memiliki daya pikat kuat terhadap PENDAHULUAN persoalan gender. Paham tentang Surga Yang Tak Dirindukan perempuan sebagai orang lemah lembut, adalah novel karya Asma Nadia yang permata, bunga, dan sebaliknya pria menceritakan sebagai orang yang cerdas, aktif, dan perempuan tentang yang kehidupan oleh sejenisnya selalu mewarnai karya sastra. budaya patriarki yang sangat kuat, yang Citra perempuan dan pria tersebut jugatelah membedakan peran dalam seakan-akan telah mengakar di benak gender. perempuan penulis sastra. Sampai sekarang, paham mempunyai peluang yang sama di yang sulit dihilangkan adalah terjadinya berbagai sektor kehidupan, akan tetapi hegemoni pria terhadap perempuan. budaya patriarki telah membatasi banyak Hampir seluruh karya sastra, baik yang hal yang menyebabkan perempuan tidak dihasilkan oleh penulis pria maupun memiliki meraih perempuan, dominasi pria selalu lebih peluang, sehingga jelas ada diskriminasi kuat. Hal yang sama juga terlihat pada terhadap perempuan. pemilihan tokoh-tokoh yang tampak Laki-laki terbelenggu dan kesempatan Novel untuk Surga Yang Tak mengedepankan perbedaan gender. Dirindukan adalah salah satu bentuk dari Figur pria terus menjadi the authority, cipta sastra manusia. Sastra berasal dari sehingga kata sas (ajaran) dan tra (alat). Jadi, perempuan adalah impian. Perempuan sastra selalu sebagai the second sex, warga adalah alat (wahana) untuk mengajarkan kearifan hidup. Kearifan adalah Ratna (2004:190-191) yang menyatakan tentang feminis, khususnya untuk masalah-masalah mengenai wanita, pada menyampaikan sebuah kebenaran. Yang umumnya dikaitkan dengan emansipasi, menjadi masalah setiap kebenaran dalam gerakan sastra dan filsafat itu sering dibungkus persamaan hak dengan kaum laki-laki, dengan kata indah. Kebenaran menjadi baik dalam bidang politik dan ekonomi, tertutup dan tersembunyi (Endraswara, maupun dalam bidang sosial budaya 2012:2). pada umumnya. Kondisi-kondisi fisik menggunakan fenomena bahwa kelas dua dan tersubordinasi. hidup tidak lain adalah suatu kebenaran. Sastra mengasumsikan bahasa Endraswara khas, wanita untuk menuntut (2013:143) perempuan yang lebih lemah secara mengemukakan bahwa sejak dulu karya alamiah hendaknya tidak digunakan sastra telah menjadi Culture Regime dan sebagai alasan untuk menempatkan 1 kaum perempuan dalam posisinya yang perempuan lebih perempuan marginalisasi, subordinasi, stereotype selalu dikaitkan dengan memelihara, (kekerasan) dan beban ganda yang pria selalu dikaitkan dengan bekerja. senantiasa merugikan kaum perempuan. rendah. Pekerjaan Menurut Mustaqim yang menyebabkan (2003:1) Usaha untuk memperjuangkan keadilan sistem patriarki yang berlaku hampir di dan kesetaraan kaum perempuan dan seluruh masyarakat telah menganggap laki-laki menyangkut upaya perubahan sebuah asumsi bahwa kodrat seorang sosial politik dan budaya masyarakat perempuan itu lebih rendah derajatnya Indonesia, menjadikan perempuan lebih daripada laki-laki dan mereka harus berkonsentrasi pada upaya komitmen tunduk kepada kekuasaan laki-laki demi dan peran kodrati perempuan dalam terciptanya kehidupan keluarga dan memperkuat institusi keluarga sesuai masyarakat dengan konteks sosial budaya dan sistem yang harmonis.Budaya patriarki yang kuat membuat poligami nilai yang berlaku. menjadi alasan yang kuat untuk kaum laki-laki membenarkan Untuk meneliti karya sastra dari praktek aspek feminis, peneliti perlu membaca poligami. Banyak alasan dikemukakan teks sebagai perempuan (reading a untuk membenarkan praktek poligami, woman) dalam istilah Culler. Membaca salah satunya asumsi bahwa poligami sebagai merupakan sunnah Nabi. Realitasnya, demokratis dan tak berpihak pada laki- umat Islam mempraktekan poligami, laki ataupun perempuan. Dari sini, tetapi melupakan pesan moral Islam peneliti akan menemukan diegesis dan untuk Kaum mimesis dalam teks sastra. Diegesis dalam posisi adalah segala peristiwa yang dilaporkan sebagai istri dalam kenyataannya sehari- atau dikisahkan. Sedangkan, mimesis hari menegakkan keadilan. perempuan khususnya mereka dituntut perempuan akan lebih agar dapat adalah hal-hal yang diperagakan dan kewajibannya. Lebih dipertunjukkan. Baik diegesis maupun memprihatinkan lagi, bahwa kewajiban mimesis adalah sekuen-sekuen teks yang dipikul oleh mereka seringkali lebih dapat dipahami oleh pembaca. melaksanakan berat, dan realita yang ada menunjukkan Ada beberapa alasan peneliti bahwa hak-hak mereka lebih banyak memilih diabaikan. Dirindukan karya Asma Nadia sebagai Hal ketimpangan ini disebabkan antara adanya laki-laki dan objek novel penelitian, Surga di Yang antaranya Tak (1) keberadaan Asma Nadia dalam khasanah 2 kesusastraan Indonesia modern yang dinamakan yang membeli. Setelah dia dikenal sebagai salah satu penulis menikah, produktif dan pendiri Forum Lingkar marga Pena (FLP) Indonesia, (2) novel Surga mempunyai suatu hubungan hukum Yang dapat apapun dengan marganya, dan ia tidak menginspirasi bagi para pembacanya, akan mewarisi harta ayahnya. Dalam lebih khususnya bagi kaum perempuan, marga suaminya, ia lebih dianggap milik (3) novel Surga Yang Tak Dirindukan sesama adalah novel terbaik Islamic Book Fair suaminya Award, dan (4) novel Surga Yang Tak kepada Dirindukan karya Asma Nadia ini belum sebagai harta peninggalan (Herscovist pernah dikaji berdasarkan aspek budaya dan Malinowski dalam Mustaqim, 2003: patriarki. 3). Tak Dirindukan suaminya. tidak lagi ia maka Setelah disarankan laki-laki beberapa patriarki ke keluarga. meninggal, saudara marganya Ia anggota Dari LANDASAN TEORI berubahlah suaminya teori mengenai peneliti dapat mendefinisikan bahwa patriarki adalah Menurut Bashin Khan budaya masyarakat yang memosisikan laki- (1995: 25), patriarki berasal dari kata laki lebih berharga dan mempunyai banyak patriarch yang berarti kekuasaan sang kemampuan ayah. Hal ini berkaitan dengan sistem perbedaan yang jelas mengenai tugas dan sosial, di mana sang ayah menguasai peran perempuan dan laki-laki dalam semua anggota keluarganya, semua harta kehidupan bermasyarakat khususnya dalam milik serta sumber-sumber ekonomi, dan keluarga. Sikap masyarakat patriarki yang membuat semua keputusan penting. kuat yang dimaksudkan sistem sosial di sini cenderung tidak berempati terhadap segala yaitu kepercayaan (ideologi) bahwa laki- tindak laki tinggi perempuan, bahwa mendominasi dan melakukan diskriminasi perempuan harus dikuasai oleh laki-laki, terhadap perempuan, dikarenakan patriarki dan merupakan bagian dari harta milik merupakan dominasi atau kontrol laki-laki laki-laki.Patriarki menitikberatkan pada atau perempuan.Ada dua bentuk dari pengaruh laki-laki. Mula-mula wanita budaya patriarki yaitu, (1) Poligami dan (2) yang menjadi fakor yang menguasai Diskriminasi Gender. kedudukannya dibanding dan lebih perempuan, ini daripada perempuan, mengakibatkan kekerasan yang laki-laki ada masyarakat menimpa cenderung segala-galanya, sedangkan sekarang ia 3 METODE PENELITIAN Metode yang Instrumen Penelitian digunakan dalam a. penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. (Moleong, Instrumen Utama Instrumen utama dalam penelitian 2011:6) ini adalah peneliti. Peneliti merupakan mengemukakan bahwa penelitian kualitatif subjek utama dalam pengumpulan adalah penelitian yang bermaksud untuk data, menganalisis dan menyimpulkan memahami fenomena tentang apa yang data yang diperoleh sesuai dengan dialami oleh subjek penelitian misalnya rumusan masalah dalam penelitian ini. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara b. Instrumen Pendukung Instrumen pendukung dalam deskripsi dalam bentuk kata-kata dan penelitian ini adalah objek yang dikaji kalimat, pada suatu konteks khusus yang oleh instrumen utama (peneliti) berupa alamiah data-data dan dengan memanfaatkan yang berkaitan dengan berbagai metode alamiah. Sumber data budaya patriarki yang dimunculkan penelitian ini adalah Novel Surga Yang Tak tokoh-tokoh, Dirindukan karya Asma Nadia. gender yang terdapat dalam novel yakni poligami dan Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Teknik Pengumpulan Data Nadia. Jadi, instrumen pendukung dalam penelitian ini ialah 1. Langkah kerja utama, sebagai kegiatan tabel identifikasi data tentang poligami yang peneliti dan gender yang dimunculkan tokoh- novel tokoh dalam novel Surga Yang Tak paling melakukan mendasar pembacaan teks Surga Yang Tak Dirindukan karya Dirindukankarya Asma Nadia. Asma Nadia secara heuristik dan hermeneutik. Nurgiyantoro (2010: 33) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 2. Peneliti memberi pengkodean pada temuan data yang dianggap relevan, Penulis telah mengemukakan dalam yakni budaya patriarki dalam novel landasan teori tentang budaya patriarki Surga Yang Tak Dirindukan karya yang diambil dari buku Mustaqim (2003:1). Asma Nadia, yakni persoalan tentang Budaya patriarki memilki dua jenis yaitu poligami dan diskriminasi gender. (1) Poligami dan (2) Diskriminasi Gender. Penelitian ini memfokuskan pada poligami 4 dan diskriminasi gender dengan analisis “Wong lanang mesti begitu.” sebagai berikut. “Dan karena itu tidak ada lagi alasan untuk bertahan. Arin akan minta pisah, Bu.”(PLG/7/231) 1. Sikap Tokoh Terhadap Poligami Sebagai Bentuk Budaya Patriarki dalam Novel Surga Yang Data PLG/7/231 menggambarkan Tak perasaan Arini yang hancur dan Dirindukan karya Asma Nadia. Dalam novel Surga Yang Tak kecewa dengan perbuatan Pras yang Dirindukan telah dipaparkan berbagai di nilai telah faktor yang menyebabkan kaum laki- pernikahan yang laki bertahun-tahun. melakukan Seperti praktik yang dialami poligami. mengkhianati telah dibina Poligami yang oleh Arini, dilakukan Pras membuat Arini tidak perempuan ini mengalami poligami bisa lagi mempertahankan rumah yang dilakukan oleh suaminya sendiri. tangganya yang telah mereka bina Tak hanya Arini yang menjadi korban bertahun-tahun. Memang tak pernah poligami, namun tetangga, teman- terbayangkan temannya dan ibunya pun merasakan rumah praktik poligami yang dilakukan oleh karena ada salah satu dari mereka ayahnya. Sikap ayahnya yang selalu yang baik kepada ibunya hampir membuat pernikahan seisi rumah tak percaya kalau ayahnya sebuah praktek poligami. mencintai ibunya. perempuan Adapun berkaitan dengan sebelumnya tangganya tega hancur mengkhianati dengan kalau hanya sebuah melegalkan lain selain Hal ini dilakukan karena adanya data-data yang dominasi laki-laki di dalam keluarga poligami yang sebagai kepala rumah tangga, terdapat dalam novel Surga Yang Tak sehingga dengan mudah laki-laki Dirindukan melegalkan praktek poligami tanpa di antaranya sebagai berikut. memperhatikan perasaan istri. Arini Perasaan seorang mengetahui Data 1 kenyataan yang pahit itu membuat “Kamu jauh lebih mengenal Pras dibanding perempuan itu, kan? Sepuluh tahun bukan waktu singkat.” “Tapi Arin tidak ingin mempertahankan seseorang yang hatinya sudah pergi.” “Kata siapa hati Pras sudah pergi?” “Buktinya ada perempuan lain.” hatinya semakin dugaan-dugaan hancur yang dengan ditujukan kepada Pras. Data 2 5 “Ternyata pikirannya salah, Rin. Ujian terbesar muncul di tahun keenam pernikahan. Ketika perempuan itu menemukan suaminya diam-diam sudah menikah dengan teman sekolahnya dulu. Cinta pertama yang tak pernah mendapat kesempatan...” “Berbulan-bulan lelaki itu tak pernah pulang. Lali karo istri, lali karo anakaanake. Padahal dia sebelumnya bapak yang baik...” Arini menggeleng, tak percaya.(PLG/7/235) Novel Surga Yang Tak Dirindukan Gender merupakan karakteristik yang melekat pada laki-laki dan perempuan, dibuat disosialisasikan, dan dikonstruksikan oleh masyarakat secara sosial melalui pendidikan, agama, lingkungan sosial masyarakat.Perbedaan gender tidak Kutipan data PLG/7/235 menggambarkan permasalahan yang sebelumnya sudah terjadi didalam keluarga ibu.Adanya poligami yang dilakukan oleh bapak kepada ibu, hingga melupakan anak-anaknya dan tak pulang berbulan-bulan. Ibu tidak melakukan penolakan dengan memutuskan pergi dari bapak, karena ibu melihat anak-anaknya sebagai alasan untuk bertahan. Perselingkuhan terjadi yang dilakukan oleh bapak didasari atas adanya cinta pertama pada saat dulu yang mendapatkan tidak pernah kesempatan untuk bersatu.Dominasi kaum laki-laki dalam sebuah rumah tangga membuat lakilaki dengan mudah melakukan praktek poligami. 2. Sikap menjadi menjadi perhatian bahan dan pertimbangan penting kalau saja tidak membawa dampak yang manusia, merugikan terutama bagi perempuan. Namun, realitas yang terjadi kali ini berkata lain. Konsep gender menjadi penting karena perbedaan gender telah ketidakadilan masyarakat yang hingga akhirnya berakhir poligami sekolah akan melahirkan gender dan bahan dalam dalam kebijakan pemerintah. a. Gender Marginalisasi Kecenderungan perempuan terpinggirkan pada jenis-jenis pekerjaan yang berupah rendah, kondisi, kerja buruk dan tidak ada keamanan kerja. Hal ini berlaku khusus bagi perempuan yang berpendidikan menengah kebawah karena sangat sedikit Tokoh Diskriminasi Gender Terhadap Sebagai perempuan yang mendapatkan peluang pendidikan. Berikut ini Bentuk Budaya Patriarki dalam 6 adalah kutipan marginalisasi lebih dibandingkan yang ada di dalam novel. perempuan. tenaga kerja Hal ini terjadi karena adanya Data 1 perbedaan mengenai jenis kelamin “Selamat Mei, kamu pantas mendapatkan posisi ini. Pak Deden akan menyiapkan sebuah ruangan untukmu. Satu lagi, kamu berhak mendapatkan fasilitas kendaraan dari kantor.” Proyekku tembus. Perusahaan berhasil mendapatkan transaksi besar. Proyek yang kukerjakan dengan keringat dan air mata. Tidak hanya karena tantangannya, tetapi juga karena muncul di saat hatiku berusaha keras berdamai dengan perasaan setelah kejadian Ray. (GMG/2/133) Data GMG/2/133 menggambarkan keberhasilan Mei Rose dalam pekerjaannya di kantor membuat kehidupan Mei Rose membaik, pendapatannya terus meningkat. Dari seseorang yang diremehkan dan tidak diperhitungkan hingga sampai pada posisi yang cukup mapan. Semua murni dengan prestasi yang dimiliki Mei Rose. Hal ini membuktikan bahwa perempuan juga bisa bekerja setara dengan laki-laki, di tengah kepungan budaya patriarki yang masih kuat dan sikap penguasa atau yang mengakibatkan ketidakadilan yang adanya dialami oleh pihak perempuan. Perempuan selalu dituntut untuk selalu mengalah dalam berbagai hal, namun perempuan tidak memiliki kesempatan yang sama seperti kaum laki-laki dalam mengembangkan diri. Ketidakadilan yang dialami oleh perempuan ini membuat posisi perempuan semakin terpinggirkan. b. Gender Subordinasi Subordinasi atau penomorduaan terhadap perempuan menyebabkan perempuan berada dalam posisi inferior atas superioritas lakilaki. Seorang laki-laki dilahirkan dengan adanya sifat yang melekat yaitu mereka bersifat emosional, rasional, dan kuat, sensitif sehingga dianggap bisa menjadi seorang pemimpin. Berikut ini kutipan yang ada di dalam novel. majikan yang cenderung menganggap tenaga kerja laki-laki memiliki nilai Data 1 Madunya Mbak Pur, tetangganya, menolak duduk di 7 kursi belakang mobil setiap kali mereka semua jalan-jalan. Dengan congkak, perempuan itu minta duduk di depan, di samping sang suami, atau tidak sama sekali. Dan Mas Yadi, yang tak ingin ribut, selalu meminta istri pertamanya mengalah dan pindah ke belakang. Kurang apa pengabdian dua puluh tahun Mbak Pur yang menikahi Mas Yadi sejak lelaki itu baru menjadi guru, dan bukan kepala sekolah?(GSB/6/113) berlangsungnya kehidupan rumah tangga yang harmonis. Yang selalu menempatkan perempuan dibawah prioritas laki-laki serta selalu menerima apapun yang sudah ditetapkan oleh laki-laki sebagai kepala rumah tangga. c. Gender Stereotype Stereotype merupakan pelabelan atau penandaan yang diberikan kepada orang tertentu. Perempuan dalam hal Data GSB/6/113 menggambarkan pengorbanan seorang istri sangatlah besar, melalui pengabdiannya, pelayanannya, dan kesetiaannya terhadap suami. Namun, apalah daya seorang istri yang taat terhadap suami yang memaksa keadaan. Ia untuk rela menerima dimadu laki-laki keluarga dan mengakibatkan diabaikan, sebagai kepala pencari nafkah peran padahal sering mendapatkan pelabelan yang negatif dari masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi fisik sebagai seorang perempuan. Berikut ini adalah bentuk stereotype yang ada di dalam novel. asal keluarganya tetap utuh, dominasi kaum ini perempuan dalam kenyataannya sebuah rumah tangga seorang istri berperan sangat besar. Sebagai seorang istri Mbak Pur tetap saja selalu mengalah, ia melakukan itu hanya untuk menghindari adanya konflik dalam rumah tangganya. Data 1 Dari mulut lelaki itu keluar kalimat-kalimat penuh kemarahan. “Dasar perempuan nakal!Sundal!” “Kau memang binatang! Perempuan sundal! Pelacur! Biar mampus!” Hari itu tak mungkin kulupa. Hari di saat David menyadari tubuhku yang semakin berubah. Perubahan yang bahkan telah cukup lama kunafikan.(GST/2/102-103) Budaya patriarki memaksa kaum perempuan untuk menjadi istri yang selalu mengalah pada keadaan demi Data GST/3/102 menggambarkan ketidakadilan yang dialami pihak 8 perempuan yang selalu dikaitkan Berikut kutipan kekerasan yang dengan ada di dalam novel. kondisi mereka sebagai perempuan. Tradisi budaya yang masih kuat di masyarakat patriarki Data 1 adalah aturan jika seorang perempuan Satu tangan tiba-tiba menyergap dari belakang, menyeret tubuh kurusku dan melemparkannya ke sebuah sofa besar, lalu menumpahkan nafsunya dengan kasar. Tangan itu, tangan Ray. Hari itu dia merampas ruang keperempuanku. (GVL/2/54) tidak boleh pulang larut malam agar tidak menimbulkan fitnah. Peristiwa yang membuat David menghajar Mei habis-habisan dan mengucapkan kalimat yang membuat Mei tertegun. Alasan David memukuli Mei dan memarahinya karena David menyadari adanya Data GVL/2/54 bahwa bentuk menunjukkan kekerasan seksual perubahan fisik yang dialami Mei. melalui pemerkosaan yang dilakukan Perubahan yang telah cukup lama Ray terhadap Mei. Perlakuan yang disembunyikan seharusnya tidak dilakukan itu terjadi. Mei dari semua orang. Sesuatu tumbuh di rahim dan Dengan menjadi bagian dari tubuh Mei. Janin memperlakukan berusia hampir empat bulan itu semaunya melemparkan perempuan Mei pada rahasia Tuhan yang lain. d. Gender Violence Violence atau kekerasan terhadap perempuan mudah dan hanya kenikmatan tanpa keinginan tanpa mereka perempuan menganggap sebagai hasrat objek dan memikirkan perasaannya. yaitu Mei Rose sulit untuk menerima serangan baik fisik maupun non kenyataan betapa menyeramkan laki- fisik yang dilakukan seseorang laki itu dalam keadaan kalap dan kepada yang gelap mata. Ray seperti binatang buas perempuan berakibat penderitaan bagi yang kelaparan, tidak ada kemesraan, korbannya yaitu perempuan. kasih sayang, atau cinta. Cuma nafsu Bentuk kekerasan tersebut yang mengentak-entak liar. Satu- pemukulan, satunya alasan kenapa pemerkosaan pemerkosaan, bahkan berupa itu terjadi, murni karena kesalahan kekerasan dalam bentuk halus Mei. Keslahan yang dimulai pada yaitu detik Mei membuka pintu yang berupa pelecehan seksual. 9 selama ini memisahkan Mei dari dirinya. Beban ganda ini terlihat saat dunia dongeng. Arini bukan hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi juga bekerja sebagai e. Gender Beban Ganda Anggapan bahwa kaum memilki sifat Beban ganda yang dijalani seorang memelihara dan rajin, serta istri dilakukan mulai ia bangun tidur tidak cocok menjadi kepala sampai kembali tidur lagi, mereka rumah tangga berakibat bahwa merasakan bahwa pekerjaan seorang semua pekerjaan dosmetik perempuan di rumah tangga menjadi sesuatu yang mudah. Kalau semua kaum jenis pekerjaan diukur mana yang perempuan. Berikut ini adalah paling berat, pasti pekerjaan ibu kutipan yang mencerminkan rumah tangga justru karena tidak beban pernah disebut sebagai pekerjaan. perempuan tanggung jawab ganda yang dialami perempuan. penulis novel. rumah itu bukan Namun, justru pekerjaan inilah yang paling banyak menguras waktu dan Data 1 tenaga karena Ah, sedang apa Arini? Memandikan anak mereka yang paling kecilkah? Menyuapi? Atau berkutat dengan tuts-tuts di keyboard-nya? (GBG/1/34) habisnya. tidak Berdasarkan akan analisis ada data-data yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan menunjukan Data GBG/2/110 menggambarkan banyaknya ketidakadilan gender yang bahwa beban ganda yang di jalani dialami oleh perempuan yang berasal seorang istri bukan sesuatu yang dari pola pikir yang sudah mengakar mudah. kuat dalam budaya patriarki yang Tanpa meninggalkan pekerjaan domestik yang diembannya menyebabkan sebagai seorang istri yang berbakti terdapat kepada menyebabkan suami, ia juga harus subordinasi dalam cerita peran banyak sehingga perempuan mengurus anak-anaknya dengan baik terabaikan oleh dominasi laki-laki dan dalam segala hal. memenuhi kebutuhan anak- anaknya. Tetapi, bukan hanya disitu saja tugas Arini, ia masih harus PENUTUP mengurus urusan lain seperti menulis novel dan membangun eksistensi Simpulan 10 perempuan menyebabkan perempuan Berdasarkan hasil analisis data pada berada dalam jenis-jenis pekerjaan, (2) Bab IV, maka dapat diuraikan bahwa bentuk subordinasi atau penomorduaan dalam terhadap novel Surga Yang Tak perempuan menyebabkan Dirindukan karya Asma Nadia terdapat perempuan berada dalam posisi inferior dua bentuk atas superioritas laki-laki, (3) bentuk poligami budaya dan patriarki diskriminasi yaitu gender. stereotype atau pelabelan Kedua bentuk patriarki ini menempatkan perempuan perempuan pada posisi yang lebih mendapatkan pelabelan yang negative rendah derajatnya dari pada laki-laki. dari masyarakat yang dikaitkan dengan Fenomena poligami sebagai bentuk kondisi dalam fisik hal terhadap ini sebagai sering seorang budaya patriarki menimbulkan beberapa perempuan, (4) bentuk violence atau implikasi, implikasi kekerasan terhadap perempuan berupa sosiopsikologis terhadap perempuan, (2) pemerkosaan dan pemukulan, (5) bentuk implikasi beban ganda terhadap perempuan karena yaitu (1) kekerasan terhadap perempuan, (3) implikasi sosial terhadap kaum masyarakat. Implikasi poligami yang menyelesaikan tugas domestik mereka terdapat dalam novel Surga Yang Tak sebelum Dirindukan antara lain (1) implikasi membantu suami mencari nafkah untuk sosiopsikologis memenuhi kebutuhan rumah tangga. yang digambarkan perempuan cenderung mereka bekerja harus untuk dengan perasaan sulut hati yang dialami oleh seorang istri oleh karena suaminya DAFTAR PUSTAKA berpoligami, (2) implikasi kekerasan terhadap perempuan yang digambarkan Abdullah, H. Boedi. 2013. Perkawinan dengan kekerasan dalam rumah tangga Perceraian Keluarga yang dialami perempuan disebabkan Bandung: Pustaka Setia. Muslim. kuatnya dominasi laki-laki terhadap perempuan sehingga perempuan sebagai Arikunto, Suharsimi. 2010. manusia yang lemah selalu mendapatkan Penelitian perlakuan yang kurang manusiawi. Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. Fenomena menimbulkan perempuan gender ketidakadilan berupa, (1) (Suatu Prosedur Pendekatan yang terhadap bentuk marginalisasi atau peminggiran terhadap Corkery, Shown. 2011. Pengertian Akan Pelecehan Seksual. Online (http://www.pancarananugerah.org/i 11 ndex.php?option=com- terjemahkan oleh S. Herlina). content&view=article&id Diunduh Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. pada tanggal 2 Maret 2016) Moleong, Djajanegara, Soenarjati. 2000. Kritik Sastra Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Feminis; Sebuah Pengantar. Jakarta: Bandung: Remaja Rosdakarya. Gramedia Pustaka Utama. Mulia, Endraswara, Suwardi. 2012. Filsafat Sastra Siti Musdah. Menggugat (Hakikat, Metodologi, dan Teori). 2004. Poligami. Islam Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Yogyakarta: Layar Kata. Mustaqim, Abdul. 2003. Tafsir Feminisme Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Model, Sastra Teori, Versus (Epistemologi, dan Tafsir Patriarki. Yogyakarta: Sabdapersada. Aplikasi). Muthali’in, A. 2001. Bias Gender dan Yogyakarta: CAPS. Pendidikan. Malang: UNM Press. Fakih, Mansour. 2012. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Nadia, Asma. 2014. Surga Yang Tak Pustaka Pelajar. Dirindukan. Jakarta: AsmaNadia Publishing House. Herscovist dan Pengertian Malinowski. 2003. Budaya. Online Natia, I K. 2005. Ikhtisar Teori dan (http://www.sinarharapan.co.id/Hib Periodisasi Sastra uran/Budaya/2003/0913/bud2.html Surabaya: Bintang. Indonesia. diunduh pada tanggal 2 Maret 2016) Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Pengkajian Irwan, Zoer’aini Djamal. 2002. Besarnya Eksploitasi Perempuan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Pustaka dan Pelajar. Lingkungan di Indonesia. Jakarta: Gramedia. Kamla, Bhasin dan Night Said Khan. 1995. Feminisme dan Relevansinya (di Rafiek, M. 2013. Pengkajian Sastra (Kajian Praktis). Bandung: Refika Aditama. 12 Ratna, Kutha Metode, Sastra. Nyoman. dan 2004. Teori, Teknik Penelitian Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugihastuti. 2002. Teori dan Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Shadily, Hasan. 1973. Ensiklopedia Umum. Yogyakarta: Kanisius. 13