pengenalan stres dalam rangka mendeteksi lebih dini

advertisement
2
PENGENALAN STRESS
SEBAGAI UPAYA PREVENTIF DAN
DETEKSI DINI
Setiap orang memiliki daya tahan yang
berbeda-beda dalam menghadapi stressor.
Rangsang-rangsang dari luar maupun dari
dalam diri yang dapat menimbulkan stress, akan
menggerakkan reaksi-reaksi pertahanan diri.
Bila dalam kadar yang ringan sampai sedang
dan hanya berlangsung dalam jangka waktu
relatif singkat serta dapat terselesaikan/
teratasi, maka stress tersebut berfungsi sebagai
alat dalam meningkatkan dan mengembangkan
kepribadian, karena akan menjadi pengalaman
dan meningkatnya kepercayaan diri dalam
mengatasi stress. Sebaliknya, meskipun dalam
kadar ringan tetapi berlangsung terus menerus
serta tidak teratasi/terselesaikan (apalagi dalam
kadar yang tinggi dan melampaui batas) akan
mengakibatkan kebingungan, kekacauan pikiran,
gangguan pengamatan, yang diwujud-kan dalam
bentuk tingkah laku menyimpang.
@@@@**
**%%$$$
?
3
4
STRESS
Pengertian.
Penggunaan istilah stress
begitu luas dan cenderung tidak teratur lagi.
Selye (1950) membatasi konsep stress sebagai
suatu respon fisiologis yang khas. Batasan yang
paling mendekati adalah batasan yang
dikemukakan oleh Cofer & Appley (1964) yang
menyatakan bahwa stress adalah kondisi
organik seseorang pada saat ia menyadari bahwa
keberadaan atau integritas diri dalam keadaan
bahaya dan ia harus meningkatkan seluruh
energi untuk melindungi diri. Sedangkan
Cranwell-Ward (1987) menyebutkan stress
sebagai reaksi-reaksi fisiologik dan psikologik
yang terjadi jika orang mempersepsi suatu
ketidakseimbangan antara tingkat tuntutan
yang
dibebankan
kepadanya
dan
kemampuannya untuk memenuhi tuntutan itu.
@@@$$
*#####??
STRESS
5
Pola Tingkah Laku Stres
Bila stres berlangsung lama dengan
intensitas yang kuat maka reaksi jasmaniah akan
melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a.
Kegoncangan
(penurunan
daya
tahan/perlawanan) dan pemulihan dari
kegoncangan.
b.
Proses menurunnya daya tahan sampai pada
tingkatan yang optimal untuk adaptasi.
c.
Tingkatan terendah yang ditandai dengan
pingsan.
Sedangkan mekanisme pertahanan diri yang
terlihat dalam bentuk perilaku adalah:
a.
b.
Melawan.
Menghindar / mengundurkan diri.
6
7
Faktor yang memperkecil timbulnya Stress.
a. Keharmonisan dan hubungan yang sehat
dalam keluarga.
b. Keharmonisan dan hubungan yang sehat
antar anggota dan antar keluarga anggota
satuan.
c. Keharmonisan dan hubungan yang sehat
antara anggota dengan masyarakat.
d. Kepastian tugas dan tanggung jawab serta
peranan setiap prajurit dalam pasukan.
e. Percaya kepada kemampuan, ketrampilan
tehnik dan taktik militer, kemantapan dan
kepemimpinan Komandan.
f. Percaya kepada kemampuan, ketrampilan
tehnik dan taktik militer, kemantapan
rekan dan bawahan serta kekompakan
satuan.
g. Kemampuan adaptasi, ambang dan toleransi
terhadap stress. Makin besar kemampuan
adaptasi, toleransi dan ambang stress,
makin kecil kemungkinan terjadi stress
pada diri yang bersangkutan.
8
10
9
Faktor yang memperkuat timbulnya stress
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Ancaman terhadap kelangsungan hidup,
kesehatan dan anggota badan.
Rasa tidak nyaman pada tubuh akibat cuaca,
iklim, suhu dan sebagainya.
Hambatan untuk memperoleh kepuasan
seksual
dan
kebersamaan
dalam
bermasyarakat.
Terpencil, terasing.
Kehilangan sahabat/persahabatan.
Pandangan dan suara dari teman/sahabat
yang luka atau tewas.
Keterbatasan gerak (disebabkan tembakan
musuh atau peraturan-peraturan militer).
Ketidakpastian jaminan bagi kelangsungan
hidup keluarga bila prajurit cacat/gugur.
Sikap dan cara yang sempit dalam
memandang suatu persoalan.
12
11
j.
Pertentangan batin antara nilai-nilai yang
sudah melekat dalam diri dengan kenyataan
yang harus dihadapi dan dilaksanakan
dalam pelaksanaan tugas (nilai-nilai
kebersamaan dan kehangatan dihadapkan
pada kekakuan dan nilai moral yang telah
tertanam dihadapkan pada keharusan
membunuh musuh, tata cara kehidupan
informal dihadapkan pada tuntutan formal
dalam situasi militer).
k. Kehilangan privacy (hal/batas pribadi).
l. Kehilangan arti kehidupan bersama.
m. Tenggang/lama
waktu kegiatan yang
menimbulkan kejenuhan, kebosanan dan
kecemasan.
n. Perasaan tidak dianggap / diper-lakukan
sebagai individu.
o. Keragu-raguan akan tujuan hidup.
p. Frekuensi dan lama perpisahan dengan
keluarga.
q. Pendadakan.
13
Dampak Stress Terhadap Prestasi Kerja
Kondisi fisik dan psikis seseorang sangat
menentukan tingkat penghayatan terhadap
stres. Bagi prajurit yang terbiasa menghadapi
dan mampu mengatasi stres, akan lebih kecil
kemungkinannya
untuk
terpengaruh
dibandingkan dengan prajurit yang kurang
terbiasa menghadapi dan menyelesaikan kondisi
stres. Bagi prajurit yang mengalami stres akan
menunjukkan gejala-gejala fisiologis, psikologis
maupun patologis. Akibat langsung dari stres
yang dialami dan tidak terselesaikan oleh
seseorang adalah menjadi tidak efisiennya dalam
penggunaan waktu, tenaga, dana dan
kemampuan sehingga produktivitas menurun.
stres berkepanjangan dengan intensitas besar
dan tidak terselesaikan serta menimbulkan
gejala-gejala patologis, akan dapat berakibat
fatal bagi satuan (menimbulkan kerugian moril,
materiil maupun personel yang menghambat
kelancaran dan keberhasilan pencapaian tugas
satuan).
14
16
15
Situasi dan Kondisi yang Dapat Timbulkan
Stres
a.
Situasi dan kondisi daerah operasi.
b.
Dukungan yang tidak sesuai.
c.
Tuntutan kewaspadaan yang tinggi.
d.
Lamanya waktu penugasan.
e.
Kekhawatiran.
f.
Perasaan-perasaan kecewa, jenuh dan rindu
keluarga.
g.
Pertentangan batin.
h.
Sikap atasan yang tak acuh dan kurang
menghargai bawahan.
i.
Budaya yang berbeda.
18
UPAYA PENCEGAHAN
DAN PENANGGULANGAN STRESS
11. Situasi dan Kondisi Daerah Operasi.
Pada saat menjalankan tugas di daerah
operasi anggota pasukan tidak hanya
dihadapkan kepada jumlah dan kualitas/
ketrampilan musuh saja, tetapi juga berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi motivasi dan
menimbulkan stress pada diri prajurit. Faktor
tersebut antara lain:
a. Medan berbukit terjal dan curam,
menyulitkan
bagi
anggota-anggota
yang
telah berusia diatas 40 tahun atau
yang memiliki status kesehatan III.
b. Alang-alang yang tumbuh liar yang
menguntungkan bagi pihak lawan untuk
bersembunyi
atau
melakukan
penghadangan.
c. Suhu udara / iklim / cuaca yang
kurang mendukung gerakan.
d. Gigitan
nyamuk
yang
dapat
menimbulkan penyakit malaria.
e. Konserven yang kurang sesuai untuk
lidah prajurit (membosankan).
f. Tuntutan kesiagaan dan kewaspadaan
yang tinggi mengakibatkan anggota satuan
sulit untuk melaksanakan istirahat dengan
baik. Bila kondisi ini berlangsung dalam
kurun waktu lama dapat menimbullkan
27fisik dan mental.
gejala-gejala kelelahan
20
19
h.
**###@@@@
>>…!!!!!!
g. Lama
waktu
bertugas
dapat
menghambat
prajurit
yang
sudah
berkeluarga untuk menyalurkan dorongan /
kebutuhan seks. Ketidakseimbangan dalam
tubuh akibat hambatan menyalurkan
dorongan seks menimbulkan kegelisahan
dalam diri prajurit.
kekhawatiran–kekhawatiran tentang :
1) Jaminan masa depan keluarga
apabila si prajurit cacat atau gugur.
2) Kasus-kasus penyelewengan istri
yang dialami anggota lain akan
menimpa
dirinya.
3) Kelangsungan
keharmonisan
keluar-ga, terutama dalam rangka
pembinaan keluarga (istri, anak)
keselamatan
dan
kesejahteraan
keluarga selama ditinggal, misal
pengurusan anak masuk sekolah pada
tahun ajaran baru.
4) Berita yang kurang menyenangkan
tentang istri atau anak yang
disampaikan oleh istri / anak atau oleh
orang lain.
5) Permasalahan keluarga yang belum
terselesaikan pada saat berangkat
tugas.
21
i.
Perasaan-perasaan :
1) Kecewa karena imbalan/fasilitas
yang diharapkan tidak tercapai yaitu
kenaikan pangkat, jabatan, mengikuti
pendidikan jenjang karier (Secaba,
Secapa, Suslapa, Sesko dsb.)
2) Sunyi dan terasing dari dunia ramai.
3) Jenuh dan bosan
4) Rindu kepada istri dan anak.
j. Pertentangan batin antara nilai-nilai
yang sudah ditanamkan sejak kecil dalam
sikap, tingkah laku, perbuatan yang
dikategorikan sebagai dosa, dengan
keharusan membunuh musuh.
k. Sikap, tindakan dan gaya kepemimpinan
beberapa Dansat, misal bersikap acuh tak
acuh, kurang menghargai bawahan sebagai
individu, menganggap dirinya selalu benar
dan sebagainya.
l. Situasi dan kondisi lingkungan sosial
yang sama sekali berbeda (adat istiadat, tata
22
cara bergaul, bahasa dsb.) menuntut
kemampuan beradaptasi. Bagi anggota yang
penyesuaian dirinya kurang baik, tuntutan
ini menjadi sumber stress.
m. Frekuensi dan lama penugasan di
daerah operasi.
n. Pemberangkatan secara mendadak.
…Sehubungan hal di
atas anda di perintahkan
melaksanakan tugas
operasi …..
23
12. Gejala-Gejala Stress.
a. Organis/fisiologis. Frekuensi dan
intensitas yang tinggi keluhan-keluhan
mengenai :
1) Sering pusing-pusing
2) Sering mual-mual
3) Sering diarhea
4) Sering kencing
5) Sering buang air besar
6) Keringat berlebihan meskipun
tidak melakukan kegiatan apa-apa (
pada telapak tangan, dahi dsb.)
7) Jantung tiba-tiba/sering berdebar
tanpa sebab.
8) Tiba-tiba / sering sesak napas.
9) Perasaan lelah yang amat sangat
meskipun tidak melakukan kegiatan
apa-apa.
24
b
Psikologis
1) Tiba-tiba murung berlangsung
dalam kurun waktu lama.
2) Mulai
menyendiri/memisahkan
diri dari kegiatan bersama.
3) Acuh tak acuh (tidak peduli
terhadap
keadaan/kejadian
disekitarnya).
4) Sering melamun.
5) Sulit
memusatkan
perhatian
terhadap perintah, tugas dsb.
6) Kehilangan minat (makan, minum,
bergaul dsb.)
25
c.
7) Bingung
8) Mudah marah, tersinggung.
9) Tiba-tiba
menunjukkan
sikap
menentang/ melawan.
10) Keluhan-keluhan sakit tanpa dapat
menunjukkan bagian badan yang sakit
atau keluhan-keluhan sakit pada bagian
tertentu tanpa didasari penyebab yang
jelas atau kelainan-kelainan pada organ
tubuh yang dikeluhkan dsb.
11) Susah tidur (insomnia)
12) Gelisah.
Patologis
1) Tersenyum/tertawa/bicara
sendiri
2) Tidak ada kesatuan isi pembicaraan
(incoherent)
3) Isi pikiran meloncat-loncat (flight
of ideas)
4) Waham (perasaan tidak berdasar) :
a) Dikejar-kejar musuh
b) Digunjingkan orang lain
26
Suamiku,
kapan engkau
pulang
…
5) Gerakan motorik yang tidak
terkendali.
6) Destruktif (merusak)
7) Agresi :
a) Ke dalam (bunuh diri)
b) Ke luar (membunuh)
8) Autisme (kehilangan kontak dengan
orang lain hidup dalam alam pikiran /
lamunan sendiri).
28
27
9) Alienation
(perasaan
identitas diri).
10) Hallusinasi (pengamatan
kaitan dengan rangsang dari
merasa ada yang mengajak
merasa melihat Tuhan dsb.)
kehilangan
tanpa ada
luar, misal
berbicara,
CATATAN:
a. Orang yang stress biasanya diikuti
dengan gejala-gejala yang telah diuraikan di
atas, tetapi tidak berarti setiap gejala yang
muncul merupakan indikasi stress.
b. Seseorang diindikasikan stress bila
yang bersangkutan menunjukkan gejalagejala tersebut di atas di luar kebiasaan
sehari-hari, misal, biasanya periang tiba-tiba
menyendiri, murung, mengeluh sering
pusing dsb.
Karena itu bila
ada anggota yang menunjukkan gejalagejala tersebut di atas di luar kebiasaan
sehari-hari, konsultasikan dengan Dokter
Yon.
13. Upaya Penanggulangan.
Upaya
penanggulangan
dapat
dilakukan yang bersangkutan melalui berbagai
cara. Terdapat cara penanggulangan yang
berpusat pada masalah dan cara yang berpusat
pada emosi. Cara penanggulangan stress yang
disarankan adalah cara penanggulangan yang
berpusat pada masalah, dimana prajurit
menyelesaikan
langsung
ke
sumber
permasalahannya. Pada cara ini tahap-tahap
penyelesaian yang dilakukan seseorang biasanya
adalah sbb: mendefinisikan masalah, membuat
alternatif jalan keluar. mencari bobot pada
29
30
alternatif
berdasarkan
keuntungan
dan
kerugiannya dan memilih alternatif terbaik dan
kemudian bertindak.
Adapun penanggulangan yang tidak
disarankan adalah cara yang seringkali
dilakukan seseorang jika mendapatkan stress.
Cara ini adalah dengan
menggunakan
mekanisme pertahanan diri yang bersifat
menghindari masalah. Mekanisme pertahanan
diri ini adalah upaya seseorang untuk
menenangkan (menyeimbangkan) diri dengan
berbagai cara yang kesemuanya bersifat menipu
diri tanpa diupayakan pemecahan masalah.
a. Mekanisme pertahanan diri. Setiap
orang berusaha melindungi diri dari rasa
cemas atau dosa. Untuk itu dibuat
bermacam-macam pertahanan diri atau
cara-cara bereaksi. Tehnik pertahanan diri
atau cara bereaksi ini kebanyakan tidak
sadar dan digunakan untuk mengurangi
32
31
ketegangan-ketegangan akibat kecemasan
dan menentramkan batin dari kekacauan
perasaan
akibat
perasaan
berdosa.
Pertahanan diri berupaya melindungi diri
dari pengaruh perasaan cemas dan dosa
serta memelihara keseimbangan diri.
Dengan keseimbangan diri memungkinkan
seseorang untuk secara teratur / terus menerus menyesuaikan diri terhadap
kondisi fisik maupun psikososial. Ada dua
macam mekanisme pertahanan diri yaitu
pertama menghadapi/melawan (fight) dan
kedua menghindar/melarikan diri/ menarik
diri (flight). Mekanisme pertahanan diri
dengan cara menghadapi/ melawan,
seseorang mengatasi perasaan dosa/cemas
melalui tingkah laku langsung menghadapi
atau menyerang. Misalnya salah satu cara
melindungi diri dari marabahaya adalah
dengan menghancurkan sumber-sumber
bahaya tersebut.
Ucapkan Sapta
Marga & Sumpah
Prajurit dengan
lantang….
Siap Dan..
b. Jalur Satuan
Mekanisme pertahanan diri dalam
bentuk menghindar / menarik diri
merupakan
usaha
mengatasi
rasa
cemas/dosa dengan jalan menghindari
setiap situasi tidak menyenangkan yang
muncul dalam perasaannya. Pada umumnya
orang yang menggunakan pertahanan diri
semacam ini menjadi pasif dan menarik diri.
Begitu
juga
dalam
menghadapi
pertentangan yang kecil sekalipun mereka
cenderung untuk mundur, menghindar atau
menyembunyikan
diri.
Disamping
33
mekanisme pertahanan diri secara terbuka
juga ada mekanisme pertahanan diri
tertutup (terjadi dalam diri).
Proses mekanisme pertahanan diri ini
umumnya berlangsung tidak disadari dan
dapat terjadi dalam bentuk sebagai berikut:
1) Represi adalah suatu mekanisme
untuk menekan konflik-konflik yang
terjadi dibawah sadar atau dorongandorongan yang tidak sesuai dengan
kaidah-kaidah normatif, agar tidak
muncul ke alam sadar.
2) Substitusi adalah pemindahan
sasaran yang sulit diwujudkan ke
sasaran yang lebih realistis dengan
situasi masih dapat ditolerir, misalnya
menunjukkan kasih sayang berlebihan
pada anak karena gagal membina kasih
sayang dengan suami/istri.
34
3) Sublimasi adalah memuaskan
dorongan-dorongan primitif dengan
cara-cara
yang
dapat
diterima
masyarakat, misal menjadi dokter
bedah, petinju, senang menonton film
perang yang merupakan sublimasi dari
dorongan agresi/sadisme terhadap
orang lain.
4) Rasionalisasi (membuat alasan/
dalih) misalnya seorang anak yang
gagal dalam suatu mata pelajaran
memberi alasan/dalih bahwa gurunya
membenci dirinya.
5) Proyeksi, mengingat kelemahankelemahan dirinya dan berusaha
mengalihkan pada orang lain misalnya
anak yang ingin makan bakso
kemudian berkata pada ayah/ibunya
bahwa si adik ingin makan bakso.
6) Identifikasi adalah proses belajar
mengatasi perasaan rendah diri, tidak
wajar, keterasingan dengan mengambil
35
36
ciri-ciri khas orang-orang penting bagi
dirinya. Kadang-kadang identifikasi
tidak hanya kepada orang tetapi juga
kepada organisasi, lembaga-lembaga
dan sebagainya. Misalnya; prajurit
mengidentikkan diri terhadap satuan
dengan cara berpakaian, berbicara,
kebiasaan-kebiasaan/tradisi yang ada di
satuan.
7) Kompensasi adalah cara yang
umum digunakan seseorang untuk
mengatasi ketegangan yang muncul
dari perasaan rendah diri dan ketidak
wajaran. Misal Rosevelt ketika masih
muda adalah orang yang lemah dan
37
memiliki stamina yang rendah. Ia
selanjutnya
memutuskan
untuk
mengatasi kelemahan fisik dengan ikut
latihan-latihan fisik dan akhirnya
berhasil
bahkan
ia
memimpin
penyusupan ke Kuba sebelum perang
Spanyol-Amerika. Contoh lain, seorang
suami yang tidak jujur sering menutupi
penghianatannya
dengan
menjadi
orang
yang
berlebihan
dalam
memberikan perhatian dan kecemasan
terhadap istri dan anak-anaknya.
8) Reaksi formasi adalah suatu cara
mengurangi ketegangan dengan jalan
menghindarkan diri dari konflik.
Contoh laki-laki yang memburu wanita
secara berlebihan pada dasarnya
merupakan usaha untuk mengatasi
kecenderungan homo seksual yang kuat
pada dirinya.
38
9) Fantasy
adalah
suatu
cara
mengurangi stress dengan lari ke dunia
minuman/ berjudi dan membangun
dunianya sendiri yang lebih bisa
diterima oleh dirinya sendiri. Misal
seorang pesuruh kantor duduk di kursi
majikannya. Ia menghayal dirinya
sebagai majikan dan istri majikannya
yang cantik sebagai istrinya.
10) Disengagement
adalah
mekanisme
pertahanan
yang
didasarkan pada usaha melepaskan diri,
39
tidak melibatkan diri dengan persoalan
yang dapat meng-akibatkan stress atau
rasa tidak nyaman.
11) Regresi
adalah
mekanisme
pertahanan diri untuk mengatasi stress
dengan menampilkan kemunduran
pola-pola tingkah laku/ kepribadian
misalnya tingkah laku kekanakkanakan (mengisap ibu jari dan
sebagainya).
40
b.
Jalur Organisasi
1) Pencegahan
a) Sebagai Dan kenalilah dengan
baik setiap anak buah (kebiasaankebiasaan,
kegemaran
dsb).
Minimal Danyon harus mengenal
Danki/Kasi s/d Danton dan
personil-personil yang ada di
Mayon, Danki/Kasi mengenal
Danton s/d Danru dan personilpersonil yang ada di kelompok Ki
dan seterusnya.
b) Ciptakan suasana harmonis,
kekompakan
dan
keakraban
diantara sesama anggota satuan
(atas dengan bawah, sesama rekanrekan) dan antar keluarga sesama
anggota satuan.
41
42
stress
c) Mengembangkan
pola
hubungan yang sehat antar
pribadi, agar mampu menanggapi
secara
obyektif
setiap
permasalahan yang terjadi di
antara sesama anggota satuan.
d) Memelihara kesegaran fisik
dan mental anggota dengan
menye-lenggarakan
kegiatankegiatan ber-sama yang bersifat
rekreatif seperti olah raga atau
kesenian.
e) Memelihara
kelancaran
komunikasi
dan
memonitor
perkembangan yang terjadi dengan
Home Base (surat-surat dari dan
untuk anggota).
f) Melakukan kegiatan-kegiatan
untuk perintang waktu guna
memindahkan
perhatian
dari
suasana ketegangan akibat tugastugas tempur, misalnya senda
gurau, humor dan sebagainya.
g) Menimbulkan
perasaan
tanggungjawab akan nama baik
satuan dan perasaan percaya bahwa
anggota
satuan
memiliki
ketrampilan taktik dan tehnik
militer lebih baik dari pada musuh.
h) Mengurangi perasaan cemas
pada
anggota
dengan
menumbuhkan,
memompa
keberanian dan menyatakan bahwa
rasa takut dalam pertempuran itu
43
wajar. Rasa takut itu akan semakin
berkurang dengan semakin bertambahnya pengalaman tempur
yang dimiliki oleh anggota.
i) Bila anggota tampak lelah,
jenuh, bosan berikan istirahat
secukupnya.
Dan
melakukan
pendekatan kepada anak buah
dengan
berbincang-bincang
tentang hal-hal yang dapat
menyegarkan kembali semangat
anggota.
44
c.
Penanggulangan.
1) Bila
ada
diantara
anggota
menunjukkan gejala stress dengan
melakukan tingkah laku menyimpang
dari kebiasaan sehari-hari maka segera
lakukan pengawasan intensif dan
laporkan kepada Dan yang lebih tinggi
atau kepada Dokter Yon.
2) Bila stress yang dirasakan anggota
cukup ringan, Dan dapat melakukan
sendiri tindakan sebagai berikut :
a) Pendekatan kepada anggota
untuk membantu mengurangi
stress yang dirasakan anggota tsb.
b) Kurangi kegiatan yang dapat
meningkatkan
stress
yang
bersangkutan dengan cara-cara
yang tidak menyolok/ memalukan
/ menyakiti.
3) Bila stress yang dirasakan anggota
tergolong
sedang,
Dan
dapat
melakukan tindakan sebagai berikut :
45
a) Anggota ditarik ke Kotis.
b) Di kotis diupayakan mendapat
penyembuhan karena pengalaman
menunjukkan bahwa orang-orang
yang stress cepat membaik dan
dapat kembali bertugas bila
mendapat penyembuhan segera di
daerah pertempuran dan tetap
diperlakukan
sebagai
prajurit
(diberikan tugas-tugas rutin yang
tidak terlampau berat).
c) Unsur pimpinan (Danyon/
Wadan/Kasi dsb.) melakukan
pendekatan dengan memainkan
berbagai peran (pimpinan, ayah,
teman, guru) bagi anggota yang
stress, agar anggota tersebut dapat
mengungkapkan secara terbuka
per-masalahan yang dihadapi.
d) Pimpinan
membantu
memberikan
alternatif-alternatif
pemecahan dengan berbagai segi
46
positif dan negatifnya. Anggota
diberikan
kesempatan
untuk
memilih alternatif yang terbaik
baginya. Bila anggota tersebut
masih bingung, Dan
dapat
membantu mengarahkan untuk
memilih alternatif yang terbaik.
4) Bila stress yang dialami sudah
berat dan gejala-gejala organis,
psikologis
maupun
patologis
menunjukkan intensitas yang tinggi,
sebaiknya anggota tersebut dievakuasi
untuk mendapat perawatan intensif
(hospitalisasi) oleh
psikolog/
psikiater.
47
PENUTUP.
14.
Perlu diperhatikan bahwa orang yang
stress biasanya diikuti gejala-gejala (baik
organis, psikologis maupun patologis) yang
menunjukkan adanya penyimpangan tingkah
laku dari kebiasaan sehari-hari. Tetapi tidak
berarti bahwa setiap gejala yang muncul
(apalagi sesaat) merupakan indikasi stress.
Karena itu bila ada gejala-gejala yang
mencurigakan dan dianggap sebagai gejalagejala stress, segera konsultasikan dengan
dokter atau psikolog.
15. Hal terpenting dari semua itu adalah
kesediaan Komandan untuk mengenal secara
mendalam anggota-anggotanya
(ciri-ciri,
kebiasaan-kebiasaannya) sehingga dapat segera
mengetahui adanya gejala-gejala stress pada
anggota yang menunjukkan penyimpanganpenyimpangan tingkah laku / kebiasaan seharihari.
48
16. Semoga uraian singkat dalam bentuk buku
saku ini dapat membantu para prajurit
khususnya unsur Pimpinan yang sedang
bertugas untuk melakukan upaya deteksi dan
cegah dini berikut intervensi awal terhadap
timbulnya gejala-gejala stress pada anggota,
sehingga kerugian moril, materiil dan personil
dapat dikendalikan seminimal mungkin.
----ooo0ooo----
DISPSIAD 2010
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
DINAS PSIKOLOGI
DINAS PSIKOLOGI ANGKATAN DARAT
JL. SANGKURIANG 17 BANDUNG
TELP (022) 2502689, 2502690
FAX (022) 2509295
IDENTITAS
PENGENALAN STRES
SEBAGAI UPAYA PREVENTIF
DAN DETEKSI DINI
NAMA
:……………………………..
PGKT/ NRP
:……………………………..
JABATAN
:……………………………..
KESATUAN
:……………………………..
ALAMAT
KANTOR
:……………………………..
TELP……………………….
RUMAH
BANDUNG,
APRIL 2010
:……………………………..
TELP……………………….
Download