1 BAB I SEJARAH HUKUM LAUT INTERNASIONAL 1. Apa alasan

advertisement
BAB I
SEJARAH HUKUM LAUT INTERNASIONAL
1.
Apa alasan Fakultas Hukum mempelajari Hukum Laut Internasional?
Alasan Fakultas Hukum mempelajari Hukum Laut Internasional adalah karena
Indonesia merupakan negara kepulauan dan Indonesia yang telah memperjuangkan
konsepsi negara kepulauan sampai diterima oleh dunia internasional.
2.
Berikan definisi Hukum Laut Internasional!
Hukum Laut Internasional adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang
mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari negara atas laut, baik laut
dibawah yurisdiksi nasional negara pantai maupun laut lepas (high seas) yang
sifatnya bebas (open seas) yang menjadi milik masyarakat internasional atau
masyarakat bangsa-bangsa.
3.
Jelaskan sejarah Hukum Laut Internasional pada zaman Romawi!
Pada masa Imperium Roma seluruh Lautan Tengah berada di bawah kekuasaannya.
Sebagai suatu imperium yang menguasai seluruh tepi Lautan Tengah, persoalan
penguasaan laut tidak menimbulkan persoalan hukum, karena tidak ada pihak lain
yang menentang atau menggugat kekuasaan mutlak Roma atau Lautan Tengah.
Keadaan akan lain bila pada saat itu ada kerajaan-kerajaan lain yang dapat
mengimbangi kekuatan Romawi. Tujuan dari penguasaan Romawi atas laut itu
adalah untuk membebaskannya dari bahaya ancaman bajak-bajak laut yang
mengganggu keamanan pelayaran di laut. Ini yang sangat penting bagi
berkembangnya perdagangan dan kesejahteraan hidup orang-orang yang hidup di
daerah yang berada di bawah kekuasaan Roma.
1
4.
Apakah yang dimaksud dengan “res communis omnium”?
Asas ini lahir pada zaman Romawi Tengah. Asas res communis omnium (common
heritage mankind) artinya adalah hak bersama (seluruh) manusia untuk
menggunakan laut yang mula-mula berarti hak semua orang untuk melayari laut
bebas dari gangguan perampok (bajak laut). Laut itu adalah milik umat manusia,
karenanya tidak bisa dikuasai oleh satu negara saja. Karenanya Bangsa Romawi
menjaganya agar laut-laut itu menjadi aman. Dengan bertambahnya penggunaanpenggunaan laut ( uses of the sea) lain disamping pelayaran, seperti perikanan,
menjadi dasar pula dari kebebasan menangkap ikan.
5.
Jelaskan suatu pemikiran yang menganggap laut sebagai suatu “res nullius”!
Istilah ini lahir pada masa Romawi Timur dalam bidang Hukum Perdata. Asas ini
menyatakan bahwa laut itu bisa dimiliki apabila yang berhasrat memilikinya bisa
menguasai dengan mendudukinya, suatu paham yang didasarkan atas konsepsi
occupatio dalam hukum perdata Romawi. Walaupun asas ini dapat memberikan
kepastian, namun karena didasarkan atas penggunaan kekuatan fisik, asas ini tidak
memberikan penyelesaian yang berlangsung lama, bahkan menjadi sumber
persengketaan.
6.
Jelaskan sejarah Hukum Laut Internasional pada masa Abad Pertengahan!
Negara-negara yang muncul setelah runtuhnya Imperium Roma disekitar tepi Laut
Tengah masing-masing menuntut sebagian dari laut yang berbatasan dengan
pantainya berdasarkan alasan masing-masing. Adanya klaim-klaim dari negaranegara pantai untuk keperluan-keperluan masing-masing menimbulkan suatu
keadaan dimana laut tidak lagi menjadi suatu daerah milik bersama. Tindakantindakan sepihak negara-negara pantai Laut Tengah untuk menyatakan bagian dari
laut yang berbatasan dengan pantainya ini secara eksklusif menjadi haknya,
2
setidaknya untuk mengaturnya, menimbulkan kebutuhan utnuk mencari kejelasan
kedudukan hak-hak demikian serta batasnya dalam hukum.
7.
Jelaskan 3 negara kecil setelah runtuhnya Imperium Romawi yang
mengklaim kekuasaan laut yang berbatasan dengan pantainya!
Venetia mengklaim sebagian besar dari Laut Adriatik, tuntutan mereka diakui oleh
Paus Alexander III dalam tahun 1177. Berdasarkan kekuasaannya atas laut Adriatik
ini, Venetia memungut bea terhadap setiap kapal yang berlayar di sana. Genoa
mengklaim kekuasaan atas Laut Liguria dan sekitarnya dan melakukan tindakantindakan untuk melaksanakannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Pisa yang
mengklaim dan melakukan tindakan-tindakan penguasaan atas laut Thyrrhenia.
8.
Sebutkan tujuan masing-masing negara mengklaim kekuasaannya atas laut
yang berbatasan dengan pantainya!
Tujuannya adalah untuk karantina (perlindungan kesehatan), terutama terhadap
penyakit pes; bea cukai (pencegahan penyelundupan); pertahanan dan netralitas.
9.
Apakah yang dimaksudkan dengan negara pantai serta contohnya?
Negara pantai adalah negara-negara yang terletak di pesisir pantai atau disebut juga
dengan Coastal State atau Coastal Country. Contohnya Spanyol, Portugis,
Amerika Serikat.
10. Apakah yang dimaksud dengan negara terkurung serta contohnya?
Negara terkurung adalah negara yang tidak mempunyai pantai atau disebut juga
dengan istilah Land Locked State. Contohnya Afghanistan, Austria, dll.
3
11. Sebutkan jenis-jenis negara pantai dan contohnya!
Negara pantai terbagi dua, yaitu negara pantai bagian Continen, contohnya
Spanyol, Amerika, India, dll. Sedangkan yang kedua adalah negara pantai bagian
kepulauan, seperti Indonesia dan Philippine.
12. Sebutkan contoh negara yang mempunyai pulau tetapi tidak disebut sebagai
negara kepulauan!
Negara yang mempunyai pulau tetapi tidak disebut negara kepulauan adalah Fiji,
Jepang, Inggris, dll.
13. Apakah yang dimaksud dengan “Geographically Disadvantaged State”?
Geographically disadvantaged state adalah negara-negara yang kurang beruntung
secara geografis, karena luas laut yang sudah diberikan, seperti Zona Ekonomi
Eksklusif dan Continental Shelf tidak ada. Negara tersebut hanya memiliki pantai
yang kecil. Misalnya Indonesia, Singapore, Malaysia, dll. Walaupun negara pantai
tersebut mempunyai hak terhadap laut yang terletak di negaranya, namun negara
tersebut juga harus memberikan hak-hak untuk negara lain, sebatas melewati saja.
Tidak boleh lebih dari itu.
14. Apa saja fungsi dari laut?
Fungsi laut diantaranya adalah untuk menangkap ikan yang selanjutnya
berkembang terhadap kekayaan-kekayaan laut lainnya dan mempunyai manfaat
yang besar; kedua adalah sebagai jalur netralitas atau sarana proteksi, pertahanan
dan keamanan untuk melindungi undang-undang negara pantai; dan yang ketiga
adalah sebagai tempat berlayar.
4
15. Fungsi apakah yang paling bermanfaat saat ini?
Sesuai dengan fungsinya yang paling bermanfaat saat ini adalah kekayaan alam
yang terdiri dari kekayaan ikan, binatang-binatang laut, dan tumbuhan laut; bahanbahan tambang; dan pembangkit tenaga di lautan (gelombang dan arus laut)
16. Apakah yang dimaksud “In Land Waters”?
In land waters adalah perairan daratan yang tradisional, yang telah ada sejak dulu.
Misalnya saja sungai, rawa-rawa, danau, waduk, dll.
17. Apakah yang dimaksud dengan Perairan Pedalaman?
Perairan pedalaman adalah semua laut yang terdapat di dalam batas garis lurus
pantai.
18. Apa saja yang menjadi bagian Perairan Pedalaman?
Perairan pedalaman terdiri dari laut pedalaman dan laut-laut yang terdapat di sisi
dalam dari garis pangkal lurus yang digunakan untuk mengukur luas laut teritorial.
19. Apa saja yang termasuk dalam wilayah laut suatu negara?
Wilayah laut suatu negara adalah laut teritorial dan laut lepas. Pada laut teritorial
negara berdaulat penuh di atasnya atas segala kepentingannya, sedangkan laut
lepas terdiri dari jalur tambahan dan Zona Ekonomi Eksklusif.
20. Jelaskan tentang teori Kelompok Glossator (Komentator), yang dicetuskan
Bartholus!
Teori ini timbul sesudah zaman Romawi (abad pertengahan) yang dicetuskan oleh
Bartolus. Dia membagi laut menjadi dua bagian yaitu laut yang dekat dengan
pantai dan laut lepas. Laut yang dekat pantai jatuh pada kedaulatan negara,
sedangkan laut lepas merupakan laut yang bebas dari kekuasaan dan kedaulatan
5
siapapun. Teori ini menjadi dasar bagi pembagian laut secara klasik yaitu laut
teritorial dan laut lepas.
21. Jelaskan tentang teori yang dikemukan oleh Baldus yang kemudian menjadi
embrio lahirnya Hukum Laut Internasional!
Baldus membedakan tiga konsep bertalian dengan penguasaan atas laut yakni
pemilikan dari laut; pemakaian dari laut; dan yurisdiksi atas laut dan wewenang
untuk melakukan perlindungan terhadap kepentingan-kepentingan di laut.
22. Apakah isi dari Piagam kedua Paus Alexander VI tahun 1493?
Menurut Piagam ini segala laut dan samudera di sebelah barat meridian (garis
bujur) yang letaknya kurang lebih 400 mil laut dari kepulauan Azores dinyatakan
sebagai milik Spanyol, sedangkan yang sebelah Timur meridian dinyatakan milik
Portugis.
23. Siapakah yang mengemukakan teori Mare Liberum dan bagaimana isinya?
Teori ini dikemukakan oleh Hugo Grotius (Belanda) yang ditujukan kepada bangsa
Portugis dan Spanyol yang saat itu menguasai laut secara sepihak dan menganggap
laut sebagai miliknya sendiri (ownership). Teori ini dituangkan dalam bukunya
yang berjudul Mare Liberium tahun 1609. Buku ini mempunyai sub title yang
berjudul “on the right of the Dutch to sail to the East Indies” tentang hak orang
Belanda untuk berlayar ke Hindia Timur. Selanjutnya pemikiran ini dikembangkan
dalam buku “De Iure Praedae” dan “De Iure Belli ac Paccis” yang terdiri dari tiga
jilid. Teori ini tercantum dalam Bab XII yang isinya menyatakan bahwa laut itu
bebas dan terbuka untuk semua bangsa-bangsa.
6
24. Apakah yang dikemukakan oleh John Seldon dari Inggris untuk membantah
teori Mare Liberum?
John Seldon membantah teori Hugo dengan teorinya Mare Clausum yang
menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa laut tidak dapat
dimiliki dan bahwa Inggris secara nyata telah memiliki atau menguasai daerah laut
yang cukup luas. Menurutnya argumentasi Hugo bahwa laut merupakan sumber
kekayaan yang tak terhabiskan sama sekali tidak beralasan.
25. Bagaimana Pontanus menanggapi kedua teori tentang laut terbuka dan laut
tertutup?
Pontanus kemudian menggabungkan teori mare liberium dan mare clausum. Dia
membagi laut menjadi dua bagian yaitu laut teritorial dan laut lepas. Teori inilah
yang kemudian menjadi asas fundamental karena dipraktekkan oleh negara lain
dan merupakan awal mula lahirnya Hukum Laut Internasional pada Abad ke-17.
26. Jelaskan teori tentang lebar laut teritorial yang dicetuskan oleh Cornelis Van
Bynkersheck (the cannon shot rule theory)!
Van Bynkershoek menulis sebuah buku berjudul “De Dominio Maris Dissertatio”
yang menolak dalil John Seldon (Mare clausum) dengan menyarankan suatu jalur
yang berbeda di bawah kedaulatan negara pantai dengan suatu ukuran lebar yang
tidak terlalu besar. Dia mengemukakan suatu rumusan untuk mengukur lebar laut
yang berada di bawah kekuasaan negara dengan menggunakan kaidah tembakan
meriam, yaitu “Terrae protestas finitur ubi finitur armorum vis”. Artinya
kedaulatan teritorial berakhir dimana kekuatan tembakan meriam berakhir.
Menurutnya jalur laut teritorial menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah
daratan.
7
27. Sebutkan ukuran yang digunakan orang untuk menetapkan lebar laut
teritorial pada masa awal sejarah hukum laut!
Pada awal masa sejarah hukum laut ada beberapa ukuran yang dipergunakan orang
untuk menetapkan lebar laut teritorial sebagai jalur yang berada dibawah
kedaulatan negara pantai. Diantaranya adalah ukuran tembakan meriam; ukuran
pandangan mata; dan ukuran marine league. Dan yang terakhir baru muncul ukuran
3 mil laut.
28. Jelaskan teori tentang lebar laut teritorial 3 mil yang dikemukakan oleh
Galiani dan Anzuni!
Galiani menghubungkan secara khusus dengan suatu jalur netralitas yang lebarnya
3 mil dan Anzuni mengemukakan pendapatnya dalam buku berjudul “Sistema
universale dei principii del dirrito marittimo dell Europa”
29. Mengapa terjadi kekeliruan terhadap teori tiga mil oleh George Friedrich van
Martens?
Menurut Reisenfeld terjadinya kekeliruan karena tiga mil kadang diganti dengan
tiga league (yang sesungguhnya menjadi 9 mil). Von Marten menganut dalil
tembakan meriam tapi tidak menyamakannya dengan tiga mil melainkan dengan
tiga league, dimana satu league itu sama dengan tiga mil.
30. Benarkah anggapan umum bahwa kaidah lebar 3 mil itu berasal dari dalil
tembakan meriam, walaupun kemudian kedua kaidah itu masing-masing
mempunyai penganutnya sendiri-sendiri?
Pendapat-pendapat atau tulisan yang mendasarkan kaidah 3 mil atas dalil tembakan
meriam pada umumnya didasarkan atas anggapan bahwa penguasaan negara atas
laut yang berbatasan selebar 3 mil itu disebabkan karena sejauh itulah jarak
8
tembakan meriam pada waktu itu. Secara histories memang dapat ditunjukkan
hubungan yang erat antara ukuran lebar 3 mil dan dalil tembakan meriam.
31. Bagaimana konsepsi jalur laut yang tertua menurut Kent dalam tulisannya
yang berjudul “The historical origin of the three mile limit”?
Menurut Kent, konsepsi jalur laut yang terbentang sepanjang pantai yang tertua
adalah konsepsi laut teritorial negara Skandinavia, khususnya Denmark yang
dalam perundang-undangannya menggunakan kata “league” sebagai ukuran lebar.
Berlainan dengan dalil tembakan meriam yang didasarkan atas keperluan
memelihara netralitas negara pantai terhadap pihak ketiga yang sedang
bermusuhan, konsepsi laut teritorial Skandinavia ini lebih didasarkan atas
keperluan perlindungan perang. Berbeda pula dengan pengertian marine league di
tempat lain. League Skandinavia berukuran 4 mil.
32. Jelaskan sejarah hukum laut mulai timbulnya konsepsi laut teritorial hingga
menjelma kaidah tiga mil!
Pertama, secara histories konsepsi laut teritorial lahir bersamaan dengan konsepsi
laut lepas (high seas), yakni pada waktu pembagian dua laut yang mengakhiri
pertentangan antara penganut laut tertutup (mare clausum) dan laut bebas (mare
liberium). Saat in merupakan saat lahirnya hukum laut internasional publik. Kedua,
sejarah menunjukkan bahwa walaupun kepentingan keamanan dan pemeliharaan
netralitas merupakan dorongan yang terpenting bagi usaha oleh negara untuk
meluaskan kekuasaan atas laut yang berbatasan dengan pantainya, adakala
penetapan
laut
teritorial
didorong
oleh
keinginan
untuk
mengamankan
kepentingan-kepentingan lain.
9
BAB II
KONFERENSI DEN HAAG 1930
33. Masalah apa saja yang dibahas dalam konferensi kodifikasi hukum
internasional tahun 1930 oleh Liga Bangsa-Bangsa?
Di dalam tahun 1930 Liga Bangsa-Bangsa mengadakan Konferensi Kodifikasi
Hukum Internasional yang meliputi 3 masalah yakni, kewarganegaraan
(nationality); perairan teritorial (teritorial waters); dan tanggung jawab negara
untuk kerugian yang ditimbulkan dalam wilayahnya terhadap pribadi atau
kekayaan orang asing (responsibility of state).
34. Bagaimana sejarah/latar belakang konferensi kodifikasi hukum internasional
1930 bisa terjadi?
Konferensi kodifikasi yang diadakan oleh Liga Bangsa-Bangsa di dalam sejarah
hukum internasional dapat dianggap sebagai usaha lanjutan daripada usaha
kodifikasi hukum internasional dari masyarakat bangsa-bangsa yang untuk pertama
kalinya diadakan tahun 1899 pada waktu diadakannya konferensi perdamaian.
Pada tahun 1899 sampai 1901 diselenggarakan konferensi Perdamaian di Den
Haag yang merupakan usaha pertama masyarakat bangsa-bangsa untuk melakukan
perumusan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan antara negara dalam
bentuk tertulis. Konferensi-Konferensi Perdamaian Den Haag ini kemudian
disusun dengan Konferensi Kodifikasi tahun 1907 menghasilkan KonvensiKonvensi tentang Perang dan Netralitas.
10
35. Asas apa saja yang disepakati mengenai yurisdiksi di laut oleh negara pantai
hingga tahun 1930?
-
Hakekat berdaulat di atas laut teritorial
-
Kebebasan berlayar di laut lepas
-
Rights of innocent passage di laut teritorial
-
Hak hot persuit di laut lepas
36. Apa saja yang diusulkan dalam Schücking Report?
Dalam memorandum tersebut diusulkan lebara laut teritorial sebesar 6 mil. Di luar
jalur 6 mil ini yang dinamakannya jalur dominion (penguasaan). Di luar jalur
penguasaan negara memiliki wewenang terbatas untuk keperluan-keperluan
tertentu seperti netralitas (pertahanan), bea cukai dan karantina dan wewenang
lainnya yang disetujui oleh Dinas Perairan Internasional. Tetapi wewenang
tambahan itu tidak meliputi wewenang atau hak ekonomis eksklusif bagi negara
pantai di luar jalur laut teritorial.
37. Bagaimana tanggapan Magelhaes dan Wickersham terhadap Schücking
Report?
Magelhaes berbeda pendapat mengenai report tersebut terutama dalam hal perlunya
ada wewenang eksklusif pada negara pantai dalam jalur yang cukup lebar untuk
melindungi perikanan. Karena itu ia mengusulkan lebar laut teritorial sebesar 12
mil untuk segala keperluan termasuk perlindungan perikanan. Sedangkan
Wickersham berpendapat bahwa hanya lebar laut 3 mil yang dapat dianggap
sebagai batas laut teritorial yang telah diterima secara umum. Usul untuk
wewenang tambahan bagi negara pantai dalam jalur laut di luar laut teritorial
dianggapnya terlalu jauh, karena adanya wewenang demikian hanya bisa dimiliki
11
negara pantai apabila telah jelas diterima menurut hukum kebiasaan internasional
atau melalui suatu konvensi internasional. Mengenai yurisdiksi eksklusif tentang
perikanan dianggap tidak tepat untuk dihubungkan dengan masalah laut wilayah
dan sebaiknya diatur dalam perjanjian tersendiri.
38. Apa saja perubahan yang dilakukan oleh Schücking berdasarkan saran-saran
dari Magelhaes dan Wickersham?
Perubahan dilakukan terhadap lebar laut teritorial menjadi 3 mil, usul untuk
menjadikan Dinas Perairan Internasional dibatalkan dan jalur tambahan tidak
meliputi wewenang perikanan eksklusif.
39. Bagaimana hasil konferensi Kodifikasi Den Haag 1930?
Konferensi Kodifikasi Den Haag 1930 tidak berhasil mencapai kesepakatan
tentang lebar laut teritorial. Namun demikian, beberapa masalah tentang laut
teritorial telah ada kejernihan atau kesepakatan yaitu mengenai pengertian, ruang
lingkup dan sifat hukum dari laut teritorial itu sendiri. Selain itu ditetapkan pula
mengenai persoalan lintas damai kapal-kapal asing melalui laut teritorial.
Selanjutnya mengenai yurisdiksi negara pantai atas kapal-kapal yang berada dalam
laut teritorial serta hak pengejaran seketika.
40. Bagaimana pengaturan dalam Kodifikasi Den Haag 1930 tentang Hak Lintas
Damai?
Pasal 3 sampai 7 menegaskan pengertian hak lintas damai (right of innocent
passage) kapal-kapal asing melalui laut teritorial. Pasal ini menegaskan hak-hak
dan kewajiban dari negara pantai maupun negara bendera kapal. Pasal 3 ayat (1)
memuat pengertian lintas damai dengan ketentuan bahwa lintasan adalah berlayar
melalui laut teritorial, baik untuk melewati tanpa masuk ke dalam perairan
pedalaman maupun untuk masuk ke parairan pedalaman atau menuju laut lepas
12
setelah meninggalkan laut pedalaman. Suatu lintas laut teritorial tidak dapat
diberikan apabila kapal asing menggunakan laut teritorial suatu negara pantai
untuk melakukan perbuatan yang merugikan keamanan, ketertiban umum atau
kepentingan fiscal negara tersebut. Lintasan bisa juga dilakukan untuk berhenti dan
membuang sauh asalkan tindakan tersebut termasuk tindakan wajar yang dilakukan
dalam navigasi normal atau terpaksa karena kapal dalam keadaan force majeur.
41. Apakah yang dimaksud dengan undang-undang dan peraturan yang
dikeluarkan oleh negara pantai menurut pasal 6 kodifikasi Den Haag 1930?
Yang dimaksud dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan
oleh negara pantai adalah terutama peraturan mengenai: keselamatan pelayaran dan
keamanan lalu lintas serta sabotase; perlindungan perairan negara pantai terhadap
bahaya pencemaran yang mungkin disebabkan oleh lalu lintas kapal; perlindungan
sumber kekayaan laut; perlindungan perikanan, perburuan, dan hak-hak lainnya
yang dimiliki negara pantai.
42. Bagaimana yurisdiksi negara pantai atas kapal-kapal asing di dalam laut
teritorial menurut kodifikasi Den Haag 1930?
Apabila sebuah kapal berada dalam laut wilayah, maka pada waktu yang
bersamaan berlaku dua yurisdiksi terhadap kapal tersebut yaitu yurisdiksi negara
pantai yang mempunyai kedaulatan atas laut wilayah dan yurisdiksi negara
dibawah bendera kapal itu berlayar. Berdasarkan pertimbangan maka diberikan
prioritas yurisdiksi negara bendera kapal. Dalam hal yurisdiksi kriminal, negara
pantai tidak dapat melakukan penangkapan atau penahanan seseorang yang
melakukan tindak pidana di atas kapal selama dilakukannya lintas teritorial, kecuali
dalam hal-hal apabila akibat tindak pidana tersebut terasa hingga ke luar kapal;
apabila mengganggu keamanan umum dalam laut wilayah; dan bila kapten kapal
13
telah meminta tolong pejabat-pejabat setempat atau konsul dari negara bendera
kapal.
43. Bagaimana yurisdiksi sipil negara pantai menurut Kodifikasi Den Haag 1930?
Untuk yurisdiksi sipil, ditetapkan bahwa negara pantai tidak dapat menahan atau
merubah route sebuah kapal asing yang sedang melakukan lintasan melalui laut
teritorialnya. Negara pantai tidak boleh melakukan eksekusi atau sita jaminan
terhadap perkara-perkara perdata, kecuali jika tindakan itu berkaitan dengan
kewajiban atau tanggung jawab kapal asing itu sendiri yang berhubungan dengan
pelayaran atau lintasan yang dilakukan dalam perairan negara pantai.
44. Bagaimana hak pengejaran seketika diatur oleh Kodifikasi Den Haag 1930?
Pengejaran seketika (hot pursuit) diatur pada pasal 11 bahwa pengejaran seketika
suatu kapal asing yang telah melakukan pelanggaran terhadap undang-undang dan
peraturan negara pantai , dimulai pada saat kapal tersebut sedang berada dalam
perairan pedalaman atau dalam laut teritorial dan boleh diteruskan hingga ke laut
lepas asalkan saja pengejaran itu dilakukan tanpa henti. Hak pengejaran seketika
terhenti pada saat kapal yang dikejar itu memasuki laut teritorial negaranya atau
suatu negara ketiga.
45. Apakah yang menyebabkan kegagalan untuk mencapai kata sepakat tentang
soal lebar laut teritorial dalam Konferensi Kodifikasi Den Haag 1930?
Sebab utama kegagalan untuk mencapai kata sepakat disebabkan karena sebagian
besar peserta konferensi mau memaksakan diterimanya lebar laut teritorial 3 mil
sebagai ukuran lebar yang berlaku umum (universal), atau tidak adanya kesediaan
sebagian peserta untuk mengakui adanya praktek negara-negara yang memiliki laut
teritorial yang lebih lebar dan perlunya menampung kenyataan itu untuk
menampungnya dalam suatu rumus tentang lebar laut teritorial yang bersifat luwes.
14
BAB III
PERKEMBANGAN HUKUM LAUT SESUDAH PD II
46. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan dalam
Hukum Laut Internasional!
Ada tiga faktor penting yang menyebabkan perubahan dalam hukum laut
internasional setelah perang dunia kedua, yaitu faktor banyaknya jumlah negara
yang menjadi merdeka sehingga mengakibatkan perubahan peta bumi politik yang
tidak kecil diseluruh dunia setelah perang dunia kedua; kedua adalah faktor
kemajuan teknologi sebagai akibat tambahan dari kemajuan dalam teknologi yang
terjadi dengan pesat selama perang dunia kedua; dan faktor yang ketiga adalah
tambah bergantungnya bangsa-bangsa pada laut sebagai sumber kekayaan alam,
baik hayati maupun kekayaan mineral termasuk minyak bumi dan gas.
47. Bagaimanakah isi proklamasi Presiden Truman tahun 1945?
Pada tanggal 28 September 1945 Presiden Truman mengeluarkan Proklamasi yang
isinya “Now, therefore, I, Harry S. Truman President of The United States of
America, do heriby proclaim the following policy of United States of America with
respect to the natural resources of the subsoil and seabed of the continental shelf.
Having concern for the urgency of conserving and prudently utilizing its natural
resources, The Government of the United States regards the natural resources of
the subsoil and seabed of the continental shelf beneath the high seas but
contiguous to the coasts of the United States, subject to its jurisdiction and control.
In cases where the continental shelf extends to the shores of another states, or is
shared with adjacent State, the boundary shall be determined by the United States
and the State concerned in accordance with equitable principles. The character as
15
high seas of the waters above the continental shelf and the right to their free and
unimpeded navigation are in no way thus affected.
48. Apa latar belakang sehingga Presiden Truman mengeluarkan proklamasi
tersebut?
Tindakan Presiden Truman bertujuan mencadangkan kekayaan alam pada dasar
laut dan tanah di bawahnya yang berbatasan dengan pantai Amerika Serikat untuk
kepentingan rakyat dan bangsa Amerika Serikat, terutama kekayaan mineral
khususnya minyak dan gas bumi.
49. Bagaimana yurisdiksi Amerika Serikat atas kekayaan alam di dasar laut
dengan dikeluarkannya Proklamasi tersebut?
Proklamasi Presiden Truman secara sekaligus memperluas wewenang Amerika
Serikat untuk mengambil kekayaan alam dari dasar laut yang berbatasan dengan
pantainya termasuk tanah yang ada di bawahnya sambil tetap mempertahankan
kebebasan berlayar yang juga menjadi kepentingan Amerika Serikat dalam
perairan di atasnya dengan menegaskan bahwa kedaulatan atau yurisdiksi penuh
tetap terbatas pada laut teritorial 3 mil.
50. Bagaimakah pengertian continental shelf menurut Presiden Truman?
Sebagai suatu pengertian geologis, continental shelf menunjuk pada bagian dari
dasar laut yang berbatasan dengan pantai yang merupakan bagian dari suatu daerah
bawah permukaan laut (sub marine area) yang lebih besar yang dinamakan
continental margin. Secara geologis sebenarnya batas luar dari continental shelf
tidak menampakkan suatu kedalaman atau jarak dari pantai yang sama. Ada batas
continental shelf yang tidak seberapa jauh dari pantai, ada yang jaraknya beberapa
ratus mil dari pantai. Sama halnya dengan batas kedalaman dari batas luar (outer
limit) dari continental shelf. Dengan demikian batas 200 meter atau 100 fathom
16
yang terdapat dalam proklamasi tersebut merupakan batas rata-rata yang ditetapkan
untuk memudahkan pembatasan pengertian.
51. Bagaimana istilah continental dikenal dalam hukum laut internasional?
Istilah continental shelf pertama kali dimunculkan oleh seorang Spanyol yang
bernama Odon de Buen dalam Konferensi Perikanan di Madrid tahun 1926.
Konsepsi ini dikemukakan dalam hubungan dengan perikanan berdasarkan
anggapan bahwa perairan di atas dataran kontinen (continental shelf) merupakan
perairan yang baik sekali untuk kehidupan ikan.
52. Negara manakah yang mengikuti jejak Amerika Serikat selanjutnya?
Negara yang pertama kali mengikuti jejak Amerika Serikat adalah Mexico yang
mengeluarkan suatu Deklarasi pada tanggal 29 Oktober 1945 disusul selanjutnya
oleh Panama (1 maret 1946) dan Argentina yang mengeluarkan deklarasi pada
tanggal 9 Oktober 1946. Selanjutnya diikuti Chili, Peru, Costa Rica dan Inggris.
53. Kapan Indonesia ikut menyatakan ketentuan mengenai landas kontinennya?
Pernyataan Indonesia mengenai landas kontinen dimulai dengan Pengumuman
Pemerintah 17 Februari 1969, yang kemudian ditegaskan oleh Undang-Undang
Landas Kontinen 6 Januari 1973.
54. Jelaskan tentang beberapa yurisdiksi yang timbul akibat tindakan sepihak
negara-negara bertalian tentang seabed dan subsoil dalam continental shelf!
Paling sedikit ada 4 golongan yang muncul dalam menetapkan yurisdiksi atas
continental shelf diantaranya tindakan perluasan yurisdiksi yang ditujukan kepada
penguasaan kekayaan alam yang terkandung dalam dasar laut dan tanah di bawah
laut yang berbatasan dengan pantai; perluasan yurisdiksi atau dalam beberapa hal
kedaulatan atas dasar laut dan tanah di bawahnya (seabed dan subsoil dari
17
continental shelf itu sendiri); perluasan kedaulatan atas continental shelf dan
perairan di atasnya; dan perluasan sovereignty atas lautan hingga suatu ukuran
jarak tertentu misalnya 200 mil.
55. Apa yang menjadi tujuan Amerika Serikat sehingga dikeluarkan lagi sebuah
proklamasi tentang perikanan oleh Presiden Truman?
Ada beberapa pertimbangan yang mendorong Pemerintah Amerika Serikat
mengambil tindakan yang termuat dalam proklamasi perikanan. Hal yang terutama
adalah karena perikanan sangat penting sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat
yang hidup di daerah pantai dan penting pula sebagai sumber bahan bagi industri
makanan Amerika Serikat. Meningkatnya kemajuan dalam peralatan dan teknik
penangkapan ikan menimbulkan bahaya penangkapan yang berlebihan yang dapat
mengakibatkan terkurasnya sumber kekayaan ikan dan membutuhkan perlindungan
yang mendesak untuk sector perikanan.
56. Bagaimana inti dari proklamasi perikanan oleh Presiden Truman?
Inti pokoknya adalah dalam hal kegiatan perikanan di laut dekat pantai Amerika
Serikat selama ini atau dalam waktu yang dekat hanya dilakukan oleh
warganegara, Pemerintah Amerika Serikat menganggap sepatutnya apabila
ditetapkan daerah-daerah perlindungan perikanan dimana kegiatan perikanan
seluruhnya dibawah pengaturan Amerika Serikat. Amerika Serikat mengakui hak
negara lain untuk mengadakan daerah-daerah perlindungan perikanan serupa, asal
kegiatan perikanan warganegara Amerika Serikat yang telah ada di daerah itu
diakui. Penetapan daerah-daerah perlindungan perikanan tidak mempengaruhi
status daripada laut lepas yang bersangkutan sebagai laut bebas.
18
57. Jelaskan tentang munculnya klaim 200 mil terhadap laut teritorial oleh Chili,
Ecuador dan Peru!
Deklarasi Presiden Chili tanggal 23 Juni 1947 dan Presiden Peru tanggal 1 Agustus
1947 merupakan peristiwa-peristiwa yang pertama dalam sejarah dari klaim
kekuasan negara atas suatu jalur selebar 200 mil yang berbatasan dengan pantai.
Tindakan kedua negara ini merupakan tindakan sepihak yang mengikuti apa yang
telah dilakukan oleh Presiden Truman. Hanya saja berbeda pada jarak yang
ditetapkan bukan 200 meter, melainkan 200 mil dari pantai. Berbeda dengan klaim
continental shelf yang telah ada sebelumnya yang didasarkan pada adanya suatu
dataran kontinen dalam arti gologis, klaim oleh negara Amerika Selatan ini justru
berdasarkan argumentasi bahwa tidak ada continental shelf dalam arti geologis di
daerah pantai negara mereka. Asas-asas yang menjadi dasar klaim Chile dan Peru
merupakan perpaduan antara argumentasi geologi dan biologi yang dikemukakan
dalam Deklarasi Santiago tanggal 18 Agustus 1952 yang ditandatangani oleh Chile,
Peru dan Ecuador.
19
BAB IV
KONFERENSI HUKUM LAUT JENEWA 1958
58. Kapan dan di mana dilaksanakannya Konferensi Hukum Laut Jenewa 1958?
Dari tanggal 24 Februari hingga 27 April 1958 di kota Jenewa, Switzerland
diselenggarakan suatu konferensi internasional tentang hukum laut yang dihadiri
oleh wakil-wakil dari 86 negara. Konferensi ini merupakan suatu kejadian penting
dalam perkembangan hukum laut masa kini.
59. Bagaimana arti dan sifat konferensi Hukum Laut Jenewa 1958?
Konferensi ini merupakan konferensi yang dibatasi untuk membahas hukum laut
tidak hanya dari sudut hukum, melainkan harus pula mempertimbangkan aspekaspek teknis, biologis, ekonomis dan politik dari masalah laut internasional. Aspek
teknik dari masalah hukum laut adalah pengukuran dan pemetaan dari klaim
negara-negara atas laut yang berbatasan dengan pantai baik laut teritorial maupun
landa kontinen. Selain itu juga masalah kemajuan teknik di lapangan yang
memungkinkan penangkapan ikan dan pengambilan hasil laut yang lebih besar.
60. Mengapa Konferensi Hukum Laut Jenewa 1958 dianggap bersejarah dan
penting?
Semenjak tahun 1930, hukum laut tidak pernah lagi dibicarakan dalam suatu
konferensi internasional, yaitu semenjak gagalnya konferensi kodifikasi DenHaag
1930 yang dilaksanakan oleh Liga Bangsa-Bangsa. Materi konferensi hukum laut
Jenewa 1958 disiapkan oleh badan yang berwenang dari PBB yaitu Komisi Hukum
Internasional (ILC) yang bekerja selama 9 tahun serta ditambah dengan hasil-hasil
perdebatan dari Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB. Serta alasan terakhir
konferensi ini dianggap penting adalah karena konferensi ini bukan saja bertujuan
untuk mengkodifikasikan hukum-hukum kebiasaan, tetapi juga membantu
20
perkembangan hukum internasional yang progresive seperti yang diminta oleh
resolusi PBB. Konferensi juga mempelajari prinsip-prinsip baru yang kemudian
dirumuskan dalam bentuk konvensi-konvensi.
61. Apa saja yang dihasilkan dalam Konferensi Hukum Laut Jenewa 1958?
Konferensi Hukum Laut Jenewa 1958 telah menghasilkan empat buah konvensi
mengenai hukum laut publik, sebuah protokol fakultatif mengenai penyelesaian
pertikaian dan 9 buah resolusi. Keempat konvensi Jenewa mengenai hukum laut
masing-masing dinamakan Konvensi I mengenai Laut Teritorial dan Jalur
Tambahan (convention on the Territorial Sea and Contiguous zone) yang mulai
berlaku 10 September 1964; Konvensi II mengenai Laut Lepas (convention on the
high seas) yang berlaku mulai 30 September 1962; Konvensi III mengenai
Perikanan dan Perlindungan kekayaan hayati Laut Lepas (convention on fishing
and conservation of the living resourcecs of the high seas) yang berlaku mulai 20
Maret 1966; dan Konvensi IV mengenai Landas Kontinen (convention on the
continental shelf) yang berlaku mulai 10 Juli 1964.
62. Jelaskan isi dari Konvensi I mengenai Laut Teritorial dan Jalur Tambahan!
Konvensi tentang laut teritorial dan jalur tambahan menegaskan beberapa asas dan
pengertian tentang laut teritorial yang telah berkembang sejak lahirnya hukum laut
internasional dan memperoleh perumusannya yang jelas dalam Konferensi
Kodifikasi Den Haag 1930. Pasal 1 Konvensi ini menyebutkan bahwa kedaulatan
suatu negara dapat melampaui daratan dan perairan pedalamannya sampai kepada
suatu jalur laut yang berbatasan dengan pantai negara tersebut yang dinamakan laut
wilayah. Pasal 2 menyatakan bahwa kedaulatan negara atas laut teritorial meliputi
juga ruang udara dan dasar laut serta tanah di bawahnya. Juga dimuat dalam pasal
3 dan 4 mengenai normal base line dan straight base lines.
21
63. Jelaskan isi dari Konvensi II mengenai Laut Lepas!
Dalam konvensi ini disebutkan bahwa yang dimaksud dengan laut lepas adalah
segala bagian laut yang tidak termasuk laut teritorial atau perairan pedalaman suatu
negara. Pasal 2 Konvensi ini menyebutkan laut lepas itu terbuka bagi semua bangsa
dan bebas untuk berlayar, menangkap ikan, memasang kabel dan saluran-saluran
pipa di bawah permukaan laut dan bebas untuk terbang di atas laut lepas.
64. Jelaskan isi dari Konvensi III mengenai Perikanan dan Perlindungan
kekayaan Hayati Laut Lepas!
Pembukaan Konvensi menyebutkan bahwa perkembangan teknik penangkapan
ikan modern mengakibatkan bahaya bagi kelangsungan hidup sebagian sumber
kekayaan alam di laut. Untuk mencegah hal tersebut maka diperlukan adanya
kerjasama internasional. Selain itu dijelaskan juga tentang sebab-sebab mengapa
perlu diambil tindakan perlindungan kekayaan hayati dan cara untuk melaksanakan
ketentuan tersebut. Selain itu juga ditegaskan hak nelayan untuk menangkap ikan
di laut lepas itu dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang ada dalam perjanjian dan
kepentingan-kepentingan negara pantai.
65. Jelaskan isi Konvensi IV mengenai Landas Kontinen!
Dalam konvensi ini dijelaskan mengenai definisi landas kontinental yang telah
dibatasi dengan menyebutkan bahwa landas kontinental diukur setelah berakhirnya
batas laut teritorial atau laut wilayah. Berbeda dengan definisi geologis yang
disebutkan oleh Presiden Truman yang menyatakan bahwa landas kontinental di
mulai dari batas air terendah atau pasang surut, jadi termasuk di dalamnya laut
teritorial. Adapun hak negara pantai terhadap landas kontinen hanya terbatas
kepada hak-hak untuk eksplorasi dan eksploitasi, bukan hak berdaulat penuh
seperti pada laut teritorial.
22
66. Bagaimana hasil keseluruhan dari Konferensi PBB mengenai Hukum Laut
Internasional yang pertama ini?
Konferensi ini tidak berhasil menentukan lebar laut teritorial, sehingga konvensi
mengenai landas kontinen pun tidak bisa ditentukan dengan jelas karena untuk
mengetahu landas kontinen menurut Konvensi IV, harus diukur laut teritorial
terlebih dulu.
23
BAB V
INDONESIA DAN PERKEMBANGAN HUKUM LAUT DEWASA INI
67. Apa saja langkah yang telah diambil oleh Indonesia di bidang Hukum Laut
Internasional?
Langkah-langkah yang telah diambil Indonesia dalam bidang Hukum Laut
internasional adalah mengeluarkan Deklarasi Djuanda mengenai wilayah perairan
Indonesia dan memperkenalkannya kepada internasional melalui Konferensi
Hukum Laut Internasional I tahun 1958; dikeluarkannya Undang-Undang No.
4/prp tahun 1960 tentang perairan Indonesia, yang merupakan bahan-bahan hukum
laut yang terdapat dalam Deklarasi Djuanda; kemudian dilanjutkan dengan
dikeluarkannya Peraturan Pelaksana Undang-undang No. 4/prp. Tahun 1960
dengan Peraturan Pemerintah No, 8 tahun 1962 tentang hal lalu lintas damai
kenderaan air asing; selanjutnya pada tanggal 17 Februari 1969 dikeluarkan
Pengumuman Pemerintah tentang Landas Kontinen; terakhir dimasukkannya
konsepsi wawasan nusantara dalam Tap MPR No. IV tahun 1973 sebagai dasar
pokok pelaksanaan GBHN, yang akhirnya dilanjutkan dengan perjanjian-perjanjian
internasional dengan negara-negara lain yang memiliki kepentingan dengan
perairan Indonesia.
68. Jelaskan mengenai Deklarasi Djuanda!
Deklarasi memuat sebuah pernyataan dari Pemeirntah Republik Indonesia yang
dikeluarkan pada tanggal 13 Desember 1957. Isi deklarasi tersebut merupakan
pernyataan mengenai wilayah perairan Indonesia yang berbunyi: Bahwa segala
perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau atau bagianbagian pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia , dengan
tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada
24
wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan
bagian daripada perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak Negara
Republik Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman ini bagi kapal
asing terjamin selama dan sekedar tidak bertentangan dengan kedaulatan dan
keselamatan negara Indonesia. Penentuan batas laut teritorial yang lebarnya 12 mil
yang diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang terluar pada
pulau-pulau Negara Republik Indonesia akan ditentukan dengan Undang-undang.
69. Apa yang menjadi dasar pemikiran bagi Indonesia sehingga dikeluarkannya
Deklarasi Djuanda?
Indonesia
mengeluarkan
Deklarasi
Djuanda
berdasarkan
pertimbangan-
pertimbangan bahwa bentuk geografi Republik Indonesia sebagai suatu negara
kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau mempunyai sifat dan corak tersendiri
yang memerlukan pengaturan tersendiri; bahwa bagi kesatuan wilayah (teritorial)
Negara Republik Indonesia semua kepulauan serta laut yang terletak di antaranya
harus dianggap sebagai satu kesatuan yang bulat; bahwa penetapan batas-batas laut
teritorial yang diwarisi dari pemerintah kolonial sebagaimana termaktub dalam
“Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie 1939” pasal 1 ayat (1) tidak
sesuai lagi dengan kepentingan keselamatan dan keamanan Negara Republik
Indonesia; bahwa setiap negara yang berdaulat berhak dan berkewajiban untuk
mengambil tindakan-tindakan yang dipandangnya perlu untuk melindungi
keutuhan dan keselamatan negaranya.
70. Bagaimana tanggapan negara-negara lain atas klaim yang dilakukan
Indonesia melalui Deklarasi Djuanda?
Setelah deklarasi ini dikeluarkan beberapa negara menyatakan tidak mengakui
klaim Indonesia atas perairan di sekitar dan di antara pulau-pulaunya. Diantaranya
adalah negara-negara Amerika Serikat, Australia, Inggris, Nederland, dan New
25
Zealand. Dan negara yang menyetujui hanyalah Uni soviet dan RRC. Karena
adanya tanggapan negatif tersebut,
maka Indonesia
memutuskan untuk
menangguhkan penerapan konsepsi tersebut dan menunggu hingga diadakannya
Konferensi Jenewa mengenai Hukum Laut Internasiona. Indonesia kemudian
mencoba memperkenalkan dan memperjuangkan konsep ini di dalam konferensi
tersebut.
71. Kapan akhirnya Deklarasi Djuanda dilaksanakan?
Setelah dilakukan masa penundaan pelaksanaannya, maka pada tanggal 18
Februari 1960, pengaturan perairan Indonesia yang ada dalam Deklarasi Djuanda
ditetapkan menjadi Undang-undang No. 4/prp tahun 1960 tentang perairan
Indonesia. Hal ini terjadi sebelum diadakannya Konferensi Hukum Laut
Internasional II di Jenewa yang menandakan terjadinya perubahan besar yang
dibandingkan ketika diadakannya Konferensi Hukum Laut I di Jenewa.
72. Bagaimana asas-asas pokok mengenai konsepsi nusantara yang terdapat
dalam UU No. 4/prp tahun 1960?
Asas-asas pokok konsepsi nusantara yang terkandung dalam Undang-undang
No.4/prp tahun 1960 adalah untuk kesatuan bangsa, integritas wilayah dan
kesatuan ekonominya ditarik garis-garis pangkal lurus yang menghubungkan titiktitik terluar dari pulau-pulau terluar; negara berdaulat atas segala perairan yang
terletak dalam garis-garis pangkal lurus ini, termasuk dasar laut dan tanah di
bawahnya maupun ruang udara di atasnya, dengan segala kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya; jalur laut wilayah (teritorial) selebar 12 mil diukur
terhitung dari garis-garis pangkal lurus ini; hak lintas damai kendaraan air (kapal)
asing melalui perairan nusantara (archipilagic waters) dijamin selama tidak
merugikan
kepentingan
negara
pantai
dan
mengganggu
keamanan
dan
ketertibannya.
26
73. UU No. 4/prp tahun 1960 pada dasarnya merubah cara penetapan laut
wilayah Indonesia. Jelaskan perubahan yang dilakukan dan bagaimana
akibat hukum yang timbul?
Perubahan dalam penetapan laut wilayah adalah dari suatu cara penetapan laut
wilayah selebar 3 mil diukur dari garis pasang surut atau garis air rendah (low
water line) menjadi laut wilayah selebar 12 mil diukur dari garis pangkal lurus
yang ditarik dari ujung ke ujung. Seluruhnya ada 200 titik pangkal yang
dihubungkan oleh 196 buah garis pangkal lurus (straight base line) dengan jumlah
panjang seluruhnya adalah 8069,8 mil. Akibat yang ditimbulkan adalah jalur laut
wilayah Republik Indonesia menjadi melingkari kepulauan Indonesia; perairan
yang terletak pada sebelah dalam garis pangkal berubah statusnya dari laut wilayah
atau laut lepas menjadi perairan pedalaman.
74. Bagaimana lalu lintas damai yang diatur dalam PP No. 8 tahun 1962?
Menurut Peraturan pemerintah No. 8 tahun 1962, lalu lintas damai untuk kapalkapal asing di perairan Indonesia dijamin. Yang dimaksud dengan lalu lintas damai
di sini adalah pelayaran untuk maksud damai yang melintasi batas laut wilayah dan
perairan pedalaman Indonesia dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia dan
sebaliknya, dan dari laut bebas ke laut bebas. Lalu lintas kapal asing dianggap
damai selama tidak bertentangan dengan keamanan, ketertiban umum, kepentingan
dan atau tidak mengganggu perdamaian Negara Republik Indonesia.
75. Bagaimana dengan pengaturan mengenai kapal-kapal jenis khusus yang ingin
melintasi perairan pedalaman Indonesia?
Ketentuan yang mengatur masalah kapal-kapal jenis khusus yakni untuk kapal
penelitian, kapal nelayan dan kapal-kapal perang dan kapal pemerintah bukan
kapal niaga. Untuk penelitian ilmiah oleh kapal asing di perairan Indonesia
27
memerlukan izin dari Presiden Republik Indonesia. Kapal-kapal perang asing yang
hendak melakukan lalu lintas damai melalui perairan Indonesia harus terlebih
dahulu memberitahukannya kepada Menteri/KSAL. Kapal selam dalam lintas
damai harus berlayar di permukaan laut.
76. Bagaimana isi pokok dari dari Pengumuman Pemerintah tentang landas
kontinen Indonesia?
Apabila kita tinjau dari keseluruhan isi Pengumuman Pemerintah tanggal 17
Februari 1969 ini, memuat pokok-pokok pikiran : segala sumber kekayaan alam
yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia adalah milik eksklusif negara
Indonesia; Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landas
kontinen dengan negara tetangga melalui perundingan; jika tidak ada perjanjian
garis batas, maka batas landas kontinen Indonesia adalah suatu garis yang ditarik di
tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan titik terluar wilayah negara
tetangga; Klaim di atas tidak mempengaruhi sifat serta status daripada perairan di
atas landas kontinen Indonesia, maupun ruang udara di atasnya.
77. Bagaimana arti konsepsi wawasan nusantara?
Konsep wawasan nusantara adalah konsepsi mengenai kesatuan wilayah, bangsa
dan negara yang memandang Indonesia sebagai suatu kesatuan yang meliputi tanah
(darat) dan air (laut) secara tidak terpisahkan.
78. Apa perbedaan konsepsi nusantara dengan wawasan nusantara?
Perbedaannya adalah bahwa konsepsi nusantara (archipelago concept) merupakan
konsepsi kewilayahan nasional, sedangkan wawasan nusantara merupakan suatu
wawasan (konsepsi) kesatuan politik daripada bangsa dan negara yang didasarkan
atas konsepsi kewilayahan tersebut. Artinya wawasan nusantara sebagai suatu
28
kesatuan bangsa dan negara ini meliputi segala bidang yakni politik, ekonomi,
kebudayaan dan pertahanan keamanan.
79. Bagaimana pembagian wilayah hukum bila dilihat secara horisontal?
Secara horisontal wilayah hukum dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu perairan
pedalaman, perairan nusantara, laut wilayah dan zona tambahan, zona ekonomi
eksklusif dan laut bebas.
80. Bagaimana pembagian wilayah hukum bila dilihat secara vertikal?
Bila dilihat secara vertikal maka wilayah hukum dapat dibagi menjadi ruang udara
di atas laut, kolom air dan landas kontinen.
29
BAB VI
UNCLOS 1982 TENTANG LAUT WILAYAH DAN ZONA TAMBAHAN
81. Bagaimana yang disebut dengan laut wilayah?
Berdasarkan Pasal 2 Konvensi 1982, kedaulatan suatu negara pantai, selain
wilayah daratan dan perairan pedalamannya, dan dalam hal suatu negara
kepulauan, perairan kepulaunnya, meliputi pula suatu jalur laut yang berbatasan
dengannya yang dinamakan laut teritorial (laut wilayah).
82. Berapa lebar laut wilayah?
Pasal 3 Konvensi 1982 menyebutkan bahwa setiap negara berhak menetapkan
lebar laut wilayahnya hingga suatu batas yang tidak melebihi 12 mil laut, diukur
dari garis pangkal yang ditentukan sesuai dengan konvensi. Dengan demikian jelas
lebar laut wilayah yang sudah disepakati adalah 12 mil, walaupun masih ada
sekitar 12 negara yang mengklaim melebihi dari 12 mil.
83. Bagaimana cara menarik garis pangkal?
Berdasarkan pasal 3 Konvensi Jenewa dan Pasal 5 Konvensi 1982 menyebutkan
bahwa garis pangkal biasa untuk mengukur lebar laut teritorial adalah garis air
rendah sepanjang pantai sebagaimana terlihat pada peta skala besar yang diakui
resmi oleh negara pantai tersebut. Namun cara seperti ini sukar dilaksanakan
karena banyaknya negara-negara yang mempunyai pantai yang berliku-liku dan
pulau yang banyak. Lalu pasal 7 ayat (1) Konvensi 1982 menegaskan bahwa di
tempat-tempat di mana garis pantai menjorok jauh ke dalam dan menikung ke
dalam atau jika terdapat suatu deretan pulau sepanjang pantai di dekatnya, cara
penarikan garis-garis pangkal lurus yang menghubungkan titik-titik yang tepat
digunakan dengan menarik garis pangkal darimana lebar laut wilayah diukur.
Ketentuan lain juga diatur dalam ayat (3-7) Konvensi 1982 yang menyebutkan
30
penarikan garis pangkal lurus tersebut tidak boleh menyimpang terlalu jauh dari
arah umum pantai dan bagian-bagian laut yang terletak di dalam garis pangkal itu
harus cukup dekat ikatannya dengan daratan untuk dapat tunduk pada rezim
perairan pedalaman; garis pangkal lurus tidak boleh ditarik ke dan dari elevasi
surut, kecuali jika di atasnya didirikan mercusuar atau instalasi serupa yang secara
permanen ada di atas permukaan laut atau kecuali dalam hal penarikan garis
pangkal lurus ke dan dari elevasi demikian telah memperoleh pengakuan umum
internasional; sistem penarikan garis pangkal lurus tidak boleh diterapkan oleh
suatu negara dengan cara yang demikian rupa sehingga memotong laut teritorial
negara lain dari laut lepas atau zona ekonomi eksklusif.
84. Apakah yang dimaksud dengan normal baseline dan straight baseline atau
archipelagic baseline?
Normal baseline adalah garis pangkal yang digunakan untuk mengukur lebar laut
teritorial yang sejajar dengan batas terluar laut terluar (outer limit) yang telah ada
sejak lahirnya laut teritorial, yaitu lebar laut teritorial 3 mil (abad 18). Sedangkan
straight baseline atau archipelagic baseline adalah garis pangkal yang digunakan
untuk mengukur lebar laut teritorial yang ditarik dari garis-garis lurus yang
menghubungkan titik-titik tertentu yang berada pada garis pasang surut. Konsep
straight baseline lahir sejak dikenalnya konsep negara kepulauan.
85. Bagaimana pengaturan mengenai delimitasi laut wilayah?
Delimitasi laut wilayah pada Konvensi 1982 sama dengan Konvensi Jenewa 1958.
Perumusan aturan delimitasi tentang laut wilayah dalam Konvensi 1982
menekankan pada prinsip garis tengah (median line) dalam menetapkan garis batas
laut wilayah kecuali ada alasan hak historis atau keadaan lain. Dalam hal pantai
negara tersebut letaknya berhadapan atau berdampingan dengan negara lain,
kecuali ada persetujuan yang sebaliknya, garis batas laut wilayah antara kedua
31
negara adalah garis tengah yang titik-titiknya sama jaraknya dari titik-titik terdekat
pada garis pangkal dari mana lebar laut wilayah masing-masing negara diukur.
Ketentuan ini tidak berlaku bila ada alasan historis atau keadaan khusus lainnya
yang menyebabkan perlunya menetapkan batas laut wilayah antara kedua negara.
86. Apa saja wewenang negara pantai di laut wilayah?
Dalam Pasal 2 ayat (2) Konvensi 1982 menyebutkan bahwa kedaulatan suatu
negara pantai meliputi ruang udara di atas laut wilayah serta dasar laut dan lapisan
tanah di bawahnya. Artinya negara pantai memiliki kedaulatan penuh terhadap laut
wilayah, udara dan tanah di bawahnya. Selain itu ditentukan juga dalam Pasal 25
mengani wewenang lain yang dimiliki negara pantai di laut wilayah yaitu
mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam laut wilayahnya untuk
mencegah lintas yang tidak damai; mempunyai hak untuk mengambil langkahlangkah yang diperlukan utnuk mencegah pelanggaran apapun terhadap
persyaratan yang telah ditentukan bagi masuknya kapal ke perairan pedalaman atau
untuk melakukan persinggahan di pelabuhan; menangguhkan sementara bagian
tertentu laut wilayahnya bagi lintas damai kapal asing apabila penangguhan
tersebut sangat diperlukan untuk perlindungan keamanannya. Ada juga wewenang
untuk melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap kapal-kapal asing dan
pengawasan di bidang bea dan cukai.
87. Jelaskan hak lintas damai menurut Konvensi 1982!
Hak lintas damai diatur dalam Pasal 19 ayat (1) yang berbunyi lintas adalah damai
sepanjang tidak merugikan bagi perdamaian, ketertiban atau keamanan negara
pantai. Lintas tersebut harus dilakukan sesuai dengan Konvensi dan peraturan
internasional lainnya. Dan untuk kapal selam dan kenderaan bawah air lainnya
diharuskan melakukan navigasi di atas permukaan air dan mengibarkan
benderanya, diatur pada pasal 20 Konvensi 1982.
32
88. Bagaimana yurisdiksi kriminal negara pantai terhadap kapal asing?
Yurisdiksi kriminal negara pantai tidak dapat dilaksanakan di atas kapal asing yang
melintasi laut wilayah kecuali akibat kejahatan itu dirasakan di negara pantai;
kejahatan itu termasuk jenis yang mengganggu kedamaian negara tersebut atau
ketertiban laut wilayah; apabila telah meminta bantuan penguasa setempat oleh
nakhoda kapal atau oleh wakil diplomatik atau pejabat konsuler negara bendera
kapal; tindakan tersebut diperlukan untuk menumpas perdagangan gelap narkotika
atau bahan psychotropi. Dan untuk kejahatan yang dilakukan sebelum memasuki
laut wilayah, maka negara pantai tidak boleh mengambil tindakan apapun.
89. Jelaskan dua konsep tentang kedaulatan yang dimiliki oleh negara pantai!
Dua konsep yang membagi kedaulatan negara pantai adalah konsep teritorialist dan
patrimonialist. Konsep teritorialist adalah konsep yang menginginkan supaya
kekuasaan negara pantai diberikan sampai 200 mil dari pantai dengan kedaulatan
yang sama dengan teritorial (laut wilayah). Konsep ini diajukan oleh Peru,
Equador, Brazil (Negara-negara Amerika Latin). Sedangkan konsep patrimonialist
adalah konsep yang menginginkan supaya diberi hak-hak berdaulat atau souvereign
rights atas kekayaan alam di air, dasar laut, dan tanah di bawahnya, ditambah
dengan continental shelf, sejauh 200 mil dari garis pangkal yang digunakan utnuk
mengukur lebar laut wilayah.
90. Jelaskan mengenai konsep fishing zone!
Konsep fishing zone adalah konsep yang menginginkan negara pantai berdaulat
atas jalur perikanan di luar laut teritorial sejauh 200 mil. Konsep ini hanya
menginginkan hak-hak berdaulat atas perikanan saja dan konsep ini diajukan oleh
negara-negara yang telah maju teknologi perikanannya.
33
91. Jelaskan mengenai hak untuk menangkap ikan di laut wilayah!
Hak menangkap ikan di laut wilayah ditentukan oleh engara pantai sendiri. Ada
negara pantai yang hanya memberikan hak khusus menangkap ikan kepada
warganegaranya. Ada juga negara yang memberikan special favour kepada warga
negaranya tanpa melarang orang-orang asing menangkap ikan di laut wilayahnya.
Dan ada juga negara yang memberikan pada semua orang untuk menangkap ikan
dengan syarat timbal balik.
92. Apakah yang disebut dengan zona tambahan?
Zona tambahan adalah zona transisi antara laut lepas dengan laut wilayah. Zona ini
baru saja dikenal dalam hukum laut internasional yang berfungsi utnuk mengurangi
perbedaan antara laut wilayah yang tunduk seluruhnya kepada kedaulatan negara
pantai dan laut lepas yang memiliki rezim kebebasan. Hukum Internasional
menerima wewenang tertentu negara pantai di zona laut yang langsung terletak di
sebelah luar laut wilayah.
93. Bagaimana wewenang negara pantai di zona tambahan?
Menurut Pasal 33 ayat (2) Konvensi 1982, zona tambahan tidak dapat melebihi dari
24 mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut wilayah diukur. Karena lebar
laut wilayah sudah ditentukan sebesar 12 mil, maka dengan sendirinya lebar zona
tambahan adalah 24 mil. Pasal 3 Konvensi meneybutkan mengenai wewenang
negara pantai yang dapat dilaksanakan di zona tambahan adalah pengawasanpengawasan yang diperlukan utnuk mencegah pelanggaran peraturan perundangundangan bea cukai, fiskal, imigrasi, di dalam wilayah atau laut teritorialnya.
Namun demikian, hingga saat ini Indonesia belum mengumumkan jalur untuk zona
tambahan.
34
BAB VII
UNCLOS 1982 TENTANG ZEE
94. Apakah yang dimaksud dengan zona ekonomi eksklusif?
Suatu zona yang mempunyai rezim hukum yang merupakan kedaulatan tetap atas
semua sumber biologis dan mineral milik negara-negara pantai. Eksploitasi atas
zona tersebut tidak akan mengganggu penggunaan laut secara sah yang berarti
pengakuan yang tetap terhadap pelayaran, penerbangan, dan pemasangan kabel dan
pipa laut di zona laut tersebut. Zona ini merupakan zona atau area selebar 200 mil
dari garis pangkal yang digunakan untuk mengukur lebar laut teritorial atas
kekayaan alam yang ada di air, dasar laut dan tanah dibawahnya. Dari istilahnya
dapat dilihat, zona artinya jalur laut sejauh 200 mil laut dari garis pangkal yang
digunakan untuk mengukur lebar laut teritorial, walaupun sebenarnya ZEE itu
diukur dari batas terluar laut wilayah hanya sejauh 188 mil. Ekonomi artinya pada
jalur itu terdapat kekayaan alam yang diberikan pada negara pantai untuk
kemakmuran kehidupan bangsanya. Kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
adalah kekayaan ikan-ikan, binatang laut, dan tumbuhan laut, bahan-bahan
tambang, dan pembagkit tenaga di lautan (gelombang laut dan arus laut).
Sedangkan pengertian Eksklusif adalah negar-negara lain tidak boleh mengambil
kekayaan alam di laut negara yang bersangkutan, kecuali ada izin resmi dari negara
yang bersangkutan. Larangan ini hanya berlaku terhadap kekayaan alamnya saja,
tidak termasuk jalur lautnya.
95. Berapa lebar zona ekonomi eksklusif?
Lebar zona ekonomi eksklusif yang ditentukan dalam Konvensi Pasal 57 adalah
200 mil atau 370,4 km. Semenjak dikemukakan zona ini, ukuran 200 mil dari garis
pangkal tetap dijadikan pegangan. Jadi lebar seluruhnya adalah jika lebar laut
35
wilayah 12 mil, maka lebar zona ekonomi eksklusif adalah 200 mil dikurangi
dengan 12 mil, yang berarti 188 mil. Hak-hak negara pantai atas zona ekonomi
eksklusif hanya terhadap eksploitasi sumber-sumber kekayaan yang terdapat di
daerah laut tersebut.
96. Apa saja wewenang negara pantai di zona ekonomi eksklusif?
Pasal 56 Konvensi menyebutkan wewenang negara pantai untuk keperluan
eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan alam baik
hayati maupun nonhayati, dari perairan di atas dasar laut dan dari dasar laut dan
tanah di bawahnya dan berkenaan dengan kegiatan lain untuk keperluan eksplorasi
dan eksploitasi ekonomi zona tersebut. Selain itu, negara-negara pantai juga
memiliki wewenang untuk mengambil tindakan-tindakan yang dianggap perlu
seperti pemeriksaan, penangkapan ikan-ikan maupun melakukan proses peradilan
terhadap kapal-kapal yang melanggar ketentuan-ketentuan yang dibuat negara
pantai.
97. Bagaimana pengaturan delimitasi di zona ekonomi eksklusif?
Karena zona ekonomi eksklusif masih merupakan konsep baru, maka dalam
penerapannya membuat negara-negara yang berhadapan atau berdampingan yang
jaraknya kurang dari 200 mil harus melakukan suatu delimitasi ZEE. Delimitasi ini
dilakukan sama halnya dengan konsep delimitasi pada laut wilayah, yaitu membagi
laut menjadi dua bagian yang sama besar.
36
BAB VIII
UNCLOS 1982 TENTANG LANDAS KONTINEN
98. Jelaskan mengenai landas kontinen dalam UNCLOS 1982?
Landas kontinen merupakan perpanjangan alamiah wilayah daratannya hingga
pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal
dari mana lebar laut wilayah diukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak
mencapai jarak tersebut. Jadi berdasarkan ketentuan Pasal 76 Konvensi tahun
1982, lebar landas kontinen terbagi dua, yaitu: untuk negara-negara yang pinggiran
luar tepi kontinennya kurang dari 200 mil, lebar landas kontinen negara tersebut
diperbolehkan sejauh 200 mil dari pantai; untuk negara-negara yang pinggiran luar
tepi kontinennya lebih lebar dari 200 mil dari garis pangkal dapat memperoleh
landas kontinen sejauh pinggiran luar tepi kontinen tersebut. Batas luar landasan
kontinen tidak akan melebihi 350 mil laut dari garis pangkal atau tidak boleh
melebihi 100 mil laut dari garis batas kedalaman (isobath) 2.500 meter. Jadi batasbatas terluar landas kontinen menurut Konvensi 1982 adalah tepi terluar dari tepian
kontinen apabila tepi terluarnya lebih dari 200 mil, sedangkan bila tepi terluar
kontinen tidak mencapai 200 mil, maka lebar landas kontinen adalah 200 mil laut
diukur dari garis pangkal yang digunakan untuk mengukur lebar laut wilayah.
99. Bagaimana kaitan antara Konsep ZEE dengan Landas Kontinen?
Kaitan antara konsep zona ekonomi eksklusif dengan konsep landas kontinen
adalah konsep landas kontinen menghimpit dan melenyapkan konsep ZEE. Kalau
pada ZEE wewenang hanya terhadap kekayaan alam di air, dasar laut dan tanah di
bawahnya hanya sejauh 200 mil, maka pada konsep landas kontinen masih
dimungkinkan melebihi 200 mil, apabila tepi terluar kontinen lebih dair 200 mil
atau mencapai outer edge of the continental margin.
37
100. Apa saja wewenang negara pantai di landas kontinen?
Kewenangan utama negara pantai di landas kontinen adalah untuk mengeksploitasi
dan mengeksplorasi sumber-sumber alamnya. Selain itu, untuk mengatur
pelaksanaan eksplorasi dan eksploitasi dengan membangun instalasi-instalasi,
kapal-kapal serta alat lainnya baik di landas kontinen maupun di atasnya. Negara
pantai juga dapat menetapkan suatu zona keselamatan yang luasnya tidak melebihi
500 meter sekeliling instalasi atau bangunan yang diukur dari setiap titik terluar
bangunan tersebut yang berguna untuk melindungi keselamatan alat-alat dan para
pekerja. Dalam melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi juga harus
diperhatikan dan dilindungi juga kepentinga-kepentingan pertahanan dan
keamanan nasional, perhubungan, telekomunikasi, perikanan, penyelidikan
oceanografi dan cagar alam.
101. Bagaimana delimitasi landas kontinen?
Untuk masalah delimitasi diatur dalam Pasal 83 Konvensi. Ketentuan mengenai
delimitasi landas kontinen yang berhadapan atau berdampingan seharusnya
diselesaikan melalui perjanjian batas maritim antara kedua belah pihak.
38
BAB IX
UNCLOS 1982 TENTANG LAUT LEPAS
102. Bagaimanakah prinsip kebebasan di laut lepas?
Pasal 87 Konvensi menentukan bahwa kebebasan di alut lepas berarti bahwa laut
lepas dapat digunakan oleh negara manapun. Berdasarkan prinsip ini maka
semua
negara,
baik
yang
berpantai
ataupun
tidak
berpantai,
dapat
mempergunakan laut lepas dengan syarat mematuhi ketentuan-ketentuan
Konvensi dan hukum internasional lainnya. Kebebasan tersebut terdiri dari
kebebasan berlayar, kebebasan penerbangan dan kebebasan untuk memasang
kabel dan pipa di bawah laut, kebebasan untuk membangun pulau buatan dan
instalasi-instalasi lainnya yang diperbolehkan, kebebasan menangkap ikan
dengan tunduk pada persyaratan tertentu, dan kebebasan riset ilmiah.
103. Bagaimana status hukum kapal perang dan apa yang dimaksud dengan
kapal perang?
Status hukum kapal perang di laut lepas didasarkan pada prinsip tunduknya
kapal-kapal pada wewenang eksklusif negara bendera. Artinya tiap-tiap kapal
harus mempunyai kebangsaan suatu negara, yang merupakan syarat agar kapalkapal itu dapat memakai bendera-bendera negara tersebut. Sedangkan yang
termasuk kapal perang adalah kapal yang dimiliki oleh angkatan bersenjata suatu
negara yang memakai tanda-tanda luar yang menunjukkan ciri khusus
kebangsaan kapal tersebut di bawah komando seorang perwira yang diangkat
untuk itu oleh pemerintah negaranya dan yang namanya terdapat dalam daftar
dinas militer atau daftar serupa dan yang diawaki oleh awak kapal yang tunduk
pada disiplin angkatan bersenjata reguler. Termasuk di dalamnya kapal-kapal
39
selam, kapal-kapal lain yang bertugas di kesatuan Angkatan Laut, kapal ranjau
laut, kapal penarik, kapal transport militer.
104. Apa saja yang termasuk kapal-kapal publik non militer?
Adapun yang termasuk kapal-kapal publik non militer adalah kapal logistik
pemerintah, kapal riset ilmiah, meteorologi, kapal-kapal pengawasan pantai dan
lainnya. Ada juga kapal yang disewa oleh pemerintah, walaupun bukan kapal
publik tetapi ketika disewa oleh pemerintah, maka kapal tersebut menjadi kapal
publik.
105. Bagaimana pengawasan di laut lepas?
Ada dua jenis pengawasan di laut lepas yaitu pengawasan umum dan
pengawasan khusus. Pengawasan umum terdiri dari pengawasan biasa, inspeksi
dan bahkan tindakan kekerasan yang bertujuan untuk menjamin keamanan
umum lalu lintas laut. Sedangkan yang termasuk pengawasan khusus adalah
pengawasan terhadap perdagangan budak belian, pemberantasan bajak laut,
pengawasan penangkapan ikan, pengawasan untuk melindungi kabel-kabel dan
pipa bawah laut, pemberantasan pencemaran laut dan pengawasan untuk
kepentingan sendiri negara-negara.
106. Jelaskan mengenai pengejaran seketika di laut lepas!
Hak ini menentukan bahwa suatu negara di laut lepas dapat mengejar,
menangkap dan membawa ke pelabuhannya suatu kapal swasta asing yang telah
melakukan suatu perbuatan melanggar hukum di laut wilayah atau di perairan
pedalamannya. Syaratnya adalah pengejaran tersebut harus dilakukan secara
terus menerus dan tak boleh berhenti. Pengejaran harus dihentikan ketika kapal
yang dikejar memasuki laut wilayahnya atau laut wilayah negara lain.
Pengejaran dapat dilakukan baik dari perairan pedalaman, perairan kepulauan,
40
laut wilayah atau zona tambahan. Hak ini hanya dapat dilakukan oleh kapal
perang atau pesawat militer atau kapal lain atau pesawat terbang yang sedang
menjalankan tugas pemerintahan khusus diberi wewenang untuk melakukan hal
tersebut.
107. Bagaimana syarat pelaksanaan hak pengejaran seketika?
Pelaksanaan hot pursuit itu haruslah dimulai dari perairan pedalaman, laut
wilayah atau zona tambahan negara pantai setelah perintah berhenti tidak
dihiraukan; harus terus menerus dan tidak terputus; hot pursui dihentikan setelah
kapal asing dikejar memasuki laut wilayah negaranya tau negara ketiga; dan
pengejaran yang dimulai dari zona tambahan hanya berlaku terhadap
pelanggaran mengenai masalah bea cukai, keuangan, imigrasi dan karantina
(kesehatan).
108. Bagaimana pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam hayati di laut
lepas?
Semua negara mempunyai hak menangkap ikan di laut lepas dengan
memperhatikan perjanjian-perjanjian yang berlaku dari negara-negara pantai
mengenai jenis-jenis ikan tertentu; semua negara wajib melakukan usaha dan
bekerja sama di dalam melaksanakan pelestarian alam hayati di laut lepas; untuk
tindakan pelestarian ini dianjurkan untuk melaksanakan kerjasama regional
dengan negara pantai; dan untuk menentukan jumlah ikan yang boleh ditangkap
dan tindakan pelestarian lain yang harus mempertimbangkan data-data ilmiah
untuk memelihara populasi jenis tertentu, tanpa mengganggu faktor ekonomi,
ada kewajiban untuk memberikan data informasi ilmiah, statistik dan hasil
penangkapan ikan, serta tidak ada diskriminasi terhadap setiap nelayan dari
negara manapun asalanya; negara pantai juga berkewajiban membuat aturan-
41
aturan guna mencegah pencemaran laut di laut lepas akibat tumpahan bahan
minyak, radioaktif, dan bahan berbahaya lainnya.
42
BAB X
KONSEPSI NEGARA KEPULAUAN
109. Apakah yang dimaksud dengan laut wilayah di dalam konsepsi negara
kepulauan Republik Indonesia?
Menurut konsepsi negara kepulauan yang dimaksud dengan laut wilayah
Indonesia adalah lajur laut selebar 12 mil laut yang garis luarnya diukur tegak
lurus atas garis dasar atau titik pada garis dasar yang terdiri dari garis-garis lurus
yang menghubungkan titik-titik terluar pada garis air rendah dari pada pulaupulau atau bagian pulau-pulau yang terluar dalam wilayah Indonesia dengan
ketentuan bahwa jika ada selat yang lebarnya tidak melebihi 24 mil laut dan
negara Indonesia tidak merupakan satu-satunya negara tepi, garis batas laut
wilayah Indonesia ditarik pada tengah selat.
110. Apa saja yang dimaksud dengan Perairan Indonesia?
Perairan Indonesia terdiri dari laut wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman
Indonesia. Perairan pedalaman Indonesia ialah semua perairan yang terletak pada
sisi dalam dari garis dasar.
111. Bagaimana cara menentukan garis pangkal menurut konsep negara
kepulauan (straight baselines from point to point)?
Garis pangkal yang digunakan untuk mengukur lebar laut wilayah yang ditarik
dari garis-garis lurus yang menghubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau
terluar, sehingga seluruh kepulauan Indonesia berada dalam satu kesatuan yang
utuh.
43
112. Bagaimana lebar laut wilayah Republik Indonesia dengan adanya
penarikan garis pangkal lurus dari titik ke titik?
Semua titik-titik terluar yang menghubungkan seluruh kepulauan Indonesia
berjumlah 200 dengan 196 garis lurus dan garis yang terpanjang terdapat pada
nomor 60, lintang 02-38,5 U bujur 128-33,5 T dengan jarak 122,7 mil di Tanjung
Sopi. Jumlah panjang seluruh garis pangkal lurus tersebut adalah 8069,8 mil laut.
Penarikan garis pangkal ini menjadikan pulau-pulau Indonesia yang berjumlah
17.508 suatu kesatuan yang kompak dari segi hukum.
113. Apakah yang dimaksud dengan perairan pedalaman menurut undangundang No. 4 Prp. 1960 dan apa perbedaannya dengan konsep Konvensi
1982?
Menurut ketentuan pasal 1 ayat (3) UU. No. 4 Prp. 1960, perairan pedalaman
Indonesia ialah semua perairan yang terletak pada sisi dalam dari garis dasar
yang terdiri dari teluk, selat, dan anak laut. Sedangkan menurut Konvensi 1982
pasal 8-11, perairan pedalaman meliputi seluruh muara sungai ke arah daratan
dari garis dasar lurus yang menghubungkan kedua titik pada garis air rendah di
tepi kiri dan kanan mulutnya; seluruh teluk ke arah daratan dari garis penutup
yang menghubungkan dua titik pada garis air rendah tepi mulutnya; dan seluruh
perairan pelabuhan.
114. Jelaskan pengaturan hak lintas damai menurut konsepsi negara kepulauan!
Menurut konsep negara kepulauan yang dimaksud dengan hak lintas damai
adalah semua pelayaran dari laut lepas ke suatu pelabuhan Indonesia; semua
pelayaran dari suatu pelabuhan Indonesia menuju laut lepas untuk tujuan-tujuan
damai; dan semua pelayaran dari dan ke laut lepas dengan melintasi perairan
Indonesia. Semua pelayaran ini harus dilakukan tanpa berhenti dan membuang
44
sauh serta mondar-mandir tanpa alasan yang sah di perairan Indonesia atau di
laut bebas yang berdekatan, kecuali kalau diperlukan untuk kepentingan
pelayaran yang normal atau karena keadaan memaksa. Yang dimaksud dengan
istilah berdekatan adalah sejauh seratus mil laut dari perairan Indonesia.
115. Dalam hal apa saja hak lintas damai tidak berlaku di perairan pedalaman
Indonesia?
Lintas damai tidak berlaku untuk teluk, anak laut, dan muara sungai yang lebar
mulutnya kurang dari 24 mil laut. Untuk menjaga kedaulatan dan keselamatan
negara Republik Indonesia, Presiden berhak melarang sementara waktu lintas
damai di bagian-bagian tertentu dari perairan Indonesia, yang diberitahukan
melalui pengumuman terlebih dahulu.
116. Apakah perbedaan hak lintas damai di perairan pedalaman dengan hak
lintas damai di laut wilayah?
Hak lintas damai di perairan pedalaman Indonesia terbuka bagi kenderaan asing.
Hal ini merupakan jaminan bahwa perairan pedalaman terbuka bagi lalu lintas
damai kapal-kapal asing perlu diadakan, mengingat pentingnya lalu lintas kapal
di perairan pedalaman bagi kita sendiri dan masyarakat internasional. Berbeda
dengan lintas damai di laut wilayah yang memang sudah ditegaskan dalam
Konvensi dan diakui oleh hukum internasional, lintas damai di perairan
pedalaman merupakan kelonggaran yang dengan sengaja diberikan oleh
Indonesia. Artinya, kalau Indonesia ingin mencabut hak lintas damai di perairan
pedalaman Indonesia, masih dimungkinkan berdasarkan Konvensi 1982.
45
117. Bagaimana pengaturan mengenai lintas damai bagi kapal perang dan kapal
pemerintah bukan kapal niaga asing di laut wilayah atau perairan
Indonesia?
Ketentuan yang diatur mengenai lintas damai bagi kapal perang dan kapal
pemerintah bukan kapal niaga asing adalah sebelum mengadakan lintas damai
dalam laut wilayah atau perairan Indonesia, kapal perang dan kapal pemerintah
bukan kapal niaga asing harus memberitahukan terlebih dahulu (notification)
kepada Menhankam atau Pangab, kecuali kalau lintas itu melalui alur-alur yang
telah atau akan ditentukan oleh Menhankam atau Pangab; pada waktu melintasi
perairan Indonesia, kapal selam asing harus berlayar di permukaan air; lalu lintas
kapal perang dan kapal pemerintah bukan kapal niaga asing di luar alur-alur
dimaksud yang tanpa pemberitahuan, termasuk kapal-kapal selam asing yang
tidak berlayar di permukaan air pada waktu melintasi perairan Indonesia,
dianggap tidak damai dan karena itu dapat diwajibkan untuk segera
meninggalkan perairan Indonesia.
118. Jelaskan jenis izin yang diberikan kepada kenderaan air asing di perairan
Indonesia!
Untuk semua kegiatan kenderaan air asing dalam wilayah perairan Indonesia,
diberikan dua macam izin yaitu sailing permit dan security clearance. Sailing
permit adalah izin berlayar untuk kenderaan air sipil asing yang dikeluarkan
oleh Menteri Perhubungan, sedangkan Security Clearance adalah izin berlayar
untuk kenderaan air militer atau perang asing yang dikeluarkan melalui Menteri
Pertahanan dan Keamanan atau Pangab. Semua kenderaan air sipil asing hanya
memerlukan sailing permit, kecuali yang khusus untuk tujuan survei hydrografi
atau kegiatan-kegiatan dalam perairan Indonesia yang mempunyai pengaruh
46
terhadap segi keamanan, dan atau akan melalui daerah tertutup, harus memiliki
sailing permit dan security clearance.
119. Bagaimana hak lintas transit dalam konsep negara kepulauan?
Dalam Pasal 42 Konvensi dsebutkan mengenai hak lintas transit mengizinkan
negara-negara yang dipisahkan selat untuk membuat perundang-undangan
mengenai lintas transit melalui selat-selat bertalian dengan keselamatan
pelayaran, pencegahan polusi, pengaturan penangkapan ikan, dan lainnya.
120. Jelaskan penentuan batas perairan pedalaman menurut konsep negara
kepulauan!
Sesuai Pasal 50 Konvensi 1982, negara kepulauan dapat menarik garis-garis
penutup untuk menetapkan perairan pedalaman. Untuk Indonesia ditetapkan
bahwa laut pedalaman sebagai laut yang terletak pada sisi darat dari garis
penutup, pada sisi laut dari garis air terendah.
121. Bagaimana zona ekonomi eksklusif di dalam konsep negara kepulauan?
Zona Ekonomi Eksklusif adalah suatu jalur di luar dan berbatasan dengan laut
wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang yang
berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya
dan air di atasnya dengan batas terluar 200 mil laut diukur dari garis pangkal laut
wilayah Indonesia. Pasal 62 Konvensi menyebutkan bahwa negara kepulauan
harus memberitahukan mengenai pembangunan dan letak pulau-pulau buatan,
instalasi-instalasi dan bangunan-bangunan lainnya di ZEE. Konsep ZEE lainnya
sama dengan konsep terhadap negara pantai lainnya, yaitu wewenang untuk
mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan alam di air, dasar laut, dan tanah
di bawahnya sejauh 200 mil laut.
47
122. Bagaimana pengaturan mengenai delimitasi ZEE dalam konsep negara
kepulauan Indonesia?
Indonesia sebagai negara kepulauan berpendirian bahwa batas ZEE tidak perlu
sama dengan batas landas kontinen. Apabila ZEE Indonesia tumpang tindih
dengan
ZEE
negara-negara
yang
pantainya
saling
berhadapan
atau
berdampingan dengan pantai Indonesia, maka batas ZEE antara Indonesia dan
negara-negara tersebut ditetapkan dengan persetujuan antara Republik Indonesia
dengan negara yang bersangkutan. Selama persetujuan belum ada dan tidak
terdapat keadaan-keadaan khusus yang perlu dipertimbangkan, maka batas ZEE
antara Indonesia dan negara tersebut adalah garis tengah atau garis sama jarak
(median line) antara garis-garis pangkal laut wilayah atau titik-titik terluar
negara tersebut.
123. Bagaimana pengaturan mengenai hak-hak berdaulat dan yurisdiksi yang
dimiliki Indonesia di ZEE?
Dalam ZEE, Indonesia mempunyai dan melaksanakan hak-hak berdaulta utnuk
melakukan eksplorasi dan eksploitasi, pengelolaan dan konservasi sumber daya
alam hayati dan non-hayati dari dasar laut dan tanah di bawahnya serta air di
atasnya dan kegiatan-kegiatan lainnya untuk eksplorasi dan eksploitasi ekonomis
daerah tersebut, seperti pembangkit tenaga listrik dari air, arus dan angin.
Adapun yurisdiksi Indonesia adalah berhubungan dengan pembuatan dan
penggunaan pulau-pulau buatan, instalasi-instalasi dan bangunan-bangunan
lainnya; untuk penelitian ilmiah mengenai kelautan; dan perlindungan dan
pelestarian lingkungan laut.
48
124. Jelaskan mengenai landas kontinen di negara kepulauan Indonesia!
Hak-hak Republik Indonesia atas landas kontienn berdasarkan ketentuan UU No.
1 Tahun 1973 meliputi penguasaan penuh dan hak eksklusif atas kekayaan alam
serta pemilikannya ada pada negara; eksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber
kekayaan alam dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Indonesia yang berlaku di bidangnya masing-masing; penyelenggaraan
penyelidikan ilmiah dilakukan dengan peraturan dan seizin pemerintah
Indonesia; pembangunan, perlindungan dan penggunaan instalasi, kapal dan alatalat lainnya untuk melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi dilakukan dengan
peraturan dan seizin pemerintah Indonesia; menetapkan masalah pencegahan dan
penanggulangan
masalah
pencemaran;
ekplorasi
dan
eksploitasi
harus
mempertimbangkan segi-segi pertahanan dan keamanan nasional; apabila
terdapat perselisihan akan diselesaikan dengan peraturan yang berlaku.
125. Bagaimana
implikasi
pemisahan
Timor
Timur
terhadap
perairan
Indonesia?
Pemisahan Timor Timur dari wilayah Republik Indonesia akan mengakibatkan
terjadinya perubahan konfigurasi kepulauan Indonesia dan untuk itu perlu
dilakukan perubahan-perubahan yang berkaitan dengan hukum laut Indonesia.
Adapun penyesuaian tersebut diantaranya mengenai titik dasar untuk garis
pangkal, dimana dulunya Timor Timur dijadikan sebagai titik-titik dasar untuk
garis pangkal kepulauan. Penyesuaian lainnya adalah alur-alur laut kepulauan
yang diantaranya melewati perairan Timor, dan juga perlunya penyesuaianpenyesuaian perjanjian internasional yaitu perjanjian antara Republik Indonesia
dengan Australia dalam bidang Timor GAP 1989 dan tentang batas tertentu
landas kontinen dan ZEE.
49
BAB XI
PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
126. Jelaskan mengenai pengaturan mengenai perlindungan dan pelestarian
lingkungan hidup di dalam UNCLOS 1982!
Di dalam Konvensi 1982 diatur mengenai perlindungan dan pelestarian
lingkungan hidup pada Bab XII tentang perlindungan dan pelestarian lingkungan
laut; Pada Bab III tentang penggunaan selat untuk navigasi internasional yang
mewajibkan kepada negara yang berbatasan dengan selat untuk membuat aturanaturan yang berhubungan dengan penggunaan selat dan harus memuat masalah
pencegahan, pengurangan dan pengawasan terhadap polusi dari bahan minyak,
sisa-sisa minyak dan pembuangan-pembuangan kapal; Bab IV tentang Negara
Kepulauan yang mengatur tentang hak dan wewenang negara kepulauan untuk
membuat peraturan mengenai perlindungan dan pelestarian lingkungan laut,
khususnya di alur-alur nusantara; Bab II tentang Laut Wilayah yang mengatur
tentang hak dan wewenang negara pantai utnuk membuat peraturan mengenai
hak lintas damai yang berkaitan dengan perlindungan dan pelestarian lingkungan
laut negara pantai; Bab V tentang ZEE yang mengatur mengenai yurisdiksi
negara pantai dibidang pelestarian lingkungan laut di ZEE.
127. Bagaimana perlindungan yang diberikan terhadap lingkungan laut di laut
wilayah, dan perairan negara kepulauan?
Terhadap pencemaran lingkungan laut di laut wilayah dan perairan negara
kepulauan ditentukan bahwa negara-negara harus menciptakan ketentuan dan
patokan internasional dari pencegahan, pengurangan dan pengaturan polusi
lingkungan laut dari kapal; negara-negara harus menciptakan peraturan dan
ketentuan untuk pencegahan, pengurangan dan pengaturan pencemaran
50
lingkungan laut dari kapal yang menggunakan bendera registrasinya; negaranegara pantai dapat melaksanakan kedaulatannya dalam batas-batas wilayahnya.
128. Bagaimana perlindungan yang diberikan kepada lingkungan laut di ZEE
dan Landas Kontinen?
Negara pantai mempunyai hak untuk membuat peraturan dan mengambil
tindakan yang berhubungan dengan polusi yang diakibatkan oleh kegiatan di
dasar laut; peraturan mengenai tindakan-tindakan yang berhubungan dengan
“dumping”; membuat peraturan mengenai tindakan yang berhubungan dengan
polusi dari kapal dalam ZEE. Untuk instalasi-instalasi dan kapal-kapal yang
melanggar ketentuan tersebut dapat dituntut dalam pengadilan setempat.
129. Bagaimana perlindungan yang diberikan kepada lingkungan laut di laut
lepas?
Setiap negara pantai berhak untuk membuat peraturan mengenai pencegahan,
pengurangan dan pengaturan polusi terhadap lingkungan laut yang disebabkan
oleh “dumping” di laut lepas; pencegahan, pengurangan dan pengaturan polusi
terhadap lingkungan laut yang disebabkan oleh “vessels” dalam laut lepas.
130. Jelaskan perlindungan terhadap lingkungan laut dari kegiatan di areal
laut!
Negara-negara harus menetapkan peraturan dan ketentuan perundang-undangan
untuk mencegah, mengurangi dan pengawasan terhadap pencemaran lingkungan
laut dari semua kegiatan yang berhubungan dengan eksplorasi dan eksploitasi di
area. Pelaksanaan dari ketentuan perundang-undangan tersebut harus dilakukan
oleh negara-negara bendera atau negara dimana kapal-kapal itu terdaftar,
instalasi-instalasi, bangunan-bangunan serta alat-alat lainnya yang dipergunakan
dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi daripada the area tersebut.
51
131. Apa yang ditentukan dalam The International Convention for the Prevention
of Pollution of the Sea by Oil?
Konvensi ini berusaha untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang
diakibatkan oleh pengotoran laut oleh minyak melalui tindakan-tindakan yang
bertujuan mencegah sejauh mungkin pengotoran dengan jalan menyususn
ketentuan yang mengatur pembuangan minyak dari kapal; mengadakan
pemasangan alat-alat kapal yang mencegah pembuangan minyak kotor dari
kapal; menyediakan tempat-tempat pembuangan minyak di pelabuhanpelabuhan, terminal minyak atau tempat reparasi kapal; dan menetapkan daerahdaerah laut yang dinyatakan sebagai daerah terlarang untuk pembuangan
minyak.
132. Apa yang ditentukan dalam International Convention in the Establishment of
an International Fund for Compensation of Oil Pollution Damage?
Konvensi ini bertujuan untuk menciptakan suatu pola pemberian ganti rugi yang
akan menyediakan pembayaran ganti rugi kepada korban di satu pihak dan
pembebasan pemilik kapal dari beban keuangan yang diakibatkan oleh Civil
Liability Convention 1969.
52
BAB XII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN SENGKETA LAUT
133. Bagaimana ketentuan atau prosedur penyelesaian sengketa menurut
Konvensi 1982?
Menurut Konvensi 1982, untuk menyelesaikan sebuah sengketa hukum laut
diarahkan kepada penerapan prosedur memaksa (compulsori procedures).
Konvensi mengharuskan negara-negara pihak untuk menyelesaikan sengketanya
melalui mekanisme yang telah diatur oleh Konvensi. Para pihak diberikan
kebebasan yang luas untuk memilih prosedur yang diinginkan sepanjang
disepakati bersama. Prosedur ini diatur dalam Pasal 33 Piagam PBB, yaitu
mekanisme regional atau bilateral, atau melalui perjanjian bilateral.
134. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan melalui jalur perjanjian, jalan
mana yang harus ditempuh oleh para pihak yang bersengketa?
Jika jalur prosedur yang telah ditentukan dalam Pasal 33 Piagam PBB tersebut
tidak memberikan penyelesaian, maka para pihak wajib menetapkan segera cara
penyelesaian yang disepakati. Jika masih tidak terdapat penyelesaian maka para
pihak diharuskan menjalani prosedur konsiliasi yang diatur dalam lampiran IV
Konvensi 1982. Jika semua prosedur di atas tidak juga menghasilkan keputusan,
maka sengketa tersebut harus diajukan ke salah satu badan peradilan yang
disediakan oleh Konvensi yaitu Tribunal Internasional untuk Hukum Laut,
Mahkamah Internasional, Tribunal Arbitrase, dan Tribunal Arbitrasi Khusus.
135. Bagaimana ketentuan terhadap pihak yang merupakan organisasi
internasional?
Untuk suatu organisasi internasional yang menjadi pihak dalam sengketa tersebut
dapat memilih badan-badan peradilan di atas, kecuali Mahkamah Internasional.
53
Karena Mahkamah Internasional menurut statutanya hanya memiliki jurisdiksi
untuk mengadili negara-negara.
54
DAFTAR PUSTAKA
Albert W. Koers (1991), Konvensi PBB tentang Hukum Laut, Konsorsium Ilmu
Hukum, Departemen P & K, UGM, Yogyakarta
Chairul Anwar (1998), Horizon Baru Hukum Laut Internasional, Djambatan,
Jakarta
Mochtar Kusumaatmadja (1986), Hukum Laut Internasional, Bina Cipta,
Bandung
_______, (1978), Bunga Rampai Hukum Laut, Bina Cipta, Bandung
_______, (1962), Masalah Lebar Laut Teritorial pada Konvensi Hukum Laut di
Jenewa, Penerbitan Universitas, Bandung
Hasyim Djalal, (1979), Perjuangan Indonesia di bidang Hukum Laut, Bina
Cipta, Bandung
Hingaroni R.C, Studies in International Law
55
Download