XML

advertisement
memiliki daya pikat kuat terhadap
PENDAHULUAN
persoalan
gender.
Paham
tentang
Surga Yang Tak Dirindukan
perempuan sebagai orang lemah lembut,
adalah novel karya Asma Nadia yang
permata, bunga, dan sebaliknya pria
menceritakan
sebagai orang yang cerdas, aktif, dan
perempuan
tentang
yang
kehidupan
oleh
sejenisnya selalu mewarnai karya sastra.
budaya patriarki yang sangat kuat, yang
Citra perempuan dan pria tersebut
jugatelah membedakan peran dalam
seakan-akan telah mengakar di benak
gender.
perempuan
penulis sastra. Sampai sekarang, paham
mempunyai peluang yang sama di
yang sulit dihilangkan adalah terjadinya
berbagai sektor kehidupan, akan tetapi
hegemoni pria terhadap perempuan.
budaya patriarki telah membatasi banyak
Hampir seluruh karya sastra, baik yang
hal yang menyebabkan perempuan tidak
dihasilkan oleh penulis pria maupun
memiliki
meraih
perempuan, dominasi pria selalu lebih
peluang, sehingga jelas ada diskriminasi
kuat. Hal yang sama juga terlihat pada
terhadap perempuan.
pemilihan tokoh-tokoh yang tampak
Laki-laki
terbelenggu
dan
kesempatan
Novel
untuk
Surga
Yang
Tak
mengedepankan
perbedaan
gender.
Dirindukan adalah salah satu bentuk dari
Figur pria terus menjadi the authority,
cipta sastra manusia. Sastra berasal dari
sehingga
kata sas (ajaran) dan tra (alat). Jadi,
perempuan adalah impian. Perempuan
sastra
selalu sebagai the second sex, warga
adalah
alat
(wahana)
untuk
mengajarkan kearifan hidup. Kearifan
adalah
Ratna
(2004:190-191)
yang
menyatakan tentang feminis, khususnya
untuk
masalah-masalah mengenai wanita, pada
menyampaikan sebuah kebenaran. Yang
umumnya dikaitkan dengan emansipasi,
menjadi masalah setiap kebenaran dalam
gerakan
sastra dan filsafat itu sering dibungkus
persamaan hak dengan kaum laki-laki,
dengan kata indah. Kebenaran menjadi
baik dalam bidang politik dan ekonomi,
tertutup dan tersembunyi (Endraswara,
maupun dalam bidang sosial budaya
2012:2).
pada umumnya. Kondisi-kondisi fisik
menggunakan
fenomena
bahwa
kelas dua dan tersubordinasi.
hidup tidak lain adalah suatu kebenaran.
Sastra
mengasumsikan
bahasa
Endraswara
khas,
wanita
untuk
menuntut
(2013:143)
perempuan yang lebih lemah secara
mengemukakan bahwa sejak dulu karya
alamiah hendaknya tidak digunakan
sastra telah menjadi Culture Regime dan
sebagai
alasan
untuk
menempatkan
1
kaum perempuan dalam posisinya yang
perempuan
lebih
perempuan
marginalisasi, subordinasi, stereotype
selalu dikaitkan dengan memelihara,
(kekerasan) dan beban ganda yang
pria selalu dikaitkan dengan bekerja.
senantiasa merugikan kaum perempuan.
rendah.
Pekerjaan
Menurut
Mustaqim
yang
menyebabkan
(2003:1)
Usaha untuk memperjuangkan keadilan
sistem patriarki yang berlaku hampir di
dan kesetaraan kaum perempuan dan
seluruh masyarakat telah menganggap
laki-laki menyangkut upaya perubahan
sebuah asumsi bahwa kodrat seorang
sosial politik dan budaya masyarakat
perempuan itu lebih rendah derajatnya
Indonesia, menjadikan perempuan lebih
daripada laki-laki dan mereka harus
berkonsentrasi pada upaya komitmen
tunduk kepada kekuasaan laki-laki demi
dan peran kodrati perempuan dalam
terciptanya kehidupan keluarga dan
memperkuat institusi keluarga sesuai
masyarakat
dengan konteks sosial budaya dan sistem
yang
harmonis.Budaya
patriarki yang kuat membuat poligami
nilai yang berlaku.
menjadi alasan yang kuat untuk kaum
laki-laki
membenarkan
Untuk meneliti karya sastra dari
praktek
aspek feminis, peneliti perlu membaca
poligami. Banyak alasan dikemukakan
teks sebagai perempuan (reading a
untuk membenarkan praktek poligami,
woman) dalam istilah Culler. Membaca
salah satunya asumsi bahwa poligami
sebagai
merupakan sunnah Nabi. Realitasnya,
demokratis dan tak berpihak pada laki-
umat Islam mempraktekan poligami,
laki ataupun perempuan. Dari sini,
tetapi melupakan pesan moral Islam
peneliti akan menemukan diegesis dan
untuk
Kaum
mimesis dalam teks sastra. Diegesis
dalam posisi
adalah segala peristiwa yang dilaporkan
sebagai istri dalam kenyataannya sehari-
atau dikisahkan. Sedangkan, mimesis
hari
menegakkan
keadilan.
perempuan khususnya
mereka
dituntut
perempuan
akan
lebih
agar
dapat
adalah hal-hal yang diperagakan dan
kewajibannya.
Lebih
dipertunjukkan. Baik diegesis maupun
memprihatinkan lagi, bahwa kewajiban
mimesis adalah sekuen-sekuen teks yang
dipikul oleh mereka seringkali lebih
dapat dipahami oleh pembaca.
melaksanakan
berat, dan realita yang ada menunjukkan
Ada beberapa alasan peneliti
bahwa hak-hak mereka lebih banyak
memilih
diabaikan.
Dirindukan karya Asma Nadia sebagai
Hal
ketimpangan
ini
disebabkan
antara
adanya
laki-laki
dan
objek
novel
penelitian,
Surga
di
Yang
antaranya
Tak
(1)
keberadaan Asma Nadia dalam khasanah
2
kesusastraan Indonesia modern yang
dinamakan yang membeli. Setelah dia
dikenal sebagai salah satu penulis
menikah,
produktif dan pendiri Forum Lingkar
marga
Pena (FLP) Indonesia, (2) novel Surga
mempunyai suatu hubungan hukum
Yang
dapat
apapun dengan marganya, dan ia tidak
menginspirasi bagi para pembacanya,
akan mewarisi harta ayahnya. Dalam
lebih khususnya bagi kaum perempuan,
marga suaminya, ia lebih dianggap milik
(3) novel Surga Yang Tak Dirindukan
sesama
adalah novel terbaik Islamic Book Fair
suaminya
Award, dan (4) novel Surga Yang Tak
kepada
Dirindukan karya Asma Nadia ini belum
sebagai harta peninggalan (Herscovist
pernah dikaji berdasarkan aspek budaya
dan Malinowski dalam Mustaqim, 2003:
patriarki.
3).
Tak
Dirindukan
suaminya.
tidak
lagi
ia
maka
Setelah
disarankan
laki-laki
beberapa
patriarki
ke
keluarga.
meninggal,
saudara
marganya
Ia
anggota
Dari
LANDASAN TEORI
berubahlah
suaminya
teori
mengenai
peneliti
dapat
mendefinisikan bahwa patriarki adalah
Menurut
Bashin
Khan
budaya masyarakat yang memosisikan laki-
(1995: 25), patriarki berasal dari kata
laki lebih berharga dan mempunyai banyak
patriarch yang berarti kekuasaan sang
kemampuan
ayah. Hal ini berkaitan dengan sistem
perbedaan yang jelas mengenai tugas dan
sosial, di mana sang ayah menguasai
peran perempuan dan laki-laki dalam
semua anggota keluarganya, semua harta
kehidupan bermasyarakat khususnya dalam
milik serta sumber-sumber ekonomi, dan
keluarga. Sikap masyarakat patriarki yang
membuat semua keputusan penting.
kuat
yang dimaksudkan sistem sosial di sini
cenderung tidak berempati terhadap segala
yaitu kepercayaan (ideologi) bahwa laki-
tindak
laki
tinggi
perempuan,
bahwa
mendominasi dan melakukan diskriminasi
perempuan harus dikuasai oleh laki-laki,
terhadap perempuan, dikarenakan patriarki
dan merupakan bagian dari harta milik
merupakan dominasi atau kontrol laki-laki
laki-laki.Patriarki menitikberatkan pada
atau perempuan.Ada dua bentuk dari
pengaruh laki-laki. Mula-mula wanita
budaya patriarki yaitu, (1) Poligami dan (2)
yang menjadi fakor yang menguasai
Diskriminasi Gender.
kedudukannya
dibanding
dan
lebih
perempuan,
ini
daripada
perempuan,
mengakibatkan
kekerasan
yang
laki-laki
ada
masyarakat
menimpa
cenderung
segala-galanya, sedangkan sekarang ia
3
METODE PENELITIAN
Metode
yang
Instrumen Penelitian
digunakan
dalam
a.
penelitian ini adalah metode kualitatif yang
bersifat
deskriptif.
(Moleong,
Instrumen Utama
Instrumen utama dalam penelitian
2011:6)
ini adalah peneliti. Peneliti merupakan
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
subjek utama dalam pengumpulan
adalah penelitian yang bermaksud untuk
data, menganalisis dan menyimpulkan
memahami fenomena tentang apa yang
data yang diperoleh sesuai dengan
dialami oleh subjek penelitian misalnya
rumusan masalah dalam penelitian ini.
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan
lain-lain, secara holistik, dan dengan cara
b.
Instrumen Pendukung
Instrumen
pendukung
dalam
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
penelitian ini adalah objek yang dikaji
kalimat, pada suatu konteks khusus yang
oleh instrumen utama (peneliti) berupa
alamiah
data-data
dan
dengan
memanfaatkan
yang
berkaitan
dengan
berbagai metode alamiah. Sumber data
budaya patriarki yang dimunculkan
penelitian ini adalah Novel Surga Yang Tak
tokoh-tokoh,
Dirindukan karya Asma Nadia.
gender yang terdapat dalam novel
yakni
poligami
dan
Surga Yang Tak Dirindukan karya
Asma
Teknik Pengumpulan Data
Nadia.
Jadi,
instrumen
pendukung dalam penelitian ini ialah
1.
Langkah kerja utama, sebagai kegiatan
tabel identifikasi data tentang poligami
yang
peneliti
dan gender yang dimunculkan tokoh-
novel
tokoh dalam novel Surga Yang Tak
paling
melakukan
mendasar
pembacaan
teks
Surga Yang Tak Dirindukan karya
Dirindukankarya Asma Nadia.
Asma Nadia secara heuristik dan
hermeneutik. Nurgiyantoro (2010: 33)
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
2.
Peneliti memberi pengkodean pada
temuan data yang dianggap relevan,
Penulis telah mengemukakan dalam
yakni budaya patriarki dalam novel
landasan teori tentang budaya patriarki
Surga Yang Tak Dirindukan karya
yang diambil dari buku Mustaqim (2003:1).
Asma Nadia, yakni persoalan tentang
Budaya patriarki memilki dua jenis yaitu
poligami dan diskriminasi gender.
(1) Poligami dan (2) Diskriminasi Gender.
Penelitian ini memfokuskan pada poligami
4
dan diskriminasi gender dengan analisis
“Wong lanang mesti begitu.”
sebagai berikut.
“Dan karena itu tidak ada lagi alasan
untuk bertahan. Arin akan minta pisah,
Bu.”(PLG/7/231)
1.
Sikap Tokoh Terhadap Poligami
Sebagai Bentuk Budaya Patriarki
dalam
Novel
Surga
Yang
Data PLG/7/231 menggambarkan
Tak
perasaan Arini yang hancur dan
Dirindukan karya Asma Nadia.
Dalam novel Surga Yang Tak
kecewa dengan perbuatan Pras yang
Dirindukan telah dipaparkan berbagai
di
nilai
telah
faktor yang menyebabkan kaum laki-
pernikahan
yang
laki
bertahun-tahun.
melakukan
Seperti
praktik
yang dialami
poligami.
mengkhianati
telah
dibina
Poligami
yang
oleh Arini,
dilakukan Pras membuat Arini tidak
perempuan ini mengalami poligami
bisa lagi mempertahankan rumah
yang dilakukan oleh suaminya sendiri.
tangganya yang telah mereka bina
Tak hanya Arini yang menjadi korban
bertahun-tahun. Memang tak pernah
poligami, namun tetangga, teman-
terbayangkan
temannya dan ibunya pun merasakan
rumah
praktik poligami yang dilakukan oleh
karena ada salah satu dari mereka
ayahnya. Sikap ayahnya yang selalu
yang
baik kepada ibunya hampir membuat
pernikahan
seisi rumah tak percaya kalau ayahnya
sebuah praktek poligami.
mencintai
ibunya.
perempuan
Adapun
berkaitan
dengan
sebelumnya
tangganya
tega
hancur
mengkhianati
dengan
kalau
hanya
sebuah
melegalkan
lain
selain
Hal ini dilakukan karena adanya
data-data
yang
dominasi laki-laki di dalam keluarga
poligami
yang
sebagai
kepala
rumah
tangga,
terdapat dalam novel Surga Yang Tak
sehingga dengan mudah laki-laki
Dirindukan
melegalkan praktek poligami tanpa
di
antaranya
sebagai
berikut.
memperhatikan
perasaan
istri.
Arini
Perasaan
seorang
mengetahui
Data 1
kenyataan yang pahit itu membuat
“Kamu jauh lebih mengenal Pras
dibanding perempuan itu, kan?
Sepuluh tahun bukan waktu singkat.”
“Tapi
Arin
tidak
ingin
mempertahankan
seseorang
yang
hatinya sudah pergi.”
“Kata siapa hati Pras sudah pergi?”
“Buktinya ada perempuan lain.”
hatinya
semakin
dugaan-dugaan
hancur
yang
dengan
ditujukan
kepada Pras.
Data 2
5
“Ternyata pikirannya salah, Rin. Ujian
terbesar muncul di tahun keenam
pernikahan. Ketika perempuan itu
menemukan suaminya diam-diam
sudah
menikah
dengan
teman
sekolahnya dulu. Cinta pertama yang
tak pernah mendapat kesempatan...”
“Berbulan-bulan lelaki itu tak pernah
pulang. Lali karo istri, lali karo anakaanake. Padahal dia sebelumnya bapak
yang baik...”
Arini
menggeleng,
tak
percaya.(PLG/7/235)
Novel
Surga
Yang
Tak
Dirindukan
Gender
merupakan
karakteristik yang melekat pada
laki-laki dan perempuan, dibuat
disosialisasikan,
dan
dikonstruksikan oleh masyarakat
secara sosial melalui pendidikan,
agama,
lingkungan
sosial
masyarakat.Perbedaan gender tidak
Kutipan
data
PLG/7/235
menggambarkan permasalahan yang
sebelumnya sudah terjadi didalam
keluarga ibu.Adanya poligami yang
dilakukan oleh bapak kepada ibu,
hingga melupakan anak-anaknya dan
tak pulang berbulan-bulan. Ibu tidak
melakukan
penolakan
dengan
memutuskan pergi dari bapak, karena
ibu
melihat
anak-anaknya
sebagai
alasan untuk bertahan.
Perselingkuhan
terjadi
yang dilakukan oleh bapak didasari
atas adanya cinta pertama pada saat
dulu
yang
mendapatkan
tidak
pernah
kesempatan
untuk
bersatu.Dominasi kaum laki-laki dalam
sebuah rumah tangga membuat lakilaki dengan mudah melakukan praktek
poligami.
2. Sikap
menjadi
menjadi
perhatian
bahan
dan
pertimbangan
penting kalau saja tidak membawa
dampak
yang
manusia,
merugikan
terutama
bagi
perempuan.
Namun, realitas yang terjadi kali
ini berkata lain. Konsep gender
menjadi penting karena perbedaan
gender
telah
ketidakadilan
masyarakat
yang
hingga akhirnya berakhir poligami
sekolah
akan
melahirkan
gender
dan
bahan
dalam
dalam
kebijakan pemerintah.
a. Gender Marginalisasi
Kecenderungan perempuan
terpinggirkan pada jenis-jenis
pekerjaan yang berupah rendah,
kondisi, kerja buruk dan tidak
ada keamanan kerja. Hal ini
berlaku khusus bagi perempuan
yang berpendidikan menengah
kebawah karena sangat sedikit
Tokoh
Diskriminasi
Gender
Terhadap
Sebagai
perempuan yang mendapatkan
peluang pendidikan. Berikut ini
Bentuk Budaya Patriarki dalam
6
adalah kutipan marginalisasi
lebih
dibandingkan
yang ada di dalam novel.
perempuan.
tenaga
kerja
Hal ini terjadi karena adanya
Data 1
perbedaan mengenai jenis kelamin
“Selamat Mei, kamu pantas
mendapatkan posisi ini. Pak
Deden
akan
menyiapkan
sebuah ruangan untukmu. Satu
lagi,
kamu
berhak
mendapatkan
fasilitas
kendaraan dari kantor.”
Proyekku tembus. Perusahaan
berhasil mendapatkan transaksi
besar. Proyek yang kukerjakan
dengan keringat dan air mata.
Tidak
hanya
karena
tantangannya,
tetapi
juga
karena muncul di saat hatiku
berusaha
keras
berdamai
dengan
perasaan
setelah
kejadian Ray. (GMG/2/133)
Data GMG/2/133 menggambarkan
keberhasilan
Mei
Rose
dalam
pekerjaannya di kantor membuat
kehidupan
Mei
Rose
membaik,
pendapatannya terus meningkat. Dari
seseorang yang diremehkan dan tidak
diperhitungkan hingga sampai pada
posisi yang cukup mapan. Semua
murni dengan prestasi yang dimiliki
Mei Rose. Hal ini membuktikan
bahwa perempuan juga bisa bekerja
setara dengan laki-laki, di tengah
kepungan
budaya
patriarki
yang
masih kuat dan sikap penguasa atau
yang
mengakibatkan
ketidakadilan
yang
adanya
dialami
oleh
pihak perempuan. Perempuan selalu
dituntut untuk selalu mengalah dalam
berbagai hal, namun perempuan tidak
memiliki kesempatan yang sama
seperti
kaum
laki-laki
dalam
mengembangkan diri. Ketidakadilan
yang dialami oleh perempuan ini
membuat posisi perempuan semakin
terpinggirkan.
b. Gender Subordinasi
Subordinasi
atau
penomorduaan
terhadap
perempuan
menyebabkan
perempuan berada dalam posisi
inferior atas superioritas lakilaki.
Seorang
laki-laki
dilahirkan dengan adanya sifat
yang melekat yaitu mereka
bersifat
emosional,
rasional,
dan
kuat,
sensitif
sehingga dianggap bisa menjadi
seorang pemimpin. Berikut ini
kutipan yang ada di dalam
novel.
majikan yang cenderung menganggap
tenaga kerja laki-laki memiliki nilai
Data 1
Madunya
Mbak
Pur,
tetangganya, menolak duduk di
7
kursi belakang mobil setiap kali
mereka semua jalan-jalan.
Dengan congkak, perempuan
itu minta duduk di depan, di
samping sang suami, atau tidak
sama sekali. Dan Mas Yadi,
yang tak ingin ribut, selalu
meminta
istri
pertamanya
mengalah dan pindah ke
belakang.
Kurang apa pengabdian dua
puluh tahun Mbak Pur yang
menikahi Mas Yadi sejak lelaki
itu baru menjadi guru, dan
bukan
kepala
sekolah?(GSB/6/113)
berlangsungnya
kehidupan
rumah
tangga yang harmonis. Yang selalu
menempatkan perempuan dibawah
prioritas
laki-laki
serta
selalu
menerima
apapun
yang
sudah
ditetapkan
oleh
laki-laki
sebagai
kepala rumah tangga.
c. Gender Stereotype
Stereotype
merupakan
pelabelan atau penandaan yang
diberikan
kepada
orang
tertentu. Perempuan dalam hal
Data GSB/6/113 menggambarkan
pengorbanan seorang istri sangatlah
besar,
melalui
pengabdiannya,
pelayanannya,
dan
kesetiaannya
terhadap suami. Namun, apalah daya
seorang istri yang taat terhadap suami
yang
memaksa
keadaan.
Ia
untuk
rela
menerima
dimadu
laki-laki
keluarga
dan
mengakibatkan
diabaikan,
sebagai
kepala
pencari
nafkah
peran
padahal
sering
mendapatkan
pelabelan yang negatif dari
masyarakat
yang
dikaitkan
dengan kondisi fisik sebagai
seorang perempuan. Berikut ini
adalah bentuk stereotype yang
ada di dalam novel.
asal
keluarganya tetap utuh, dominasi
kaum
ini
perempuan
dalam
kenyataannya sebuah rumah tangga
seorang istri berperan sangat besar.
Sebagai seorang istri Mbak Pur tetap
saja selalu mengalah, ia melakukan
itu hanya untuk menghindari adanya
konflik dalam rumah tangganya.
Data 1
Dari mulut lelaki itu keluar
kalimat-kalimat
penuh
kemarahan.
“Dasar
perempuan
nakal!Sundal!”
“Kau
memang
binatang!
Perempuan sundal! Pelacur!
Biar mampus!”
Hari itu tak mungkin kulupa.
Hari di saat David menyadari
tubuhku yang semakin berubah.
Perubahan yang bahkan telah
cukup
lama
kunafikan.(GST/2/102-103)
Budaya patriarki memaksa kaum
perempuan untuk menjadi istri yang
selalu mengalah pada keadaan demi
Data GST/3/102 menggambarkan
ketidakadilan yang dialami pihak
8
perempuan yang selalu dikaitkan
Berikut kutipan kekerasan yang
dengan
ada di dalam novel.
kondisi
mereka
sebagai
perempuan. Tradisi budaya yang
masih kuat di masyarakat patriarki
Data 1
adalah aturan jika seorang perempuan
Satu
tangan
tiba-tiba
menyergap
dari
belakang,
menyeret tubuh kurusku dan
melemparkannya ke sebuah
sofa besar, lalu menumpahkan
nafsunya dengan kasar.
Tangan itu, tangan Ray. Hari
itu dia merampas ruang
keperempuanku. (GVL/2/54)
tidak boleh pulang larut malam agar
tidak menimbulkan fitnah.
Peristiwa yang membuat David
menghajar Mei habis-habisan dan
mengucapkan kalimat yang membuat
Mei
tertegun.
Alasan
David
memukuli Mei dan memarahinya
karena
David
menyadari
adanya
Data
GVL/2/54
bahwa bentuk
menunjukkan
kekerasan seksual
perubahan fisik yang dialami Mei.
melalui pemerkosaan yang dilakukan
Perubahan yang telah cukup lama
Ray terhadap Mei. Perlakuan yang
disembunyikan
seharusnya tidak dilakukan itu terjadi.
Mei
dari
semua
orang. Sesuatu tumbuh di rahim dan
Dengan
menjadi bagian dari tubuh Mei. Janin
memperlakukan
berusia hampir empat bulan itu
semaunya
melemparkan
perempuan
Mei
pada
rahasia
Tuhan yang lain.
d. Gender Violence
Violence atau kekerasan
terhadap
perempuan
mudah
dan
hanya
kenikmatan
tanpa
keinginan
tanpa
mereka
perempuan
menganggap
sebagai
hasrat
objek
dan
memikirkan
perasaannya.
yaitu
Mei Rose sulit untuk menerima
serangan baik fisik maupun non
kenyataan betapa menyeramkan laki-
fisik yang dilakukan seseorang
laki itu dalam keadaan kalap dan
kepada
yang
gelap mata. Ray seperti binatang buas
perempuan
berakibat
penderitaan
bagi
yang kelaparan, tidak ada kemesraan,
korbannya
yaitu perempuan.
kasih sayang, atau cinta. Cuma nafsu
Bentuk
kekerasan
tersebut
yang mengentak-entak liar. Satu-
pemukulan,
satunya alasan kenapa pemerkosaan
pemerkosaan, bahkan berupa
itu terjadi, murni karena kesalahan
kekerasan dalam bentuk halus
Mei. Keslahan yang dimulai pada
yaitu
detik Mei membuka pintu yang
berupa
pelecehan
seksual.
9
selama ini memisahkan Mei dari
dirinya. Beban ganda ini terlihat saat
dunia dongeng.
Arini bukan hanya sebagai ibu rumah
tangga tetapi juga bekerja sebagai
e. Gender Beban Ganda
Anggapan
bahwa
kaum
memilki
sifat
Beban ganda yang dijalani seorang
memelihara dan rajin, serta
istri dilakukan mulai ia bangun tidur
tidak cocok menjadi kepala
sampai kembali tidur lagi, mereka
rumah tangga berakibat bahwa
merasakan bahwa pekerjaan seorang
semua
pekerjaan
dosmetik
perempuan di
rumah
tangga
menjadi
sesuatu yang mudah. Kalau semua
kaum
jenis pekerjaan diukur mana yang
perempuan. Berikut ini adalah
paling berat, pasti pekerjaan ibu
kutipan yang mencerminkan
rumah tangga justru karena tidak
beban
pernah disebut sebagai pekerjaan.
perempuan
tanggung
jawab
ganda
yang
dialami
perempuan.
penulis novel.
rumah
itu bukan
Namun, justru pekerjaan inilah yang
paling banyak menguras waktu dan
Data 1
tenaga
karena
Ah,
sedang
apa
Arini?
Memandikan anak mereka yang
paling kecilkah? Menyuapi?
Atau berkutat dengan tuts-tuts
di keyboard-nya? (GBG/1/34)
habisnya.
tidak
Berdasarkan
akan
analisis
ada
data-data
yang terdapat dalam novel Surga
Yang Tak Dirindukan menunjukan
Data GBG/2/110 menggambarkan
banyaknya ketidakadilan gender yang
bahwa beban ganda yang di jalani
dialami oleh perempuan yang berasal
seorang istri bukan sesuatu yang
dari pola pikir yang sudah mengakar
mudah.
kuat dalam budaya patriarki yang
Tanpa
meninggalkan
pekerjaan domestik yang diembannya
menyebabkan
sebagai seorang istri yang berbakti
terdapat
kepada
menyebabkan
suami,
ia
juga
harus
subordinasi
dalam
cerita
peran
banyak
sehingga
perempuan
mengurus anak-anaknya dengan baik
terabaikan oleh dominasi laki-laki
dan
dalam segala hal.
memenuhi
kebutuhan
anak-
anaknya. Tetapi, bukan hanya disitu
saja tugas Arini, ia masih harus
PENUTUP
mengurus urusan lain seperti menulis
novel dan membangun eksistensi
Simpulan
10
perempuan menyebabkan perempuan
Berdasarkan hasil analisis data pada
berada dalam jenis-jenis pekerjaan, (2)
Bab IV, maka dapat diuraikan bahwa
bentuk subordinasi atau penomorduaan
dalam
terhadap
novel
Surga
Yang
Tak
perempuan
menyebabkan
Dirindukan karya Asma Nadia terdapat
perempuan berada dalam posisi inferior
dua bentuk
atas superioritas laki-laki, (3) bentuk
poligami
budaya
dan
patriarki
diskriminasi
yaitu
gender.
stereotype
atau
pelabelan
Kedua bentuk patriarki ini menempatkan
perempuan
perempuan pada posisi yang lebih
mendapatkan pelabelan yang negative
rendah derajatnya dari pada laki-laki.
dari masyarakat yang dikaitkan dengan
Fenomena poligami sebagai bentuk
kondisi
dalam
fisik
hal
terhadap
ini
sebagai
sering
seorang
budaya patriarki menimbulkan beberapa
perempuan, (4) bentuk violence atau
implikasi,
implikasi
kekerasan terhadap perempuan berupa
sosiopsikologis terhadap perempuan, (2)
pemerkosaan dan pemukulan, (5) bentuk
implikasi
beban ganda terhadap perempuan karena
yaitu
(1)
kekerasan
terhadap
perempuan, (3) implikasi sosial terhadap
kaum
masyarakat. Implikasi poligami yang
menyelesaikan tugas domestik mereka
terdapat dalam novel Surga Yang Tak
sebelum
Dirindukan antara lain (1) implikasi
membantu suami mencari nafkah untuk
sosiopsikologis
memenuhi kebutuhan rumah tangga.
yang
digambarkan
perempuan
cenderung
mereka
bekerja
harus
untuk
dengan perasaan sulut hati yang dialami
oleh seorang istri oleh karena suaminya
DAFTAR PUSTAKA
berpoligami, (2) implikasi kekerasan
terhadap perempuan yang digambarkan
Abdullah, H. Boedi. 2013. Perkawinan
dengan kekerasan dalam rumah tangga
Perceraian
Keluarga
yang dialami perempuan disebabkan
Bandung: Pustaka Setia.
Muslim.
kuatnya dominasi laki-laki terhadap
perempuan sehingga perempuan sebagai
Arikunto,
Suharsimi.
2010.
manusia yang lemah selalu mendapatkan
Penelitian
perlakuan yang kurang manusiawi.
Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
Fenomena
menimbulkan
perempuan
gender
ketidakadilan
berupa,
(1)
(Suatu
Prosedur
Pendekatan
yang
terhadap
bentuk
marginalisasi atau peminggiran terhadap
Corkery, Shown. 2011. Pengertian Akan
Pelecehan
Seksual.
Online
(http://www.pancarananugerah.org/i
11
ndex.php?option=com-
terjemahkan
oleh
S.
Herlina).
content&view=article&id Diunduh
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
pada tanggal 2 Maret 2016)
Moleong,
Djajanegara, Soenarjati. 2000. Kritik Sastra
Lexy
J.
2014.
Metodologi
Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).
Feminis; Sebuah Pengantar. Jakarta:
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Gramedia Pustaka Utama.
Mulia,
Endraswara, Suwardi. 2012. Filsafat Sastra
Siti
Musdah.
Menggugat
(Hakikat, Metodologi, dan Teori).
2004.
Poligami.
Islam
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Yogyakarta: Layar Kata.
Mustaqim, Abdul. 2003. Tafsir Feminisme
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi
Penelitian
Model,
Sastra
Teori,
Versus
(Epistemologi,
dan
Tafsir
Patriarki.
Yogyakarta: Sabdapersada.
Aplikasi).
Muthali’in, A. 2001. Bias Gender dan
Yogyakarta: CAPS.
Pendidikan. Malang: UNM Press.
Fakih, Mansour. 2012. Analisis Gender dan
Transformasi Sosial. Yogyakarta:
Nadia, Asma. 2014. Surga Yang Tak
Pustaka Pelajar.
Dirindukan. Jakarta: AsmaNadia
Publishing House.
Herscovist
dan
Pengertian
Malinowski.
2003.
Budaya.
Online
Natia, I K. 2005. Ikhtisar Teori dan
(http://www.sinarharapan.co.id/Hib
Periodisasi
Sastra
uran/Budaya/2003/0913/bud2.html
Surabaya: Bintang.
Indonesia.
diunduh pada tanggal 2 Maret 2016)
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Pengkajian
Irwan, Zoer’aini Djamal. 2002. Besarnya
Eksploitasi
Perempuan
Prosa Fiksi. Yogyakarta: Pustaka
dan
Pelajar.
Lingkungan di Indonesia. Jakarta:
Gramedia.
Kamla, Bhasin dan Night Said Khan. 1995.
Feminisme dan Relevansinya (di
Rafiek,
M.
2013.
Pengkajian
Sastra
(Kajian Praktis). Bandung: Refika
Aditama.
12
Ratna,
Kutha
Metode,
Sastra.
Nyoman.
dan
2004.
Teori,
Teknik
Penelitian
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
Sugihastuti. 2002. Teori dan Apresiasi
Sastra.
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
Shadily, Hasan. 1973. Ensiklopedia Umum.
Yogyakarta: Kanisius.
13
Download