 DESEMBER 2004 Olson, Blomkvist, Hammar, & Jonson, (2000), Accounting and Entrepreneurship – A Review and Descussion of the Scientific Literature in the 80s and 90s, pp1-20 Palmer, G. D., & Palmer, K. N. (1996). Accounting, marketing, and management function that contribute to the success of the independent, small, rural retailer, 14 August 2003, in www.sbaer.uca.edu/research/1996/SSBIA/96ssb039.htm/ Palmer, K., & Hott, D. (1995). A comparative study of the accounting practices utilized by average and successful: Micro retail owner-manager in ruralside Virginia. 14 August 2003, in www.sbaer.uca.edu/research/1995/SSBIA/96ssb039.htm/ Peacock, R.W.,(1985), Finding the Causes of Small Business Failure, Management Forum, 11 (2), pp77-89. Rahman, M., & McCosh, A. M. (1976), The influence of organizational and personal factors on the use of accounting information: An empirical study, Accounting, Organizations, and Society, 1(4), pp. 339-355. Rocha, J. R., & Khan, M. R. (1985). The human resource factor in small business decision making. American Journal of Small Business, Fall, 53-62. Rotter, J. B. (1966). Generilized expectancies for internal versus external control of reinforcement. Psychological Monographs, 80, pp. 1-28. Sim, K. L., & Koh, H. C. (2001). Balanced scorecard: a rising trend in strategic performance measuremen. Measuring Business Excellence, 5(2), 18-26. Spilker, B. C. (1995). The effects time pressure and knowledge on key word selection behavior in taxes research. The Accounting Review, 70(1), 49-70. Steers, R. M., & Braunstein, D. N., (1976), A bahaviorally-based measure of manifest needs in work settings, Journal of Vocational Behaviour, 9, pp. 251266. Urata. (2001). Pembiayaan UKM, bermasalah sejak definisi. Kompas, 14 Desember, pp. 39. Wichmann Jr., H., (1984), International Small Enterprise Review; U.S.A: Accounting and Marketing Identified as Key Small Business Problems, Management Forum, 10 (1), 5-12 Zmud, R.W., (1979), Individual Differences and MIS Success: A Review of The Empirical Literature, Management Science, 25(10), pp966-979. 297