BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hama adalah salah satu dari sekian banyak alasan kenapa produk dari hasil pertanian menurun, maka dari itu dibuatlah pengendalian pengandalaian hama, agar mempertahankan hasil pertanian, salah satunya adalah penggunaan pestisida kimia, namun pestisida tidak terbats pada pestisida kimia saja, karena ada juga pestisida nabati. Seperti kita ketahui penggunaaan pestisida itu harus memenuhi 5T yaitu tepat jenis, tepat sasaran tepat konentrasi, tepat waktu, tepat cara. 1.2 Tujuan Tujuan utama dari praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi Perlindungan Tanaman I. Selain tujuan utama tersebut, adapun tujuan lain yaitu untuk mengetahui pengaruh keefektifan dan cara kerja pestisida nabati dari tanaman Barringtonia Asiatica dan Melia azedarach pada ulat hongkong. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Ulat Hongkong Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insekta Order : Coleoptera Suborder : Polyphaga Family : Tenebrionidae Genus : Tenebrio Spesies : Tenebrio molitor Tenebrio molitor lebih dikenal sebagai serangga, yang larvanya biasa dijadikan pakan burung peliharaan. Serangga T. molitor mempunyai sebaran luas hampir diseluruh permukaan planet bumi ini. Mereka mempunyai panjang tubuh sekitar 13 – 17 mm. Serangga ini aktif di malam hari , dan sering menyerang karpet, pakaian dan juga tanaman kering. Sedangkan ulatnya memakan biji-bijian, sereal, dan makanan cadangan manusia lainnya. 2 Keben Barringtonia asiatica Kurz. Nama umum Indonesia: Keben, songgom, putat laut, butun (Sunda) Inggris: Beach Barringtonia Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Dilleniidae Ordo: Lecythidales Famili: Lecythidaceae Genus: Barringtonia Spesies: Barringtonia asiatica Kurz. Di beberapa tempat B. asiatica digunakan sebagai obat tradisional dan racun ikan. Senyawa aktif yang terkandung dalam B. asiatica yang dapat menyebabkan keracunan pada ikan adalah kelompok senyawa saponin (Tan, 2002 ; EEBG, 2006). Salah satu senyawa saponin yang bersifat sebagai racun ikan paling aktif dari ekstrak B. asiatica adalah ranunkosida VIII (Burton et al, 2003). 3 Bagian yang sering dimanfaatkan dari tanaman B. asiatica ini adalah biji dan daun. Biji tanaman ini biasanya dapat langsung digunakan sebagai insektisida nabati dengan dicampur pelarut atau dikeringkan terlebih dahulu kemudian dibuat tepung ( kardianan, 2005 ). Nama umum Indonesia: Mindi, mindi kecil, renceh, gringging, cakra-cikri Inggris: Chinaberry, China tree Vietnam: may rien Cina: ku lian zi Melia azedarach Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Sapindales Famili: Meliaceae Genus: Melia Spesies: Melia azedarach L. 4 Kulit batang dan kulit akar mindi kecil mengandung toosendanin, margoside, kaemferol, resin, tannin dan trirterpene kulinone sehingga dapat digunakan menyembuhkan cacingan dan hipertensi. Kandungan bahan aktif pada daun mindi adalah flavone glicoside, quercitrin, dan kaemferol, selain itu daun tumbuhan ini mengandung protein yang tinggi yang bersifat insektisidal dan bersifat penolak terhadap nematoda. Mindi kecil juga terbukti dapat menekan penyakit bengkak akar yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. pada tanaman tomat. 5 BAB III METODE PRAKTIKUM Alat dan Bahan - 40 ulat hongkong (5 ulat pada masing masing wadah) - 8 buah petridish - Penyemprot cairan - Hasil ekstraksi dari biji Barringtonia asiatica dan ekstraksi dari daun Melia azedarach - Label Cara Kerja - Pada percobaan ini setiap perlakuan menggunakan 2 percobaan atau dua sample. - Semprotkan cairan ekstraksi pestisida nabati Barringtonia asiatica ke 4 petridish, kemudian masukan masing-masing 5 ulat hongkong kedalam 2 petridish yang tadi telah diberi semprotan pestisida nabati, lalu biarkan cairan yang telah disemprotkan kedalam 2 petridish lainnya mengering, setelah mengering baru masukan masing masing 5 ulat hongkong pada setiap wadah. 6 - Lakukan perlakuan yang sama pada petridish yang disemprot oleh ekstraksi daun mindi, yaitu masukan ulat pada 2 wadah, dan masukan ulat pada 2 wadah yang cairannya sudah kering. - Beri label pada setiap petridish sesuai dengan perlakuan yang diberikan. - Simpan petridish ditempat yang aman - Lakukan pengamatan setiap 24 jam sekali, selama 4 hari - Catat apa yang terjadi pada ulat hongkong pada masa pengamatan Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu : Tempat Pelaksanaan : Kamis (7 June 2012) - pukul .00 Laboratorium gedung HPT 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Hasil dari praktikum Barringtonia Asiatica Film Kering Percobaan 1 Percobaan 2 Hari 1 Hidup = 5, mati= 0 Hidup = 5, mati=0 Hari 2 Hidup = 5, molting= 1 Hidup = 5, mati=0 Hari 3 Hidup = 5, molting= 2 Hidup = 3, mati= 2 Hari 4 Hidup = 5, molting= 2 Hidup = 3, mati= 2 Percobaan 1 Percobaan 2 Hari 1 Hidup= 5 Hidup= 5 Hari 2 Hidup= 5, molting= 1 Hidup= 5 Hari 3 Hidup= 5, molting= 1 Hidup= 5, molting= 1 Daun Mindi Film Kering 8 Barringtonia Asiatica semprot Hari 1 Percobaan 1 Percobaan 2 Hidup = 0 Hidup = 0 Daun Mindi Film semprot Hari 1 4.2 Percobaan 1 Percobaan 2 Hidup= 0 Hidup= 0 Pembahasan Dari data tabel di atas, dapat kita simpulkan bahwa keefektifitasan racun pestisida nabati pada ulat hongkong lebih efektif jika disemprotkan dibandingkan jika cairan ekstraksi tersebut dikeringkan, jika dilihat dari hasil percobaan diatas, ekstraksi pestisida nabati yang dikeringkan tidak menyebabkan kematian pada ulat hongkong, kecuali pada percobaan yang menggunakan Barringtonia Asiatica, pada hari ke 4 ditemukan ada ulat yang mati. 9 BAB V KESIMPULAN Dari praktikum mengenai efektifitas pestisida nabati pada ulat hongkong ini bias disimpulkan bahwa pestisida nabati yang masih dalam keadaan cair lebih berpengaruh terhadap mortalitas target sasaran, ini mungkin dikarenakan racun dapat lebih mudah merusak target ketika pestisida masih dalam keadaan cair, ini dibuktikan dari hasil pengamatan selama empat hari, di percobaab tersebut, petridish berisi ulat yang diberi pestisida dalam keadaan masih cair, pada hari pertama semua ulat sudah mati, sedangkan ulat yang ditempatkan di petridish yang berisi pestisida kering, hampir tidak terjadi kematian, Lagi pula pada saat pengeringan pestisida di petridish yang cukup memakan waktu, mungkin terjadi perubahan struktur racun. Sehingga dalam keadaan kering racun sulit untuk meracuni target. 10 DAFTAR PUSTAKA http://blogs.unpad.ac.id/danar/2011/12/30/toksisitas-ekstrak-biji/ http://www.plantamor.com/index.php?plant=833 http://id.wikipedia.org/wiki/ 11