GEREJA ORTHODOX INDONESIA - Gereja Ortodoks di Papua

advertisement
Apa dan Bagaimanakah Gereja Orthodox (Gereja Timur)? - (1)
Penyebaran Kekristenan Timur yangSemitik – Helenis,&
Karya Misi Gereja Timur
Oleh :
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
DAFTAR ISI:
I.
KEKRISTENAN TIMUR (KEKRISTENAN ORTHODOX) DAN STATISTIK
II. JIWA DAN SEMANGAT MISSIONER GEREJA TIMUR
III. KAUM ARAB KRISTEN TIMUR DI TIMUR TENGAH
IV. DARI MISI KEKRISTENAN TIMUR YANG SEMITIK–HELENISTIK, MENJANGKAU
BANGSA-BANGSA DUNIA
LAMPIRAN :
1. PARADOKS GEREJA ORTHODOX
2. TABEL PARA PATRIARKH ORTHODOX PADA SAAT INI
3. FOTO BEBERAPA PATRIARKH ORTHODOX
4. BAGAN GARIS WAKTU SEJARAH GEREJA (A TIME LINE OF CHURCH HISTORY)
REFERENSI
Πιστεύομεν εἰς ἕνα Εἰς μίαν, Ἁγίαν, Καθολικὴν καὶ Ἀποστολικὴν Ἐκκλησίαν
(Teks dalam bahasa Yunani)
Верую во едину Святую, Соборную и Апостольскую Церковь
(Teks dalam bahasa Slavonik – Rusia)
Credo in unum et unam, sanctam, catholicam et apostolicam Ecclesiam
(Teks dalam bahasa Latin)
1
Aku percaya akan Gereja yang Satu, Kudus, Katolik1 dan Apostolik2
(Versi Orthodox3 & Roma Katolik)
(Kredo/Syahadat/ Pengakuan Iman Nikea-Konstantinopel tahun 325; point ke-9)
”…dan engkau Petrus, di atas batu karang inilah Aku akan mendirikan GerejaKu dan alam maut tidak akan
menguasainya”.
(Mat.16:18)
“Jemaat (Gereja) dari Allah yang hidup, TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN”
(I Timotius 3:15).
1
Katolik : bagi Gereja Roma Katolik, kata “Katolik” di sini berarti semesta, am, dan universal. Kata “Katolik” dipakai pertama kali oleh
St.Ignatios, Sang Illuminator, seorang murid Rasul Yohanes, Episkop/ Uskup Antiokhia (ditahbis sebagai Episkop tahun 67 A.D. dan menjadi
martir/ syuhada tahun 107 A.D.). Bagi Gereja Orthodox, kata “Katolik” harus dimengerti dalam makna aslinya yang digunakan dalam Gereja
Purba, yang berasal dari bahasa Yunani “Katolikee” yang terdiri dari kata “Kath” (= sesuai dengan, menurut), dan “Olon/ Holon” (= keseluruhan,
keutuhan, kepenuhan). Jadi “Kath+olon/ Kath+holon” atau “Katolikee” artinya “sesuai dengan atau menurut keseluruhan, atau keutuhan dan
kepenuhan” dari ajaran Injil yang berasal dari para Rasul Kristus sendiri, tanpa diubah, ditambah atau dikurangi dan mencakup manusia
seluruhnya, seutuhnya, dan sepenuhnya, dimanapun dan kapanpun. Dan dalam makna inilah umat Orthodox menghayati setiap kali bunyi
Pengakuan Iman Nikea ini diucapkan pada saat-saat ibadah mereka.
2
Apostolik : kata “Apostolik” berasal dari kata “Apostolos” = “para Rasul”, maknanya suatu Gereja yang berdasarkan ajaran/ tradisi para
Rasul. Jadi Gereja Orthodox adalah bukan Gereja yang menyimpang dari ajaran para Rasul, bukan sekte-sekte yang main comot sana-sini dari
kepenuhan ajaran Rasuliyah itu. Gereja yang memiliki iman, ajaran dan ethos yang sama di seluruh dunia, walaupun Gereja Orthodox memiliki
banyak Kepatriarkhan/ Patriarkhat, yang adalah yurisdiksi spiritual untuk memudahkan administrasi gereja. Gereja dengan ajaran universal
yang satu, yang diteruskan dari Rasul-rasul dengan tanpa putus, suatu Gereja yang Orthodox, Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik.
Keapostolikan/ kerasuliyahan Gereja Orthodox bisa dilacak dari tahbisan setiap uskupnya dalam mata rantai rasuliyahnya (Successio
Apostolica; The Apostolic Succession), yaitu sistem pengganti lanjut para Rasul dengan jalan penumpangan tangan. Sistem ini dalam Gereja
Orthodox ada dalam sistem hirarkhi Gereja yaitu dari para Patriarkh, Episkopos (para Uskup), para Presbiter (Romo) dan Romo Diakennya
(Diakonos) yang ditahbis dengan penumpangan tangan dari para Episkop pendahulunya, sehingga jika dilacak terus sampai kebelakang, maka
pentahbisan ini akan sampai ke para Rasul sendiri. Dan daftar pentahbisan ini ada dalam catatan sejarah tertulis (sistem Diptych), yang ada
sampai sekarang diseluruh Gereja-Gereja Orthodox.
3
Orthodox : Orthodox bukanlah nama denominasi (aliran gereja), karena sebenarnya Gereja Orthodox tak mempunyai nama. Orthodox
berasal dari dua kata Yunani “orthos” = “lurus, tegak, benar” dan “doxa/dokein” = “pendapat, keyakinan, pengajaran,
kemuliaan/pemuliaan/ibadah/penyembahan”. Jadi “Orthodox” bukanlah lawan dari “Modern”, dimana kata Orthodox sering dimaknai kolot,
ketertinggalan, kuno, atau kaku, sebagaimana yang dimuat dalam kamus-kamus bahasa Indonesia dewasa ini untuk mendefinisikan kata
“Orthodox” tersebut. Maka dari asal kata di atas, arti “Orthodox” adalah “ajaran yang lurus”. Sehingga jika kita mengaitkan kata benda
“Gereja atau Kekristenan” dan kata sifat “Orthodox”, maka definisi yang benar berarti “Suatu jenis Kekristenan yang memelihara atau
menegakkan pengajaran yang asli atau lurus”. Jika ada yang lurus, berarti ada yang bengkok. Oleh karena itu sdesuatu yang “Orthodox”
dibedakan secara diametral dengan sesuatu yang “Heterodox” (dari “heteros”;“sesat”). Jadi lawan “Orthodox” (“ajaran lurus”) bukanlah
“modern”, tetapi “heterodox”, artinya “ajaran yang menyimpang, ajaran sesat”.
Dalam buku-buku yang ditulis oleh pihak Gereja Roma Katolik maupun denominasi-denominasi Protestan segala sesuatu sebelum
munculnya Protestantisme dan sesudah zamannya para rasul selalu dianggap zaman Gereja Roma Katolik, dan itu semua dianggap masih
termasuk dalam Zaman Kegelapan, terutama anggapan dari pihak Protestan dan denominasi-denominasinya. Gereja Orthodox tidak pernah
mengalami Zaman Kegelapan Gereja yang hanya terjadi di Gereja Barat di Eropa Barat, jadi bukan bagian dari Gerakan Reformasi, dan jauh
lebih tua dari Gerakan Reformasi, berarti bukan termasuk salah satu dari ribuan denominasi Protestan yang memakai referensi-referensi dari
Gereja Lama. Juga Gereja Orthodox tak pernah merupakan bagian sejarah dan pemikiran yang mempengaruhi benua Eropa Barat yang
memunculkan pemahaman Iman Gereja Barat yang berpusat di Roma. Jadi Gereja Orthodox bukan bagian Gereja Roma Katolik modern, namun
Gereja Orthodox adalah berasal dari zaman awal munculnya Kekristenan itu sendiri, Gereja Orthodox adalah Gereja Purba yaitu Gereja
Perjanjian Baru itu sendiri yang masih hadir di dunia ini tanpa berubah baik dalam ajaran, ibadah, maupun ethos dan cara pemerintahan
Gerejanya sejak zaman para Rasul itu sendiri, suatu Gereja yang memberitakan Yesus, Roh dan Injil yang telah kami (para Rasul) beritakan”.
Ini berarti Gereja Orthodox/ Gereja Timur adalah missing link (rantai yang hilang) antara Gereja Barat Roma Katolik dan gereja-gereja
Protestan dengan Gereja Para Rasul itu sendiri.
2
I. KEKRISTENAN TIMUR (KEKRISTENAN ORTHODOX) DAN STATISTIK
Sejak abad pertama agama Kristen tidak pernah bersifat monolitik4, dan di masa kini terdapat banyak
sekali kelompok yang memiliki sejarah dan tradisi yang sama di dalam dan di luar agama Kristen arus utama. Data
pada tahun 2005 menunjukkan bahwa agama Kristen adalah agama terbesar di dunia dengan jumlah 2.1 milyard
(sekitar sepertiga dari seluruh penduduk dunia atau 33% dari agama-agama lain)5. Agama Kristen termasuk
banyak tradisi agama yang bervariasi berdasarkan budaya, dan juga kepercayaan dan aliran yang jumlahnya
ribuan), karenanya kita perlu memahami berbagai tradisi keagamaan dalam pengertian kesamaan dan perbedaan
antara tradisi, theologi, pemerintahan gereja, doktrin, bahasa, dan seterusnya, dalam hal ini termasuk
Kekristenan Orthodox.
Kekristenan Orthodox (Kekristenan Timur) mungkin adalah kata asing yang pernah anda dengar. Jadi
merupakan hal baru, kalau saya katakan bahwa di dunia ini ada tiga kelompok Kekristenan – bukan hanya dua.
Pertama kelompok Roma Katolik; kedua kelompok Protestan; dan ketiga kelompok Orthodox. Kristen Orthodox
inilah yang disebut Kekristenan Timur atau Gereja Timur. Sedang Kekristenan Barat atau Gereja Barat adalah
Gereja Roma Katolik dan Gereja Protestan dengan denominasi-denominasi gerejanya (aliran Gereja).
Kekristenan Orthodox kurang dikenal, bahkan dianggap sebagai Gereja Purba yang sudah musnah. Hal ini
disebabkan lokasi utama dunia Orthodox yang adalah di Yunani, Timur Tengah, Rusia, dan Eropa Timur, sejak
masa-masa penyebaran Islam di Timur Tengah dan Asia Kecil, pasca kematian Nabi Muhammad pada tahun 632
berada dalam penguasaan/penjajahan kekhalifahan Islam selama berabad-abad, sedangkan Gereja Orthodox
Rusia dan Gereja-Gereja Orthodox Slavonik lainnya sejak bulan Oktober tahun 1917 (dengan Revolusi Bolshevik)
sampai sekitar tahun 1988 berada dalam penjajahan kaum komunis pada era Uni-Sovyet. Sebelum era-era ini,
4
Monolitik : mempunyai sifat atau menyerupai; kesatuan berorganisasi yang mempunyai kekuatan tunggal dan berpengaruh. Sejak awal, dari
jaman para Rasul, Gereja memang tidak pernah bersifat monolitik dengan doktrin kepemimpinan tunggal (monarkhi) oleh Sri Paus seperti yang
diklaim oleh Gereja Roma Katolik. Sejak awal Kekristenan Purba sudah ada sistem pemerintahan Lima Pusat dalam Gereja Purba yang satu itu
yang dalam Gereja Orthodox dikenal sebagai “Pentarkhi”. Lima pusat penting Patriarkhat Purba itu adalah: Roma (Italia), Konstantinopel
(Istambul, Turki), Aleksandria (Mesir), Syria (Antiokhia), dan Yerusalem (Palestina). Masing-masing pusat Gereja yang berasal dari jaman
para Rasul ini dipimpin oleh seorang pimpinan tertinggi :yang disebut Patriarkh (Bapa Pemimpin) atau Paus/Bapa (Roma dan Aleksandria).
Karena Sri Paus di Roma menduduki tempat di Ibu kota Kerajaan Romawi maka ia dianggap sebagai yang dituakan dari antara kelima pimpinan
Gereja yang Esa itu. Hakekat dari keutamaan tersebut dalam bahasa Latin disebut “PRIMUS INTER PARES” yang artinya: “yang terutama
diantara yang sederajat”. Disinilah nantinya menjadi sumber tafsiran dari Gereja sebelah Barat bahwa Paus di Roma itulah satu-satunya
pemimpin Gereja dan pengganti Petrus. Jika Gereja - Gereja di Timur menganggap Sri Paus di Roma hanyalah salah satu dari kelima Patriarkh
meskipun dituakan, namun Gereja di Barat menganggap Sri Paus sebagai satu-satunya pemimpin Gereja universal, bahkan memiliki
kepenguasaan utama secara hukum dan menganggap sebagai yang paling tinggi diantara para Patriarkh dan Episkop lainnya.
5
Komposisi penganut agama di dunia pada tahun 2005 tersebut adalah:
◦ 33 % : Kristen (termasuk Roma Katolik, Protestan, Orthodox Timur, Pantekosta, Anglikan, Injili,
Mormon, Saksi Yehovah, Quakers, Sidang Jemaat Allah, dll)
◦ 21 % : Islam (Syi’ah, Sunni, dll)
◦ 16 % : Non religius (termasuk agnostik, atheis, humanis sekuler, termasuk orang yang menjawab ’tidak
satupun agama’ atau ’tidak ada pilihan agama’. Separuh dari kelompok ini ”theistik” tapi nonagama)
◦ 14 % : Hinduisme
◦
6 % : Agama asli utama (termasuk tradisional Afrika/tersebar)
◦
6 % : Tradisional China
◦
6 % : Buddhisme
◦ 0,36 % : Sikhisme
◦ 0,22 % : Yudaisme
3
Gereja juga mengalami penganiayaan dan penghambatan dibawah pemerintahan-pemerintahan pagan, seperti
Kerajaan Romawi, Kerajaan Persia, juga tekanan penganiayaan para kaisar pengikut ajaran
heterodox/bidat/heretik. Sehingga Kekristenan Orthodox Timur selalu dalam masa penekanan dan
penghambatan. Janji dan Perlindungan Kristus sendiri. Tetapi janji Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja akan
perlindungan terhadap GerejaNya telah digenapi dalam hal berdiri-tegaknya Gereja Orthodox Timur hingga saat
ini, walaupun alam maut berusaha menghancurkannya. Gereja Orthodox Timur inilah Gereja Perjanjian Baru yaitu
Gereja Purba yang merupakan kesinambungan tanpa putus dengan Gereja Para Rasul itu sendiri. Gereja itu adalah
Gereja Orthodox yang Katholik dan Apostolik.
”…dan engkau Petrus, di atas batu karang [Batu Karang dimana Yesus akan mendirikan jemaatNya
bukanlah Petrus secara pribadi (yang kemudian menyangkaliNya tiga kali), namun Petrus sebagai wakil
kolega para Rasul, dan juga Pengakuan Iman Petrus (“Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”).
Karena Batu Karang penjuru Gereja bukanlah pribadi Petrus, melainkan Kristus sendiri (1 Kor. 3:11 dan 1
Kor. 10:4)] inilah Aku akan mendirikan jemaatKu [jemaat” dalam bhs asli Alkitab, bhs Yunani: “Ekklesia”
atau “Gereja” = orang-orang yg dipanggil dari kegelapan masuk pada terang keselamatanNya; berasal dari
bahasa Portugis: “Igreja”, sepadan dengan kata Spanyol: “Iglesia”, yang jelas berasal dari kata Ekklesia
itu] dan alam maut (tekanan dan penghambatan terhadap Gereja) tidak akan menguasainya”
(Mat. 16:18)
Ikon Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja
4
Ikon Sang Theotokos (Bunda Allah) dan Bunda Gereja
Kekristenan Orthodox/ Kristen Timur memang tidak banyak dikenal di Amerika dan wilayah dunia Barat
lainya, karena alasan yang sangat sederhana. Data tahun 1988, jumlah total umat Kristen di USA : 134.000.000
yang terbagi sebagai berikut:
- Protestan
: 80.000.000
- Roma Katolik : 50.000.000
- Orthodox
: 4.000.000
Data tersebut pada tahun 2001 telah berubah, jumlah umat Orthodox di Amerika Serikat sudah mencapai angka
7 juta orang. Catatan statistik di Amerika menyimpulkan bahwa perkembangan Gereja Orthodox di Amerika
adalah yang paling tertinggi. Data tahun 1993 (Episkop Timothy Ware, The Orthodox Church, Penguin, USA)
menunjukkan sebagai berikut: Di Amerika ada lebih dari 2.250 paroikia Gereja Orthodox dan memiliki lebih dari
10 buah Sekolah Tinggi/ Seminari Theologi, dua yang terkenal adalah St. Vladimir Seminary, di Crestwood, New
York dan Holy Cross Seminary, di Brookline, Boston. Kelompok Orthodox juga memiliki tabloid “Christian
Activist” dan majalah “Again” serta banyak perusahaan penerbitan buku seperti St. Vladimir Press, Holy Cross,
Conciliar Press, Light and Life, Regina Press, St. Ignatius Press dan lain sebagainya.
Dalam lingkup yang lebih luas, keadaan akan nampak berbeda. Bila anda melihat jumlah umat Kristen di
seluruh dunia pada tahun 1988 adalah 1.225.000.000, dengan komposisi perbandingannya adalah sebagai berikut:
- Roma Katolik : 700.000.000
- Protestan
: 325.000.000
- Orthodox
: 200.000.000
Jumlah inipun pada saat ini telah berubah. Jumlah umat Orthodox di seluruh dunia pada tahun 2001
adalah 350 juta orang. Pertambahan jumlah umat Orthodox membengkak menjadi hampir 2 kali lipat dikarenakan
sebab pertama yaitu merdekanya Negara-negara Eropa Timur dan Rusia dari kekuasaan Komunis sehingga Gereja-
5
gereja Orthodox yang tadinya dianiaya dan telah mengakibatkan kematian syahid bagi 40 juta umat Kristen
Orthodox di Negara-negara Eropa Timur dan Rusia sekarang memperoleh udara segar kebebasan beragama dan
Gereja-gereja Orthodox yang tadinya ditutup oleh pemerintah Komunis sekarang telah berkembang dengan
pesatnya dan sebab kedua yaitu Pekabaran Injil yang dilakukan oleh orang-orang Orthodox yang telah
menghasilkan petobat-petobat baru untuk berpindah dan memeluk Kristen Orthodox.
Perubahan komposisi data Kekristenan saat ini adalah :
1. Roma Katolikisme6: tubuh Gereja terbesar, termasuk beberapa komunitas Katolik Timur (Gereja- gereja
Uniat7) dan jumlahnya lebih dari satu milyar anggota dibaptis.
6
Secara sederhana Gereja Roma Katolik adalah sebuah Gereja dimana ajarannya didasarkan pada keputusan Sri Paus di Vatikan. Mengapa
begitu? Karena Gereja Roma Katolik mempunyai doktrin bahwa Sri Paus tidak bisa salah! Sebenarnya Gereja Roma Katolik pada 1000 tahun
awal Kekristenan adalah merupakan satu-kesatuan dengan Gereja Orthodox tetapi karena “kontroversi Filioque” dan sikap Paus Roma yang
menganggap dirinya sebagai “Gembala dunia” telah menyebabkan Gereja Roma Katolik berdiri menjadi sebuah Gereja sendiri yang terpisah
dari Gereja Orthodox pada tahun 1054 M. Akhirnya, Gereja Roma Katolik karena kesalahannya diprotes oleh para pasturnya sendiri, seperti
Martin Luther dkk pada tahun 1517 M dan selanjutnya melahirkan gereja-gereja Protestan.
Di dalam tubuh Gereja Roma Katolik sendiri sebenarnya ada perpecahan-perpecahan. Berikut adalah gereja-gereja yang menyatakan
menjadi Katolik yang telah terpisah dalam persekutuan dengan Roma:
● Gereja Katolik Amerika di USA (American Catholic Church in the United States)
● Persekutuan Apostolik Purba (Ancient Apostolic Communion)
● Gereja Kudus Katolik dan Apostolik (Katolik Arianisme) - The Holy Catholic and Apostolic Church (Arian Catholic)
● Gereja Nasional Apostolik Katolik di Brazilia (Catholic Apostolic National Church of Brazil)
● Gereja Apostolik Katolik (Catholic Apostolic Church)
● Gereja Apostolik Katolik di Amerika Utara - Catholic Apostolic Church in North America (CACINA)
● Gereja Katolik Keltik (Celtic Catholic Church)
● Gereja Episkopal Karismatik (Charismatic Episcopal Church)
● Assosiasi Katolik Patriotik China (Chinese Patriotic Catholic Association)
● Gereja Katolik Bebas (Free Catholic Church)
● Gereja Katolik Liberal (Liberal Catholic Church)
● Gereja Mariavite (Mariavite Church)
● Gereja Katolik Lama (Old Catholic Church)
● Gereja Katolik Palmarian (Palmarian Catholic Church)
● Gereja Episkopal Latin di Brazilia (Latin Episcopal Church of Brazil)
● Gereja Independen Filipina (Philippine Independent Church)
● Gereja Katolik Nasional Polandia (Polish National Catholic Church)
● Sedevakantisme (Sedevacantism)
● Gereja Katolik Sejati (True Catholic Church)
Masih banyak lagi gereja-gereja lain - khususnya yang dengan akar Reformasi – mengaku menjadi ’Katolik’ di dalam doktrin pengajarannya
tetapi tidak dalam persekutuan dengan Roma.
7
Gereja-Gereja Uniat (Uniatisme)/ Katolik Ritus Timur : sebuah Gerakan di kalangan Gereja-Gereja Timur tertentu untuk bergabung dalam
persekutuan yang kelihatan dengan Uskup Roma (Paus) setelah Skisma Besar. Gereja-Gereja Uniat adalah Gereja Roma Katolik yang
menggunakan Ritus dari Gereja Orthodox Timur, dikenal sebagai “Gereja Katolik ritus Timur”. Mereka adalah umat Orthodox yang dengan
berbagai cara dimasukkan dalam persatuan dengan Roma. Karena di dalam Gereja Roma Katolik, persatuan berarti pertobatan dan pulang ke
Gereja Roma Katolik (Conversio ad Ecclesiam). Mereka boleh menggunakan cara ibadah dan tradisi Orthodox, namun hierarkhinya dan
ajarannya sama sekali harus tunduk pada Gereja Latin di Roma.
Sesuai dengan kanon-kanon Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik, hanya seorang Episkoplah yang dapat memimpin atas wilayah
atau propinsi gereja yang diberikan. Sebagaimana kita ketahui dalam sejarah, ada banyak peristiwa ketika Kepausan Roma menggantikan atau
menunjuk Episkop, Episkop Agung dan bahkan Patriarkh di Timur. Hal ini terjadi selama Perang Salib ke II sampai abad XIII di
Konstantinopel, Yerusalem, Antiokhia dan sampai negara-negara Balkan dan pulau-pulau Laut Tengah. Ini terjadi setelah lagi setelah kesatuan
palsu Konsili Ferrara - Florence (1438-1439), juga setelah Konsili Brest-Litovsk (1596) atas usaha Ordo Yesuit.
Uniat dari Gereja Roma Katolik ini memiliki beberapa bentuk: Uniat model Orthodox Yunani disebut “Katolik Yunani”, Uniat model
Orthodox Rusia, Slavia atau Yunani disebut “Byzantin Katolik”, Uniat model Nestorian disebut “Khaldea Katolik”, Uniat model Koptik, Uniat
model Gereja Ethiopia, Uniat model Gereja Thomas-India, Uniat model Yakobit/ Orthodox Syria, dan Uniat model Armenia. Orang barangkali
boleh menduga-duga apakah kira-kira “Gerakan Karismatik Katolik” itu bukan “Uniat model Protestan” ? Adanya kelompok-kelompok Uniat
6
yang diciptakan oleh Gereja Roma Katolik inilah yang makin mempersulit dialog Orthodox-Katolik Roma. Karena ini dianggap oleh umat
Orthodox sebagai ketidak-tulusan dan jebakan yang dilakukan oleh Gereja Roma Katolik atas umat Orthodox.
Istilah Uniat diberikan kepada Gereja Katolik Timur, khususnya oleh kaum Orthodox Timur, yang kadang-kadang mengandung nada
menghina, namun juga digunakan secara historis, meskipun kurang begitu sering, oleh umat katolik dari tradisi liturgis Timur dan Barat. Umat
Katolik Timur di masa kini umumnya menganggap istilah ini negatif, dan karena itu menghindari penggunaannya, khususnya dalam konteks
ekumenis. Menurut Profesor John Erickson, seorang Orthodox Timur dari Seminari Teologi St. Vladimir, "Istilah 'uniat' itu sendiri, yang dulu
digunakan dengan rasa bangga di kalangan Gereja Roma, telah lama dianggap menghina. 'Katolik Ritus Timur' juga tidak lagi lazim digunakan
karena hal ini dapat memberikan kesan bahwa umat Katolik tersebut berbeda dengan umat Katolik Latin (Katolik Roma) hanya dalam sisi luar
ibadahnya.
Istilah uniat ini telah digunakan oleh Takhta Suci (mis. dalam Ex Quo dari Paus Benediktus XIV) [3]. Catholic Encyclopedia (1909) secara
konsisten menggunakan istilah "Uniat" untuk mengacu kepada umat Katolik Timur, dan menyatakan: "Karena itu, Gereja Uniat sesungguhnya
sinonim dengan Gereja-gereja Timur yang bersatu dengan Roma, dan Umat Uniat sinonim dengan Orang-orang Kristen Timur yang bersatu
dengan Roma." [4] Istilah ini ditemukan dalam situs jaringan televisi Katolik EWTN, khususnya ketika mengutip dokumen-dokumen yang lebih
tua, dan sesekali muncul dalam pers Katolik, meskipun dokumen-dokumen resmi Katolik tidak lagi menggunakan istilah ini, karena kesannya
yang negatif.
Untuk kemudahan-kemudahan para uskup dan imam dari gereja-gereja Katolik Timur melaksanakan pelayanan sakramen-sakramen dalam
ritus mereka sendiri. Beberapa imam juga dapat memiliki izin untuk melaksanakan pelayanan beberapa atau seluruh bagian liturgi dalam ritus
lain. Jadi beberapa imam dari satu Ritus Timur pada kesempatan tertentu dapat pula merayakan Misa dalam Ritus Timur lainnya atau dalam
Ritus Romawi, dan beberapa imam Ritus Romawi pada kesempatan tertentu dapat merayakan Misa dalam salah satu dari Ritus-Ritus Timur.
Izin biritual (ritus ganda), bilamana diberikan, biasanya terbatas pada satu ritus tertentu sebagai tambahan pada ritus asli dari imam
tersebut. Sedangkan Sri Paus Roma, sebagai kepala seluruh Gereja, dapat merayakan Misa dalam semua ritus.
Dengan Konsili Vatikan II diharapakan bahwa Gereja Roma Katolik akan meredakan ketegangan antara Gereja Timur dan Gereja Barat
dengan dibubarkannya Gereja-Gereja Uniat. Padahal Konsili menyatakan, “beberapa tarekat/ordo keagamaan dan perhimpunan Ritus Latin
sedang bekerja di wilayah Timur, atau diantara orang-orang Timur; mereka secara sungguh-sungguh dianjurkan untuk meningkatkan
keefektifan karya kerasulan dengan mengatur sebisa mungkin rumah-rumah, atau bahkan propinsi-propinsi Ritus Timur. Konsili menegaskan
bahwa umat Katolik Timur terdiri atas gereja-gereja, yang terpanggil untuk menjadi jembatan bagi gereja-gereja yang terpisah di Timur...".
Sebaliknya Vatikan II juga menyatakan, “Gereja-Gereja Timur ini dipercayakan kepada bimbingan pastoral Kepausan Roma. Kepausan
kerasulan adalah pemimpin utama mengenai hubungan-hubungan antar Gereja-gereja”.
Pada pertemuan di Balamand, Lebanon pada Juni 1993, Komisi Internasional Bersama untuk Dialog Teologis antara Gereja Katolik Roma dan
Gereja Orthodox menyatakan bahwa apa yang selama ini dikenal sebagia "uniatisme" tidak dapat lagi diterima entah sebagai metode yang
harus diikuti ataupun model yang dicari oleh Gereja-gereja Roma Katolik. Anggota Gereja Katolik Timur (Uniat) berjumlah 2% dari seluruh
Gereja Katolik, dan kurang dari 10 persen dari semua orang Kristen Timur.
Annuario Pontificio dari Takhta Suci memberikan daftar Gereja-gereja Uniat Katolik Timur ini dan negara-negara (atau wilayah politis
lainnya) di mana mereka mempunyai yurisdiksi gerejawi keuskupan:
● Tradisi Alexandria:
◦ Gereja Katolik Koptik (patriarkhat): Mesir
◦ Gereja Katolik Ethiopia (metropolia): Ethiopia, Eritrea
● Tradisi Antiokhia (atau Suriah Barat):
◦ Gereja Maronit (patriarkhat): Lebanon, Siprus, Yordania, Israel, Palestina, Mesir, Suriah, Argentina, Brazil, AS, Australia, Kanada,
Meksiko
◦ Gereja Katolik Suriah (patriarkhat): Lebanon, Irak, Yordania, Kuwait, Palestina, Mesir, Sudan, Suriah, Turki, AS dan Kanada, Venezuela
◦ Gereja Katolik Siro-Malankara (keuskupan agung utama): India
● Tradisi Armenia:
◦ Gereja Katolik Armenia (patriarkhat): Lebanon, Iran, Irak, Mesir, Suriah, Turki, Palestina, Ukraina, Perancis, Yunani, Amerika Latin,
Argentina, Rumania, AS dan Kanada, Eropa Timur
● Tradisi Khaldea atau Suriah Timur:
◦ Gereja Katolik Khaldea (patriarkhat): Irak, Iran, Lebanon, Mesir, Suriah, Turki, AS
◦ Gereja Katolik Siro-Malabar (keuskupan agung utama): India, AS
● Tradisi Bizantium (Konstantinopel):
◦ Gereja Katolik Bizantium Albania (administrasi apostolik): Albania
◦ Gereja Katolik Bizantium Belorusia (saat ini tidak ada hierarkhi yang terbentuk): Belarus
◦ Gereja Katolik Yunani Bulgaria (exarkhat apostolik): Bulgaria
◦ Gereja Bizantium dari Eparkhi Križevci (sebuah eparkhi, dan sebuah apostolik exarkhat): Kroasia, Serbia dan Montenegro
◦ Gereja Katolik Yunani Bizantium (apostolik exarkhat): Yunani, Turki
◦ Gereja Katolik-Yunani Melkit (patriarkhat): Suriah, Lebanon, Yordania, Israel, Yerusalem, Brasil, AS, Kanada, Meksiko, Irak, Mesir dan
Sudan, Kuwait, Australia, Venezuela, Argentina
◦ Gereja Katolik Bizantium Hongaria (exarkhat apostolik): Hongaria
7
2. Protestanisme8: sejumlah denominasi dan kelompok-kelompok Gerakan Kristen seperti Anglikan9, Lutheran10,
Reformed/Presbyterian11, Evangelikal12, Karismatik, Baptis13, Metodis14, Anabaptis15, dan Pentakosta. Yang paling
◦
◦
◦
◦
◦
◦
◦
Gereja Katolik Italo-Albania (dua eparkhi, dan sebuah kebiaraan teritorial): Italia
Gereja Katolik Bizantium Makedonia (apostolik exarkhat): Republik Makedonia bekas Yugoslavia
Gereja Katolik-Yunani Rumania yang Bersatu dengan Roma (keuskupan agung utama): Rumania, Amerika Serikat
Gereja Katolik Bizantium Rusia: (dua exarkhat apostolik, saat ini tidak mempunyai hierarkhi): Rusia, Tiongkok
Gereja Katolik Ruthenia (sebuah metropolia sui iuris, sebuah eparkhi, dan sebuah exarkhat apostolik): Amerika Serikat, Ukraina, Ceko
Gereja Katolik Yunani Slowakia (dua eparkhi, dan sebuah apostolik exarkhat): Slowakia, Kanada
Gereja Katolik Yunani Ukraina (keuskupan agung utama): Ukraina, Polandia, AS, Kanada, Britania Raya, Australia, Jerman dan
Skandinavia, Prancis, Brasil, Argentina
8
Protestanisme : suatu Gerakan untuk mengadakan pembaharuan dalam Kekristenan Barat yang dimulai sejak abad ke-14 hingga abad ke-17.
Reformasi boleh dikatakan dimulai dari munculnya Golongan Loolard, Waldenses dan Hussit. Mereka menyerang struktur Gereja Barat Roma
Katolik yang hirarkis dan legalistik serta keburukan-keburukan yang terdapat dalam Gereja Roma Katolik. Meskipun dalam tubuh Gereja Barat
diadakan pembaharuan-pembaharuan Gereja, namun Gerakan yang menuntut adanya pembaharuan yang yang lebih berarti tetap berjalan.
Protestanisme tidak mewakili sebuah kelompok pengikut, yang bersatu, melainkan sebuah tradisi iman yang telah terpecah beberapa kali
(meskipun dibandingkan dengan rentangan keyakinannya tidak lebih besar daripada rentangan yang ada di lingkungan Gereja Katolik Roma).
Gereja ini lebih sering dipahami di dalam kelompok denominasional yang besar. Masing-masing Gerakan Protestan telah berkembang secara
bebas, dan banyak yang terpecah karena masalah-masalah theologis. Misalnya, sejumlah Gerakan yang muncul dari kebangunan rohani seperti
Methodisme dan Pentakostalisme. Masalah-masalah doktrin dan hati nurani juga telah memecah-belah kaum Protestan.
Pelopor Gerakan ini, Martin Luther (1483-1546) mengecam keburukan-keburukan dalam Gereja Roma Katolik seperti penyelewengan
penjualan Surat Penghapusan Siksa, Kepausan, dsbnya. Dengan demikian upaya pembaharuan yang diadakan Luther bukan merupakan yang baru
sama sekali. Reformasi menekankan untuk kembali kepada Gereja yang mula-mula. Studi Luther terhadap Augustinus membawanya kepada
langkah mempersoalkan tekanan theologi Skolastik pada perbuatan baik. Hasil studi Luther terhadap L. Valla menyebabkan Luther meragukan
keabsahan tuntutan supremasi kepausan. Luther menyerang ajaran Transsubstansiasi, selibat para klerus, dan ia menuntut penghapusan kuasa
Paus atas Jerman. Raja-raja Jerman banyak yang berpihak kepada Luther, seperti Raja Saksen, Hesse, Bradenburg, Brunswick, serta rajaraja di luar Jerman seperti Raja Denmark dan Swedia. Daerah-daerah ini segera menjadi daerah Lutheran dan Luther menyerahkan
wewenang untuk mengatur gereja-gereja dalam wilayah tersebut kepada raja-rajanya.
Sebelum Martin Luther yakin dengan kebenaran posisinya (di Dewan Worms, pada tahun 1520), ia pernah minta perlindungan kepada
Patriarkh Ekumenis Gereja Orthodox di Istambul, Theoliptos I (1513-1522) akibat sedang dikejar-kejar tentara Paus. Saat itu Patriarkh
Ekumenis hanya menasihatinya jangan memisahkan diri dari Gereja Roma, juga perlunya meminta maaf kepada Paus dan sebaiknya memperbaiki
masalah-masalah Gereja dari dalam saja. Peringatan Patriarkh itu tidak diindahkan Luther, Reformasi melanda Gereja Roma dan seluruh Eropa
Barat.
Iman Luther sendiri terus-menerus mengalami pergumulan melawan kesangsian dan takhyul. Pandangan Martin Luther mengenai agama
dikutuk di banyak tempat bahkan pada masa hidupnya sehingga ia terkadang kehilangan keberaniannya. Ia pernah menimbang-nimbang apakah
dirinya sudah sedemikian congkak sampai menolak segala yang ada dalam agama Kristen serta tradisi yang telah berabad-abad dan pernah
bertanya pada diri sendiri: “Apakah menurut anggapanmu semua pengajar selama initidak tahu apa-apa … ? Apakah engkau sendiri saja yang
menjadi andalan Roh Kudus pada masa-masa terakhir ini?”.
Sehubungan usaha-usaha Reformasi yang menekankan untuk kembali kepada Gereja yang mula-mula, sejarah mencatat adanya kontak
penting yang pertama kali antara Gereja Timur dan orang-orang Protestan mulai terjadi pada tahun 1573, ketika suatu utusan sarjana
Lutheran dari Tubingen, dipimpin oleh Yakob Andrae dan Martin Crusius, mengunjungi Konstantinopel dan memberikan kepada Patriarkh
Yeremia II, suatu duplikat dari Pengakuan Iman Augsburg dalam bahasa Yunani. Pada saat korespondensi ini Luther sudah meninggal dua tahun
sebelumnya. Korespondensi dengan Patriarkh Yeremia ini sebenarnya diprakarsai oleh Luther sendiri menjelang akhir hayatnya. Ia yang
meminta supaya “Pengakuan Iman Augsburg” diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani untuk dikirimkan kepada Patriarkh di Konstantinopel.
Namun keinginan Luther itu tidak segera terlaksana, karena orang yang diminta untuk mengirimkan dokumen ini: Gerlach, tidak dapat langsung
pergi ke Konstantinopel, karena saat itu antara Jerman dimana Luther tinggal dan Konstantinopel yang sudah dikuasai Turki sedang terjadi
peperangan, sampai dua tahun kemudian. Sesaat setelah meninggalnya Martin Luther, posisi kaum Protestan akhirnya dimotori oleh madzhab
Tubingen di Augsburg. Dari theolog-theolog madzhab ini pernah (1573-1581) saling berkirim surat dengan Patriarkh Ekumenis di
Konstantinopel, Yeremia II. Isi surat-surat dari Jerman ini dikenal sebagai inti sari “Konfesi Augsburg” yang diakui sebagai keseluruhan
ajaran dogmatika Gereja Protestan. Tokoh-tokohnya antara lain, Dr. Yakob Andrae dan Dr. Stephen Gerlach. Dalam setiap surat balasannya
Patriarkh Ekumenis, dengan ucapan sopan dan sifat kebapaannya senantiasa mengajak mereka kembali ke Rumah Bapa dan jangan tertarik
untuk membuat dogma-dogma baru. Sayang sekali bahwa ketika surat-menyurat ini Luther sendiri sudah tiada. Seandainya ia masih hidup
pastilah surat-menyurat itu akan berbeda sifatnya dan sebagai akibatnya pastilah bentuk dunia Kristen saat ini akan berbeda, dan
kemungkinan perpecahan-perpecahan yang terus-menerus ini tidak akan seperti yang kita jumpai sekarang ini. Sekarang setelah hampir 500
tahun setelah peristiwa Reformasi Protestan itu terjadi, berdasarkan The World Christian Encyclopedia, karangan David B. Barret, Gereja
dan dunia telah melihat ke-33.800 aliran/ sekte/ denominasi dalam Protestantisme. Dokumen surat-menyurat antara Patriarkh Yeremia dan
8
Theologiawan Lutheran ini sudah dibukukan oleh Gereja Orthodox Timur dengan judul “Between Constantinople and Tubingen”, George
Mastrantonis, Holy Cross Orthodox Press, Mass. Usa, 1982.
Dalam perjalanan sejarahnya Gereja Orthodox tidak pernah mengalami apa yg terjadi di kawasan Eropa Barat di lingkungan Gereja Barat
Roma Katolik, yaitu Gerakan Reformasi oleh kaum Protestan, Pencerahan dan Renaissance. Sebab Gereja Orthodox dalam perjalanan
sejarahnya tidak pernah mengalami penyimpangan-penyimpangan Zaman Kegelapan yang ada di kawasan Gereja Barat sehingga Gereja
memerlukan reformasi – Gerakan Protestantisme. Hal ini disebabkan Gereja Orthodox Timur yang dikenal sebagai Gereja Mula-mula atau
Gereja Katolik Purba, sudah sejak mula selalu berpegang teguh pada pengajaran para Rasul sendiri (Gereja Yang Apostolik) yang sama
menyeluruh / universal dan penuh (tidak dikurangi dan ditambah) dimanapun Gereja Orthodox itu berada (Katolik/ Am). Hal ini sesuai dg
pesan Rasul Yudas, saudara Yakobus, Episkop/ Uskup pertama Yerusalem (ditulis 60-80 A.D.) sendiri : “…,supaya kamu tetap berjuang untuk
mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang2 kudus” (Yud 1:3).
9
Anglikan : orang-orang Inggris yang mengakui iman Katolik bahwa uskup memiliki wewenang rohani yang berasal dari Kristus dan para rasul,
tetapi juga mengakui iman Protestan bahwa Alkitab adalah patokan iman dan kehidupan. Anglikanisme pada umumnya digolongkan sebagai
Protestan, tetapi sejak "Traktarian" atau Gerakan Oxford dari abad ke-19, yang dipimpin oleh John Henry Newman, para penulis Anglikan
menekankan pemahaman yang lebih Katolik dari Gereja tersebut dan menggambarkannya sebagai suatu tradisi yang tersendiri — sebuah via
media ("jalan tengah"), Protestan maupun Katolik.
Gereja ini memegang banyak bentuk keyakinan theologis yang relatif konservatif, bentuk liturginya biasanya tradisional, dan
organisasinya mencerminkan keyakinan akan pentingnya hierarkhi keuskupan yang historis dalam bentuk uskup agung, uskup, dan diosis.
Di mata banyak orang, Gereja Anglikan terutama ditandai oleh sifatnya yang luas dan 'terbuka'. Selain kelompok atau faksi arus utamanya
yang tradisional, Gereja ini juga mencakup faksi-faksi "gereja tinggi" dan "gereja rendah" yang masing-masing mempunyai ciri-cirinya sendiri.
Di masa kini, praktik-praktik di Gereja ini merentang dari kaum Anglo-Katolik, yang menekankan liturgi dan sakramen, hingga bentukbentuk kebaktian yang lebih menekankan khotbah dan kurang ritualistik dari kaum Evangelikal, dan bahkan juga bentuk-bentuk kebaktian yang
bersemangat dari kaum Karismatik. Namun "Gereja luas" ini menghadapi berbagai pertanyaan doktriner yang saling berbenturan, yang muncul
karena perkembangan masyarakat modern, seperti misalnya konflik mengenai penahbisan perempuan sebagai pendeta (disetujui pada 1992 dan
dimulai pada 1994), dan status para pendeta homoseksual yang tidak selibat (masih diperdebatkan sekarang, namun kebanyakan orang
mengambil pandangan yang konservatif). Pada Juli 2005, perpecahan ini kembali muncul ketika Sinode Umum mengambil suara untuk
"meluruskan" proses yang mengizinkan penahbisan perempuan sebagai uskup, dan menetapkan untuk mengadakan perdebatan tentang aturanaturan yang spesifik pada Februari 2006.
10
Lutheran : Gereja-gereja Lutheran adalah gereja-gereja yang berasaskan ajaran Martin Luther, tokoh Reformasi gereja pada abad ke-16
yang mengkritik ajaran dan praktek Gereja pada waktu itu. Ajaran khas Martin Luther yang seringkali juga diakui sebagai ciri khas ajaran
Reformasi disimpulkan dalam tiga sola, yaitu sola fide, sola gratia, dan sola scriptura, yang berarti "hanya iman", "hanya anugerah", dan "hanya
Kitab Suci". Maksudnya, Luther menyatakan bahwa keselamatan manusia hanya diperoleh karena imannya kepada karya anugerah Allah yang
dikerjakannya melalui Yesus Kristus, sebagaimana yang disaksikan oleh Kitab Suci. Dengan demikian, Luther menolak ajaran Gereja saat itu
yang menjanjikan keselamatan melalui penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgensia). Luther menyatakan bahwa manusia diselamatkan
bukan karena amal atau perbuatannya yang baik, melainkan semata-mata oleh karena anugerah Allah. Hal ini didasarkan pada perkataan Paulus
dalam Surat Roma: "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih
berdosa." (Roma 5:8).
11
Reformed/Presbyterian : Gereja Presbyterian adalah salah satu denominasi di lingkungan Gereja-gereja Protestan, yang berakar pada
gerakan Reformasi pada abad ke-16 di Eropa Barat. Dari segi doktrin dan ajaran, Gereja Presbyterian mengikuti ajaran-ajaran Yohanes Calvin,
Reformator dari Prancis. Namun demikian secara kelembagaan Gereja Presbyterian sendiri muncul dari Skotlandia, sebagai buah pekerjaan
John Knox, salah seorang murid Calvin yang paling terkenal. Karena latar belakang ini, Gereja Presbyterian pada umumnya ditemukan di
negara-negara bekas koloni Inggris, seperti Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, India, dll. Gereja Presbyterian pun dapat ditemukan di
beberapa negara yang kuat dipengaruhi oleh Amerika Serikat, seperti Korea Selatan dan Filipina.
Karena pengaruh Belanda, mayoritas Gereja-gereja Protestan di Indonesia pada umumnya mengikuti tradisi Hervormd, yang merupakan
tradisi utama Protestanisme di Belanda. Gereja-gereja Hervormd juga menelusuri latar belakangnya kepada Yohanes Calvin, sehingga pada
dasarnya Gereja-gereja Protestan di Indonesia pada umumnya pun memiliki banyak kesamaan dengan Gereja Presbyterian.
12
Evangelikal : gereja-gereja yang memberi penekanan pada iman kepada Yesus sebagai prasyarat yang perlu dan cukup untuk keselamatan.
Sejak zaman Reformasi kata ini dipergunakan dalam beberapa pengertian. Kata ini dipergunakan oleh gereja-gereja Protestan oleh karena
mereka menekankan Injil sebagai dasar ajarannya. Pada tahun 1817 di Prusia dibentuk suatu gereja kesatuan antara gereja Lutheran dan
gereja Calvinis yang diberi nama gereja Evangelis. Sekarang semua gereja Protetestan di Jerman memakai nama gereja Evangelis. Di Swiss
kata ini dipergunakan oleh sekelompok gereja Lutheran untuk membedakan diri mereka dengan gereja Calvinis. Gereja Anglikan mengenakan
kata ini kepada aliran atau gereja yang dalam ajarannya sangat menekankan pertobatan pribadi, keselamatan hanya oleh iman kepada Yesus
Kristus.
9
tua dari perpecahan-perpecahan dari Gereja Roma Katolik pada abad ke-16 adalah Reformasi Protestan, diikuti
oleh banyak kasus perpecahan lebih lanjut. Di seluruh dunia jumlah penganut antara 592 – 650 juta.
3. Kekristenan Orthodox16: Gereja-Gereja Orthodox Oriental17 (Monofisit, Non Kalsedonian), Gereja Assyrian
Timur/Gereja Nestorian (pre-Kalsedonian)18, dan Gereja-Gereja Eastern Orthodox19 (Orthodox Kalsedonian;
Theologi Evangelikal pada umumnya menekankan otoritas Alkitab. Ia menolak pandanagn theologi yang mengajarkan bahwa hanya Gereja
(Paus/Uskup) saja yang berwewenang menfsirkan Alkitab. Ajaran tentang kedatangan Kristus yang segera (Parousia), untuk menebus orangorang pilihn Allah, pentingnya pemberitaan Injil ke seluruh dunia mendapat tekanan utama. Baptisan anak kecil dan ajaran Gereja Roma Katolik
bahwa dalam Perjamuan Kudus (Ekaristi) sekali lagi Kristus dipersembahkan sebagai kurban tidak berdarah ditolak. Gereja Evangelikal
menekankan suatu liturgi (tata-ibadah) yang sederhana dan tidak mengikuti pola liturgi yang tetap.
13
Baptis : gereja Baptis didirikan pada permulaan awal abad ke-16. Gereja ini didirkan untuk memisahkan diri dari gereja Anglikan. Di Eropa,
gereja Baptis didirikan oleh John Smyth (1554-1612) di kota Amsterdam pada tahun 1609. Inti dari pengajaran gereja Baptis adalah bptisan
hanya diberikan kepada orang-orang yang dengan sadar mengakui dosa dan menyatakan iman mereka pada Kristus, dan mengakui otonomi
relatif jemaat-jemaat setempat. Di Amerika Serikat terdapat beberapa sinode gereja-gereja Baptis, yang dengan bebas satu jemat dapat
keluar masuk keanggotaannya. Beberapa konfesi dari beberapa sinode gereja-gereja ini tidak seberapa kaku mengikuti aliran Calvinisme lagi,
terutama sejak pembaharuan abad ke-19 oleh John Campbell. Nama-nama sinode itu seringkali menandakan ciri kedaerahan seperti Southern
Baptist yang berpusat di Nashville, Tennessee atau yang berciri nasional seperti National Baptist dan Independent Baptist .
14
Methodis : gereja Methodis berdiri melalui asal gerakan yang kemudian melahirkan persekutuan-persekutuan bebas yang tidak tergantung
pada struktur episkopal gereja Anglikan – Inggris pada tahun 1784. Persekutuan-persekutuan tersebut lalu bergabung dan sekarang menjadi
anggota Federasi Gereja-gereja Methodis se-Dunia. Gereja ini berawal mula dari praktek hidup Kristiani sebgai gerakan pembaharuan di
Inggris di bawah kepemimpinan John Wesley (1703-1793) dan saudaranya, Charles Wesley (1707-1788). Theologi mereka bercorak Arminian,
artinya mendukung ajaran Jacob Arminius (1560-1609), seorang theolog Belanda yang anti-Calvinis. Arminius mengajarkan bahwa Kristus mati
tidak hanya untuk orng-orang yang sudah ditentukan (secara predistinasi) melainkan bagi semua orang, dan bahwa kebebasan Allah tidak
mematikan kemerdekaan manusia yang sejati.
15
Anabaptis : Anabaptisme, arti harfiahnya “pembaptisan kembali”, adalah sebutan umum berbagai kelompok Kristen di Eropa Daratan pada
abad ke-16 yang menolak anak-anaknya untuk dibaptiskan. Mereka menekankan baptisan orang dewasa. Nama ini merupakan nama sindiran yang
diberikan kepada mereka oleh lawan-lawannya karena mereka menolak baptisan anak sebagai baptisan yang benar. Mereka membaptiskan
kembali anak yang telah dibaptiskan pada waktu kecil apabila telah menjadi dewasa. Itulah sebabnya mereka disebut Anabaptis. Dalam
kalangan Anabaptis terdapat beberapa kelompok dengan penekanan ajaran yang berbeda-beda, ada yang cenderung fundamentalisme dan
sektarian, seperti melarang jemaatnya bekerja pada pemerintah dan ada yang menganjurkan poligami. Kelompok-kelompok itu adalah:
kelompok yang dipimpin oleh Thomas Munzer dan nabi-nabi dari Zwickau, Persaudaraan Swiss, Persaudaraan Hutterian, Golongan Melkhiorit
(Hoffmanit), Kelompok Anabaptis yang mengungsi ke Munster, Kelompok Menonit. Para reformator menolak Anabaptis. Anabaptis dihambat
baik oleh Gereja Roma Katolik maupun oleh gereja Protestan. Mereka dihambat dimana-mana, namun pada abad ke-19 mereka memperoleh
kebebasan untuk hidup dan berkembang.
16
Kekristenan Orthodox : banyak orang beranggapan Kekristenan/ Gereja Orthodox bukan satu, seperti yang dibesar-besarkannya, sebab
ada perbedaan Kekristenan Orthodox pre-Kalsedonian, non-Kalsedonian, dan Kalsedonian. Peneliti-peneliti yang hanya tertarik melihat
perbedaan kecil sering hanya terpaku dengan data-data minor untuk membenarkan posisinya, pada kenyataannya tidak seperti itu. Orthodoxia
bagaimanapun harus dilihat secara menyeluruh sebagai yang menjaga tradisi rasuliyah dan Kredo Nikea-Konstantinopel. Sebaliknya
heterodoxia adalah keluar dari iman Nikea-Konstantinopel tersebut. Contohnya tradisi pre-Kalsedonian dengan Kalsedonian tidak jauh
berbeda karena keduanya memegang iman yang sama, sebab pada tahun 410 M, Gereja Assyria (pre-Kalsedonian) yang tidak hadir pada Konsili
Ekumenis Nikea 325 dan Konstantinopel 381, oleh desakan Uskup-uskup Syria telah meratifikasi Kredo Nikea sehingga sudah masuk dalam
Orthodoxia. Sebaliknya perbedaan antara Orthodox non-Kalsedonian dan Kalsedonian, jelas tidak ada karena kedua tradisi itu sama-sama
hadir di 3 Konsili pertama. Contohnya di Gereja Orthodox Syria dan Koptik Mesir terdapat juga penggunaan ikon-ikon yang berarti mengakui
Kemanusiaan Firman Allah, sebagaimana yang telah diputuskan oleh Konsili Ekumenis Kalsedon dan dikuatkan oleh Konsili Ekumenis Nikea II
787 M.
17
Gereja-Gereja Orthodox Oriental : Istilah Oriental Orthodox menunjuk pada persekutuan Gereja-Gereja Kristen Timur yang mengakui
hanya tiga Konsili Ekumenis pertama – Konsili Ekumenis I di Nikea, Konsili Ekumenis II di Konstantinopel dan Konsili Ekumenis III di Efesus –
dan menolak definisi-definisi ketentuan ajaran Konsili Ekumenis Kalsedonia. Karena itu Gereja-Gereja ini juga dinamakan Gereja-Gereja
Oriental Kuno (Old Oriental Churches). Meskipun kemungkinan secara tata-nama membingungkan, Gereja-Gereja Orthodox Oriental berbeda
dari Gereja-Gereja yang secara bersama menunjuk diri sebagai Eastern Orthodox. Gereja-Gereja Orthodox Oriental disebut juga GerejaGereja Orthodox budaya Timur.
10
Persekutuan Gereja-Gereja Orthodox Oriental adalah kelompok Gereja-Gereja di dalam Gereja-Gereja Orthodox Oriental yang seluruhnya
berada dalam persekutuan penuh satu dengan lainnya. Termasuk dalam persekutuan itu adalah:
◦ Gereja Apostolik Armenia Seluruh Armenia (The Armenian Apostolic Church of All Armenians):
● Gereja Apostolik Armenia di Kilikia (The Armenian Apostolic Church of Cilicia)
● Gereja Apostolik Armenia di Konstantinopel (The Armenian Apostolic Church of Constantinople)
● Gereja Apostolik Armenia di Yerusalem (The Armenian Apostolic Church of Jerusalem)
◦ Gereja Orthodox Koptik di Alexandria, Mesir (The Coptic Orthodox Church of Alexandria)
● Gereja Orthodox Koptik jemaat Inggris di Persatuan Kerajaan Britania Raya (The British Orthodox Church in the United
Kingdom)
● Gereja Orthodox Koptik jemaat Perancis di Perancis (The French Orthodox Church in France)
◦ Gereja Orthodox Tawhid (ke-Esa-an) Ethiopia, Afrika (The Ethiopian Orthodox Tewahedo Church)
◦ Gereja Orthodox Tawhid (ke-Esa-an) Eritrea, Afrika (The Eritrean Orthodox Tewahedo Church)
◦ Gereja Orthodox India, juga dikenal sebagai Gereja Orthodox Syria Malankara (The Indian Orthodox Church, also known as the Malankara
Orthodox Syrian Church)
◦ Gereja Orthodox Syria di Antiokhia (The Syriac Orthodox Church of Antioch (also known as the Syrian Orthodox Churc)
● Gereja Orthodox Syria Yakobit Malankara (The Malankara Jacobite Syriac Orthodox Church)
18
Gereja Assyrian Timur / Gereja Nestorian (pre-Efesus/pre-Kalsedonian) : GerejaAssyrian Timur/ Nestorian adalah Gereja Kristen Timur
yang memelihara iman dari dua Konsili Ekumenis pertama, yaitu Konsili I Nikea tahun 325 dan Konsili II Konstantinopel tahun 381. Gereja
Assyrian Timur kadang-kadang, walaupun secara salah, dianggap sebagai Gereja Orthodox Oriental. Saat ini berpusat di Kerajaan Persia,
memisahkan diri secara administratif dari Gereja di wilayah Kerajaan Byzantium sekitar tahun 400 AD karena dicurigai dan dianiaya oleh
Persia Zoroaster karena dituduh sebagai antek Byzantium yang waktu itu sedang dalam peperangan dengan Persia. Kemudian memutuskan
persekutuan dengan Gereja-Gereja yang ada sebagai reaksi terhadap Konsili Ekumenis Efesus yang diadakan pada tahun 431. Gereja Assyrian
Timur menerima Kristologi Nestorian atau yang seperti Nestorian yang dikategorikan ditolak oleh Persekutuan Gereja-Gereja Orthodox
Oriental maupun Gereja-Gereja Eastern Orthodox.
Kadang-kadang Gereja Assyria diasosiasikan dengan Gereja Nestorian, yaitu yang melangsungkan ajaran Nestorius, Patriarkh
Konstantinopel yang dipecat tahun 431 M, walaupun data paling akhir tidak sepakat dengan dugaan ini. Ajaran mereka sebenarnya tak sejauh
bidat Nestorianisme yang dituduhkan pada mereka, dan praktek-praktek mereka tak beda dengan praktek-praktek Gereja Orthodox lainnya.
Dalam segi aqidah (ajaran), ibadah dan mu’amallah (praktek kehidupan dan kemasyarakatan) Gereja Nestorian ini tidak berbeda secara hakiki
dengan Gereja Orthodox lainnya, kecuali dalam hal Kristologi mereka. Itupun sekarang sedang dalam dialog dengan Gereja Orthodox
(Antiokhia, Syria), maupun Gereja Yakobit, dan bahkan dengan Gereja Roma Katolik. Sehingga ada beberapa sarjana modern yang menyebut
mereka sebagai Gereja Orthodox pre-Kalsedonian.
19
Gereja-Gereja Eastern Orthodox : Karena iman Orthodox dianut oleh sebagian besar negara-negara di wilayah “Timur” , maka sering pula
iman dan Gereja ini disebut sebagai “Gereja Orthodox Timur” (Eastern Orthodox Churches). Gereja Orthodox Timur (Eastern Orthodox
Churches) (mencakup, meliputi yurisdiksi Orthodox nasional seperti Orthodox Yunani, Orthodox Rusia, dll) adalah kumpulan orang-orang
Kristen yang berasal dari kepanjangan secara langsung mundur ke Yesus dan Rasul-RasulNya melalui garis fisik tak terputus dari Suksesi
Rasuliyah (Successio Apostolica; Apostolic Succession). Demikian juga mereka memelihara pengajaran-pengajaran dan tradisi asli yang
ditetapkan Gereja pada hari Pentakosta. Hal-hal itu menjadi penting, pengajaran doktrin-doktrin tersebut dirumuskan melalui serangkaian
Konsili-Konsili Gereja, yang paling berwenang adalah Tujuh Konsili Ekumenis yang diadakan antara abad ke-4 dan ke-8. Konsili-Konsili ini
dipanggil keluar dari kebutuhan untuk memutuskan konflik-konflik yang berkembang mengenai kepercayaan seperti Arianisme, Nestorianisme,
dan Monothelitisme. Doktrin-doktrin itu dipelihara dan dilaksanakan di dalam Kekaisaran Byzantium dan kemudian tersebar ke Rusia.
Menjelang akhir seribu tahun pertama dari keberadaan Gereja, karena invasi-invasi yang memutuskan komunikasi, perkembangan perbedaanperbedaan doktrinal antara Gereja di Timur dan Kekaisaran Roma Barat, akhirnya membawa pada Skisma Besar (perpecahan besar) pada
tahun 1054, terjadi pemisahan Kekristenan Kalsedonian dalam Katolikisme Barat dan Orthodox Timur.
Pada masa kini pengaruh Gereja Orthodox Timur (Eastern Orthodox Church) meliputi wilayah-wilayah yang berhubungan dengan bekas
Kekaisaran Byzantium dan Rusia: Eropa Timur, Asia (Rusia/Siberia), dan bagian-bagian dari Finlandia, Timur Tengah dan Afrika. Saat ini,
pengaruh paling kuat dari Kristen Orthodox Timur dapat dijumpai di Yunani, Siprus, Rusia, Ukraina, Belarus, Serbia, Montenegro, Republik
Makedonia, Bosnia dan Herzegovina, Romania, Republik Moldova, Bulgaria, dan Georgia, Gereja Orthodox mempunyai kehadiran dalam jumlah
besar dibanyak negara-negara lain secara lebih besar karena emigrasi penduduk negara-negara Orthodox Timur, dengan komunitas besar di
USA, Kanada dan Australia.
► Gereja-Gereja Orthodox Timur (Eastern Orthodox Church) dalam persekutuan penuh:
◦ Patriarkhat Ekumenis Konstantinopel (Ecumenical Patriarchate of Constantinople)
● Keepiskopan Agung Orthodox Yunani di Amerika (Greek Orthodox Archdiocese of America)
● Gereja Orthodox Finlandia (Church of Finland)
● Gereja Orthodox Estonia (Church of Estonia)
● Keepiskopan Orthodox Carpatho-Russian jemaat Amerika (American Carphato-Russian Orthodox Diocese)
11
termasuk Gereja-Gereja Western Orthodox yang tetap memelihara dan mempertahankan praktek-praktek Latin
sementara menerima theologi Orthodox), dengan keanggotaan digabungkan lebih dari 350 juta anggota dibaptis.
Denominasi-denominasi dan gereja-gereja lain yang menjauhkan diri dari klasifikasi di atas dan beberapa
kepercayaan-kepercayaan utama mengklaim memiliki anggota sekitar 275 juta. Ini termasuk gereja-gereja Afrika
asli (African indigenous) dengan lebih 110 juta anggota (perkiraan dimana-mana berbeda), Gereja Yesus Kristus
dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints), juga dinamakan
Mormon20 dengan lebih dari 12 juta anggota, Saksi Yehuwa21 dengan anggota kira-kira 6,6 juta, dan gereja
● Gereja Orthodox Ukrainia di Kanada (Ukrainian Orthodox Church of Canada)
● Gereja Orthodox Ukrainia di Amerika Serikat (Ukrainian Orthodox Church of the USA)
◦ Patriarkhat Alexandria (Church of Alexandria)
◦ Patriarkhat Antiokhia (Church of Antioch)
● Keepiskopan Agung Kristen Orthodox Antiokhia di Amerika Utara (Antiochian Orthodox Christian Archdiocese of North
America)
◦ Patriarkhat Yerusalem (Church of Jerusalem)
◦ Patriarkhat Rusia (Church of Russia)
● Gereja Orthodox Jepang (Church of Japan)
● Gereja Orthodox Ukraina (hanya jemaat Ukraina dan Rusia) (Church of Ukraine (UOC-MP) (Ukrainian and Russian only)
● Gereja Orthodox Hungaria – Patriarkhat Moskow (hanya jemaat Hungaria dan Rusia) (Hungarian Orthodox Church - Moscow
Patriarchy (Hungarian and Russian only)
◦ Patriarkhat Georgia (Church of Georgia)
◦ Patriarkhat Serbia (Church of Serbia)
● Keepiskopan Agung Ochrid Orthodox, diakui sebagai autonomous (bersifat swa-pemerintahan dalam banyak hal, namun belum
mendapatkan kemandirian secara penuh) pada tahun 2005 oleh semua Gereja-Gereja Orthodox (Orthodox Ochrid Archbishopric
Recognized as authonomous in 2005 by all churches)
◦ Patriarkhat Romania (Church of Romania)
◦ Patriarkhat Bulgaria (Church of Bulgaria)
◦ Gereja Orthodox Siprus, bersifat “autokefalous” (berkepala sendiri, swa-kepala) sejak Konsili Efesus (431) (Church of Cyprus)
◦ Gereja Orthodox Yunani (Church of Greece)
◦ Gereja Orthodox Albania, mendapat status “autokefalous” pada tahun 1937 oleh Patriarkhat Konstantinopel (Church of Albania)
◦ Gereja Orthodox Polandia, mendapat status “autokefalous” pada tahun 1924 oleh Patriarkhat Konstantinopel (hanya jemaat Polandia)
(Church of Poland (Polish only)
◦ Gereja Orthodox Czechlands dan Slovakia (Chekoslovakia), mendapat status “autokefalous” pada tahun 1951 oleh Patriarkhat Moskow, Rusia
(hanya jemaat Czech atau Slovak) (Church of the Czechlands and Slovakia (Czech or Slovak only)
◦ Gereja Orthodox di Amerika (tidak diakui sebagai “autokefalous” oleh semua Gereja Orthodox) (Orthodox church in America (Not
recognized as autocephalous by all churches)
► Gereja-Gereja Orthodox Timur (Eastern Orthodox Church) yang tidak dalam persekutuan penuh tetapi dalam proses mendapatkan
pengakuan:
◦ Gereja Orthodox Rusia di Luar Rusia (Dalam persekutuan dengan Patriarkhat Yerusalem dan Patriarkhat Serbia, dalam perundingan
pembicaraan untuk persekutuan dengan Patriarkhat Moskow, Rusia) (Russian Orthodox Church Outside Russia Russian Orthodox Church
Outside Russia). Dan pada tanggal 17 Mei 2007, Patriarkh Alexius II dan Metropolitan Laurus dari New York, pemimpin Gereja Orthodox
Rusia di Luar Rusia (ROCOR) menandatangantangan dokumen reunifikasi (penyatuan kembali) antara Gereja Orthodox Rusia Patriarkhat
Moskow dan Gereja Orthodox Rusia di Luar Negeri (ROCOR).
► Gereja-Gereja Orthodox Timur (Eastern Orthodox Church) yang tidak dalam persekutuan penuh, Kaum Kalender Lama:
◦ Gereja Kristen Orthodox Sejati, Amerika Serikat (Church of the Genuine Orthodox Christians (GOC), USA)
◦ Gereja Kristen Orthodox Sejati di Yunani (Church of the Genuine Orthodox Christians of Greece)
◦ Sinode GOC dalam Perlawanan (GOC Synod in Resistance)
► Gereja-Gereja Orthodox Timur (Eastern Orthodox Church) yang statusnya tidak diakui akibat gagalnya perundingan:
◦ Gereja Orthodox Makedonia (Macedonian Orthodox Church)
20
Mormon : disebut juga Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Mormon dan kelompoknya, yang percaya akan "keesaan
maksud" atau "kehendak" Ilahi tetapi Yesus adalah suatu makhluk ilahi yang terpisah dan lebih rendah kedudukannya daripada Allah Bapa.
12
Unitarian (Kristen Tauhid, Anti-Trinitas), dengan anggota kira-kira 2 juta. Disamping denominasi-denominasi
resmi, ada sekte-sekte yang memisahkan diri, Gerakan-Gerakan di dalam denominasi-denominasi dan sekte-sekte,
Gerakan-Gerakan heretik22, ada juga bermacam-macam variasi dari kelompok-kelompok di luar gereja yang
dihubungkan dengan Kekristenan.
Dalam Booklet: Time Line of Church History, Tracing the birth and continuity of the Orthodox Church
from Pentecost to the present. Conciliar Press; Second Edition 1989 disebutkan ada 2.600 denominasi gereja
yang mengklaim adalah Gereja, atau paling tidak kelanjutan langsung dari Gereja yang ada dalam Perjanjian Baru.
Dua belas tahun kemudian, pada tahun 2001, The World Christian Encyclopedia, karangan David B. Barret,
mengatakan bahwa hingga akhir millenium ini jumlah denominasi/sekte Protestan telah berjumlah 33.800
denominasi/sekte. Jumlah fantastik yang semuanya mengklaim adalah Gereja Perjanjian Baru, walaupun dengan
pengajaran dan iman yang berbeda-beda, bahkan saling berlawanan satu dengan lainnya. Yesus dan para RasulNya
sendiri tidak pernah mendirikan denominasi/ aliran gereja, bahkan Perjanjian Baru menyebutkan : “Adakah
Kristus terbagi-bagi?” (1 Kor. 1:13), juga Kepala Gereja kita, Tuhan Yesus tidak menghendaki perpecahan dalam
ajaran iman dalam Gereja, “… supaya mereka semua menjadi satu” (Yoh. 17:20), perpecahanpun ditentang oleh
Rasul Paulus, “…jangan ada perpecahan di antara kamu” (1 Kor.1:10), “…, supaya kamu waspada terhadap mereka, …
yang menimbulkan perpecahan” (Rm. 16:17), “supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh” (1 Kor. 12:25).
Jadi secara khusus data untuk umat Kristen Protestan, baik di Amerika Serikat maupun di seluruh dunia,
pada kenyataannya tidak hanya terdiri dari satu kelompok umat Kristen saja, tetapi terdiri dari ribuan
denominasi yang berbeda, karenanya kelompok umat Kristen terbesar kedua di seluruh dunia adalah dari Gereja
Orthodox. Di seluruh dunia terdapat lebih banyak umat Kristen Orthodox dari pada umat gereja Baptis,
Methodis, Presbiterian, Anglikan, Pentakosta atau denominasi-denominasi Protestan bebas seperti kelompok
Kharismatik dan sebagainya.
II. JIWA DAN SEMANGAT MISSIONER GEREJA TIMUR
Beberapa teolog Gereja Barat mengatakan bahwa Gereja Orthodox/ Gereja Timur melalaikan karya misi
dan pewartaan Injil. Apakah ini pendapat yang berdasarkan fakta sejarah yang sebenarnya?
Dalam Liturgi Orthodox amat jelas sekali sifat “pengutusan” atau “Misi” Gereja itu. Ini jelas terdapat
dalam Doa bagi Para Katekhumen/Darma Siswa/Siswa-Magang. Sesudah Kotbah, Litani Panjang, dan sebelum
Arak-Arakan Ekaristi Imam mengatakan: ”Mari kita berdoa kepada Tuhan ya para Katekhumen/Dharma
Siswa/Siswa Magang….dst”. Adanya doa bagi katekhumen dalam Liturgi ini menegaskan bahwa dalam setiap Liturgi
harus selalu ada “katekhumen” (petobat baru yang sedang belajar kebenaran Injil). Adanya “katekhumen” berarti
adanya orang-orang baru yang harus dibawa ke dalam Gereja, dan agar ada orang baru dibawa ke dalam Gereja
21
Saksi Yehuwa : Saksi Yehuwa, yang percaya bahwa Yesus memiliki pra-eksistensi manusiawi sebagai Logos namun terpisah dan lebih rendah
dari Bapa.
22
Heretik : orang yang berpandangan salah terhadap doktrin yang akan membawa efek negatif dan juga dapat memutar-balikkan kebenaran.
Berasal dari kata “Heresy” yang berarti semacam pendapat, pandangan atau kredo (pengakuan iman) yang berlawanan dengan kredo atau
pengakuan iman Gereja; satu pandangan salah yang berkenaan dengan sebagian pengakuan dasar agama; satu pandangan atau kredo yang dapat
menciptakan atau menjurus kepada perpecahan; semacam doktrin yang kurang atau sulit untuk dipertahankan.
Pada mulanya kata heresy ini tidak mempunyai pengertian “perpecahan” atau “kesesatan”, tetapi tatkala Gereja diperhadapkan pada
masalah “ajaran menyesatkan” dan “kebenaran Kitab Suci”, maka mulailah kata heresy dipakai untuk menyatakan kesalahan baik cara berpikir
maupun perbuatan dan dipakai pula pada aliran yang memisahkan diri. Tatkala surat yang ditulis oleh st. Ignatius, Uskup Antiokhia (35-107)
kepada Gereja-Gereja di Asia Kecil tentang ajaran-ajaran yang menyesatkan, maka istilah “heresy” dan “heretik” menjadi popular sebagai
kata tegoran bagi orang-orang atau ajaran yang menyelewengkan kebenaran Allah dan GerejaNya.
13
berarti harus ada “pengutusan” atau “misi”. Jadi doa bagi “katekhumen” itu menegaskan setegas-tegasnya dan
tanpa sungkan-sungkan bahwa Liturgi Orthodox menegaskan perlunya misi.
Demikian juga pada saat menjelang akhir Liturgi ketika Presbyter berdoa di depan Ikon Kristus, ia
mengatakan “Mari kita keluar dengan damai”, artinya pengalaman damai yang diterima dari Kristus melalui Liturgi
Suci ini, sekarang tak boleh disimpan sendiri, namun harus dibawa “keluar” yaitu ke dalam dunia luas. Sehingga
karena pemahaman ini Romo “Ian Bria” dari Rumania sampai menulis buku yang berjudul “Liturgy after the
Liturgy” (Liturgi Sesudah Liturgi), dimana beliau menegaskan bahwa misi dan pengutusan adalah kelanjutan dari
pengalaman Liturgi, dan itu merupakan Liturgi dalam hidup di luar, sesudah pengalaman Liturgi Suci secara
Sakramen.
Jiwa missioner Barat itu tidak selalu ada sejak semula. Pada masa abad kegelapan, justru Gereja Barat
tak berjiwa missioner, namun Timurlah yang berjiwa missioner. Ketika Gereja Barat yang berpusat di Roma tak
memperbolehkan menggunakan bahasa lain kecuali Latin untuk bahasa Liturginya, justru Gereja Timurlah yang
lebih awal menterjemahkan Kitab Suci dan teks-teks Liturgis kedalam bahasa-bahasa yang bermacam-macam
demi tujuan misi. Sehingga sebelum Gereja Barat pergi ke mana-mana, adalah Gereja Timur yang mengabarkan
Injil sampai ke India, Cina, Jepang, Pancur dan Barus di Indonesia, bahkan Gereja Timur telah hadir di Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit. Dan ini semua karena didorong oleh Liturgi yang menegaskan perlunya misi itu.
Bagaimana seluruh bangsa Rusia jadi Orthodox kalau tidak ada misi dari Gereja Orthodox? Bagaimana Rumania,
Bulgaria, Finlandia, Serbia, Ukraina, Estonia dan negara-negara Eropa Timur lainnya menjadi Orthodox kalau
tidak ada misi dari Gereja Orthodox. Bagaimana pula Negara Indonesia saat ini mengenal Gereja Orthodox jika
para Romo tidak datang sebagai missionary yang diutus oleh Gereja Orthodox ke Indonesia? Berarti Gereja
Orthodox juga memiliki jiwa missioner itu. Bagaimana pula sekarang Gereja Orthodox adalah salah satu Gereja
yang berkembang pesat di dunia kalau tidak ada jiwa missioner ini?
Juga jangan lupakan fakta sejarah, bahwa Gereja Barat melakukan missi itu bukan semata-mata karena
tujuan rohani. Pernahkah kita mendengar kata-kata “Gun, Gold and Gospel” (“Senjata Api, Emas, dan Injil”)
sebagai motto dari kekuasaan Portugis, Perancis, Spanyol, Belanda dan Inggris serta Itali, ketika mengadakan
ekspansi penjajahannya? Bagaimana pula bangsa Indian dibantai tetapi sekaligus dijadikan Katolik secara paksa,
bangsa Negro ditangkap dan diperbudak tetapi juga di-Kristenkan oleh kekuatan-kekuatan Eropa yang direstui
Paus di Roma itu?23 Apakah ini jiwa missioner murni, ataukah ini karena “gun” (“senjata api”) dan “gold” (“emas”)
23
Akibat Perang Salib yang berkepanjangan dan persinggungannya dengan para pedagang dan orang Islam, Eropa mulai bernafsu untuk
mencari emas, rempah-rempah, kain, dan segala macam kebutuhannya ke dunia lain yang selama ini belum pernah dijangkaunya. Orang Eropa
mendengar adanya suatu dunia baru yang sangat kaya dengan rempah-rempah, karet, dan kekayaan alamlainnya, termasuk emas permata. Dunia
baru itu terletak di Selatan.
Tahun 1494, Paus Alexander VI(Rodrigo Borgia) dari Jativa (Valencia) (10 Agustus 1492 – 18 Agustus 1503) memberikan mandat resmi
Gereja kepada Kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol melalui Perjanjian Tordesillas. Dengan adanya perjanjian ini, Paus Alexander dengan
seenaknya membagi dunia di luar daratan Eropa (Christendom atau Terra Biblica) menjadi dua kapling untuk dijarah sekaligus tujuan
penyebaran misi salib, satu untuk Portugis dan yang lainnya untuk Spanyol. Kedua kerajaan itu, terutama Spanyol, dalam periode tersebut
adalah bangsa penjelajah terkenal di Eropa (Conquetadores). Garis demarkasi dalam perjanjian Tordesillas itu mengikuti lingkaran garis
lintang pada 100 liga dari Tanjung Pulau Verde, melampaui kedua kutub bumi.
Pembagian ini memberikan Dunia Baru – kini disebut Benua Amerika – kepada Spanyol. Afrika serta India diberikan pada Portugal.
Perjanjian yang disepakati di kota Tordesillas (Castile) pada 7 Juni menggeser garis demarkasinya Paus Alexander VI ke arah Timur sejauh
1.170 kilometer dari Tanjung Pulau Verde. Brazilpun jatuh ke tangan Portugal. Jalur eksplorasi bangsa Eropa ke arah Timur jauh menuju
kepulauan Nusantara pun terbagi dua. Katolik Spanyol berlayar ke Barat dan katolik Portugis ke Timur. Keduanya akhirnya bertemu di Maluku,
di Laut Banda.
Jika sebelumnya dua kekuatan yang tengah berlomba memperbanyak harta jarahan berjumpa tepat di satu titik maka mereka bertempur,
maka ketika mereka bertemu di Maluku, mereka mencoba untuk menahan diri. Pada 5 September 1494, Spanyol dan Portugal membuat
perjanjian Saragossa yang menetapkan garis anti-meridian atau garis sambungan pada setengah lingkaran yang melanjutkan garis1.170
kilometer dari Tanjung Pulau Verde. Garis itu berada di Timur dari kepulauan Maluku, di sekitar Guam.
14
yaitu tujuan penjajahan untuk mencari kekayaan? “Gospel” atau “Injil” membonceng “gun” dan “gold” dari
kekuasaan penjajah Eropa yang direstui Paus itu. Gereja Orthodox tak pernah menggunakan penjajahan untuk
menyebarkan Injil. Hal-hal ini perlu diperhitungkan juga dalam melihat situasi Gereja Orthodox.
Renungkan kembali fakta-fakta sejarah yang telah dijelaskan di atas. Lagipula harus diingat Gereja Barat
tak pernah mengalami dianiaya dan dijajah Islam selama beratus tahun, dan kemudian dianiaya dan dibantai
Komunis. Justru pada saat Gereja Barat melakukan penjajahan dan pembantaian atas bangsa Indian di Amerika
dan perbudakan atas bangsa Negrito di Afrika serta penjajahan atas bangsa-bangsa Asia dengan dalih misi tadi,
pada saat yang sama inilah umat Orthodox sedang mengalami penjajahan dan aniaya Islam dan pembantaian
Komunis. Masa penjajahan dan penghambatan yang dialami Gereja Timur ini cukup menghambat karya misi Gereja
Timur. Jadi terlalu menyederhanakan masalah kalau fakta sejarah yang melumpuhkan gerak Gereja Orthodox itu
dianggap sebagai sikap Gereja Orthodox Timur melalaikan pewartaan Injil dan karya misi.
III. KAUM ARAB KRISTEN TIMUR DI TIMUR TENGAH
Penyebutan orang-orang Kristen atau Kristianos (Arab, ‘Massihi-yyin’) semula adalah ejekan orang-orang
Yahudi di Antiokhia (Syria) kepada murid-murid Yesus yang ada di sana. Murid-murid ini masih terikat kepada
ibadah Yahudi seperti ke sinagoge-sinagoge Yahudi pada hari Sabat (Kis. 13:14-15; 15:21 dsb) dan masih
berkewajiban mengunjungi Bait Allah pada hari-hari raya (Kis. 2:46; 21:26 dsb). Tetapi karena mereka juga
memberitakan nama Yesus dan memecah-mecahkan roti (Sakramen Ekaristi Kudus) pada hari Minggu, kecurigaan
orang-orang Yahudi semakin menjadi-jadi untuk mengusir mereka dari perkumpulan Yahudi (Kis. 4:2; 5:28). Sejak
pembunuham diakon Stefanus di luar gerbang Yerusalem oleh orang-orang Yahudi (Kis. 7:54-60), maka resmilah
murid-murid Yesus menerima cap ‘sekte’ orang Yahudi tetapi sekaligus penganut Jalan Yesus Kristus (Kis. 9:2).
Penyebutan orang-orang Kristen atau Kristianos (Arab, ‘Massihi-yyin’) semula adalah ejekan orang-orang
Yahudi di Antiokhia (Syria) kepada murid-murid Yesus yang ada di sana. Murid-murid ini masih terikat kepada
ibadah Yahudi seperti ke sinagoga-sinagoga Yahudi pada hari Sabat (Kis. 13:14-15; 15:21 dsb) dan masih
berkewajiban mengunjungi Bait Allah pada hari-hari raya (Kis. 2:46; 21:26 dsb). Tetapi karena mereka juga
memberitakan nama Yesus dan memecah-mecahkan roti (Sakramen Ekaristi Kudus) pada hari Minggu, kecurigaan
orang-orang Yahudi semakin menjadi-jadi untuk mengusir mereka dari perkumpulan Yahudi (Kis. 4:2; 5:28). Sejak
pembunuham diakon Stefanus di luar gerbang Yerusalem oleh orang-orang Yahudi (Kis. 7:54-60), maka resmilah
murid-murid Yesus menerima cap ‘sekte’ orang Yahudi tetapi sekaligus penganut Jalan Yesus Kristus (Kis. 9:2).
Jumlah umat Kristen Orthodox di Timur-Tengah adalah sekitar 20 juta orang. Perkiraan ini tentunya
bersifat kasar. Perkiraan jumlah ini bisa saja berbada, apakah jumlahnya lebih rendah dari 20 juta orang ataukah
malah lebih besar dari 20 juta orang. Untuk jelasnya bisa dibaca buku Anton Wessel “Arab dan Christian” dan El
Hasan bin Tallal “Christianity in the Arab World”. Kita selama ini menutup mata dengan adanya kenyataan
eksistensi 20 juta orang Kristen Arab di Dunia Arab. Pangeran Yordania, El Hasan bin Tallal menegaskan fakta
eksistensi dan kehidupan rukun orang Kristen Arab dan Muslim Arab.
Menyaksikan Portugis dan Spanyol yang gemilang melakukan penjarahan di berbagai wilayah dunia membuat bangsa-bangsa Eropa lainnya
tergiur. Perancis, Inggris, dan Jerman kemudian juga mencoba untuk mengirimkan armadanya masing-masing untuk menemukan dunia baru
yang kaya-raya, Ketika Eropa mengirim ekspedisi laut untuk menemukan dunia baru, pengertian antara perdagangan, peperangan, dan
penyebaran agama Kristen nyaris tidak ada bedanya. Misi imperialisme Eropa ini sampai sekarang kita kenal dengan sebutan “Tiga G” : Gold,
Glory, dan Gospel. Emas yang melambangkan Eropa tengah mencari daerah kaya untuk dijarah, Glory dan Gospel dinisbatkan untuk penyebaran
dan kejayaan agama Kristen (Barat). Di manapun bangsa-bangsa Barat ini mendarat dan menjajah, maka mereka juga menyebarkan salib dan
iman Kristiani dengan pedang berlumuran darah. Kenyataan ini terus dilakukan hingga sekarang, seperti yang terjadi ketika tentara Salib
Amerika menginvasi Afghanistan dan Irak. (lihat: Gerilya Salib di Serambi Mekkah. Dari zaman Portugis hingga Paska Tsunami, Rizki
Ridyasmara. Pustaka Al-Kautsar. 2006).
15
Masyarakat awam di Indonesia tidak banyak yang tahu, ada begitu banyak tokoh Kristen bangsa Arab
yang terkenal, misalnya: Emile Lahoud yang adalah Presiden Libanon sekarang; Thariq Aziz yang menjadi Perdana
Menteri Irak pada masa pemerintahan Saddam Hussein; Boutros Ghali, mantan Menteri Luar Negeri Mesir dan
Sekjen PBB; Hanan Asrawi dan George Habash, keduanya pemimpin dan pejuang militan Palestina yang mendukung
Yasser Arafat dalam menghadapi agresi Israel.
Di kalangan sastrawan, kita mengenal nama Kahlil Gibran dimana saat ini buku-bukunya sangat disukai dan
membanjiri toko-toko buku di Indonesia. Sebelum itu, banyak penyair dan pencipta lagu Indoonesia yang minimal
cukup dipengaruhi oleh Kahlil Gibran, mulai dari Taufik Ismail, Katon Bagaskara, Dani “Dewa 19”” yang malah
“dituduh mencontek” Gibran, hingga mimbar-mimbar Pengajian Ramadhan K.H. Abdullah Gymnastiar. Popularitas
Gibran terus melambung, mengatasi batas-batas bahasa, bangsa bahkan perbedaan agama. Sedangkan dari
kalangan akademisi, kita bisa menyebut Edward Said, penulis buku “Orientalisme”” yang bukunya selalu dijadikan
rujukan oleh beberapa penulis Muslim Indonesia untuk mengecam arogansi Barat. Lucunya, kedua sastrawan dan
intelektual di atas dianggap oleh orang-orang Kristen dan umat Islam di Indonesia adalah orang Muslim, padahal
keduanya adalah orang Kristen.
Tidak banyak pula orang Indonesia yang tahu, bahwa penulis Kamus Bahasa Arab berjudul “Al-Munjid”
yang terkenal itu adalah seorang Kristen bernama Louis Ma’luf; juga sebuah buku terkenal berjudul “Dictionary of
Arabic Printed Books” ditulis oleh Yusuf Alian Sarkis, seorang Kristen Orthodox Koptik Mesir. Dan, hampir semua
Kitab Kuning yang dipakai Pesantren-pesantren di Indonesia diterbitkan oleh Percetakan Kristen di Libanon.
Anehnya, orang Kristen Indonesia yang karena dorongan “ideology pseudo-Biblikal” biasanya membabi
buta membela Israel dalam kasus konflik Israel – Arab Palestina. Mereka tidak sadar, bahwa dengan sikapnya
tersebut, indirectly, mereka menyetujui ribuan orang Kristen Arab harus dibantai oleh orang Israel dalam
“konflik politik” itu (dan sama sekali bukan “konflik antar agama”). Sebab orang Kristen Arab Palestina itu
berjumlah 27% sedangkan orang Israel yang menjadi Kristen hanya 3,2%.
Mencium tangan imam setelah ibadah Khidmat al-Quddus (Liturgi Suci). Umat mencium tangan imam
adalah tradisi rasuliyah yang masih ada di seluruh Gereja Orthodox di dunia.
16
Jemaah perempuan yang berkerudung waktu beribadah (I Kor. 11:5,13), bersembahyang dengan
menadahkan tangan dalam Liturgi Suci (Khidmat al-Quddus), maupun sembahyang harian (sholat)
dalam sebuah Gereja Orthodox Assyrian Timur (pre-Kalsedonian), Irak. Suatu cara sembahyang
yang tetap terpelihara di Gereja-Gereja Orthodox lainnya.
Juga orang Kristen Indonesia tidak sadar, ketika perang Amerika dan Irak pada tahun 1990-an. Negara
Amerika, polisi sombong dunia itu telah menghantam dan menghancurkan komunitas Kristen Irak. Sebuah
perkampungan Kristen Irak dimana Taman Eden beserta Adam dan Hawa, kehidupan manusia pertama itu bermula
dan tempat dimana Abraham, Bapa orang beriman itu berasal.
Alkitab memberitahu kita, bahwa peranan bangsa Arab dalam mempersembahkan “emas dan kemenyan”
(Yes. 60:6-7). Ini cocok dengan persembahan orang Majus (Arab), yaitu: kemenyan, emas dan mur (Mat. 2:1,11).
Menurut kesaksian Injil, Yesus berkarya di “Galilea, daerah bangsa-bangsa” yang pada abad pertama adalah
tempat berbaurnya suku-suku bangsa Asyur dan Arab. Di wilayah Kaisarea Filipi (sekarang Banias), tempat dimana
Yesus menyatakan ke-Mesiasan-Nya dihuni oleh 50% suku Arab Iturea. Juga, pada saat Pentakosta (Kis. 2:9-11),
pada tahun 33 M, Roh Allah tinggal di dalam hati orang-orang Arab. Semua itu terjadi, jauh ketika suku bangsa
Eropa dan Amerika masih primitif dan pemuja berhala.
Kekristenan Timur telah berkembang dengan sangat maju sekali dengan Sekolah-sekolah Theologinya dan
pusat kota-kota intelektualnya serta karya-karya theologinya sementara kota-kota Eropa dan Amerika seperti
London, Hamburg, Amsterdam, New York, Chicago masih belum ada dan masih berupa hutan belantara yang lebat
dan penduduknya masih pagan/pemuja berhala.
IV. DARI MISI KEKRISTENAN TIMUR YANG SEMITIK–HELENISTIK MENJANGKAU
BANGSA-BANGSA DUNIA
Lokasi utama dunia Orthodox masa kini adalah di Yunani, Rusia, Eropa Timur dan Timur-Tengah. Sebagai
contoh, di Yunani hampir semua orang yang mengaku beragama Kristen adalah umat Orthodox. Juga di Rusia dan
Eropa Timur, sebagian besar dari umat Kristen di sana adalah Orthodox, dan jumlahnya bila dibandingkan dengan
umat Katolik dan Protestan adalah sangat besar sekali.
17
Lagi pula tidak semua orang yang tinggal di Israel, Libanon, Syria dan negara-negara lain di Timur Tengah
adalah penganut agama Yahudi ataupun Islam. Hal ini mungkin mengagetkan anda, tapi sebagian besar dari mereka
justru adalah umat Kristen yang saleh yaitu umat Kristen Orthodox, yang telah menghidupi iman mereka selama
2000 tahun di tanah sejati Kekristenan tersebut dan tempat berawalnya Kekristenan.
Perlu juga direnungi dan dicamkan bahwa Kekristenan adalah agama Timur. Kekristenan berasal dari
Timur. Jika kita ingin melihat Kekristenan pada bentuknya yang asli dan murni, belajarlah dari Kekristenan Timur.
Lihatlah Alkitab dan Tradisi Gereja, mulai dari Negara-negara yang diceritakan seperti Israel, Mesir, Syria,
Yunani, Persia, Babilonia adalah Negara-negara Timur. Juga Raja-rajanya, Nabi-nabinya, Rasul-rasulnya, orangorangnya adalah masyarakat Timur. Juga budaya-budayanya adalah Semitik dan Helenis yang merupakan budaya
timur. Data tersebut menyimpulkan bahwa Kekristenan Timur merupakan asal mula Kekristenan, sementara
wilayah Kekristenan Barat adalah daerah tempat tujuan misi dari Kekristenan Timur.
Diantara Gereja-Gereja Orthodox yang ada sejak berabad-abad silam, bahkan sejak masa para Rasul di
Timur-Dekat24, Timur-Tengah25, Afrika dan Eropa Timur ini adalah: Gereja Orthodox Byzantium, Turki
(Patriarkhat Konstantinopel), Gereja Orthodox Yunani, Gereja Orthodox Syria Barat (Patriarkhat Damaskus
(Monofisit) dan Patriarkhat Antiokhia (Kalsedonian), Gereja Orthodox Syria Timur (Gereja Orthodox Assyria
Timur atau Gereja Nestorian), Gereja Orthodox Koptik (Patriarkhat Kairo - Monofisit), di Mesir, Gereja
Orthodox Patriarkhat Alexandria, Mesir (Kalsedonian), Gereja Orthodox Yerusalem, di Palestina (Patriarkhat
Yerusalem), Gereja Apostolik Armenia (Gereja Gregorian - Monofisit), Gereja Orthodox Tewahedo 26, Ethiopia,
Afrika, Gereja Orthodox Tewahedo Eritrea, Afrika (ke-2 Gereja Orthodox Afrika ini adalah Monofisit), Gereja
Orthodox India, juga dikenal sebagai Gereja Orthodox Syria Malankara (Monofisit), Gereja Maronit (Gereja
Monoteletis, yang berada di bawah yurisdiksi Kepausan Roma), Gereja-Gereja Orthodox Slavonika27, misal:
Gereja Orthodox Rusia (Patriarkhat Moskow dan Seluruh Rusia), Gereja Orthodox Patriarkhat Serbia, Gereja
Orthodox Patriarkhat Rumania, Gereja Orthodox Purba Georgia, dan lain-lain.
Dari tempat-tempat ini pula iman Orthodox telah menyebar ke berbagai Negara lain. Sebagai contoh, St.
Kyrillos (826 – 869) dan St. Methodios (815 – 885), Rasul Bangsa Slavia, yang diutus sebagai missionaris untuk
bangsa-bangsa Slavia oleh St. Photius I Agung (858 – 867, 877 – 886), Patriarkh Kontantinopel pertama yang
memulai suatu karya penyebaran Injil dalam skala yang sangat besar diantara bangsa-bangsa Slavia. Karya
sebenarnya dari 2 bersaudara itu dimulai pada tahun 863. Pertama-tama mereka mengarang suatu alfabet yang
cocok dengan bahasa Slavonika. Di dalam terjemahan-terjemahan Alkitab dan buku-buku ibadah, mereka
menggunakan bahasa Slavonika dialek Makedonia yang digunakan orang-orang Slavia di sekitar Tesalonika. Dengan
demikian bahasa Slavonika dialek Makedonia menjadi bahasa Slavonika Gereja yang tetap tinggal sampai saat ini
menjadi bahasa liturgis Gereja Orthodox Rusia dan beberapa Gereja Orthodox Slavonika yang lain. yang dikenal
juga sebagai “Church Slavonic language” (“Церковнославянский язык”) atau “bahasa Slavonika Gereja”.
24
Timur-Dekat : Negara-negara Asia yang dekat dengan Benua Eropa (seperti Turki, Syria, Palestina, dll).
25
Timur-Tengah : Negara-negara Asia yang terletak di antara Timur-Dekat dan Timur-Jauh (seperti Arab Saudi, Oman, Irak, dll).
26
Tewahedo : Kata “Tewahido” sebanding dengan bahasa Arab ‫“( ت وح يد‬Tawhid” ; ”ke-Esa-an”). Jika dalam Islam dan dalam Iman Kristen
Orthodox istilah Tauhid ini digunakan untuk menyebut ke-Esa-aan Allah yang Maha Tunggal, namun dalam Gereja Ethiopia menggunakannya
untuk “kodrat tunggal’ Kristus. Jadi Gereja Ethiopia sangat bangga jika disebut sebagai “Monofisit”, atau “faham kodrat tunggal” itu.
27
Gereja-Gereja Orthodox Slavonika, yaitu Gereja-Gereja Orthodox yang berbahasa Slavonik yaitu bahasa Rusia Kuno yang merupakan
bahasa liturgis Gereja, yang dikenal sebagai “Church Slavonic language” (“Церковнославянский язык”) atau “bahasa Slavonika Gereja”.
Bahasa ini menggunakan aksara “Kyrillik”, yaitu aksara yang diciptakan oleh St. Kyrillos (826 – 869) dan St. Methodios (815 – 885).
18
Penggerak utama untuk kekeristenan Rusia adalah salah satu pemimpin-pemimpin yang sangat luar biasa
untuk sejarah Rusia. Tsar St. Vladimir, yang Sama Seperti Seorang Rasul (980 – 1015) menjadi pemimpin pada
tahun 980, tetapi posisi ini tidak menjadikannya kehilangan jatidiri sebagai seorang Kristen yang benar. Ia
memutuskan dan menginginkan suatu agama negara untuk Rusia-Kiev, persis seperti bangsa-bangsa tetangganya
dan kekaisaran Byzantium. Semenjak Kiev menpunyai minat seperti itu, para missionari dari Yudaisme, Islam dan
negara-negara Latin (Katolik Roma) banyak melakukan karya misi ke negaranya. Tetapi Vladimir masih mempunyai
kesangsian terhadap para missionari itu. Akhirnya ia mengirimkan sekelompok utusan para penasehat pada
masing-masing agama itu, untuk mengetahui bagaimana mereka sesungguhnya menyembah di negara-negara asal
agama-agama itu sendiri (termasuk ke Mekah untuk menyelidiki Islam). Ketika para utusan dan penasehat yang
diutus tiba di Konstantinopel, Kekaisaran Byzantium, utusan-utusan itu kembali ke Kiev, mereka mengatakan
tentang tata ibadah Liturgi Suci di Gereja Katedral Aghia Sophia sebagai: “Kami tidak mengetahui apakah kami
ada di atas bumi atau di dalam sorga”. Sebagai hasil, Vladimir sendiri mengunjungi Konstantinopel dan dibaptis di
sana pada tahun 987 dan pada tahun 988 beribu-ribu bangsa Kiev dibaptis di sungai Dnieper. Para missionari
dikirim ke luar – ke penjuru bangsa. Seluruh Rusia menjadi Kristen Orthodox.
Pada akhir tahun 1700-an, penginjil-penginjil dari Rusia melakukan perjalanan dengan kapal dan juga kayak
untuk menyebarkan Kekristenan Orthodox pada penduduk di kepulauan Aleut dan penduduk Eskimo di Alaska,
Amerika. Missionaris terbesar di antara para missionari Orthodox dari abad 19 adalah St. Innosentius (Yohanes
Veniaminov), Rasul Kekristenan Orthodox Amerika (Alaska) dan Episkop pertama Gereja Orthodox Rusia yang
tinggal di Amerika (1840). Patut pula dicatat karya misi dari St. Nikolay Kasatkin († 1912), pendiri dari Gereja
Orthodox Jepang. Setelah memperoleh kebebasan sejati, Gereja Orthodox Rusia menetapkan untuk
membangkitan kembali karya-karya misinya.
Kesetiaan pada perintah Gereja mula-mula dan meneruskan misi para Rasul, Gereja Rusia sejak dulu
mengemban kesaksian Kristus “bahkan sampai ke ujung bumi“ (Kis. 18), menyebarkan kabar baik dari Sang Firman
Hidup. Prestasi misionaris Gereja Orthodox Rusia dan cakupan karya pendidikannya tersebar dari Polandia dan
Baltik di Barat, sampai Alaska dan California di Timur, dari Murmansk dan Kamchatka di Utara dan Laut Hitam,
Kaukasus, Timur Tengah dan China Selatan, semuanya memerlukan spiritualitas, materi dan sumber daya manusia.
Nama-nama missionaris Rusia ditempatkan secara pantas di antara missionaris-missionaris agung Kekristenan.
Cukup disebutkan di sini nama St. Stefanus dari Perm, St. Triphon dari Pechenga dan para monakhos/rahib dari
apa yang dikenal sebagai monasteri Rusia Thebaid – Valamo dan Solovki, seperti St. Nikolay, yang sama dengan
para Rasul, Arkhiepiskop/ Uskup Agung Jepang, St. Innosentius, Rasul Amerika, Arkhimandrit Makary Glukharev,
Rasul Altai. Dan masih banyak lagi karya misi yang dilakukan oleh Gereja Orthodox Rusia ke penjuru dunia.
19
Gereja Haghia Sophia (Aya Sofya), di Istambul, Turki, komplek berumur 1.500
tahun yang selama berabad-abad adalah Gereja dan pusat Kekristenan Orthodox
Katedral St. Basilius yang Bodoh bagi Kristus, Moskow, Rusia
20
Yang paling spektakuler dalam seluruh sejarah penginjilan, adalah yang dilakukan oleh Gereja OrthodoxAssyria yang pada abad ke-7 telah melakukan penyiaran Injil hingga ke negeri Tiongkok dan Sumatera. Pada masa
Kekhalifahan Islam Abbasiyah di Baghdad, Gereja ini mencapai puncak keemasannya sebagai Gereja yang paling
luas wilayah daerah pekabaran Injilnya. Pimpinan Gereja ini adalah bergelar Katolikos-Patriarkh, sementara ini
dijabat oleh Mar Dinkha IV yang berkedudukan di Baghdad, Irak, tetapi sekarang oleh masalah politik
dipindahkan ke Chicago, USA. Di abad ke-11 di istana Kaisar Cina telah ada perwakilan Uskup Agung Gereja
Assyria yang namanya dalam ejaan Cina disebut A Lo-pen (David/Daud). Mereka terkenal juga oleh pengetahuan
di dunia medis dan filsafat, sehingga gampang berasimilasi dengan penduduk yang didatanginya. Kadang-kadang
Gereja Assyria diasosiasikan dengan Gereja Nestorian, yaitu yang melangsungkan ajaran Nestorius, Patriarkh
Konstantinopel yang dipecat tahun 431 M, walaupun data paling akhir tidak sepakat dengan dugaan ini.
Ketika Marcopolo, pengembara Italia yang terkenal itu berkelana hingga ke Tiongkok, ia sempat singgah
dalam perjalanan pulangnya di kota Fansur atau daerah Barus Sumatera Utara sekarang. Di sana ia mengenali
sekelompok masyarakat Kristen keturunan pedagang dari Arab dan Persia yang merayakan ibadah Minggu dan juga
memiliki sebuah Katedral bernama Bunda Maryam Tak Bercela. Sayangnya komunitas ini punah sebelum berakar
kepada penduduk pribumi. Dari laporan Marcopolo inilah maka ketika utusan-utusan Paus Innocentius III (1198 –
1216) singgah di Barus, pimpinannya menawarkan memberikan pelayanan Ekaristi kepada mereka, sehingga dalam
tarikh awal abad ke-13 itulah yang dihitung Gereja Katolik diIndonesia sebagai tarikh awal masuknya Kekristenan
Katolik Roma di Indonesia.
Penyebab utama mengapa Kekristenan Orthodox kurang dikenal di Amerika adalah karena sebagian besar
orang yang tinggal di Amerika berasal dari Eropa Barat, bukan dari Yunani, Rusia atau Timur Tengah. Baru hingga
akhir tahun 1800-an para imigran dari negara-negara tersebut mulai berdatangan dalam jumlah besar dan
membawa iman Orthodox bersamanya. Karenanya Gereja-gereja Orthodox di Amerika yang sudah ada dari dulu
hingga saat ini hanya dikenal dalam masyarakat suku ataupun etnik tertentu saja. Namun data statistik terbaru
(sejak tahun 2001) di Amerika menyimpulkan bahwa perkembangan Gereja Orthodox di Amerika adalah yang
paling tertinggi. Hal ini dimulai ketika pada tahun 1987, ketika sekelompok pemimpin (para pendeta) Protestan
Injili (dan pemimpin-pemimpin teras Campus Crusade for Christ – LPMI (Lembaga Pelayanan Mahasiswa)-nya
Amerika, diantara mereka bisa disebutkan: Rev. Peter Gilquist, Rev. Gordon Walker, Rev. Marc Dunaway dll yang
kini semuanya menjadi imam-imam Orthodox) bersama umatnya, setelah mempelajari iman Orthodox lebih dari
10 tahun, secara resmi diterima kembali dalam rangkulan Gereja Orthodox sebagai paroikia-paroikia di bawah
yurisdiksi Gereja Orthodox Antiokhia.
Hal ini bisa dipahami untuk kasus di Indonesia dikarenakan selama ini bentuk Kekristenan yang ada di
Indonesia dan diketahui oleh masyarakat adalah hanya dalam bentuk Kekristenan Barat dimana Kristen Roma
Katolik dibawa dan diperkenalkan oleh penjajah Portugis dan Kristen Protestan dibawa dan diperkenalkan oleh
penjajah Belanda dan Pentakosta serta Karismatik dibawa oleh penginjil berjas dan berdasi dari Amerika. Selama
ini umat non-Kristen di Indonesia selalu mencap agama Kristen sebagai agama “Londo” atau agama Barat dan orang
Kristen di Indonesiapun mengamini hal ini bahwa agama Kristen adalah agama Barat. Sehingga ketika Gereja
Orthodox hadir di Indonesia dengan membawa warna agama dan budaya Timur maka yang terjadi adalah kejutan
budaya dan iman bagi orang Kristen dan non-Kristen di Indonesia.
21
Pada tanggal 20 Maret 2001, diadakan Pertemuan Pertama untuk Dialog antara Gereja Orthodox
Rusia (Eastern Orthodox) dengan Gereja-Gereja Oriental Orthodox: Gereja Koptik, Syria dan
Armenia di Moskow,suatu pertemuan dan dialog yang membahas kerjasama di antara Gereja-Gereja
Orthodox, wujud kesatuan Gereja.
Karena iman Orthodox dianut oleh sebagian besar negara-negara di wilayah “Timur” tersebut, maka
sering pula iman ini disebut
sebagai “Orthodox Timur”. Hal ini memang adalah sebutan yang kurang
menguntungkan dan agak rancu. Iman Orthodox bukan hanya suatu tradisi budaya atau keetnisan saja, juga bukan
suatu bentuk “ketimuran” dari Gereja Roma Katolik sebagaimana anggapan orang Protestan. Gereja Orthodox
adalah Gereja yang tertua dalam Kekristenan, dengan penyembahan yang Alkitabiah, dengan cara hidupnya yang
menyejarah dan merupakan suatu kelanjutan yang terkait erat dengan Gereja mula-mula yang disebutkan dalam
kitab Kisah Para Rasul 11:26b.
Dalam sejarah pertumbuhannya, Gereja Orthodox banyak mengalami penderitaan, suatu Gereja para
Martir yang tetap bertahan dan menjaga kesatuannya. Tidak pernah ada yang namanya Reformasi Protestan di
Timur, tidak pernah ada yang namanya perpecahan menjadi ribuan denominasi berbeda-beda. Perbedaan nama
wilayah yang ada dalam Gereja Orthodox, seperti Rusia, Yunani, dan Antiokhia tidak berarti ada perbedaan dalam
iman, ibadah atau susunan. Nama itu adalah menandakan letak geografis dan ekspresi budaya dari iman yang sama,
yaitu iman Orthodox yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik.
Kekristenan Orthodox bukan hanya suatu cabang dari pohon Gereja tetapi adalah merupakan batang
pohon utama dari Gereja, yaitu Gereja Kristen yang sebenarnya. Inilah yang dimaksud dengan pernyataan St.
Paulus sang Rasul kepada Uskup Timotius: “Jemaat (Gereja) dari Allah yang hidup, TIANG PENOPANG DAN
DASAR KEBENARAN” (I Timotius 3:15).
LAMPIRAN :
1. PARADOKS GEREJA ORTHODOX
Oh, Gereja Orthodox yang aneh, begitu miskin dan begitu lemah,
pada saat yang bersamaan begitu tradisional namun begitu bebasnya,
begitu kuno namun demikian begitu hidup,
22
begitu realistik namun begitu mistika secara pribadi,
Gereja di mana mutiara yang tak ternilai dari Injil itu
dipelihara dengan mulianya,
kadang-kadang di bawah lapisan debu,
Gereja yang sering tertutupi tidak dapat berbuat apapun,
namun demikian mengetahui,
sebagaimana tidak diketahui oleh yang lain,
bagaimana menyanyikan sukacita Paskah.
[ Romo Arkhimandrit Lev Gillet “Rahib dari Gereja Timur” – (1893 – 1980) ]
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Paroikia St. Jonah dari Manchuria
SURABAYA
JAWA TIMUR-INDONESIA
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Джунан Сисваджа Легава)
Email addres : [email protected]
(Telp. 031-5940052)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
SK Dirjen Bimas Kristen Depag R.I.
no.: DJ.III/Kep/Hk.00.5/190/3212/2006
Kantor Pusat (Head Office):
JL.K.H.Syafii Hadzami no.1 - Arteri Gandaria
Jakarta Selatan - 12220
INDONESIA
(Telp. 021-72788175; 7395302 - Fax.: 021-7234880)
Website GOI: www.goindo.org
23
Download