PROYEKSI EKONOMI INDONESIA 2012: BADAI KRISIS EKONOMI DAN JEBAKAN LIBERALISASI M. FADHIL HASAN INDEF INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) PEREKONOMIAN INDONESIA 2011 1. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Jenis Penggunaan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap bruto (PMTB) Ekspor Barang dan Jasa Dikurangi Impor Barang dan Jasa PDB Pertumbuhan Ekonomi (yoy) Persen Q1 Q2 Q3 Q1-Q3 4,5 4,6 4,8 4,6 2,8 4,5 2,5 3,3 7,3 9,2 7,1 7,9 12 17,4 18,5 16,2 16 16 14,2 14,6 6,5 6,5 6,5 6,5 Struktur PDB* Persen Q3 54,2 9,1 31,8 26,5 24,9 100 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 * Struktur PDB atas dasar harga berlaku, tidak memperhitungkan perubahan inventori dan diskrepansi statistik • Sampai dengan triwulan III 2011, penyumbang tersebesar pertumbuhan adalah pengeluaran konsumsi, sebesar 63,3%. 2 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Lapangan Usaha Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estat dan Jasa perusahaan Jasa-Jasa PDB Pertumbuhan Ekonomi (yoy) Persen Q1 Q2 Sem-1 Q3 Q1-Q3 3,6 3,9 3,7 2,7 3,4 4,3 0,8 2,5 0,3 1,7 5 6,1 5,6 6,6 5,9 4,3 3,9 4,1 5,2 4,5 5,3 7,4 6,4 6,4 6,4 7,9 9,6 8,7 10,1 9,3 14 10,7 12,1 9,5 11,2 7,3 6,9 7,1 7 7 7 5,7 6,3 7,8 6,8 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 • • • Dari sisi lapangan usaha, sektor non-tradeable mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibanding sektor tradeable. Sektor non-tradeable, seperti sektor pengangkutan dan komunikasi selama Q1-Q3 2011, tumbuh sebesar 11,2% (yoy). Sektor non tradable relatif padat modal dengan penciptaan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja relatif rendah. 3 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 2. Moneter & Perbankan • Tekanan inflasi hingga Q3 2011 baik berasal dari sisi internal maupun sisi eksternal masih terjaga pada kisaran sasaran inflasi 5% ± 1%, tepatnya 4,61 (yoy). • BI Rate diturunkan 50 bps ke level 6,0% pada November 2011, didorong oleh inflasi yang terkendali serta antisipasi terhadap kontraksi perekonomian akibat dampak perlambatan permulihan perekonomian global. • Suku bunga deposito rata-rata berada pada level 6,8% (Q3 2011), sedangkan suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI) dan Kredit Konsumsi (KK) rata-rata berada pada level 12,5%, 12,1% dan 14,3% atau turun sebesar 10 bps, 3 bps dan 7 bps dibandingkan triwulan sebelumnya. • Nilai tukar rupiah selama Q2-2011, mengalami apresiasi sebesar 3,47 persen (qtq), sementara di Q3-2011 mengalami depresiasi sebesar 2,42 persen atau bergeser ke level Rp 8790 per US$. Depresiasi dipicu oleh faktor risiko ketidakpastian perekonomian global yang berdampak menjadi sentimen negatif terhadap negara-negara emerging market. 4 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Indikator Kinerja Perbankan Nasional Indikator Total Aset (T Rp) Simpanan (T Rp) CAR (Capital Adequacy Ratio) (%) Gross Non performing Loans Net Non Performing Loans Return on Assets (%) Net Interest Margin (%) Biaya /Pendapatan Operasional (%) Loan to Deposit Ratio (%) Jumlah Bank Dec-07 1986.5 1510.8 19.3 4.6 1.9 2.8 5.7 84.1 66.3 130 Dec-08 2310.6 1753.3 16.8 3.8 1.5 2.3 5.7 88.6 74.6 124 Dec-09 2534.1 1973 17.4 3.8 0.9 2.6 5.6 86.6 72.9 121 Dec-10 3008.9 2338.8 17 2.9 0.7 2.7 5.7 80 75.5 122 Aug-11 3252.6 2459.9 17.3 3.1 1 3 5.9 80.8 82.6 120 Sumber: Departemen Keuangan & Bank Indonesia, Oktober 2011 • Stabilitas perbankan tetap terjaga, CAR sebesar 17,3%, kredit macet di bawah 5% (3,1% pada Agustus 2011), LDR meningkat 82,6%. • Struktur dana perbankan dana mahal, di dominasi deposito. Selama Sebelum Krisis (1990-1997) rata-rata 53,37% Saat krisis (1998-2002) membengkak menjadi 59,02 persen Pascakrisis (2003-2010) relatif membaik rata-rata 47,64%. INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 5 3. Perdagangan 18.8 20 18.2 18.3 17.8 17.4 18 16.5 16.3 16.2 15.1 15.1 15.1 16 14.6 14.4 14.4 14.8 14.8 14 12.5 11.7 12 Ekspor (US$ miliar) 10 Impor (US$ miliar) 8 Net Ekspor (US$ miliar) 6 3.7 3.4 3.2 4 2.7 2.7 2.1 1.9 1.7 1.2 2 0 Sumber: BPS, 2011 Seiring dengan penurunan harga komoditi pertanian di pasar global, nilai Ekspor Indonesia bulan September turun 4,45 persen, bila penurunan ini berlanjut sampai akhir tahun, maka besar kemungkinan akan mengganggu target ekspor 2011 sebesar US$200 miliar. 6 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 4. Pasar Modal Sumber: IDX Quarterly Statistics, 3rd Quarter 2011 • Secara umum IHSG memiliki tren yang meningkat sejak Januari 2011, walaupun sempat mengalami koreksi akibat berita buruk mengenai perlambatan ekonomi dunia pada 22 September 2011. 7 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 5. Harga Minyak Dunia 140 120 100 80 60 40 Crude oil, avg, spot, $/bbl, current$ 20 0 Sumber: Worldbank, 2011 • Harga minyak di pasar internasional mengalami tren menurun jika dibandingkan pada triwulan sebelumnya. 8 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) FAKTOR EKSTERNAL : KRISIS UTANG UE Neraca Anggaran Pemerintah dan Rasio Utang di Euro Area (% thdp PDB) Negara 2007 Neraca Anggaran 2008 2009 2010 2011 2007 2008 Utang 2009 2010 2011 Belgia Jerman Irlandia -0.2 0.2 0.3 -1.2 0.0 -7.2 -5.9 -3.4 -12.5 -5.8 -5.0 -14.7 -5.8 -4.6 -14.7 84.2 65.0 25.1 89.8 65.9 44.1 97.2 73.1 65.8 101.2 76.7 82.9 104.0 79.7 96.2 Yunani -3.7 -7.7 -12.7 -12.2 -12.8 95.6 99.2 112.6 124.9 135.4 Spanyol 1.9 -4.1 -11.2 -10.1 -9.3 36.1 39.7 54.3 66.3 74.0 Perancis Italia -2.7 -1.5 -3.4 -2.7 -8.3 -5.3 -8.2 -5.3 -7.7 -5.1 63.8 103.5 67.4 105.8 76.1 114.6 82.5 116.7 87.6 117.8 Cyprus Luxemburg Malta Belanda Austria Portugal Slovenia Slovakia Finlandi Euro Area 3.4 3.7 -2.2 0.2 -0.6 -2.6 0.0 -1.9 5.2 -0.6 0.9 2.5 -4.7 0.7 -0.4 -2.7 -1.8 -2.3 4.5 -2.0 -3.5 -2.2 -4.5 -4.7 -4.3 -8.0 -6.3 -6.3 -2.8 -6.4 -5.7 -4.2 -4.4 -6.1 -5.5 -8.0 -7.0 -6.0 -4.5 -6.9 -5.9 -4.2 -4.3 -5.6 -5.3 -8.7 -6.9 -5.5 -4.3 -6.5 58.3 6.6 62.0 45.5 59.5 63.6 23.3 29.3 35.2 66.0 48.4 13.5 63.8 58.2 62.6 66.3 22.5 27.7 34.1 69.3 53.2 15.0 68.5 59.8 69.1 77.4 35.1 34.6 41.3 78.2 58.6 16.4 70.9 65.6 73.9 84.6 42.8 39.2 47.4 84.0 63.4 17.7 72.5 69.7 77.0 91.1 48.2 42.7 52.7 88.2 Sumber: European Central Bank, Ad Van Riet (2010) • Krisis UE menuju ke skala penyebaran yang meluas akibat meningkatnya rasio utang terhadap GDP di beberapa negara. INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Transmisi & Implikasi Krisis UE • Jalur perdagangan Krisis dapat menyebabkan penurunan pendapatan dan penurunan permintaan impor yang kemudian memengaruhi ekspor, dan neraca perdagangan. Krisis di satu negara menyebabkan mata uangnya terdepresiasi yang dapat mengurangi daya saing ekspor relatif terhadap negara lain. • Jalur perbankan Meskipun perbankan di Asia telah mengurangi pinjaman dari perbankan dan negara Eropa, namun penularan tetap dapat terjadi melalui bankbank asing, yang menjual asetnya, dan tidak melanjutkan (roll over) pinjaman yang jatuh tempo, dan mengurangi kredit di Asia jika mereka mengalami kerugian besar di negara sendiri. • Jalur pasar modal Meskipun memiliki tren yang meningkat sejak Januari 2011, namun pasar modal Indonesia sempat mengalami koreksi akibat perlambatan ekonomi global. Hal ini memicu sentimen investor, antara lain berupa aktivitas deleveraging, yaitu investor (investor asing) mengalami kesulitan likuiditas dan menarik dana yang diinvestasikan di Indonesia. Selain itu, faktor adanya flight to quality, yaitu penyesuaian portfolio dari aset yang dipandang berisiko ke aset yang lebih aman juga menjadi pemicu. 10 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) LIBERALISASI PERBANKAN Rangkaian Kebijakan Liberalisasi Perbankan Nasional Paket 27 Oktober 1988 (Pakto ‘88) mengijinkan pembukaan kantor bank asing di beberapa Ibu Kota Provinsi di Indonesia UU No.10/1988 (pasal 26) warga negara asing ataupun badan hukum asing dapat membeli saham bank umum baik secara langsung dan atau melalui bursa efek PP No.29/1999 (pasal 3) jumlah kepemilikan saham bank oleh warga negara asing dan atau badan hukum asing sebanyak-banyaknya 99 persen INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 11 Batasan Kepemilikan Bank Asing Wilayah ASEAN Rata-rata sampai 33% Indonesia Bank Umum 99% Bank Komersial 30% Malaysia Bank Investasi 70% Islamic Bank 70% Singapura Bank Lokal 40% Thailand Batasan Sampai dengan 25% tidak perlu persetujuan bank sentral Sampai dengan 49% harus dengan persetujuan bank sentral Lebih dari 49 % harus dengan persetujuan menteri keuangan Sumber: BI dan Wawancara Kompas, 2011 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Pangsa Jumlah Bank Asing BUMN 12% 8% 3% 30% Swasta Nasional Devisa Swasta Nasional Non Devisa 22% 25% BPD Campuran Sumber: diolah dari BI, Agustus 2011 Asing • Jumlah bank asing dan bank campuran telah mencapai 20 persen (24 bank) dari keseluruhan jumlah perbankan nasional (120 bank) INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Rata-rata Pertumbuhan Kantor Bank Jumlah Kantor Bank Lokal Bank Asing Total 2005 8.100 136 8.236 2007 9.442 238 9.680 Rata-Rata 2009 2011* Pertumbuhan 2005-2011* 12.369 13.947 9,56 468 447 23,67 12.837 14.394 9,85 Sumber: diolah dari Bank Indonesia, 2011. Ket: * per Agustus • Pertumbuhan jumlah kantor Bank Asing melesat tinggi yaitu rata-rata 23,67 % per tahun, sedangkan Bank Lokal hanya 9,56% (2005-2011). • Ketiadaan asas resiprokal dalam ekspansi perbankan lintas negara harus menjadi perhatian serius pemangku kebijakan. INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Perbandingan Laba Bersih (NIM/Net Interest Margin) NIM (%) 2010* 2011* Pertumbuhan BUMN 6,26 6,49 3,67 Swasta Nasional Devisa 5,30 5,43 2,45 Swasta Nasional Non Devisa 9,47 5,30 -44,03 BPD 8,86 8,12 -8,35 Campuran 3,79 4,03 6,33 Asing 3,53 3,64 3,12 Bank Umum 5,75 5,89 2,43 Sumber: diolah dari Bank Indonesia, 2011. Ket: * per Agustus • Salah satu indikator daya saing Bank Asing yaitu Net Interest Margin (NIM), sedangkan NIM Bank Lokal masih sangat tinggi. INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) LIBERALISASI PERDAGANGAN Paradoks utama yang dialami Indonesia dalam soal perdagangan lebih disebabkan karena Indonesia membuka diri dengan negara lain, namun persaingan di dalam negeri masih tetap tertutup. Indonesia “kedodoran” dan tidak mampu bersaing (selama semester 1 impor komoditas pertanian mencapai Rp 60 triliun); Liberalisasi perdagangan seperti membuka jalur pelaku ekonomi asing menggerogoti ekonomi nasional; kebijakan ekonomi masih jauh dari semangat untuk memperkuat ekonomi domestik; Solusi memagari kebebasan lalu lintas ekonomi dan meniupkan ruh ekonomi domestik merupakan pilihan yang aman; INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 16 Neraca Perdagangan Indonesia (Juta US$) No URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010 TREND (%) Jan- Sep 2010 I EKSPOR 100.798,6 114.100,9 137.020,4 116.510,0 157.779,1 - MIGAS 21.209,5 22.088,6 29.126,3 19.018,3 28.039,6 4,17 19.122,0 - NON MIGAS 79.589,1 92.012,3 107.894,2 97.491,7 129.739,5 10,91 91.794,3 II I M P O R **) 61.065,5 74.473,4 129.197,3 96.829,2 135.663,3 20,43 - MIGAS 18.962,9 21.932,8 30.552,9 18.980,7 27.412,7 - NON MIGAS 42.102,6 52.540,6 98.644,4 77.848,5 161.864,1 188.574,3 266.217,7 40.172,4 44.021,4 121.691,7 IV NERACA - MIGAS III TOTAL - MIGAS - NON MIGAS - NON MIGAS 9,60 110.916,3 Jan- Sep 2011*) 152.501, 2 PERUB. (%) 37,49 65,50 97.389,0 31.647,2 120.854, 0 129.966, 4 6,10 19.438,4 30.264,2 55,69 108.250,6 25,63 77.950,6 27,90 213.339,3 293.442,4 14,03 208.305,3 99.702,2 282.467, 6 59.679,2 37.999,0 55.452,3 60,56 144.552,9 206.538,6 175.340,2 237.990,1 61.911,4 220.556, 3 39.733,2 39.627,5 7.823,1 19.680,8 22.115,8 -17,07 13.527,3 22.534,9 66,59 2.246,6 155,7 -1.426,6 37,6 626,9 0,00 -316,4 1.383,0 -537,15 37.486,6 39.471,7 9.249,7 19.643,2 21.488,9 -16,56 13.843,7 21.151,8 52,79 5,10 38.560,3 16,59 169.745,0 31,66 33,45 35,60 29,93 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan 17 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Indonesia Terlibas ACFTA Keuntungan Indonesia lebih sedikit daripada keuntungan yang diperoleh oleh negara pesaing. Beberapa industri Indonesia mengalami kerugian. Sektor industri dinilai mendapat pukulan keras akibat ACFTA. ACFTA memberikan keuntungan besar bagi China, namun tidak bagi Indonesia. China dapat mengambil keuntungan yang lebih besar karena memiliki daya saing produk yang lebih tinggi baik daya saing kualitas maupun harga. INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Neraca Perdagangan Indonesia dengan China (Juta US) URAIAN Jan-Apr 2010 Jan-Apr 2011 Perub (%). ‘10/’11 2006 2007 2008 2009 2010 14.980,4 18.233,3 26.883.6 25.501.4 36.116.8 10.218.5 13.258.5 29,75 4.011,8 3.612,0 4.148.6 3.090.0 2.347.8 603.1 598.6 -0,75 10.968,5 14.621,3 22.735.0 22.411.4 33.768.9 9.615.3 12.659.9 31,66 Ekspor 8.343,5 9.675,5 11.636.5 11.499.3 15.692.6 4.423.3 5.677.1 28,35 - Migas 2.876,9 3.011,4 3.849.3 2.579.2 1.611.6 405.6 478.8 18,05 - Non migas 5.466,6 6.664,1 7.787.1 8.920.0 14.080.9 4.017.7 5.198.3 29,38 Impor 6.636,8 8.557,8 15.247.1 14.002.1 20.424.2 5.795.1 7.581.3 30,82 - Migas 1.134,9 600,6 299.2 510.8 736.2 197.5 119.7 -39,36 - Non migas 5.501,9 7.957,2 14.947.9 13.491.3 19.688.0 5.597.6 7.461.5 33,30 Neraca 1.706,6 1.117,6 -3.610.6 -2.502.8 -4.731.6 -1.371.7 -1.904.1 38,81 - Migas 1.742,1 2.410,7 3.550.1 2.068.4 875.4 208.1 359.0 72,54 -35,3 -1.293,1 -7.160.7 -4.571.2 -5.607.0 -1.579.8 -2.263.2 43,25 Total - Migas - Non migas - Non migas 19 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Gagal Memanfaatkan Peluang Indonesia gagal dalam memanfaatkan peluang liberalisasi; Kontribusi perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia masih rendah; Penyebab dari kegagalan Indonesia salah satunya adalah faktor daya saing bangsa yang masih rendah (Cost of doing bussines tinggi) : Daya saing (Global Competitiveness index = 94 dari 140 negara) Korupsi (Corruption Perception Index (CPI) 2010: 2,8 atau Ranking 110 dari 178 Lama Perijinan : Untuk memulai bisnis di Indonesia membutuhkan 60 hari Infrastruktur (WEF : rangking 76/75 dari 142 negara) Biaya Logistik (LPI = Logistik Performance Index 92 dari 150 negara), biaya logistik berkontribusi sekitar 14,08% dari total nilai penjualan, Jepang hanya 4,88%. SDM (HDI atau IPM Indonesia peringkat 124 dari 187) INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Upaya Meningkatkan Realisasi Investasi Tidak Diikuti Dengan Perbaikan Iklim Investasi Masalah daya saing Indonesia masih berkutat pada masalah mikro seperti korupsi dan inefisiensi birokrasi pemerintah. Dalam level makro, Indonesia bermasalah dalam penyediaan infrastruktur sehingga mendorong terciptanya high cost economy. Masalah Daya Saing di Indonesia 2011-2012 Sumber: World Economic Forum, 2011 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Proyeksi Ekonomi Indonesia 2012 Indikator Ekonomi Proyeksi 2012 Pertumbuhan (%) 6,1 – 6,3% Inflasi (%) 4,5 – 5,5 Harga Minyak Dunia (USD/Barrel) US$90/barrel SPN Tiga Bulan (%) 6% Kemiskinan (%) 11,7% Kurs (Rp/US$) 8.900 – 9.100 Pengangguran (%) 6,3% INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 22 Inflasi: 4,5% – 5,5% • Inflasi lebih didorong sisi cost push inflation (harga bahan makanan/volatile food , infrastruktur (distribusi) dan ketersediaan energi. • Inflasi masih dalam tingkat moderat , karena Pemerintah tidak akan berani menaikkan Harga BBM ongkos politiknya terlalu mahal & mengorbankan defisit anggaran. Padahal pemicu krisis UE adalah beban subsidi pemerintah yang terlalu besar. INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 23 Harga Minyak: US$90/barrel • Permintaan minyak dunia menurun seiring memburuknya krisis UE dan belum pulihnya AS • Berakhirnya perang di Libya sebagai salah satu penghasil minyak dunia INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 24 SPN 3 bulan: 6% • Suku Bunga relatif tetap, karena belum mampu mengelola Inflasi (sekitar 5%), dan untuk memberikan insentif terhadap capital inflow. INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 25 Nilai Tukar Rupiah: 8.900 – 9.100 • Ekspor tidak akan tumbuh melonjak karena tidak dapat memanfaatkan momentum liberalisasi secara maksimal • Cadangan devisa yang cukup besar memungkinkan BI melakukan stabilisasi kurs INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 26 Pengangguran: 6,3% & Kemiskinan: 11,7% • Investasi riil tumbuh lambat, karena walaupun Indonesia unggul dalam sumber daya alam, ketersediaan tenaga kerja, dan permintaan pasar dalam negeri yang cukup besar, tetapi daya saing investasi masih rendah (cost doing business tinggi). • Pertumbuhan yang kurang berkualitas akan membuat penurunan tingkat kemiskinan berjalan lambat di tahun depan. INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 27 Pertumbuhan Ekonomi: 6,1% – 6,3% • Merupakan “representasi kontribusi konsumsi domestik dan sektor non-tradeable” – Sisi penggunaan dominasi kontribusi sektor konsumsi – Sisi lapangan usaha dominasi sektor non-tradeable – Sisi kewilayahan Terkonsentrasi Jawa • Dengan bertumpunya perekonomian pada sektor konsumsi dan sektor non-tradeable membuat harapan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas (inklusif) susah direalisasikan. INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 28