CONTINUING PROFESSIONAL CONTINUING DEVELOPMENT PROFESSIONAL CONTINUING DEVELOPMENT MEDICAL EDUCATION Akreditasi PP IAI–2 SKP Terapi Nanopartikel Albumin-Kurkumin Atasi Kanker Payudara Multidrug Resistant Michael Salim, Albert Susanto, Dicky Stefanus Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta, Indonesia ABSTRAK Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering dijumpai dan banyak menyebabkan kematian pada perempuan. Keberhasilan kemoterapi hanya sekitar 10-15%. Kendala kemoterapi adalah berkembangnya resistensi terhadap berbagai obat yang disebut multi-drug resistance (MDR). Kunyit (Curcuma longa) adalah tanaman herbal, memiliki bahan aktif yang disebut kurkumin. Berbagai penelitian memperlihatkan efek antikarsinogenik kurkumin terhadap kanker payudara. Kurkumin dapat menghindari efek protein transport ATP-binding cassette (ABC) yang menyebabkan MDR pada kanker payudara. Kendala aplikasi kurkumin dalam dunia medis yaitu bioavailabilitasnya sangat rendah. Human serum albumin (HSA) merupakan pembawa obat alamiah dalam tubuh. Enkapsulasi kurkumin dalam HSA meningkatkan bioavailabilitas tanpa efek toksik dan imunogenik, efisien membawa obat dan mudah diproduksi. Metode enkapsulasi paling cocok adalah nanoparticle albumin bound (nab). Nanopartikel HSA-kurkumin selektif terdeposit pada jaringan kanker payudara karena efek enhanced permeability and retention (EPR) dan oleh protein pada sel kanker payudara yaitu reseptor albumin gp60 dan secreted protein, acidic and rich in cysteine (SPARC). Kata kunci: Kurkumin, nanopartikel, human serum albumin, kanker payudara multidrug resistant ABSTRACT Breast cancer is the most common cancer in women and causes high mortality. Chemotherapy has only 10-15% success rate. A particular problem is resistance to different types of drug, called multidrug resistance. Turmeric (Curcuma longa) is a herbal plant with curcumin as active substance. Many researches show anti-carcinogenic effect of curcumin in breast cancer. Curcumin can also avoid the effect of transport protein ATP-binding cassette (ABC) that can cause MDR in breast cancer. The problem is its low bioavailability. Human serum albumin (HSA) can act as a natural drug mediator in human body. Encapsulation of curcumin in HSA can increase its bioavailability without any toxic and immunogenic effect, distributing drug more efficiently, and also easy to produce. The most suitable method for this encapsulation is nanoparticle albumin bound (nab). HSA-curcumin nanoparticle can be selectively deposited in breast cancer tissue due to its enhanced permeability and retention (EPR) effect, and by the presence of albumin receptor gp60, and secreted protein, acidic and rich in cysteine (SPARC). Michael Salim, Albert Susanto, Dicky Stefanus. Recent Albumin-Curcumin Nanoparticle Therapy for Multidrug Resistant Breast Cancer. Key words: Curcumin, nanoparticle, human serum albumin, multidrug resistant breast cancer PENDAHULUAN Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menyebabkan kematian pada wanita.1 GLOBOCAN mencatat pada tahun 2008 ada sekitar 2,8% penduduk negara berkembang menderita kanker payudara dan 1,2% meninggal karenanya.2 Terapi utama kanker payudara yang telah bermetastasis adalah kemoterapi. Namun sel kanker sering menjadi resisten terhadap obat-obatan tersebut, fenomena ini disebut multidrug resistance (MDR). Efektivitas kemoterapi masih jauh dari optimal, masih Alamat korespondensi 710 memiliki banyak kekurangan serta toksisitas yang cukup tinggi seperti alopesia, mual, muntah, anemia, penurunan sistem imunitas tubuh, dan lain-lain.3 Kunyit (Curcuma longa) merupakan salah satu hasil industri utama obat asli Indonesia (OAI). Kandungan utama kunyit yang menarik perhatian para peneliti adalah kurkumin. Kurkumin berinteraksi dengan berbagai molekul genetik yang bermutasi pada sel kanker payudara.4 Namun berbeda halnya dengan pemberian in vivo, diduga karena rendahnya bioavailabilitas kurkumin dalam tubuh.5 Human serum albumin (HSA) merupakan protein terbanyak pada plasma darah manusia.6 Para peneliti memanfaatkan pembawa obat alamiah ini untuk mengangkut berbagai macam obat dengan bioavailabilitas rendah dalam bentuk nanopartikel. Salah satu obat yang memanfaatkan nanopartikel albumin adalah nab-paclitaxel,7 sedangkan potensi penggunaan nanopartikel albumin untuk meningkatkan efektivitas kurkumin pada kanker payudara MDR masih belum jelas. email: [email protected] CDK-220/ vol. 41 no. 9 th. 2014 CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT Artikel ini membahas mekanisme serta potensi penggunaan nanopartikel albumin dalam meningkatkan efektivitas kurkumin pada kanker payudara MDR. TINJAUAN PUSTAKA Dasar Molekuler Patogenesis Kanker Sel normal memiliki kemampuan memperbaiki DNA yang rusak. Seseorang yang terlahir dengan gangguan gen perbaikan DNA lebih berrisiko menderita kanker. Perubahan sel normal menjadi sel tumor pada dasarnya disebabkan karena adanya kerusakan genetik pada sel tersebut. Empat gen pengatur utama yang rusak umumnya adalah protoonkogen, gen penghambat pertumbuhan, gen pengatur apoptosis, dan gen perbaikan DNA. Kerusakan terjadi secara bertahap pada tingkat fenotip dan genetik sampai sel tersebut menjadi ganas.8 Keganasan hanya dapat terjadi jika terdapat mutasi beberapa gen yang mengubah tujuh fisiologi dasar sel normal,8 yaitu regulasi proliferasi sel, ketidakpekaan terhadap sinyal penghambat pertumbuhan, apoptosis, telomere, angiogenesis, kemampuan metastasis dan invasi, serta mutasi pada gen perbaikan DNA. Pada sel tumor, proto-onkogen bermutasi menjadi onkogen. Onkogen memiliki kemampuan untuk menyebabkan proliferasi sel tanpa adanya sinyal pertumbuhan dari sel normal.9 Telomere terdapat di tiap ujung kromosom dan diregulasi oleh suatu enzim yang disebut telomerase. Telomerase menyebabkan pemendekan telomere setiap proliferasi. Pada sel kanker, dapat terjadi aktivasi berlebihan telomerase sehingga tidak terjadi pemendekan telomere.10 Banyak gen telah dikenali mengendalikan apoptosis sel normal dan juga sel tumor. Gen tersebut ada yang bersifat pro-apoptosis (BAX, BAK) dan juga anti-apoptosis (BCL2, BCL-XL).9 Mutasi gen pengkode faktor transkripsi di nukleus, dan mutasi cyclin serta cyclin-dependent-kinase yang mengatur siklus hidup sel juga dapat menyebabkan proliferasi tidak terkendali.8 Pada sel tumor, sinyal penghambat pertumbuhan mengalami inaktivasi. Dalam hal ini mutasi sering terjadi pada gen Rb, p53, APC/beta-catenin.8 Untuk dapat menumbuhkan pembuluh darah baru, sel tumor memerlukan faktor angiogenik seperti vascular endothelial growth CDK-220/ vol. 41 no. 9, th. 2014 factor (VEGF) yang terbentuk dari aktivasi hypoxia-induced factor-1-α (HIF1α) serta basic fibroblast growth factor (bFGF). HIF1α diregulasi oleh protein von Hippel-Lindau (VHL). Mutasi gen VHL dapat menyebabkan timbulnya keganasan.10 Kemampuan menginvasi jaringan yang merupakan ciri utama sel kanker memiliki empat tahapan, yaitu peregangan antar sel, degradasi matriks ekstraseluler, perlekatan pada komponen matriks ekstraseluler yang baru, dan diakhiri dengan perpindahan sel kanker.9 Kanker Payudara Terdapat tiga faktor yang berhubungan dengan kanker payudara yaitu faktor keturunan, hormonal dan lingkungan. Akumulasi tiga faktor tersebut akan menyebabkan mutasi berbagai gen yang akan memicu keganasan.9 Faktor keturunan memiliki hubungan erat. Sekitar 25% kanker payudara akibat faktor keturunan berhubungan dengan gen autosomal breast cancer 1 (BRCA1) dan breast cancer 2 (BRCA2). Mutasi kedua gen ini sering menyebabkan kanker payudara.11 Gen lain yang diturunkan hanya ditemukan pada kurang dari 10% kasus kanker payudara; antara lain phosphatase and tensin homolog (PTEN), ataxia telangiectasia mutated (ATM), dan Harvey rat sarcoma viral oncogene homolog (HRAS1).12 Kanker payudara dengan ER-positive memiliki prognosis lebih baik dibandingkan dengan ER-negative. Sedangkan peningkatan ekspresi proto-onkogen human epidermal growth factor receptor 2 (HER2/NEU) memiliki prognosis yang buruk.9 Faktor hormonal berhubungan dengan peningkatan paparan estrogen saat siklus menstruasi.9 Hasil metabolisme estrogen tersebut bersifat toksik terhadap gen. Sekitar 70% kasus kanker payudara menunjukkan peningkatan ekspresi pada reseptor estrogen atau biasa disebut ER-positive.1 Faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi insidensi kanker payudara antara lain paparan radiasi terutama pada dada, obat kontrasepsi hormonal, diet tinggi lemak, alkohol, dan merokok.13 Kanker Payudara Multidrug Resistant (MDR) Apabila terkena pajanan berulang obat antikanker, sel kanker dapat mengalami fase multidrug resistance (MDR).3 Bentuk MDR sering dikaitkan dengan peningkatan ekspresi kelompok protein transport ATP-binding cassette.14 Kurkumin Gambaran Umum Tanaman kunyit (Curcuma longa) adalah tanaman herbal termasuk keluarga jahejahean. Akar merupakan bagian tanaman Curcuma longa yang paling sering dimanfaatkan untuk pengobatan pada suku Indian kuno, Cina, dan Hindu kuno.15 Komponen utama tanaman kunyit yang biasa dimanfaatkan untuk pengobatan dan berbagai keperluan lain adalah kurkumin (~77%). Kurkumin dengan struktur (C21H20O6) berupa bubuk kristal kuning keemasan dan tidak larut dalam air. Penggunaan Kurkumin pada Terapi Kanker Payudara MDR Sifat antikarsinogenik dan kemopreventif kurkumin telah terbukti efektif in vitro pada berbagai sel kanker payudara melalui interaksinya dengan molekul-molekul yang berhubungan dengan siklus hidup sel seperti apoptosis, proliferasi, sifat invasi dan metastasis dari sel kanker payudara. Kurkumin dapat menginduksi apoptosis pada sel kanker Gambar 1 Contoh model struktur protein transport ABC dengan 2 set domain transmembran (TMD) dan 2 domain pengikatan nukleotida (NBD) 711 CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT payudara dengan meningkatkan ekspresi p21 dan meningkatkan rasio perubahan BAX menjadi BCL2.16 Kurkumin juga dapat mencegah proliferasi sel kanker payudara dengan mekanisme perusakan struktur benang spindel sehingga tidak terjadi pembelahan kromosom.17 Penelitian Shao et al18 terhadap sel kanker payudara ER-positive maupun ER-negative menunjukkan bahwa kurkumin efektif pada kedua sel kanker tersebut melalui penekanan MMP2 dan peningkatan ekspresi tissue inhibitor of metalloproteinase (TIMP-1). Kurkumin dapat menginduksi degradasi HER2/ NEU yaitu onkogen yang sering bermutasi pada kanker payudara dan menyebabkan prognosis buruk.19 Kurkumin juga dapat memodulasi ekspresi gen BRCA1 yang telah bermutasi dan juga menginduksi apoptosis pada sel kanker agresif yang tidak memiliki reseptor estrogen dan progesteron.20 Kurkumin memiliki tingkat keamanan konsumsi yang tinggi pada populasi umum.21,22 Pemberian dipertimbangkan pada wanita hamil, gangguan kandung kemih, dan Curcuma longa Rhizome jika memiliki masalah pembekuan darah.23 Kendala utama penggunaan kurkumin pada terapi kanker payudara MDR in vivo adalah bioavailabilitasnya yang rendah. Kurkumin sangat cepat dimetabolisme dan penyerapannya dalam tubuh manusia sangat minimal.5 Berbagai metode seperti penggunaan analog dan partikel pembawa obat telah berhasil meningkatkan bioavailabilitas kurkumin serta dapat mencegah perkembangan dan membunuh sel kanker payudara secara in vivo.4,24-26 Namun, metode-metode tersebut masih memiliki beberapa kekurangan seperti toksik, kurang stabil, kurang selektif terdeposit pada jaringan kanker, sintesisnya sulit, serta kadar kurkumin yang dibawa rendah sehingga kurang efisien.27-29 Gambaran Umum Human Serum Albumin (HSA) HSA adalah protein plasma terbanyak pada manusia (35-50 g/L) dengan waktu paruh 19 hari. HSA terdiri dari 585 asam amino dengan berat molekular 66.500 Da dan mengandung 17 ikatan disulfida. Berbeda dengan protein Dried rhizome Blend (Turmeric) Extract in 95% ethanol for 24 h, filter and dry Gambar 2 Isolasi, ekstraksi, dan struktur kurkumin pada umumnya, HSA bersifat stabil pada variasi pH 4-9, pemanasan 60° sampai 10 jam, serta dapat melarutkan bahan organik.7 Berat molekular HSA yang relatif rendah serta konsentrasinya yang tinggi menyebabkan HSA berkontribusi terhadap 75-80% tekanan osmotik plasma manusia. Fungsi penting lainnya adalah kemampuan mengikat berbagai ligan. Ligan-ligan tersebut mencakup asam lemak bebas, kalsium, hormon steroid tertentu, bilirubin, dan sebagian triptofan plasma. Berbagai obat, termasuk sulfonamid, penisilin G, dikumarol, dan aspirin, juga ditranspor dalam tubuh dengan berikatan pada HSA. Temuan ini memiliki dampak farmakologis yang penting.6 PEMBAHASAN Kurkumin dan Human Serum Albumin (HSA) Kurkumin terbukti secara in vitro dan in vivo menekan sel kanker payudara,4,25 namun bioavailabilitasnya rendah dalam tubuh manusia sehingga sulit diterima sebagai agen terapi.5 Belakangan penggunaan nanopartikel untuk meningkatkan bioavailabilitas mulai berkembang. Kelebihan nanopartikel adalah dapat larut dalam berbagai media sehingga dapat membawa obat yang tidak larut, menghindari imunitas tubuh sehingga mengurangi degradasi obat. Nanopartikel juga dapat melewati berbagai membran tubuh sehingga efektivitas intraseluler meningkat.30 Pengobatan nanopartikel terutama dengan bahan dasar protein memiliki keuntungan tersendiri, antara lain dalam hal stabilitas, non-toksik, serta kemudahan produksi. HSA paling sering dipakai karena dapat mengikat banyak obat, degradasinya tidak berbahaya, tidak menstimulasi imunitas, larut air, serta melepaskan obat dengan baik sehingga dapat menjadi pembawa obat yang ideal.7,31 Death Gambar 3 Efek kuratif dan kemopreventif kurkumin 712 Mekanisme pembuatan nanopartikel albumin-kurkumin Nanopartikel albumin dapat dibuat dengan beberapa cara, di antaranya dengan teknik pengeringan, emulsifikasi dan nanoparticle albumin bound (nab).7,32-35 Namun, karena sifat kurkumin yang hidrofobik, teknik nab yang paling cocok untuk enkapsulasi obat. Selain itu, teknik nab tidak menggunakan surfaktan, CDK-220/ vol. 41 no. 9 th. 2014 CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT A HSA drug C water Albumin Nanoparticles B Potensi Nanopartikel Albumin-Kurkumin dan Kendalanya Penelitian menunjukkan nanopartikel albumin-kurkumin memiliki daya larut air 300 kali lebih besar dibanding kurkumin biasa dan juga terjadi peningkatan bioavailabilitas dibanding kurkumin biasa. Setelah 1 jam, nanopartikel HSA-kurkumin terakumulasi pada sel tumor 14 kali lebih banyak dibanding kurkumin biasa (Gambar 6).34 Homogenizer Gambar 4 Pembuatan nanopartikel albumin dengan teknik nab Nanoparticle Gambar 5 Proses pengikatan nanopartikel albumin-kurkumin pada sel tumor polimer, dan pelarut lain yang toksik. partikel albumin-kurkumin akan diambil dan mengalami degradasi. Mekanisme pengambilan albumin melibatkan setidaknya dua protein yaitu protein gp60 yang merupakan reseptor albumin pada endotel pembuluh darah jaringan kanker dan secreted protein, acidic and rich in cysteine (SPARC) yang diduga terlibat dalam proses endositosis albumin ke dalam sel kanker. (Gambar 5)38 Kendala aplikasi nanopartikel albuminkurkumin adalah HSA relatif mahal dan sulit didapat karena merupakan ekstrak serum manusia. Selain itu, ekstraksi dari serum manusia berisiko penularan penyakit. Oleh karena itu, peneliti sedang mengembangkan metode isolasi recombinant human serum albumin (rHSA) dari berbagai sumber, seperti telur ayam, sel tanaman, dan ragi. Pengembangan rHSA ini memungkinkan produksi HSA dalam skala industri serta meniadakan resiko penularan penyakit Sel kanker menggunakan albumin sebagai sumber asam amino. Akibatnya, nano- Teknik nab pada dasarmya mencampurkan obat dengan HSA ke dalam pelarut air lalu dimasukkan ke suatu alat bertekanan tinggi (homogenizer). Nanopartikel akan terbentuk dengan ukuran sekitar 100-200nm (Gambar 4)7 Mekanisme selektivitas nanopartikel albumin-kurkumin terhadap kanker payudara MDR Jaringan kanker memiliki permeabilitas pembuluh darah yang lebih tinggi daripada normal, disebut efek enhanced permeability and retention (EPR).36 Partikel dengan diameter <200 nm dapat secara pasif mengenali jaringan tumor sehingga efek EPR ini meningkatkan selektifitas nanopartikel HSAkurkumin. Selain itu, aliran limfe pada jaringan kanker kurang baik sehingga terjadi akumulasi obat.37 CDK-220/ vol. 41 no. 9, th. 2014 Gambar 6 Perbandingan kelarutan kurkumin bebas dan kurkumin terenkapsulasi dalam HSA 713 CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT melalui darah.39-41 SIMPULAN Teknik nab merupakan teknik pembuatan HSA-kurkumin yang paling efektif. Nanopartikel terdeposit pada jaringan kanker secara selektif, diperantarai efek EPR dan protein gp60 dan SPARC. Selanjutnya, HSA meningkatkan bioavailabilitas kurkumin serta efektivitasnya pada sel kanker secara bermakna bila dibandingkan dengan kurkumin bebas. DAFTAR PUSTAKA 1. Fauci dkk (eds). Harrison’s Principles of Internal Medicine 17th ed. Mc Graw Hill. 2008. 2. Brawley OW, Gansler T.. Global cancer statistics. CA. 2011;61(2):69-90. 3. Katzung BG. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10. EGC. Jakarta 2007. hal 1. 4. Anand PC, Sundaram S, Jhurani AB, Kunnumakkara B, Aggarwal B. Curcumin and Cancer: an “old-age” disease with an “age-old” solution. Cancer Lett. 2008;267:133-64. 5. Anand P, Kunnumakkara AB, Newman RA, Aggarwal BB. Bioavailability of curcumin: problems and promises. MD Anderson Cancer Center. 2007;4(6):807-18. 6. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper edisi 25. EGC. 2003. 7. Elzoghby AO, Samy WM, Elgindy NA. Albumin-based nanoparticles as potential controlled release drug delivery systems. J Contr Release. 2011. 8. Kumar V,Abbas A, Fausto N. Robbin’s and Cotran’s Pathologic Basis of Disease 7th ed. Saunders. 2003. 9. Kumar V, Abbas A, Fausto N, Mitchell R. Robbin’s Basic Pathology 8th edition. Saunders. 2010. 10. Huether SE, McCance KL. Understanding Pathophysiology 3rd ed. Mosby. Philadelphia. 2004. 11. Antoniou AC, Spurdle AB, Sinilnikova OM, Healey S, Pooley KA. Common breast cancer predisposition alleles are associated with breast cancer risk in BRCA1 and BRCA2 mutation carriers. AJHG. 2008;82 (4):937-48. 12. Jong MM, Nolte IM, Meerman GJ, van der Graaf WTA.. Genes other than BRCA1 and BRCA2 involved in breast cancer susceptibility. J Med Genet. 2002;39:225-42. 13. Dumitrescu RG, Cotarla I. Understanding breast cancer risk - where do we stand in 2005?. J. Cellular and Molecular Medicine. 2005;9:208-21. 14. Kuo M. Tien. Roles of multidrug resistance genes in breast cancer chemoresistance. Madame Curie Bioscience Database. 2004. 15. Araujo CAC, Leon LL. Biological Activities of Curcuma longa L. Mem Inst Oswaldo Cruz. Rio de Janeiro. 2001;96(5): 723-728. 16. Chiu TL, Cheng SC. Curcumin inhibits proliferation and migration by increasing the Bax to Bcl-2 ratio and decreasing NF-KBp65 expression in breast cancer MDA-MB-231 cells. Int J Mol Med. 2009;23(4):469-75. 17. Holy JM. Curcumin disrupts mitotic spindle structure and induces micronucleation in MCF-7 breast cancer cells. Mutation Research/Genetic Toxicology and Environmental Mutagenesis. 2002.; 518(1):71-84. 18. Shao ZM, Shen ZZ, Liu CH, Sartippour MR. Curcumin exerts multiple suppressive effects on human breast carcinoma cells. IJC. 2001;98(2):234-40. 19. Cho JW, Lee KS, Kim CW.. Curcumin attenuates the expression of IL-1β, IL-6, and TNF-α as well as cyclin E in TNF-α-treated HaCaT cells NF-κB and MAPKs as potential upstream targets. Int J Mol Med. 2007;19(3): 469-74. 20. Rowe DL, Ozbay T, O’Regan RM, Nahta R.. Modulation of the BRCA1 protein and induction of apoptosis in triple negative breast cancer cell lines by the polyphenolic compound curcumin. Breast Cancer (Auckl). 2009;3:61-75. 21. Lao CD, Ruffin MT, Normolle D, dkk. Dose escalation of a curcuminoid formulation. BMC Complementary and Alternative Medicine. 2006;6:10. 22. Cheng AL, Hsu CH, Lin JK, dkk. Phase I clinical trial of curcumin, a chemopreventive agent, in patients with high-risk or pre-malignant lesions. Anticancer Res. 2001;21(4B): 2895-900. 23. US. National Library of Medicine National Institutes of Health. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/662.html, 2011. 24. Scandlyn MJ. Novel drug therapies for ER- basal-like breast cancer; preclinical evaluation in a xenograft model. University of Otago. 2011. 25. Goel A, Kunnumakkara AB, Aggarwal BB. Curcumin as ‘‘curecumin’’: from kitchen to clinic. Biochempharm. 2008;75:787-809. 26. XuW, Yiqing W, Zhuo C,. Dong MS. Advances of Cancer Therapy by Nanotechnology. Cancer Res Treat. 2009;41(1):1-11. 27. Tang H, Murphy CJ, Zhang B, dkk. Curcumin polymers as anticancer conjugates. Biomaterials. 2010;31:7139-49. 28. Chilkoti A, Dreher MR,. Meyer DE, Raucher D. Targeted drug delivery by thermally responsive polymers. Advanced Drug Delivery Reviews. 2002;54:613-30. 29. Tiyaboonchai W. Chitosan nanoparticles : a promising system for drug delivery. NU J. 2003;11(3):51-66. 30. Ravichandran R. Nanotechnology-based drug delivery systems. Nanobiotechnol. 2009;5:17-33. 31. Fasano M, Curry S, Terreno E, dkk. The extraordinary ligand binding properties of human serum albumin. IUBMB. 2005;57(12):787-96. 32. Langer K, Balthasar S, Vogel V, Dinauer N, von Briesen H, Schubert D. Optimization of the preparation process for human serum albumin (HSA) nanoparticles. Internat. J. Pharmaceutics. 2003;257:169-80. 33. Steinhauser IM, Langer K, Strebhardt KM, Spankuch B. Effect of trastuzumab-modified antisense oligonucleotide-loaded human serum albumin nanoparticles prepared by heat denaturation. Biomaterials. 2008;29(29):4022-8. 34. Kim TH, Jiang HH, Youn YS, dkk. Preparation and characterization of water-soluble albumin-bound curcumin nanoparticles with improved antitumor activity. Internat. J. Pharmaceutics. 2011;403:285-91. 35. Kratz F. Albumin as a drug carrier: design of prodrugs, drug conjugates and nanoparticles. J Contr Release. 2008;132:171-83. 36. Fang J, Nakamura H, Maeda H. The EPR effect: unique features of tumor blood vessels for drug delivery, factors involved, and limitations and augmentation of the effect. Advanced Drug Reviews. 2010;63:136-51. 37. Peer D, Karp JM, Hong S, Farokhzad OM, Margalit R, Langer R. Nanocarriers as an emerging platform for cancer therapy. Nature Nanotechnology. 2007;2. 38. Frei E. Albumin binding ligands and albumin conjugate uptake by cancer cells. Diabetology & Metabolic Syndrome. 2011;3:11. 39. Cao L. Protein separation with ion-exchange membrane chromatography. Worcester Polytechnic Institute. 2005. 40. Mavituna AM. Production of recombinant Human Serum Albumin in transgenic plants and plant cells. Von der Fakultät für Mathematik, Informatik und Naturwissenschaften. 2005. 41. Zhang W. Microbubble fermentation of recombinant pichia pastoris for human serum albumin production. Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University. 2003. 714 CDK-220/ vol. 41 no. 9 th. 2014