PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN TABANAN 2.1 KONDISI GEOGRAFIS, TOPOGRAFI DAN GEOHIDROLOGI Kabupaten Tabanan, salah satu kabupaten di Provinsi Bali secara geografis terletak diantara 08o-14’ 30” - 08o 30’ 07” Lintang Selatan dan 114o 54’52” – 115o 12’ 57” Bujur Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Badung sebelah selatan Samudera Indonesia dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana dan Buleleng. Secara detail peta orientasi kabupaten Tabanan dan peta Geografis Tabanan dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2. Kabupaten Tabanan terletak pada ketinggian 0 – 2.276 m di atas permukaan laut (dpl), dimana lahan tertinggi berada di puncak Gunung Batukaru. Topografi wilayah Kabupaten Tabanan memiliki tiga karakteristik yang berbeda. Bagian selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia merupakan dataran rendah dengan topografi yang relatif datar, di bagian tengah bergelombang, dan di bagian utara merupakan daerah perbukitan dan pegunungan dimana terdapat beberapa gunung yaitu Gn. Batukaru (2.276 m), Gn. Sangiyang (2.097 m), Gn. Pohen (2.055 m) dan Gn. Adeng (1.811 m). Sebaran lahan menurut ketinggiannya disajikan pada Gambar 2.3. Ditinjau dari kemiringan lahan, sebagian besar lahan Kabupaten Tabanan berada pada kemiringan lereng 15-40% yaitu luasnya 365,67 km2 (43,57%), tersebar luas terutama di wilayah bagian barat. Lahan dengan kemiringan lereng b2-15% dengan luas 249,61 km2 (29,74%) tersebar luas terutama di wilayah bagian timur. Lahan dengan kemiringan di atas 40% seluas 136,53 km2 (16,27 %) terdapat di daerah pegunungan bagian utara dan sebagian di sisi barat perbatasan dengan Kabupaten Jembrana. Sedangkan lahan dengan kemiringan 0-2% seluas 10,43 km2 (10,43 %) mendominasi daerah pantai. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 11 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan ' 0 4 ° 5 1 1 ' 0 2 ° 5 1 1 ' 0 0 ° 5 1 1 ' 0 4 ° 4 1 1 I L A B T L ' 0 1 ° 8 S ' 0 1 ° 8 U A E KABUPATEN BULELE NG L A T KABUPATEN BA NGLI B KABUP ATEN JEMBRANA A S L E I L A KABUPATEN KARA NGASE M T KABUP ATEN TABA NAN L O M KABUP ATEN GIANYAR ' 0 3 ° 8 O K D U N G A A A S R E E L D A U B KOTA DENP ASAR M T S ' 0 3 ° 8 B KABUPATEN KLUNGKUNG KABUP ATEN BADUNG N I N W E ' 0 5 ° 8 D ' 0 5 ° 8 O S N 10 0 E 10 S A ' 0 2 ° 5 1 1 ' 0 1 ° 5 1 1 ' 0 0 ° 5 1 1 ' 0 5 ° 4 1 1 ' 0 2 ° 8 ' 0 4 ° 5 1 1 I ' 0 2 ° 5 1 1 ' 0 0 ° 5 1 1 ' 0 4 ° 4 1 1 Kilometer ' 0 2 ° 8 KEC. BATURITI KEC. PUPUAN K ER N W C KE E ' 0 3 ° 8 KEC . TA B AN AN AM B IT AN TIM UR KE C. K EC KE C. S EL EM AD EG . SE ' 0 3 ° 8 LEMA D EG KEC. SELEMADEG BARAT KEC. MAR GA KEC. PENEBEL .K I IR ED S 3 0 3 ' 0 2 ° 5 1 1 ' 0 1 ° 5 1 1 ' 0 0 ° 5 1 1 ' 0 5 ° 4 1 1 Kilome ter Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Tabanan LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 12 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Gambar 2.2 Peta letak geografis wilayah Kabupaten Tabanan LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 13 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Gambar 2.3 Peta topografi wilayah Kabupaten Tabanan LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 14 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Bila dilihat dari penggunaan tanah dari luas wilayah yang ada sekitar 22.562 Km2 (26,88%) merupakan wilayah persawahan dan 61.371 km2 (73,12%) merupakan lahan bukan sawah. Dari 73,12% lahan bukan sawah 99.95% diantaranya merupakan lahan kering yang sebagian besar berupa tegal, kebun dan hutan negara sisanya 0.05% adalah lahan lainnya seperti kolam, tambak, dan rawa-rawa (Gambar 2.4). Ditinjau dari sudut geologi berdasarkan Peta Geologi Bali (Purbo-Hadiwidjojo, 1971), wilayah permukaan Kabupaten Tabanan tersusun oleh formasi geologi yang beragam. Batuan tertua yang ditemukan adalah batuan hasil muntahan Gunung Api Jembrana seperti Gunung Klatakan, Gunung Merbuk, dan Gunung Patas yang terdiri dari lava, breksi dan tufa. Batuan ini menyelimuti daerah sekitar Kaliukir, Munduk, Tiinggading hingga Suraberata. Juga ditemui di dekat Desa Kerambitan. Batuan ini terbentuk pada era kwarter bawah sekitar 6 juta tahun lalu. Batuan yang lebih muda adalah tufa dan endapan lahar Buyan-Bratan dan Batur yang terbentuk pada era kwarter. Batuan ini menutupi sekitar setengah Kabupaten Tabanan, terutama daerah bagian selatan. Sementara pada daerah pegunungan terdapat dua formasi batuan yaitu batuan hasil ekstrusi Gunung Batukaru dan batuan gunung api dari kerucut-kerucut subresen Gunung Pohen, Gunung Sangiyang dan Gunung Lesong. Jenis tanah secara umum yang terdapat di Kabupaten Tabanan berdasarkan Uraian Tanah Tinjau (Bappeda Provinsi Bali, 2004) terdiri dari tanah aluvial, regosol, andosol dan latosol. Tanah alluvial berasal dari bahan induk endapan laut dan endapan sungai dengan fisiografi daratan pantai dan bentuk wilayah datar terdapat di daerah pantai Kecamatan Selemadeg Barat dan Selemadeg. Tanah jenis regosol berasal dari bahan induk abu vulkan dengan fisiografi vulkan, lembah dan kerucut vulkan dan bentuk wilayah melandai sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Selemadeg, Pupuan, Penebel dan Baturiti. Tanah jenis andosol berasal dari bahan induk abu dan tufa vulkan dengan fisiografi lungur vulkan kerucut dan lungur dan bentuk wilayah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Pupuan, Penebel dan Baturiti. Sedangkan jenis tanah latosol yang merupakan sebagian besar dari jenis tanah di Kabupaten Tabanan dan tersebar di seluruh kecamatan berupa tanah berasal dari bahan induk abu dan tufa vulkan intermedier dengan fisografi lungur vulkan kerucut dan lungur vulkan dan bentuk wilayah melandai, berbukit sampai bergunung. Kabupaten Tabanan mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam sehingga secara relatif memiliki sumberdaya air yang kaya dibandingkan wilayah lainnya di Bali. Karakteristik hidrologi tersebut meliputi sungai, danau, mata air dan air tanah. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 15 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Gambar 2.4 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Tabanan LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 16 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan a. Sungai Di wilayah Kabupaten Tabanan terdapat beberapa sungai yang memiliki aliran sepanjang tahun. Beberapa sungai tersebut memiliki daerah pengaliran sungai yang cukup luas dan membentuk suatu daerah aliran sungai (DAS), yaitu: 1. Daerah aliran sungai Tukad Yeh Empas luasnya 100,82 km2. Daerah aliran sungai ini sepenuhnya berada di Kabupaten Tabanan dan bermuara di perbatasan Desa Sudimara dan Pangkung Tibah. 2. Daerah Aliran Tukad Yeh Ho luasnya 135,76 km2. Semua daerah aliran sungai ini terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di perbatasan Kecamatan Selemadeg Timur dan Kerambitan. 3. Daerah aliran sungai Tukad Balian luasnya 152,9 km2. Semua daerah aliran sungai terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di Suraberata, Desa Lalanglinggah Kecamatan Selemadeg Barat. Dari sekian sungai yang ada di Kabupaten Tabanan baru 3 sungai yang telah diinventarisasi memiliki potensi untuk dikembangkan program penyadapan sungai yaitu Tukad Balian, Tukad Yeh Empas dan Tukad Sungi. Tukad Balian mempunyai debit aliran andal sebesar 380 lt/detik, Tukad Yeh Empas 200 lt/detik dan Tukad Sungi 430 lt/detik sehingga total hasil penyadapan air sungai dari tiga sungai tersebut adalah 1.010 lt/detik atau 31,85 juta m3/tahun (Rencana Induk Penyediaan Air Bersih Bali, 2000). Berdasarkan data curah hujan bulanan yang tercatat melalui alat pengukur curah hujan yaitu penakar hujan dan pencatat hujan di seluruh stasiun yang ada di Kabupaten Tabanan (Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah III) dilakukan simulasi dan diperoleh curah hujan dalam bentuk peta Isohyet bulanan selama tahun 2004 Berdasarkan cathment area (CA) masing-masing sub SWS, maka dapat dihitung potensi air permukaan di Kabupaten Tabanan sebagaimana disajikan pada Tabel 2.4 Total ketersediaan air pemukaan yang masuk ke dalam sistem sungai di Kabupaten Tabanan mencapai 2.400.501 juta m3/tahun. b. Danau Kabupaten Tabanan memiliki sebuah danau dari empat buah danau yang ada di Provinsi Bali, yaiu Danau Beratan. Danau Beratan terletak di kawasan Bedugul pada ketinggian sekitar 200 m dpl, memiliki luas permukaan air 3,85 km2 dan luas daerah tangkapan air 13,4 km2. Danau ini memiliki kedalaman rata-rata 12,8 m dan kedalaman maksimum 20 m, serta volume airnya 49,22 juta m3. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 17 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Tabel 2.1 Ketersediaan air permukaan per sub satuan wilayah sungai di Kabupaten Tabanan tahun 2002 3 Ketersediaan Air Permukaan (Juta m ) Bulan SWS 03.01.01 SWS 03.01.02 2 2 SWS 03.01.03 2 SWS 03.01.04 2 Jumlah 2 (5,26 km ) (510,83 km ) (272,80 km ) (50,44 km ) (839,33 km ) Januari 740 298.272 273 6.981 306.266 Februari 818 268.478 119.159 9.079 397.535 Maret 738 213.421 92.316 8.474 314.949 April 574 159.186 95.153 9.241 264.153 Mei 561 51.619 74.856 3.390 130.425 Juni 537 57.152 38.192 5.811 101.691 Juli 512 25.258 33.172 2.542 61.484 Agustus 441 15.732 14.186 525 30.883 September 464 21.540 16.804 9.200 48.008 Oktober 505 88.016 16.150 8.474 113.145 November 749 220.117 62.198 11.057 294.121 Desember 949 242.088 87.296 7.506 337.839 7.588 1.660.878 649.755 82.280 2.400.501 Jumlah Hasil analisis c. Mata Air dan Sumur Gali Berdasarkan data dari laporan Rencana Induk Penyediaan Air Bersih Bali (2000), sumber mata air yang terdapat di Kabupaten Tabanan adalah 118 buah dan yang telah dimanfaatkan airnya oleh masyarakat berjumlah 82 titik mata air, dengan debit 3,26 m3/dt atau 102,81 juta m3/tahun. Sedangkan jumlah sumur gali sebanyak 22 buah dengan debit 14,3 lt/detik atau 450.965 m3/tahun. d. Potensi Air Tanah Potensi air tanah sangat tergantung dari formasi batuan dan struktur geologi yang ada di bawah permukaan tanah. Formasi batuan dan struktur geologi akan mempengaruhi aquifer yang ada di bawah permukaan tanah. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tabanan struktur hidrologinya tergolong memiliki akuifer tidak produktif yaitu debit kurang dari 2 lt/dt sehingga tidak memungkinkan dikembangkan sebagai sumber air bersih. Daerah yang hidrologinya sebagai akuifer produktif tinggi dengan debit lebih dari 10 lt/dt, penyebarannya di Kecamatan Selemadeg Timur, Kerambitan, Tabanan dan Kediri. Di wilayah pesisir potensi air tanah secara kualitas tidak sesuai untuk kebutuhan air bersih (Gambar 2.5). LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 18 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Gambar 2.5 Peta potensi air tanah di Kabupaten Tabanan LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 19 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan 2.2 KONDISI ADMINISTRASI Luas wilayah Kabupaten Tabanan adalah 839,33 km2 atau sekitar 14,89 % dari luas Provinsi Bali. Secara administratif Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 10 (sepuluh) kecamatan dan terdiri atas 131 desa. Adapun kecamatan dan luas wilayah masingmasing kecamatan disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Luas wilayah Kabupaten Tabanan menurut kecamatan No Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Banjar 1 Selemadeg 10 57 52,05 2 Kerambitan 15 90 42,39 3 Tabanan 12 82 51,4 4 Kediri 15 98 53,6 5 Marga 15 69 44,79 6 Baturiti 12 64 99,17 7 Penebel 18 129 141,98 8 Pupuan 13 63 179,02 9 Selemadeg Barat 11 71 120,15 10 Selemadeg Timur 10 71 54,78 Jumlah 131 794 Sumber: BPS Tabanan dalam Angka (2009) 2 Luas Wilayah (Km ) 839,33 Jarak dari Ibukota Kabupaten Tabanan (Kota Tabanan) ke Ibu kota Provinsi Bali (Kota Denpasar) sekitar 20 km yang dihubungkan oleh jalan arteri primer dengan waktu tempuh perjalanan darat sekitar 30-45 menit. Jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten berkisar antara 0-55 km, dimana Kecamatan Pupuan merupakan daerah yang memiliki jarak terjauh dari Ibukota Kabupaten. 2.3 KONDISI DEMOGRAFIS A. Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Tabanan berdasarkan data Tahun 2008 tercatat sebanyak 416.743 jiwa, terdiri dari 206,712 jiwa penduduk laki-laki dan 210,031 jiwa penduduk perempuan. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kabupaten Tabanan relatif terus bertambah. Jika dibandingkan dengan Tahun 2007, penduduk Kabupaten Tabanan bertambah 2.523 jiwa atau 0,61%. Dan bila dibandingkan tahun 2004 jumlah penduduk Tabanan tercatat 397.773 jiwa ini berarti ada kenaikan 4,55% hingga tahun 2008. Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Tabanan Tahun 2008 LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 20 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan No Kecamatan Jumlah RT Jumlah penduduk Laki-laki Perempuan total 1 Selemadeg 6,265 10,104 10,495 20,599 2 Keramabitan 11,637 19,266 19,951 39,217 3 Tabanan 17,608 30,416 30,365 60,781 4 Kediri 14,916 33,681 33,667 67,348 5 Marga 11,690 21,066 21,929 42,995 6 Baturiti 13,149 25,153 24,966 50,119 7 Penebel 12,564 23,933 25,411 49,344 8 Pupuan 10,676 20,211 20,200 40,411 9 Selemadeg Barat 6,485 10,917 10,963 21,880 10 Selamdeg Timur 7,293 11,965 12,084 24,049 206,712 210,031 416,743 Total 112,283 Sumber: BPS Tabanan dalam Angka (2009) Tabel 2.4 Perkembangan Jumlah Penduduk Tabanan Tahun 2004-2008 No Kecamatan Jumlah RT Jumlah penduduk Laki-laki Perempuan total 1 2008 112,283 206,712 210,031 416,743 2 2007 110,311 205,343 208,877 414,220 3 2006 105,907 203,394 206,768 410,162 4 2005 103,360 201,046 204,441 405,487 5 2004 100,206 197,122 200,851 397,973 B. Persebaran dan Kepadatan Distribusi penduduk Kabupaten Tabanan dapat dikatakan tidak tersebar secara merata untuk masing-masing kecamatan. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak adalah Kecamatan Kediri dengan 67.348 jiwa, sedangkan Kecamatan Selemadeg merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 20.599 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Tabanan pada Tahun 2008 adalah 500 jiwa/km2. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah di Kecamatan Kediri dengan tingkat kepadatan sebesar 1.256 jiwa/km2, sedangkan Kecamatan Selemadeg Barat memiliki tingkat kepadatan terendah dengan 182 jiwa/km2 (Tabel 2.5). Tabel 2.5 Luas wilayah, Kepadatan, Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 21 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan No Kecamatan Luas wilayah (km2) Jumlah penduduk (jiwa) Kepadatan ( jiwa/km2) 1 Kediri 53.6 67348 1256.49 2 Tabanan 51.4 60781 1182.51 3 Marga 44.79 42995 959.92 4 Kerambitan 42.39 39217 925.15 5 Baturiti 99.17 50119 505.38 6 54.78 24049 439.01 7 Selemadeg Timur Selemadeg 52.05 20599 395.75 8 Penebel 141.98 49344 347.54 9 Pupuan 179.02 40411 225.73 Selemadeg Barat 120.15 21880 182.11 10 Sumber: BPS Tabanan dalam angka 2009 C. Proyeksi Jumlah Penduduk Berdasarkan perhitungan proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Tabanan yang diperkirakan tumbuh selama kurun waktu perencanaan, yaitu 20 tahun, maka diperoleh perhitungan jumlah penduduk Kabupaten Tabanan pada akhir tahun 2030 sebanyak 589.851 jiwa. Berdasarkan hasil perhitungan dengan formula yang sama diperoleh angka jumlah penduduk pada lima tahun pertama (tahun 2015) sebanyak 461.047 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk pada lima tahun kedua (tahun 2020) sebanyak 490.317 jiwa. Jumlah penduduk pada lima tahun ketiga (tahun 2025) sebanyak 540.739 jiwa (Tabel 2.6). Berdasarkan perhitungan proyeksi yang sama diperoleh angka yang menunjukkan besarnya jumlah pertambahan penduduk per lima tahunan. Pada lima tahun pertama (tahun 2015) terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 44.304 jiwa. Sedangkan pada lima tahun kedua (tahun 2020) terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 22.246 jiwa. Pada lima tahun ketiga terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 34.543 jiwa. Sedangkan pada lima tahun keempat (tahun 2030) terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 39.847 jiwa. Sehingga total pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Tabanan selama kurun waktu perencanaan, yaitu 20 tahun, sebanyak 173.108 jiwa. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh gambaran bahwa jumlah pertambahan penduduk Tabanan yang terbanyak terjadi pada lima tahun pertama (tahun 2008-2015), yaitu sebanyak 44.304 jiwa. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 22 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Tabel 2.6 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Tabanan Tahun 2010 - 2030 eksisting No. Kecamatan 2008 Proyeksi Penduduk (Jiwa) 2015 2020 2025 2030 1 Selemadeg 20.599 20.650 20.679 20.723 20.760 2 Kerambitan 39.217 42.553 44.586 47.818 50.689 147.635 3 Tabanan 60.781 80.612 94.728 120.668 4 Kediri 67.348 73.864 77.867 84.281 90.029 5 Marga 42.995 46.276 48.262 51.402 54.175 6 Baturiti 50.119 58.154 63.311 71.918 79.976 7 Penebel 49.344 49.685 49.881 50.176 50.423 8 Pupuan 40.411 43.209 44.895 47.547 49.876 9 Selemadeg Barat 21.880 21.934 21.965 22.012 22.051 10 Selemadeg Timur 24.049 24.109 24.143 24.194 24.237 416.743 461.047 490.317 540.739 589.851 Jumlah Sumber : RTRW Kabupaten Tabanan 2010-2030 2.4 KONDISI SOSIAL MASYARAKAT Untuk mengetahui proporsi dan jumlah penduduk miskin, tersedia dua sumber, yaitu persentase penduduk miskin dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilaksanakan setiap tiga tahun, dan jumlah rumah tangga miskin yang pendataannya dilaksanakan oleh Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan Desa bekerjasama dengan BPS pada setiap tahun dalam rangka penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) oleh pemerintah pusat. Kedua jenis data tersebut berbeda dalam beberapa hal. Pertama, data SUSENAS adalah hasil survei, tanpa nama dan tanpa alamat. Tujuannya untuk memantau persen penduduk miskin setiap 3 tahun. Alat ukurnya juga berbeda, yaitu pola komsusi masyarakat, yang kemudian disimpulkan menjadi kilokalori. Bila komsumsi per orang dibawah 2100 kilokalori per hari maka dikategorikan sebagai penduduk miskin. Dari 8 Tujuan Milenium Development Goals, komponen pertama adalah; menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. Target secara nasional pencapaian MDGs poin pertama adalah : menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah US$1 per hari menjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015. Untuk mendukung target tersebut, maka ditetapkan dua indikator target yaitu : 1) Penurunan persentase penduduk dengan pendapatan di bawah US$1 (PPP) per hari. 2) Penurunan persentase penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah garis kemiskinan nasional. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 23 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Nasional menargetkan pencapain MDGs pada tahun 2015. Kabupaten Tabanan wajib menargetkan pada tahun 2015 juga. Oleh karena itu, Hasil pengentasan kemiskinan di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada Tabel 2.7. Tabel 2.7 Hasil Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Tabanan NO. Jenis data Satuan 2005 2006 2007 2008 1 Jumlah keluarga (mengacu KK) klg 2 Jumlah Rumah Tangga RT 105,04 101,15 102,99 103,41 3 Jumlah penduduk miskin Jiwa (Ribu) 37,20 31,80 30,20 28,52 103.360,00 105.907,00 110.311,00 119.263,00 Salah satu yang menjadi pertimbangan dalam penetapan kampung kumuh adalah akses terhadap sarana air bersih dan sanitasi. Berdasarkan data Prasarana dan Sarana dasar Pekerjaan Umum Prov Bali Tahun 2007, daerah kumuh di Kabupaten tabanan dapat dilihat pada Tabel 2.8. Tabel 2.8 Daerah Kumuh di Kabupaten Tabanan Daerah Kumuh No 1 Kecamatan Tabanan Desa Keterangan Desa Dauh Peken Kumuh Perkotaan Desa Delod Peken Kumuh Perkotaan Desa Kediri Kumuh Perkotaan 2 Kediri Desa Abian Tuwung Kumuh Transisi 3 Kerambitan Desa Kerambitan Kumuh Transisi 4 Pupuan Desa Pupuan Kumuh Perdesaan 5 Selemadeg Desa Bajera Kumuh Perdesaan 6 Selamadeg Barat Desa Lalang linggah Kumuh Perdesaan 7 Selamadeg Timur Desa Megati Kumuh Perdesaan 8 Penebel Desa Penebel Kumuh Transisi 9 Marga Desa Marga Kumuh Perkotaan Sumber: Data Prasarana dan Sarana Dasar Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali Tahun 2007 Kabupaten Tabanan berpenduduk mayoritas Hindu, namun penduduk beragama lain juga tergolong cukup banyak. Hal ini memberikan keragaman pada kehidupan social kemasyarakatan di Kabupaten Tabanan. Jika dilihat dari fasilitas peribadatan, berdasarkan data Kabupaten tabanan dalam angka 2009, jumlah rumah ibadah LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 24 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan dikabupaten tabanan adalah Pura sejumlah 1.163 buah, Mesjid sejumlah 45 buah, Wihara sejumlah 2 buah, dan Gereja sejumlah 15 buah. Tempat ibadah tersebut tersebar di seluruh kabupaten. 2.5 KONDISI KESEHATAN Pada tahun 2008 secara umum gambaran sarana kesehatan di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada Tabel 2.9. Tabel 2.9 Jumlah Prasarana Kesehatan Di Kabupaten Tabanan Jumlah Kecamatan Puskesma desa RS Puskesmas Pustu Keliling Posyandu 1. Selemadeg 10 - 1 4 2 57 2. Kerambitan 15 - 2 9 3 90 3. Tabanan 12 1 3 5 5 86 4. Kediri 15 - 3 8 3 109 5. Marga 15 - 2 6 2 70 6. Baturiti 12 - 2 8 2 65 7. Penebel 18 - 2 13 2 130 8. Pupuan 13 - 2 10 2 65 9. Selemd. Barat 11 - 1 6 1 72 10. Selemd Timur 10 2 7 2 71 20 76 24 815 Jumlah/Total : 131 1 Sumber: BPS, Tabanan dalam angka 2009 Sementara itu, 5 kejadian penyakit yang paling banyak terjadi pada tahun 2008 berdasarkan Tabanan dalam angka 2009 adalah: 1. Single spontaneous delivery unspecified 12.48% 2. Dongue haermorrhogic fever 11.66% 3. Diare 7.66% 4. Hipertensi 6.79% 5. Typhoid 5.54 % LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 25 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Gambar 2.6 Peta Sebaran Prasarana Umum LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 26 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan 2.6 KONDISI EKONOMI Kondisi makro ekonomi Kabupaten Tabanan selama kurun waktu empat tahun terakhir yaitu dari tahun 2005 sampai dengan 2008, bila dilihat dari indikator angka pertumbuhan ekonomi menunjukkan kecenderungan perkembangan yang berfluktuasi. Pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,96% turun menjadi 5,25 % pada tahun 2006, dan kemudian naik menjadi 5,76% pada tahun 2007. Pada tahun 2008 kembali turun tinggal 5,22%, pada tahun 2009 meningkat lagi menjadi 5,44%. Terjadinya penurunan angka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2006 dipengaruhi oleh peristiwa tragedi Bom Kuta-Jimbaran yang terjadi pada bulan Oktober 2005. Dilihat dari kontribusi terhadap PDRB, Sektor yang cukup kuat dan tetap memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kabupaten Tabanan adalah sektor pertanian dalam arti luas. Sektor ini memiliki porsi rata-rata 39,82% (tahun 2005-2007) dari PDRB Kabupaten Tabanan. Namun, kecendrungan pertumbuhan sub sektor tersebut semakin menurun yang tercermin dari laju pertumbuhannya mengalami penurunan dari 5,51% pada tahun 2005 menjadi 3,70% pada tahun 2006 dan 4,02% pada tahun 2007. Perkembangan sektor pertanian belum diikuti oleh berkembangnya industri pengolahan berbahan baku hasil pertanian yang ditunjukkan oleh masih rendahnya pertumbuhan industri pengolahan yaitu dari 6,55% pada tahun 2005 menjadi 6,66% pada tahun 2007. Investasi pembangunan, secara umum juga mengalami perkembangan yang berfluktuasi, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta/masyarakat. Pada tahun 2005 investasi pembangunan sebesar $ 3.025.000 pada tahun 2006 meningkat menjadi $ 6.830.000 Tahun 2007 sebesar $ 3.555.000 dan Tahun 2008 sebesar $ 1.550.000. Tingkat inflasi, menunjukkan angka yang berpluktuasi dari 11,31% (berdasarkan indek harga konsumen) pada tahun 2005, turun menjadi 4,30% pada tahun 2006. Pada tahun 2007 kembali naik menjadi 5,91% Tahun 2008 turun lagi menjadi 5,36%. Tahun 2009 akhir, inflasi dapat ditekan lagi menjadi 3,00% merupakan inflasi yang terendah selama lima tahun terakhir. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 27 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Tabel 2.10 PDRB Kabupaten Tabanan Atas Dasar Harga berlaku 2005-2008 (jutaan rupiah) Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 1 2 3 4 5 1.009.311,24 1.090.072,61 1.220.499,80 1.363.356,49 1.1 Tanaman Bahan Makanan 624.465,50 664.504,63 744.452,94 817.535,49 1.2 Tanaman Perkebunan 135,272,90 148.919,80 166.674,31 180.956,29 235m210,90 260.957,33 290.923,98 343.524,79 1. Pertanian 1.3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 1.4 Kehutanan 133,16 147,43 164,69 195,41 14.228,78 15.543,42 18.283,88 21.144,51 9.094,31 11.078,37 12.898,55 16.299,76 184.971,97 204.018,43 232.442,02 280.995,64 23.771,52 28.213,85 32.915,67 42.076,15 5. Bangunan 101.475,14 118.721,50 136.175,95 168.394,16 6. Perdagangan, Hotel & Restauran 630.907,67 691.598,66 770.246,49 894.732,04 7. Pengangkutan dan Komunikasi 150.815,46 170.833,08 187.452,72 232.531,72 140.734,34 159.087,03 173.269,63 215.182,27 10.081,13 11.746,05 14.183,09 17.349,45 156.651,66 186.613,12 215.797,79 277.370,80 529.749,45 586.030,83 655.336,28 764.476,13 2.796.748,42 3.087.180,45 3.463.765,28 4.040.232,90 1.5 Perikanan 2. Penggalian 3. Industri 4. Listrik & Air Minum 7.1 Pengangkutan 7.2 Komunikasi 8. Perbankan & Lembaga KeuanganLainnya 9. Jasa-jasa Product Domestik Regional Bruto Sumber : BPS Kabupaten Tabanan, Tahun 2009 Tabel 2.11 Pertumbuhan Ekonomi Makro 2005-2009 NO. 1 Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan PDRB 2 Laju inflasi provinsi/Kota Denpasar 3 Indeks Gini 4 Pemerataan Pendapatan versi Bank Dunia Sat 2005 2006 2007 2008 2009 % 5,96 5,25 5,76 5,22 5,44 % 11,31 4,30 5,91 9,36 3,00 0,23 0,26 0,25 0,24 0,26 25,18 24,20 24,68 25,13 24,42 % Dampak dari peningkatan ekonomi Kabupaten Tabanan, seperti pada Tabel 2.11, menyebabkan penerimaan daerah terus meningkat. Penerimaan Kabupaten Tabanan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 penerimaan sebesar Rp 532.931.278.383, tahun 2008 mencapai Rp 616.421.961.907, tahun 2009 mencapai Rp 540,824,254,884,00 tahun 2008 Rp. 579,384,376,920,00 tahun LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 2009 mencapai Rp. 28 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan 678.404.282.267,00 dan tahun 2010 sebesar Rp.774.180.534.187,00. Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2007 mencapai Rp 45,346,533,000 kemudian tahun 2008 naik mencapai 51,063,584,890. Selanjutnya pada tahun 2009 meningkat lagi menjadi Rp 85,438,908,599,00 dan tahun 2010 PAD Kabupaten Tabanan mencapai Rp 107,836,347,719,00. Perkembangan APBD Perkembangan APBD Kabupaten tabanan secara garis besar disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 2.12 Realisasi APBD Kabupaten Tabanan 2006-2009 Nomor Urut 1 1.1 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.2 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 Jumlah (Rp) Uraian PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Pendapatan Hibah Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 2 BELANJA 2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.1.1 Realisasi 2007 Realisasi 2008 Realisasi 2009 343.435.866.953 Realisasi 2006 464.198.531.184,00 616.421.961.906,59 681.221.063.366,60 42.403.134.567,00 43.925.725.797,16 51.063.584.889,92 93.444.553.146,30 13.066.593.955,00 12.251270.768,00 16.664.020.480,96 20.897.150.425,03 24.456.165.358,00 25.242.455.940,76 . 27.071.474.342,00 15.143.387.702,91 2.562.466.140,00 3.165.818.786,04 3,688,172,412.54 2.317.909.114,00 3.266.180.302,36 285.936.640.335,00 417.527.932.096,22 21.254.896.835,00 18.196.750.600,00 212.991.000.000,00 13.040.000.000,00 333.754.000.000,00 26.850.000.000,00 53.167.721.553,35 513.030.256.843,00 23.007.760.000 32.360.787.843,00 416.172.072.000 55.364.000.000,00 424.281.469.000,00 56.388.000.000,00 70.814.545.016,67 74.746.253.377,30 0,00 2.143.000.000,00 10.991.847.600,00 11.847.975.000,00 14.050.720.000,00 0,00 32.834.567.000,00 44.824.676.000,00 38.650.743.500,00 38.727.181.496,22 26.988.130.416,67 18.073.602.377,30 325.077.922.790,91 457.490.466.457,31 700.756.936.832,71 506.736.692.302,57 Belanja Pegawai 182.190.006.733,00 2.1.2 3.639.917.654,42 4.236.293.465,01 Belanja Bunga LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 240.390.839.448,44 365.708.932.703,33 430.101.423.362,29 337.110.848,78 243.936.994,28 29 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan 2.1.4 Belanja Hibah 2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 2.1.6 Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa 2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten /Kota dan Pemerintahan Desa 2.1.8 Belanja Tidak Terduga 2.2 BELANJA LANGSUNG 2.2.1 Belanja Pegawai 2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 2.2.3 Balanja Modal SURPLUS/DEFISIT 3 PEMBIAYAAN 3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 3.1.1. Sisa Lebih Perhitungsn Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 47.340.282.000,00 6.934.884.000,00 7.454.027.865,00 1.337.544.234,00 1.329.944.571,00 34.553.647.331,95 35.583.513.678,00 2.982.047.000,00 1.449.187.400,00 418.385.279,00 396.383.000,00 76,701,585,404.00 117,646,396,075.00 19,048,623,834.00 14,417,164,398.00 16.903.672.400,00 16.765.623.568,00 43,973,593,631.00 52,858,176,646.00 105.448.575.931,02 99.865.109.063,14 13,679,367,939.00 50,371,055,031.00 64.749.574.982,00 77.334.811.899,00 18.357.944.162 6.708.064.727 (19.535.873.466,11) 5.384.170.370,24 13.071.357.700,94 57.043.805.823,19 5.384.170.370,24 13.017.357.700,94 50.543.805.823,19 0,00 0,00 6.500.000.000,00 193.965.544.530,14 3.1.2 Penerimaan Daerah 3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 10.724.756.831,12 4.061.035.281,18 78.035.294,12 Pembayaran Hutang 10.724.756.831,12 4.061.035.281,18 78.035.294,12 (5.340.586.460,88) 8.956.322.419,76 56.965.770.529,07 13.017.357.700,94 15.664.387,146,83 37.484.597.062,96 3.2.1 Pinjaman 47.077.621.800,00 Pokok PEMBIAYAAN NETTO SISA LEBIH PEMBIAYAN ANGGARAN (SILPA) Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Aparat Pemerintah 2006-2009 Dari kondisi yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan daerah Kabupaten Tabanan masih mengandalkan pendapatan dari dana perimbangan pemerintah pusat, terutama dari Dana Alokasi Umum Daerah. Namun demikian Pemerintah Kabupaten Tabanan tetap berupaya untuk semakin meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 30 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Kabupaten Tabanan, telah dilakukan melalui upaya pengelolaan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan. Intensifikasi pengelolaan pendapatan Daerah di Kabupaten Tabanan dilakukan dengan kegiatan penekanan pada penagihan pajak dan retrebusi, baik dalam bentuk pemungutan pajak dan retribusi terhutang pada Tahun berjalan, serta tunggakan Tahun yang lalu. Sedangkan dari segi ekstensifikasi, yakni upaya penambahan jenis pajak dan retribusi di Kabupaten Tabanan belum dapat dilaksanakan, karena potensi untuk itu belum ada. Namun demikian upaya ekstensifikasi pengelolaan pendapatan daerah yang dapat dilakukan adalah mengungkap obyek dan wajib pajak yang belum terdata dan melakukan pembaharuan terhadap data obyek pajak dan wajib pajak secara periodik dan berkelanjutan. Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Penerimaan pembiayaan daerah dalam 3 tahun terakhir bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA), sedangkan pengeluaran pembiayaan digunakan untuk penyertaan modal pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali, dan pembayaran pokok utang. Porsi pembelanjaan terbesar dua tahun terakhir berada pada belanja tidak langsung dengan rata-rata sebesar 82,3 % dari total belanja daerah. Apabila terjadi defisit anggaran, maka kebijakan pembiayaan daerah adalah sebagai berikut: 1. Dibiayai dari sisa anggaran tahun lalu 2. melakukan pinjaman daerah 3. Upaya-upaya lain atas dasar kajian yang matang dan peraturan perundangan yang berlaku. 2.7 VISI DAN MISI KABUPATEN TABANAN Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tabanan 2005-2010 visi dan misi Tabanan adalah sbb: A. Visi Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Tabanan adalah “Terwujudnya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Tabanan melalui Pembangunan yang Berkelanjutan, Berwawasan Budaya dan Lingkungan yang menitikberatkan pada Pertanian Dalam Arti Luas dan Bersinergi dengan Pariwisata”. B. Misi LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 31 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, ditetapkan 5 (lima) Misi Pembangunan Daerah, yakni sebagai berikut : 1. Mewujudkan masyarakat Tabanan yang sehat, cerdas dan religius. 2. Mewujudkan ekonomi kerakyatan yang handal dengan tetap menjaga keseimbangan sumber daya alam (SDA). 3. Melestarikan dan mengembangkan budaya daerah. 4. Mewujudkan pertanian tangguh, yang memiliki daya saing komparatif dan kompetitif. 5. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik (Good Governance). 2.8 INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang dijabarkan menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 sebagai perubahan pertama Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, maka terjadi pemantapan kewenangan daerah. Kewenangan Pemerintah Kabupaten Tabanan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 disebut dengan istilah urusan. Urusan Daerah Kabupaten meliputi berbagai aspek seperti: (1) Urusan Wajib dan (2) Urusan Pilihan. Terkait dengan hal tersebut, untuk melaksanakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Tabanan dibentuk Struktur Organisasi Perangkat derah berdasarkan pada Perda Nomor 3 Tahun 2008. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 32 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan BUPATI WAKIL BUPATI DPRD SEKRETARIS DAERAH STAF INSPEKTORAT BAPPEDA AHLI (Unsur Pengawas) (Unsur Perencana) LEMBAGA LAIN(Pelaks. Per.UU) LTD(Unsur DINAS DAERAH(Unsur Penunjang) SET DPPRD(Unsur Pelayanan) Pelaksana) KECAMATAN Keterangan : Garis Komando Garis Pertanggungjawaban Garis Koordinasi Sumber : Diolah dari Perda Kab. Tabanan 03 tahun 2008 Gambar 2.7 Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan Berikut ini bagan struktur organisasi SKPD-SKPD di Kabupaten Tabanan yang membidangi atau terkait kegiatan sanitasi. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 33 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 34 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 35 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 36 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan 2.9 TINJAUAN TATA RUANG DAN KEBIJAKAN RTRW KABUPATEN TABANAN 2.9.1 TINJAUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN TABANAN Sesuai dengan Rancangan RTRW Kabupaten tabanan 2010-2030 yang sedang direncanakan saat ini di Bappeda, RTRW kabupaten tabanan terbagi atas beberapa rencana pengembangan. A. Rencana Pengembangan Fungsi Wilayah Kabupaten Rencana pengembangan fungsi wilayah kabupaten bertujuan untuk memberikan arahan umum rencana tata ruang wilayah di Kabupaten Tabanan. Berikut merupakan rencana pengembangan fungsi wilayah Kabupaten Tabanan : a. Sebagai salah satu pusat pelayanan Kawasan Perkotaan Denpasar-Badung-GianyarTabanan (Sarbagita) yang berfungsi sebagai PKN; b. Sebagai pusat pertumbuhan wilayah propinsi yang mendukung perkembangan sektor pertanian, perkebunan dan pariwisata; c. Mengendalikan kawasan lindung dengan tetap mempertahankan fungsi lindungnya; d. Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi kawasan permukiman dan perkotaan; e. Menetapkan lahan sawah abadi untuk sawah beririgasi teknis yang memiliki view menarik untuk mempertahankan Tabanan sebagai ikon ”lumbung beras Provinsi Bali”; f. Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif yang tidak terkendali (urban sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi); g. Meningkatkan aksesibilitas kota kecamatan serta pusat permukiman di Kabupaten; h. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan prasarana wilayah (jalan, persampahan, air bersih, drainase) sesuai standar nasional. B. RENCANA STRUKTUR RUANG a. Keterkaitan Antar Pusat - Pusat Permukiman Rencana pengembangan hierarki pusat-pusat permukiman yang sudah terbentuk juga diarahkan untuk peningkatan dan pemerataan pembangunan perkotaan di seluruh wilayah Kabupaten Tabanan yang penjabarannya adalah sebagai berikut : Meningkatkan jumlah dan kelengkapan fasilitas pendukung pada pusat-pusat permukiman, yaitu pusat-pusat permukiman yang berstatus ibukota Kecamatan. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan perkotaan untuk mengurangi tingkat migrasi keluar (outmigration. b. Kebijakan Pengembangan Pusat - pusat Permukiman LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 37 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Pola pengembangan pusat-pusat permukiman ini dimaksudkan bersifat antisipatif terhadap kecenderungan perkembangan yang diperkirakan akan berlangsung pada pusat-pusat permukiman yang menonjol. Kecenderungan perkembangan ini meliputi pusat-pusat permukiman yang pertumbuhan penduduknya tinggi dan pusat-pusat permukiman yang pertumbuhan penduduknya tinggi dan pusat-pusat permukiman yang tidak tumbuh (pertumbuhan negatif). Perincian pusat-pusat permukiman yang perlu dipersiapkan kebutuhan fasilitas dan utilitas di masa mendatang dan dipacu perkembangannya adalah : Perkembangan tinggi : Tabanan dan Kediri. Pertumbuhan rendah : Pusat-pusat pertumbuhan lokal kota Bajera, Penebel Kerambitan, Marga, Pupuan, Pacung - Baturiti. Implikasi dari pertumbuhan pusat-pusat permukiman adalah meningkatkan fungsi dan peran kota dalam bentuk struktur kota. Rencana pengembangan pusat-pusat diarahkan untuk meningkatkan dan pemerataan pembangunan perkotaan di seluruh wilayah Kabupaten Tabanan. Sehubungan dengan adanya identifikasi potensi dan kendala yang telah dipadukan dengan visi dan misi pembangunan kabupaten Tabanan, maka untuk lebih memantapkan struktur ruang kawasan ditetapkan : 1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) : Kota Tabanan dan Kota Kediri 2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kecamatan Tabanan sebagai Ibukota Kabupaten 3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK).Kecamatan Kediri, Marga, Baturiti, Penebel, Kerambitan, Selemadeg Timur, Selemadeg, Selemadeg Barat, dan Kecamatan Pupuan. 4. Pusat Pelayanan Kawasan Promosi (PPKp) ditetapkan pada kawasan yang mempunyai potensi untuk terus berkembang. 5. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi melayani kegiatan skala antar desa. c. Rencana Sistem Kawasan Perkotaan dan Pedesaan Sistem pusat-pusat permukiman yang ada adalah sebagai akibat dari perkembangan pembangunan baik pembangunan sosial, ekonomi, budaya, transportasi dan lain-lainnya serta dapat dikaji dari pembangunan. Arahan pengembangan sistem pusat pusat permukiman perdesaan dan perkotaan adalah untuk meningkatkan masyarakat perdesaan dan perkotaan melalui pembangunan permukiman. Pola sistem permukiman dalam kajian ini merupakan gambaran pola eksisting akan menjadi dasar bagi kepentingan pembentukan sistem “pusat pelayanan”. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 38 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan C. RENCANA POLA RUANG Pola Ruang didefinisikan sebagai suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendallian pemanfaatan ruang. Aplikasi dari rencana pola ruang kawasan diterapkan dalam fungsi-fungsi ruang yang lebih detail, yang secara garis besar terbagi atas kelompok fungsi kawasan lindung (non budidaya) dan kelompok fungsi kawasan budidaya. Kawasan Lindung didefinisikan sebagai kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. a. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung Pemantapan kawasan lindung adalah penentuan batas-batas dan luas kawasan yang diidentifikasikan sesuai untuk direkomendasikan sebagai kawasan lindung. Pengelompokkan kawasan-kawasan yang termasuk dalam pengelolaan kawasan lindung diuraikan sebagai berikut : 1. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya, terdiri atas: 2. Kawasan Perlindungan Setempat, terdiri atas : 3. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya : 4. Kawasan Rawan Bencana, seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, longsor dan lain-lainnya. Rencana penetapan luas kawasan lindung di Kabupaten Tabanan adalah seluas 22.212,45 Ha dari total luas Kabupaten Tabanan, atau setara dengan 26,46% dari total luas Kabupaten Tabanan. Tabel 2.13 Luasan Kawasan Lindung di Kabupaten Tabanan tahun 2007 No Kecamatan Luas Perlindungan LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan 39 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Wilayah Kecamatan ( Ha ) Kawasan Bawahnya Sempadan Pantai Sempadan Sungai Sempadan Jurang Kawasan Mata Air Kawasan Suaka Alam Cagar Budaya rawan Bencana Erosi/Abrasi ( Ha ) ( Ha ) ( Ha ) ( Ha ) ( Ha ) ( Ha ) - - - - - - - - - - 519,53 6,00 - - - - 529,97 3,00 - - - - - 533,48 10,00 ( Ha ) 1 Selemadeg 5.205 2 Kerambitan 4.239 3 Tabanan 5.14 4 Kediri 5.36 5 Marga 4.479 540,53 - - - - 533,48 - 6 Baturiti 9.917 3.206,84 - - - - 540,53 - 7 Penebel 14.198 3.669,76 - - - - 545,44 - 8 Pupuan 17.902 3.809,52 - - - - 559,52 - 9 Selemadeg Barat 12.015 2.811,83 - - - - 565,80 10 Selemadeg Timur 5.478 567,32 - - - - 567,32 83.933 15.791,39 92,75 1,030 JUMLAH 1.145,08 40,50 345,00 8,22 31,00 - 4.895,09 50,00 Sumber : Rencana b. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya 1. Kawasan hutan lindung, meliputi : Kawasan hutan lindung mutlak, yaitu kawasan yang ditetapkan untuk menjaga dan melindungi, keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam (tanah dan air) dan sumber daya buatan yang bersifat mutlak. Kawasan hutan lindung terbatas yaitu kawasan yang ditetapkan untuk menjaga dan melindungi keseimbangan dan kelestarian sumber daya yang bersifat terbatas. 2. Kawasan lindung lainnya yaitu wilayah yang mempunyai ketinggian diatas permukaan laut 1000 meter atau lebih wilayah kepulauan yang mempunyai ketinggian di atas 2/3 dari titik tertinggi pulau itu. 3. Kawasan resapan air yaitu kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air (akuifer) yang berguna bagi sumber air. Curah hujan dengan insensitas tinggi dan atau Struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air secara besar - besaran. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 40 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Berdasarkan analisa yang dilakukan maka ditetapkan luas area bagi kawasan yang memberikan perlindungan bawahnya sebesar 15.791,39 Ha atau setara dengan 18,814 % dari total luas Kabupaten Tabanan. Adapun kebijaksanaan pemanfaatan ruang di kawasan untuk mencegah terjadinya bencana dan menjaga kelestarian kawasan meliputi : Pemantapan kawasan lindung berdasarkan Keppres 32 tahun 1990. Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada secara ketat dengan tetap memperhatikan kondisi sosial ekonomi. Pengembalian fungsi hidro-orologi kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan (rehabiliasi dan konservasi). Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya baru, kecuali kegiatan yang tidak mengganggu fungsi lindung. c. Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan perlindungan setempat yang terdapat di Kabupaten Tabanan terdiri dari : Kawasan radius kesucian pura, Kawasan suci, Kawasan sekitar mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan fungsi mata air, Sempadan sungai yaitu kawasan sepanjang kiri - kanan sungai / saluran irigasi yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai, Kawasan sekitar danau / waduk, Kawasan sekitar rawa, Sempadan pantai dengan total luas kawasan sempadan pantai ditetapkan seluas 345 Ha atau setara dengan 0,411% dari total luas Kabupaten Tabanan, dan Sempadan jurang denagn total luas kawasan sempadan jurag yang ada di kabupaten Tabanan ditetapkan seluas 92,75 Ha atau setara dengan 0,111% dari total luas Kabupaten Tabanan. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan maka ditetapkan bahwa luas kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Tabanan seluas 6.371,06 Ha atau setara dengan 7,59% dari total luas kabupaten Tabanan. d. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya 1. Cagar alam dengan kriteria yaitu kawasan yang mempunyai keanekaragaman jenis, tumbuhan ,satwa dan tipe ekosistemnya ; 2. Mempunyai luas dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dengan daerah penyangga yang cukup luas; 3. Suaka margasatwa dengan kriteria kawasan yang merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari suatu jenis satwa yang dilakukan upaya konservasi; LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 41 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan 4. Hutan wisata dengan kriteria kawasan berhutan yang bervegetasi tetap yang memiliki arsitektur bentang alam yang baik dan memiliki akses yang baik untuk keperluan patiwisata. 5. Daerah perlindungan plasma nutfah, dengan kriteria areal yang ditunjuk memiliki jenis plasma nutfah tertentu yang belum terdapat di dalam kawasan konservasi yang telah di tetapkan ; 6. Daerah pengungsian satwa merupakan wilayah kehidupan satwa yang sejak semula menghuni areal tersebut. 7. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya : daerah ini ditetapkan dengan kriteria perairan laut. Perairan darat, wilayah pesisir. Muara sungai,. 8. Kawasan pantai berhutan bakau, daerah ini ditetapkan dengan kriteria jarak minimal 130 kali nilai rata - rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan di ukur dari garis air surut terendah ke arah darat. 9. Taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam ditetapkan dengan kriteria bervegetasi tetap memiliki tumbuhan dan satwa yang beragam, memiliki arsitektur bentang alam yang baik dan memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata. 10. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan ; ditetapkan dengan kriteria tempat dan ruang disekitar bangunan yang bernilai budaya tinggi berumur dan atau mempunyai langgam sekurang - kurangnya 50 tahun, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Luas Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya adalah seluas 4.895,09 Ha atau setara dengan 5,83% dari total luas Kabupaten Tabanan. e. Rencana Kawasan Budidaya Adapun luas kawasan budidaya yang direncanakan di Kabupaten Tabanan adalah seluas ± 61.720,55 Ha (73,54% dari luas wilayah perencanaan). Kegiatan budidaya yang akan dikembangkan dibedakan menurut karakteristiknya dalam memanfaatkan ruang yaitu : • Kawasan pertanian dalam arti luas, pertambangan, perindustrian, permukiman merupakan kegiatan budidaya intensif dalam memanfaatkan ruang. • Kawasan pariwisata (yang berorientasi pada obyek dan daya tarik wisata alam) dapat dipandang sebagai kegiatan yang fleksibel di dalam memanfaatkan ruang sehinga kawasannya dapat saja tumpang tindih/terpadu pada kawasan-kawasan lain. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 42 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan • Perbedaan karakteristik kegiatan budidaya ini perlu menjadi salah satu pertimbangan dalam perumusan kebijakan pengembangan atau pemanfaatan ruang pada tiap kawasan budidaya. • Memberikan arahan pemanfaatan ruang kawasan budidaya secara optimal dan mendukung pembangunan berkelanjutan. • Memberikan arahan untuk menentukan prioritas pemanfaatan ruang antar kegiatan budidaya yang berbeda dalam suatu lokasi. • Memberikan arahan bagi perubahan jenis pemanfaatan ruang dari jenis kegiatan budidaya tertentu kejenis kegiatan lainnya sesuai potensi fisik yang dimiliki. 1. Kawasan Hutan Rakyat Luas hutan rakyat di Propinsi Bali saat ini adalah 8.626,36 Ha, tersebar di berbagai wilayah Kabupaten. Pengembangan hutan rakyat di Bali terutama untuk mendukung kegiatan industri kerajinan rakyat. Dari segi kesesuaian lahan, kawasan penyangga yang sesuai bagi pengembangan hutan produksi adalah lahan dengan ketinggian diatas 500 m dan lahan dengan kelerengan antara 15 – 40 %. Disamping alternatif pengembangan hutan produksi di areal kawasan budidaya, pengembangan lain adalah pengembangan kawasan hutan rakyat. Hutan rakyat sebagai salah satu komponen dari hutan produksi di Bali luasnya relatif kecil,. Luas kawasan hutan produksi di kawasan perencanaan adalah ± 3.577,00 Ha (4,26% dari luas wilayah perencanaan). Lokasi hutan ini tersebar di kecamatan Penebel, Baturiti, Marga, Pupuan, dan Selemadeg. 2. Kawasan Peruntukan Pertanian Permasalahan utama dalam pengembangan lahan sektor pertanian dalam arti luas yang telah dirumuskan oleh pemerintah Kabupaten Tabanan adalah berkurangnya lahan produktif baik lahan sawah maupun lahan kering untuk keperluan pembangunan sub sektor lainnya. Di samping itu berkurangnya kualitas dan kuantitas sumberdaya tanah, air, dan hutan di Kabupaten Tabanan ikut memberikan andil dalam pengembangan pertanian yang dialokasikan untuk pengadaan pangan. Kebijakan kawasan peruntukan pertanian yang dilakukan meliputi : - Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah - Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan Lahan Kering - Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Tahunan/Perkebunan LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 43 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan - Kawasan Peruntukan Peternakan - Kawasan Peruntukan Perikanan 3. Kawasan Pariwisata Konsep pengembangan pariwisata daerah Kabupaten Tabanan tampaknya masih belum dapat dikembangkan menjadi suatu bentuk wisata khusus bagi masing-masing objek wisata yang ada dengan pola pengembangan ekowisata (ecotourism) murni yang memiliki aturan ketat. Upaya pengembangan pariwisata di Kabupaten Tabanan dapat dilakukan dengan arah strategi dan kebijakan sebagai berikut : Meningkatkan kualitas obyek dan daya tarik wisata (ODTW) serta meningkatkan • mutu pelayanan wisata pada ODTW dengan memberdayakan masyarakat, penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana serta keamanan dan keselamatan pengunjung. Meningkatkan pengelolaan ODTW/ODTWK/Kawasan pariwisata dan aset-aset • warisan budaya menjadi obyek dan daya tarik wisata yang atraktif dengan pendekatan profesional, kemitraan swasta, pemerintah dan masyarakat. Berperan aktif dalam menciptakan promosi pariwista yang efektif dengan pendekatan • profesional, kemitraan antara swasta, pemerintah, dan masyarakat dan memperkuat jaringan kelembagaan guna tercipta perluasan pasar pariwisata tidak hanya untuk pasar luar negeri tetapi juga pasar domestik, melalui perluasan jaringan pariwisata antar daerah di luar Kabupaten Tabanan. Meningkatkan peranan sektor pariwisata sebagai wahana pelestarian kekayaan • budaya daerah dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. 4. Kawasan Perindustrian Kebijaksanaan pemanfaatan ruang untuk kawasan perindustrian yang dilakukan hingga akhir tahun perencanaan meliputi : • Peningkatan sebaran industri kerajinan dan industri skala rumah tangga di sekita lingkungan permukiman yang ada. • Khusus untuk wilayah perkotaan, pengembangan kawasan industri diarahkan dengan mempertimbangkan batas wilayah kota, serta acuan dalam peraturan tata ruang yang ada, seperti RUTRK/RDTRK/RTRK yang telah ada. • Dimungkinkan untuk pengembangan industri kecil dan industri sedang untuk pengolahan hasil pertanian dan perkebunan di daerah-daerah sentra pertanian dan perkebunan dengan skala terbatas. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 44 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan 5. Kawasan Pertambangan Arahan kebijakan terkait dengan pengelolaan pertambangan galian C pada kurun waktu perencanaan hingga 20 tahun ke depan adalah : • Membatasi upaya eksploitasi bahan tambang galian C hingga habisnya cadangan yang tersedia akibat peristiwa geologi yang terdiri atas pasir dan batu. • Membatasi kegiatan eksploitasi tambang galian C sampai pada upaya mengembalikan rona awal lahan di tempat galian C tersebut. • Eksploitasi bahan tambang di luar material tambang yang dihasilkan letusan gunung api dapat dilakukan secara terbatas dengan catatan sesuai dengan potensi yang ada serta tetap memperhatikan kondisi kelestarian lingkungan. • Mengawasi secara ketat alokasi lahan pertambangan galian C serta kegiatan pengeboran air bawah tanah. • Membatasi upaya - upaya pengambilan air bawah tanah, terutama pada daerah pantai yang rawan intrusi air laut. 6. Kawasan Permukiman Pengembangan kawasan permukiman disesuaikan dengan hasil analisa sistem kota dan pusat - pusat pertumbuhan di wilayah Kabupaten Tabanan, dimana pengembangan permukiman baru mengacu pada wilayah di sekitar pusat - pusat permukiman yang saat ini diindentifikasikan telah menjadi pusat pengembangan wilayah. Rencana kawasan permukiman meliputi rencana kawasan terbangun yang diperuntukan bagi kegiatan permukiman penduduk baik di perkotaan maupun di perdesaan seluas ± 7.262,41 Ha (8,653% dari luas wilayah perencanaan) yang tersebar di semua kecamatan. Kebijakan pengelolaan pada kawasan permukiman ditempuh melalui : • Pengembangan kawasan terbangun pada lahan yang sesuai dengan kriteria fisik kawasan permukiman, meliputi : kemiringan lereng, ketersediaan mutu dan sumber air bersih, bebas dari potensi banjir dan genangan. • Pembatasan perkembangan kawasan terbangun yang berada atau berbatasan dengan kawasan lindung. • Penetapan sempadan perbatasan antar wilayah kabupaten sekurangkurangnya 50 meter di kiri-kanan garis sempadan perbatasan wilayah, serta berfungsi sebagai ruang terbuka hijau (RTH). • Penetapan jalur hijau antara kawasan permukiman dengan kawasan-kawasan tertentu seperti kawasan pertambangan, industri dan lain-lainnya. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 45 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan • Pengembangan kawasan permukiman perkotaan lebih diarahkan pada kota (pusat permukiman). • Pengembangan pusat perdesaan diutamakan pada desa-desa yang jumlah penduduknya belum mencapai 5.000 jiwa, untuk ditingkatkan menjadi kategori kota desa. f. Penetapan Daerah Rawan Bencana Kawasan rawan bencana yaitu kawasan yang sering dan atau mempunyai potensi bencana alam seperti banjir, gunung meletus, gempa bumi, angin topan dan sebagainya. Kriteria yang diperlukan dalam menentukan kawasan lindung didasarkan pada Keppres No. 57 tahun 1989 tentang pedoman penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan maka ditetapkan luas kawasan rawan bencana berupa bencana erosi dan atau abrasi di Kabupaten Tabanan seluas 50 Ha atau setara dengan 0,060 %. Dengan area sebaran meliputi : a. Kecamatan Kerambitan : 6 Ha b. Kecamatan Tabanan : 3 Ha c. Kecamatan Kediri : 10 Ha d. Kecamatan Selemadeg Barat : 31 Ha D. RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA UMUM a. Rencana Pengembangan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Pembangunan fasilitas bidang perdagangan dan industri di Kabupaten Tabanan dilaksanakan dengan arahan sebagai berikut : • Hingga akhir tahun perencanaan masih perlu ditambahkan 1818 unit warung dengan luas 181.800 m2, 182 unit toko dengan luas 218.400 m2 dan pusat perbelanjaan skala lingkungan yang terdiri dari pasar dan toko sebanyak 14 unit. • Peningkatan kualitas layanan dan fasilitas perdagangan yang ada di pusat-pusat ibukota Kecamatan dan di sekitar jalur transportasi darat. • Perlu pengembangan fasilitas perdagangan eksisiting hingga menjangkau daerahdaerah yang lebih jauh dari jalur tranportasi utama. b. Rencana Sarana Pendidikan Sebagai gambaran jumlah fasilitas sekolah Taman Kanak-kanak (TK) dimana jumlah yang tersedia saat ini hanya 196 unit, masih kurang dibanding kebutuhan yang mencapai 410 unit pada tahun 2007. Hingga lima tahun pertama perencanaan (akhir 2012) kebutuhan sekolah TK mencapai 421 unit, akhir tahun 2017 dibutuhkan 422 unit LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 46 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan sekolahTK, akhir tahun 2022 dibutuhkan 442 unit sekolah TK, dan pada akhir tahun perencanaan (akhir 2027) dibutuhkan 455 unit sekolah TK. Pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Tabanan dilaksanakan dengan arahan sebagai berikut : • Pemerataan sebaran fasilitas pendidikan dengan membangun fasilitas sekolahsekolah baru di sekitar area permukiman dengan basis perhitungan jumlah anak usia sekolah. • Pengembangan fasilitas pendidikan tingkat lanjut (pendidikan tinggi, akademi) di Kabupaten Tabanan. • Pemerataan akses pendidikan hingga ke pelosok wilayah, bersinergi dengan pengembangan jaingan jalan dan fasilitas lain seperti kesehatan, perdagangan jasa, dan sebagainya. c. Rencana Sarana Kesehatan Jumlah fasilitas balai pengobatan yang tersedia perlu ditambah hingga mencapai 152 unit pada akhir tahun 2027. Sementara fasilitas Balia Kesehatan Ibu dan Anak yang harus disediakan hingga akhir tahun perencanaan mencapai 43 unit, demikian pula dengan apotik yang harus disediakan sebanyak 43 unit. Sementara untuk fasilitas puskesmas dan BKIA jumlah yang tersedia telah melebihi angka kebutuhan minimum yang harus disediakan. Pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Tabanan dilaksanakan dengan arahan sebagai berikut : • Hingga akhir tahun perencanaan masih perlu ditambahkan 152 unit Balai Pengobatan, 42 unit BKIA, dan 19 unit apotik. • Khusus untuk Puskesmas jumlah fasilitas yang tersedia telah melebihi jumlah kebutuhan akan fasilitas ini, sehingga tidak perlu penambahan fasilitas Puskesmas. • Pemerataan fasilitas kesehatan seperti posyandu dan puskesmas pembantu hingga ke pelosok-pelosok wilayah d. Rencana Sarana Pelayanan Umum Fasilitas pelayanan umum yang tersedia di Kabupaten Tabanan terdiri dari Pos Hansip, Balai Pertemuan, Parkir Umum, MCK, kantor Lingkungan, Pos Polisi, kantor Pos Pembantu dan Pos PMK. Hingga saat ini tidak tersedia data yang menunjukkan fasilitas pelayanan umum yang tersedia di Kabupaten Tabanan. Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pengembangan fasilitas pelayanan umum di Kabupaten Tabanan adalah LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 47 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan jumlah fasilitas yang masih kurang, serta tingkat persebaran fasilitas yang kurang merata di semua wilayah perencanaan. Pembangunan fasilitas pelayanan umum di Kabupaten Tabanan dilaksanakan dengan arahan sebagai berikut : • Hingga akhir tahun perencanaan jumlah fasilitas pelayanan umum yang tersedia masih perlu ditambah. • Perlu pemerataan penyebaran fasilitas pelayanan umum hingga ke tingkat perkotaan di wilayah kecamatan. e. Rencana Fasilitas Kebudayaan dan Rekreasi Pembangunan fasilitas kebudayaan dan rekreasi di Kabupaten Tabanan dilaksanakan dengan arahan sebagai berikut : • Hingga akhir tahun perencanaan jumlah fasilitas kebudayaan dan rekreasi yang tersedia masih perlu ditambah, dengan rincian untuk fasilitas balai pertemuan perlu ditambah 182 unit dengan luas total 54.600 m2 sedangkan fasilitas gedung serbaguna dan gedung bioskop perlu ditambah 14 unit dengan luas total 42.000 m2. • Keberadaan fasilitas kebudayaan dan rekreasi yang ada perlu pemerataan penyebaran hingga ke tingkat perkotaan di wilayah kecamatan hingga desadesa. f. Rencana Pengembangan Fasilitas Olahraga dan Ruang Terbuka Pembangunan fasilitas olahraga dan daerah terbuka di Kabupaten Tabanan dilaksanakan dengan arahan sebagai berikut : • Hingga akhir tahun perencanaan jumlah fasilitas olahaga dan daerah terbuka yang tersedia masih perlu ditambah, dengan rincian untuk fasilitas taman bermain perlu ditambah 1818 unit dengan luas total 454.500 m2 sedangkan fasilitas taman sekaligus tempat bermain yang harus disediakan perlu ditambah 182 unit dengan luas total 227.500 m2. Sedangkan fasilitas taman yang menyatu dengan lapangan olahraga dan tempat bermain yang dibutuhkan sebanyak 14 unit dengan luas total 126.000 m2. • Keberadaan fasilitas kebudayaan dan rekreasi yang ada perlu pemerataan penyebaran hingga ke tingkat ibukota kecamatan hingga desa-desa. • Perlunya meningkatkan kelengkapan fasilitas olahraga dan daerah terbuka serta menjaga agar tidak terjadi peralihan fungsi lahan menjadi fungsi terbangun. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 48 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan g. Rencana Pengembangan Perumahan pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Tabanan dilaksanakan dengan arahan pengembangan sebagai berikut : • Pengembangan kawasan permukiman dibuat dengan berlandaskan konsepsi Tri Hita Karana. • Pengembangan kawasan permukiman diupayakan dapat berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial, ekonomi, budaya, jasa dan pusat pemerintahan, untuk kawasan permukiman dan daerah sekitarnya. • Pengembangan permukiman dalam suatu sistem sesuai dengan fungsi dan hierarkinya yang saling memperkuat dalam kesatuan wilayah Kabupaten. • Pengembangan kawasan permukiman dengan pertimbangan optimasi lahan dengan pengembangan rumah susun. • Pengembangan permukiman yang didasarkan atas sistem permukiman, jaringan prasarana dan kawasan di sekitarnya agar dapat saling memperkuat. • Menghindari pengunaan lahan produktif dan beririgasi teknis sebagai lahan pengembangan permukiman, serta pembangunan berskala besar dalam optimasi peruntukan lahan. • Menghindari dan membatasi pembangunan perumahan dan permukiman skala besar. • Pengembangan permukiman perdesaan dan perkotaan agar dapat menjadi pusat kegiatan usaha dan kegiatan pelestarian lingkungan hidup. • Pengembangan permukiman agar disesuaikan dengan peraturan tata bangunan agar dapat mewujudkan pembangunan permukiman yang sesuai dengan daya dukung, harmonis, dan serasi sehingga membentuk tata lingkungan yang harmonis. E. RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA WILAYAH a. Rencana Prasarana Air Bersih Arahan dan strategi bagi pengembangan sistem air bersih di Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut : • Peningkatan kapasitas produksi fasilitas insatalasi pengolah air minum yang ada saat ini dengan jalan mengembangkan dan mengoptimalkan sumbersumber air minum baru yang potensial di Kabupaten Tabanan. • Mengupayakan alternatif teknik pengolahan air bersih dengan tujuan mengurangi biaya operasional. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 49 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan • Pemerataan jaringan air bersih hingga ke wilayah desa-desa yang belum terlayani air bersih. b. Rencana Pengelolaan Air Limbah Sistem drainase kota erat kaitannya dengan sistem pembuangan dan penyaluran air buangan serta air bekas pakai. Adapun air buangan yang harus diolah adalah air bekas yang berasal dari : - Perumahan 70% dari standar kebutuhan air bersih - Fasilitas sosial 60% dari standar kebutuhan air bersih - Fasilitas industri 60% dari standar kebutuhan air bersih - Kebocoran 100 dari standart kebutuhan air bersih - Cadangan air bersih 60% - nya yang terbuang Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh jumlah volume air buangan yang harus ditampung oleh sistem drainase yang ada di Kabupaten Tabanan pad a tahun 2006 adalah 51.680.412 liter. Sedangkan volume air buangan yang harus ditampung oleh sistem drainase Kabupaten Tabanan pada akhir tahun perencanaan (tahun 2027) adalah 57.254.133 liter atau setara dengan 57.254 m3. 2.9.2 KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN TABANAN A. Strategi Pembangunan di Bidang Tata Ruang Menyempurnakan kebijakan tata ruang dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang serasi, seimbang dan selaras dan terkoordinasi dalam mengalokasikan pemanfaatan ruang. B. Strategi Pengembangan Ekonomi Wilayah Strategi pengembangan ekonomi yang seharusnya dilakukan adalah: 1. Pembagian wilayah pembangunan tidak hanya berdasarkan pendekatan fisik dan administratif saja tetapi juga berdasarkan pendekatan ekonomi kawasan. 2. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru yang memiliki potensi dan kemungkinan pengembangannya mampu melayani wilayah. 3. Menyeimbangkan pertumbuhan perekonomian wilayah dengan menyebarkan lahan investasi sesuai dengan potensi yang. 4. Meningkatkan diversifikasi industri pengolahan khususnya pada sub sektor industri kayu. 5. Meningkatkan intensifikasi pertanian dan mempercepat penyediaan kesempatan kerja di luar sektor. 6. Meminimalkan alih fungsi lahan subur dari pertanian ke non pertanian. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 50 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan 7. Mensinergikan pertanian dengan pariwisata dengan mengembangkan konsep agrowisata. 8. Menciptakan iklim yang kondusif melalui penyediaan berbagai fasilitas dan kemudahan yang mendukung investor untuk menanamkan modalnya. C. Strategi Pembentukan Struktur Ruang Strategi pembentukan struktur ruang adalah : 1. Pembagian perwilayahan pengembangan yang berorientasi pada pemanfaatan potensi wilayah belakang/hinterland; 2. Menggunakan hasil analisis hirarki fungsi dan jangkauan pusat-pusat pelayanan untuk mengarahkan fungsi pengembangan pusat pelayanan; 3. Penilaian terhadap struktur jaringan jalan regional untuk menentukan fungsi jalan; 4. Memperhatikan daerah aliran sungai yang akan berfungsi sebagai sistem drainase primer. D. Strategi Penataan Kawasan Perdesaan dan Perkotaan 1. Kawasan perdesaan diarahkan pengembangannya untuk mendukung kegiatan ekonomi berbasis pertanian yang dilengkapi dengan sentra produksi pertanian unggulan dan andalan dan fasilitas pasca produksi; 2. Kawasan perkotaan diarahkan pengembangannya untuk mendukung kegiatan ekonomi berbasis perdagangan-jasa dan pelayanan sosial serta mendukung pengembangan kawasan strategis. 3. Pengendalian pemanfaatan ruang dengan menerapkan peraturan zonasi di kawasan perkotaan. E. Strategi Penataan Sistem Permukiman Perdesaan dan Perkotaan 1. Peningkatan fungsi kota : Tabanan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) karena bagian dari Kawasan Kota Metropolitan SARBAGITA, 2. Peningkatan fungsi ibukota kecamatan sebagai Pusat Pengembangan Kawasan (PPK) dalam konteks sub regional dan lokal. F. Strategi Pengembangan Kawasan Lindung Untuk menjamin kelestarian lingkungan dan keseimbangan pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, maka strategi pengembangan diarahkan pada : a. Pengelolaan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya masing-masing. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 51 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan b. Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung. c. Tercapainya kelestarian dan keseimbangan lingkungan. d. Penghijauan pada kawasan lindung setempat dan kawasan hutan rakyat yang mengalami kerusakan untuk memperbaiki fungsi ekologisnya. G. Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya Arahan pengembangan bagi kegiatan budidaya. Pengembangan kawasan budidaya akan diarahkan pada : a. Pengembangan kawasan budidaya yang diarahkan untuk mengakomodasikan kegiatan produksi, permukiman, industri dan pariwisata. b. Pertanian Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah diarahkan pada kawasan yang memiliki potensi/kesesuaian lahan serta dukungan prasarana irigasi. Perubahan pengembangan sektor pertanian lahan basah pada kawasan yang sistem irigasinya sudah mengalami gangguan. Intensifikasi pertanian ini tetap harus didukung oleh kelengkapan sarana den prasarana. Peternakan untuk jenis ternak unggas dan ternak kecil diarahkan di sekitar kawasan pertanian atau pemanfaatan lahan pekarangan permukiman penduduk. Budidaya perikanan dengan memanfaatkan saluran irigasi maupun pada areal persawahan. c. Industri Pengembangan industri untuk meningkatkan nilai tambah yang setinggi-tingginya, memperluas lapangan kerja, kesempatan berusaha dan meningkatkan volume ekspor. Jenis-jenis industri yang dikembangkan yang memiliki keterkaitan kuat dengan sektor-sektor lainnya. Pengembangan industri skala kecil dan kerajinan. Pengembangan kawasan industri diarahkan pada sentra-sentra industri kecil. d. Pariwisata Pengembangan kawasan pariwisata mengacu kepada rencana induk pengembangan pariwisata Bali. Pengembangan kawasan pariwisata dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 52 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan Pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Tabanan yang lebih mengedepankan pariwisata alam dan budaya. e. Pertambangan Pengembangan kawasan pertambangan galian C diarahkan pada penggalian dengan tetap mempertimbangkan penyebaran bahan galian, ketebalan rata-rata lapisan bahan galian dan prosentase perolehan bahan galian yang potensial untuk ditambang, sehingga dapat tetap menjaga kelestarian lingkungan. f. Permukiman Strategi pengembangan permukiman dapat dikelompokkan dalam: Pengembangan permukiman diarahkan untuk menunjang penegasan kembali pola-pola lingkungan tradisional. Pengembangan permukiman diarahkan dengan jalan mengefektifkan lahan-lahan non produktif yang nilai ekonomisnya rendah. H. Strategi Pengembangan Kawasan Strategis 1. Penataan dan pengembangan kawasan-kawasan strategis untuk memacu perkembangan wilayah di sekitarnya; 2. Menyusun rencana induk pengembangan pariwisata kabupaten. 3. Penyusunan masterplan dan detail engineering design (DED) pusat kawasan agropolitan. 4. Pengembangan kegiatan industri pada kawasan agropolitan. I. Strategi Penataan Kawasan Pesisir 1. Kawasan pesisir dikembangkan untuk kegiatan perikanan dan pariwisata. 2. Pengelolaan ruang perairan laut diarahkan menjadi zona lindung , zona penyangga dan zona pemanfaatan; 3. Zona lindung ruang perairan laut diarahkan untuk pengembangan daerah perlindungan terhadap ekosistem terumbu karang. 4. Zona pemanfaatan ruang perairan laut diarahkan untuk optimalisasi kegiatan budidaya perikanan dan penangkapan ikan. J. Strategi Penatagunaan Tanah, Air, Udara dan Sumberdaya Alam Lainnya 1. Penatagunaan tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya. 2. Memprioritaskan pemantapan kawasan lindung dan optimalisasi pemanfaatan kawasan budidaya. 3. Penatagunaan air dilakukan dengan pengaturan, pemanfaatan, pengusahaan sumberdaya air. 4. Penatagunaan udara dilakukan dengan pengaturan, pemanfataan udara. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 53 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan K. Strategi Pengembangan Prasarana Wilayah Strategi pengembangan prasarana wilayah adalah dengan mengupayakan pembangunan komponen infrastruktur/prasarana dasar wilayah sesuai dengan daya dukung kawasan dan kebutuhan optimal yang dapat dilayani.. Strategi pengembangan bagi masing-masing prasarana adalah : 1. Strategi pengembangan prasarana transportasi, diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas penduduk di dalam wilayah kabupaten maupun ke luar wilayah kabupaten. 2. Strategi pengembangan jaringan irigasi adalah untuk distribusi air yang memadai kualitas maupun kuantitas untuk pengembangan pertanian terutama pertanian lahan basah. 3. Strategi pengembangan energi listrik dan telekomunikasi diarahkan untuk memberikan pelayanan yang memadai dan merata, perencanaan untuk jaringan listrik bagi desa atau wilayah yang belum terlayani oleh jaringan listrik dan telekomunikasi. 4. Strategi pengembangan air bersih adalah memberikan pelayanan air yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitas baik bagi domestik maupun non domestik. 5. Strategi pengelolaan persampahan adalah memperluas areal TPA yang ada dan meningkatkan sistem pengelolaan menjadi modified sanitary landfill. 6. Strategi pengelolaan air limbah mengembangkan sistem sanitasi setempat dilengkapi dengan pengolahan lumpur tinja serta mengupayakan sistem sanitasi terpusat untuk wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk cukup tinggi serta wilayah pariwisata dan perdagangan. 7. Strategi pengelolaan sistem drainase dan limbah adalah : Memanfaatkan kali yang ada sebagai saluran penggelontoran; Meningkatkan pelayanan sanitasi di daerah padat Mengamankan daerah hulu sungai (bagian utara) dari ancaman pencemaran air dan membatasi alih fungsi lahan terbuka menjadi terbangun. Membangun instalasi pengolahan tinja Mempercepat pembangunan TPA limbah yang berfungsi menampung limbah tinja, tapi juga limbah dari hotel, restoran dan industri Mengawasi secara ketat sumber-sumber kegiatan atau usaha penduduk yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 54 PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TABANAN Jl. Pahlawan No 19. Tabanan L. Arah Kebijakan Umum di Bidang Tata Ruang 1. Menyempurnakan kebijakan tata ruang dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang serasi, seimbang dan selaras dan terkoordinasi dalam mengalokasikan pemanfaatan ruang. 2. Melaksanakan kebijakan tata ruang wilayah secara konsisten untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan. 3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang melalui pengintegrasian nilai-nilai lokal. LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 55