Pengendalian OPT Melalui Rekayasa Ekologi

advertisement
Pengendalian OPT Melalui Rekayasa Ekologi
Rekayasa ekologi dilakukan dengan perpaduan penggunaan light trap,
penanaman bunga wijen, dan penggunaan pupuk organik efektif dalam menekan
serangan hama dan meningkatkan populasi musuh alami. Di lokasi Sukamandi
Subang, intensitas serangan penggerek batang padi kuning dan populasi hama
wereng punggung putih (WPP) terlihat nyata lebih rendah pada perlakuan rekayasa
ekologi dengan perpaduan penggunaan light trap, penanaman bunga wijen, dan
penggunaan pupuk organik (percobaan: Mei 2013). Selain itu populasi musuh alami
laba-laba terlihat nyata lebih tinggi pada perlakuan pemberian pupuk organik dan
populasi Paederus terlihat nyata lebih tinggi pada perlakuan bunga wijen.
Secara keseluruhan dari pengujian kedua model rekayasa ekologi
menunjukkan bahwa untuk menekan serangan hama dan meningkatkan populasi
musuh alami di lapangan tidak cukup hanya dengan rekayasa ekologi dengan
menanam bunga dan palawija di pematang saja, namun harus dipadukan antara
penggunaan light trap, penanaman bunga dan palawija, serta penggunaan
pupuk organik. Rekomendasi penerapan teknologi pengendalian hama dengan
rekayasa ekologi meliputi perangkap light trap, penanaman bunga, penanaman
palawija, dan penggunaan pupuk organik.
Lampu perangkap merupakan suatu unit alat untuk menangkap atau
menarik serangga yang tertarik cahaya pada waktu malam hari. Alat ini
berfungsi untuk mengetahui keberadaan atau jumlah populasi serangga di lahan
pertanian.
Satu unit lampu perangkap sebagai monitoring dapat digunakan
untuk luasan 300-500 ha, sedangkan untuk pengendalian seluas 50 ha. Daya
yang digunakan untuk setiap lampu adalahadalah 160 watt.
Wereng yang pertama kali datang dipesemaian atau pertanaman adalah
wereng makroptera berina/jantan imigran. Pasang lampu perangkap sebagai alat
untuk menentukan kapan datangnya wereng imigran. Alat ini penting untuk
mengetahui kehadiran wereng imigran dan dapat menangkap wereng dalam
jumlah besar.
Lampu
perangkap
dipasang
pada
ketinggian
150-250
sm
dari
permukaan tanah. Hasil tangkapan dengan lampu 100 watt dapat mencapai
400.000 ekor/malam. Keputusan yang diambil setelah ada wereng pada
perangkap lampu:

Wereng-wereng yang tertangkap dikubur

Keringkan pertanaman padi sampai retak

Segera setelah dikeringkan, kendalikan wereng pada tanaman padi dengan
insektisida yang direkomendasikan.
Gambar 15. a ) Lampu perangkap solar cell Ditlin, b ) Lampu perangkap BSE G-3 Desain Baehaki, 2009
Penanaman bunga berfungsi sebagai sumber nektar dan pollen untuk pakan
tambahan parasitoid. Bunga yang digunakan adalah wijen (Sesamum orientale
(L)) atau Wedelia trilobata (L). Bunga Sesamum orientale (L) memiliki morfologi
bunga yang besar dan berbentuk lonceng sehingga serangga berguna mudah
mengambil nektar. Kandungan nektar (kadar gula reduksi) bunga Sesamum
orientale
(L)
adalah
0.77%.
Bunga
Wedelia
trilobata(L)
berwarna
kuning.Serangga pada umumnya lebih tertarik pada warna kuning. Selain itu
bunga Wedelia trilobata (L) memiliki kandungan nektar sebesar 0.68%.
Bunga
Sesamum orientale (L) sebaiknya disemai 10 hari sebelum ditanam di pematang
sawah, sementara bunga Wedelia trilobata(L) sebaiknya distek 1 bulan sebelum
di tanam di pematang sawah.Bibit bunga yang sudah berakar ditanam di
pematang sawah pada 1 hari setelah tanaman padi di tanam.
Jarak tanam
bunga Sesamum orientale (L) adalah 50 cm dan jarak tanam bunga Wedelia
trilobata(L) adalah 15-20 cm.
Pupuk organik berfungsi meningkatkan proporsi serangga netral untuk
pakan predator. Pupuk organik yang digunakan adalah kompos jerami. Proses
pengomposan yang sempurna berlangsung selama 1,5-2 bulan. Dosis pupuk
kompos jerami yang digunakan adalah 2 ton/ha. Pupuk kompos jerami diberikan
pada saat pengolahan tanah pertama.
Download