ISOLASI DAN UJI KEMAMPUAN REDUKS MERKURI (Hg) ISOLAT BAKTERI DARI AIR LAUT PANTAI LOSARI MAKASSAR Fahruddin dan Nurhaedar Jurusan Biologi, F.MIPA Unhas Tamalanrea, Makassar 90245 email: [email protected] ABSTRAK Masuknya buangan logam berat merkuri pada perairan dapat berbahaya pada biota dan terganggunya kesehatan manusia. Hal ini dapat ditanggulangi secara biologi dengan memanfaatkan bakteri dalam mereduksi merkuri menjadi tidak berbahaya. Oleh karena itu dilakukan isolasi bakteri dari air laut Pantai Losari, Makassar dan mengetahui kemampuan bakteri dalam mereduksi merkuri dalam variasi konsentrasi HgCl2 yaitu 5%, 10%, dan 15%, juga dilakukan karakterisasi. Hasilnya diperoleh 3 jenis koloni bakteri pereduksi merkuri, yaitu PL1 bakteri Gram positif, berbentuk batang, dan PL2, PL3 adalah bakteri Gram negatif. Kata kunci: isolat, reduksi merkuri, karakterisasi PENDAHULUAN Latar Belakang Pesatnya perkembangan indutsri dapat menimbulkan pencemaran dapat menimbulkan pencemaran lingkungan oleh adanya limbah yang dihasilkan terutama di lingkungan perairan. Salah satu pencemaran limbah indutri adalh logam berat yang bersifat toksik bagi mahluk hidup (Huttner, 2003) Salah satu logam berat bersifat toksik adalah merkuri (Hg) yang bersumber dari berbagai industri, kegiatan pertambangan dan aktifitas gunung merapi. Hali ini bila memasuki lingkungan perairan akan membahayakan biota atau mencemari air yang akan berdampak pada kesehatan manusia. Afinitas logam berat merkuri yang tinggi terhadap senyawa organik menyebabkan aktivitas enzim terganngu, terikat pada sel – sel membrane yang menghambat proses transformasi melalui dinding sel (Margan, 2007). Penanggulangan lingkungan tercemar merkuri dapat dilakukan melalui proses fisika, kimia dan biologi. Namun, penanganan secara bioteknologi dengan memanfaatkan bakteri diharapkan sebagai salah satu alternatif ramah lingkungan, efektif dan ekonomis (Barkay 1992; Udiharto, 1995). Oleh karena itu perlu dilakukan eksplorasi terhadap bakteri pereduksi merkuri menjadi senyawa tidak berbahaya. 33 Pantai Losari yang terletak di Kota Makassar, adalah salah satu perairan yang diindikasikan telah dicemari logam merkuri bersumber dari industri seperti hotel, rumah makan, pengrajin emas, rumah sakit, serta beberapa outlet yang melakukan aktifitasnya di area sekitar Pantai Losari. Hali ini diperkuat dengan , hasil penelitian Divisi Kelautan Unhas yang menyebutkan kerang di perairan Pantai Losari mengandung logam merkuri dan timbal yang kadarnya telah melewati ambang batas (DKKP, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolate bakteri pereduksi merkuri, karakterisasi dan menguji kemampuan isolate bakteri dalam mereduksi merkuri (Hg) pada variasi konsentrasi. METODE PENELITIAN Bahan sampel air laut dari Pantai Losari, larutan HgCl2 5%;10%; 15% media Nutrien Agar, kristal violet, Grams iodine mordant, etil alkohol 95%, safranin, larutan NaCl 0,1%, glukosa, laktosa, maltosa, sakarosa, bromthymol blue 0,4%, NaOH 0,1 N dan beberapa media pertumbuhan serta media uji biokimia. Metode Kerja A. Pengambilan dan penyiapan sampel Isolasi bakteri resisten merkuri diawali dengan menginokulasi sampel air laut yang diperoleh dari 3 stasiun yaitu di Dermaga Kayu Bakaua (S1), Anjungan (S2) dan Tanjung Bunga (S3) pada media nutrien agar yang telah ditambahkan merkuri dengan konsentrasi berbeda, yaitu 5%, 10% dan 15 % dilakukan untuk mengetahui daya resisten bakteri terhadap merkuri pada konsentrasi tertentu. B. Perlakuan sumber isolat Sampel air laut sebagai sumber isolat bakteri disuspensikan ke dalam larutan NaCl 0,9% kemudian dilakukan pengenceran, lalu diinokulasikan 1 ml pada cawan petri yang berisi medium nutrien agar yang telah ditambahkan larutan HgCL2 dengan konsentrasi berbeda. Adapun komposisi dari perlakuan adalah sebagai berikut: - Perlakuan A : Medium NA+larutan HgCl2 5% + sampel S1 - Perlakuan B : Medium NA+larutan HgCl2 10% + sampel S1 - Perlakuan C : Medium NA+larutan HgCl2 15% + sampel S1 - Perlakuan D: Medium NA+sampel S1(kontrol) Selanjutnya cawan petri setiap perlakuan diinkubasi pada suhu 300C selama 5 x 24 jam untuk mendapatkan isolat bakteri resisten merkuri. perlakuan tersebut juga dilakukan pada sample S2 dan S3. 34 C. Karakterisasi bakteri Semua isolat yang berbeda memperlihatkan ciri pertumbuhan koloni dilakukan uji karakterisasi yang meliputi: pengamatan makroskopik dan mikroskopik; uji biokimia dan uji fisiologis yang mencakup uji pembentukan indol, uji pereduksi H2S, uji fermentasi karbohidrat, uji penggunaan sitrat, urease, uji dekarbosilase; dan uji ONPG. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kemampuan reduksi Merkuri pada Isolat Dari hasil inokulasi sampel pada setiap stasiun, ternyata setiap perlakukan konsentrasi merkuri, menunjukkan adanya pertumbuhan koloni yang bervariasi setelah inkubasi selama 48 jama (Tabel 1). Kemampuan reduksi setiap kultur bakteri yang diperoleh terhadap merkuri adalah berbeda. Hal ini terkait yang dinyatakan oleh Smith et al, (1998) yaitu perbedaan resistensi ini berhubungan dengan mekanisme respon populasi bakteri terhadap merkuri dengan metabolisme sel melalui sistem operon resisten dalam plasmid untuk menginduksi reduksi merkuri. Pada pengamatan menunjukkan bahwa bakteri yang tumbuh pada sumber isolate S3 dengan konsentrasi 15 % diduga adalah bakteri resisten merkuri dengan tingkat ketahanan merkuri yang tinggi.Bouwer (1993) yang menyatakan bahwa isolat bakteri resisten merkuri yang dapat tumbuh pada media seleksi padat dengan konsentrasi HgCl 2 15% dapat dikatakan bahwa bakteri tersebut memiliki tingkat ketahanan merkuri yang tinggi. Beberapa isolat bakteri resisten merkuri yang tinggi adalah Pseudomonas stutzeri Ibu8, Pseudomonas putida Spi3, Psedomonas putida Spi4, Pseudomonas putida Elb2, Pseudomonas putida Kon12, dan Pseudomonas aeruginosa Bro12 (Bouwer,1993). Tabel 1. Perbandingan jumlah koloni pada setiap sumber isolat pada setiap konsentrasi Kode Sumber Isolat S1 S2 S3 Konsentrasi HgCl2 5% 10% 15% Kontrol 5% 10% 15% Kontrol 5% 10% 15% Kontrol 35 Pertumbuhan Koloni 25 koloni 3 koloni Negatif >300 Negatif Negatif Negatif >300 139 koloni 106 koloni 78 koloni >300 Kultur bakteri S1 menunjukkan resistensi merkuri anorganik lebih rendah dibandingkan dengan S3, sedangkan S2 sama sekali tidak ditemukan koloni bakteri pada setiap konsentrasi HgCl2 (Gambar 1). Kemungkinan kultur bakteri S1 hanya memiliki mekanisme respon dengan cara menghambat metabolisme sel (Smith et al, 1998) atau dengan sistem multidrug, multication, atau nodulation signal efflux complexes sehingga kultur bakteri S1 masih dapat hidup pada konsentrasi HgCl2 5% dan 10%. Sistem multidrug atau multication ini merupakan system yang dapat memompa keluar beberapa jenis obat-obatan, kation divalent atau nodulationsiganal lipooligosakarida. Pada konsentrasi lebih besar atau sama dengan HgCl2 15% kultur bakteri S1 tidak dapat tumbuh merkuri. (a) (b) Gambar 1. Kondisi media Nutrient Agar (NA) dengan konsentrasi HgCl2 10%; (a) Keberadaan resisten sampel bakteri S3Media didugayang berhubungan Sumbergen Isolat S3, merkuri (b) Sumber Isolat S2; 1. positif tampak lebih bening dibandingkan media yang negatif koloni, 2. Koloni bakteri. Dari semua koloni yang tumbuh pada setiap konsentrasi kemudian dikultur pada media Nutrient Agar (NA) miring dan didapatkan 3 jenis koloni yang berbeda. Ketiga koloni bakteri ini diberi kode PL1, PL2, dan PL3. B. Kemampuan Reduksi Merkuri dan Karakterisasi Isolat Bakteri Menurut Volk (1984) bahwa perbedaan bentuk pertumbuhan koloni dapat dijadikan sebagai dasar dalam identifikasi bakteri. Ketiga isolat yang terpilih, secara makroskopis memiliki karakteristik koloni yang beragam pada medium Nutrient Agar.Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh 3 isolat bakteri pereduksi merkuri yang secara makroskopis sama bentuk pertumbuhan koloninya warna koloni dari isolat PL1 menunjukkan warna putih keabuan, isolat PL2 warna kuning sedangkan isolat PL3 menunjukkan warna coklat gelap. 36 Tabel 4. Hasil Uji Biokimia Isolat Bakteri Pereduksi Merkuri Kode Isolat Indol PL1 PL2 PL3 - H2S - Urease - UJI BIOKIMIA O Dekarboks N Sitrat ilase P (Lisin) G + + Fermentasi Karbohidrat Glu Lak Sak Mal + + - + + + + + + Keterangan: Glu = Glukosa, Lak = Laktosa, Sak = Sakarosa, Mal = Maltosa. ONPG = OrtoNitroPhenyl-D-Galaktopiranosida; + = hasil uji positif; = hasil uji negatif; Dari semua uji karakterisasi yang telah dilakukan terhadap isolat bakteri PL1, PL2, dan PL3, baik secara makroskopik, mikroskopik maupun beberapa uji biokimia, didapatkan hasil yang cukup variatif. Dari segi makroskopik, yaitu pengamatan morfologi koloni bakteri, ketiga jenis isolat bakteri memiliki banyak kesamaan ciri koloni hanya berbeda dalam hal warna koloni. Hasil pengamatan mikroskopik menunjukkan bahwa ketiga isolat bakteri berbentuk batang (basil), hanya saja isolat PL1 termasuk bakteri Gram positif sedangkan PL2 dan PL3 termasuk bakteri Gram negatif. Ketiga isolat bakteri pereduksi merkuri menunjukkan hasil yang sama pada beberapa uji biokimia, seperti pada uji pembentukan indol, uji produksi H2S, uji urease, uji penggunaan sitrat, dan uji ONPG. Hasil yang variatif ditunjukkan pada uji fermentasi karbohidrat dan uji dekarboksilasi lisin. Pewarnaan Gram bertujuan untuk membedakan bakteri berdasarkan perbedaan dalam struktur dan komposisi kimiawi di dalam sel bakteri, sehingga akan terbagi ke dalam 2 kelompok bakteri yaitu Gram positif and Gram negatif. Bakteri Gram positif ditunjukkan dengan warna ungu/violet, dan Gram negatif terlihat berwarna merah. Dari hasil pengamatan secara mikroskopik dapat dilihat bahwa isolat dengan kode PL1 bersifat Gram positif. Sedangkan bakteri Gram negatif ditunjukkan pada isolat dengan kode PL2 dan PL3. Bentuk sel dari keseluruhan isolat bakteri pereduksi merkuri adalah berbentuk batang. Identifikasi bakteri berdasarkan uji aktivitas biokimia dilakukan dengan cara membandingkan aktivitas biokimia setiap bakteri. Aktivitas biokimia setiap jenis bakteri berbeda (Tabel 4). Hal ini disebabkan karena setiap bakteri mempunyai akivitas enzimatik yang berbeda (Cappucino & Sherman, 1983). KESIMPULAN 37 Berdasarkan hasil penelitian isolasi dan karakterisasi bakteri pereduksi merkuri (Hg) di perairan Pantai Losari Makassar, dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil isolasi bakteri pereduksi merkuri di perairan pantai losari Makassar diperoleh 3 jenis isolat yang memiliki kemampuan mereduksi merkuri. Hasil karakterisasi menunjukkan ketiga jenis isolat memiliki kesamaan ciri mikroskopik yaitu selnya berbentuk batang (basil), tetapi isolat PL1 merupakan bakteri Gram positif sedangkan isolat PL2 dan PL3 merupakan bakteri Gram negatif. Dari uji biokimiawi diketahui pula memiliki perbedaan diantara ketiga isolat. DAFTAR PUSTAKA Bouwer, E.J. 1993. Bioremediation of Organic Contaminant in the Subsuface. department of Geography and Environmental Engineering. The Jhons Hopkins University, Baltimore, Maryland. Cappucino, J.G. and Sherman, N. 1983. Microbiology: A Laboratory Manual. AddisonWesley.California. Dinas Kelautan dan Ketahanan Pangan Pemkot Makassar. 2007. Kerang Losari Beracun. Margan. 2007. Limbah Udang. http: ruyct.topcities.com/pps702 71034/marganof.html (diakses pada tanggal 13 April 2008). Smith, E. Wolters, A. and Elsas, J.D.V. 1998. Self-transmissiblemercury resistance plasmids with gene mobilizing capacity in soil bacteri populations. Influence of wheat roots and mercury addition. Appl.Environ.Microbiol. 64: 1210-1219. Volk, W.A. 1984. Mikrobiologi Dasar I. Terjemahan Soenarto Adisoemarto (Ed). 1993. Penerbit Airlangga, Jakarta. 38