Analisis Konsep Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit

advertisement
Pengertian dan Pengelompokan Konsep Kimia
Konsep merupakan sekumpulan atribut atau karakteristik umum terhadap semua
contoh (orang, obyek, kejadian, ide) dari kelompok tertentu (bentuk, jenis, kategori) atau
karakteristik yang menjadikan bagian tertentu sebagai contoh dari sesuatu yang
membedakannya dari noncontoh. Konsep terdiri atas label konsep yang merupakan satu
atau lebih istilah yang digunakan untuk menggambarkan seluruh contoh dari konsep
tersebut dan karakteristik konsep yang merupakan penjelasan dari label konsep yang
bersangkutan (Ehrenberg, 1985). Konsep sebagai penyajian internal dari sekelompok
stimulus harus disimpulkan dari perilaku. Definisi verbal dari suatu konsep umumnya
tidak dapat mengungkapkan semua hubungan antar suatu konsep dengan konsep lain
(Dahar, 1989). Konsep-konsep dapat dibedakan dalam 7 dimensi (Flavel, 1970)
meliputi:
a. atribut, yang dapat berupa fisik ataupun fungsional.
b. struktur, yang menunjukkan keterkaitan atribut-atribut konsep. Keterkaitan ini
dapat konjungtif, disjungtif dan relasioanl.
c. keabstrakan, yang membedakan atas konkrit dan abstrak.
d. keinklusifan, yang menggambarkan luas atau sempitnya ruang lingkup suatu
konsep.
e. keumuman, yang menggambarkan banyak (superordinat) atau sedikitnya
(subordinat) hubungan suatu konsep dengan konsep lain.
f. ketepatan, yang menggambarkan kejelasan definisi atau suatu konsep
sehingga mudah membedakannya dari noncontoh.
g. kekuatan, menggambarkan pentingnya konsep berdasarkan pendapat umum.
Struktur abstrak konsep yang dinyatakan dalam dimensi-dimensi konsep tersebut
merupakan inti logis (logic core) suatu konsep (Schaefer, 1978) yaitu karakteristik yang
memberi arti terhadap suatu label konsep. Pemahaman inti logis konsep dapat
digambarkan dalam grafik tiga dimensi. Dimensi pemahaman horizontal menggambarkan
kekompleksan suatu konsep, yang membedakan konsep atas komponen atau sistem.
Dimensi pemahaman vertikal menunjukkan keabstrakan konsep, yang membedakan
konsep atas subordinat atau superordinat. Hubungan kedua dimensi logis pemahaman
konsep ini yang dinyatakan sebagai jumlah dari kedua dimensi pemahaman tersebut,
dijadikan sebagai dimensi ketiga pemahaman konsep (Doerner, 1974).
1
Ilmu kimia sebagai salahsatu disiplin IPA dibangun oleh konsep-konsep kimia.
Sebagai konsep IPA maka kimia harus disepakati oleh para pakar pada disiplin ilmu yang
bersangkutan. Konsep-konsep kimia dapat dikelompokkan berdasarkan atribut-atribut
konsep menjadi 6 kelompok (Herron, 1977) yaitu:
a. konsep konkrit, yaitu konsep yang contohnya dapat dilihat, misalnya gelas kimia,
tabung reaksi, spectrum.
b. konsep abstrak, yaitu konsep yang contohnya tak dapat dilihat, misalnya atom,
molekul, inti.
c. konsep dengan atribut kritis yang abstrak tetapi contohnya dapat dilihat, misalnya
unsur, senyawa.
d. konsep yang berdasarkan suatu prinsip, misalnya mol, campuran, larutan.
e. konsep yang melibatkan penggambaran symbol, misalnya lambang unsur, rumus
kimia, persamaan reaksi.
f. konsep yang menyatakan suatu sifat, misalnya elektropositif, elektronegatif, eksplosif
dan konsep-konsep yang menunjukkan atribut ukuran meliputi ion, kg, g (ukuran
massa), M, m, pH, (ukuran konsentrasi), C, ses (ukuran muatan listrik).
Dengan
dasar
pengelompokan
tersebut
berbagai
konsep
kimia
dapat
dikelompokkan. Untuk meyakinkan bahwa suatu konsep telah dimasukkan dalam
kelompok yang tepat, maka pada saat pengelompokkannya perlu dicantumkan secara
lengkap karakteristik suatu konsep. Karakteristik suatu konsep meliputi definisi konsep,
atribut konsep, kedudukannya terhadap konsep lain, contoh dan non contoh. Atribut
konsep dapat berupa atribut kritis dan atribut variabel. Atribut kritis merupakan cirri-ciri
utama suatu konsep yang merupakan penjabaran dari definisi konsep. Atribut variabel
menunjukkan cirri-ciri konsep yang nilainya dapat berubah tetatpi besaran dan satuannya
tetap. Contoh karakteristik konsep yang lengkap adalah sebagai berikut:
Label konsep : Campuran
Definisi
: Campuran adalah kumpulan dua atau lebih zat yang
masing-masing tetap memiliki sifat-sifat khasnya.
Atribut kritis :
1) Dua atau lebih zat dapat pula zat tertentu dengan dua atau lebih fasa.
2) Setiap zat mempertahankan cirri khasnya.
Atribut variabel:
1) Komposisi
2) Massa
3) Warna
4) Ukuran partikel setiap zat
2
5) Jumlah komponen
Konsep superordinat : zat, materi
Konsep koordinat
: zat murni
Konsep subordinat : homogen, heterogen
Contoh
Noncontoh
semen
besi
tanah
intan
udara
oksigen
susu
air
minyak dan air
butane
es dan air
es
Analisis konsep seperti ini dapat mengarahkan guru untuk mengajarkan konsep
yang bersangkutan (Markle and Tiemann, 1970; Romberg, et.al, 1971; Klausmeier, et.al,
1974). Suatu konsep dapat dipahami sebagai inti logis, yang polanya tidak dipengaruhi
oleh aplikasi konsep bagi yang mempelajarinya (Schaefer, 1979).
3
Analisis Konsep Larutan Elektrolit dan Larutan non Elektrolit
Label
konsep
(1)
Larutan
Jenis
Konsep
(2)
kongkret
Larutan
elektrolit
kongkret
Larutan
elektrolit
kuat
kongkret
Larutan
elekrolit
lemah
kongkret
Larutan
non
elekrolit
kongkret
Definisi
konsep
Konsep
(3)
Campuran homogen
dua
ma-cam
zat
atau
le-bih
membentuk
larutan
Larutan
elektrolit dapat menghantarkan arus
listrik
Elektrolit kuat,
daya hantar
listriknya besar
Elektrolit
lemah, daya
hantar
listriknya kecil
Larutan non
elektrolit tak
dapat
menghantarkan arus
listrik
Atribut Konsep
A.Kritis



(4)
Larutan
Campuran homogen
2 macam zat atau
lebih
A. Variabel


(5)
jumlah zat
Jenis zat
Posisi Konsep
Super
Ordinat
Koordinat
(6)
Campuran
(7)
Suspensi
Subordinat
(8)
 Larutan
elektrolit
 Larutan non
elektrolit
Contoh
Non Contoh
(9)
larutan gula
(10)
Campuran
Minyak dan
air
 Larutan elektrolit
 Menghantar arus
listrik
 jenis elektrolit
 Konsentrasi
larutan
Larutan
Larutan non  elektrolit kuat
elektrolit
 elektrolit lemah
Larutan
garam
dapur
Larutan gula
 elektrolit kuat
 daya hantar
listrik besar
 jenis elektrolit
 Konsentrasi
larutan
Larutan
elektrolit
Elektrolit
lemah
- Asam kuat
- basa kuat
- garam
H2SO4
NaOH
NaCl
H2S (aq)
NH3((aq)
(NH4)2S
 Elektrolit
lemah
 daya hantar
listrik kecil
 Larutan non
elektrolit
 Tak dapat
menghantar arus
listrik
 nis elektrolit
 Konsentrasi
larutan
Larutan
elektrolit
Elektrolit
kuat
- asam lemah
- basa lemah
HCN (aq)
H3PO4(aq)
H2CO3(aq)
HCl (aq)
 jenis zat
Larutan
Larutan
elektrolit
Larutan gula
HCl (aq)
-
4
Analisis Konsep Sifat-sifat Larutan Basa, Metode Pengukuran, dan Terapannya
1. Teori Asam-basa
Label
konsep
(1)
Asam
Arrchenius
Jenis
Konsep
(2)
Konsep
berdasarkan
Prinsip
Definisi konsep
Konsep
Atribut Konsep
A.Kritis
A. Variabel
(3)
(4)
(5)
Asam Arrhenius - Asam
- Jenis
dalam pelarut air
Arrhenius
asam
menghasilkan
-pelarut air
- Jumlah H+
ion
hidrogen - ion H+
(H+)
Basa arhenius
- - Basa Arhe- Jenis basa
dalam pelarut air nius
- Jumlah
menghasilkan
-- pelarut air
OHion hidroksida
-- Menghasilkan
(OH-)
ion hidroksida
(OHAsam Bronstead .- Asam
- Jenis asam
–Lowrey sebagai
Bronstead- - Jenis
donor proton
- Lowrey
pelarut
pada basa
- Donor proton
konyugasinya
- basa
konyugasi
Basa
Arhenius
Konsep
berdasarkan
prinsip
Asam
BronsteadLowrey
Konsep
Berdasarkan
Prinsip
Basa
BronsteadLowrey
Konsep
Berdasarkan
Prinsip
Basa Bronstead
–Lowrey sebagai
aseptor proton
pada asam
konyugasinya
.- Basa
- Jenis basa
Bronstead- - Jenis
- Lowrey
pelarut
- Donor proton
- asam
konyugasi
Asam Lewis
Konsep
Berdasarkan
Prinsip
Asam
Lewis,
sebagai akseptor
pasangan
elektron
- asam Lewis
- Akseptorr
- Pasangan
elektron
Struktur
elektron
atom pusat
Posisi Konsep
Contoh
Non Contoh
pH
(9)
HCl(aq) →H+(aq)
+ Cl-(aq)
(10)
HCl(aq)+H2O→
H3O+(aq) + Cl(aq)
pOH
NaOHaq)→
Na+(aq)+ OH-(aq)
HCl(aq)→
H+(aq)+ Cl-aq)
-
HA + B
BH+ + AHA adalah
asam konyugasi dari A-
HA + B
BH+ + AHA adalah
asam konyugasi dari B-
-
B+HL
BH+ + L-
B+HL
BH+ + L-
B adalah basa
konyugasi
dari BH+
B adalah asam
konyugasi
dari L-
A +:B
A:B BF3
B adalah asam
Lewis
A+:B
A:B BF3
A adalah
asam Lewis
Super
Ordinat
(6)
- teori asam
basa
Koordinat
Subordinat
(7)
-Asam
Bronstead Lowrey
- teori asam
basa
Basa
Bronstead Lowrey
teori asam
basa
Asam Lewis
teori asam
basa
Basa Lewis
teori asam
basa
-Asam
Bronstead –
Lowrey
(8)
-
5
Basa Lewis
Konsep
Berdasarkan
Prinsip
Basa
Lewis,
donor pasang
an elektron
- Basa Lewis
- Akseptorr
- Pasangan
elektron
Struktur
elektron
atom pusat
teori asam
basa
Basa
Bronstead –
Lowrey
-
A+:B
A:B
A adalah basa
Lewis
A+:B
A:B
B adalah
basa Lewis
6
Proses kognitif
Aktivitas mental untuk
mempunyai pengetahuan
Apa?
Pengalaman yang kreatif
(Presseisen, 1985)
Selalu berkembang
Mengapa?
Dapat dipelajari
(Nickerson, 1985)
Berpikir
Berpikir dasar
(Novak, 1979)
Bagaimana?
Berpikir rasional (Logis)
-
Menghapal
Membayangkan
Mengklasifikasikan
Menggeneralisasikan
Membandingkan
Mengevaluasi
Menganalisis
mensisntesis
Mendeduksi
menyimpulkan
Pemecahan masalah
(Problem solving)
Berpikir
kompleks (Costa,
1985)
Pengambilan keputusan
Berpikir kritis
Berpikir kreatif
metakognitif
7
Ennis (1985) menyatakan bahwa berpikir kritis terdiri dari kemampuan dan disposisi.
Kemampuan berpikir kritis menurut Ennis terdiri dari 12 indikator, yang dapat diuraikan
sebagai berikut.
1) Klarifikasi dasar, terdiri dari tiga indikator:
(1) memfokuskan pada pertanyaan,
(2) menganalisis argumen,
(3) bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan/atau tantangan.
2) Dukungan dasar, terdiri dari dua indikator:
(4) mempertimbangkan kredibilitas sumber,
(5) menyelidiki dan mempertimbangkan laporan observasi.
3) Inferensi, terdiri dari tiga indikator:
(6) membuat deduksi dan mempertimbangkan deduksi,
(7) membuat induksi dan mempertimbangkan induksi,
(8) membuat dan mempertimbangkan pendapat yang bernilai.
4) Klarifikasi lanjut, terdiri dari dua indikator:
(9) mendefinisikan istilah-istilah dan mempertimbangkan defnisi,
(10) mengidentifikasi asumsi.
5) Strategi dan taktik, terdiri dari dua indikator:
(11) menentukan suatu tindakan,
(12) berinteraksi dengan orang lain.
Disposisi menurut Ennis adalah semangat kritis. Semangat kritis adalah apa yang
memotivasi seseorang untuk menerapkan kemampuan berpikir kritis. Disposisi ini antara
lain: 1) mencari pernyataan yang jelas dari suatu tesis atau pertanyaan, 2) mencari alasan,
3) berwawasan luas, 4) menggunakan sumber-sumber yang kredibel dan menyebutkannya,
5) mempertimbangkan situasi total, 6) mencari alternatif, 7) berpikiran terbuka, 8)
menentukan posisi ketika bukti-bukti atau alasan mendukung, dan 9) sensitif terhadap
perasaan orang lain.
Facione & Facione (dalam McBride & Xiang, 2002) mengemukakan bahwa disposisi
berpikir kritis terdiri dari: 1) pencarian kebenaran, 2) berpikiran terbuka, 3) analitisitas, 4)
sistematisitas, 5) keingintahuan, 6) keyakinan diri tentang berpikir kritis, dan 7) kematangan.
Berpikir kritis merupakan proses untuk mencapai tujuan tertentu (porpuseful), pengendalian
diri (self-regulatory), dan pertimbangan (judgment), yang mendorong proses pemecahan
8
masalah dan pembuatan keputusan. Inti dari keterampilan berpikir kritis menurut Facione et
al (2002) adalah:
1) interpretasi, meliputi: katagorisasi, menguraikan manfaat, dan mengklarifikasi makna;
2) analisis, meliputi: memeriksa ide, mengidentifikasi dan menganalisis argumen;
3) evaluasi, meliputi: menilai klaim dan argumen;
4) inferensi, meliputi: menyangsikan bukti, menduga alternatif, dan menarik kesimpulan;
5) eksplanasi, meliputi: menyatakan hasil, memberi alasan prosedur, dan menyajikan
argumen;
6) pengendalian diri, meliputi: pemeriksaan diri dan perbaikan diri.
Inti keterampilan berpikir di atas adalah strategi yang digunakan seseorang ketika
memecahkan masalah, mengevaluasi ide, dan membuat keputusan.
Inch dan Warnick (dalam Verlinden, 2005) mengatakan bahwa berpikir kritis
melibatkan aspek-aspek berikut:
1) mengungkapkan pertanyaan dengan jelas dalam diskusi;
2) mengklarifikasi makna dari suatu istilah;
3) mengembangkan dan menerapkan kriteria untuk evaluasi;
4) mengevaluasi kredibilitas sumber informasi;
5) menyempurnakan generalisasi dan menghindari penyederhanaan yang berlebih;
6) menghasilkan dan menilai solusi dari masalah;
7) membandingkan perspektif, interpretasi, atau teori;
8) membaca kritis, yaitu mencari informasi yang mendukung perspektif seseorang;
9) mendengarkan kritis, yaitu mempertimbangkan dengan serius pandangan seseorang
tentang ketidaksetujuannya.
Kuhn (seperti dikutif Anderson et al, 2001) menyatakan bahwa berpikir kritis
melibatkan kemampuan untuk: 1) membedakan opini dari bukti, 2) mendukung opini dengan
bukti-bukti yang jelas dan benar, 3) mengusulkan opini alternatif dan mengetahui bukti yang
mendukung opini tersebut, 4) menyediakan bukti untuk mendukung opini ketika membantah
suatu alternatif, dan 5) menentukan sikap yang melibatkan pertimbangan pro dan kontra
dari apa yang diketahui. Sementara itu, Tsui (dalam Tapper, 2004) mengungkapkan
keterampilan berpikir kritis melibatkan kemampuan bertanya dan kemampuan melakukan
evaluasi, analisis, refleksi, inferensi, dan pertimbangan. Masih menurut Tsui, dalam
beberapa literatur, berpikir kritis melibatkan kemampuan siswa mengidentifikasi isu dan
9
asumsi, mengenal hubungan yang penting, membuat inferensi dengan benar, mengevaluasi
bukti atau sumber, dan mendeduksi kesimpulan.
Berpikir Kreatif
Tahap 1. Meningkatkan antisipasi
1. Menghadapi kebingungan dan ketidakpastian
2. Menanyakan tentang harapan dan antisipasi yang terbaik
3. Menciptakan kesadaran mengatasi masalah, kemiskinan, kebutuhan masa depan, atau
kesulitan yang dihadapi
4. Membangun siswa yang berpengetahuan
5. Merangsang keingintahuan dan keinginan untuk tahu
6. Membuat keakraban yang kuat atau kekuatan yang akrab
7. Bebas dar serangkaian hal yang diinginkan
8. Memperhatikan informasi yang sama dari berbagi sudut pandang
9. memperhatikan informasi yang sama dari berbagai sudut pandang
10. Pertanyaan profokatif untuk membuat siswa berpikir tentang informasi baru
11. Memperkirakan dari informasi terbatas
12. Tujuan lengkap dari pelajaran membuat jelas, menunjukkan hubungan antara belajar
yang diharapkan dan menampilkan masalah saat ini atau ke depan
13. Cukup hanya susunan untuk memberi jeda dan arah
14. Melakukan langkah berikutnya terhadap apa yang diketahui
15. Secara fisik meningkatkan informasi untuk dihadirkan
Tahap 2. Menemukan yang diharapkan, tidak diharapkan, dan memperdalam/sangat
diharapkan
1. Meningkatkan kesadaran thd masalah dan kesulitan
2. Menerima batasan secara beruruta sbg suatu tantangan drpd scr klinis memperbaiki yg
ada
3. Mendorong cir-ciri personal atau sadar situasi
4. Melatih proses mengatasi masalah secara kreatif dalam suatu sikap yang disiplin
berkaitan dengan masalah dan informasi yang dihadapi
5. Secara terpisah dan sistematik memperhatikan informasi y dihadirkan
6. Menampilkan informasi ketika tidak lengkap dan menyuruh siswa menanyakan
pertanyaan untuk mengisi keheningan
7. Nampak sejajar dengan elemen-elemen yg tidak relevan
8. Mengeksplorasi dan menguji misteri dan mencoba memecahkannya
9. Menyediakan keterbukaan
10. Membuat outcome tidak dapat diprediksi dengan lengkap
11. Memprediksi dari informasi yg terbatas
12. Mencari untuk kejujuran dan realisme
13. Mengidentifikasi dan mendorong penggunaan keterampilan baru pada penemuan
informasi
14. Meningkatkan dan kadang-kadang menggunakan surprise
15. Mendorong visualisasi
Tahap 3. Melanjutkan terhadap dan menjaga itu tetap berjalan
1. Bermain dengan kebingungan
2. Memperdalam kesadaran masalah, kesulitan atau gap dalam informasi
3. Mengetahui potensi unik pada siswa
10
4 Meningkatkan perhatian tentang suatu masalah
5. Menantang suatu jawaban y knstruktif
6. Melihat hubungan yg jelas antara informasi baru dengan karir di masa depan
7. Melihat koreksi yang jelas antara informasi baru dengan karir di masa depan
8. Menerima batasan-batasan secara kreatif dan konstruktif
9. Masih menggali lebih dalam,
10. Membuat legistimasi berfikir yang berbeda
11. Mengelaborasi nformasi yang diberikan
12. Mendorong solusi yang elegan, solusi pada koflik-konflik tumbukan, tidak memecahkan
masalah
13. Menentukan eksperimen
14. Membuat kekuatan yang akrab atau keakraban yang kuat
15. Memeriksa gambaran-gambaran untuk menemukan solusi yang nyata
16. Mendorong proyeksi masa depan
17. Menghibur ketidakmungkinan
18. Menciptakan humor dan melihat humor dalam informasi yang ada
19. Mendorong keadilan yang ada dan penggunaan beberapa tatacara yang disiplin
mengatasi masalah
20. Menghubungkan informasi ke informasi dala berbagai disiplin ilmu
21. Memperhatikan informasi yang sama dengan cara yang berbeda
22. Mendorong pergantian ide-ide dan obyek
23. Mendorong pensilangan hipotesis
24. Menghadapi dan menantang produk
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Creative
Critical
Basic
Recall
Gambar 1. Hirarki Berpikir (Krulik & Rudnick, 1995)
Setiap kategori pada hirarki berpikir gambar 2.2 memiliki ciri-ciri tersendiri.
Menurut Krulik dan Rudnick (1995) basic, critical dan creative merupakan pemikiran
(reasoning) dan sangat sulit mendefinisikan masing-masing kategori dengan tepat.
Bagaimanapun juga, kita dapat mendata gambaran yang sesuai untuk menghubungkan
masing-masing kategori.
Berpikir dasar (basic) cirinya meliputi memahami dan mengenali konsep
yang tampak pada suatu keadaan. Berpikir kritis (critical) cirinya meliputi (1)
memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi suati permasalahan; (2) mencari
fokus permasalahan; (3) mengumpulkan dan mengorganisisr informasi; (4)
11
memvalidasi dan menganalisis informasi; (5) mengingat dan menghubungkan
informasi sebelumnya; (6) menentukan alasan jawaban; (7) menarik kesimpulan;
dan (8) analitis dan reflektif. Sedangkan pada tingkat berpikir kreatif (creative)
memiliki ciri (1) menghasilkan suatu produk asli; (2) pemikiran dan penemuan
baru; dan (3) menyatukan atau menghasilkan atau menerapkan ide-ide.
Tingkatan ranah berpikir juga dikemukakan oleh Bloom. Modifikasi taksonomi
Bloom berisi enam tingkatan ranah berpikir kognitif ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Modifikasi Taksonomi Bloom, Pertanyaan, dan Kegiatan
Modifikasi
Pertanyaan
Kegiatan
Taksonomi Bloom
Mengingat
Dapat mengingat
Mengenali, membuat daftar,
(Remembering)
informasi?
menghafal, menyebutkan.
Memahami
(Understanding)
Dapat
Mengklasifikasikan,
menerangkan ide
menginterpretasi, menjelaskan,
atau konsep?
mengelompokkan.
Menerapkan
Dapat
Menerapkan, menafsirkan,
(Applying)
menggunakan
mengoperasikan, memecahkan,
informasi dalam
menggunakan.
situasi lain?
Menganalisa
Dapat mengolah
Mengorganisasi, menata ulang,
(Analyzing)
informasi untuk
mengajukan pertanyaan.
memahami sesuatu
dan mencari
hubungan?
Mengevaluasi
Dapat menilai
Memeriksa, membuat hipotesa,
(Evaluating)
suatu keputusan
mengkritik, bereksperimen,
atau tindakan?
memberi penilaian.
Mencipta
Dapat
Mendisain, membangun,
(Creating)
menghasilkan idemerencanakan, merumuskan,
ide baru, produk,
menemukan.
atau cara pandang?
Dalam tingkatan berpikir menurut Bloom tersebut, dapat dirancang pertanyaanpertanyaan yang mengarahkan siswa pada ranah berpikir tingkat tinggi. Pertanyaanpertanyaan tersebut tentunya mengarahkan siswa pada pemahaman berpikir melalui
kemampuan mengolah informasi. Selanjutnya siswa mampu menerapkan informasi dalam
pemecahan masalah. Pada tahap menganalisa siswa mampu menghubungkan keterkaitan
konsep satu dengan yang lain. Melalui kegiatan menganalisa, siswa mampu
12
membandingkan permasalahan berdasarkan kriteria tertentu pada saat evaluasi. Pada
tahap berpikir modifikasi Bloom, mencipta (creating) merupakan ranah berpikir tingkat
tinggi sehingga siswa mampu membentuk gagasan baru.
Tabel 2.3. Indikator Metakognisi (diadaptasi dari Mc Gregor, 2007, Schraw, 1995, dan
Anderson & Krathwol, 2001)
No Level metakognisi Sub level metakognisi (sebagai indikator)
1 Menyadari proses
Menyatakan tujuan
berpikir dan
Mengetahui tentang apa dan bagaimana
mampu
Menyadari bahwa tugas yang diberikan membutuhkan
menggambarkannya banyak referensi
Menyadari kemampuan sendiri dalam mengerjakan
tugas
Mengidentifikasi informasi
Memilih operasi/prosedur yang dipakai
Mengurutkan operasi yang digunakan
Merancang apa yang akan dipelajari
2
Mengembangkan
Memikirkan tujuan yang telah ditetapkan
pengenalan
Mengelaborasi informasi dari berbagai sumber
strategi berpikir
Memutuskan operasi yang paling sesuai
Menjelaskan urutan operasi lebih spesifik
Mengetahui bahwa strategi elaborasi meningkatkan
pemahaman
Memikirkan bagaimana orang lain memikirkan tugas
3
Merefleksi
Menilai pencapaian tujuan
prosedur secara
Menyusun dan menginterpretasi data
evaluatif
Mengevaluasi prosedur yang digunakan
Mengatasi kesalahan/hambatan dalam pemecahan
masalah
Mengidentifikasi sumber-sumber kesalahan dari
percobaan
4
Mentransfer
Menggunakan operasi yang berbeda untuk penyelesaian
pengalaman
masalah yang sama
pengetahuan dan
Menggunakan operasi/prosedur yang sama untuk
prosedural pada
masalah lain
konteks lain
Mengembangkan prosedur untuk masalah yang sama
Mengaplikasikan pemahamannya pada situasi baru
5
Menghubungkan
Mengaitkan data pengamatan dengan pembahasan
pemahaman
Menganalisis efisiensi dan efektifitas prosedur
konseptual dengan
Menganalisis kompleksnya masalah
pengalaman
Menyeleksi informasi penting yang digunakan dalam
prosedural
memecahkan masalah
Memikirkan proses berpikirnya selama pemecahan
masalah
13
Download