RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Disusun Oleh : HENNY SARASWATI P056110863.40E Dosen Pengajar : Dr. Ir. Arief Imam Suroso, M.Sc. (CS) PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan beraneka ragam tumbuhan. Hal ini tentunya didukung oleh iklim tropis yang dimiliki Indonesia sehingga memungkinkan beraneka ragam tumbuhan hidup dan berkembang. Sebagian dari tumbuh-tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit, tumbuhan tersebut biasa disebut sebagai tanaman obat. Tanaman obat banyak digunakan oleh masyarakat karena dikenal memiliki efek samping yang rendah dibandingkan obat-obatan kimia, sehingga dewasa ini banyak orang yang menggunakan tanaman obat untuk mengobati penyakit, serta mengurangi penggunaan obat-obatan kimia. Tanaman obat sendiri memiliki beragam kegunaan, antara lain untuk mencegah penyakit, menyembuhkan penyakit, memulihkan kondisi tubuh pasca sakit, serta meningkatkan kondisi kesehatan tubuh. Beragamnya fungsi tanaman obat untuk mengobati berbagai jenis penyakit menyebabkan kebutuhan akan tanaman obat ini meningkat pesat. Peningkatan ini tidak hanya terkait dalam hal kuantitas, namun juga jenis tanaman yang digunakan, sehingga menyebabkan semakin beragamnya produk yang dihasilkan. Selain itu kebutuhan tanaman obat tidak terbatas dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Peningkatan kebutuhan akan tanaman obat tersebut menyebabkan dibutuhkannya informasi mengenai jenis tanaman obat, fungsi tanaman obat, cara pengolahannya, dan lain-lain. Terkait hal tersebut maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan informasi terkait tanaman obat, yang dapat diakses oleh masyarakat luas serta pihak-pihak yang membutuhkan informasi terkait tanaman obat. Dengan adanya sistem informasi ini diharapkan pihak-pihak terkait mendapatkan kemudahan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. 1.2.Permasalahan Peningkatan minat masyarakat mengenai tanaman obat belum didukung oleh suatu pusat informasi yang dapat menyediakan informasi mengenai tanaman obat. Sehingga dalam hal ini diperlukan suatu media yang berfungsi sebagai pusat informasi tanaman obat. Dengan adanya pusat informasi tersebut maka masyarakat dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan secara mudah, murah, dan menarik. 1.3.Tujuan dan Ruang Lingkup Tujuan penulisan yaitu untuk membuka wawasan mengenai pentingnya suatu sistem informasi manajemen yang dapat memberikan informasi mengenai tanaman obat sehingga dapat dimanfaatkan oleh para pengguna yang membutuhkan. Ruang lingkup penulisan mencakup kebutuhan sistem informasi tanaman obat, informasi yang dapat diperoleh, serta para pengguna informasi yang dapat memanfaatkan media tersebut. Dalam hal ini penulisan dilakukan sampai dengan tahap perancangan sistem tanpa membuat sistem informasi tersebut. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Obat Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan untuk penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian memiliki khasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tapi mengandung efek resultan/sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati. 2.2.Pengertian Sistem dan Sistem Informasi Sistem adalah komponen-komponen yang saling terkait, dimana komponen tersebut memiliki fungsi masing-masing, dan secara bersama bekerja untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Mc Leod (1995), sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu dengan karakteristik dasarnya berupa input, transformasi, output, mekanisme kontrol, dan tujuan. Dalam hal ini sangat jelas bahwa perpaduan antar komponen menyebabkan suatu sistem dapat bekerja dan berinterelasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan sistem informasi merupakan sistem yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi (Mc Leod, 1995). Secara umum dapat disebutkan bahwa sistem informasi merupakan kombinasi dari manusia, prosedur, hardware, software, basis data, jaringan komputer, dan komunikasi data yang saling terkait. Jadi dalam hal ini sistem informasi memiliki cakupan yang luas dan tidak hanya menyangkut teknologi informasi saja. Sistem informasi meliputi: 1. Manusia; antara lain operator komputer, analis sistem, programmer, personil data entry, dan manajer sistem informasi/EDP. 2. Prosedur; merupakan elemen fisik. Hal ini di sebabkan karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada 3 jenis prosedur yang dibutuhkan, yaitu instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, dan instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer. 3. Perangkat keras; terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran), peralatan penyiapan data, dan terminal masukan/keluaran. 4. Perangkat lunak; terbagi menjadi 3 jenis utama yaitu sistem perangkat lunak umum seperti sistem pengoperasian dan sistem manajemen data, aplikasi perangkat lunak umum seperti model analisis dan keputusan, aplikasi perangkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi. 5. Basis data; yaitu file berisi program dan data yang dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk, magnetic tape, dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain diatas kertas, mikro film, dan lain sebagainya. 6. Jaringan komputer; yaitu kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data. 7. Komunikasi data; merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan bagian vital dari suatu sistem informasi karena sistem ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat berkomunikasi satu sama lain. 2.3.System Development Life Cycle (SDLC) System Development Life Cycle (SDLC) merupakan pengembangan sistem informasi yang dilakukan secara teratur, berurut, serta memiliki tahapan pengembangan yang cukup dalam untuk mendapatkan hasil yang baik. Tahapan pengembangan terdiri dari (Mc Leod, 1995) : 1. Merencanakan pengembangan pusat informasi Mendefinisikan masalah, mengidentifikasi kendala-kendala sistem, melakukan studi kelayakan baik secara teknis dan ekonomis. 2. Menganalisa sistem bila proyek layak diteruskan Mengorganisasikan kelompok atau tim pengembangan, mengumpulkan kebutuhan informasi dan menyiapkan usulan rancangan sistem. 3. Perancangan sistem Menyiapkan rancangan sistem, prosedur dan program. 4. Implementasi Merencanakan implementasi, mencari hardware dan software yang baik, menyiapkan fasilitas fisik, melakukan training dan menyiapkan konversi atau imigrasi. 5. Pemeliharaan sistem Mengaudit ulang, menjaga kestabilan sistem dan meningkatkan performance. Gambar 1. Siklus System Development Life Cycle Sedangkan menurut O. Brien (1999), SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk mengembangkan suatu sistem informasi (SI) dengan tahapan pengembangan seperti paparan dibawah ini. 1. Investigasi Sistem Tahap ini bertujuan untuk menentukan adanya masalah bisnis atau pun peluang yang ada, melaksanakan studi kelayakan untuk menentukan sistem yang baru atau peningkatan sistem informasi yang merupakan solusi yang layak dan mengembangkan suatu rencana manajemen proyek serta memperoleh persetujuan manajemen. Hasil dari tahap ini berupa studi kelayakan yang mengevaluasi : kelayakan organisasi, ekonomi, teknis dan operasional, serta identifikasi manfaat. 2. Analisa Sistem Tahap ini melakukan analisa secara mendalam terhadap informasi yang dibutuhkan pengguna, kelengkapan organisasi dan sistem yang digunakan saat ini bertujuan untuk membentuk sunctional requirement yang dibutuhkan oleh pengguna. Analisa tersebut menenetukan informasi bisnis yang spesifik seperti : tipe informasi, format produk informasi, time frame yang diperlukan dan kemampuan proses informasi untuk masing-masing aktifitas sistem (input, proses, output, penyimpanan, dan kontrol). Tahap ini menghasilkan kebutuhan fungsional pengguna hardware, software, network dan data sumberdaya manusia yang digunakan pada sistem yang baru. 3. Perancangan Sistem Tahap ini merupakan aktifitas yang menghasilkan spesifikasi sistem untuk memenuhi kebutuhan fungsional pengembangan dalam tahap analisa sistem. Ada tiga aktifitas perancangan sistem, yaitu : a. Desain User Interface, merupakan kegiatan untuk merancang interaksi antara pengguna dengan aplikasi komputer, baik dalam hal penetuan metode masukan maupun keluaran seperti kemudahan penggunaan halaman-halaman web internet dan ekstranet. b. Desain Data, merupakan kegiatan untuk merancang struktur database maupun file yang akan digunakan dalam sistem informasi. Desain data akan menghasilkan : - Atribut atau karakteristik entitas yang diusulkan sebagai kebutuhan pemeliharaan sistem informasi. - Relasi dari masing-masing entitas yang harus ada. - Data elemen spesifik yang dibutuhkan untuk memelihara masing-masing entitas dalam sistem informasi c. Desain Proses, merupakan aktifitas yang berfokus pada perancangan sumberdaya perangkat yaitu program dan prosedur yang dibutuhkan oleh sistem informasi yang diusulkan. 4. Implementasi Sistem Merupakan penerapan sistem informasi yang telah dirancang, menyangkut hardware dan software, pengembangan software, uji program dan prosedur, pembuatan dokumentasi, dan segala aktifitas instalasi. Selain itu juga melaksanakan pendidikan dan pelatihan terhadap pengguna dan tenaga spesialis yang akan mengoperasikan sistem yang baru. Tahap akhir dari implementasi adalah melakukan konversi dari sitem yang digunakan saat ini ke sistem yang baru dikembangkan. Metode konversi dapat mengurangi dampak dari penggunaan teknologi baru dalam organisasi. Beberapa alternatif konversi sistem yang dapat digunakan adalah parallel, pilot, phased dan plune. 5. Pemeliharaan Sistem Aktifitas ini merupakan tahap akhir dari SDLC yang meliputi : monitoring, evaluasi dan modifikasi sistem sehingga sesuai kebutuhan pengembangan. Termasuk juga proses peninjuan pasca implementasi untuk meyakinkan implementasi sistem baru sesuai dengan kebutuhan fungsional bisnis pada tahap perancangan sistem. 2.4.Web Development Web merupakan suatu jaringan komputer global yang menggunakan protokol internet (internet protocol). Suatu web biasanya akan berbentuk server yang berisi data dan informasi yang dipergunakan untuk menyebarluaskan informasi bagi suatu organisasi yang membangun jaringan web tersebut. Web server merupakan suatu server internet yang menggunakan protokol HTTP (hypertext Transfer Protocol) untuk melayani semua proses pentransferan data. Dengan adanya web server ini, semua pengguna internet dapat dengan mudah menerima berbagai informasi hanya dengan cara browse dengan menggunakan browser. Data dan informasi yang ditemukan dalam suatu web akan disimpan dalam bentuk dokumen homepage. Dokumen homepage tersebut akan menggunakan standar tulisan yang sama untuk setiap platform komputer, dalam hal ini berformat HTML (Hypertext Markup Language). Dokumen HTML tersebut akan disampaikan kepada web server agar bisa diakses oleh pihak yang memerlukan. Menurut Sutarman (2003) web dapat dikategorikan menjadi dua yaitu web statis dan dinamis atau interktif. Web statis adalah web menampilkan informasi-informasi yang sifatnya statis (tetap), sedangkan web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat berinteraksi dengan user yang sifatnya dinamis. Pengembangan web biasanya lebih ditujukkan kepada upaya untuk menampilkan data atau informasi yang dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan. Tujuan suatu organisasi menggunakan web biasanya untuk menyebarluaskan informasi, baik berupa promosi produk, penyampaian misi dan visi, dan sebagainya. III. PEMBAHASAN Pembuatan sistem informasi tanaman obat mengikuti siklus dari Sistem Development Life Cycle (SDLC) yang diawali dengan investigasi sistem, analisa sistem, perancangan sistem, dan implementasi sistem. Dalam pembuatan sistem informasi tanaman obat hanya akan dibahas sampai tahap perancangan sistem. 3.1.Investigasi Sistem a. Permasalahan Tanaman obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan dikenal memiliki efek samping relatif rendah menyebabkan banyak orang yang menggunakan tanaman obat untuk menyembuhkan penyakit dan mengurangi penggunaan obat-obatan kimia. Dalam hal ini banyak orang yang tidak mengerti bahwa tanaman tertentu memiliki khasiat sebagai obat, bagaimana cara pembudidayaannya, dimana mendapatkannya, dan bagaimana cara pengolahannya. b. Alternatif Penyelesaian Masalah Terkait hal tersebut maka diperlukan suatu sistem informasi tanaman obat sebagai solusi permasalahan di atas. Sistem informasi ini diharapkan dapat diakses oleh masyarakat luas dan dapat memenuhi kebutuhan informasi pihak terkait mengenai tanaman obat. Dalam sistem ini dibahas berbagai hal mengenai tanaman obat, antara lain; jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai obat, tempat memperoleh tanaman obat, cara pengolahan tanamaan obat, dan lain-lain. 3.2.Analisa Sistem Selanjutnya, dilakukan identifikasi mengenai pihak-pihak terkait, informasi yang diperlukan, dan informasi yang dapat diakses. Pihak-pihak terkait antara lain; 1. Pelaku Pelaku dalam sistem informasi tanaman obat yaitu: a. Dinas kesehatan yang dapat memberikan masukan atau informasi mengenai jenis-jenis tanaman obat dan manfaatnya. b. Peracik obat (ahli farmasi) yang dapat memberikan informasi mengenai cara pengolahan tanaman obat. c. Ahli tanaman atau insinyur pertanian yang dapat memberikan informasi mengenai cara pembudidayaan tanaman obat yang baik. d. Admin yang mengumpulkan data atau informasi, kemudian mempublikasikan informasi terkait tanaman obat serta mengolah data yang diterima dari sumbernya sehingga dapat diakses oleh pengguna secara umum. 2. Pengguna Pengguna sistem informasi dapat melakukan akses terhadap sistem untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Pengguna sistem informasi antara lain: a. Petani tanaman obat yang dapat mengakses informasi mengenai jenis tanaman obat yang banyak dibutuhkan masyarakat dan bagaimana cara pembudidayaannya sehingga dapat diproduksi lebih banyak. b. Masyarakat umum yang dapat mengakses informasi jenis tanaman yang dapat berfungsi sebagai obat dan bagaimana cara pengolahannya. c. Wirausaha yang dapat mengakses data mengenai kebutuhan akan obat herbal sehingga dapat mengembangkan usaha dibidang tanaman obat. d. Pemerintah yang dapat mengakses jumlah data produksi dan data kebutuhan terkait tanaman obat sehingga kelebihan produksi dapat di ekspor ke negara lain untuk menambah devisa negara. Selain itu pemerintah juga dapat membina warga yang berminat berwirausaha untuk memproduksi obat herbal. 3. Data-data pendukung sistem informasi Data-data umumnya tersebar dan tersimpan di berbagai bagian dalam organisasi. Agar data-data dapat terintegrasi menjadi informasi yang berarti, data tersebut harus dikumpulkan dan disusun serta disimpan mengggunakan format yang mudah diakses dan mudah dibaca. Berikut data-data yang dapat menunjang sistem informasi tanaman obat: 1. Data produksi tanaman obat Data ini terkait dengan jumlah produksi tanaman obat di Indonesia, data diperoleh dari departemen kesehatan yang telah mendata jumlah produksi tanaman obat. 2. Data jenis dan manfaat tanaman obat Data mengenai jenis tanaman obat juga dapat diperoleh dari departemen kesehatan maupun ahli farmasi. Dalam hal ini dibahas jenis-jenis tanaman obat dan manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman tersebut. 3. Data budidaya tanaman obat Data budidaya tanaman obat diperoleh dari petugas lapangan, petani tanaman obat, maupun insinyur pertanian yang ahli dibidang tanaman obat. Dalam hal ini dibahas bagaimana cara membudidayakan tanaman obat, bahan-bahan diperlukan, peralatan dan perlengkapan untuk memproduksi tanaman obat, serta bagaimana cara perawatan tanaman obat. 4. Data publikasi ilmiah Data publikasi ilmiah diperoleh dari departemen kesehatan mengenai penelitian terkait tanaman obat. 5. Data pengolahan tanaman obat Dalam hal ini data diperoleh dari ahli farmasi khusus obat herbal mengenai bagaimana cara pengolahan tanaman sehingga dapat berfungsi sebagai obat. 3.3.Perancangan Sistem Sistem Informasi Tanaman Obat akan dibuat dengan basis web. Dalam hal ini web dapat diakses oleh siapapun yang membutuhkan informasi mengenai tanaman obat. Berikut aktifitas perancangan sistem: a. Desain user interface Pada dasarnya sistem informasi tanaman obat merupakan sebuah sistem yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat luas mengenai tanaman obat berupa informasi yang akurat dan berkualitas. Dalam hal ini sebaiknya web memiliki kemudahan untuk diakses. Halaman dari web sebaiknya memiliki tampilan yang menarik, isi yang bermanfaat, navigasi yang jelas dan tidak membingungkan pengunjung, serta memiliki kecepatan akses yang baik. Halaman dari sistem informasi tanaman obat terdiri dari: 1. Jenis tanaman obat 2. Manfaat tanaman obat 3. Pembudidayaan tanaman obat 4. Pengolahan tanaman obat 5. Data produksi tanaman obat 6. Jurnal dan makalah terkait tanaman obat Selain dapat mengakses informasi terkait diatas, para pengunjung web juga dapat mengakses link yang terkait langsung dengan situs Departemen Kesehatan. Pengunjung juga dapat memberikan masukan terkait isi web dalam halaman khusus pengunjung. Fasilitas pencarian (search) juga disertakan pada halaman situs sistem informasi tanaman obat. b. Desain data Dalam hal ini dilakukan kegiatan merancang struktur database maupun file yang akan digunakan. Perancangan database secara logika dan fisik pada suatu sistem database dilakukan sesuai dengan sistem manajemen database yang diinginkan. c. Desain proses Dalam hal ini aktifitas yang dilakukan adalah merancang program dan prosedur yang dibutuhkan oleh sistem informasi tanaman obat. Sistem informasi tanaman obat dibuat semenarik mungkin dan dimungkinkan bagi para pengguna untuk memberikan data yang diperlukan dengan mudah dan aman. Dari sisi teknologi, desain, dan implementasi sistem aplikasi berbasis web mengkooperasikan tiga teknologi penting, yaitu; component-based development, security dan internet standarts. Untuk component based development menggunakan protokol TCP/IP. Dari sisi security akan digunakan firewall, web authorithy, dan security aplikasi. Internet standars yang digunakan adalah software PHP dengan isi dan struktur berbentuk HTML. Browse engine di PC client terbuka untuk banyak browser, seperti microsoft Internet explorer, Netscape dan sebagainya. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1.Kesimpulan 1. Rancang bangun Sistem Informasi Tanaman Obat merupakan sistem informasi yang menyediakan data-data maupun informasi bagi semua pihak yang membutuhkan informasi mengenai tanaman obat. 2. Perlu adanya kerjasama antar pelaku sistem, antara lain; Departemen Kesehatan, ahli farmasi, ahli tanaman (insinyur pertanian), dan administrator untuk mengolah sistem database yang terintegrasi mengenai tanaman obat. 3. Sistem Informasi Tanaman Obat dirancang menggunakan siklus dari System Development Life Cycle (SDLC). 4.2.Saran 1. Perlu adanya implementasi Sistem Informasi Tanaman Obat sehingga informasi dapat diakses oleh pihak-pihak yang membutuhkan melalui web. 2. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembuatan web Sistem Informasi Tanaman Obat. DAFTAR PUSTAKA McLeod, Jr,Raymond. 1995. Sistem Informasi Manajemen, Studi Sistem Berbasis Komputer. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit PT Prenhalindo. Jakarta O’Brien, J.A. 1999. Management Information Systems : Managing Information Technology in the Internetworked Enterprise. Fourth edition. Penerbit McGraw-Hill company Inc. USA Sutarman. 2003. Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Seri Pemrograman Web. Penerbit Graha Ilmu. Jakarta