Perspektif Teori Evolusioner Asumsi Toeri Evolusioner Tokoh-tokoh dan Pemikiran Teoritisi Evolusioner: Auguste Comte Herbert Spencer Emile Durkheim Asumsi Teori Evolusioner Teori ini dibangun dengan asumsi bahwa “perkembangan kemajuan adalah linear”. Konsep ini pertama kali dikenal melalui karya St. Agustine, dengan pandangannya “kebangkitan, kemajuan dan tujuan yang ditentukan dari dua kota, Kota Tuhan dan kota dunia” Dalam pandangan Condorcet, Comte dan Spencer, hanya di Dunia Barat modern ide kemajuan menjadi dominan Asumsi . . . Menurut Condorcet (dalam Lauer, 2003: 71), “bahwa kesempernaan kemampuan manusia benar-benar tak terbatas; bahwa kemajuan dan kesempurnaan ini . . . tak terbatas kecuali karena terbatasnya usia bumi tempat kita hidup ini” Pada dasarnya, teoritisi Evolusioner sependapat, bahwa pola evolusi manusia dan masyarakat berlangsung lambat, namun pasti, menuju kemajuan yang lebih baik. Tokoh-tokoh dan Pemikiran Teoritisi Evolusioner: Auguste Comte Auguste Comte, lahir di Montpellier, Perancis, pada 19 Januari 1798 (Ritzer, 1999: 16). Dikenal sebagai “Bapak Sosiologi” karena penamaan atas ilmu ini. Studi tentang hukum perkembangan masyarakat, adalah dengan menemukan hukum perkembangan yang dapat diterapkan dalam semua masyarakat. Menurut Comte, salah satu masyarakat termaju adalah negaranya, Perancis, yang perkembangannya dapat diterapkan dalam negara mana-pun. Konstruk Teori Auguste Comte Comte menemukan tiga tingkat perkembangan masyarakat (sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran manusia). Comte menyebutnya sebagai “hukum fundamental pemikiran manusia”. Hukum Fundamental Pemikiran Manusia inil, dilewati secara berurutan melalui tiga persyaratan teoritis: (1) Tingkat Teologis atau hayalan; (2) Tingkat Metafisika atau abstrak; dan (3) Tingkat Ilmiah atau Positif (Comte, dalam Lauer, 2003: 72-73) Kontruk Teori . . . 1. 2. 3. Pertama, Tingkat Teologis. Pada tahap ini, fikiran manusia berfungsi “mengira semua fenomena diciptakan oleh zat adikodrati”. Comte membagi tingkat Teologis ini pada tiga tingkat: Kepercayaan terhadap kekuatan jimat (fetishism) Kepercayaan terhadap banyak dewa (Politheism) Kepercayaan terhadap keesaan Tuhan (monotheism) Konstruk Teori . . . Kedua,Tingkat Metafisika. Tahap ini adalah modifikasi dari tingkat pertama. Tahap ini mengasumsikan fikiran bukan ciptaan adikodrati, tapi ciptaan “kekuatan abstrak” Kekuatan ini dianggap benar-benar ada, yang melekat di dalam diri seluruh manusia dan mampu menciptakan semua fenomena. Alam dianggap menjadi penyebabnya, dan hukum alam lebih dari hukum Tuhan Konstruk Teori . . . Ketiga, Tingkat Positif. Menurut Spencer, dalam tahap ini, manusia tidak lagi mencari hukum-hukum absolut, tetapi mencari hukum yang menentukan fenomena. Pada tingkat ini, tatanan masyarakat akan lahir dan akan menjadi suatu keadaan ideal. Sosiolog, akan menjadi “pendeta baru” yang akan mengajarkan manusia berpikir positif. Konstruk Teori . . . Menurut Comte, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi tingkat kemajuan manusia: Pertama, rasa bosan. Bahwa manusia tidak pernah Kedua, lama umur manusia. Semakin panjang umur manusia, ia akan semakin konservatif. Ketiga, demografi pertumbuhan penduduk secara alamiah Herbert Spencer Herbert Spencer (1820-1903) lahir di Derby, Inggeris, pada 27 April 1820). Spencer menciptakan ide “survival of the fittes” Bagi Spencer, “prinsip Evolusi menguasai semua mahluk--baik alam asli, manusia maupun masyarakat--mencakup homogenitas yang tidak beraturan, yang kacau membingungkan, hingga homogenitas yang teratur dan masuk akal” Konstruk Teori Herbert Spencer Premis yang digunakan Spencer dalam konstruk teori Perubahan Sosial, adalah “bahwa masyarakat adalah sebuah organisme--sesuatu yang hidup”. Bagi Spencer, terdapat kesesuaian antara masyarakat dan organisme biologis. Alasan utama Spencer menyamakan masyarakat dan organisme biologis adalah karena masyarakat mengalami pertumbuhan terus-menerus. Konstruk Herbert Spencer . . . Karena masyarakat bertumbuh, terdapat bagian-bagian yang tidak sama, masyarakat menunjukkan peningkatan struktur. Bagian-bagian saling tergantung dan saling membutuhkan satu sama lain. Dalam membahas institusi sebagai sistem, Spencer tidak memandangnya secara statis, tetapi berevolusi. Konstruk Teori Spencer . . . Prinsip Teori Evolusi digambarkan Spencer sebagai: “seperti tubuh yang hidup, masyarakat bermula dari kuman, berasal dari massa yang dalam segala hal dapat dibandingkan dengan massa itu yang sebagian diantaranya dapat didekati” Spencer melukiskan perubahan masyarakat dari homogen ke heterogen. Asumsi ini diperoleh melalui perbandingan antara masyarakat primitif dengan masyarakat modern. Emile Durkheim Durkheim, dilahirkan di Epinal, Perancis, pada 15 April 1858 (Ritzer, 1999: 82), seorang anak rahib Yahudi, yang belajar di Perancis dan Jerman serta belajar filsafat di Paris (Lauer, 2003: 85). Konstruk Teori Durkheim Konstruk teori tentang Perubahan Sosial Durkheim, dapat dikategorikan dalam empat komponen: Pertama, tentang asal-usul. Kedua, tingkat perkembangan sosial Ketiga, faktor penyebab perubahan sosial Keempat, arah perubahan sosial Konstruk . . . Asal-usul: Durkheim membandingkan kehidupan masyarakat primitif dan membandingkan dengan kehidupan masyarakat yang lebih maju. Hasilnya adalah terjadi perjalanan perkembangan sosial. Tingkat perkembangan sosial: Durkheim membagi dua tipe solidaritas dari tingkat perkembangan sosial, yakni solidaritas mekanik & solidaritas organik. Konstruk . . . Faktor penyebab perubahan sosial: penyebab perubahan sosial antaranya adalah tingkat kepadatan masyarakat, yang menyebabkan terjadinya pembagian kerja. Bahwa semakin homogen masyarakat, akan semakin tinggi persaingan untuk mendapatkan posisi pekerjaan yang sama Konstruk . . . Arah perubahan sosial: Durkheim menyatakan bahwa integrasi sosial akan semakin kurang. Hubungan kekeluargaan dan hubungan keagamaan, tidak dapat menjadi kekuatan pemersatu bagi masyarakat modern. Bahwa “solidaritas mekanik yang mulamula berdiri sendiri, secara progresif akan kehilangan landasannya dan sedikit demi sedikit solidaritas organik akan semakin lebih menonjol”.