SUATU PEMAHAMAN PERANAN DAN PENGARUH MUSIK TERHADAP KEROHANIAN DALAM IBADAH GEREJA KHARISMATIK DI MEDAN Ance Juliet Panggabean ABSTRACT This writing is entitled the understanding and the influence of music towards spirituality in a religious service of a Charismatic Church in Medan. In this writing, the writer elaborated about things that will give answers to problems that are faced in spiritual music in a religious service of Charismatic Church. The writer elaborated on things that are required to be studied about the role of music in a religious service of a Charismatic Church, how it influenced the spirituality of the congregation in a Charismatic Church, observed the role of music in relationship between human beings andGod, how the spiritual music delivered praises to God. The existence of music in religious service or public worship became a very important matter, because almost all the activities are conducted with the involvement of music and the essence of music. Therefore, how praises are delivered to God became a significant consideration in this writing. Keywords: spirituality, charismatic, a religious service, spiritual music, role of music, influenced, public worship, The existence of music. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik dan ibadah mempunyai hubungan yang erat dalam tradisi gereja. Sebagai bagian yang integral dalam kebaktian, musik mempunyai peranan dan fungsi yang cukup signifikan untuk menciptakan suasana peribadatan sehingga musik mempunyai fungsi liturgis. Menurut Spiro, terdapat beberapa makna pemakaian kata fungsi, antara lain yaitu: 1). Pemakaian yang menerangkan fungsi sebagai hubungan guna antara sesuatu hal dengan sesuatu tujuan tertentu; 2). Pemakaian yang menerangkan kaitan korelasi antara satu hal dengan hal lain; 1 3). Pemakaian yang menerangkan hubungan yang terjadi antara satu hal dengan hal-hal lain dalam suatu system yang terintegrasi. ( Spiro dalam Koentjaraningrat, 1989:212213). Makna ibadah adalah cara orang-orang percaya (umat Kristen) bersama-sama mengungkapkan dan menikmati hubungan dengan Tuhan Allah dalam bentuk dramatis simbolis. Peristiwa yang terjadi di dalam ibadah secara simbolis adalah pertemuan dialogis antara jemaat dan Allah dengan unsur-unsur dasar musik, pujian dan penyembahan, doa dan pengurapan, persembahan dan penyampaian firman Tuhan. Musik merupakan sarana yang efektif bagi jemaat untuk menyatakan kehendak dan perasaannya kepada Tuhan. Fungsi musik sebagai sarana ekspresi bagi jemaat untuk berkomunikasi dengan Tuhan juga Nampak dari keterlibatan musik dalam aktifitas peribadatan. Dalam ibadah jemaat, sering kali musik dan aktifitas penyembahan (berdoa) dilakukan bersamasama. Selain aktifitas pujian dan penyembahan, berdoa juga dilakukan dengan diiringi musik. Melalui musik jemaat dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara utuh kepada Tuhan Allah, sehingga dapat dikatakan keberadaan musik dalam konteks aktifitas ibadah jemaat telah memenuhi fungsinya sebagai sarana ekspresi spiritual musikal. Musik selalu berhubungan dengan kehidupan manusia. Apapun jenis musiknya yang digemari bila didengar dan dinikmati secara terus-menerus, cepat atau lambat akan membawa pengaruh tertentu bagi jiwa baik itu pengaruh negatif maupun pengaruh positif. Sehubungan dengan hal tersebut, jenis musik apakah yang layak didengar, dinyanyikan atau disajikan oleh orang Kristen dalam ibadah? Perkembangan musik rohani di Indonesia pada saat sekarang adalah karena mendapatkan pengaruh dari perkembangan musik dari barat. Adapun pengaruh ini mengalami pergeseran 2 tersendiri. Dan saat ini, musik rohani yang dianggap modern atau up to date akhirnya menjadi masalah yang paling dikuatirkan oleh banyak rohaniawan dalam kaitannya dengan daya pikat musik. Saat ini banyak orang memperdebatkan untung dan ruginya menyensor musik jenis apakah yang layak disajikan dalam ibadah gereja. Orang banyak berdebat tentang berbagai dampak musik dunia yang merusak kaum remaja. Namun, sebagai orang Kristen, keberatankeberatan demikian merupakan hal sekunder dibandingkan dengan masalah intinya. Bagaimana musik dapat mempengaruhi hubungan kita dengan Allah? Pada dasarnya musik itu baik karena berasal dari Allah dan sifatnya netral. Namun, kita juga perlu memperhatikan muatan yang terkandung didalamnya. Apakah musik tersebut muatannya baik sehingga akan membangun tubuh, jiwa dan roh kita atau muatannya buruk sehingga merusak kehidupan anak Tuhan? Pengaruh musik sangat kuat karena bisa menembus tubuh, jiwa dan roh. Musik juga dapat mempengaruhi tingkat keimanan seseorang, bahkan melalui musik dapat menobatkan seseorang untuk kembali ke jalan yang benar. Tidak semua musik atau nyanyian jemaat itu buruk. Meskipun demikian, hakikat musik itu sendiri adalah baik, tetapi karena sudah demikian diselewengkan sehingga hampir tidak terlihat nilai yang baik lagi dalam warnanya. Saat ini, Tantangan bagi orang Kristen adalah harus mengembalikan nilai moral dan akuristik musik itu sendiri dan mengisinya dengan musik pada porsi yang sewajarnya untuk memberikan kemuliaan kepada Tuhan Allah. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas ada 4 (empat) hal yang perlu untuk dikaji dalam penelitian ini, yaitu; 1. Bagaimanakah peranan musik dalam ibadah di gereja Kharismatik? 3 2. Bagaimanakah pengaruh musik terhadap kerohanian jemaat gereja Kharismatik? 3. Bagaimana musik dapat mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan Allah? 4. Esensi musik rohani seperti apakah yang layak didengar, dinyanyikan atau disajikan jemaat Gereja Kharismatik yang mendatangkan puji-pujian kepada Tuhan Allah? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara umum penelitian ini bertujuan : 1. Untuk memahami peranan musik dalam ibadah di gereja Kharismatik. 2. Untuk memahami pengaruh musik terhadap kerohanian jemaat gereja Kharismatik. 3. Untuk memahami musik dapat mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan Allah. 4. Untuk mengkaji/menganalisa esensi musik seperti apakah yang mendatangkan pujipujian bagi Tuhan Allah 1.4. Manfaat/Kontribusi Penelitian Hasil penelitian diharapkan bermanfaat dalam berbagai hal, antara lain: 1. Sebagai informasi yang lebih mendalam mengenai Pemahaman Peranan dan Pengaruh Musik Terhadap Kerohanian dalam Ibadah Gereja Kharismatik di Medan 2. Untuk memberi sumbangan bagi para pembaca atau penelitian lanjutan terhadap peranan dan pengaruh musik terhadap kerohanian dalam ibadah di gereja kharismatik secara mendetail atau keseluruhan 3. Untuk menambah khasanah ilmu dibidang analisa musik 2. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Handol (2002), musik adalah karunia Allah. Melalui musik, manusia telah mengungkapkan perasaannya yang paling dalam, sukacita, kesedihan, kekesalan dan cinta kasih. 4 Oleh karena itu, musik memainkan peranan penting dari zaman peradaban manusia kuno sampai masa kehidupan umat Kristen yang mula-mula (dan tentunya sampai sekarang). Paul Palmer dalam artikelnya The Power of Music, menyatakan, sebagai satu bentuk seni, musik itu unik. Musik terdiri dari sejumlah unsur yang berbeda-beda, misalnya ritme, melodi, harmoni, dan tekstur. Musik dapat memberi ketenangan atau semangat, menghaluskan atau menjadikan kasar, mengandung falsafah atau sembrono. Musik dapat menjadi sumber berkat-berkat paling limpah, atau satu pencetus pemberontakan dan tingkah laku penuh dosa. David Swan (1996), Pujian dan penyembahan serta doa merupakan bentuk usaha yang dilakukan jemaat untuk berkomunikasi dengan Tuhan Allah. Dalam pujian dan penyembahan dan doa, jemaat menyatakan maksud, perasaan dan kehendaknya bukan hanya melalui simbolsimbol gerak (bersujud, berdiri, mengangkat tangan), atau melalui kata-kata tetapi juga melalui musik dan nyanyian. David Swan (1997), senjata yang penuh kuasa untuk peperangan rohani adalah menyinergikan doa-doa profetik, syafaat, pujian, penyembahan, musik dan tarian. Wijayanto (2002), tugas pokok pemain musik dalam ibadah adalah memainkan musik dan mengiringi nyanyian jemaat. Efektifitas musik dapat mempengaruhi suasana peribadatan, sehingga penyajian musik diharapkan dapat berperan meningkatkan dan membantu kualitas ibadah bagi para jemaat. Dalam etika Kristen bahwa seni (termasuk musik) barulah dapat disebut baik, murni dan indah jika seni itu menggunakan alat-alat estetisnya untuk mengabdi kepada Tuhan dan sesama. Menurut G. Van Leuw (Leuw dalam Verkuyl, 1982), seni yang dapat dipertanggungjawabkan benar-benar dihadapan Tuhan dan manusia hanyalah seni yang mengandung perpaduan antara keindahan dan kekudusan, dan keindahan itu menjadi alat untuk menyatakan kekudusan. 5 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Dasar Metode dasar yang akan diterapkan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan kata lain, penelitian ini dimaksudkan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara lengkap, faktual dan teliti mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Selanjutnya, metode ini akan mendasari penelitian ini khususnya di dalam hal pengumpulan data maupun penganalisaan data. 3.2. Metode Pengumpulan Data Ada beberapa metode yang diterapkan di dalam pengumpulan data, yaitu: (1) metode wawancara, (2) metode observasi, (3) metode kepustakaan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan keterangan-keterangan serta pengalaman perorangan yang mungkin sulit diperoleh dari bahan-bahan tertulis. Sementara melalui metode kepustakaan diharapkan dapat memperoleh data-data tertulis tentang Pemahaman Peranan dan Pengaruh Musik Terhadap Kerohanian dalam Ibadah Gereja Kharismatik di Medan. Metode observasi dimungkinkan untuk dapat membandingkan apa yang disebutkan informan serta apa yang dilakukan informan. Data juga dikumpulkan dengan cara merekam komposisi musik /nyanyian jemaat dengan menggunakan perangkat perekam audio-visual. 3.3. Metode Analisis Prosedur analisis data akan dilakukan sebagai berikut: a. Seleksi Data Seleksi data dilakukan dalam rangka memilih dan merangkum data sesuai dengan kebutuhan penelitian tentang Pemahaman Peranan dan Pengaruh Musik Terhadap Kerohanian dalam Ibadah Gereja Kharismatik di Medan. 6 b. Klasifikasi Data Pengklasifikasian data dilakukan untuk menyusun data dasar kriteria dan pembagian tertentu. c. Deskripsi Data Pada langkah ini, data diuraikan dengan sebaik-baiknya sehingga diperoleh gambaran yang jelas dan terperinci tentang data khususnya yang relevan terhadap substansi penelitian. d. Interpretasi Data interpretasi berusaha mencari hubungan antara fakta-fakta yang ditemukan dan memberikan pemahaman yang jelas tentang Pemahaman Peranan dan Pengaruh Musik Terhadap Kerohanian dalam Ibadah Gereja Kharismatik di Medan. e. Menarik Kesimpulan Langkah akhir adalah menarik kesimpulan, yaitu menegaskan kembali secara ringkas dan padat apa yang ditemukan dari pembahasan-pembahasan sebelumnya. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Peranan Musik dalam Ibadah Gereja Kharismatik Musik memainkan peranan penting dalam kehidupan umat Kristen. Musik mendapatkan posisi dan peranan yang paling mulia dalam ibadah kepada Tuhan Allah. Beberapa ungkapan paling luhur yang pernah digunakan untuk memuji Allah pada mulanya dirancang dalam bentuk musik. Pemazmur Daud menuliskan “Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian”(Mazmur 69:31). 7 Bermusik dan bernyanyi adalah karunia dari Allah. Musik dapat mendatangkan kesenangan bagi kita dan bagi Allah. Musik selalu dikaitkan dengan gerakan. Sejarah gereja mencatat bahwa setiap pemulihan doktrin kebenaran Allah selalu diikuti pemulihan pelayanan musik. Karena musik adalah respons luar dari suatu kebangkitan kembali yang bersumber dari dalam. Seorang pengamat musik Mac Quds, dalam bukunya Another Time, Another Place menyatakan, “Worship is the absolute renunciation of self in all its varied form, denied the appeal of the flesh for self expression..no confidence in the flesh ”. Musik yang dimainkan dengan penuh sukacita dalam kebaktian merupakan tanda pemulihan dan gerakan. Musik juga merupakan bagian dari ibadah terhadap Allah bahkan jauh sebelum manusia diciptakanNya. Ini tertulis dalam Ayub 38:7 memberitahu bahwa para malaikat bersorak-sorai dengan penuh sukacita. Dan dalam Kejadian 4:21 disebutkan ada seorang (jenius musik) dari keturunan Henokh bernama Yubal, yang mendapat predikat sebagai bapa semua orang yang memainkan kecapi dan rebana. Dalam Perjanjian Lama banyak terjadi peristiwa yang menggambarkan gerakan dalam musik dan nyanyian. Kebangunan yang terjadi pada zaman Nehemia, misalnya, setelah kota Yerusalem dibangun kembali. Nehemia tahu betapa pentingnya musik sebagai bagian pemulihan sehingga ia perlu memilih dan menempatkan para pemain musik di dalam rumah Tuhan. 4.2. Pengaruh Musik terhadap Kerohanian Jemaat di Gereja Kharismatik Musik yang baik itu harus bermanfaat, memberi kenikmatan dalam tubuh, intelek, emosi dan spirit dan menarik dalam waktu yang lama. Musik juga dapat mengubah keadaan, musik dapat membangunkan rohani, musik dapat menggairahkan rohani dengan kekuatan kedahsyatan gerakan Roh Kudus. 8 Saat ini, banyak musik yang sesat disalahgunakan. Meskipun demikian, hakikat musik itu sendiri adalah baik., tetapi karena sudah sedemikian diselewengkan sehingga hampir tidak terlihat nilai yang baik lagi dalam warnanya. Tantangan bagi orang Kristen adalah harus mengembalikan nilai moral dan akuristik musik itu dan mengisinya dengan musik pada porsi sewajarnya untuk memberikan kemuliaan kepada Allah. Baik atau buruknya suatu lagu menurut sudut pandangan alkitabiah tidak tergantung hanya pada liriknya saja. Jika musik itu melukiskan ‘perbuatan daging’ maka pandangan alkitabiah (Allah) cukup jelas. Dalam II Korintus 6:14-17, menyatakan dengan sederhana, “janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dengan kedurhakaan? Atau, bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Keluarlah kamu dari antara mereka dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis.” Gereja-gereja saat ini kelihatannya kurang dapat tanggap dalam memberikan kebutuhan generasi muda di bidang musik serta kurang mengembangkan nyanyian jemaatnya sendiri. Perkembangan budaya yang semakin modern mengakibatkan perubahan dari segala aspek, termasuk dari segi spiritual yang semakin kian mengering. Dari aspek musik muncul beragam pertanyaan, apakah nyanyian Kristen itu harus anggun, tradisional dengan tempo terkesan lamban sekali? Dan apakah musik gereja dapat berbentuk musik hard rock atau ekstrimnya dapatkah berirama dangdut misalnya? Pertanyaan lain yang merupakan kesan dari masyarakat luar adalah umat Protestan suka musik/nyanyian gereja dengan menggunakan syair English atau musiknya kebarat-baratan? sehingga muncul pertanyaan musik seperti apakah yang layak 9 didengar, dimainkan, dinyanyikan atau bahkan disajikan untuk menumbuhkan kerohanian jemaat gereja? DR. J. Verkuyl mengemukakan lima macam sikap umat Kristen terhadap kebudayaan. Yakni sikap Antagonis (menentang), sikap akomodatif (menyesuaikan diri), sikap dominasi (menguasai), sikap dualistis (mendua), atau memisahkan iman dan kebudayaan. Ia mengusulkan agar umat Kristen mengambil sikap kritis dengan menyehatkan dan menyembuhkan kehidupan termasuk kehidupan kebudayaan. (Handol, Nyanyian Lucifer , hal. 32). DR. G. Riemer, penulis buku “Cermin Injil Ilmu Liturgi” menyatakan bahwa faktor kebudayaan penting sekali. Bukan saja dilihat dari segi missioner, melainkan juga dari segi pembinaan jemaat. Sehingga faktor hikmat dan kearifan yang tunduk pada prinsip alkitabiah menjadi panutan dalam menentukan pola ibadah gerejawi.( Handol, Nyanyian Lucifer , hal. 32). Penulis pernah mendengar beberapa orang (jemaat) yang mengatakan bahwa mereka telah bertobat menjadi Kristen oleh karena musik yang dimainkan atau dinyanyikan. Yang menjadi pertanyaan penulis adalah, apakah musik dapat menobatkan orang-orang bagi Kristus? Di dalam Alkitab, musik tidak diberikan kepada manusia dengan tujuan untuk penginjilan dalam arti menobatkan, tetapi melalui musik akan memberi kesan dan pesan yang disampaikan kepada para pendengar atau penikmat musik sehingga kesan dan pengaruh itu berada dalam kuasa Kristus, pendengar atau penikmat musik akan memiliki kesadaran atas keadaan mereka yang berdosa. Musik dan nyanyian merupakan sarana yang efektif bagi jemaat untuk menyatakan kehendak dan perasaannya kepada Tuhan Allah. Maksud dan kehendak yang dinyatakan oleh jemaat nampak dari lirik lagu-lagu yang dinyanyikan. Lirik lagu dari nyanyian pujian umumnya 10 menyiratkan permohonan pribadi, pernyataan syukur atau pujian kepada Tuhan seperti dari contoh lagu berikut; Jaga lidahku Tuhan Jaga tutur kataku Agar ku tak berdosa DihadapanMu Jaga lidahku Tuhan Hanya tuk memujiMu Layak padaMu Jaga lidahku Tuhan Kuduskanlah Agar ku tak berdosa dihadapanMu balut luka hatiku tahirkanlah agar ku layak Tuhan saat Kau dating (judul Lagu: “Jaga Lidahku” PBA vol II no. 079) Bapa Engkau sungguh baik KasihMu melimpah di hidupku Bapa kuberterimakasih BerkatMu hari ini Yang Kau sediakan bagiku Kunaikkan syukurku Buat hari yang Kau beri Tak habis-habisnya Kasih dan rahmatMu Selalu baru dan tak pernah terlambat pertolonganMu Besar setiaMu di sepanjang hidupku (Judul Lagu; “Bapa Engkau Sungguh Baik” PBA vol II no.025) Lirik lagu dengan kata-kata kiasan “jaga lidahku”, “balut lukaku”, pada contoh bagian pertama diatas merupakan kalimat langsung yang menyatakan permintaan untuk melakukan suatu perbuatan atau pekerjaan. Secara tersirat, lirik lagu tersebut berisi permohonan agar Tuhan selalu mengingatkan umat dari segala perkataan, ucapan, serta kehendak yang tercela. Sementara itu, pada lirik lagu bagian yang kedua menyiratkan pengakuan dan pernyataan syukur atas perbuatan Tuhan bagi umatNya. Makna pengakuan tersirat pada kalimat dalam lagu “Bapa 11 Engkau sungguh baik”, kalimat “ku berterimakasih”, “kunaikkan syukurku” secara jelas menyatakan rasa syukur. Penggunaan kata-kata “Bapa”, “Kau”, “padaMu”, “hatiku” pada lirik lagu mengesankan keakraban diantara dua pribadi yang menyatakannya. Kata-kata tersebut umumnya digunakan untuk bahasa percakapan atau dialog. Kata “Bapa” merupakan istilah yang lazim dipakai bagi umat Kristen sebagai hubungan “Ayah” dan “Anak”. Berdasarkan tinjauan bentuk dan makna kalimat maka lirik lagu yang telah diuraikan diatas dapat disebut ungkapan doa jemaat. Dengan kata lain jemaat menyatakan doanya melalui nyanyian, dan lirik lagu merupakan kata-kata dari doa jemaat itu sendiri. Jika doa dipahami sebagai proses komunikasi dengan Tuhan, dan nyanyian adalah pesan atau pernyataan yang disampaikan oleh jemaat kepada Tuhan. Unsur musik merupakan media atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan dan mendukung pesan, serta memenuhi fungsinya sebagai sarana ekspresi spiritual musikal. 4.3. Peranan Musik dalam Hubungan Manusia kepada Tuhan Allah Mazmur 40:4, “ Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Tuhan kita.” Banyak orang memperdebatkan untung dan ruginya menyensor musik gereja. Sebagian orang lagi berdebat tentang berbagai dampak musik dunia yang merusak kaum generasi muda. Jika kita seorang Kristen, keberatan-keberatan demikian merupakan hal sekunder dibandingkan masalah intinya. Bagaimana musik dapat mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan Allah? Bimbingan umat Kristen dalam kehidupan adalah firman Allah dalam Alkitab. Alkitab berisi prinsip-prinsip yang berkenaan dengan setiap aspek kehidupan termasuk musik. Pengarahan Alkitab melatih manusia untuk tanggap terhadap hal-hal yang kelihatan faktual tetapi belum tentu proporsional. 12 Dewasa ini, pergerakan musik memang sebaiknya harus diterjemahkan dengan hati-hati. Berbagai organisasi dalam struktur Kristen sedang melakukan upaya-upaya agar memikat kaum generasi muda untuk mendapatkan pengetahuan Alkitab dengan hal-hal yang dapat membahayakan dan merusak moral. Baik dari segi tontonan video, film-film musikal serta musik gereja dengan versi lain. Oleh karena itu, prinsip-prinsip dalam Firman Allah membimbing umat Kristen dalam hal menyeleksi musik. Di Indonesia, khususnya di Medan sendiri sudah terdapat cukup banyak warna musik gereja , dari slow sampai rock, aliran pop sampai jazz dan lain-lain. Sementara itu, gereja-gereja Kharismatik masa kini cenderung menerapkannya secara spontanitas dan bebas. Misalnya, musik rock Kristiani yang kini tengah membahana dalam gereja-gereja sehingga faktor-faktor dimaksud bersama-sama membentuk suatu pola liturgi. Jadi, jika kita menginginkan hubungan akrab dengan Tuhan Allah, kita harus menghargai prinsip-prinsip Alkitab, serta memeriksa dengan seksama dan serius musik yang kita dengarkan atau mainkan, memilih dengan teliti dan menyingkirkan semua yang melanggar prinsip-prinsip alkitab. Melalui musik kita dapat meninggikan Tuhan Allah dan akan selalu memuji dan memuliakanNya, dan menyadari bahwa dalam segala penampilan kita, Tuhan Allah mendengar dan memperhatikan. Bila melayani untuk kemuliaan Allah, maka banyak orang akan datang kepadaNya. Daya pikat musik dapat juga menjauhkan diri kita dari Tuhan Allah. Ini dapat kita lihat dengan jelas, saat ini, kebanyakan generasi muda justru mendengar musik-musik sekuler yang cenderung menjauhkan generasi muda tersebut dari perkara-perkara rohani. Menonton atau mendengar musik di televisi, kebiasaan menyanyi (marende) dan bermain gitar ditempat yang dikenal oleh masyarakat Batak Toba sebagai lapo tuak (partukkoan) sambil minum tuak sampai 13 mabuk, menyanyi hingga hilang kontrol sampai larut malam sering membuat orang lupa segala sesuatu. Inilah masalah yang paling dikuatirkan oleh banyak orang Kristen terutama oleh rohaniawan dalam kaitannya dengan pengaruh musik. Apabila seseorang telah menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk mendengar, menonton atau memainkan musik, dan melalaikan kewajibannya dalam berdoa (beribadah) kepada Tuhan, maka hal ini akan menjadi bibit dosa dan menjauhkan hubungan kita dari Tuhan Allah. Namun alkitab memberi nasihat tentang perlunya kedisiplinan dan memberikan pengajaran yang tiada henti tentang tabiat Allah. Peranan musik sangat menentukan dalam menciptakan suasana dan pujian jemaat yang baik. Peranan pemusik atau pengiring puji-pujian harus melakukan yang terbaik dalam pelayanan mereka ketika mengiringi jemaat untuk memuji Tuhan Allah. Bunyi suara dari alatalat musik atau instrumentasi yang dipakai untuk mengiringi nyanyian/jemaat bernyanyi haruslah meningkatkan, memperkaya dan membantu kualitas bernyanyi dan yang penting untuk diketahui adalah musik mejadi bagian dari keseluruhan nyanyian bersama. Dengan demikian dari musik yang dimainkan akan terpancar kehidupan kerohanian kita kepada Tuhan. Perlu kita ketahui bahwa instrumentasi atau alat-alat musik yang dimainkan tidak boleh terlalu mendominasi dari nyanyian sehingga menjadi sorotan atau menarik perhatian. Dan alatalat musik yang dimainkan juga sebaiknya jangan terlalu keras, karena sangat mengganggu pendengaran serta nyanyian dan para penyanyinya. Hal ini paling sering dijumpai penulis umumnya dalam ibadah di gereja-gereja Kharismatik. Dari kedua hal tersebut kita perlu waspada dan segera berbenah, mengubah ataupun memperbaiki cara bermain musik, agar melalui musik hubungan kita kepada Tuhan Allah dapat tercipta dengan baik. Begitu juga halnya dengan musik-musik keras. Tak berarti musik jenis ini harus dihindari. Tetapi yang lebih penting dan harus diingat adalah , cara jemaat menikmatinya. 14 Sehingga keindahan seni yang terpancarkan melalui musik dapat tersampaikan dan kemuliaan Tuhan diatas segala-galanya. Bagi orang Kristen segala kehidupan di dalamnya selalu didasari dengan hal yang rohani, baik dalam pekerjaan, rekreasi, seni maupun musiknya memperlihatkan bahwa kita hidup di dalam Kristus. 4.4. Musik Rohani yang Mendatangkan Puji-pujian kepada Tuhan Allah Musik selalu berhubungan dengan kehidupan manusia. Apapun jenis musik yang digemari bila didengar dan dinikmati secara terus-menerus, cepat atau lambat akan membawa pengaruh tertentu bagi jiwa manusia baik itu pengaruh yang positif ataupun pengaruh yang negatif. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam ibadah di gereja-gereja Kharismatik musik gereja yang bagaimanakah yang layak didengar atau dinyanyikan oleh orang Kristen? Musik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari ibadah , sama nilainya dengan doa dalam ibadah. Musik sebagai bagian yang dipakai untuk penyembahan dan pujian bagi Tuhan Allah, melalui musik Tuhan Allah dipermuliakan. Umat Kristen seharusnya berhati-hati terhadap musik-musik gereja yang pada umumnya bersifat kepelesiran dan hiburan. Artinya, sebagai umat Kristen, kita harus berhati-hati terhadap segala yang bersifat hiburan. Hiburan yang bersifat nafsu keduniawian/kedagingan atau hiburanhiburan yang sembrono cenderung melemahkan dan mengalahkan iman dan cinta kita kepada Tuhan Allah, dan terhadap perkara-perkara yang kudus serta memperkecil kecintaan melayani pekerjaan Tuhan. Biarlah musik dimainkan dari hati dan Roh, dan dengan pengertian yang paling dalam. Musik dalam penyembahan dan pujian kepada Tuhan Allah seharusnya tidak menjadi ukuran semarak dan popularitas yang menyanyikan dan memainkannya, tetapi menjadi sarana 15 untuk membesarkan dan memuliakan nama Tuhan Allah. Musik yang apabila digunakan dengan benar merupakan suatu pemberian indah dari Allah, direncanakan untuk mengangkat pikiran kepada cita-cita yang tinggi dan agung, memberi ilham dan mengangkat jiwa. Musik itu harus dinilai dengan terang pengajaran yang diberikan dalam Alkitab. Generasi muda Kristen harus memiliki pendirian yang lebih teguh dan menjadikan Firman Allah sebagai penasihat dan penuntun mereka. Tanggung jawab yang penting terletak atas generasi muda yang kini dianggap remeh. Memperkenalkan musik kedalam rumah mereka, seyogyanyalah diarahkan pada kekudusan dan kerohanian suatu alat kebenaran. Musik-musik murahan dan lembaran lagu popular jaman sekarang tampaknya enak pada selera mereka. Bila tidak menyimpang atau bila tidak disalah gunakan, musik merupakan suatu berkat yang besar. Musik sebagai sarana ibadah orang yang percaya, meliputi penyembahan, pujian, penyampaian rasa syukur, dan doa. Melalui musik orang percaya dapat mengekspresikan ibadahnya dengan lebih hidup dan indah. Dilain pihak, pemakaian musik gereja dalam ibadah juga merupakan bagian dari ibadah itu sendiri., bukan sekedar sarana. M. Alfred Bichsel “music has both sacramental and sacrificial overtunes” ( musik memiliki unsur yang bersifat sakramen dan persembahan. Musik berperan dalam pembangunan dan pertumbuhan iman serta kehidupan umat Kristen sebagai jemaat atau sebagai anggota tubuh Kristus. Melalui musik, orang percaya mengekspresikan kasih persaudaraan dan persatuan diantara sesama saudara seiman. Musik berfungsi sebagai sarana pemersatu disatu pihak dan dilain pihak sebagai sarana ekspresi kesatuan orang-orang percaya sebagai anggota tubuh Kristus. Pembinaan iman, watak, dan kehidupan orang percaya. Melalui musik, orang-orang percaya dapat saling menyatakan dan menyaksikan imannya dalam perjalanannya bersama Allah. 16 Melalui musik, hubungan terhadap sesama orang percaya dapat saling menasihati, mengenal dan menghibur sehingga mendatangkan manfaat yang positif dan membangun pertumbuhan rohani para anggota persekutuan orang percaya yang lain. Musik merupakan sarana edukatif yang efisien, sebagai sarana mengajarkan kebenarankebenaran tentang Tuhan Allah yang amat baik. Musik juga memiliki peran yang sangat membantu dalam pekabaran Injil. Contoh, banyak musik dan lagu yang diciptakan dan dinyanyikan sebagai kesaksian dan kisah nyata dalam kehidupan pribadi orang Kristen yang percaya yang menyatakan bahwa Yesus adalah Juru Selamat yang hidup, berkuasa, mengasihi umat manusia yang berdosa, dan lain-lain. Saat ini, kecenderungan menenggelamkan diri terhadap perkara-perkara yang sia-sia dan bersantai banyak ditemukan ditengah-tengah kehidupan umat Kristen. Acara-acara televisi dan rubrik-rubrik di media cetak misalnya, hampir sebagian besar tenggelam dan menenggelamkan diri dalam keduniawian. Dan konsep yang sama inilah yang diterapkan pada jaman sekarang ini dimana musik ingin menyampaikan sesuatu kepada manusia yang bertindak sebagai pendengar. Musik adalah suatu hal spiritual yang dapat menghipnotis manusia dan ketika kita dapat masuk ke titik terlemah, maka kita dapat mempengaruhi alam bawah sadar (subconscious) tentang apa saja yang hendak kita katakan (Jimmi Hendrix, dalam Handol. Hal. 52) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu musik rohani: 1. Pemakaian suara. Vokal/suara yang serak yang terbiasa dengan musik-musik rock, suara mendayu-dayu dan mendesah, sentimentil, genit dan tidak senonoh yang biasa dinyanyikan di café-café, club-club malam serta berbagai penyimpangan suara manusia seperti yang mendatangkan nafsu birahi haruslah dicegah. Ada banyak jenis musik sekuler masa kini, seharusnya lagu-lagu pop rohani yang sifatnya 17 merendahkan standar musik umat Kristen alasannya karena mengikuti selera atau trend yang disukai kawula muda sebaiknya jangan digunakan. Pemikiran yang salah yang menyatakan alasan bahwa musik-musik rohani dulu sudah ketinggalan jaman. Maka musik pun harus mencerminkan suara dan keinginan / selera dunia. Harus dapat kita ingat dan cermati bahwa sesuatu yang kudus tidak dapat disatukan atau dicampur adukkan dengan sesuatu yang tidak kudus. 2. Syair lagu. Perhatian lebih besar harus diberikan pada syair-syair masa kini yang umumnya tidak layak. Cinta dapat diungkapkan dalam beberapa cara berbeda, yakni agape atau eros. Dalam membicarakan tentang kasih agape Kristus, janganlah menggunakan ciri-ciri bahasa cinta eros dalam gaya bahasa ataupun isinya. Syair lagu adalah kata-kata. Sedangkan kata-kata mencuat dari hati keluar melalui mulut serta diurai oleh lidah (Sigmund Freud). Syair-syair lagu yang kita hasilkan menggambarkan apa yang sedang kita pikirkan. 3. Penampilan. Sasaran utama dalam penampilan semua musik rohani adalah meninggikan Kristus, bukan meninggikan pemian musik atau penyanyi. 4. Pertunjukan Gaya. Apa saja yang menarik perhatian (yang tidak pantas) dari si pemain musik atau si penyanyi, seperti gerakan tubuh yang berlebihan dan menggairahkan, pakaian yang tidak pantas, tidak boleh dipakai saat melayani dalam ibadah. Beberapa contoh syair dalam musik dan lagu - lagu rohani dalam ibadah gereja Kharismatik yang mengandung Isi Alkitabiah: Mazmur 133 (cipt. Dra. Gracewitha) Album ‘S’bab Tuhan Baik’ (Symphony Music) Sungguh alangkah baiknya, sungguh alangkah indahnya Bila saudara semua hidup rukun bersama 18 Seperti minyak di kepala Harun yang ke janggut dan jubahnya turun Seperti embun di bukit Hermon mengalir ke bukit Sion Sebab kesanalah Allah mem’rintah, agar berkat-berkatNya tercurah Serta memberikan anugerah hidup selama-lamanya Mazmur 71:5-8 (cipt. Jonathan Prawira) Album ‘Kemuliaan Tuhan’ (SM 2000) Tuhan Kaulah pengharapanku, ku percaya hanya kepada Mu Yesus Allah perlindunganku Engkau selalu ku puji Mulutku penuh dengan pujian kepada Mu ya Yesus Tuhan S’panjang hari ku b’ri penghormatan kepada Mu ya Allahku Jangan Kamu Kuatir (cipt. J.E. Awondatu) Jangan kamu kuatir, burung di udara Dia p’lihara Jangan kamu kuatir, bunga di padang Dia hiasi Jangan kamu kuatir , apa yang kau makan, minum , pakai! Jangan kamu kuatir Bapa yang di Sorga memelihara! Wahyu 5:13 Bagi Allah Yang Mulia (cipt. Ir. Welyar Kauntu) Album ‘Abba ya Bapa’ (Symphony Music) Bagi Allah yang Mulia yang bertahta di Kerajaan surga Bagi Anak Domba Yesus Kristus Tuhan Engkau layak disembah Mari dating kepadaNya sujud dihadapan TahtaNya Mari puji Dia Raja Maha Kuasa Engkau layak disembah. Haleluya haleluya terpujilah namaMu S’gala puji dan hormat kemuliaan dan kuasa Bagi Dia s’lama-lamanya Yesaya 54:2-3 Lapangkanlah Tempat Kemahmu (cipt. Ir. Lucas dan Ade Harnadi) Album ‘Sebab Tuhan Baik’ (Symphony Music) Lapangkanlah tempat kemahmu, Bentangkan tenda kediamanmu Jangan menghemat panjangkan talinya Dan pancangkan kokoh patokmu S’bab Engkau’kan mengembang ke kanan dan ke kiri Keturunan mu’kan memperoleh bangsa-bangsa Dan mendiami kota-kota sunyi Siapkanlah dirimu Tuhan ini kami ini kami hamba Mu Jadilah sesuai kehendakMu Kami siap jalankan FirmanMu, Nyatakan kemuliaan Mu Zefanya 3:17 ‘Tuhan Allahmu Ada Diantaramu’ (cipt.Ir. Welyar Kauntu) Album ‘kemuliaan Tuhan ‘ (symphony music) Tuhan Allahmu ada diantaramu 19 Sebagai pahlawan yang memb’ri kemenangan Dalam KasihNya kita di baharui Allah bergirang dengan penuh sukacita Tuhan Allah bersorak-sorai karena kita Dia bersorak Menjadi perayaan dan sukacita Sbab Tuhan Allah ditengah kita S’bab Tuhan Baik (Welyar Kauntu) album ‘S’bab Tuhan Baik’( Symphony Music) (I taw. 16:23,25,27,29,34) S’bab Tuhan baik, bahwasanya untuk selamanya Kasih setiaNya S’bab Tuhan baik, bahwasanya untuk selamanya Kasih setiaNya Syukur bagiNya Allah yang Kuasa Yang menjadikan segalanya Ajaib perkasa yang diperbuatNya Dihadapan segala bangsa Musik dapat memberikan kesenangan. Sebaiknya musik dinikmati dengan bersahaja, tidak mengedepankan citarasa badaniah ( Amsal 25:16). Karena itulah, sudah seharusnya orang – orang Kristen harus bersikap selektif dalam memilih musik. Apalagi dalam musik yang dipakai untuk musik ibadah. Terhadap musik-musik rohani kita pun harus benar-benar selektif dalam memilih, kenapa? Karena mengingat saat ini pengaruh musik sekuler keduniawian yang merambat masuk gereja, dan dalam hal ini, ketika kita menyanyikan atau menikmati musik kita perlu melatih sikap yang disertai iman, keterbukaan, ketaatan dan rasa kasih serta hormat kepada Tuhan Allah dan sesama. Dengan demikian, kita dapat menjadi manusia yang cukup bijaksana dan mampu membendung akibat-akibat negatif yang mungkin bisa saja ditimbulkan oleh musik dan sebaliknya kita dapat mengambil manfaat yang positif dari musik-musik rohani. Ciri-ciri musik yang memiliki atau mengandung pengaruh musik sekuler keduniawian ini dapat disampaikan melalui lirik/syair lagu. Sebagai contoh yang dapat penulis ambil adalah lirik dapat menyampaikan pesan-pesan terselubung yang memiliki unsur mengagungkan manusia, menghujat Allah, memuja dewa, mengajarkan menolak hal-hal yang baik, melemahkan pikiran 20 dan kehidupan putus cinta, kegagalan hidup, kemurungan dan sebagainya. Sebagai umat Kristen, kita tidak akan menyanyikan ataupun memainkan musik yang cenderung mengandung unsur-unsur berbuat kejahatan. Kita juga harus berusaha menghindarkan diri dari gubahangubahan lagu yang berisi kalimat hambar, lirik yang kurang berarti, sentimentil atau dangkal yang menyimpang dari nasihat atau ajaran yang terdapat dalam Alkitab. Menurut Handol, beberapa esensi suatu musik atau lagu rohani yang penting untuk dicermati sebagai berikut: 1. Menjadi kemuliaan bagi Tuhan Allah dan menolong kita menyembah Dia dengan cara yang berkenan. (I Korintus 10:31) 2. Mempermuliakan, mengangkat dan menyucikan pikiran orang. (Filipi 4:8) 3. Secara efektif mempengaruhi orang Kristen agar lebih sesuai dengan gambar Kristus dalam hidupnya dan dalam hidup orang lain. 4. Mempunyai syair yang sesuai dengan ajaran-ajaran Alkitab, dalam bahasa yang jelas, bukan kiasan yang samar-samar. 5. Menyatakan satu kecocokan antara pesan yang disampaikan syairnya dengan musik yang digunakan, dengan mengingat bahwa musik adalah satu bahasa , dan sekaligus adanya percampuran antara yang suci dan yang najis. ( Yehemia 22:26;Imamat10:10) 6. Menghindari penampilan yang sombong. 7. Syair lagu itu menonjolkan pekabaran Injil, jangan menutupinya dengan alat-alat musik pengiring. 8. Memelihara satu keseimbangan yang bijaksana antara unsur-unsur emosi, intelek dan rohani. 21 9. Jangan mengkompromikan prinsip-prinsip yang tinggi dari kewibawaan dan keluhuran hanya untuk menjangkau orang-orang pada tingkatan mereka. Handol juga menyatakan bahwa: musik yang dipilih demi kebaikan umat manusia dan hubungannya dengan Sang Khalik harus memenuhi muatan sebagai berikut: 1. Harus mendatangkan hormat dan pujian bagi Allah Yehuwa. 2. Menuntun pendengar kepada Yesus Kristus sebagai jalan kebenaran dan hidup. 3. Menyediakan jalan bagi penyampaian firman Allah atau meneruskan panggilanNya dan membangkitkan sambutan dari penggemar. 4. Dimainkan dan dinyanyikan oleh orang-orang yang hidupnya sesuai dengan apa yang mereka bawakan. 5. Menjadi suatu sarana untuk memberi kesan mendalam tentang kebenaran Alkitab yang akan mengilhami satu perubahan positif dalam kehidupan. 6. Disajikan dengan penuh perencanaan yang hati-hati dan teratur. 7. Sederhana dan mempunyai nada, disampaikan tanpa menekankan penonjolan pribadi atau yang bersifat pertunjukan. 8. Tetap mengutamakan Firman Tuhan. 9. Menjaga agar ada keseimbangan antara panggilan pada perasaan (emosi) dan pikiran, bukan sekedar menonjolkan perasaan belaka. 10. Isi dan pola dapat dimengerti serta bermakna bagi pendengar dan penikmat. Menyanyi dan bermusik adalah karunia dari Allah. Melalui nyanyian dan musik kita dapat mengungkapkan perasaan (emosi), susah ataupun sukacita. Terlebih lagi kita dapat menyuarakan kasih, kekaguman dan pujian kepada Tuhan Allah, sang Pemrakarsa musik dan nyanyian. Jadi, 22 musik merupakan suatu bidang pelayanan dalam rumah Tuhan dan pengadaannya harus disesuaikan dengan pola Allah. Dengan demikian, musik penting bagi Allah! 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Musik selalu berhubungan dengan kehidupan manusia. Apapun jenis musik yang disukai dan digemari bila didengar dan dinikmati secara terus-menerus, cepat atau lambat akan mengakibatkan pengaruh tertentu. Pemahaman musik rohani pada masa kini merujuk pada terminologi kata yang berarti sedang menunjukkan trend yang menanjak atau ke kini-kinian. Musik rohani saat ini merujuk pada kondisi yang lebih modern atau yang up to date memang kontra dengan musik rohani yang umum dinyanyikan atau dimainkan dalam ibadah gereja. Sebagai manusia yang berdosa, kita sering lebih mudah dan tanggap menerima pengaruh yang buruk daripada pengaruh yang baik dalam musik. Saat ini begitu banyak musik-musik rohani yang up to date / kekini-kinian hadir di toko-toko kaset, media elektronik, internet, radio. Sudah saatnya umat Kristen terlebih lagi generasi muda Kristen harus dapat lebih berhati-hati menentukan selera, menggandrungi, dan menikmati musik-musik rohani yang dianggap up to date tersebut. Musik dan nyanyian rohani seharusnya memberikan pengaruh kepada generasi muda untuk mengambil suatu pendirian yang teguh agar menjadikan Firman Allah yang lebih utama menjadi penuntun dan penasehat dalam kehidupan mereka. Untuk itu, dalam memperkenalkan musik seyogyanya diarahkan pada kerohanian sebagai suatu kebenaran. Musik yang diarahkan sebagai suatu alat kebenaran merupakan suatu berkat yang besar. 23 Para pemusik juga memegang peranan penting dan seharusnya lebih perduli untuk menyisipkan ajaran yang tertuang dalam syair ataupun musiknya, tentang hal-hal kebaikan, kebenaran, kejujuran dan harus menghindarkan diri dari unsur-unsur yang cenderung berbuat kejahatan. Karena melalui syair atau kata-kata dalam musik dapat menyampaikan pesan yang berarti dan positif bagi yang menyanyikan, mendengarkan dan menikmati musiknya. 5.2. Saran Sebagai Umat Kristen, seharusnya menyanyikan lagu-lagu rohani ataupun menikmati musik-musik rohani yang menghindarkan diri dari unsur-unsur yang cenderung membuat kejahatan, menghindarkan diri dari gubahan-gubahan yang berisi kalimat hambar, lirik yang kurang berarti, menghujat Tuhan serta sentimental atau dangkal dan yang menyimpang dari ajaran dalam Alkitab. Musik rohani yang dipilih untuk kebaikan umat Kristen dan lebih menekankan hubungan dengan Tuhan Allah dalam ibadah gereja. Musik rohani harus memiliki beberapa muatan sebagai berikut: 1. Mendatangkan hormat, pujian dan kemuliaan bagi Tuhan Allah 2. Menuntun kita kepada Yesus sebagai jalan kebenaran, kehidupan dan keselamatan manusia 3. Firman Allah sebagai penuntun, penasehat umat Kristen Sebagai umat Kristen sudah seharusnya kita meninggalkan segala keburukan, kelemahan dan manusia lama kita termasuk juga dalam hal kesukaan kita untuk mendengarkan musik-musik yang tidak membangun dan merusak, agar tidak berpengaruh dalam hidup kita. Sudah saatnya kita mengenakan manusia baru yang senantiasa hidup kita diperbarui. Oleh karena itu, melalui 24 mendengarkan musikpun kita harus mendengar yang dapat membangun dan menumbuhkan kerohanian kita. Dengan mengadakan penelitian, dan survey sederhana terhadap peranan dan pengaruh musik terhadap kerohanian dalam ibadah gereja Kharismatik di Medan serta menuliskannya dalam bentuk esei, maka diharapkan penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat membantu mahasiswa jurusan Musik, para pembaca dan masyarakat serta peneliti selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Abineno. Ch. (dkk). 1985. Gerakan Kharismatik Apakah itu. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Alan P. Merriam. 1964. The Anthropology of Music. USA: Northwestern University Press. Bayu Wijayawanto. 2002. Pujian dan Penyembahan. Surakarta: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni. Vol. 1, no. 2, Prog. Pendidikan Pascasarjana, STSI Surakarta. Bob Biehl. 1976. Mengungkap Segi-segi Pujian dan Penyembahan. Yogjakarta: Andi. David Swan. 1996. Kuasa Penyembahan Profetik. Jakarta: Harvest Publication House. Dieter Mack. 1992. Sejarah Musik III dan IV. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. --------------. 1995. Apresiasi Musik Populer. Bandung: Pustaka Nusantara. Djohan E. handojo. 2007. The fire of Praise and Worship 7 Langkah Menjaga Api Pujian dan Penyembahan Tetap Menyala dengan Urapan Baru. Jakarta: Penerbit Andi Yogyakarta bekerjasama dengan Armageddon Publisher. H.A. Pandopo. 1984. Menggubah Nyanyian Jemaat. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, bekerjasama dengan Yayasan Musik Gerejawi. John Halim. 2005. Pujian dan Penyembahan 24 Jam. Malang: Penerbit Gandum Mas, Cetakan Pertama. 25 John Handol ML. 2002. Nyanyian Lucifer Ikhwal Penciptaan Dan Pengaruh Musik Terhadap Kerohanian, Kesehatan Dan Kejiwaan. Yogyakarta: PBMR Andi John Mac Arthur, JR. 2001. Prioritas Utama dalam Penyembahan. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, Cetakan ke 4. Lanny Nanlony. 1998. Song Book. Jakarta: Symphony Music, Cetakan ke 5 untuk kalangan sendiri Latifah Kodijat – Marzuki. 2002. Istilah-istilah Musik, edisi revisi 2002. Jakarta: Penerbit Djambatan. Leroy Lawson. 2008. Gereja Perjanjian Baru Dahulu dan Sekarang. Ohio: Standard Publishing Cicinnati, Yogyakarta: LATM/GJKI bekerjasama dengan YAKIN Surabaya. Martasudjita. 2000. Musik dan Nyanyian Liturgi. Jakarta: Kanisius. Nicky. J. Sumual. 1981. Pantekosta Indonesia suatu Sejarah. Manado: Sario. Onong Uchana Effendy. 1986. Dinamika komunikasi. Bandung: Rajawali Press. Ruth Myers bersama Warren Myers. 2009. 31 Hari Pujian Menikmati Hadirat Allah dengan Cara Baru. Bandung: Satu-satu, Cetakan Pertama. Sammy Tippit. 2003. Anda Dipanggil Untuk Menyembah Allah Dalam Roh Dan Kebenaran. Bandung: Lembaga Literatur Baptis ( Yayasan Baptis Indonesia) , edisi ke 2. Ted C. Stewart. 2008. Higher Panduan Praktis Untuk Membawa Kita Ke Tingkat Penyembahan Lebih Tinggi, Level Worship. Yogyakarta: Penerbit Andi. Tim Sinode. 1997. Pokok-pokok Ajaran Gereja. Salatiga: Sinode. Tom Kraeuter. 2005. Kunci Keberhasilan Pemimpin Pujian Dan Musik. Bandung: Lembaga Literatur Baptis ( Yayasan Baptis Indonesia), Cetakan Pertama. Verkuyl. J. 1982. Etika Kristen dan Kebudayaan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 26 Wilfred J. Samuel . 2006. Kristen Kharismatik Refleksi Atas Berbagai Kecenderungan Pasca – Kharismatik. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, Cetakan Pertama. Winnardo Saragih. 2008. Misi Musik, Menyembah Atau Menghujat Allah? YogyakartaL: Penerbit Andi. Yusak. I. Suryana. 2007. Praise And Worship ( Plus Allelujah ). Jakarta: Penerbit YIS Production. 27