VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 ANALISIS STRUKTUR MUSIK LAGU S’BAB TUHAN BAIK DAN MAZMUR 133 (Dari Segi: Melodi, Ritme dan Harmoni) Ance Juliet Panggabean ABSTRACT Music exsistensi in observance acativity have typical meaning in comparison with other art. Attention focus and music structure analysis seen from is in perpective of music relation in observance context, that is music relation with form, formation and content or music structure. Involvement of music in observance activity in church of Charismatik indicate that music represent one of the fundamental element. This is matter very relate to matter of compositorist in music analysis of facet: melody, form of composition / hymn, and also consideration of music structure which must be paid attention like harmony, by mendetail chords, music medium etc. -----------Keywords: music structure, analysis, form, formation, content, compositoris, melody, harmony and chords 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pujian dan Penyembahan menjadi satu hal yang sering kali disebutkan diberbagai kesempatan dalam acara-acara rohani. Kebaktian-kebaktian Pujian dan Penyembahan mulai marak dengan berbagai kreatifitas yang ada didalamnya. Sungguh merupakan suatu perkembangan yang luar biasa saat ini, dimana pada waktu era 80 an kebaktian-kebaktian yang penuh dengan kreatifitas masih sangat jarang dilakukan atau diadakan oleh kalangan gereja. Saat ini bila mendengar kata Pujian dan Penyembahan kebanyakan orang pasti akan memiliki persepsi pada ibadah atau kebaktian. Pujian dan Penyembahan selalu dikaitkan atau dihubung-hubungkan dengan suatu persekutuan Kristen yang terdapat unsur musik didalamnya. Bahkan mungkin, beberapa kalangan mengatakan bahwa Pujian dan Penyembahan harus berhubungan dengan musik. Banyak orang pula yang mensejajarkan lagu-lagu cepat sebagai ‘pujian’ dan lagu-lagu lambat sebagai ‘Penyembahan’. Kebiasaan yang terjadi dalam gereja-gereja untuk susunan liturgi dan peraturan gereja yang ada, kadangkala memberikan defenisi pada Pujian dan Penyembahan. Sehingga masing-masing denominasi gereja memiliki satu pola pikir yang berlainan satu dengan yang lain mengenai hal ini. Pada gereja-gereja tertentu ada pula yang mensejajarkan bahasa Roh dengan Penyembahan. Penulis tidak mengatakan bahwa, Pujian dan Penyembahan dalam arti seperti yang dicontohkan diatas adalah salah, tetapi pujian dan penyembahan tidak hanya terbatas pada hal-hal tersebut. Ada 670 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 pengertian yang jauh lebih dalam pada Firman Allah yang memberikan pandangan tentang Pujian dan Penyembahan. Perlu disadari bahwa Pujian dan Penyembahan bukan hanya merupakan satu gerakan dalam alam pikiran kita saja tetapi juga merupakan suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Pujian dan Penyembahan akan mempengaruhi kehidupan seseorang, bagaimana seseorang, bertingkah laku. Dalam Pujian dan Penyembahan, perubahan gaya hidup dan karakter seseorang akan semakin nyata mengarah kepada keserupaan kepada Kristus. Tuhan berfirman dalam Roma 15:11, “Pujilah Tuhan, hai kamu semua bangsa-bangsa, dan biarlah segala suku bangsa memuji Dia.” Kata Pujian atau “Praise” merupakan terjemahan dari beberapa kata dari bahasa Ibrani dan Yunani. Dalam hal ini peneliti menggunakan terjemahan bahasa Inggris karena bahasa tersebut memiliki kosakata yang lebih lengkap. 1. HALAL ( Ibr ) Memuji ( dengan bersorak, dengan tulus ) 2. TEHILLAH ( Ibr ) Pujian, Nyanyian ( lagu Pujian ) 3. YADAH ( Ibr ) Membentangkan tangan, pengakuan Iman 4. ZAMAR ( Ibr ) Menaikkan atau menyanyikan Pujian 5. SHABACH ( I BR ) Memuji, Memuliakan, Dinaikkan dengan suara yang keras 6. AINEO ( Yun ) Memuji 7. EPAINOS ( Yun ) Pujian, Penghargaan Membuat suatu definisi terhadap apa Pujian itu? sangatlah sulit dan membutuhkan banyak konsentrasi dan penelaahan yang dalam mengenai hal yang bersangkutan, John Halim, seorang penulis dan pelayan Tuhan mengemukakan suatu defenisi dalam terjemahan bebas dari beberapa kamus bahasa ataupun kamus Alkitab yang masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan. “An act of worship or acknowlledgement by which the virtues or deeds of another are recognized and extolled” (Illustated Bible Dictionary) “Suatu tindakan penyembahan atau pengakuan dimana perbuatan atau tindakan dari pihak yang lain diakui dan diagungkan” (Terjemahan Bebas) Menurut John Halim dari sejak mudanya sudah melayani Tuhan mengemukakan bahwa pujian itu merupakan : “suatu tindakan memuji yang diekspresikan secara sungguh-sungguh yang berdasarkan keadaan suatu objek”. Pertama, pujian itu adalah suatu tindakan. Pujian bukan hanya perasaan. Pujian bukan hanya teori, tetapi pujian merupakan sesuatu yang dilakukan oleh 671 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 seseorang. Jika kita hanya berpikir untuk memuji, hal tersebut bukanlah memuji sampai kita benar-benar telah melakukannya. Bila kita sedang memuji Tuhan maka jelaslah pujian tersebut harus merupakan suatu tindakan, mungkin dengan nyanyian, tarian, instrumentalia atau hanya dengan kata-kata sekalipun, seperti dalam: Mazmur 150: “Haleluyah! Pujilah Allah dalam tempat kudusNya! Pujilah Dia dalam cakrawalaNya yang kuat! Pujilah Dia karena segala keperkasaanNya, Pujilah Dia sesuai dengan kebesaranNya yang hebat! Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, Pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian , Pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling! Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, Pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluyah! Kitab Lukas 19:37: Ketika dekat Yerusalem, ditempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat. Kedua, adalah bahwa pujian yang diberikan haruslah secara sungguhsungguh, bukan pujian yang basa-basi. Pujian merupakan benar-benar pujian bila dinyatakan dari dalam hati yang paling dalam dan dengan kesungguhan dari yang memberikan pujian. Pujian yang keluar dari hati yang tahu akan kebenaran ucapannya, merupkan dupa yang sangat harum bagi Allah. Ketiga, pujian yang kita naikkan adalah karena keberadaan Allah. Allah merupakan pribadi yang luar biasa. Keadan Allahlah yang menjadikan kita sanggup untuk memuji Dia. Keberadaan Allah yang luar biasa membuat kita berdecak kagum dan memuji keluarbiasaan Nya itu. Kata penyembahan atau Worship merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani atau Yunani, yakni; 1. SHACAH (Ibr), membungkukkan diri 2. PROSKUN (Yun), melakukan penghormatan yang dalam dengan disertai rasa takut dan cinta, atau penghormatan dengan badan tertelungkup atau mencium John Halim mengemukakan beberapa hal dalam defenisi penyembahan sebagai berikut: 672 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 “Suatu tanggapan atas anugerah Allah yang diekspresikan melalui penghormatan dengan kesetiaan dan ketaatan (penundukan diri), yang diberikan kepada Allah karena kasih kita kepada Allah” Pertama, penyembahan adalah sebuah tanggapan kepada apa yang terjadi atau respons. Tanggapan ini harus bersihat positif dan keluar dari hati yang tergerak untuk memberikan suatu reaksi terhadap suatu aksi. Kedua, penyembahan melibatkan ketaatan atau penundukan diri. Ketaatan kepada apa yang Allah katakan menjadi prioritas dalam hidupnya. Kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan seseorang yang taat adalah kehidupan yang mencerminkan Allah ada dalam hatinya (Matius 5:16). Ketiga, dalam penyembahan ada Kasih. Artinya, penyembahan itu melibatkan hati kita yang mengasihi Allah. Dalam peribadatan jemaat gereja Kharismatik, pujian dan penyembahan merupakan bagian yang integral dan memiliki makna tertentu. Pujian dan Penyembahan adalah kegiatan bersama yang saling menunjang dan seringkali sangat mirip bila diekspresikan, namun sebenarnya keduanya berbeda. Unsur pujian bahkan menjadi suatu bentuk peribadatan khusus yaitu, ‘Praise and Worship’ atau kebaktian pujian dan penyembahan dengan penekanan aktivitas memuji dan menyembah melalui doa dan nyanyian. Pada hakikatnya sulit untuk membedakan antara pujian dan penyembahan, sebab keduanya memiliki unsur dan fokus yang sama yaitu, Kasih, Pemujaan, serta Pengakuan terhadap Keagungan dan Keilahian Tuhan Allah. Namun demikian, pujian lebih menekankan pada aktivitas dalam bentuk lahiriah yang nyata dan nampak dengan menyanyi maupun pernyataan ekspresi gerak tertentu seperti, mengangkat tangan atau bertepuk tangan. Sedangkan penyembahan cenderung merupakan aktivitas bathin, psikologis ( emosi ) dan intelektual atau pikiran yang tidak nampak secara lahiriah. Pujian dan Penyembahan merupakan bentuk usaha yang dilakukan jemaat untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Dalam Pujian dan Penyembahan, jemaat menyatakan maksud dan perasaan serta kehendaknya bukan hanya melalui simbolsimbol gerak ( bersujud, mengangkat tangan, berdiri ) atau melalui kata-kata tetapi juga melalui musik dan nyanyian. Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa musik dan nyanyian merupakan sarana yang efektif bagi jemaat untuk menyatakan kehendak dan perasaannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Maksud dan kehendak yang dinyatakan oleh jemaat nampak dari lirik lagu-lagu yang dinyanyikan. Lirik lagu dan nyanyian pujian dan penyembahan umumnya menyiratkan permohonan pribadi, pernyataan syukur atau pujian kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas ada 2 ( dua ) hal yang perlu untuk dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimanakah hubungan musik dalam konteks peribadatan? 673 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 2. Bagaimanakah analisis struktur musik dari sebuah karya musik atau sebuah nyanyian?(dalam hal ini penulis hanya menganalisa 2 lagu yang mewakili lagu pujian dan penyembahan). 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji / menganalisis dari segi kompositoris terhadap struktur musik / nyanyian gereja jemaat Kharismatik. Tujuan umum ini dijabarkan menjadi tujuan khusus sebagai berikut: 1. Untuk memahami bagaimana hubungan musik / nyanyian dalam konteks kebaktian pujian dan penyembahan dalam peribadatan/tata ibadah gereja Kharismatik 2. Untuk mengetahui bagaimana cara menganalisa struktur music terhadap sebuah nyanyian / lagu-lagu secara mendetail dari sebuah karya musik. 3. Untuk mengetahui sejauh mana keberadaan musik rohani populer dalam kebaktian di gereja Kharismatik. 1.4. Manfaat/Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam berbagai hal, antara lain: 1. Sebagai informasi yang lebih mendalam mengenai analisis struktur music (dari segi Bentuk, melodi, ritme dan harmoni) terhadap lagu / nyanyian gereja Kharismatik. 2. Untuk memberi sumbangan bagi para pembaca atau penelitian lanjutan terhadap analisis struktur musik maupun lagu/nyanyian secara mendetail atau keseluruhan 3. Untuk menambah khasanah ilmu dibidang analisa musik/lagu 2. TINJAUAN PUSTAKA Dalam pengertian komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi (1986), dikenal istilah komunikasi transedental, yaitu komunikasi dengan sesuatu yang bersifat gaib, termasuk komunikasi dengan Tuhan. Berdasarkan pengertian tersebut maka aktifitas oleh jemaat gereja Kharismatik juga dapat digolongkan dalam komunikasi transedental. Peristiwa yang terjadidi dalam ibadah secara simbolis adalah pertemuan dialog antara jemaat dan Allah dengan unsur-unsur dasar pujian dan penyembahan, doa dan pengurapan, persembahan dan penyampaian firman Tuhan. David Swan (1996), Pujian dan penyembahan serta doa merupakan bentuk usaha yang dilakukan jemaat untuk berkomunikasi dengan Tuhan Allah. Dalam pujian dan penyembahan dan doa, jemaat menyatakan maksud, perasaan dan kehendaknya bukan hanya melalui simbol-simbol gerak (bersujud, berdiri, mengangkat tangan), atau melalui kata-kata tetapi juga melalui musik dan nyanyian. Seperti dinyatakan oleh Bob Biehl (1976), bahwa doa adalah pernyataan isi hati manusia yang terdalam sebagai suatu pengalaman dalam komunikasi yang 674 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 nyata dengan sang Pencipta, maka nyanyian jemaat adalah pesan atau pernyataan yang disampaikan oleh jemaat kepada Tuhan. Liturgi adalah perayaan iman gereja akan misteri penyelamatan Allah yang terlaksana dalam Yesus Kristus. Dalam liturgi itu, berlangsung peristiwa perjumpaan antara Allah dan umat beriman melalui Yesus Kristus dalam ikatan Roh Kudus (Martasudjita, 2000). Dalam etika Kristen bahwa seni (termasuk musik) barulah dapat disebut baik, murni dan indah jika seni itu menggunakan alat-alat estetisnya untuk mengabdi kepada Tuhan dan sesama. Menurut G. Van Leuw (Leuw dalam Verkuyl, 1982), seni yang dapat dipertanggungjawabkan benar-benar dihadapan Tuhan dan manusia hanyalah seni yang mengandung perpaduan antara keindahan dan kekudusan, dan keindahan itu menjadi alat untuk menyatakan kekudusan. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Dasar Metode dasar yang akan diterapkan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan kata lain, penelitian ini dimaksudkan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara lengkap, faktual dan teliti mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Selanjutnya, metode ini akan mendasari penelitian ini khususnya di dalam hal pengumpulan data maupun penganalisaan data. 3.2. Metode Pengumpulan Data Ada beberapa metode yang diterapkan di dalam pengumpulan data, yaitu: (1) metode wawancara, (2) metode observasi, (3) metode kepustakaan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan keterangan-keterangan serta pengalaman perorangan yang mungkin sulit diperoleh dari bahan-bahan tertulis. Sementara melalui metode kepustakaan diharapkan dapat memperoleh data-data tertulis tentang analisa struktur music terhadap lagu/nyanyian jemaat gereja Kharismatik. Metode observasi dimungkinkan untuk dapat membandingkan apa yang disebutkan informan serta apa yang dilakukan informan. Data juga dikumpulkan dengan cara merekam komposisi musik /nyanyian jemaat dengan menggunakan perangkat perekam audio-visual. 3.3. Metode Analisis Prosedur analisis data akan dilakukan sebagai berikut: a. Seleksi Data Seleksi data dilakukan dalam rangka memilih dan merangkum data sesuai dengan kebutuhan penelitian tentang analisis struktur music terhadap lagu/nyanyian jemaat gereja Kharismatik di kota Medan. b. Klasifikasi Data Pengklasifikasian data dilakukan untuk menyusun data dasar kriteria dan pembagian tertentu. c. Deskripsi Data 675 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 Pada langkah ini, data diuraikan dengan sebaik-baiknya sehingga diperoleh gambaran yang jelas dan terperinci tentang data khususnya yang relevan terhadap substansi penelitian. d. Interpretasi Data interpretasi berusaha mencari hubungan antara fakta-fakta yang ditemukan dan memberikan pemahaman yang jelas tentang analisis struktur music terhadap lagu/nyanyian jemaat gereja Kharismatik di kota Medan. e. Menarik Kesimpulan Langkah akhir adalah menarik kesimpulan, yaitu menegaskan kembali secara ringkas dan padat apa yang ditemukan dari pembahasanpembahasan sebelumnya. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kecirikhasan/Karakteristik dari Musik dan Lagu/Nyanyian Kharismatik Nyanyian dan musik merupakan ciri dari peribadatan jemaat Kristen ataupun gereja. Cara untuk menyatakan hubungan yang intim, menghayati keyakinannya, serta pernyataan sikapnya terhadap pribadi kepada Juru Selamatnya/ Yang Maha Kuasa, dalam perspektif jemaat gereja Kristen Kharismatik terefleksikan dalam bentuk peribadatan atau tata ibadah. Nyanyian dan musik dalam konteks peribadatan jemaat gereja Kharismatik menjadi sarana komunikasi, memuji, menyembah dan menyatakan sesuatu kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Musik telah menjadi alat untuk mewujudkan visi dan misi gerejanya bagi gereja Kharismatik. Bagi gereja aliran Kharismatik, visi ialah, untuk melihat dan / atau mengetahui lebih dalam rencana Allah dalam lingkungan pelayanan jemaatnya. Dilandaskan atas visi menyelamatkan jiwa-jiwa yang hilang, yang bagi jemaat gereja Kharismatik mengandung makna bahwa manusia yang telah jatuh ke dalam dosa tidak dapat untuk menyelamatkan diri dengan kekuatan sendiri, Tuhan Yesuslah yang datang menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang. Ciri yang utama dan yang menonjol pada kebaktian gereja Kristen Kharismatik adalah kebaktian dengan perasaan sukacita yang meluap yang diekspresikan dengan cara bernyanyi, bersorak, berkata-kata, menari dan memainkan alat musik dan sambil menyanyi. Menyanyi dan memainkan alat musik adalah bentuk pujian yang paling sering digunakan oleh jemaat. Alkitab banyak memuat prinsip ajaran ataupun nasehat tentang menyanyi dan memainkan alat musik sebagai bentuk pujian kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, seperti tertulis dalam kitab Mazmur, ‘ Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi. Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah namaNya, kabarkanlah keselamatan yang daripadaNya dari hari ke hari.’ ( Mazmur 96:1-2 ). ‘Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan Gambus dan Kecapi! Pujilah Dia dengan Rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan Kecapi dan Seruling! Pujilah Dia 676 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 dengan Ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan Ceracap yang berdentang! Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan’( Mazmur 10:3-6 ). Prinsip-prinsip yang tersirat dalam ayat-ayat kitab Mazmur Perjanjian Lama tersebut menunjukkan bahwa alat musik maupun nyanyian umat lebih dari sekedar alat yang dipakai untuk mengiringi penyembahan, tetapi telah menjadi bagian didalamnya dan merupakan sebuah pujian bagi Tuhan Yang maha Kuasa. Berdasarkan tinjauan bentuk dan makna kalimat, lirik lagu dapat disebut ungkapan doa jemaat. Dengan kata lain, jemaat menyatakan doanya melalui nyanyian, dan lirik lagu merupakan kata-kata dari doa jemaat itu sendiri. Seni musik sebagai hasil cipta, rasa dan karsa manusia menjadi karya dan menjadi sarana ekspresi yang bernilai estetis. Eksistensi musik dalam aktivitas peribadatan memiliki arti yang khas jika dibandingkan dengan seni yang lain. Fokus perhatian dan analisis struktur musik dilihat dari perspektif hubungan musik dalam konteks peribadatan, yaitu hubungan musik dengan bentuk, isi, dan susunan / struktur musik / bangunan musik menjadi perhatian penulis dalam hal ini. Keterlibatan musik dalam aktivitas peribadatan di gereja Kharismatik, menunjukkan bahwa musik merupakan salah satu unsur pokok. Hal ini sangat berhubungan / berkaitan dengan hal kompositoris. Secara etimologis, komposisi berarti ‘menyusun’, dan dalam banyak masyarakat, komposisi dianggap sebagai suatu pekerjaan yang membutuhkan keahlian, bakat, dan ketaatan pada aturanaturan yang telah ditentukan. Dengan demikian, berarti bahwa musik yang digubah atau dicipta harus memenuhi aturan atau kaidah musik tertentu. Jadi komposisi adalah suatu istilah yang biasanya digunakan untuk menyusun suatu karya musik, baik vokal, instrument, maupun gabungan keduanya yang diwujudkan dalam bentuk notasi tertulis atau proses dimana komposer telah menyusun komposisi. Oleh karena keberadaan musik dalam kebaktian / peribadatan menjadi hal yang sangat penting, karena hampir seluruh aktivitas peribadatan dilakukan dengan menyanyikan lagu-lagu pujian maupun dengan iringan musik instrumental, dalam analisis struktur musik terhadap lagu/nyanyian jemaat gereja Kharismatik ini, langkah selanjutnya yang penulis ambil adalah: menganalisa/mengkaji dalam hal melodi, bentuk dari komposisi/nyanyian, serta pertimbangan struktur musik yang harus diperhatikan seperti: harmoni, secara mendetail akord-akord, medium musik dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan musik dalam konteks aktivitas ibadah jemaat telah memenuhi fungsinya sebagai sarana ekspresi spiritual musikal. Nyanyian jemaat merupakan suatu jenis musik tersendiri yang tidak dapat disamakan dengan aneka bentuk musik lainnya. Dari sudut ilmu musik, nyanyian jemaat digolongkan pada “community singing”, nyanyian bersama yang dapat dilakukan secara massal. Bentuk nyanyian yang khas untuk penyanyi solo berbeda jauh dari lagu-lagu vocal group dan keduanya ini berlainan lagi dari musik yang khusus diciptakan untuk paduan suara. Sedemikian juga nyanyian massa mempunyai sifat-sifat spesifik yang membedakannya dari segala jenis musik vokal yang lainnya. 677 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 Dalam sejarah nyanyian jemaat, kita sudah menjumpai bermacam-macam cara untuk menyanyi bersama dalam ibadah, yakni: 1. Bentuk Responsorial dan Antifonal, yaitu cara menyanyi dengan berbalasbalasan ternyata merupakan bentuk nyanyian jemaat yang paling asli, dan masih tetap dipakai dalam ibadah gereja. 2. Bentuk Refrein, suatu nyanyian bersifat cerita yang dilagukan oleh seorang solish atau paduan suara, lalu diaminkan oleh hadirin dengan suatu refrein yang tetap atau suatu pujian pujian yang dinyanyikan berbalas-balasan oleh dua koor, kemudian dilengkapi dengan refrein oleh jemaat. Tinggal kita menggubah bahan-bahan nyanyian seperti itu. 3. Bentuk Strofe, gereja sudah lama mengenal nyanyian dalam bentuk strofe, mulai dari hymne-hymne Ambrosiani yang mengambil alih bentuk itu dari kebudayaan Yunani-Romawi, khususnya dari drama Klasik. Di Indonesia kita mengenal bentuk Strofe itu antara lain dalam nyanyian pantun dengan keempat kalimatnya. Dewasa ini, tengah terjadi semacam pergeseran dalam dunia kekristenan pada umumnya, dan musik atau nyanyian gereja pada khususnya. Praise center, persekutuan doa dan jemaat-jemaat bercorak kharismatik atau “Perjanjian Baru” mulai merebak. Gelombang lagu-lagu baru menyerbu persekutuan bahkan kebaktian-kebaktian pemuda. Buku nyanyian yang lama dipensiunkan diganti dengan buku lagu baru yang bentuknya mulai dari cetakan, stensil bahkan fotokopi. Tidak ada not balok, atau not angka. Cuma syairnya saja. Hingga tidak jarang, sebuah lagu mempunyai berbagai versi. Tergantung ingatan orang yang mengajarkannya. Menurut Danny Tumiwa (tercatat sebagai nara sumber, Bahana No. 1/Th. II.2004), bahwa, ‘sejarah lagu gereja mengalami gelombanggelombang’, diawali gelombang Mazmur, lalu Lutheran, kemudian, Bala Keselamatan muncul dengan drumbandnya. Selanjutnya Pantekosta. Terakhir, sekarang ini, masuk gelombang kharismatik. Ketika dilakukan survei sederhana ke toko-toko kaset, lagu-lau Ir. Niko Nyotorahardjo dan Mission Singers menempati urutan teratas untuk nyanyian jemaat kharismatik dan banyak lagi muncul namanama lainnya dalam nyanyian jemaat kharismatik yang lagu-lagunya dipakai dalam pujian dan penyembahan di gereja kharismatik. Dalam Perjanjian Lama, menempatkan musik pada posisi yang penting dalam ibadah mereka. Hal dapat kita lihat dalam contoh di kitab Mazmur. Disana terdapat banyak kumpulan nyanyian pujian, ucapan syukur, dan penyembahan dari umat Allah, sebagai wujud ungkapan hati dan refleksi iman yang berkaitan dengan spiritualitas mereka. Dalam Perjanjian Baru, puji-pujian dan penyembahan kepada Tuhan memiliki peranan penting di dalam ibadah jemaat. Dalam ibadah jemaat Perjanjian Baru, nyanyian jemaat dinyanyikan dengan gaya responsoris. Setelah masa Perjanjian Baru, perkembangan musik gereja terjadi begitu pesat. Perkembangan musik puji-pujian dan penyembahan di Indonesia pada saat sekarang adalah karena mendapatkan pengaruh dari perkembangan musik dari barat. Adapun pengaruh ini mengalami pergeseran tersendiri. Dan saat ini, musik 678 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 pujian dan penyembahan akhirnya dapat diterima oleh kalangan yang semakin luas. Hal yang paling nyata dari perkembangan tersebut adalah, keberadaan musik dalam ibadah jemaat, yang berkembang mulai dari hanya vokal, instrumen organ / keyboard, sampai dengan adanya band. Saat ini, band digunakan sebagai pengiring nyanyian jemaat dalam ibadah Minggu secara rutin hampir di semua gereja-gereja Kharismatik di Medan. Penggunaan band sebagai pengiring nyanyian dalam ibadah dapat membuat nyanyian yang dibawakan terasa lebih dinamis dan bisa disesuaikan dengan trend masa kini. Selain itu, keberadaan band dapat menarik perhatian kaum muda untuk datang beribadah ke gereja. Kenyataan ini menunjukkan bahwa musik memiliki efek mental dan fisik. Hal ini bisa menjadi suatu cara efektif dalam rangka pembinaan warga gereja, khususnya usia muda, agar dapat lebih bergairah beribadah ke gereja. Ketika band menjadi bagian di dalam pelayanan ibadah jemaat, hal yang harus diperhatikan agar band tersebut bisa diterima dan dapat mendukung pelaksanaan ibadah dengan baik dan berkualitas, band tersebut dalam pelayanan ibadah jemaat harus memiliki tanggung jawab penuh untuk mengiringi nyanyian dengan baik dan benar, sehingga suasana ibadah menjadi indah dan hikmat. Suasana ibadah turut menentukan karakter nyanyian jemaat yang tidak sama dengan nyanyian tentara yang sedang berbaris atau nyanyian orang yang sedang menikmati minuman bir. Nyanyian jemaat boleh bersemangat dan bergembira, asal jangan kehilangan keagungan. Khususnya dalam ibadah gereja, segala macam ekspresi jiwa manusia perlu diberi kesempatan, asal tetap berhubungan dengan iman. Dalam ibadah, kita memuji-muji Tuhan tetapi kita juga berdoa, kita merendahkan diri tetapi juga mengucap syukur, kita mengungkapkan sukacita tetapi ada juga tempat untuk mengekspresikan kesedihan atau kedukaan kita. Nyanyian gereja merupakan wahana yang istimewa untuk ekspresi yang eksistensial itu. Tentu lagu-lagu yang kita pakai perlu mencerminkan dan menunjangnya. Jika nyanyian jemaat harus dapat dinyanyikan oleh orang banyak, maka yang turut menentukan ialah lagu. Lagu itu tidak boleh terlalu sulit, mengingat bahwa kebanyakan anggota jemaat bukan vokalis yang sempat mengadakan banyak latihan. Ini tidak berarti bahwa lagu-lagu nyanyian jemaat tidak perlu bermutu tinggi dan bahwa jemaat tidak usah berlatih. Kita boleh mengharapkan suatu ketrampilan dari jemaat, yang diperoleh melalui pembinaan. Anggotaanggota jemaat bukanlah orang bodoh yang tidak menghargai mutu. Tidak semua nyanyian jemaat dibuat oleh orang yang sekaligus theolog, sastrawan dan komponis/penggubah lagu. Keadaan ideal seperti itu tidak merupakan syarat mutlak untuk menghasilkan nyanyian yang baik. Cukup banyak nyanyian yang sangat baik adalah hasil kerja sama. Kita tidak dapat menuntut keahlian lengkap dalam bidang musik dari seorang pujangga atau pendeta. Tetapi sudah lumayan jika mereka bisa mengerti argumentasi dari seorang komponis/penggubah lagu. Sebaliknya seorang komponis perlu ikut memikirkan pertimbangan-pertimbangan theologis dan literer. Yang kita cita-citakan adalah 679 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 nyanyian-nyanyian jemaat dengan kata-kata yang penuh isi pada tema-tema yang relevan, dalam bentuk syair yang tepat untuk nyanyian bersama dan dengan bahasa yang baik serta komunikatif, lalu seluruhnya ditunjang oleh lagu-lagu yang otentik dan sesuai untuk persekutuan umat kristen masa kini. Lagu yang penulis ambil sebagai bahan analisis struktur musik mewakili lagu Pujian dan Penyembahan Gereja Kharismatik adalah yang berjudul S’bab Tuhan Baik dan Mazmur 133. Kedua lagu tersebut adalah lagu-lagu yang sering dinyanyikan pada ibadah di Gereja-gereja Kharismatik, dan dari segi struktur musik nya (melodi, ritme dan harmoni) ke dua lagu tersebut sudah sangat kompleks dan lengkap serta mudah untuk dipahami. Ke dua lagu tersebut disertakan dengan partitur dan audionya. (Worship/Penyembahan) S’BAB TUHAN BAIK “sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya. 2 Tawarikh 7:3b G/A = do, Slow and Majestic Ir. Welyar Kauntu 4/4, 8 Beat (c)1996 Symphony Music Intro: G G/F __ __ __ C/E __ ___ Cm/Eb ___ __ D11 5 | 2 . 3 . 3 | . . 0 2 1 | 2 . 3 . 3 | . . . 11 | 5 4 3 2 11 | 5 4 3 2 1 | 2 . 3 . | 4 . 5 . Reff D7/GG Em _ 5 | 2 .3 Am __ Am/G Dsus/F# D D7 ___ __ __ __ __ G __ Am7 D __ __ .3|..011| 4.4 .4 4.4 .3| 3.2 05 5.1 .2| 3 ... | 0 0 0 5| . . . . S'babTu han baik bahwasanya untuk se lamanya kasih se tia nya S'bab D7/G G Em7 C Am7 Dsus D D7 G C/G __ __ ___ __ ___ __ ___ __ ___ __ | 2 . 3 . 3 | . . 0 1 1 | 4 . 4 . 4 4 . 4 . 3 | 3 . 2 0 2 2 . 1 . 7 | 1 . . . | . . . 0 || Tu han baik bahwa -sanya untuk se lamanya kasih . se tia nya (fine) Bait: G C/G __ ___ __ __ __ __ |0 03 3.4 .5 |5...|0 04 4.5 .6 | 6 . . . | . . . . . . . 680 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 Syukur ba gi Dia Allah yang kuasa Am Am7/G D/F# Am7 Dsus __ ___ __ ___ __ |0 04 4.5 .6 |6 . 6.7.1| 5 ... | 2 . 1 . | . . . . . . . . Yang menja – di kan se ga la nya. O...... G o...... C/G __ ___ __ __ __ __ |0 03 3.4 .5 |5...|0 04 4.5 .6 | 6 . . . | . . . . . . . Ajaib per ka sa Am yang di per buatNya Am7/G ___ __ F D11 D ___ __ |0 0 4.5 .6 | 6 . 6.7 .1 | 2 . . . | . . . Di ha . . da pan . . s’gala bang sa..........., . . 0 || (kembali ke reff) (Praise/Pujian) MAZMUR 133 “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” Mazmur 133:1 Do = C Medium/Riang Dra. Gracewitha Hutagalung 4/4 Bossas (c) 1996 Symphony Music Intro : C C7/Bb F/A Fm/Ab C/G Ebdim/G F/G __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ | 5 55 .5 .5 |. 4 3 1 | 5 55 .5 .5|. 4 3 1| 51 54 .1 44 | . . . . . G11 C G11 |. 1 3 2 | 1 . . . |. . 0 Bait : G C C/E __ 05 ||: 5 Sungguh F F GC G/C __ __ __ __ 54 .3 .4|. 6 5 .5|5 Am7 __ __ __ 53 .5 .4 | . 3 Dm7 G 2 Gm7 C __ __ __ __ 32|1 13 .5 .5| alangkah ba - iknya, sungguh alangkah in - dahnya bila saudara se - mu Dm7 C/G __ __ |.4 6 . 4 2 | 3 --------a C hidup G11 C ___ 1 ___ __ __ __ __ 4 3 0 2 . 1 | . . . . 5 :|| ru - kun ber - sa ma sung- Reff : 681 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 G11 G 2 __ __ C | . . 0 3 3 5 || : 1 Seperti C/E F Dm6 __ __ __ ___ ___ __ 1 7 .1 .7 | 0 6 5 6 . 6 6 G11 ____ 1 | 7 7 G ____ __ __ 1 . 2 . 6| minyak di ke - pa - la Harun yang ke jang gut dan ju bah nya -na – lah A- llah mem’ rin - tah a - gar ber – kat berkat Nya ter- F/C ___ ___ | . 5 4 5 C Em7-5/Bb A ___ ___ ___ __ __ . 5 5 6 | 7 7 6 . 5 . 5 || Tu — run Cu - rah, se per ti em bun di bu kit ser ta mem -be - ri - kan a - nu - Dm9 Dm6 G11 G C ____________________________ 1 ______________________________ __ ___ ___ | 04 . 6 . 4 Her mon ___ ___ ___ 4 3 | 2 3 4 ___ . 6 . 5| . . 0 3 menga- lir ke bukit ___ Si - on S’bab ____ 3 5 :|| ke sa- Dm9 G C ____________________ 2 ___________________ ___ __ __ ___ __ __ | 0 4 . 2 . 2 1 | 7 7 1 . 2 . 1 | . . . . | . . . . || -ge rah untuk slama la -ma - nya 4.2. Analisis Struktur Musik 1. S’bab Tuhan Baik Melodi, Pengertian melodi, adalah rangkaian nada-nada yang memiliki gerakan interval ( jarak antara satu nada ke nada yang lain) tertentu, naik dan turun, memiliki nada awal dan nada akhir, sebagai suatu kesatuan dan menyeluruh. Melodi lebih mudah dikenali daripada didefenisikan. Setelah mendengarkan lagu, biasanya kita lebih mudah untuk mengingat kembali melodinya dengan lebih baik. Melodi yang mudah dikenal mempunyai kekuatan untuk menggugah emosi dan pengalaman. Kadang-kadang, kata-kata dan instrumen musik tidak terlalu penting, dan kita juga tidak memerlukan para penyanyi dan orkestra yang besar, hanya sedikit nada saja. Sebuah melodi mempunyai bagian awal , pergerakan nada-nada dan bagian akhir. Melodi mempunyai arah, bentuk dan kesinambungan. Gerakan naik dan turun nada-nada melodi menimbulkan kesan ketegangan dan penyelesaian, harapan dan kenyataan. Ini disebut kurva melodi atau contour melodi/garis melodi. Melodi yang bergerak dalam interval-interval kecil dinamakan melodi melangkah, sedang yang bergerak dalam interval besar/jauh dinamakan melodi 682 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 melompat. Yang dimaksud satu langkah adalah adalah jarak antara dua nada yang berdekatan dalam urutan tangga nada contoh do,re,mi, dan seterusnya. Misalnya, nada do melangkah ke nada re, nada la melangkah ke nada sol. Sedangkan jarak yang lebih besar daripada satu langkah dinamakan lompatan. Contoh: |0 0 3 3 . 4 . 5 | 5 . . .|0 04 4 . 5 . 6 | 6 . . . | Mi mi fa sol sol fa fa sol la la Rentang melodi, yaitu jarak antara tertinggi dan terendah dalam melodi tersebut, dapat berupa rentang lebar maupun sempit.. melodi yang ditulis untuk instrumen musik cenderung mempunyai rentang yang lebih luas daripada melodi untuk vokal penyanyi, dan juga mempunyai lompatan-lompatan dan tempo nada yang cepat dan sukar untuk dinyanyikan. Pada lagu S’bab Tuhan baik rentang melodinya adalah e (oktaf bawah) sampai f (tengah). Sedangkan untuk lagu Mazmur 133, rentang melodinya adalah C middle (tengah) sampai D’ (oktaf satu (1)) Susunan panjang pendek nada yang spesifik dalam sebuah melodi merupakan hal yang penting. Melodi yang tersusun atas bagian yang pendek dinamakan frasa (phrase), yang mempunyai pola-pola nada dan ritme yang serupa untuk membentuk kesatuan melodi. Frasa-frasa yang kontras akan memberikan keragaman melodi. Frasa dapat timbul dalam bentuk pasangan yang seimbang, dimana yang pertama merupakan melodi pembuka yang berkesan kemunculan, diikuti frasa yang ke dua merupakan melodi penutup. Perhatikan bahwa pada akhir frasa pertama (nada sol), melodi terasa berada pada satu titik kemunculan dan melodi terasa belum lengkap seolah-olah mengandung suatu pertanyaan. Pada frasa ke dua, melodi tersebut cenderung merupakan suatu kesimpulan dan terasa menjawab pertanyaan pada frasa pertama. Frasa ke dua dapat merupakan pengulangan dari yang pertama tetapi mempunyai pengakhiran yang lebih variatif atau justru konklusif dan mantap. Contoh : Frase pertama dan kedua pada lagu S’bab Tuhan Baik Frasa pertama, __ ___ __ __ __ __ |0 03 3.4 .5 |5...|0 04 4.5 .6 | 6 . . . | . . . . . . . . . . Syukur ba gi Dia Allah yang kuasa __ ___ __ ___ __ |0 04 4.5 .6 |6 . 6.7.1| 5 ... | . . . . . . . . Yang menja – di kan se ga la nya. Frasa kedua, , __ ___ __ __ __ __ |0 03 3.4 .5 |5...|0 04 4.5 .6 | 6 . . . | . . . . . Ajaib per ka sa . . . . . yang di per buatNya 683 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 ___ __ ___ __ |0 0 4.5 .6 | 6 . 6.7 .1 | 2 . . . | . . . Di ha . . . da pan s’gala . . 0 || . bang sa..........., (kembali ke reff) Contoh: Frase pertama dan kedua pada lagu Mazmur 133 Frase pertama, __ 05 ||: 5 __ __ __ __ 54 .3 .4|. 6 5 .5|5 __ __ __ 53 .5 .4 | . 3 2 __ __ __ __ 32|1 13 .5 .5| Sung- guh alang kah ba - ik nya, sungguh alang kah in - dahnya bila saudara se - mu __ __ |.4 6 . 4 2 | 3 ---------a ___ 1 ___ __ __ __ __ 4 3 0 2 . 1 | . . . . 5 :|| hidup ru kun ber sa ma sung- Frase kedua, __ 05 ||: 5 __ __ __ __ 54 .3 .4|. 6 5 .5|5 __ __ __ 53 .5 .4 | . 3 2 __ __ __ __ 32|1 13 .5 .5| Sung- guh alang kah ba - ik nya, sungguh alang kah in - dahnya bila saudara se - mu- __ __ |.4 6 . 4 2 | 3 ____ 2 ____ __ __ __ __ __ 4 3 0 2 . 1 | . . 0 3 3 5 || hi dup ru kun ber – sa-ma ------ a seperti Suatu penyelesaian pada akhir frasa yang bersifat tegas dinamakan dengan kadens. Contoh frasa diakhiri dengan kadens V-I: __ ___ ___ __ ___ __ ___ __ ___ __ |000 5 | 2 . 3 . 3|. . 0 1 1| 4.4 .4 4.4 .3 |3.2 02 2.1 .7| . ____ Kadens V- |1 . . . | . . . 0 || _______ I (fine) Pada dasarnya melodi disusun berdasarkan suatu nada dasar. Nada-nada lain pada melodi tersebut berpatokan pada nada dasar tersebut. Karena sifat dari nada dasar tersebut stabil dan tenang. Untuk merasakan daya tarik nada dasar tersebut coba perhatikan bagian atas dan bagian akhir lagu S’bab Tuhan Baik dan Mazmur 133 diatas pada contoh berikut: Bagian Awal, S’bab Tuhan Baik G/A = do, Slow and Majestic G G/F C/E Cm/Eb D11 __ __ __ __ ___ __ ___ 5 | 2 . 3 . 3 | . . 0 2 1 | 2 . 3 . 3 | . . . 11 | 5 4 3 2 11 | 5 4 3 2 1 | 2 . 3 . | 4 . 5 684 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 . Nada dasar dari bagian awal lagu S’bab Tuhan Baik adalah G sama dengan do. Bagian Akhir, S’bab Tuhan Baik D7/G G __ Em7 __ C Am7 Dsus D D7 G ___ __ ___ __ ___ __ ___ __ G | 2 . 3 . 3 | . . 0 1 1 | 4 . 4 . 4 4 . 4 . 3 | 3 . 2 0 2 2 . 1 . 7 | 1 . . . | . . . 0 || Sedangkan nada dasar untuk bagian akhir lagu S’bab Tuhan Baik juga diakhiri dengan nada G sama dengan do (kembali ke tonalitas awal). Artinya, lagu S’bab Tuhan Baik diawali dan diakhiri dengan nada dasar yang sama. Bagian Awal, Mazmur 133 Do = C Medium/Riang Dra. Gracewitha Hutagalung 4/4 Bossas (c) 1996 Symphony Music Bait : G C __ 05 ||: 5 F C/E F GC G/C C __ __ __ __ 54 .3 .4|. 6 5 .5|5 Dm7 C/G __ __ |.4 6 . 4 2 | 3 Am7 Dm7 G __ __ __ 53 .5 .4 | . 3 2 G11 Gm7 C __ __ __ __ 32|1 13 . 5 .5| C ___ 1 ___ __ __ __ __ 4 3 0 2 . 1 | . . . . 5 :|| Nada dasar pada awal lagu Mazmur 133 adalah C sama dengan do. Bagian Akhir, Mazmur 133 G11 G C C/E F Dm6 G11 2 __ __ | . . 0 3 3 5 || : 1 F/C ___ ___ | . 5 4 5 Dm9 __ __ __ ___ ___ __ 1 7 .1 .7 | 0 6 5 6 . 6 ____ 6 1 | 7 G ____ __ __ 7 1 . 2 . 6| C Em7-5/Bb A ___ ___ ___ __ __ . 5 5 6 | 7 7 6 . 5 . 5 || Dm6 G11 G C _______________________________ 1 ____________________________ __ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ____ | 04 . 6 . 4 4 3 | 2 3 4 . 6 . 5 | . . 0 3 3 5 :|| Dm9 G C ____________________ 2 ___________________ ___ __ __ ___ __ __ | 0 4 . 2 . 2 1 | 7 7 1 . 2 . 1 | . . . . | . . . . || 685 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 Sedangkan nada dasar untuk bagian akhir lagu Mazmur 133 juga diakhiri dengan nada C sama dengan do (kembali ke tonalitas awal). Artinya, lagu Mazmur 133 diawali dan diakhiri dengan nada dasar yang sama. Ritme, Ritme merupakan unsur dasar dalam kehidupan. Kita melihat perputaran siang dan malam, pergantian musim datang dan pergi silih berganti. Di dalam tubuh, kita merasakan ritme selagi kita bernafas, detak jantung, dan bunyi hak sepatu ketika sedang berjalan. Ritme pada dasarnya adalah suatu pola pengulangan tekanan dan pelepasan. Pengulangan harapan dan pemenuhannya. Pergantian ritme ini tampak berkaitan erat dengan mengalirnya waktu. Dalam pengertian yang luas, ritme merupakan aliran yang teratur dalam musik melalui waktu. Waktu dalam musik adalah sebagaimana berlalunya waktu dalam beragam variasinya. Hal ini juga tampak sebagaimana berlalunya kecepatan dan intensitasnya. Dalam musik, komposer dapat mengontrol berlalunya waktu. Aspek-aspek yang membangun ritme adalah beat, metrum/birama dan aksen/sinkop. Beat /Ketukan merupakan denyutan (pulsa) rata dan berulang yang membagi musik dalam unit waktu yang sama. Beat musik diwujudkan atau diperdengarkan dengan cara yang berbeda-beda. Beat merupakan latar belakang dimana komposer menjadikannya sebagai pedoman dalam menempatkan nada-nada dengan berbagai panjang pendeknya. Beat merupakan unit dasar waktu dimana semua nada dapat diukur. Nada-nada dapat saja berakhir dalam sebagian, seluruh atau lebih dari satu beat. Ketika kita membicarakan kombinasi nada-nada yang berbeda panjang pendeknya atau durasinya, berarti kita membicarakan ritmenya. Ritme dapat didefenisikan sebagai aliran musik yang berurutan menurut waktu. Secara lebih spesifik, ritme dapat dibatasi sebagai pengaturan khusus terhadap panjang pendek nada-nada dalam musik. Ritme suatu melodi merupakan ciri utama yang menunjukkan kekhususan melodi tersebut. Bahkan kita dapat mengenal suatu lagu cukup dengan bertepuk tangan menurut ritme lagu tersebut, tanpa harus benarbenar menyanyikan lagu tersebut. (Contoh untuk mewakili analisa untuk ritme: beat, birama/metrum, sinkop ini penulis hanya mengambil dari lagu S’bab Tuhan Baik) Contoh: S’BAB TUHAN BAIK _ __ ___ __ __ __ __ __ __ __ 5 | 2 .3 . 3|. .011| 4.4 .4 4.4 .3| 3.2 05 5.1 .2| 3 ... | 0 0 0 5| . . . . S'babTu han baik bahwasanya Beat | 1 2 untuk se lama nya kasih se tia nya S'bab 3 4 | 1 2 3 4 | dst... __ __ ___ __ ___ __ ___ __ ___ __ 686 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 | 2 . 3 . 3 | . . 0 1 1 | 4 . 4 . 4 4 . 4 . 3 | 3 . 2 0 2 2 . 1 . 7 | 1 . . . | . . . 0 || . Tu han baik bahwa -sanya untuk se lama nya kasih se tia nya (fine) Beat | 1 2 3 4 | 1 2 3 4 | dst... (Contoh ini menyatakan dalam satu birama terdapat empat (4) ketukan/beat ) Dalam musik, kita mengetahui pola pengulangan ketukan yang bertekanan kuat di mana satu atau lebih kuat atau yang satu lebih ringan dari ketukan yang lainnya. Pengelompokkan ketukan yang teratur dinamakan Metrum/Birama. Contoh: Metrum/Birama: 4/4 , (artinya dalam tiap-tiap birama terdapat empat ketukan) Melodi: Syair : Beat : __ __ ___ __ __ __ __ __ __ __ 5 | 2 .3 . 3|. . 011| 4.4 .4 4.4 .3| 3.2 05 5.1 .2| 3 ... | . . . S'ba b Tuhan baik | 1 2 bahwa sanya untuk selama nya kasih se tia nya 3 4|1234 | 1 2 3 4 | dst... Pola birama / metrum lagu S’bab Tuhan Baik ini adalah quadruple meter, yang mempunyai empat (4) ketukan pada setiap biramanya. Hitungannya 1 - 2 - 3 – 4, 1 – 2 – 3 – 4 , dan seterusnya. Aksen / Sinkop sebuah nada yang bertekanan, pada umumnya dimainkan lebih keras daripada nada-nada lainnya, yaitu dengan mendapatkan aksen yang dinamis. Jika sebuah nada bertekanan muncul dimana secara normal sebenarnya aksen itu tidak diharapkan, maka efek tersebut dinamakan sinkop (sincopation). Dalam hal ini suatu aksen akan muncul jika sebuah nada offbeat (yang tidak seharusnya bertekanan) mendapatkan tekanan, yaitu ketika tekanan muncul diantara dua ketukan. Dalam contoh berikut diperhatikanlah adanya sinkopasi: Contoh (yang bertanda tebal sinkop) ___ __ ___ __ ___ __ ___ __ Melodi: | 4.4 .4 4.4 .3| 3.2 05 5.1 .2| 3 ... | . . Kita mengetahui adanya kecepatan dalam lagu. Kecepatan ini dinamakan Tempo, suatu konsep dasar dalam musik. Tempo cepat berhubungan dengan perasaan energik, semangat, dan kegembiraan. Tempo Lambat sering membawa pada suasana tenang, dan hikmat. Hubungan seperti ini didasarkan pada bagaimana kita merasa dan bertindak. Jika kita bersemangat, detak jantung kita lebih cepat daripada ketika kita tenang, kita cenderung berbicara dan bertindak dengan cepat. Tanda Tempo biasanya diletakkan pada sisi kiri dari partitur lagu. Seperti juga Dinamik, istilah dalam Tempo menggunakan bahasa Italia. Seperti juga Dinamik, semua tanda Tempo tersebut hanya merupakan perkiraan dan bersifat relatif. Sebuah lagu bertempo Andante, misalnya, dapat dimainkan lebih cepat 687 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 oleh seorang musikus daripada musikus lainnya. Dengan adanya penandaan sebagai petunjuk, setiap pemain memilih Tempo yang sesuai dengan lagu. Seperti halnya lagu S’bab Tuhan Baik, dengan tempo Slow & Majestyc, yang artinya, lambat dan hikmat. Pada lagu Mazmur 133 dengan tempo Medium/ riang, yang artinya sedang dan lincah. Sejak sekitar tahun 1816, para komposer telah dapat menunjukkan pilihan tempo mereka dengan menggunakan Metronome, sebuah alat yang menghasilkan bunyi atau kedipan cahaya yang menunjukkan jenis kecepatan musik yang diinginkan. Pengaturan metronome menunjukkan angka beat secara tepat dalam satu menit. Misalnya, Andante ditunjukkan dengan angka metronom 60 dan Allegro dengan angka 116. Harmoni, Ketika seorang penyanyi mengiringi lagunya dengan sebuah gitar, berarti dia mendukung, mengiringi, dan memperkaya melodinya, kita menyebut hal ini sebagai harmonisasi. Kebanyakan musik dalam budaya barat merupakan campuran antara melodi dan harmoni. Harmoni menunjuk pada bagaimana cara akord (chord) disusun dan bagaimana akord tersebut mengikuti akord yang lain dalam sebuah lagu. Akord merupakan gabungan tiga atau lebih nada yang dibunyikan serempak. Pada dasarnya, akord adalah satu kelompok nada yang simultan atau serempak, sedangkan melodi adalah rangkaian nada secara tunggal yang terdengar satu-satu. Susunan nada-nada sebuah melodi memberikan pedoman untuk harmonisasi. Beberapa nada dalam melodi biasanya tercakup dalam akord iringan, tetapi tidak selalu sebuah melodi menetukan rangkaian pesifik akord-akord atau progressi yng mengiringinya. Melodi yang sama dapat saja diharmonisasikan dalam beberapa cara secara musikal. Seorang musikus akan mencoba dan memilih akord-akord yang paling sesuai untuk suasana melodi tertentu. Progresi akord akan memperkaya sebuah melodi dengan adanya penambahan tekanan, kejutan, penahanan, dan penyelesaian. Dalam musik Populer dewasa ini, penulis lagu sering menyusun melodi selagi arranger (orang yang menyusun iringan ) mengiringinya dengan akord-akord. Komposer musik Klasik lebih sering membuat melodi dan iringannya secara bersama-sama. Ada suatu kecenderungan untuk melakukan pendekatan dimana melodi disusun lebih dahulu dan baru kemudian ditambahkan akordnya. Biasanya akord-akord tersusun atas tiga nada yang berbeda, dan ada pula yang tersusun atas empat atau lima nada, atau bahkan lebih. Bergantung pada susunannya, akord-akord dapat terdengar sederhana atau kompleks, tenang atau tegang, terang atau gelap. Secara sederhana, kebanyakan akord dasar adalah triad, yang terdiri atas tiga nada. Triad disusun dengan cara penambahan nada-nada yang dapat saling mengga ntikan pada suatu tangga nada, seperti nada pertama (do), ketiga (mi), dan kelima (sol). Contoh: C – E – G ( C adalah nada pertama (do) disebut dengan isilah root karena disebut nada yang terbawah, E adalah nada ketiga dari nada C / 688 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 root disebut dengan istilah Tersa, G adalah nada kelima dari nada C / root disebut dengan istilah Kwint). Triad yang disusun oleh nada pertama, atau tonika, pada suatu tangga nada (do) dinamakan akord Tonika ( do – mi – sol). Akord ini merupakan akord utama suatu lagu, yang paling stabil dan paling konklusif. Secara tradisi, akord Tonika biasanya mengawali suatu komposisi dan hampir selalu mengakhirinya. Triad yang disusun oleh nada kelima suatu tangga nada (sol) merupakan triad penting berikutnya setelah Tonika. Triad ini dinamakan akord Dominan (sol – si – re). Akord Dominan sangat kuat dorongannya kearah akord Tonika. Perilaku akord seperti ini merupakan hal yang sangat penting dalam musik. Akord Dominan memunculkan tegangan yang diselesaikan oleh akord Tonika. Progresi dari akord Dominan ke akord Tonika memberikan rasa yang kuat tentang penyelesaian, dan sangat sering digunakan pada akhir suatu frase, melodi, atau keseluruhan lagu. Contoh harmoni pada bagian pertama dari lagu S’bab Tuhan Baik berikut ini terdiri dari progresi akord, sebagai berikut: Akord S’BAB TUHAN BAIK G C/G __ ___ __ __ __ __ |0 03 3.4 .5 |5...|0 04 4.5 .6 | 6 . . . | . . . . . Syukur ba gi Dia . . . . . Allah yang kuasa Am Am7/G D/F# Am7 Dsus __ ___ __ ___ __ |0 04 4.5 .6 |6 . 6.7.1| 5 ... | 2 . 1 . | . . . . . . . . Yang menja – di kan se ga la nya. O...... o...... G C/G __ ___ __ __ __ __ |0 03 3.4 .5 |5...|0 04 4.5 .6 | 6 . . . | . . . . . Ajaib per ka sa . . . . . yang di per buatNya Am Am7/G F D11 D ___ __ ___ __ |0 0 4.5 .6 | 6 . 6.7 .1 | 2 . . . | . . . 0 || . . Di ha . . da pan . . s’gala bang sa..........., (kembali ke reff) Progresi akord dari bagian pertama lagu S’bab Tuhan Baik adalah: (G – C/G – Am – Am7/G – D/F# - Am7 – Dsus) , (G – C/G – Am – Am7/G – I - IV - II - II7 - V - II - V+ , I - IV - II - II7 - D11 – D) V11 - V Contoh harmoni pada Bagian Kedua dari lagu S’bab Tuhan Baik berikut ini terdiri dari progresi akord, sebagai berikut: 689 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 Akord D7/G Em Am Am/G Dsus/F D D7 G Am7 D __ ___ __ __ __ __ __ __ __ .3|..011| 4.4 .4 4.4 .3| 3.2 05 5.1 .2| 3 ... | 0 0 0 5| . . _ 5 | 2 .3 . . S'babTu han baik bahwasanya untuk se lamanya kasih se tia nya S'bab D7/G G Em7 C Am7 Dsus D D7 G C/G __ __ ___ __ ___ __ ___ __ ___ __ | 2 . 3 . 3 | . . 0 1 1 | 4 . 4 . 4 4 . 4 . 3 | 3 . 2 0 2 2 . 1 . 7 | 1 . . . | . . . 0 || . Tu han baik bahwa -sanya untuk se lamanya kasih se tia nya (fine) Progresi akord dari BagianKedua lagu S’bab Tuhan Baik adalah: (D7/G – Em – Am – Am/G – Dsus/F – D – D7 – G – Am7 – D) , (D7/G – G – Em7 – Am7/G – V - VI - II - II/I - V+ - V - V7 - I - IIm7 - V , V7/I - I - VIm7 C – Am7 – Dsus – D – D7 – G – G) IV - IIm7 - V+ - V - V7 – I - I Contoh harmoni pada bagian pertama dari lagu Mazmur 133 berikut ini terdiri dari progresi akord, sebagai berikut: G C __ 05 ||: 5 F C/E F GC G/C C __ __ __ __ 54 .3 .4|. 6 5 .5|5 Dm7 __ __ |.4 6 . C/G _ 4 2 | 3 Am7 Dm7 G __ __ __ 53 .5 .4 | . 3 2 G11 Gm7 C __ __ __ __ 32|1 13 .5 .5| C ___ 1 _____ __ __ 4 3 0 2 . 1 | . . . . 5 :|| Progresi akord dari bagian pertama lagu Mazmur 133 adalah: (G V - F C C/E I I Dm7 IV - IIm7 F GC G/C IV -V - I - V C/G - I C - G11 - V 11 I - Am7 Dm7 G VIm7 IIm7 - V - Gm7 C Vm7 - I C), - I Contoh harmoni pada bagian kedua dari lagu Mazmur 133 berikut ini terdiri dari progresi akord, sebagai berikut: G11 G 2 __ __ C C/E __ __ __ F Dm6 ___ ___ __ G11 ____ G ____ __ __ 690 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 | . . 0 3 3 5 || : 1 1 7 . 1 . 7 | 0 6 5 6 . 6 F/C __ ___ | . 5 4 5 6 1 | 7 7 1 . 2 . 6| C Em7-5/Bb A ___ ___ ___ __ __ . 5 5 6 | 7 7 6 . 5 . 5 || Dm9 Dm6 G11 G C __________________________________ 1 _____________________________ __ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ____ | 04 . 6 . 4 4 3 | 2 3 4 . 6 . 5 | . . 0 3 3 5 :| Dm9 G C ____________________ 2 ___________________ ___ __ __ ___ __ __ | 0 4 . 2 . 2 1 | 7 7 1 . 2 . 1 | . . . . | . . . . || Progresi akord dari BagianKedua lagu Mazmur 133 adalah: G11 G V 11 - C C/E F I - IV F/C IV C - II m9 - Dm6 - II m6 Dm9 G II m9 - V II m 6 G11 - V 11 G - V- Em7-5/Bb A I Dm9 Dm6 - III m7 G11 - V 11 - VI G - V C - I C - I Bentuk, Bentuk musik (Form), suatu gagasan / ide yang nampak dalam pengolahan /susunan semua unsur musik dalam sebuah komposisi (melodi, irama/ritme, harmoni dan dinamika). Ide ini mempersatukan nada-nada musik serta terutama bagian-bagian komposisi yang dibunyikan satu per satu sebagai kerangka. Bentuk musik dapat dilihat juga secara praktis, sebagai wadah yang diisi oleh seorang komposer dan diolah sedemikian hingga menjadi musik yang hidup. Bentuk lagu S’bab Tuhan Baik dan Mazmur 133 adalah bentuk lagu dua bagian. Bentuk lagu dua bagian artinya atau sama dengan, lagu dengan dua kalimat musik / periode yang berbeda / berlainan. Bentuk lagu ini yang paling banyak digunakan/dipakai dalam musik sehari-hari baik untuk lagu Anak-anak, lagu daerah, lagu pop, lagu instrumental untuk iringan tari, dan sebagainya.).Adapun urutan kalimat untuk bentuk lagu dari S’bab Tuhan Baik adalah: A (a a’) B (b b’): dua kali pertanyaan diulang secara bervariasi sebagai jawaban. Catatan: A = Kalimat / Periode pertama (1) B = Kalimat / periode kedua (2) a = anak kalimat pertanyaan (Frase) dari kalimat/periode pertama (1)/A a’= anak kalimat pertanyaan divariasikan sebagai jawaban dari kalimat/periode (1)/A 691 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 b = anak kalimat pertanyaan (Frase) dari kalimat/periode kedua (2)/B b’= anak kalimat pertanyaan divariasikan sebagai jawaban dari kalimat/periode (2)/B Adapun pola / struktur A (a a’) B (b b’) dari bentuk lagu S’bab Tuhan Baik dan Mazmur 133 dapat dilihat dari batasan-batasan penganalisaan sebagai berikut (dalam hal penganalisaan pola /struktur ini diwakili oleh lagu S’bab Tuhan Baik, oleh karena kedua lagu tersebut memiliki pola//struktur lagu yang sama)): A (a)...........................................................................|| __ ___ __ __ __ __ |0 03 3.4 .5 |5...|0 04 4.5 .6 | 6 . . . | . . . . . Syukur ba gi Dia . . . . . Allah yang kuasa __ ___ __ ___ __ |0 04 4.5 .6 |6 . 6.7.1| 5 ... | 2 . . . . . . . . Yang menja – di kan se ga la nya. . 1 . | O...... o...... A (a’).........................................................................|| __ ___ __ __ __ __ |0 03 3.4 .5 |5...|0 04 4.5 .6 | 6 . . . | . . . . . Ajaib per ka sa . . . . . yang di per buatNya ___ __ ___ __ |0 0 4.5 .6 | 6 . 6.7 .1 | 2 . . . | . . . . . . . Di ha da pan s’gala bang sa..........., . . 0 || (kembali ke reff) B (b) .......................................................................................................|| B (b’).... _ __ ___ __ __ __ __ __ __ __ 5 | 2 .3 . . .3|..011| 4.4 .4 4.4 .3| 3.2 05 5.1 .2| 3 ... | 0 0 0 5| . . S'babTu han baik bahwasanya untuk se lamanya kasih se tia nya S'bab ..................................................................................................................................|| __ __ ___ __ ___ __ ___ __ ___ __ | 2 . 3 . 3 | . . 0 1 1 | 4 . 4 . 4 4 . 4 . 3 | 3 . 2 0 2 2 . 1 . 7 | 1 . . . | . . . 0 || . Tu han baik bahwa -sanya untuk se lamanya kasih se tia nya (fine) Catatan: Kalimat/periode, 692 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 Sejumlah ruang birama (biasanya 8 atau 16 birama) yang merupakan satu kesatuan. Satu kesatuan ini nampak: Pada akhir kalimat: disitu timbul kesan ‘selesailah sesuatu’, karena disini melodi masuk dalam salah satu nada akord Tonika ; namun lagunya dapat juga bermodulasi ke akord yang lain (misalnya ke Dominan). Selain itu, nada penutup kalimat umumnya jatuh pada hitungan berat (‘pengakhiran jantan’). Pada urutan akord tertentu yang menciptakan dan memberikan kekhasan terutama pada akhir kalimat musik Untuk memperlihatkan struktur musik, maka ilmu bentuk musik memakai sejumlah kode. Untuk kalimat/periode umumnya dipakai huruf besar ( A, B, C, dan sebagainya) Biasanya sebuah kalimat musik/periode terdiri dari dua (2) anak kalimat /frase, yaitu; 1. anak kalimat pertanyaan/ kalimat depan, awal kalimat atau sejumlah birama (biasanya birama 1-4 atau 1-8) disebut ‘pertanyaan’ atau ‘kalimat depan’ karena biasanya berhenti dengan nada yang mengambang, maka dapat dikatakan berhenti dengan ‘koma’, umumnya disini terdapat akord Dominan. Kesannya disini :belum selesai, dinantikan bahwa musik dilanjutkan. 2. anak kalimat jawaban/kalimat belakang, bagian kedua dari kalimat (biasanya birama 5-8 atau 9-16) disebut ‘jawaban’ atau ‘kalimat belakang’ karena melanjutkan ‘pertanyaan’ dan berhenti dengan ‘titik’ atau akord Tonika. Biasanya kode untuk anak kalimat/frase yang umumnya dipakai adalah huruf kecil (a, b, c, dan seterusnya). Bila sebuah anak kalimat diulang dengan disertai dengan perubahan/ variasi, maka huruf kecil tersebut disertai dengan tanda aksen (‘) misalnya a a’. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil dari penelitian ini, bahwa tengah terjadi semacam pergeseran dalam dunia kekristenan pada umumnya, dan musik atau nyanyian gereja pada khususnya. Musik telah menjadi alat untuk mewujudkan visi dan misi gerejanya bagi gereja Kharismatik. Bentuk lagu S’bab Tuhan Baik dan Mazmur 133 adalah bentuk lagu dua bagian. Bentuk lagu dua bagian artinya atau sama dengan, lagu dengan dua kalimat musik / periode yang berbeda / berlainan. Bentuk lagu ini yang paling banyak digunakan/dipakai dalam musik sehari-hari baik untuk lagu Anak-anak, lagu daerah, lagu pop, lagu instrumental untuk iringan tari, dan sebagainya.). Pola birama / metrum lagu S’bab Tuhan Baik ini adalah quadruple meter, yang mempunyai empat (4) ketukan pada setiap biramanya. Hitungannya 1 - 2 - 3 – 4, 1 – 2 – 3 – 4 , dan seterusnya. 693 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 Seperti halnya lagu S’bab Tuhan Baik, dengan tempo Slow & Majestyc, yang artinya, lambat dan hikmat. Pada lagu Mazmur 133 dengan tempo Medium/ riang, yang artinya sedang dan lincah. Nada dasar untuk bagian awal lagu S’bab Tuhan Baik diakhiri dengan nada G sama dengan do (kembali ke tonalitas awal). Artinya, lagu S’bab Tuhan Baik diawali dan diakhiri dengan nada dasar yang sama __ __ __ __ __ __ Nada dasar pada awal lagu Mazmur 133 adalah C sama dengan do. Sedangkan nada dasar untuk bagian akhir lagu Mazmur 133 juga diakhiri dengan nada C sama dengan do (kembali ke tonalitas awal). Artinya, lagu Mazmur 133 diawali dan diakhiri dengan nada dasar yang sama. Nyanyian dan musik dalam konteks peribadatan jemaat gereja Kharismatik menjadi sarana komunikasi, memuji, menyembah dan menyatakan sesuatu kepada Tuhan Yang Maha kuasa. Menyanyi dan memainkan alat musik, bersorak, bertepuk tangan, berkata-kata, menari menjadi ciri yang utama dan yang menonjol dalam kebaktian gereja Kharismatik. Perkembangan musik puji-pujian dan penyembahan di Indonesia pada saat sekarang adalah karena mendapatkan pengaruh dari perkembangan musik dari Barat. Adapun pengaruh ini mengalami pergeseran tersendiri. Dan saat ini, musik pujian dan penyembahan akhirnya dapat diterima oleh karena kalangan yang semakin luas. Hal yang paling nyata dari perkembangan tersebut adalah, keberadaan musik dalam ibadah jemaat, yang berkembang mulai dari hanya vokal, instrument organ/keyboard, sampai dengan adanya band. Saat ini, band digunakan sebagai pengiring nyanyian jemaat dalam ibadah Minggu secara rutin hampir disemua gereja-gereja Kharismatik di Medan. Penggunaan band sebagai pengiring nyanyian dalam ibadah dapat membuat nyanyian yang dibawakan terasa lebih dinamis dan bisa disesuaikan dengan trend masa kini. Yang kita cita-citakan adalah nyanyian-nyanyian jemaat dengan katakata yang penuh isi pada tema-tema yang relevan, dalam bentuk syair yang tepat untuk nyanyian bersama dan dengan bahasa yang baik serta komunikatif, lalu seluruhnya ditunjang oleh lagu-lagu yang otentik dan sesuai untuk persekutuan umat Kristen masa kini. Oleh karena keberadaan musik dalam kebaktian/peribadatan menjadi hal yang sangat penting/salah satu unsur pokok, karena hampir seluruh aktifitas peribadatan dilakukan dengan menyanyikan lagu-lagu pujian maupun dengan iringan musik instrumental, sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan musik dalam konteks aktifitas ibadah jemaat telah memenuhi fungsinya sebagai sarana ekspresi spiritual musikal. V.2. Saran Pada dasarnya musik itu baik karena berasal dari Allah dan sifatnya netral. Namun, kita perlu memperhatikan muatan yang terkandung di dalamnya. Apakah 694 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 musik tersebut muatannya baik sehingga akan membangun tubuh, jiwa dan roh kita atau muatannya buruk sehingga merusak kehidupan anak Tuhan? Pengaruh musik sangat kuat karena bisa menembus tubuh, jiwa dan roh. Musik juga dapat mempengaruhi tingkat keimanan seseorang, bahkan melalui musik dapat menobatkan seseorang untuk kembali ke jalan yang benar. Tidak semua nyanyian jemaat itu buruk. Yang kita cita-citakan adalah nyanyian jemaat dengan kata-kata yang penuh isi pada tema-tema yang relevan, dalam bentuk syair yang tepat untuk nyanyian bersama dan dengan bahasa yang baik serta komunikatif, lalu seluruhnya ditunjang oleh lagu-lagu yang otentik dan sesuai untuk persekutuan umat Kristen masa kini. Dengan mengadakan penelitian, penganalisaan dan survey sederhana terhadap nyanyian jemaat gereja Kharismatik dan menuliskannya dalam bentuk esei, maka diharapkan penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat membantu mahasiswa jurusan Musik, para pembaca dan masyarakat serta peneliti selanjutnya. Terlebih lagi dalam hal penganalisaan literature-literatur music agar dapat lebih mengetahui dan memahami proses penciptaan sebuah komposisi ataupun bentuk lagu/song form. DAFTAR PUSTAKA Abineno. Ch. (dkk). 1985. Gerakan Kharismatik Apakah itu. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Alan P. Merriam. 1964. The Anthropology of Music. USA: Northwestern University Press. Bayu Wijayawanto. 2002. Pujian dan Penyembahan. Surakarta: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni. Vol. 1, no. 2, Prog. Pendidikan Pascasarjana, STSI Surakarta. Bob Biehl. 1976. Mengungkap Segi-segi Pujian dan Penyembahan. Yogjakarta: Andi. David Swan. 1996. Kuasa Penyembahan Profetik. Jakarta: Harvest Publication House. Dieter Mack. 1992. Sejarah Musik III dan IV. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. --------------. 1995. Apresiasi Musik Populer. Bandung: Pustaka Nusantara. Djohan E. Handojo. 2007. The fire of Praise and Worship 7 langkah Menjaga Api Pujian dan Penyembahan Tetap Menyala dengan Urapan Baru. Jakarta: Penerbit Andi Yogyakarta bekerjasama dengan Armageddon Publisher. 695 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 H. A. Pandopo. 1984. Menggubah Nyanyian Jemaat. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, bekerjasama dengan Yayasan Musik Gerejawi. Hadjar Pamadhi, dkk. 2008. Pendidikan Seni di SD. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. John Halim. 2005. Pujian dan Penyembahan 24 Jam. Malang: Penerbit Gandum Mas, Cetakan Pertama. John Handol ML. 2002. Nyanyian Lucifer Ikhwal penciptaan dan Pengaruh Musik Terhadap Kerohanian, Kesehatan dan Kejiwaan. Yogyakarta: Penerbit Yayasan Andi. John Mac. Arthur, JR. 2001. Prioritas Utama dalam Penyembahan. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, Cetakan ke 4. Karl Edmund Prier SJ. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi/PML. Lanny Nanlony. 1998. Song Book. Jakarta: Symphony Music, Cetakan ke 5 untuk Kalangan Sendiri. Latifah Kodijat – Marzuki. 2002. Istilah-istilah Musik, edisi revisi 2002. Jakarta: Penerbit Djambatan. Leroy Lawson. 2008. Gereja Perjanjian Baru Dahulu dan Sekarang. Ohio: Standard Publishing Cicinnati, Yogyakarta: LATM/GJKI bekerjasama dengan YAKIN Surabaya. Martasudjita. 2000. Musik dan Nyanyian Liturgi. Jakarta: Kanisius. Nicky. J. Sumual. 1981. Pantekosta Indonesia suatu Sejarah. Manado: Sario. Onong Uchana Effendy. 1986. Dinamika komunikasi. Bandung: Rajawali Press. Ruth Meyers bersama warren Myres. 2009. 31 Hari pujian Menikmati Hadirat Allah dengan Cara Baru. Bandung: Satu-satu, Cetakan Pertama. Sammy Tippit. 2003. Anda Dipanggil Untuk Menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran. Bandung: Lembaga Literatur Baptis (Yayasan Baptis Indonesia) Ted C. Stewart. 2008. Higher Panduan Praktis untuk Membawa Kita Ke Tingkat Penyembahan Lebih Tinggi, Level Worship. Yogyakarta: Penerbit Andi. 696 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 Tim Sinode. 1997. Pokok-pokok Ajaran Gereja. Salatiga: Sinode. Verkuyl. J. 1982. Etika Kristen dan Kebudayaan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. ANALISIS STRUKTUR MUSIK LAGU S’BAB TUHAN BAIK DAN MAZMUR 133 (Dari Segi: Melodi, Ritme dan Harmoni) Oleh: Ance Juliet Panggabean 697 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2011) 19 (3) 200 - 300 LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2011 698 _____________ ISSN 0853-0203