I. PENDAHULUAN 1.1. Dasar Teori Hama tanaman dalam arti luas adalah semua organisme atau binatang yang karena aktivitas hidupnya merusak tanaman sehingga menimbulkan kesugian ekonimi bagi manusia. (De-mar, 2012). Ada beberapa filum dalam dunia binatang yang sebagian dari anggotanya berpotensi menjadi hama tanaman, yakni Filum : a). Aschelminthes yang banyak dikenal berperan sebagai hama tanaman (bersifat parasit) adalah anggota klas Nematoda. Namun, tidak semua anggota klas Nematoda bertindak sebagai hama, sebab ada di antaranya yang berperan sebagai nematoda saprofag serta sebagai nematoda predator (pemangsa). b). Mollusca yang anggotanya berperan sebagai hama adalah dari klas Gastropoda yang salah satu jenisnya adalah Achatina fulica Bowd atau bekicot, Pomacea ensularis canaliculata (keong emas). c). Anggota Filum Chordata yang umum dijumpai sebagai hama tanaman adalah dari klas Mammalia, yaitu keluarga bajing dan tikus. d). Anggota dari filum Arthropoda yang mempunyai peranan penting sebagai hama tanaman adalah klas Arachnida (tunggau) dan klas Insecta atau Hexapoda (serangga). (Pandito, 2011). Serangga yang penting yang tidak lain sering merusak tanaman adalah kelompok kelas Hexapoda. Serangga Hexapoda mempunyai ciri khas yakni memiliki enam buah kaki. Jenis ini memiliki beberapa jenis ordo, yakni sebagai berikut: a. Ordo Orthoptera Berasal dari kata orthos yang artinya “lurus” dan pteron artinya “sayap”. Golongan serangga ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator. Sewaktu istirahat sayap bagian belakangnya dilipat secara lurus dibawah sayap depan. Sayap depan mempunyai ukuran lebih sempit daripada ukuran sayap belakang. (Abrar Faperta Untad , 2011). 1 b. Ordo Hemiptera Hemi artinya “setengah” dan pteron artinya “sayap”. Beberapa jenis serangga dari ordo ini pemakan tumbuhan dan adapula sebagai predator yang mengisap tubuh serangga lain dan golongan serangga ini mempunyai ukuran tubuh yang besar serta sayap depannya mengalami modifikasi, yaitu setengah didaerah pangkal menebal, sebagiannya mirip selaput, dan sayap belakang seperti selaput tipis. (Abrar Faperta Untad , 2011). c. Ordo Homoptera Homo artinya “sama” dan pteron artinya “sayap”. Serangga golongan ini mempunyai sayap depan bertekstur homogen. Sebagian dari serangga ini mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan tidak bersayap. Misalnya (Abrar Faperta Untad , 2011). d. Ordo Lepidoptera Berasal dari kata lepidos artinya “sisik” dan pteron artinya “sayap”. Larva sangat berpotensi sebagai hama tanaman, sedangkan imagonya (kupu-kupu dan ngengat) hanya mengisap madu dari tanaman jenis bunga-bungaan. Sepasang sayapnya mirip membran yang dipenuhi sisik yang merupakan modifikasi dari rambut. (Abrar Faperta Untad , 2011). e. Ordo Coeleptera Berasal dari kata Coleos artinya “seludang” dan pteron “sayap”. Tipe serangga ini memiliki sayap depan yang mengeras dan tebal seperti seludang berfungsi untuk menutup sayap belakang dan bagian tubuh. Sayap bagian belakang mempunyai struktur yang tipis. Anggota-anggotanya sebagian sebagai pengganggu tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai pemangsa serangga jenis yang berbeda. (Abrar Faperta Untad , 2011). f. Ordo Diptera Di artinya “dua” dan pteron artinya “sayap”, merupakan bangsa lalat, nyamuk meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedangkan sayap belakang telah berubah menjadi halter yang multifungsi sebagai 2 alat keseimbangan, untuk mengetahui arah angin, dan alat pendengaran. (Abrar Faperta Untad , 2011). Selama perkembangan tubuhnya, hama serangga tanaman mengalami perubahan-perubahan yang nyata. Perubahan ini dibedakan menjadi dua, yaitu : a). Paurometabola : Serangga secara paurometabola selama siklus yang mengalami hidupnya perubahan mengalami tiga bentuk stadia pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa dan imago. Serangga pradewasa disebut nimfa. Nimfa dan imago memiliki tipe alat mulut dan jenis makanan yang sama, bentuk nimfa menyerupai induknya hanya ukurannya lebih kecil, belum bersayap, dan belum memiliki alat kelamin. Serangga pradewasa mengalami beberapa kali pergantian kulit, diikuti pertumbuhan tubuh dan sayap secara bertahap. Serangga yang termasuk alam tipe ini yaitu ordo Orthoptera, Hemiptera, dan Homoptera. b). Holometabola : Pada tipe ini serangga memiliki empat stadia selama siklus hidupnya, yaitu telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago. Serangga pradewasa disebut larva, dan memiliki habitat yang berbeda dengan imagonya. Larva merupakan fase yang aktif makan, sedangkan pupa merupakan bentuk peralihan yang dicirikan dengan terjadinya perombakan dan penyususunan kembali alat-alat tubuh bagian dalam dan luar. Serangga yang memiliki perkembangan holometabola yaitu ordo Lepidoptera, ordo Coleoptera, ordo Hymenoptera. (My Blog, 2011). Pada dasarnya jenis kerusakan pada tanaman oleh serangga hama sangat erat kaitannya dengan tipe alat mulut dari serangga hama itu sendiri. Ada beberapa tipe alat mulut serangga yaitu: a). Tipe alat mulut menggigitmengunyah, b). Tipe alat mulut menusuk menghisap, c). Tipe alat mulut meraut menghisap, d). Tipe alat mulut mengait-mengisap, e). Tipe alat mulut lainnya adalah menjilat menghisap. (Yoga Permana, 2012). 3 1.2. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perbedaan ke enam ordo serangga hama tanaman dan untuk mengetahui lebih jelas perbedaan masingmasing bagian tubuh serangga (kepala, dada, sayap, perut, dan kaki), sehingga memudahkan pengklasifikasian/identifikasi ke enam ordo serangga hama tersebut. 4 II. BAHAN DAN METODE 2.1. Tempat dan Waktu Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman dengan materi “Mengenal Ordo Serangga Hama” dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya. Pada hari Sabtu, 06 April 2013 pukul 13.00-14.40 WIB. 2.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah lup, alat gambar, dan alat tulis lainnya. Sedangkan bahan yang digunakan adalah spesiman serangga hama (ordo orthoptera, hemiptera, homoptera, lepidoptera, diptera, dan coeleptera). 2.3. Cara Kerja a. Membuat hasil pengamatan dalam bentuk gambar dari masing-masing ordo serangga hama : 1). Membentuk serangga secara keseluruhan, 2). Per masingmasing bagian, yaitu sayap depan dan belakang, kepala (caput), dada (thorax), perut (abdoment), dan kaki, 3). Membuat resume singkat meliputi : gejala serangga, tanaman yang diserang dan b. Mengamati secara mikroskopis penyebab penyakit dengan berdasarkan tanda yang tampak. 5 III. HASIL DAN PENGAMATAN 3.1. Hasil Pengamatan Dari hasil pengamatan Mengenal Ordo Serangga Hama di sub Laboratorium Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman jurusan Budidaya Pertanian UNPAR disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Hasil Pengamatan Mengenal Ordo Serangga Hama di sub Laboratorium Dasar-dasar Perlindungan Tanaman jurusan Budidaya Pertanian UNPAR No. 1. Nama Ulat Ordo Tipe Serangga Perkembangan Lepidoptera Holometabola Tipe Alat Mulut Bagian Tanaman yang diserang Larva : Daun Penggulung menggigit- Daun mengunyah. (Erionota Imago thrax) Menghisap : menusuk. 2. 3. Belalang Orthoptera Paurometabola Nimfa dan Daun Kayu imago (Valanga sama menggigit nigricornis) mengunyah. Lalat Buah Diptera Holometabola (Dacus sp) sama- Larva : Buah menggigitmengunyah Imago : menjilat. 4. Kutu Daun Homoptera Paurometabola Menyerang atau Daun 6 (Aphis sp) 5. 6. Kumbang menghisap. Coeleptera Holometabola Larva dan Pucuk kelapa Kelapa imago (Oryctes menggigit- rhinoceros) mengunyah. Walang Hemiptera Paurometabola : Nimfa : Malai Sangit menusuk- (Leptocorisa menghisap. acut) Imago : menusukmenghisap. 3.2. Pembahasan 3.2.1. Ulat Penggulung Daun Gambar Utuh Gambar Beserta Bagian-bagiannya 1 3 1 1 Sumber : http://www.google.co.id/search?q=aphis+sp&hl=id&source=l nms&sa=X&ei=dGBlUYfNDoXsrAfYo4Ao&ved=0CAYQ_ AUoAA&biw=1024&bih=677#hl=id&gs_rn=8&gs_ri=psyab&pq=walang%20sangit&cp=11&gs_id=6g&xhr=t&q=ulat+ 1 penggulung+daun+pisang&es_nrs=true&pf=p&sclient=psyab&oq=ulat+penggu&gs_l=&pbx=1&bav=on.2,or.r_qf.&bvm =bv.44990110,d.bmk&fp=61567323d0abc4c6&biw=1024&bi h=677 2 1. Kepala 2. Kaki 3. Perut 7 Berikut ini adalah klasifikasi dari ulat penggulung daun pisang : Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Lepidoptera Famili : Hesperiidae Spesies : Erionota thrax L Ulat penggulung daun pisang tipe perkembangannya termasuk holometabola dan memiliki tipe mulut pada saat larva : menggigit-mengunyah dan imago : menghisap-menusuk. Bagian yang diserang oleh hama ini adalah daun. Ulat yang masih muda warnanya sedikit kehijauan, tubuhnya tidak dilapisi lilin. Sedangkan ulat yang lebih besar berwarna putih kekuningan dan tubuhnya dilapisi lilin. Pupa berada di dalam gulungan daun, berwarna kehijauan dan dilapisi lilin. Panjang pupa lebih kurang 6 cm dan mempunyai belalai (probosis). Dibawah ini adalah siklus daur ulang ulat penggulung daun hingga menjadi kupukupu : Sumber : http://dc252.4shared.com/doc/NHghHyv7/preview.html 8 Tanpa harus menggunakan bahan kimia, hama ini bisa dikendalikan dengan cara mengambil daun pisang yang tergulung, kemudian ulat yang ada di dalamnya dimusnahkan atau memanfaatkan predator seperti burung gagak dan kutilang. (Kementerian Perlindungan Tanaman, 2011). 3.2.2. Belalang Kayu Gambar Utuh Sumber Gambar Beserta Bagian-bagiannya : http://www.google.co.id/search?q=aphis+sp&hl=id &source=lnms&sa=X&ei=dGBlUYfNDoXsrAfYo 4Ao&ved=0CAYQ_AUoAA&biw=1024&bih=67 7#hl=id&sclient=psyab&q=belalang+kayu+klasifikasi&oq=belalang+ka yu&gs_l=serp.1.3.0l4.148822.152387.2.156154.13 .10.0.3.3.1.1325.3795.0j4j4j61j1.10.0...0.0...1c.1.8.psy-ab.GhV3o7WGhY&pbx=1&bav=on.2,or.r_qf.&bvm= bv.44990110,d.bmk&fp=61567323d0abc4c6&biw Sumber : http://adearisandi.wordpress.com/2012/02/28/metamorfosis-belalang/ =1024&bih=677 Berikut adalah klasifikasinya : Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Orthoptera Famili : Accididae Genus : Valanga Spesies : Valanga nigricornis 9 Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan kemampuan melompat mumpuni (dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang tubuhnya). Hama ini memiliki tipe mulut nimfa dan imago sama-sama menggigitmengunyah. Dalam daur hidupnya belalang kayu Hemimetabola, yaitu hama serangga yang mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut: Sumber :http://adearisandi.wordpress.com/2012/02/28/metamorfosis-belalang/ Adapun cara untuk mengendalikan hama ini adalah mengembil telur belalang di ayam dan diberikan epada ayam, melakukan dengan merawat kumbang endol sebagai parasit belalang dan mengatur kultur teknis pada penanganan. 10 3.2.3. Lalat Buah Gambar utuh Bagian-bagiannya Sumber :http://www.google.com/search?q=lalat+b uah&hl=en&tbm=isch&tbo=u&source=un A. Antena iv&sa=X&ei=2WJlUYefL8njrAfrvIGgCg B. Mata &ved=0CC8QsAQ&biw=1024&bih=677 C. Tibia &sei=4GJlUb2JCYKzrAeFqYDYDA D. Tarsus E. Protorax F. Abdominal segmen G. Sayap Sumber : http://pancarahmat.blogspot.com/2012/05/morfologi-lalat-buahdrosophila.html Berikut adalah klasifikasi untuk lalat buah : Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Diptera Famili : Dacuslidae Genus : Dacus Spesies : Dacus sp Lalat buah mempunyai panjang tubuh sekitar 3 sampai 4 mm, tubuhnya berwarna kuning kecoklatan. Lalat buah tipe perkembangannya adalah holometabola dan memiliki tipe mulut pada saat larva : menggigit-mengunyah dan imago : menjilat. Telurnya berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Panca Neutron, 2012). 11 Berikut ini adalah gambar daur hidup lalat buah : Sumber : http://pancarahmat.blogspot.com/2012/05/morfologi -lalat-buah-drosophila.html Adapun cara-cara untuk mengendalikan hama lalat buah ini adalah sebagai berikut : 1). Melakukan pergiliran tanaman untuk memutus rantai perkembangan lalat. 2). Mengumpulkan semua buah yang terserang dan memusnahkannya.3). Mengendalikan dengan perangkap metil eugenol yang sangat efektif dengan cara memasukkan metil eugenol dalam kapas ke botol bekas air mineral yang telah diolesi minyak goreng, atau diberi air. Lalu digantungkan perangkap di pingir kebun. (Sugiarto’s Blog, 2012). 3.2.4. Kutu Daun Gambar Utuh Bagian-bagiannya 2 1 3 4 Sumber : www.image.kutu-daun.google.com// 1. 2. 3. 4. Kaki Mulut Kepala Perut 12 Klasifikasi dari kutu daun : Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Kelas : Insekta Ordo : Hemiptera Famili : Aphididae Genus : Myzus, Aphis, Toxoptera Spesies : Myzus persicae, Aphis gossypii, Toxoptera, aurantii, Toxoptera citricidus Secara umum kutu berukuran antara 1-6 mm, tubuh lunak, berbentuk seperti buah per, pergerakan rendah dan biasanya hidup secara berkoloni (bererombol). Tipe mulut pada larva menyerang atau menghisap. Dan sistem perkembangannya adalah paurometabola sebagai berikut : Sumber : http://www.google.com/imgres?q=klasifikasi+kutu+daun&biw=1024&bih=634&tbm=isch&tbnid=vCKSCGED6j2kFM:&i mgrefurl=http://saungsumberjambe.blogspot.com/2011/08/kutu-kebul-bemisia-tabacigenn.html&docid=EbpXWkr80sPf3M&imgurl=http://1.bp.blogspot.com/M2fiMGzDDiE/Tm3Cd4sxU6I/AAAAAAAAAZE/2wyTdySfork/s1600/siklus%252Bkutu%252Bkebul.jpg&w=1352&h= 1119&ei=ZAZoUdyKOIrUrQf73YHIAg&zoom=1&ved=1t:3588,r:0,s:0,i:81&iact=rc&dur=531&page=1&tbnh=181&tbn w=233&start=0&ndsp=12&tx=115&ty=73 13 Kutu daun dapat dikendalikan dengan atau tanpa menggunakan bahan kimia. Beberapa metode populer yang digunakan untuk membasmi kutu daun adalah sebagai berikut: a). menyemprot tanaman menggunakan air. Jika Anda memiliki tanaman dalam pot yang diletakkan di dalam rumah, bawa keluar pot kemudian semprot tanaman dengan air. b). dapat pula membuat semprotan cabe. c). dapat menggunakan predator alami. (Bumbata, 2013). 3.2.5. Kumbang Kelapa Gambar Utuh Bagian-bagiannya 3 1 5 2 4 Sumber : 1. Kaki http://www.google.com/search?q=Oryctes+rhinoceros&tb m=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=5whoUaWDoL_rAfZjYHIBw&ved=0CDkQsAQ&biw=1024&bih=6 34&sei=PAloUffdFM6IrAfNhIHICQ 2. Mulut 3. Sayap 4. Perut 5. Anus Klasifikasi kumbang kelapa : Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Coleoptera Famili : Scarabaeidae Genus : Oryctes Spesies : Oryctes rhinoceros 14 Kumbang kelapa memiliki warna yang gelap. Kumbang ini sering menyerang tanaman kelapa yang masih muda maupun yang sudah dewasa. Satu serangan kemungkinan bertambah serangan berikutnya. Tipe mulutnya larva dan imagonya sama-sama menggigit dan menyuh. Dan merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang melewati stadia telur, larva, pupa, dan imago (holometabola). Berikut adalah gambar daur ulang kumbang kelapa : Sumber : http://dc398.4shared.com/doc/FOdK3m3f/preview.html Adapun untuk mengendalikan hama ini adalah dengan menebang, membakar, atau membelah pohon-pohon kelapa yang mati, sarang-sarangnya dibakar sedalam 20 cm, pelepah daun kelapa dibersihkan setiap menurunkan buah, kumbang yang ditemukan dibunuh atau dicungkil keluar dari lubangnya. Penggunaan kelapa mati yang dibiarkan tegak merupakan cara yang cukup efektif untuk pengendalian hama ini. Pengendalian dengan sistem ini dapat dilakukan bersama-sama dengan pengendalian lain, yaitu dengan cendawan Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes, sehingga larva yang berada dalam tegakan tersebut akan terinfeksi oleh cendawan ataupun virus. (Rio10, 2009). 15 3.2.6. Walang Sangit Bagian Utuh Bagian-bagiannya 1 2 Sumber : 3 http://agenacemaxsurabaya.blogspot.com/2012/10/ha ma-dan-penyakit-pada-tumbuhan.html 4 1. Antena 5 2. Mulut 3. Perut 4. Kaki 5. Sayap Klasifikasi walang sangit : Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Hemiptera Famili : Alydidae Genus : Leptocorixa Spesies : Leptocorisa acuta Walang sangit selain menyerang tananamn padi yang sudah bermalai dapat pula berkembang pada rumput-rumputan. Tipe mulut nimfa dan imago adalah menusuk-menghisap. Sedangkan hama ini mengalami metamorfosa yang sederhana, yaitu paurometabola. 16 Serangan walang sangit dapat dikendalikan dengan berbagai cara, misalnya melakukan penanaman serempak pada suatu daerah yang luas, sehingga koloni walang sangit tidak terkonsentrasi di satu tempat sekaligus menghindari kerusakan yang berat. Pada awal fase generstif dianjurkan untuk menanggulangi walang sangit dengan perangkap dari tumbuhan rawa Limnophila sp. Ceratophyllum sp., Lycopodium sp. dan bangkai hewan : kodok, kepiting, udang dan sebagainya. Walang sangit yang tertangkap lalu dibakar. Parasit telur walang sangit yang utama adalah Gryon nixoni dan parasit telur lainnya adalah Ooencyrtus malayensis. Walang sangit dapat tertarik pada bau-bau tertentu seperti bangkai dan kotoran binatang, beberapa jenis rumput seperti Ceratophyllum dermesum L., C. Submersum L., Lycopodium carinatum D., dan Limnophila spp. (Rio10, 2009). 17 IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Pada filum Arthropoda terdapat enam ordo yang bertindak sebagai hama serangga. Ke enam ordo tersebut adalah : a. Orthoptera adalah serangga yang bersayap lurus saat lurus. Alat-alat tambahan pada ordo orthoptera antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antena, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen). b. Hemiptera adalah serangga yang sayapnya bagian depan mengalami penebalan setengah bagian, sisanya bertekstur seperti selaput. Pada ordo hemiptera Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruasruas memanjang yang membungkus stylet. c. Homoptera adalah serangga yang bersayap sama seperti membran. Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostumnya. Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat membranus. d. Lepidoptera adalah serangga yang sayapnya terdiri dari sisik-sisik kecil yang akan menempel bila dipegang. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga 18 bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula. e. Diptera adalah serangga yang bersayap dua. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet. f. Coloeptera : serangga yang bersayap seludang pada sayap bagian depannya dan sayap belakangnya seperti selaput. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala. 19