BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 State of The Art Tabel 2.1 State of The Art Judul Penelitian Nama Metodelogi Penulis/Peneliti Penelitian ANALISIS Esa ALIRAN Jannah Savitria Kuantitatif Masalah Penelitian Hasil Penelitian Menghindari Penerapan aliran kesalahpahaman komunikasi KOMUNIKASI dengan tujuan organisasi oleh divisi ORGANISASI memperjelas dalam Corporate DALAM penulisan skripsi dan Communication MENGOPTIMAL membatasi ruang perlu mencakup ISASIKAN lingkup masalah komunikasi dari FUNGSI DIVISI penelitian, maka bawah ke atas dan PUBLIC penulis membuat komunikasi RELATIONS DI batasan masalah horizontal agar dapat GLOBALTV penelitian, yaitu mengoptimalisasikan untuk menganalisis fungsi divisi public aliran komunikasi relations di organisasi dalam GlobalTV, yaitu mengoptimalisasikan Departemen fungsi divisi public Corporate Secretary relations di dalam membina GlobalTV. hubungan dengan Menganalisis aliran publik internal komunikasi dalam satu kesatuan organisasi dalam divisi yang lebih mengoptimalisasikan efisien. fungsi divisi public Judul Penelitian Nama Metodelogi Penulis/Peneliti Penelitian Masalah Penelitian Hasil Penelitian relations di GlobalTV. Alur Komunikasi Endang Skripsi ini Dari hasil membahas mengenai wawancara yang “Alur Komunikasi dilakukan oleh Universitas Organisasi di UPT penulis, dapat Katolik Perpustakaan diketahui bahwa alur Soegijapranata Universitas Katolik komunikasi secara Semarang Soegijapranata keseluruhan yang Semarang” tujuan ada di UPT dari penelitian ini Perpustakaan adalah untuk Universitas Katolik mengetahui apakah Soegijapranata sudah alur komunikasi di berjalan dengan UPT Perpustakaan lancar dengan bukti Universitas Katolik tidak adanya miss Soegijapranata komunikasi antara Semarang berjalan pemimpin ke dengan efektif atau bawahan, bawahan tidak. ke pemimpin, antar Di Kualitatif UPT Fatmawati, Perspustakaan M.Si., M.A. staff, antar bidang kerja, dan komunikasi informal. ANALISIS Tujuan penelitian ini Intermatrix BUDAYA untuk mengetahui merupakan unsur-unsur yang perusahaan yang KONSULTAN menjadi pembentuk dilandasi dengan PUBLIC budaya organisasi di azas kekeluargaan RELATIONS PT dalam perusahaan dimana setiap ORGANISASI BABY OLA Kualitatif Judul Penelitian Nama Metodelogi Penulis/Peneliti Penelitian INTERMATRIX Masalah Penelitian Hasil Penelitian konsultan public karyawan merasakan relations PT suasana yang hangat Intermatrix. dan kekeluargaan “Bagaimana budaya yang erat dalam organisasi yang bekerja itu terlihat diterapkan di dalam dalam pola perusahaan komunikasi konsultan public perusahaan dengan relations PT menyebut inisial Intermatrix?” nama, misalnya Mengetahui dimensi Wimar Witoelar komunikasi yang yaitu chairman PT. terdapat pada Intermatrix maka perusahaan cukup dipanggil konsultan public dengan WW tanpa relations PT menyebut Pak, Bos, Intermatrix. Mas, Kang, Om atau lainnya. Komunikasi muncul Sistem budaya suatu dengan peran kunci organisasi terhadap organisasi diharapkan dapat Communication budaya. Komunikasi menjadi suatu alat and effectiveness interpersonal yang manajemen dalam efektif, adalah perusahaan untuk menyertai dengan mencapai efisienasi, aksi kolektif yang produktivitas lebih baik terutama produktivitas dan dari segi mencapai tujuan perusahaan. tujuan organisasi. Sistem budaya Dalam sinkron dan perusahaan dapat of it’s influence Uka, Altin on Organization the Kuantitatif Judul Penelitian Nama Metodelogi Penulis/Peneliti Penelitian Masalah Penelitian Hasil Penelitian komplemen menjadi contoh bagi pelaksanaan perusahaan lain strategi,organisasi untuk menerapkan budaya. Hal ini di budaya organisasi dukungan penuh dari berlandaskan azas mencapai organisas, kekeluargaan sasaran, khusus, sehingga karyawan mempengaruhi dapat lebih merasa efektivitas dari nyaman dan dihargai organisasi . di dalam perusahaan. Komunikasi yang efektif dapat berfungsi sebagai Communication: An essential element internal control in Fellner, Brian S; Mitchell, L Leon Kualitatif link penting antara Pemisahan tugas pengendalian harus mencegah internal dan individu dari efektivitas merugikan institusi operasional. Semua dengan anggota staf menyalahgunakan akuntansi harus tahu pengetahuan mereka kegiatan apa yang tentang sistem; dilakukan oleh seharusnya tidak karyawan lain yang menghalangi berpartisipasi dalam pemahaman mereka urutan operasi tentang fungsi keuangan terkait dan organisasi secara bagaimana pekerjaan keseluruhan. mereka mempengaruhi urutan operasi. 2.2 Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin, communis, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.Akar katanya communis adalah communico, yang artinya berbagi (Stuart, 1983). (Vardiansyah, 2004: 3). Pernyataan tersebut menjadi salah satu landasan alasan dasar mengapa komunikasi adalah hal utama yang harus di jaga dalam sebuah organisasi. Kebersamaan yang di bangun oleh dua orang atau lebih akan membawa kepada satu tujuan bersama. Karena itu komunikasi dilakukan untuk mencapai pemahaman bersama hingga mencapai tujuan yang di tentukan. Seperti dalam pengertian berikut yang menyatakan bahwa, Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian. (Wursanto, 2007: 154). Dalam pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan aksi untuk mendapatkan pemahaman yang sama antara satu orang dengan yang lainnya. Menurut Wilbur Schramm, apabila seseorang mempelajari komunikasi, maka ia mempelajari mengenai bagaimana orang berhubungan dengan orang lain, kelompok taupun organisasi dan masyarakat melalui tanda-tanda tertentu atau dapat disebut juga dengan bahasa komunikasi (Morissan, 2010: 43). Dalam pengertian tersebut telah dikatakan bahwa apabila seorang individu menguasai komunikasi dengan individu lain, dapat dikatakan bahwa orang tersebut secara tidak langsung individu tersebut telah mempelajari kebiasaan yang timbul. Dengan mendasarkan berbagai definisi di atas, mengatakan bahwa komunikasi meliputi juga bagaimana seorang dapat membangun komunikasi baik dalam internal kelompok ataupun organisasi, dan juga dapat membangun keselarasan dalam menjalankan budaya organisasi. Hal ini akan mendukung pembentukan dari pola komunikasi yang nantinya akan terjadi di dalam sebuah perusahaan. Hal ini pula merupakan salah satu pembentukan alur komunikasi yang di jalankan yang nantinya akan berpengaruh kepada budaya organisasi di dalam perusahaan. 2.3 Fungsi Komunikasi Komunikasi merupakan cara bagaimana antara individu dan individu berinteraksi, saling menyebarkan informasi ataupun untuk mendapatkan pemahaman yang sama yang di sebut sepemahaman. Dalam hakekatnya komunikasi sendiri memiliki fungsi – fungsinya sendiri bagi organisasi seperti yang dijabarkan Sendjaja (2002) yaitu; organisasi baik yang berorientasi untuk mencari keuntungan (profit) maupun niralaba (non-profit), memiliki empat fungsi organisasi, yaitu: fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan integratif. Keempat fungsi tersebut di jelaskan sebagai berikut: - Fungsi Informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu.Informasi yang didapatkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakannya secara lebih pasti. - Fungsi Regulatif Fungsi regulative ini berkaitan dengan peraturan–peraturan yang berlaku dalam organisasi pada suatu lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulative ini. Pertama, atasan atau orang – orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan–pesan regulative pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dilaksanakan. - Fungsi Persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. - Fungsi Integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. (Burhan Bungin, 2006: 278). Dengan ke 4 fungsi yang telah disebutkan, kita dapat mengetahui bahwa fungsi komunikasi bisa di katakan sebagai proses memperoleh informasi baik terikat maupun tidak, untuk memberikan pengertian kepada publik yang di tuju agar mendapatkan pemahaman yang sama dan di inginkan dengan menggunakan saluran tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. 2.4 Komunikasi Organisasi Dalam membangun sebuah perusahaan komunikasi organisasi sangat di butuhkan sebagai sebuah sistem komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan.Komunikasi organisasi dapat di diartikan sebagai komunikasi yang terjalin antara individu pelaku organisasi baik di dalam organisasi maupun organisasi.komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. ( Mulyana, 2005 : 75 ).Dalam pernyataan tersebut, komunikasi organisasi dalam eksekusinya terbagi menjadi dua yaitu, bersifat formal dan informal.Dalam hal nya komunikasi organisasi lebih besar jaringannya di bandingkan dengan komunikasi kelompok.Kemudian di dalan sebuah organisasi komunikasi berlangsung komunikasi organisasi yang terjadi di antara pelaku organisasi internal, dengan maksud dan tujuan tertentu.Selanjutnya, komunikasi organisasi (organizational communication) mencakup komunikasi yang terjadi di dalam dan di antara lingkungan yang besar dan luas. Jenis komunikasi ini sangat bervariasi karena komunikasi organisasi juga meliputi komunikasi interpersonal (percakapan antara atasan dan bawahan), kesempatan berbicara di depan publik (presentasi yang dilakukan oleh para eksekutif dalam perusahaan), kelompok kecil (kelompok kerja yang mempersiapkan laporan), dan komunikasi dengan menggunakan media (memo internal, e-mail, dan konfrensi jarak jauh). Oleh karenanya, organisasi terdiri atas kelompok yang diarahkan oleh tujuan akhir yang sama. (West Turner, 2009: 38). Dalam eksekusinya komunikasi organisasi merupakan penyatuan sebuah pemikiran individu pelaku organisasi agar dapat bersatu dan membaur di dalam lingkungan organisasinya.Hal ini dilakukan agar seorang individu pelaku organisasi dapat menyatu ataupun memahami lingkungan di sekitarnya. Dengan begitu akan tumbuh penyesuaian yang baik agar seorang pelaku organisasi di terima dan dapat mengikuti hal yang berjalan di dalam organisasi. Seperti yang di jabarkan oleh West dan Turner komunikasi organisasi meliputi komunikasi interpersonal yang di jalan kan oleh individu per individu, kemudian komunikasi ini juga merupakan komunikasi yang di jalankan oleh atasan dan bawahan ataupun kepada sesama pekerja. Dalam sistem pertukaran informasi.Dengan tidak adanya hambatan di dalam penyebaran informasi antara atasan dan bawahan ataupun kepada sesama pekerja, ada baiknya di dalam perusahaan tidak memiliki gangguan komunikasi organisasi yang berarti hingga mencapai tujuan bersama. Dan kemudian di perkuat oleh pernyataan Prof. Dr. Burhan Bungin (2011: 261) komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat di dalamnya guna mencapai kesamaan makna. Tindak komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam berbagai konteks, antara lain adalah dalam lingkup organisasi (organizational communication). Dalam pengertian tersebut, komunikasi organisasi merupakan suatu usaha yang di lakukan pelaku organisasi dalam mencapai kesamaan makna dan pengertian yang dibutuhkan untuk jalannya organisasi yang baik.Komunikasi organisasi dapat di lakukan dalam berbagai konteks prilaku ataupun bahasa yang berjalan di dalam suatu organisasi. Dalam pernyataan tersebut Dr. Burhan Bungin menyatakan bahwa komunikasi yang terjadi adalah untuk berbagi informasi terutama dalam lingkungan organisasi kemudian di perkuat oleh Zelko San Dance mengatakan komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi ekternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri.Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya. (Muhammad, 2009: 66). Dapat disimpulkan kemudian, makna dari komunikasi organisasi adalah tindakan berbagi informasi yang terjadi di dalam organisasi terjadi antara publik internal yang mana komunikasi antar atasan kepada bawahan ataupun sebaliknya dan juga sesama pekerja, untuk mendapatkan sebuah pemahaman bersama.Serta tidak lupa kepada publik eksternal, yang terjadi antara pelaku organisasi internal dengan publik eksternal semata untuk keperluan perusahaan ataupun organisasi. 2.5 Alur Komunikasi Alur komunikasi merupakan sebuah aliran proses komunikasi bagaimana komunikasi tersebut dapat berjalan di suatu organisasi. Alur komunikasi merupakan arus ataupun aliran komunikasi yang berjalan di dalam sebuah kelompok ataupun organisasi. Berdasarkan alur komunikasi organisasi, terbagi 3 jenis alur komunikasi organisasi yang ada, yaitu: - Upward Communication (Komunikasi Keatas) Organisasi yang efektif memerlukan komunikasi ke atas sama banyak dengan komunikasi ke bawah yang diperlukannya. Dalam situasi semacam itu, komunikator berada di tingkat bawah dalam organisasi, sedangkan penerima berada ditingkat atas.Contoh staf memberikan laporan, saransaran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan. Menurut Planty dan Machaver dalam bukunya (Muhammad, 2009:120), prinsip komunikasi ke atas ialah: a. Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan b. Program komunikasi ke atas berlangsung terus-menerus. c. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran yang rutin. d. Program komunikasi ke atas yang efektif, menekankan kesensitifan dan penerimaan ide-ide yang menyenangkan dari level yang lebih rendah. e. Program komunikasi ke atas yang efektif memerlukan pendengar yang objektif. Supervisor dan manajer hendaklah memberikan waktunya untuk mendengarkan bawahan dengan objektif. Reaksi, yang memperlihatkan kekurangseriusan dan sikap mendengarkan yang menjengkelkan, memperlihatkan kepada bawahan bahwa komunikasi ke atas sesungguhnya tidak diingini. f. Program komunikasi ke atas yang efektif memerlukan pengambilan tindakan berespons terhadap masalah. g. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan bermacammacam media dan metode untuk memajukan arus informasi. Metode yang paling efektif dari komunikasi ke atas adalah kontak tatap muka sehari-hari dan percakapan di antara supervisor dan bawahan. - Horizontal Communication (Komunikasi Horizontal atau komunikasi lateral) Komunikasi lateral adalah pesan antara sesama, yakni dari manajer ke manajer atau dari karyawan ke karyawan. Pesan seperti ini bias bergerak di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja. (Wiryanto 2004:65) - Cross-Cultural Communication (Komunikasi Diagonal atau Komunikasi Lintas Budaya) Merupakan aluran komunikasi dari orang – orang yang memiliki hirearki yang berbeda dan tidak memiliki hubungan kewenangan secara langsung. Misalnya komunikasi antara manajer pemasaran dengan kepala subbagian pendali mutu (Romli 2011:177) Dalam penjelasan di atas penulis menarik kesimpulan bahwa alur komunikasi yang dapat terjadi sangat bervariatif yaitu terdapat, aliran komunikasi formal, informal, komunikasi antara atasan bawahan dan bawahan dengan atasan serta komunikasi diagonal. Pada akhirnya, alur komunikasi yang terjadi di dalam suatu perusahaan bergantung pada individu pelaku prganisasi itu sendiri.Alur komunikasi menyesuaikan dengan iklim komunikasi interpersonal yang terjadi di dalam sebuah lingkungan perusahaan.Alur komunikasi yang terjadi merupakan sebuah efek dari kebiasaan individu pelaku organisasi yang mana hal tersebut kemudian bertransformasi menjadi sebuah budaya bagi organisasi itu sendiri.Perlu di ingat, alur komunikasi yang tercipta merupakan penyesuaian dari pengaplikasian budaya organisasi yang tercipta. 2.6 Publik Internal Penelitian ini memfokuskan target audiens kepada publik internal PT. TediHouse, mengenai bagaimana sebuah perusahaan dapat membentuk sebuah alur komunikasi organisasi yang baik, yang mana perusahaan merupakan perusahaan yang baru saja berdiri. Dengan pemahaman tersebut, Cultip & Center menyatakan hubungan internal adalah hubungan masyarakat internal atau kepegawaian yang mempunyai arti sebagai kelompok orang – orang yang sedang bekerja disuatu perusahaan atau organisasi yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun bidang teknis dan jenis pekerjaan yang dihadapinya. (Ruslan, 2004: 14). Hubungan internal merupakan suatu aliran komunikasi internal yang berjalan di dalam sebuah organisasi.Hubungan internal ini sendiri, biasanya dijalankan oleh semua pelaku organisasi. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan aspek – aspek seperti perilaku, serta karakter seseorang akan mempengaruhi jalannya keharmonisan komunikasi antar publik internal. Teori Atribut merupakan teori pendukung dari kondisi tersebut. Di sini terdapat dua tipe atribut: atribut internal dan eksternal. Atribut internal menempatkan penyebab perilaku di dalam diri seseorang, sementara atribut eksternal di luar dirinya. Dengan kata lain, atribut internal memfokuskan pada sejumlah aspek pada diri seseorang, mencakup ciri bawaan atau karakteristik, seperti intelegensia atau personalitas; variabel perilaku, seperti upaya dan pernyataan secara temporer, mood (suasana hati) atau suasana lelah. (Ardianto 2010: 109). Pada eksekusinya banyak hal yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, hal ini dapat dilihat dari bagaimana seorang menanggapi sesuatu. Hal ini kemudian akan menjadi sebuah tolak ukur peneliaian seorang individu dalam menanggapi sesuatu permasalahan. Dengan berdasarkan pernyataan, mengatakan bahwa publik internal memiliki sistem penilaian yang keluar dari masing – masing individu, dan beleum tentu apa yang satu individu rasakan sama dengan yang di rasakan oleh individu lainnya. Penilaian juga mencakup karakter dan sifat dari lawan bicara atau lawan komunikasi dan juga bagaimana mood kita ataupun lawan bicara. 2.7 Budaya Organisasi Budaya Organisasi (organizational culture) adalah esensi dari kehidupan organisasi.Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, mereka menerapkan prinsip – prinsip antropologi untuk mengkonstruksi teori mereka. Menurut Munandar, budaya organisasi terdiri dari asumsi – asumsi dasar yang dipelajari baik sebagai hasil memecahkan masalah yang timbul dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya, maupun sebagai hasil memecahkan masalah yang timbul dari dalam organisasi. (2006:262). Budaya organisasi merupakan dasar dimana sebuah organisasi membangun kebiasaan di dalam organisasinya.Seorang pelaku organisasi tentu saja harus mengikuti budaya yang ada di dalam organisasi demi membaur dan di terima dalam lingkungannya. Kebudayaan merupakan elemen subjektif dan objektif yang dibuat manusia yang di masa lalu meningkatkan kemungkinan untuk bertahan hidup dan berakibat dalam kepuasan pelaku dalam ceruk ekologis, dan demikian tersebar di antara mereka yang dapat berkomunikasi satu sama lainnya karena mereka mempunyai kesamaan bahasa dan mereka hidup dalam waktu dan tempat yang sama. (Samovar, 2010:27). Dalam halnya kebudayaan merupakan sebuah pertahanan seorang individu di dalam lingkungan yang ia ikuti ataupun tempat bernaung individu tersebut. Dalam penjelasan terlihat adanya kebiasaan ataupun kesamaan yang timbul pada kebudayaan, hal tersebut kemudian memungkinkan adanya persamaan – persamaan yang kemudian di ikuti oleh semua individu pelaku organisasi. Faktor – faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan. Agama, ideologi, tingkat intelektualitas, tingkat ekonomi, pekerjaan dan cita rasa sebagai faktor – faktor internal jelas mempengaruhi persepsi itu terikat oleh budaya (culture-bound).Bagaimana kita memaknai pesan, objek, atau lingkungan bergantung pada sistem nilai yang kita anut. (Mulyana, 2008: 214). Dalam penjelasan ini telah terbukti bahwa adanya faktor yang mempengaruhi atensi terutama pada faktor internal dalam membentuk persepsi. Pada akhirnya budaya organisasi yang timbul dalam komunikasi organisasi akan menyesuaikan dengan iklim komunikasi internal pegawai, yang mana menyesuaikan dengan budaya organisasi yang tercipta serta karakter organisasi yang ada. 2.8 Kerangka Pemikiran KOMUNIKASI proses pencapaian informasi maka komunikasi di dalam perusahaan harus terjaga KOMUNIKASI ORGANISASI dijaga keutuhannya guna pencapaian informasi yang merata kepada seluruh pekerja ALUR KOMUNIKASIyang akan timbul kemudian akan mempengaruhi dari pembentukan budaya dalam PT. TediHouse PUBLIC INTERNALmerupakan audiens yang akan merasakan adanya hubungan antara alur dan budaya organisasi yang timbul BUDAYA ORGANISASIini merupakan hasil yang akan terlihat dari adanya alur komunikasi yang berjalan di PT. TediHouse Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran