PERAN ISTRI PRAJURIT SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) SAAT DITINGGAL KE DAERAH OPERASI Ketiadaan suami selama bertugas ke daerah operasi menyebabkan istri harus menyelesaikan tugas rumah tangganya seorang diri. Tugastugas tersebut meliputi pengasuhan anak, memberikan rasa aman bagi keluarga, mengelola keuangan dan urusan rumah tangga lainnya. Jika istri kurang siap mental atau memiliki ketergantungan yang tinggi terhada suami maka dapat menyebabkan timbulnya stress atau tekanan ental disamping tidak terselesaikannya tugas-tugas tersebut. Tulisan ini akan mengupas tugas-tugas apa yang harus diselesaikan oleh istri prajurit yang akan berangkat ke daerah operasi, situasi yang dihadapi bagi yang tidak mampu mengatasinya dan beberapa kemampuan dan pengetahuan apa yang harus dimiliki sebagai cara untuk mengatasi tugas sebagai orang tua tunggal tersebut. Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh istri yang ditinggal prajurit (pasangannya) ke daerah operasi adalah sebagai berikut: a. Ketergantungan afeksi Pasangan yang selama ini memberikan kasih saying dan membantunya untuk mengatasi kesulitan tidak berada di sampingnya lagi. Akibatnya para istri yang ditinggal ke daerah operasi seringkali merasa kesepian dan merasa kehilangan pasangan. Kondisi ini semakin dirasakan oleh istri-istri yang kurang mandiri atau tergantung pada suami. Akibat lainnya ia kurang dapat mengambil keputusan saat menghadapi kesulitan. b. Pengasuhan anak Pengasuhan anak juga dapat menimbulkan permasalahan, jika kurang dapat menerapkannya dengan tepat.jiaka anak terlalu dimajakan menyebabkan anak sulit diatur, kurang taat aturan dan nakal. Jika terlalu dilindungi menyebabkan anak kurang mandiri, penakut dan tergantung, sehingga menimbulkan permasalahan tersendiri bagi orang tua. c. Susila Kurangnya ikatan cinta kasih dengan pasangan, lemahnya control diri dan nilai-nilai serta pengaruh lingkugan seringkali menjadi factor yang mempengaruhi para istri melakukan affair dengan orang lain, sehingga mereka melanggar norma susila yang ada. d. Kurang rasa aman Istri yang terlalu tergantung juga merasa kurang aman. Ia merasa takut tinggal di rumah sendiri karena bayangan ancaman yang dating. e. Relasi sosial buruk Istri kurang dapat bersosialisasi dengan harmonis, sering terlibat perselisihan dengan tetangga, membentuk klik negatif, suka menyendiri dan lain-lain. f. Waktu yang tersita. Kegiatan yang merawat dan mengasuh anak, urusahn rumah tangga, kegiatan resmi dari organisasi istri prajurit dan lain-lain seringkali menyebabkan para istri kurang memiliki eaktu yang cukup untuk diri sendiri dan kelelahan. Kegagalan atau ketidakmampuan mengatasi berbagai macam tuntutan tersebut di atas akan menyebabkan seseorang berada dalam kondisi stress/ tertekan. Menurut Cranwell-Ward (1987) stress diartikan sebagai reaksi-reaksi fisiologis dan psikologik yang terjadi jika orang mempersepsikan suatu ketidakseimabngan antara tingkat tuntutan yang dibebankan kepadanya dan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan itu. Orang yang mengalami stress akan menunjukan gejala-gejala tertentu. Gejala-gejala Stress. a. Fisiologis. Jika derajat stressnya tinggi (frekuensi dan intensitasnya), maka seseorang dapat menampilkan keluhan-keluhan sebagai berikut: 1) Pusing 2) Mual 3) Diarrhea 4) Sering kencing 5) Sering buang air besar 6) Keringat berlebihan meskipun tidak melakukan kegiatan apaapa(pada telapak tangan, dahi dsb) 7) Jantung tiba-tiba / sering berdebar tanpa sebab. 8) Tiba-tiba / sering sesak nafas. 9) Perasaan lelah yang amat sangat meskipun tidak melakukan kegiatan apa-apa. b. Psikologis 1) Tiba-tiba murung berlangsung dalam kurun waktu lama 2) Mulai menyendiri / memisahkan diri dari kegiatan bersama 3) Acuh tak acuh (tidak perduli terhadap keadaan / kejadian disekitarnya. 4) Sering melamun 5) Sulit memusatkanperhatian terhadap pekerjaan 6) Kehilangan minat (makan, minum, bergaul dsb) 7) Bingung 8) Mudah marah dan tersinggung 9) Tiba-tiba menunjukan sikap menentang atau melawan 10) Keluhan-keluhan sakit tanpa dapat menunjukan bagian yang sakit pada bagian tertentu tanpa didasari penyebab yang jelas atau kelainan-kelainan pada organ tubuh yang dikeluhkan dsb. c. Patologis 1) Tersenyum / tertawa / bicara sendiri 2) Tidak ada kesatuan isi pembicaraan (incoherent) 3) Isi pikiran meloncat-loncat (flight of ideas) 4) Waham (perasaan tidak mendasar): a. Dikejar-kejar musuh b. Digunjingkan orang lain 5) Gerakan motorik yang tidak terkendali 6) Destruktif (merusak) 7) Agresi : a. Kedalam (bunuh diri) b. Keluar (membunuh) 8) Autisme (kehilangan kontak dengan orang lain, hidup dalam alam pikiran / lamunan sendiri) 9) Alienation (perasaan kehilangan identitas diri) 10) Hallusinasi (pengamatan tanpa ada kaitan dengan rangsang dari luar, missal merasa ada yang mengajak berbicara, merasa melihat Tuhan dsb) Upaya Penanggulangan Stress Upaya untuk menanggulangi stress dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menyelesaikan sumber permasalahan dan mengembangkan mekanisme pertahanan diri. Upaya yang disarankan adalah yang langsung dapat menyelesaikan smber permasalahan. Upaya membangun mekanisme pertahanan diri dengan cara menipu diri seolaholah masalahnya sudah terselesaikan. Upaya-upaya dalam menanggulangi stress yang dilakukan dengan mengatasi sumber masalahnya adalah meliputi cara-cara untuk mempertinggi kemampuan, mengembangkan sikap/perilaku yang tepat, meningkatkan pengetahuan dan komitmen istri prajurit yang dapat membantunya untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan peran “single parent” saat ditinggal suami ke daerah operasi. Secara rinci upaya tersebut dapat dilakukan sebagi berikut: 1. Mempertinggi Kemampuan a. Mengembangkan pola asuh yang mendorong kepada kemandirian anak Keuntungan pola asuh ini selain anak mandiri, tidak menyulitkan juga lebih cepat mengantarkannya pada kematangan dan kedewasaan. Pola asuh ini dapat diterapkan dengan cara membiasakan anak mengerjakan sendiri cara-cara merawat dirinya, seperti berpakaian, merapikan mainan, tempat tidur, mandi dll. Macam-macam pola asuh yang dapat di terapkan pada anak adalah permisif dan demokrasi. Pola asuh permisif dapat dilaksanakan dengan member kesempatan yang laus pada anak untuk menampilkan diri dan memenuhi rasa ingin tahunya. Sementara pola asuh demokratis dapat dilaksanakan dengan member kesempatan anak untuk bicara atau mengeluarkan pendapat untuk membuat suatu keputusan. b. Bersosialisasi dan menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak lain. Menjalin hubungan baik dengan tetangga, perilaku saling tenggang rasa, hendaknya dapat dikembangkan dalam kehidupan bertetangga. Klik negatif seringkali menjadi wadah isu, gosip yang tidak sedap, perasaan iri dan perilaku lain yang menimbulkan renggangnya hubungan antara orang-orang yang berada di dalam dan di luar kliknya. c. Membagi waktu. Kemampuan membagi waktu menjadi penting karena ia dituntut selain mampu menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga juga mengikuti kegiatan-kegiatan resmi yang dikoordinir organisasi istri prajurit. Kegiatan-kegiatan ini bersifat positif untuk mengarahkan dan membentuk kerja sama diantara ibuibu yang ditinggal ke daerah operasi. 2. Mengembangkan sikap / perilaku yang tepat a. Berlatih mandiri Selama ada pasangan hendaknya para istri tidak terlalu menggantungkan diri pada suami. Masalah-masalah yang bisa diatasi sendiri hendaknya dapat diatasi sendiri terlebih dahulu. b. Bekerjasama dengan anggota keluarga Bagaimana seorang ibu dapat mengkondisikan tugas-tugas dalam keluarga dapat terselesaikan tanpa kehadiran ayah. c. Memandang hambatan sebagai tantangan. Masalah-masalah yang muncul dalam keluarga dianggap sebagai proses pembelajaran menuju kemandirian. d. Mengenali sumber masalah Sebagai orang tua yang berperan ganda dituntut untuk memiliki respon yang cepat terhadap masalah dalam keluarganya. Ia harus mampu mengambil keputusan yang paling tepat bagi keluarganya. e. Mengatur keuangan. Mengatur keuangan dengan memilah-milah porsi keuangan untuk pendidikan, kesehatan, kebutuhan sehari-hari atau untuk hal lain yang bersifat mendadak. f. Menjalin hubungan cinta kasih dan menjaga keharmonisan dengan pasangan. Hubungan cinta kasih yang kuat atau keluarga yang harmonis merupakan benteng yang kokoh untuk menjaga kesetiaan istri pada suami, sehingga para istri tidak terjebak pada perbuatan asusila. Disamping itu perhatian yang tersita oleh pengasuhan anak, urusan rumah tangga dan kegiatan positif yang dikordinir oleh organisasi istri prajurit dapat mengalihkan perhatiannya dan masalah seksual. 3. Meningkatkan pengetahuan Seorang ibu hendaknya memiliki pengetahuan tentang karakteristik perkembangan dan tugas-tugas perkembangan anak sebagai acuan dalam pengasuhan anak. a. Karakteristik perkembangan meliputi: perkembangan fisik, ,otorik, bicara, sosial, intelektual dan moral. b. Tugas perkembangan dalah tugas yang harus dipenuhi individu dalam suatu periode (usia) tertentu. Biasanya merupakan kecakapan dan pola tingkah laku tertentu yang merupakan harapan dari suatu masyarakat dalam kebudayaan tertentu. Kegagalan dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan akan mengakibatkan timbulnya perasaan tidak bahagia dan mempersulit pelaksanaan tugas-tugas perkembangan periode selanjutnya. Contoh pengetahuan yang hendaknya dimiliki adalah tentang tugas-tugas perkembangan anak. Dengan pengetahuan ini maka seorang ibu dapat memahami situasi yang dialami anak dan dapat menerapkan pola asuh yang tepat. Adapun sebagai tambahan pengetahuan tersebut dapat disajikan di sini tentang tugas-tugas perkembangan anak balita / pra sekolah. a. Tugas-tugas perkembangan anak balita/ prasekolah Biasanya pada usia ini anak sering dipandang orang tua sebagai masa-masa sulit bagi mereka. Perkembangan yang harus dilalui antara lain: • Belajar makan makanan padat • Belajar berjalan • Belajar berbicara • Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh • Mempelajari perbedaan jenis kelamin dan tata caranya • Mempersiapkan diri untuk membaca • Belajar membedakan benar dan salah dan mengembangkan hati nurani b. Tugas-tugas perkembangan anak masa sekolah (SD) mulai 1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yg umum 2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh 3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya 4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat 5. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari 6. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga 7. Mencapai kebebasan pribadi c. Tugas-tugas perkembangan pada anak-anak yang memasuki usia remaja 1. Menerima keadaan diri dan penampilan diri. Terjadi perubahan pada penampilan biasanya dilakukan sebagai manifestasi pencarian jati diri 2. Membentuk hubungan dengan teman sebaya, biasanya pada masa ini anak akan lebih mengutamakan kelompok dari pada keluarga 3. Mengembangkan kemampuan berdiri sendiri baik secara emosial maupun ekonomi 4. Mengembangkan tanggung jawab sosial 5. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan intelektual untuk hidup bermasyarakat dan masa depan dibanding pekerjaan/pendidikan. 6. Mempersiapkan diri (psikis dan fisik) dalam rangka untuk hidup berkeluarga (mulai berdandan bg anak perempuan) 7. Mencapai nilai-nilai kedewasaan 4. Meningkatkan komitmen selaku istri prajurit Saat seorang akan menikah dengan prajurit ia membuat komitmen yang harus selalu dipegang. Adapun beberapa komitmen tersebut adalah sebagai berikut: a. Siap ditinggal tugas kapan saja dan dimana saja b. Siap menanggung resiko sebagai istri prajurit (gugur, cacat tubuh, hilang dll.) c. Siap dijadikan nomor “2” disamping tugas suami sebagai prajurit yang membela/berjuang demi Negara d. Siap hidup sederhana e. Siap hidup mandiri Sementara itu cara penaggulangan stress yang biasanya dilakukan istri-istri prajurit, penanggulangan tapi tidak melalui dianjurkan mekanisme untuk pertahanan dilakukan diri. yaitu Mekanisme pertahanan diri ini dilakukan dengan cara mengatasi emosi yang muncul dan lebih berorientasi pada upaya untuk mengurangi keteganganketegangan akibat kecemasan dan menentramkan batin dari perasaan berdosa. Upaya ini tidak dianjurkan karena sifatnya hanya untuk mendapatkan ketenangan tapi tanpa mengatasi masalah yang sebenarnya, adapun mekanisme pertahanan diri yang biasanya dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Represi adalah suatu mekanisme untuk menekan konflik-konflik yang terjadi dibawah sadar atau dorongan-dorongan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah normative, agar tidak muncul ke alam sadar. Misalnya seseorang menekan atau melupakan pengalaman pahitnya bersama suaminya, sehingga sehariharinya cenderung kurang respek terhadap suami. 2) Substitusi adalah pemindahan sasaran yang sulit diwujudkan ke sasaran yang lebih realistis dengan situasi masih dapat ditolerir, misalnya karena kesal ke suami, seorang ibu marah ke anak atau memukul binatang di rumah. 3) Sublimasi adalah memuaskan dorongan-dorongan primitive dengan cara-cara yang dapat diterima masyarakat, misal menjadi dokter bedah, petinju, senang menonton film perang yang merupakan sublimasi dari dorongan agresi/ sadism terhadap orang lain. 4) Rasionalisasi (membuat dalih/ alasan) misalnya seorang ibu berdalih bahwa tugasnya terlalu banyak sehingga tidak bisa member perhatian yang cukup pada anak. 5) Proyeksi, berusaha mengingat mengalihkan kelemahan-kelemahan pada orang lain, dirinya dan misalnya istri tetangganya dianggap iri, karena saat itu yang bersangkutan sendiri tidak bisa membeli motor seperti tetangganya tersebut. 6) Identifikasi adalah proses belajar mengatasi perasaan rendah diri, tidak wajar, keterasingan dengan mengambil ciri-ciri khas orang-orang penting bagi dirinya. Kadang-kadang identifikasi tidak hanya kepada orang tetapi juga kepada organisasi, lembaga-lembaga dan sebagainya. Misalnya: seorang ibu berpakaian seperti yang dikenakan seorang artis idolanya. 7) Kompensasi adalah cara yang umum digunakan seseorang untuk mengatasi ketegangan yang muncul dari perasaan rendah diri dan ketidakwajaran. Missal seorang istri yang mengagumi orang lain selain suaminya, ia tidak jujur dan sering menutupi penghianatannya dengan menjadi orang yang berlebihan dalam memberikan perhatian dan kecemasan terhadap suami dan anaknya. 8) Reaksi formasi adalah suatu cara mengurangi ketegangan dengan jalan menghindarkan diri dari konflik atau menunjukan reaksi yang berbalikan dengan kondisi sebenarnya, misalnya seorang menunjukan rasa kebenciannya dengan cara mengatakan rasa sukanya kepada seseorang 9) Fantasy adalah suatu cara mengurangi stress dengan lari ke dunia minuman dan membangun dunianya sendiri lebih bisa diterima oleh dirinya sendiri. Missal seorang ibu yang berfantasi dirinya seorang permaisuri yang paling cantik dan harus dilayani oleh banyak pembantu. 10) Disengagement adalah mekanisme pertahanan yang didasarkan pada usaha melepaskan diri, tidak melibatkan diri dengan persoalan yang dapat mengakibatkan stress atau rasa tidak nyaman. 11) Regresi adalah mekanisme pertahanan diri untuk mengatasi stress dengan menampilkan kemunduran pola-pola tingkah laku/ kepribadian misalnya tingkah laku kekanak-kanakan (menghisap ibu jari dan sebagainya). PENUTUP Demikian naskah ini, mudah-mudahan dapat menjadi wacana bagi ibu-ibu istri prajurit dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas rumah tangga selama ia ditinggal ke daerah operasi.