BAB V. PENENTUAN MATI BATANG OTAK (MBO) Pasal 9 Keputusan mati batang otak adalah keputusan medis, sehingga yang berwewenang untuk memutuskan adalah tenaga medis. Tenaga medis yang dimaksud terdiri dari sekurangkurangnya 3 (tiga) orang dokter yang kompeten (kalau ada dokter spesialis anestesiologi dan atau saraf), yang ditunjuk oleh Komite Medik. Keputusan ini dibuat dengan berita acara pengujian dan pengambil keputusan. Diagnosis MBO harus dibuat di ruang ICU. Pasal 10 Tanda-tanda fungsi batang otak yang menghilang adalah: a. Koma b. Tidak adanya sikap tubuh yang abnormal (dekortikasi atau deserebrasi) c. Tidak adanya sentakan epileptik d. Tidak adanya refleks-refleks batang otak e. Tidak adanya nafas spontan Pasal 11 Syarat dan prosedur pengujian MBO adalah sebagai berikut: a. Diyakini bahwa telah terdapat prakondisi tertentu yaitu koma dan apnea serta penyebabnya adalah kerusakan otak struktural yang tak dapat diperbaiki lagi, yang disebabkan oleh gangguan yang dapat menuju ke MBO b. Menyingkirkan penyebab koma dan henti nafas yang reversibel ( obat-obatan, intoksikasi,gangguan metabolik dan hipotermia ) c. Memastikan arefleksia batang otak dan henti nafas yang menetap. Yang dimaksud arefleksia batang otak yaitu 1. tidak adanya respons terhadap cahaya, 2.tidak adanya refleks kornea , 3.tidak adanya refleks vestibulo-okular, 4. tidak adanya respons motor dalam distribusi saraf kranial terhadap rangsang adekuat pada area somatik, 5. tidak ada refleks muntah (geg reflex) atau refleks batuk terhadap rangsang oleh kateter isap yang dimasukkan kedalam trakea , 6. tes untuk henti nafas dengan cara : a) pre-oksigenisasi dengan O2 100% selama 10 menit; b) pastikan pCO2 awal testing dalam batas 40-60 torr dengan memakai kapnograf dan atau analisis gas darah (AGD) ; c)Lepaskan pasien dari ventilator , insuflasikan trakea dengan O2 100%, 6 lietr/menit melalui kateter intrakeal melewati karina ; d) lepaskan ventilator selama 10 menit; e) bila pasien tetap tidak bernafas, tes dinyatakan positif (henti nafas menetap) d. Bila tes arefleksia batang otak dinyatakan positif , tes diulang sekali lagi. Interval waktunya 25 – 60 menit bagi rumah sakit yang berkepentingan dengan transplantasi. Bagi rumah sakit lain maksimal 24 jam. e. Bila tes tetap positif, pasien dapat dinyatakan mati, kendatipun jantung masih berdenyut. Maka ventilator harus segera dihentikan f. Pasien dinyatakan mati ketika batang otak dinyatakan mati, bukan sewaktu mayat dilepas dari ventilator dan jantung berhenti berdenyut g. Untuk diagnosis mati batang otak , tidak diperlukan EEG atau angiografi h. Bila pasien merupakan donor organ, ventilator dan terapi diteruskan sampai organ yang dibutuhkan diambil. Khusus pada penentuan MBO untuk kepentingan transplantasi, tiga dokter yang menyatakan MBO harus tidak ada sangkut paut dengan tindakan transplantasi. Hal ini hendaknya segera diberitahukan kepada tim transplantasi. Pembedahan dapat dilaksanakan sesuai kesepakatan tim operasi. i. Bila dokter yang bertugas ragu-ragu mengenai diagnosis primer, kausa disfungsi batang otak reversibel (obat atau gangguan metabolik) dan kelengkapan tes klinis, maka hendaknya jangan dibuat diagnosis MBO. j. Bila pada tes apnea timbul aritmia jantung yang mengancam nyawa maka ventilator harus dipasang kembali. Pada kasus ini tidak bisa dibuat diagnosis MBO. C. Beberapa kesukaran dalam diagnosis MBO HASIL PEMERIKSAAN KEMUNGKINAN KAUSA Pupil terfiksasi Obat anti kolinergik Obat pelumpuh otot Penyakit sebelumnya Refleks okulo-vestibular negatif Obat ototoksik Obat penekan vestibular Penyakit sebelumnya Tidak ada nafas Henti nafas pasca hiperventilasi Obat pelumpuh otot Tidak ada aktivitas motor Obat pelumpuh otot Locked in state Obat sedativa EEG: iso-elektrik Obat sedativa Anoksia Hipotermia Ensefalitis Trauma