2 PENGENALAN STRESS SEBAGAI UPAYA PREVENTIF DAN DETEKSI DINI Setiap orang memiliki daya tahan yang berbeda-beda dalam menghadapi stressor. Rangsang-rangsang dari luar maupun dari dalam diri yang dapat menimbulkan stress, akan menggerakkan reaksi-reaksi pertahanan diri. Bila dalam kadar yang ringan sampai sedang dan hanya berlangsung dalam jangka waktu relatif singkat serta dapat terselesaikan/ teratasi, maka stress tersebut berfungsi sebagai alat dalam meningkatkan dan mengembangkan kepribadian, karena akan menjadi pengalaman dan meningkatnya kepercayaan diri dalam mengatasi stress. Sebaliknya, meskipun dalam kadar ringan tetapi berlangsung terus menerus serta tidak teratasi/terselesaikan (apalagi dalam kadar yang tinggi dan melampaui batas) akan mengakibatkan kebingungan, kekacauan pikiran, gangguan pengamatan, yang diwujud-kan dalam bentuk tingkah laku menyimpang. @@@@** **%%$$$ ? 3 4 STRESS Pengertian. Penggunaan istilah stress begitu luas dan cenderung tidak teratur lagi. Selye (1950) membatasi konsep stress sebagai suatu respon fisiologis yang khas. Batasan yang paling mendekati adalah batasan yang dikemukakan oleh Cofer & Appley (1964) yang menyatakan bahwa stress adalah kondisi organik seseorang pada saat ia menyadari bahwa keberadaan atau integritas diri dalam keadaan bahaya dan ia harus meningkatkan seluruh energi untuk melindungi diri. Sedangkan Cranwell-Ward (1987) menyebutkan stress sebagai reaksi-reaksi fisiologik dan psikologik yang terjadi jika orang mempersepsi suatu ketidakseimbangan antara tingkat tuntutan yang dibebankan kepadanya dan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan itu. @@@$$ *#####?? STRESS 5 Pola Tingkah Laku Stres Bila stres berlangsung lama dengan intensitas yang kuat maka reaksi jasmaniah akan melalui tahap-tahap sebagai berikut : a. Kegoncangan (penurunan daya tahan/perlawanan) dan pemulihan dari kegoncangan. b. Proses menurunnya daya tahan sampai pada tingkatan yang optimal untuk adaptasi. c. Tingkatan terendah yang ditandai dengan pingsan. Sedangkan mekanisme pertahanan diri yang terlihat dalam bentuk perilaku adalah: a. b. Melawan. Menghindar / mengundurkan diri. 6 7 Faktor yang memperkecil timbulnya Stress. a. Keharmonisan dan hubungan yang sehat dalam keluarga. b. Keharmonisan dan hubungan yang sehat antar anggota dan antar keluarga anggota satuan. c. Keharmonisan dan hubungan yang sehat antara anggota dengan masyarakat. d. Kepastian tugas dan tanggung jawab serta peranan setiap prajurit dalam pasukan. e. Percaya kepada kemampuan, ketrampilan tehnik dan taktik militer, kemantapan dan kepemimpinan Komandan. f. Percaya kepada kemampuan, ketrampilan tehnik dan taktik militer, kemantapan rekan dan bawahan serta kekompakan satuan. g. Kemampuan adaptasi, ambang dan toleransi terhadap stress. Makin besar kemampuan adaptasi, toleransi dan ambang stress, makin kecil kemungkinan terjadi stress pada diri yang bersangkutan. 8 10 9 Faktor yang memperkuat timbulnya stress a. b. c. d. e. f. g. h. i. Ancaman terhadap kelangsungan hidup, kesehatan dan anggota badan. Rasa tidak nyaman pada tubuh akibat cuaca, iklim, suhu dan sebagainya. Hambatan untuk memperoleh kepuasan seksual dan kebersamaan dalam bermasyarakat. Terpencil, terasing. Kehilangan sahabat/persahabatan. Pandangan dan suara dari teman/sahabat yang luka atau tewas. Keterbatasan gerak (disebabkan tembakan musuh atau peraturan-peraturan militer). Ketidakpastian jaminan bagi kelangsungan hidup keluarga bila prajurit cacat/gugur. Sikap dan cara yang sempit dalam memandang suatu persoalan. 12 11 j. Pertentangan batin antara nilai-nilai yang sudah melekat dalam diri dengan kenyataan yang harus dihadapi dan dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas (nilai-nilai kebersamaan dan kehangatan dihadapkan pada kekakuan dan nilai moral yang telah tertanam dihadapkan pada keharusan membunuh musuh, tata cara kehidupan informal dihadapkan pada tuntutan formal dalam situasi militer). k. Kehilangan privacy (hal/batas pribadi). l. Kehilangan arti kehidupan bersama. m. Tenggang/lama waktu kegiatan yang menimbulkan kejenuhan, kebosanan dan kecemasan. n. Perasaan tidak dianggap / diper-lakukan sebagai individu. o. Keragu-raguan akan tujuan hidup. p. Frekuensi dan lama perpisahan dengan keluarga. q. Pendadakan. 13 Dampak Stress Terhadap Prestasi Kerja Kondisi fisik dan psikis seseorang sangat menentukan tingkat penghayatan terhadap stres. Bagi prajurit yang terbiasa menghadapi dan mampu mengatasi stres, akan lebih kecil kemungkinannya untuk terpengaruh dibandingkan dengan prajurit yang kurang terbiasa menghadapi dan menyelesaikan kondisi stres. Bagi prajurit yang mengalami stres akan menunjukkan gejala-gejala fisiologis, psikologis maupun patologis. Akibat langsung dari stres yang dialami dan tidak terselesaikan oleh seseorang adalah menjadi tidak efisiennya dalam penggunaan waktu, tenaga, dana dan kemampuan sehingga produktivitas menurun. stres berkepanjangan dengan intensitas besar dan tidak terselesaikan serta menimbulkan gejala-gejala patologis, akan dapat berakibat fatal bagi satuan (menimbulkan kerugian moril, materiil maupun personel yang menghambat kelancaran dan keberhasilan pencapaian tugas satuan). 14 16 15 Situasi dan Kondisi yang Dapat Timbulkan Stres a. Situasi dan kondisi daerah operasi. b. Dukungan yang tidak sesuai. c. Tuntutan kewaspadaan yang tinggi. d. Lamanya waktu penugasan. e. Kekhawatiran. f. Perasaan-perasaan kecewa, jenuh dan rindu keluarga. g. Pertentangan batin. h. Sikap atasan yang tak acuh dan kurang menghargai bawahan. i. Budaya yang berbeda. 18 UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN STRESS 11. Situasi dan Kondisi Daerah Operasi. Pada saat menjalankan tugas di daerah operasi anggota pasukan tidak hanya dihadapkan kepada jumlah dan kualitas/ ketrampilan musuh saja, tetapi juga berbagai faktor yang dapat mempengaruhi motivasi dan menimbulkan stress pada diri prajurit. Faktor tersebut antara lain: a. Medan berbukit terjal dan curam, menyulitkan bagi anggota-anggota yang telah berusia diatas 40 tahun atau yang memiliki status kesehatan III. b. Alang-alang yang tumbuh liar yang menguntungkan bagi pihak lawan untuk bersembunyi atau melakukan penghadangan. c. Suhu udara / iklim / cuaca yang kurang mendukung gerakan. d. Gigitan nyamuk yang dapat menimbulkan penyakit malaria. e. Konserven yang kurang sesuai untuk lidah prajurit (membosankan). f. Tuntutan kesiagaan dan kewaspadaan yang tinggi mengakibatkan anggota satuan sulit untuk melaksanakan istirahat dengan baik. Bila kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu lama dapat menimbullkan 27fisik dan mental. gejala-gejala kelelahan 20 19 h. **###@@@@ >>…!!!!!! g. Lama waktu bertugas dapat menghambat prajurit yang sudah berkeluarga untuk menyalurkan dorongan / kebutuhan seks. Ketidakseimbangan dalam tubuh akibat hambatan menyalurkan dorongan seks menimbulkan kegelisahan dalam diri prajurit. kekhawatiran–kekhawatiran tentang : 1) Jaminan masa depan keluarga apabila si prajurit cacat atau gugur. 2) Kasus-kasus penyelewengan istri yang dialami anggota lain akan menimpa dirinya. 3) Kelangsungan keharmonisan keluar-ga, terutama dalam rangka pembinaan keluarga (istri, anak) keselamatan dan kesejahteraan keluarga selama ditinggal, misal pengurusan anak masuk sekolah pada tahun ajaran baru. 4) Berita yang kurang menyenangkan tentang istri atau anak yang disampaikan oleh istri / anak atau oleh orang lain. 5) Permasalahan keluarga yang belum terselesaikan pada saat berangkat tugas. 21 i. Perasaan-perasaan : 1) Kecewa karena imbalan/fasilitas yang diharapkan tidak tercapai yaitu kenaikan pangkat, jabatan, mengikuti pendidikan jenjang karier (Secaba, Secapa, Suslapa, Sesko dsb.) 2) Sunyi dan terasing dari dunia ramai. 3) Jenuh dan bosan 4) Rindu kepada istri dan anak. j. Pertentangan batin antara nilai-nilai yang sudah ditanamkan sejak kecil dalam sikap, tingkah laku, perbuatan yang dikategorikan sebagai dosa, dengan keharusan membunuh musuh. k. Sikap, tindakan dan gaya kepemimpinan beberapa Dansat, misal bersikap acuh tak acuh, kurang menghargai bawahan sebagai individu, menganggap dirinya selalu benar dan sebagainya. l. Situasi dan kondisi lingkungan sosial yang sama sekali berbeda (adat istiadat, tata 22 cara bergaul, bahasa dsb.) menuntut kemampuan beradaptasi. Bagi anggota yang penyesuaian dirinya kurang baik, tuntutan ini menjadi sumber stress. m. Frekuensi dan lama penugasan di daerah operasi. n. Pemberangkatan secara mendadak. …Sehubungan hal di atas anda di perintahkan melaksanakan tugas operasi ….. 23 12. Gejala-Gejala Stress. a. Organis/fisiologis. Frekuensi dan intensitas yang tinggi keluhan-keluhan mengenai : 1) Sering pusing-pusing 2) Sering mual-mual 3) Sering diarhea 4) Sering kencing 5) Sering buang air besar 6) Keringat berlebihan meskipun tidak melakukan kegiatan apa-apa ( pada telapak tangan, dahi dsb.) 7) Jantung tiba-tiba/sering berdebar tanpa sebab. 8) Tiba-tiba / sering sesak napas. 9) Perasaan lelah yang amat sangat meskipun tidak melakukan kegiatan apa-apa. 24 b Psikologis 1) Tiba-tiba murung berlangsung dalam kurun waktu lama. 2) Mulai menyendiri/memisahkan diri dari kegiatan bersama. 3) Acuh tak acuh (tidak peduli terhadap keadaan/kejadian disekitarnya). 4) Sering melamun. 5) Sulit memusatkan perhatian terhadap perintah, tugas dsb. 6) Kehilangan minat (makan, minum, bergaul dsb.) 25 c. 7) Bingung 8) Mudah marah, tersinggung. 9) Tiba-tiba menunjukkan sikap menentang/ melawan. 10) Keluhan-keluhan sakit tanpa dapat menunjukkan bagian badan yang sakit atau keluhan-keluhan sakit pada bagian tertentu tanpa didasari penyebab yang jelas atau kelainan-kelainan pada organ tubuh yang dikeluhkan dsb. 11) Susah tidur (insomnia) 12) Gelisah. Patologis 1) Tersenyum/tertawa/bicara sendiri 2) Tidak ada kesatuan isi pembicaraan (incoherent) 3) Isi pikiran meloncat-loncat (flight of ideas) 4) Waham (perasaan tidak berdasar) : a) Dikejar-kejar musuh b) Digunjingkan orang lain 26 Suamiku, kapan engkau pulang … 5) Gerakan motorik yang tidak terkendali. 6) Destruktif (merusak) 7) Agresi : a) Ke dalam (bunuh diri) b) Ke luar (membunuh) 8) Autisme (kehilangan kontak dengan orang lain hidup dalam alam pikiran / lamunan sendiri). 28 27 9) Alienation (perasaan identitas diri). 10) Hallusinasi (pengamatan kaitan dengan rangsang dari merasa ada yang mengajak merasa melihat Tuhan dsb.) kehilangan tanpa ada luar, misal berbicara, CATATAN: a. Orang yang stress biasanya diikuti dengan gejala-gejala yang telah diuraikan di atas, tetapi tidak berarti setiap gejala yang muncul merupakan indikasi stress. b. Seseorang diindikasikan stress bila yang bersangkutan menunjukkan gejalagejala tersebut di atas di luar kebiasaan sehari-hari, misal, biasanya periang tiba-tiba menyendiri, murung, mengeluh sering pusing dsb. Karena itu bila ada anggota yang menunjukkan gejalagejala tersebut di atas di luar kebiasaan sehari-hari, konsultasikan dengan Dokter Yon. 13. Upaya Penanggulangan. Upaya penanggulangan dapat dilakukan yang bersangkutan melalui berbagai cara. Terdapat cara penanggulangan yang berpusat pada masalah dan cara yang berpusat pada emosi. Cara penanggulangan stress yang disarankan adalah cara penanggulangan yang berpusat pada masalah, dimana prajurit menyelesaikan langsung ke sumber permasalahannya. Pada cara ini tahap-tahap penyelesaian yang dilakukan seseorang biasanya adalah sbb: mendefinisikan masalah, membuat alternatif jalan keluar. mencari bobot pada 29 30 alternatif berdasarkan keuntungan dan kerugiannya dan memilih alternatif terbaik dan kemudian bertindak. Adapun penanggulangan yang tidak disarankan adalah cara yang seringkali dilakukan seseorang jika mendapatkan stress. Cara ini adalah dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri yang bersifat menghindari masalah. Mekanisme pertahanan diri ini adalah upaya seseorang untuk menenangkan (menyeimbangkan) diri dengan berbagai cara yang kesemuanya bersifat menipu diri tanpa diupayakan pemecahan masalah. a. Mekanisme pertahanan diri. Setiap orang berusaha melindungi diri dari rasa cemas atau dosa. Untuk itu dibuat bermacam-macam pertahanan diri atau cara-cara bereaksi. Tehnik pertahanan diri atau cara bereaksi ini kebanyakan tidak sadar dan digunakan untuk mengurangi 32 31 ketegangan-ketegangan akibat kecemasan dan menentramkan batin dari kekacauan perasaan akibat perasaan berdosa. Pertahanan diri berupaya melindungi diri dari pengaruh perasaan cemas dan dosa serta memelihara keseimbangan diri. Dengan keseimbangan diri memungkinkan seseorang untuk secara teratur / terus menerus menyesuaikan diri terhadap kondisi fisik maupun psikososial. Ada dua macam mekanisme pertahanan diri yaitu pertama menghadapi/melawan (fight) dan kedua menghindar/melarikan diri/ menarik diri (flight). Mekanisme pertahanan diri dengan cara menghadapi/ melawan, seseorang mengatasi perasaan dosa/cemas melalui tingkah laku langsung menghadapi atau menyerang. Misalnya salah satu cara melindungi diri dari marabahaya adalah dengan menghancurkan sumber-sumber bahaya tersebut. Ucapkan Sapta Marga & Sumpah Prajurit dengan lantang…. Siap Dan.. b. Jalur Satuan Mekanisme pertahanan diri dalam bentuk menghindar / menarik diri merupakan usaha mengatasi rasa cemas/dosa dengan jalan menghindari setiap situasi tidak menyenangkan yang muncul dalam perasaannya. Pada umumnya orang yang menggunakan pertahanan diri semacam ini menjadi pasif dan menarik diri. Begitu juga dalam menghadapi pertentangan yang kecil sekalipun mereka cenderung untuk mundur, menghindar atau menyembunyikan diri. Disamping 33 mekanisme pertahanan diri secara terbuka juga ada mekanisme pertahanan diri tertutup (terjadi dalam diri). Proses mekanisme pertahanan diri ini umumnya berlangsung tidak disadari dan dapat terjadi dalam bentuk sebagai berikut: 1) Represi adalah suatu mekanisme untuk menekan konflik-konflik yang terjadi dibawah sadar atau dorongandorongan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah normatif, agar tidak muncul ke alam sadar. 2) Substitusi adalah pemindahan sasaran yang sulit diwujudkan ke sasaran yang lebih realistis dengan situasi masih dapat ditolerir, misalnya menunjukkan kasih sayang berlebihan pada anak karena gagal membina kasih sayang dengan suami/istri. 34 3) Sublimasi adalah memuaskan dorongan-dorongan primitif dengan cara-cara yang dapat diterima masyarakat, misal menjadi dokter bedah, petinju, senang menonton film perang yang merupakan sublimasi dari dorongan agresi/sadisme terhadap orang lain. 4) Rasionalisasi (membuat alasan/ dalih) misalnya seorang anak yang gagal dalam suatu mata pelajaran memberi alasan/dalih bahwa gurunya membenci dirinya. 5) Proyeksi, mengingat kelemahankelemahan dirinya dan berusaha mengalihkan pada orang lain misalnya anak yang ingin makan bakso kemudian berkata pada ayah/ibunya bahwa si adik ingin makan bakso. 6) Identifikasi adalah proses belajar mengatasi perasaan rendah diri, tidak wajar, keterasingan dengan mengambil 35 36 ciri-ciri khas orang-orang penting bagi dirinya. Kadang-kadang identifikasi tidak hanya kepada orang tetapi juga kepada organisasi, lembaga-lembaga dan sebagainya. Misalnya; prajurit mengidentikkan diri terhadap satuan dengan cara berpakaian, berbicara, kebiasaan-kebiasaan/tradisi yang ada di satuan. 7) Kompensasi adalah cara yang umum digunakan seseorang untuk mengatasi ketegangan yang muncul dari perasaan rendah diri dan ketidak wajaran. Misal Rosevelt ketika masih muda adalah orang yang lemah dan 37 memiliki stamina yang rendah. Ia selanjutnya memutuskan untuk mengatasi kelemahan fisik dengan ikut latihan-latihan fisik dan akhirnya berhasil bahkan ia memimpin penyusupan ke Kuba sebelum perang Spanyol-Amerika. Contoh lain, seorang suami yang tidak jujur sering menutupi penghianatannya dengan menjadi orang yang berlebihan dalam memberikan perhatian dan kecemasan terhadap istri dan anak-anaknya. 8) Reaksi formasi adalah suatu cara mengurangi ketegangan dengan jalan menghindarkan diri dari konflik. Contoh laki-laki yang memburu wanita secara berlebihan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengatasi kecenderungan homo seksual yang kuat pada dirinya. 38 9) Fantasy adalah suatu cara mengurangi stress dengan lari ke dunia minuman/ berjudi dan membangun dunianya sendiri yang lebih bisa diterima oleh dirinya sendiri. Misal seorang pesuruh kantor duduk di kursi majikannya. Ia menghayal dirinya sebagai majikan dan istri majikannya yang cantik sebagai istrinya. 10) Disengagement adalah mekanisme pertahanan yang didasarkan pada usaha melepaskan diri, 39 tidak melibatkan diri dengan persoalan yang dapat meng-akibatkan stress atau rasa tidak nyaman. 11) Regresi adalah mekanisme pertahanan diri untuk mengatasi stress dengan menampilkan kemunduran pola-pola tingkah laku/ kepribadian misalnya tingkah laku kekanakkanakan (mengisap ibu jari dan sebagainya). 40 b. Jalur Organisasi 1) Pencegahan a) Sebagai Dan kenalilah dengan baik setiap anak buah (kebiasaankebiasaan, kegemaran dsb). Minimal Danyon harus mengenal Danki/Kasi s/d Danton dan personil-personil yang ada di Mayon, Danki/Kasi mengenal Danton s/d Danru dan personilpersonil yang ada di kelompok Ki dan seterusnya. b) Ciptakan suasana harmonis, kekompakan dan keakraban diantara sesama anggota satuan (atas dengan bawah, sesama rekanrekan) dan antar keluarga sesama anggota satuan. 41 42 stress c) Mengembangkan pola hubungan yang sehat antar pribadi, agar mampu menanggapi secara obyektif setiap permasalahan yang terjadi di antara sesama anggota satuan. d) Memelihara kesegaran fisik dan mental anggota dengan menye-lenggarakan kegiatankegiatan ber-sama yang bersifat rekreatif seperti olah raga atau kesenian. e) Memelihara kelancaran komunikasi dan memonitor perkembangan yang terjadi dengan Home Base (surat-surat dari dan untuk anggota). f) Melakukan kegiatan-kegiatan untuk perintang waktu guna memindahkan perhatian dari suasana ketegangan akibat tugastugas tempur, misalnya senda gurau, humor dan sebagainya. g) Menimbulkan perasaan tanggungjawab akan nama baik satuan dan perasaan percaya bahwa anggota satuan memiliki ketrampilan taktik dan tehnik militer lebih baik dari pada musuh. h) Mengurangi perasaan cemas pada anggota dengan menumbuhkan, memompa keberanian dan menyatakan bahwa rasa takut dalam pertempuran itu 43 wajar. Rasa takut itu akan semakin berkurang dengan semakin bertambahnya pengalaman tempur yang dimiliki oleh anggota. i) Bila anggota tampak lelah, jenuh, bosan berikan istirahat secukupnya. Dan melakukan pendekatan kepada anak buah dengan berbincang-bincang tentang hal-hal yang dapat menyegarkan kembali semangat anggota. 44 c. Penanggulangan. 1) Bila ada diantara anggota menunjukkan gejala stress dengan melakukan tingkah laku menyimpang dari kebiasaan sehari-hari maka segera lakukan pengawasan intensif dan laporkan kepada Dan yang lebih tinggi atau kepada Dokter Yon. 2) Bila stress yang dirasakan anggota cukup ringan, Dan dapat melakukan sendiri tindakan sebagai berikut : a) Pendekatan kepada anggota untuk membantu mengurangi stress yang dirasakan anggota tsb. b) Kurangi kegiatan yang dapat meningkatkan stress yang bersangkutan dengan cara-cara yang tidak menyolok/ memalukan / menyakiti. 3) Bila stress yang dirasakan anggota tergolong sedang, Dan dapat melakukan tindakan sebagai berikut : 45 a) Anggota ditarik ke Kotis. b) Di kotis diupayakan mendapat penyembuhan karena pengalaman menunjukkan bahwa orang-orang yang stress cepat membaik dan dapat kembali bertugas bila mendapat penyembuhan segera di daerah pertempuran dan tetap diperlakukan sebagai prajurit (diberikan tugas-tugas rutin yang tidak terlampau berat). c) Unsur pimpinan (Danyon/ Wadan/Kasi dsb.) melakukan pendekatan dengan memainkan berbagai peran (pimpinan, ayah, teman, guru) bagi anggota yang stress, agar anggota tersebut dapat mengungkapkan secara terbuka per-masalahan yang dihadapi. d) Pimpinan membantu memberikan alternatif-alternatif pemecahan dengan berbagai segi 46 positif dan negatifnya. Anggota diberikan kesempatan untuk memilih alternatif yang terbaik baginya. Bila anggota tersebut masih bingung, Dan dapat membantu mengarahkan untuk memilih alternatif yang terbaik. 4) Bila stress yang dialami sudah berat dan gejala-gejala organis, psikologis maupun patologis menunjukkan intensitas yang tinggi, sebaiknya anggota tersebut dievakuasi untuk mendapat perawatan intensif (hospitalisasi) oleh psikolog/ psikiater. 47 PENUTUP. 14. Perlu diperhatikan bahwa orang yang stress biasanya diikuti gejala-gejala (baik organis, psikologis maupun patologis) yang menunjukkan adanya penyimpangan tingkah laku dari kebiasaan sehari-hari. Tetapi tidak berarti bahwa setiap gejala yang muncul (apalagi sesaat) merupakan indikasi stress. Karena itu bila ada gejala-gejala yang mencurigakan dan dianggap sebagai gejalagejala stress, segera konsultasikan dengan dokter atau psikolog. 15. Hal terpenting dari semua itu adalah kesediaan Komandan untuk mengenal secara mendalam anggota-anggotanya (ciri-ciri, kebiasaan-kebiasaannya) sehingga dapat segera mengetahui adanya gejala-gejala stress pada anggota yang menunjukkan penyimpanganpenyimpangan tingkah laku / kebiasaan seharihari. 48 16. Semoga uraian singkat dalam bentuk buku saku ini dapat membantu para prajurit khususnya unsur Pimpinan yang sedang bertugas untuk melakukan upaya deteksi dan cegah dini berikut intervensi awal terhadap timbulnya gejala-gejala stress pada anggota, sehingga kerugian moril, materiil dan personil dapat dikendalikan seminimal mungkin. ----ooo0ooo---- DISPSIAD 2010 MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DINAS PSIKOLOGI DINAS PSIKOLOGI ANGKATAN DARAT JL. SANGKURIANG 17 BANDUNG TELP (022) 2502689, 2502690 FAX (022) 2509295 IDENTITAS PENGENALAN STRES SEBAGAI UPAYA PREVENTIF DAN DETEKSI DINI NAMA :…………………………….. PGKT/ NRP :…………………………….. JABATAN :…………………………….. KESATUAN :…………………………….. ALAMAT KANTOR :…………………………….. TELP………………………. RUMAH BANDUNG, APRIL 2010 :…………………………….. TELP……………………….