BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tidak bisa dipungkiri komunikasi sangat diperlukan untuk menyampaikan maksud dan tujuan. Kapanpun dan dimanapun berada, dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, ditempat pekerjaan, di pasar, dan di dalam suatu masyarakat serta tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Begitu pula dalam suatu organisasi di perlulkan adanya komunikasi baik kepada Pemimpin serta kepada para anggota-anggotanya secara timbal balik untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Zelko dan Dance dalam ( Muhammad, 1995:66 ) Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencangkup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikas internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi sesama karyawan yang sama tingkatannya. Sedangkan Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil produksi, pembuataan iklan, dan hubungan dengan masyarakat umum. Dalam suatu organisasi diperlukan adanya komunikasi yang baik untuk menciptakan suatu tujuan bersama. Tingkah-laku manusia dalam suatu organisasi atau kelompok sangat berpengaruh terhadap jalannya suatu organisasi, mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi. 1 Seperti halnya dengan keadaan antara klub yang satu dengan klub yang lain dalam himpunan PTMSI yang tidak bisa menunjukan kebersamaan mereka dalam suatu Organisasi yang sama. Merasa adanya persaingan antar-klub, menimbulkan konflik yang berdampak pada atlit. Begitu pula Adanya sikap terbuka dalam suatu organisasi adalah salah satu subtasnsi dalam organ isasi yang harus dilaksanakan. Sikap terbuka memberikan pengaruh yang positif terhadap jalannya suatu organisasi. Namun, lain halnya yang dirasakan atlit-atlit saat ini, merasa adanya tidak kesesuaian keinginan dari yang dilakukan. Terutama keterbukaaan masalah Dana untuk atlit masih belum sepenuhnya terbuka, sehingga menjadi suatu konflik yang harus diselesaikan. Budaya organisasi merupakan kunci dan konsep bersama yang membentuk citra mereka dalam organisasi, meliputi iklim positif, pengaruh negatif, kualitas keunggulan, potensi pertumbuhan, unsur-unsur organisasi (Rahmat, 2006:313). Sedangkan Konflik yang terjadi dalam klub-klub PTMSI saat ini seakan-akan menjadikan budaya yang tertanam yang tidak bisa diselesaikan. Ini menjadikan Budaya Organisasi yang terjadi di PTMSI. Kepengurusan PTMSI Sul-Sel, Ketua sangat mempengaruhi berjalannnya kepengurusan tenis meja, baik antara pengurus dan pada atlet-atletnya. Dengan adanya konflik yang terjadi, pengurus PTMSI sebagai induk dari klub-klub sebaiknya melihat konflik dan menyelesaikannya secara bersama. Tapi itu terkendala karena tidak adanya komunikasi yang dilakukan antara atasan dan bawahan dan pada anggota-anggota yang berperan penting dalam pembinaan dan peningkatan prestasi atlit. Pentingnya komunikasi antara anggota-anggota memberikan dampak positif sebagai bahan masukan untuk kemajuan PTMSI. Namun, hal itu kurang dilakukan, konflik-konflik yang 2 kecil sebaiknya dijadikan catatan penting untuk PTMSI. Akan tetapi, seolah-olah tidak penting dengan masalah yang sudah menjamur yang berdampak pada mental atlet. Ibarat ROI ada suatu singkatan yang popular dalam kalangan manager, yang berarti “Return On Investment”, atau “Laba atau Modal yang ditanamkan”. Tentu saja ini, adalah hal yang sangat vital dalam setiap perusahaan. Tapi ROI dapat juga berarti “Return On Individual” (Hasil atau keuntungan Dari Setiap Pekerja”). Para pemimpin atau manager mengelolah orang; dengan orang-orang inilah seorang pemimpin atau manager berhasil atau gagal. Suatu tanggung jawab yang terutama dari seorang pemimpin atau manager, ialah untuk mengembangkan suatu team yang bekerjasama dengan dia, jadi bukan untuk dia. Jika pemimpin itu dapat melaksanakan ini, maka kemungkinan untuk mewujudkan hasil yang maksimal dari individu-individu, dan dengan kemudian kemajuan organisasi, adalah besar sekali, menurut James G. Robbins dan Barbara S. Jones (Sirait, 1995:62 ). Namun dengan adanya konflik internal yang terjadi dalam kepengurusan PTMSI menimbulkan dampak terhadap atlit, Program – program pada masa awal kepemimpinan PTMSI menjadi tidak terlaksana secara sempurna dan tidak sesuai yang diharapkan. Visi dan misi yang dibangun serta disepakati secara mufakat tidak tercapai disebabkan adamya kepentingan – kepentingan yang berbeda-beda yang akibatnya berdampak pada atlit. Kepegurusan PTMSI mempunyai tanggung jawab kepada atlit-atlitnya untuk meningkatkan prestasi atlit pada khususnya dan mengharumkan nama daerah dan bangsa pada umumnya. Begitu pula sebaliknya atlit mempunya tanggung jawab untuk disiplin dalam latihan guna meraih prestasi yang baik dan mengharumkan nama bangsa. Adanyanya bibit-bibit atau atlet-atlet kadet merupakan keuntungan PTMSI untuk membina dan memberikan sumbangsih untuk mendorong atlet agar bisa berprestasi. Ini adalah sikap perhatian yang harus dilakukan oleh pengurus PTMSI agar bisa memperhatikan pemula 3 yang baru ingin mengasah bakatnya. Namun, hal tersebut masih kurang dirasakan sehingga peningkatan prestasi atlit tidak maksimal.S Pengurus PTMSI merupakan motifator bagi penunjang keberhasilan atlit dan sebaliknya keberhasilan atlit merupakan investasi pengurus dalam pengembangan dan kemajuan PTMSI di masa yang akan datang. Pada tahun 1980-1985 adalah masa kepemimpinan DR. Tajuddin, beliau dikenal sebagai seorang yang familiar dan dekat dengan atlit-atlitnya, semenjak masa kepemimpinanya telah mencapai prestasi yang cukup banyak pada atlit-atlitnya, seperti Rusli Karauddin, Ratna kamaruddin, Oli Da Costa, Ever, dan lain-lain. Mereka telah mengharumkan nama sul-sel di tingkat nasional dan tingkat internasional seperti sea games. Pembinaan atlit yang dilakukan oleh beliau tidak tanggung-tanggung untuk membawa atlitnya berlatih sampai keluar negeri, dan begitu banyak relasi yang beliau kenal untuk bekerjasama dalam pembinaan atlit-atlit tenis meja pada waktu itu sehingga berdampak baik bagi peningkatan prestasi atlit. Tidak hanya dalam pembinaan beliau berusaha tetapi juga kesejahteraan kehidupan atlit seperti lapangan pekerjaan beliau tidak terlepas. Adanya Kedekatan antara Atlet dengan beliau memberikan motifasi langsung pada atletatlet. Terkadang beliau ikut serta dalam latihan yang dilaksanakan dan setelah atlet berlatih, beliau melakukan pembicaraan yang releks pada atlet guna memberikan semangat berlatih. Ini salah satu cara yang dilakukan oleh beliau agar dekat dengan atlet-atletnya. Sehingga apa yang dirasakan atlet dan apa yang menjadi beban atlet dapat diketahui dan dapat segera diselesaikan. Terjalinnya komunikasi yang baik yang dilakukan oleh pengurus kepada atlet dan sikap terbuka memberikan semangat untuk atlet. Pembinaan yang secara langsung dan keterbukaan pengurus pada atlet memberikan dampak yang positif terhadap prestasi atlet. 4 Setelah Masa kepemimpinan beliau berakhir, prestasi atlit dari tahun ke tahun semakin menurun, pembinaan dan even-even pertandingan tenis meja sangat kurang digelar dan dilaksanakan pada tiap tahunnya yang dampaknya kematangan mental atlit kurang yang disebabkan oleh kurangnya even pertandingan, menjadikan atlit tidak siap mental pada saat mereka bertanding keluar untuk membawakan nama Sul-Sel, bahkan sebagian atlit-atlit yang berpotensi untuk mengharumkan nama Sul-Sel telah berpindah profinsi lain dengan alasan lebih menjanjiikan kehidupan yang layak dibanding di Sul-Sel. Dalam tinjauan komunikasi, iklim komunikasi organisasi sangat memperoleh perhatian dalam disiplin ilmu komunikasi, terutama substudy komunikasi organisasi. Adanya hubungan yang sirkuler antara iklim organisasi dengan iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarah pada perkembangan iklim, di antaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan iklim negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan (Arni, 1995:85). B. Rumusan Masalah Dengan adanya masalah internal dan ekternal yang terjadi dalam kepengurusan PTMSI Sul-Sel dibutuhkan pola komunikasi 1. Bagaimana keadaan Iklim Komunikasi pengurus PTMSI Sulawesi Selatan sekarang ini? 2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Peningkatan prestasi atlit dalam Iklim Komunikasi yang terjadi dalam lingkungan PTMSI? 5 C. Tujuan dan mamfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan : C.1. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui iklim komunikasi yang terjadi dalam kepengurusan PTMSI sulawsi selatan sekarang ini dalam peningkatan prestasi atlit ? 2 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi atlit pada Iklim komunikasi organisasi yang terjadi dalam Lingkungan PTMSI ? D. Karangka Konseptual D.1. Konsep Iklim komunikasi Organisasi Iklim komunikasi mempunyai hubungan yang sirkuler dengan iklim organisasi, dan tingkahlaku organisasi mengarah pada perkembangan iklim, diantaraanya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadi anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraaan Dalam suatu organisasi iklim komunikasi merupakan hal yang perlu menjadi perhatian seorang pemimpin organisasi karena faktor tersebut banyaknya ikut mempengaruhi kepada tingkah laku anggota organisasi. Keberhasilan suatu organisasi tidak terlepas dengan adanya sikap dan perhatian seorang pemimpin terhadap anggota-anggotanya, sehingga dapat bekerjasama dalam membangun Budaya organisasi yamg baik. 6 Menurut Redding dalam penelitiannya menunjukan bahwa iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi organisasi dalam organisasi serta tingkah pengaruh dan keterlibatannya. (Arni, 1995:85), Ada lima Demensi iklim Komunikasi dalam organisasi yaitu : 1. “Supportiveness’, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting. 2. Partisipasi membuat keputusan. 3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia. 4. Keterbukaan dan keterusterangan. 5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi. BUDAYA ORGANISASI INFORMASI IKLIM KOMUNIKASI Akse bili tas Kua litas Me dia Kepuasan pada Organisasi Beban Ketelitian Ketepatan Penyebaran MAKNA Diatas adalah gambar Model Profil Variabel Komunikasi Organisasi yang diadaptasikan dari Pace dan Faules dalam (Kriyantono, 2006 : 311) Profil Komunikasi Organisasi mempunyai beberapa variabel yang diukur dimana setiap variabel mempunyai subvariabel antara lain : 7 a. Iklim Komunikasi, Seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka, menaruh perhatian, dan secara aktif meminta pendapat mereka, serta memberikan penghargaan atas standar kinerja yang baik. Subvariabel yang diukur adalah : Kepercayaan, adalah persepsi anggota organisasi tentang seberapa jauh atasan, bawahan, dan sesama rekan kerja dapat dipercaya. Pembuatan keputusan bersama, adalah persepsi anggota organisasi tentang keterlibatannya dalam proses pembuatan keputusan bersama. Pemberian dukungan, adalah persepsi anggota organisasi tentang perhatian atau dukungan organisasi pada karyawannya dan dukungan pada organisasinya. Keterbukaan, persepsi anggota organisasi tentang keterbukaan organisasi terhadap informasi yang dianggap penting bagi anggota, kebebasan, dan kemudahan anggota memperoleh informasi. Perhatian dan tujuan kinerja tinggi, adalah persepsi anggota tentang keinginan anggota dan organisasi untuk selalu memiliki tujuan kinerja tinggi. b. Kepuasan Organisasi, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi merasa puas. Subvariabel yang diukur adalah : Kepuasan kerja, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi merasa puas dengan jenis pekerjaan yang diberikan dan kondisi lingkungan pekerjaan. Kepuasaan kepenyeliaan atau supervise, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota merasa puas dengan system kepengawasan dan penyeliannya. Kepuasan Upah dan keuntungan, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi merasa puas dengan gaji , tunjangan, dan fasilitas yang diterima. 8 Kepuasan penilaiaan prestasi, promosi, dan peluang kerja, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota merasa puas dengan system penilaian, promosi, dan kesempatan dalam memperoleh peluang dalm memperoleh peluang dalam pekerjaan. Kepuasan pada rekan sejawat, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota merasa puas dengan hubungannya dengan sesama rekan kerja. Aksebilitas informasi, adalah persepsi anggota organisasi mengenai sebarapa jauh informasi yang tersedia bagi mereka dari berbagi sumber dalam organisasi, seperti atsan langsung., atasan lebih tinggi, kelompok, bawahan, dokumen- penerbitan, obrolan lisan (grapevine). Kualitas media, adalah persepsi anggota organisasi mengenai seberapa jauh penerbitan, petunjuk tertulis, laporan, dan media lainnya dinilai menarik, tepat, efesien, dan dapat dipercaya. c. Penyebaran Informasi, adalah persepsi anggota oganisasi mengenai jumlah berbagai informasi dalam organisasi yang diterima mereka atau mengenai seberapa jauh pesan disebarkan melalui seluruh organisasi atau siapa yang mengetahui sesuatu tentang suatu pesan tertentu. d. Beban Informasi, adalah persepsi anggota organisasi mengenai jumlah berbagai informasi dalam organisasi yang diharapkan mereka dari berbagai sumber atau berkaitan dengan kecukupan informasi, kekurangan informasi, kelebihan informasi, dan kelewatan informasi (terisolasi). e. Budaya Organisasi, adalah persepsi anggota organisasi mengenai nilai kunci dan konsep bersama yang membentuk citra mereka terhadap organisasi, meliput iklim positif, pengaruh negative, kualitas keunggulan, potensi pertumbuhan, unsur-unsur organisasi, organisasi kecil dan tidak matang, dan aktif/mendorong. Dari karangka konsep variabel-variabel dan subvariabel yang dijelaskan diatas maka penulis menggambarkan karangka konseptual sebagai berikut : 9 Skema Pemikiran Penulisan : PTMSI Aksesibilitas B U D A Y A O R G A N I S A S I DINAS KESEHATAN INFORMASI Kualitas Media IKLIM KOMUNIKASI Beban Ketelitian ANGGOTA (ATLIT) Prestasi Atlit “Atlit 10 Ketepatan Penyebaran F. Definisi Operasional Untik menghindari terjadinya perbedaan persepsi, maaka penulis mengguakann batasan-batasan pengertian terhadapp konsep yang mendasari penelitian sesuai judul, sebagai berikut : 1. Iklim komunikasi Adalah sejauh mana anggota organisasi PTMSI dapat memberikan dukungan, kepercayaaan, keterbukaan dalam oraganisasi tersebut guna meningkatkan prestasi atlet. 2. PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia) sulawesi selatan Adalah sebuah organisasi olah raga tenis meja dibawah naungan Dinas Kesehatan propinsi Sul-Sel. PTMSI mempunyai wewenan dan tanggung jawab, mengurus segala programprogram dan kegiatan-kegiatan olahraga baik yang bersangkutan dengan kegiatan pertandingan tenis meja, serta kesiapan dan persiapan atlit untuk siap bertanding untuk membawa nama daerah dalam even pertandingan yang selalu diadakan atau dilaksanakan. 3. Standar Komunikasi efektif Adalah bagaimana cara Pengurus PTMSI melakukan komunikasi efektif dalam organisasi, baik mengirim pesan, menerima pesan, dan meresponnya secara baik, guna menghindari miskomunikasi antara anggota organisasi. 4. Struktur Organisasi Adalah merupakan desain organisasi di mana pemimpin atau manejer melakukan alokasi sumberdaya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki PTMSI, serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan. 11 F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian dan Waktu Lokasi penelitian di sekertariat PTMSI Sulawesi Selatan dibawah nangungan Dinas kesehatan Propinsi Sulawesi selatan serta di klub-klub tenis meja yang berada di Makassar. Dengan maksud untuk mendapatkan informasi yang akurat 2. Tipe Dasar Penelitian Tipe penelitian Deskriptif kualitatif yaitu metode riset di mana periset melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam untuk menggali informasi yang dibutuhkan sebagai data penulis sesuai dengan fakta yang ditemukan. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil : Teknik interview atau wawancara yaitu melakukan wawancara mendalam maupun secara bebas kepada informan yang dianggap tahu dan pernah terlibat dalam penelitian ini. Teknik Observasi yaitu dilakukan dengan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data dan informasi tentang faktor-faktor yang turut mempengaruhi dari masalah yang telah diteliti. b. Data sekunder Data yang diperoleh dari studi pustaka yaitu data yang berhubungan dengan penelitian ini. 4. Informan Penelitian Sekertaris PTMSI Sul-Sel : 3 Rekan-rekan Atlit Tenis Meja Atlit Senior Masa kepemimpinan Dr. H. Burhanuddin Yusuf DTM&H : 2 Rekan-rekan Pemerhati tenis meja : 4 Rekan-rekan pemerhati tenis meja : 2 12 BAB II Daftar Pustaka A. Pengertian komunikasi organisasi 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi mengacu pada suatu tindakan oleh orang ke orang lain, yang mengeirim pesan dan menerima pesan yang terdistori oleh gangguan, dan terjadi pada suatu konteks tertentu, mempengaruhi, dan adanya umpan balik. Jika kita melihat seseorang terlibat dalam suatu komunikasi, kita menemukan dua bentuk umum tindakan yang terjadi : a. Penciptaan pesan atau lebih tepatnya perciptaan pertunjukan. b. Penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukan. Perciptan pertujukan adalah kita membawa atau melakukan sesuatu untuk ditujukan oleh orang lain dimana pertunjukan yang kita bawa mempresentasikan atau mewakili sesuatu. Dengan kata lain ada informasi yang akan disampaikan. Setelah orang lain melihat apa yang kita pertunjukan maka akan tejadi proses penafsiran pesan. Menafsirkan berarti mengurangi atau memahami melalui cara-cara tertentu. Apabila penyampaian pesan antara komunikator dan komunikan menghasilkan suatu pengertian dan pemahaman yang sama, maka dapat dikatakan komunikasi berjalan dengan baik. 13 Kincaid dan Schramm dalam Arifin ( 2002 : 12 ) mengatakan bahwa : “komunikasi sebagai proses saling membagi atau menggunakan informasi secara bersama dan pertalian antara para peserta dalam proses informasi”. Proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya mencapai sasaran mengenai apa yang dikomunikasikan. Dimungkinkan adanya komunikasi yang baik antara pemberi pesan dan penerima kalau terjadi persesuaian diantara keduanya. Menurut veber dalam pace ( 2006 : 38 ) mengemukakan, komunikasi yang efektif adaalah : “komunikasi yang memungkinkan adanya komunikasi yang disampaikan mirip atau sama dengan makna yang dimaksud komunikator, Singkatnya, komunikasi yang efektif adalah makna bersama”. Komunikasi merupakan alat yang digunaakan oleh manusia untuk menyampaikan informasi, atau ide-ide, pendapat, pengetahuan, perasaan, sikap maupun tindakan kepada sesama manusia secara timbal balik. Dalam hal ini komunikasi dua arah dengan saling memberikan feedback adalah salah satu ciri berhasilnya proses komunikasi. Effendy ( 2009 : 11 ) menemukakan dua tahapan proses komunikasi yaitu : a. Proses Komunikasi secara primer Proses komunikasi secaaraa primer adalah penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan mengemukakan lambang-lambang sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebaagainya yang secara langsung “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikastor kepada komunikan. 14 b. Proses Komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikastor menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya di tempat yang relatif jauh atau jmlahnnnya banyak. Seperti surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Menurut Ahmad Elqorni, Aliran komunikasi vertikal mencakup seluruh transaksi yang meliputi aliran informasi ke bawah maupun ke atas yangg terjadi antara Atasan dan bawahan dalam organisasi. 1. Untuk memberikan pengarahan atau instruksi kerja (spesifik) 2. Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan 3. Untuk memberikan informasi tentang prosedur dan praktek-praktek organisasional 4. Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dlm membantu org. menanamkan pengertian tentang tujuan-tujuan yg ingin dicapai. Adapun metode yang sering digunakan para atasan untuk menyampaikan informasi kepada bawahannya antara lain : 1. Tulisan saja 2. Lisan saja 15 3. Tulisan diikuti lisan 4 . Lisan diikuti tulisan Komunikasi keatas dalam sebuah orgaisasi berarti bahwa informasi menngalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Beberapa alasan pentingnya arus komunikasi keatas didasarkan pada : 1 Aliran informasi keatas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya. 2 Komunikasi keatas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima apa yang dikatakan kepada mereka. 3 Komunikasi keatas memungkinkan –bahkan mendorong-omelan dan keluh kesah muncul kepermukaan dehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya. 4 Komunikasi keatas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi kebawah. 5 Komunikasi keatas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut. 6 Komunikasi keatas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah. 16 Adapun macam-macam tujuan komunikasi: 1. Komunikasi untuk kegiatan yang tak diprogram 2. Komunikasi memulai dan menciptakan program; usaha menyesuaikan dan mengkoordinasikan program. 3. Komunikasi yg memberikan data penerapan strategi 4. Komunikasi untuk menimbulkan program dan komunikasi untuk memotivasi orang melaksanakan program 5. Komunikasi yg memberikan info ttg hasil kegiatan dan informasi umpan balik utk pengawasan. 3. Organisasi Ada bermacam-macam pendapat mengenai aapa yang dimaksud dengan organisasi. Suatu organisasi dapaat didefinisikaan sebagai suatu kelompok individu yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah individu sangatlah bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Namun tidaklah menjadi masalah karena yang terpenting aadalah mereka bekerja di daalam suatu struktur organisasi tertentu. Schain (1982) dalam Muhammad ( 2009 : 22 ) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa yujuan umum melalui pembagiaan peekerjaan daan fungssi melalui hierarki otoritas dan tanggungjawab. Schain juga mengaataakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusai untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. 17 Dalam suatu Organisasi terdapat struktur formal dan struktur informal. Struktur formal adalah struktur organisasi dengan penempatan individu dan jabatan-jabatan tertentu sesuai dengan kemampuannya dengan tujuan memperlaancar pelaksanaaan kegiaataan daalam organisasi. Sedangkan struktur informal aadaalah hubunganhubungan yang tercipta di luar hubungan kerja. Struktur informal ini melayani kebutuhan maanusiawi para individunya dan mempertahankan mereka sebagai satu kesatuan. Kedua hubungan ini saling mendukung untuk menciptakan suasana di dalam organisasi Suatu organisasi terbentuk spsbils dustu usaha memerlukan usaha lebih dari satu orang untuk menyelesaikannnya. Kondisi ini timbul mungkin disebabkan oleh karena tugas itu terlalu besar atau terlalu konfleks untuk ditangani stu orang. Oleh karena itu suatu organisasi dapat kecil seperti usaha dua orangindividu aatau dapat sangat besar yang melibaatkan bnyaak orang daalam interaksi kerjasama. iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Suatu iklim komunikasi berkembang dalam konteks organisasi. Unsur-unsur dasar yang membentuk suatu organisasi: 1. Anggota organisasi. Di pusat organisasi terdapat orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi. Mereka terlibat dalam kegiatan-kegiatan perasaan yang mencakup emosi, keinginan, dan aspek-aspek perilaku manusia yang bukan aspek intelektual. 18 2. Pekerjaan dalam organisasi. Pekerjaan yang dilakukan anggota org. Terdiri dari tugas-tugas formal dan informal.Tugas ini menghasilkan produk dan memberikan pelayanan organisasi. White dalam Sarwoto ( 1991 : 51 ) menyebutkan dua jenis organisasi yaitu organisasi formal dimaana pola hubungan ditetapkan secara formal oleh hukum dan top management. Kedua, organisasi informal di mana sejumlah tata hubungan kerja yang terjelma dalam jangka waktu yang panjang. Dari hubungan definisi di atas, dapat disimpulkan bahan unsur-unsur dasar organisasi adaalah : a. Adanya dua orang atau lebih b. Adanya maksud untuk bekerjasama c. Adanya pengaturan hubungan d. Adanya tujuan yang hendak dicapai Walaupun pendapat mengenai organisasi berbeda-beda perumusannya tapi ada tiga hal yang sama-sama dikemukakan yaitu : organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasikan aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum. Adapun Bentuk Organisasi menurut Ahmad Elqorni, adalah sebagai berikut : 1. Organisasi Sosial Merujuk pada pola-pola interaksi sosial (frekuensi dan lamanya kontak antara orang-orang); arah pengaruh antara orang-orang; derajat kerja sama Contoh: Keaggotaan dalam satu komunitas etnis, klub pendukung sepak bola. 19 2. Organisasi Formal Organisasi yang didirukan untuk tujuan tertentu : Bisnis: dibentuk untuk menghasilkan barang yang dijual Serikat pekerja (union) diorganisasikan untuk memperkuat tawar menawar buruh/karyawan pada majikan Komunikasi dalam hampir semua orgaanisasi. secara jelas merupakan suatu proses dinamis. Penyampaian informasi yang akurat dan pemahaman atas informasi sari satu unit (pengirim) ke unit lain (penerima) vital dalam: perumusan dan implementasi tujuan organisasional peralatan dan sarana penting dimana keg.organisasional dilakukan. Komunikasi adalah usaha mendorong orang lain menginterpretasikan pendapat seperti apa yg dikehendaki oleh orang yg mempunyai pendapat tersebut. Organisasi pada umumnya memiliki tujuan untuk menhasilkan pendapat, akan tetapi, terdapat, tujuan lain yang mendukung tercapainya tujuan utam, misalnya, agar dipeoleh pendapat maka harus mempertahankan tingkat kerja yang efeektif. Untuk mencapainya maka organisasi harus memiliki orang-orang yang bermotifasi yang bisa diperoleh jika organisasi mampu menghargai lingkungan kerja yang nyaman. 20 anggotanya dan menciptakan 3. Komunikasi Organisasi Adanya beberapa defenisi dan berbagai makna itu, sudah brang tertentu menimbulkan kesulitan dalam mengkonseptualisasi komunikasi sebagai suatu kajian ilmiah. Kesulitan ini lansung terlihat dari lahirnya sejumlah definisi mengenai komunikasi. para pakar telah merumuskan komunikasi dengan caranya sendiri. Menurut Shannon dan Weaver dalam Arifin ( 2006 : 26 ). Komunikasi adalah proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsanganperangsangan (biasa lambang-lambang dalam bentuk kata0 untuk mengubah tinkah laku orang lain. Komunikasi menyangkut semua prosedur melalui makna pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang lain. Sedangkan menurut shachter menulis “Komunikasi merupakan mekanisme untuk melaksanakan lklekuasaaan”. Baik Hoveland maupun Shannon & Weaver menerima unsur penyampaian dan penggunaan lambang dengan memberi tekanan pada tujuan mempengaruhi. Kategori ini ditemukan juga dalam kategori Stappers.yaitu aktivitas dataang dari pihak lain untuk mempengaruhi. Disisi lain pakar psikologi dengan sendirinya melihat komunikasi dalam pengertian fenomena stimuli-respon, serbagaimana dikemukakan oleh Dance dalam arifin ( 2006 : 26 ) menyatakan komunikasi adalah ungkapan respon melalui simbolsimbol verbal. Akhirnnya Definisi yang menekankan persamaan arti, ditemukan antara lain dari rumusan Gode (1969) yaitu ; “ komunikasi adalah suaatu proses yang membuat adanya kebersamaan bagi dua atau lebih orang yang semula dimonopoli oleh satu atau beberapa orang”. Perumusan ini bermaksud bahwa yang baik atau efektif, 21 adalah komunikasi yang mampu menciptakan kebersamaan arti bagi orang-orang yang terlibat. Tanpa persamaan arti, sukar dipikirkaan adanya komunikasi. Komunikasi memang multi makna dan kompleks. Hal ini terlihat jelas pada definisi para pakar yang diungkaapkan di muka. Walaupun fenomena komunikasi itu tetap ada dan tidak berubah, namun pemahaman tentaang fenomena itulah yang dapat berbeeda dari satu orang dengan orang lainnya. Namun untuk memperoleh pemahaman yang menyeluruh mengenai komunikasi manusia, semua definisi yang ada dan berbeda-beda itu perlu diketahui dan dikaji secara mendalam. Dalam kajian itu akan membawa suatu kesimpulan bahwa komunikasi sebagai suatu fenomena sudah tentu dapat diartikan atau dikonseptualisasi bermacam-macam tergantung daripada perspektif yang dipakai menurut Arifin (2006 : 27). Dalam berkoomunikasi organisasi terdapat beberapa arus komunikasi yang terjadi. Komunikasi abtara pimpinan dan bawahan, antara bawahan dan pimpinan, antara orang-orang dan jabatan yang sama, serta komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang berbeda dalam organisasi. Arus komunikasi merupakan penyeluran segenap informasi, emosi dan keinginan yang menyakut semua unsur, tugas, pekerjaaan, dan relasi-relasi pribadi. Arus informasi ini dapat berupa : Penyampaian berita dan pengetahuan komando, rencana pelaksanaan, faktor-faaktor penunjang dan penghambat tugas daan supervise. Mengantar informasi mengenai pendapat, perasaan atau emosi-emosi, kehendak,hasrat, dan aspirasi seluruh anggota dan staf pimpinan dan bawahaan 22 Adapun Arus informasi yang berlaangsung dalam organisasi adalah : 1. Komunikasi ke atas daalam organisasi Komunikasi keatas merupakan pesan yang dikirim dari tingkatan hirarki yang lebih rendah ke tingkat yag lebih tinggi. Komunikasi ke atas sangat penting untuk mempertahankan organisasi. Komunikasi ini memberikan manajemen umpan balik yang diperlukan mengenai semangat kerja para anggotanya dan berbagai ketidak puasan yang mungkin terjadi. Komunikasi ini juga membuat bawahan memiliki rasa bagian dari organisasi. Disamping itu juga memungkinkan manejemen memiliki kesempatan untuk mempeoleh berbagai gagasan dari para pegawainya. 2. Komunikasi ke bawah dalam organisasi Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Komunikasi ke bawah seing kali berupa perintah atau intruksi. Bersamaan dengan pemberian perintah ini biasanya bersamaan dengan penjelasan prosedur, tujuan dan sejenisnya. Para pemimpin juga bertanggungjawab untuk memberikan penilaian kepaada pegawai dan memotivasi mereka, semua mengatas namakan produktifitas dan demi kebaikan organisasi secara keseluruhan. 3. Komunikasi lateral dalaam organisasi Komunikasi lateral dalam komunikasi disebut juga komunikasi orizontal, yaitu arus pesan antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama denan tingkat otoritas yang sama pula. Komunikasi literal melancarkan pertukaran 23 pengetahuan, metode dan masalah. Hal ini membantu organisasi menghidari beberapa masalah dan memecahkan masalah lainnnya. Kommunikasi lateral juga membangun semangat kerja dan kepuasan anggota. Hubungan yan baik dan komunikasi yang berarti di antara anggota, yang lebih umum mengkoordinasikan lagi, komunikasi berbagai kegiatan lateral di dapat dalam mmembantu organisasi dan memungkinkan berbagai divisis untuk mengumpulkan pengalaman daan keahliannya. Ada 3 (tiga) Tujuan utama komunikkas organisasi : 1. Sebagai tindaakan koordinasi, komunikasi dalam oganisasi bertujuan untuk mengkoordinasikan sebagian atas seluruh tugas dan fungsi organisasi yang telah dibagi-bagi dalam bagian atau sub bagian yang melaksanakan visi dan misi organisasi di bawah pimpinan seorang pemimipin serta bawahan mereka. 2. Membagi informasi, (information Sharing). Salah satu tujuan komunikasi yang penting adalah menghubungkan aeluruh aparatur organisasi dengan tujuan organisasi. Komunikasi mengarahkan manusia dan aktivitas mereka dalam organisasi. Sebuah informasi atau prtukaran informasi tentang tujuan organisasim arah dari suatu tugas, bagaimana usaha untuk mencapai hasil, dan pengambilan keputusan. 3. Komunikasi bertujuan untuk menanpilakan perasaan emosi. Mereka mempunyai kebutuhan dan keinginan, perasaan dan emosi yang harus 24 diungkapkan kepada orang lain. Manusia dalam organosasi mempunyai keinginan bahkan kebutuhan untuk menyatakan kegenbiraan atas pekerjaan dan prestasi yang mereka telah lakukan, mungkin mereka ingin mengungkapkan perasaan marah karena mereka telah gagal bertugas sebagai pemimpin, mereka juga dapat mengungkapkan kekwatiran dan kecemasan yang mereka hadapi. B. Iklim komunikasi organisasi 1. Iklim komunikasi Ikim komunikasi merupakan gabungan persepsi-perspsi suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons pegawai terhadap pegawai lain, harapan-harapan, konflik antar personal dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Adanya hubungan yang sirkuler antara iklim organisasi dengan iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim, di antaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh dengan persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota yang lain. Iklim komunikasi memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi. Untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, mengikatkan diri mereka dengan organisasi. Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi 25 Menurut Goldhaber ( 1990 : 67 ) menyatakan iklim komunikasi terdiri atas lima faktor : Pertama, dukungan. Karyawan memandang hubungan komunikasi dengan atasan dapat membanngun dan meningkatkan kesadaran ddiri tentang “ makna dan kepemimpinan perannya”. Kedua, kesertaan dalam proses keputusan. Kesadaran bahwa komunikasi dengan atasan mempunyai mamfaat daan pengaruh didengarkan dan digunakan. Ketiga, percaaya diri, dan keandalan. Sumber pesan dan peristiwa-peristiwa komunikasi dianggaap dapat dipercaya.. Keempat, Terbuka daan tulus. Dalam komunikasi formal maupun informal terdaapaat keterbukaan dan ketulusan dalam berkata dan mendengar. Kelima, tujuan kinerja yang tinggi. Tingkat kejelasan uraiaan dan pnjelasan tantang tujuan-tujuan kinerja. Redding (Goldhaber,1986) dalam Muhammad ( 2009 : 85 ) mengemukakan lima demensi pentingnya dari iklim komunikasi yaitu : 1. “Supportiveness”, atau bwahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membanttu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting. 2. Partispasi membuat keputusan. 3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia. 4. Keterbukaan dan keterusterangan. 5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi. Denis (1975) mengatakan iklim komunikasi sebaagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif menngenai lingkungan internal organisasi, yang 26 mencangkup persepsi anggota organisasi terhaadap pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi. Wayne Pacce dan Brent Peterson mengembangkan enam faktor besar yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi. Keenam faktor berikut : a. Kepercayaan, personal di semua tingkatan harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya keperrcayaan b. Pembuatan keputusan bersama, para pegawai harus di semua tingkat harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua masalah dalam semua kebijakan organisasi. c. Kejujuran, suasana yang di liputi kejujuran ( konsepsi diri ) lihat (opennes; honesty) dan keterusterangan harus mewarnai hubungan hubungan dalam orang. d. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, kemudahan dalam memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas merekaa itu. e. Mendengarkan (listening dalam komunikasi) dalam komunikasi ke atas personal harus mendengarkan saran saran atau laporan laporan secara berkesinambungan dan pikiran terbuka. f. Perhatian kepada tujuan – tujuan berkinerja tinggi, personal di semua tingkatan dalam orang harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tukuan berkinerja atau berproduktivitas tinggi. Menurut Redding, yang dikutip oleh Pace dan Faules menyatakan bahwa ”iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan atau teknikteknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif“. 27 Dari sini dapat dilihat bahwa iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu perlu untuk diperhatikan agar dapat menciptakan sebuah organisasi yang efektif. Di dalam buku komunikasi organisasi yang ditulis oleh Pace dan Faules menegaskan hal ini dengan mengemukakan bahwa iklim komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Peningkatan Efektivitas komunikasi antara lain : Audit Komunikasi: memeriksa seluruh proses-proses komunikasi Teknik-teknik Peningkatan Efektivitas Komunikasi: penyelenggaraan pertemuan tahunan karyawan, penetapan saluran pribadi Penggunaan umpan balik. Pengembangan SIM (Sistem Informasi Manajemen): jaringan informasi yang diciptakan berdasarkan penelaahan situasi lingkungan Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengeruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan dan tindakan individu dan mempengaruhi pesan mengenai organisasi. Redding mengatakan Iklim komuniaksi organsiasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko (keputusan), mendorong mereka dan memberi 28 mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada para anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusankeputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan 1. Iklim organisasi Konsep mengenai iklim oganisasi telah mendapat perhatian kira-kira 30 tahun yang lalu tetapi sampai sekarang belum ada kesepakatan para ahli tentang itu. Telah banyak usaha yang telah dilakukan untuk memisahkan, menerangkan, dan menentukan tempat konsepsi ini dalam teori organisasi. Payne dan Pugh (1976) dalam Muhammad ( 2009 : 82 ) mendefinisikan iklim organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilainilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial. Kemudian Hiller dan Slocum (Jablin, 1987) mengemukakan daefinisi iklim organisasi dangan mempertimbangkan subsistem dalam organsiasi. Mereka mengatakan iklim organisasi adalah suatu set atribut organisasi dan subsistemnya yang dapat dirasakan oleh anggota subsistem, terhadap anggota dan lingkungannya. Penciptaan iklim organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas komunikasi yang nantinya membentuk iklim komunikasi. Iklim terbentuk melalui interaksi. Iklim suatu 29 organisasi dapat diungkap melalui isi pesan dan bentuk-bentuk simbolik yang digunakan dalam berinteraksi. Setiap lingkungan kerja memiliki atmosfer kerja yang berbeda. Hubungan mungkin digambarkan atmosfer tempat kerja mereka dari segi penciptaan tingkat kenyamanan yang mereka rasakan. Gibb dalam Muhammad ( 2005 : 83 ), membagi ke dalam dua kategori : iklim bertahan dan iklim mendukung. Iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan. Payne dan Pugh (1976) dalam Muhammad (2009 : 82 ) mendefenisikan iklim organisasi sebagai suatu konsep yang mereflesikan isi dan kekuatan dari nilainilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial. Pentingnya iklim yang mendukung dalam komunikasi organisasi ditekakan oleh Redding sebagai berikut. Iklim organisasi adalah lebih krusial daripada keterampilan atau teknik berkomunikasi dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. Hal ini sesuai dengan Skiner yang mengatakan bahwa penguatan (reinforcement) yang positif membantu mengembangkan respon yang diinginkan. Nord juga mengemukakan bahwa penguaatan yang positif lebih memungkinkan mempengaruhi hubungan yang bersifat organisasi yang lebih menyenangkan daripada tidak menyenangkan ( Muhammad, 1995 : 90 ). 30 Dari definisi yang dikemukakan, para ahli belum sepakat tentang konsep iklim organisasi ini, tetapi walaupun demikian sudah ada kesekakatan umum mengenai atributnya tetapi jugan aada hal-hal penting yang tidak disepakati mereka. Hal-hal yang disepakati dan tidak disepakati menurut Tomplins (1985) dalam Muhammaad ( 2009 : 83 ) adalah sebagai berikut : 1. Ada konsensus baahwa iklim organisasi adalah suatu konsep yang masih menjadi pembicaraan para ahli mengenai sifat yang dipunyai sistem secara keseluruhan atau organisasi secaraa keseluruhan atau subunit organisasi. 2. Juga ada persetujuan bahwa iklim lebih bersifat deskriptif daripada efektif atau evaluatif. 3. Juga diterima secara umum bahwa iklim timbul dari dan diperkuat oleh praktik organisasi yang mungkin terbatas pada aktivitas yang sistematis dan yang telah menjadi kebiasaan yang dalam, serta penting oleh organisasi atau anggotanya. 4. Ada ketidaksepakatan memngenai bagamana iklim itu secara umum.Beberapa penelitian menduga bahwa suatu set dimensi atau pernyataan yang deskriptif dapat digunakan untuk mencirikan iklim dari sistem. 5. Juga diperdebatkan apa iklim itu konsep yang objektif atau subjektif. 6. Diperkirakan bahwa iklim organisasi mempengaruhi tingkah laku organisasi. 7. Iklim juga mempunyai pertalian denggan kultur organisasi. Beberapa pengarang menyatakan bahwa iklim adalah suatu pengganti yang lebih bersifat empiris bagi istilah kultur. 31 2. Perkembangan Iklim Komunikasi Organisasi Istilah iklim organisasi merupakan kata kiasan untuk menggambarkan suasana atau keadaan suatu organisasi. Iklim di sini sama artinya dengan iklim pada cuaca, yaitu penggambaran secara fisik mengenai suatu organisasi. Cuaca tersebut dipengaruhi oleh hal-hal seperti temperatur, kelembaban, hujan, sinar matahari, dan sebagainya. Hal ini sama dengan penggambaran iklim komunikasi organisasi yang juga dipengaruhi oleh komponen-komponen tertentu. Iklim komunikasi memberikan pedoman bagi kepurusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi. Untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, mengikatkan diri mereka denggan organisasi. Iklim organisasi dapat menjadi salah satu pengaruh usaha-usaha anggota organisasi. Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh amg penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha-usaha anggota organisasi. Iklim komunikasi organisasi merupakan hal yangng perlu menjadi perhatian seorang pimpinan, karena faktor tersebut banyak sedikitnya ikut mempengaruhi kepada tingkah laku pegawai dan organisasi itu sendiri. Untuk dapat menciptakan iklim komunikasi yang harmonis dalam suatu organisasi, perlu pemahaman mengenai bagaimana iklim komunikas, iklim organisasi yang sudah dipaparkan sebelumnya. Pentingnya iklim komunikasi karena iklim komunikasi mempengaruhi cara hidup kita, kepada siapa kita bicara, siapa yang kita sukai, bagaimana perkembangan kita, apa yang ingin kita capai. 32 Penciptaan iklim komunikasi organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas komunikasi yang nantinya membentuk iklim komunikasi. iklm komunikasi organisasi adalah suasana yang dibentuk dari hasil proses komunikasi yang berlangsung dalam organisasi dan merupakan hasil evaluasi anggota organisasi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusai, respon pegawai terhadap pegawai lainnya, harapanharapan, konflik-konflik antara personal, dan kesempatan berkembang dalam organisasi. Iklim terbentuk melalui interaksi. Iklim suatu organisasi dapat diungkap melalui isi pesan dan bentuk-bentuk simbolik yang digunakan dalam berinteraksi. Hubungan sehari-hari anggota organisasi memberikan gambaran tentang bagaimana iklim dan dipelihara. Adapun fungsi kegiatan iklim komunikasi organisasi antara lain : Menunjukan kepada anggota organisasi bahwa orang tersebut mempercayai mereka dan memberi kebebasan dalam mengambil resiko. Mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. Menyediakan informasi yang terbuka dan mencakup tentang organisasi. Mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh info yang dapat dipercaya dan terus terang dari anggota organisasi. Wayne Pace dan Brent Peterson Mengembangkan enam faktor besar yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi. 33 Keenam faktor yaitu : 1. Kepercayaan : personel di semua tingkatan harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yg didalamny kepercayaan. 2. Pembuatan keputusan bersama : para pegawai di semua tingkat harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah kebijakan organisasi. 3. Kejujuran : suasana yang diliputi kejujuran (ket: konsepsi diri ) lihat (openness; honesty) dan keterus terangan harus mewarnai hubunganhubungan dalam organisasi. 4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah: kemudahan memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka itu. 5. Mendengarkan (listening dlm komunikasi) dalam komunikasi ke atas: personel harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan secara berkesinambungan dan pikiran terbuka 6. Perhatian pada tujuan –tujuan berkinerja tinggi : personel di semua tingkatan dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi. Menurut Pace dan Faules, unsur-unsur dasar organisasi (anggota, pekerjaan, praktik-praktik yang berhubungan dengan pengelolaan, struktur dan pedomanan) dipahami secara selektif untuk menciptakan evaluasi dan reaksi yang menunjukkan apakah yang dimaksud oleh setiap unsur dasar tersebut dan seberapa baik unsur-unsur ini beroperasi bagi kebaikan anggota organisasi. 34 Misalnya, informasi yang cukup merupakan sebuah indikasi untuk para anggota organisasi mengenai seberapa baik unsur-unsur dasar organisasi itu berfungsi bersama-sama untuk menyediakan informasi bagi mereka. Unsur-unsur dasar Organisasi Suatu iklim komunikasi berkembang dlm konteks organisasi. Unsur-unsur dasar yang membentuk suatu organisasi. Unsur-unsur dasar yang membentuk suatu organisasi: 1. Anggota organisasi. Di pusat organisasi terdapat orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi. Mereka terlibat dalam kegiatan-kegiatan perasaan yang mencakup emosi, keinginan, dan aspek-aspek perilaku manusia yang bukan aspek intelektual. Mereka terlibat dalam kegiatan pemikiran yang meliputi konsep-konsep, penggunaan bahasa, pemecahan masalah dan pembentukan gagasan. Mereka terlibat dalam kegiatan emosi, kegiatan self moving yang mencakup kegiatan fisik yang besar maupun terbatas 2. Pekerjaan dalam organisasi. Pekerjaan yang dilakukan anggota org. Terdiri dari tugas-tugas formal dan informal.Tugas ini menghasilkan produk dan memberikan pelayanan organisasi. Menurut Muwafik Membangun Iklim komunikasi organisasi yang konduktif . 1. Openness, Keterbukaan komunikasi 2. Sistem & prosedure yang jelas, terbuka & aspiratif. 3. Personal excellent (hati yang bersih, jauh dari penyakit) 4. Organizational governance 35 3. Pentingnya Pola Komunikasi mempengaruhi Iklim Komunikasi Organisasi a. Pola komunikasi organisasi Pola komunikasi organisasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi dan itu terjadi pada setiap lingkungan tertentu yang mempunyai struktur, karakteristik, serta fungsi tertentu yang memungkin berpengaruh kepada proses komunikasi. Maka diperlukan ketetapan komunikasi untuk menunjukan kepada kemampuan orang untuk memproduksi atau menciptakan suatu pesan dengan tepat. Dalam suatu organisasi seorang pemimpin organisasi haruslah selalu melakukan pertemuan-pertemuan, baik pertemuan eksternal maupun internaal. Pertemuan eksternal yang dilakukan oleh seorang pemimpin kepada jajaran kepengurusannya dan bawahannya dengan bertujuan memperoleh informasi, memecahkan masalah-maslah dan membuat putusan-putusan sehingga dalam sistem organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan komunikasi internal yang dilakukan oleh seorang pemimpin organisasi untuk mendapatkan dukungan pihak-pihak atau semacam relasi, semakin banyak relasi yang diajak kerjasama maka semakin kuatlah organisasi yang dipimpin. Menurut Haney (1962) mengemukakan bahwa penyampaian pesan berurutan merupakan bentuk komunikasi yang utama, yang pasti terjadi dalam organisasi, meliputi perluasan bentuk penyebaran diadik. Dalam hal ini setiap individu penerima pesan pertama mula-mula menginterpretasikan pesan pesan yang diterimanya dan kemudian meneruskan hasil interpretasinya kepada orang berikutnya dalam rangkaian tersebut. 36 Adapun Pola komunikasi Aliran informasi berkembang dari kontak antar pesona yang teratur dan cara-cara rutin pengiriman dan penerimaan pesan. Katz da Kahn (1966) menunjukan bahwa pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa komunikasi diantara para nggota system tersebut di batasi. Analisis eksperimental pola-pola ku\omunikasi menyatakan bahwa pengaturan tertentu mengenai siapa berbicara kepada siapa mempunyai konsekuensi besar dalam berfungsinya organisasi. Menurutnya pola aliran informasi dibedakan menjadi : 1. Pola roda Dengan saran dan persetujuan anggota lainnya. Adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisi sentral menrima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota orgnaisasi lainnya dan memecahkan masalah. 2. Pola lingkaran Adalah pola informasi yang memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis system pengulangan pesan. Tidak seorang anggotapun yang dapat berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang memiliki akses langsung terhadap seluruh memecahkanpersoalan. 37 informasi yang diperlukan untuk Organisasi jelas memerlukan informasi. 1. Fase ekstensif: terjadi perkembangan cepat informasi secara kuantitatif 2. Fase intensif: perkembangan cepat secara kualitatif. Proses komunikasi: 1. Pengirim 2. Sarana Pengiriman Berita 3. Penerima Berita. Dengan Komunikasi diharapkan agar orang lain melakukan kegiatan seperti apa yang dikehendaki. Dengan Komunikasi diharapkan pula segala ketidakpastian menjadi pasti Macam-macam tujuan komunikasi: 1. Komunikasi untuk kegiatan yang tak diprogram 2. Komunikasi memulai dan menciptakan program; usaha menyesuaikan dan mengkoordinasikan program. 3. Komunikasi yg memberikan data penerapan strategi 4. Komunikasi untuk menimbulkan program dan komunikasi untuk memotivasi orang melaksanakan program 5. Komunikasi yang memberikan info tentang hasil kegiatan dan informasi umpan balik untuk pengawasan. 38 Menurut Ahmad Elqorni menmgenai saluran komunikasi formal yaitu : a. AliranVertikal Aliran komunikasi vertikal mencakup seluruh transaksi yg meliputi aliran informasi ke bawah maupun ke atas yg terjadi antara Atasan dan bawahan dalam organisasi. 1. Untuk memberikan pengarahan atau instruksi kerja ttt (spesifik) 2. Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan 3. Untuk memberikan informasi ttg prosedur dan praktek-praktek organisasional 4. Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dlm membantu org. menanamkan pengertian ttg tujuan-tujuan yg ingin dicapai. Bentuk: rantai perintah plakat dan papan pengumuman majalah perusahaan surat pada karyawan buku petunjuk karyawan kotak informasi sistem pengeras suara secarik kertas tanda terima gaji 39 laporan tahunan pertemuan kelompok serikat pekerja Gerakan informasi ke atas (upward) mell. tingkatan2 hirarki organisasional paling sering berbentuk umpan balik pelaksanaan kerja dan dihubungkan dengan fungsi pengawasan. Bentuk: b. kontak tatap muka pertemuan kelompok prosedur pengaduan surat usulan pemberian saran wawancara kebijaksanaan pintu terbuka serikat sekerja Aliran Horizontal Mencakup seluruh penyampaian informasi yang mengalir secara lateral dalam suatu organisasi. Transmisi ini dapat di kelompokan.: diantara para karyawan dalam kelompok kerja yang sama 40 diantara kelompok-kelompok yang mempunyai kedudukan (status) sederajat atau antar departemen c. Aliran diagonal: mencakup seluruh transmisi info yang memotong silang rantai perintah organisasi. Komunikasi tidak efektif disebabkan berbagai hambatan manusiawi dan teknis: 1. Faktor-faktor hambatan dalam diri pribadi. persepsi selektif: sistem struktur organisasi akan menolak atau salah mengartikan informasi yang tidak sesuai dengan anggapan-anggapan atau harapan-harapan yang secara emosional dibentuk sebelumnya. 2. 3. perbedaan individu dalam ketrampilan Komunikasi Hambatan antar pribadi kepercayaan:karakter pokok komunikasi adalah kepercayaan. kredibilitas; kejujuran, keahlian, kemampuan, dinamisme, antuasiame kesamaan pengirim-penerima Hambatan organisasional Status: Pada umumnya orang-orang lebih senang mengarahkan komunikasinya mereka ke individu2 yg statusnya lebih tinggi. 41 Orang-orang dg status tinggi pada umumnya lebih banyak berkom. Satu dengan yg lain yang berstatus lebih rendah. Orang dg status lebih tinggi pada umumnya lebih mendominasi pembicaraan dibanding orang-orang yang berstatus lebih rendah. 4. Pentingnya Perilaku Seorang pemimpin dalam organisasi Menurut House : 1. Pemimpin yang Direktif Pemimpin yang memberitahu kepada para pengikut mengenai apa yang diharapkan dari mereka, mementukan pekerjaan, yang harus diselesaikan, memberikan bimbingan khususterkait dengan cara menyelesaikan berbagai tugas tersebut. 2. Pemimin yang supportif Pemimpin yang ramah yang memperhatikan kebutuhan para pengkutnya 3. Pemimpin yang partisipatif Pemimpin yang melakukan perundingan dengan para pengikutnya dan menggunakan saran-saran mereka sebelum mengambil keputusan. 4. Pemimpin yang berorientasi pencapaian Pemimpin yang menetapkan tujuan-tujuan dan harapan para pengikutnya untuk bekerja dengan sangat baik 42 BAB III Gambaran Umum Objek Penelitian A. Sejarah Internasional Tenis meja Seperti cabang olah raga lainnya, tenis meja semula dikenal sebagai hiburan ringan bagi masyarakat. Berasal dari permainan tenis kuno pada aabad pertengahan, bersama dengan lawan tenis dan badminton, permainan populer di inggris pada pertengahan kedua, abad ke 19 dengan nama seperti kita mengenalnya sekarang dan beberapa nama seperti “Gossima” dan “Whiff Whaff”. Setelah nama “pingpong” ( berasal dari tiruan suara yang ditimbulkan oleh sentuhan bola pada meja maupun bet yang lembut, yang pada umumx di gunakan pada waktu itu) di introduksikan, permainan masih berbentu kegemaran yang tidak menentu. Banyak bukti tang di temukan dari kurun waktu yang sama menandakan hal tersebut dan ilustrasi mengenai kebiasaan dilakukannya permainan ini di lingkungan keluarga rumah tangga dan sekitarnya. Pada tahun tahun permulaan abad sekarang ini, pingpong telah mendapatkan beberapa bentuk yang masih serba kompleks, meskipun permainan ini oleh orang awam masih di anggap sebagai sekedar “hiburan sehabis makan malam” yang menjadi kegemaran golongan masyarakat tertentu bukan sebagai olah raga. Suatu ketentuan yang di keluarkan pada tahun 1903, mengenai perlunya di keluarkan nya peringatan atas penggunaan busana malam lengkap bagi pria maupun wanita selain juga memberikan petunjuk tehnis terperinci mengenai karet bintik, pegangan pen holder dan taktik permaian. 43 Permainan menjadi populer di eropa tengah pada tahun 1905-1910, dan baru sebelum itu juga, versi yang lebih disempurnakan masuk di jepang, dari mana permainan dimaksud telah menyebar pula ke china dan korea. Setelah kurun waktu tertentu, permainan ini mulai memudar penggemarnya di eropa dan hanya masih bertahan di inggris dan wales pada permulaan tahun 20-an. Pada waktu itu “pingpong” terdaftar sebagai nama resmi permainan ini, yang selang beberapa waktu kemudian nama “table tennis”di introduksikan ulang. Terbentuknya kemudian asosiasi-asosiasi (persatuan) nasional), standardisasi dari para peraturan mulai disusun, baik di eropa maupun di Timur jauh. Kemudian seteelah 60 tahun, tenis meja berkembang menjadi cabang yang digenari diseluruh dunia, yang dilakukan oleh sekitar tiga puluh juta pemain aktif didalam kompotisi teratur dan tidak terbilang lagi oleh puluhan juta penggemar tenis meja sebagai latihan untuk sekedar menjaga kesegaran jasmani. Bagaimanapun, permaian itu sendiri tidak mengalami perubahan yang berarti sejak “pemunculannya” di bumi kita ini, walaupun di dalam perkembangannya dapat di rasakan peningkatan kecepatan (speed) permainan itu sendiri, lebih halus dan lebih di sukai oleh penggemarnya dari pada keadaan 20 tahun yang lalu. Sebuah wadah tetap yang mengatur pertennis mejaan – ITTF – harus ada untuk menjamin bahwa tenis meja tetap merupakan penambahan pada permainan ini, akan banyak memberikan keluwesan dan keutungan bagi pemain yang mendapatkan pertama didalam penetrapannya. 44 Demikian pula mengenai perincian perlengkapan seperti yang ada kaitannya dengan permukaan raket, telah ditetapkan dengan mutlak, tidak dapat ditawar-tawar lagi, setelah diadakan penelitian secara seksama. Perobahan atas permukaan raket hanya dapat diadakan berulang kali penelitian serta pertimbangan. Perubahan-perubahan lain, seperti merendahkan jaringan (net), peraturan untuk menghindari terjadinya permainan panjang antar pemain bertahan dan peraturan yang mencegah pelanggaran peraturan yang menguntngkan pembuka bola (server) telah diintroduksikan pada tahun 30-an serta perubahan-perubahan kecil yang telah diadakan dari waktu ke waktu. Perubahan atas peraturan olah raga tenis meja ini, hanya dapa di lakukan oleh pertemuan umum Federasi tenis meja internasional yang di adakan sekali dalam 2 tahun (ITTF’s Biennial Generasi meeting), setelah di capai kata mufakat oleh bagian terbesar dari negara peserta (asosiasi) pertemuan tersebut. ITTF mempunyai lebih dari seratus asosiasi sebagai anggota, yang sebagai peserta ITTF Biennial Generasi Meeting (BMG) mempunyai suara sama. Tenis meja modern pada tingkat nasional maupun internasional adalah sama “keras”nya denagn cabang olah raga lainnya, didalam tuntutannya untuk mencapai tingkat tertinggi dalam kesegaran jasmani dan konsentrasi mental, yang hanya dapat dicapai oleh latihan – latihan berat didalam usaha pengembangan kemampuan serta keunggulan bakat-bakat alamia. Fred perry, juara tunggal tennis meja putera dunia pada tahun 1928-1929 keemudian mencapai prestasi yang sama dilapangan tenis lapangan wimb ledon; kurang 45 tepatlah bilamana kita mengatakan bahwa kepindahannya ke lapangan yang lebih luas ukurannya, disebabkan oleh kelambaatan daya reaksi yang telah menghinggapi dirinya di belakang meja ping – pong. Namun sebagai suatu kenyataan harus kita terima bahwa tidak ada cabang olah raga lain, yang memerlukan daya reaksi kilat serta koordinasi kekuatan otot yang lebih halus dan akurat seprti halnya didalam tennis meja. Lembaga Internasional Table Tennis Federation disingkat ITTF adalah organisasi yang menaungi cabang olahraga tennis meja secara internasional, didirikannya ITTF adalah hasil daripada diskusi-diskusi yang diadakan di berlin pada tanggal 15 januari 1926, atas prakarsa Dr. George Lehmann dari jerman. Di Berlin dilegasi Inggris telah mengundang peserta dari diskusi tersebut, untuk mengirim wakil-wakil negaranya kejuaraan “Eropa” yang akan diselenggarakan akhir tahun itu juga di London, dimana juga akan diadakan pertemuan resmi mengenai pendirian ITTF setelah berakhirnya kejuaraan. Peserta kejuaran, yang telah diadakan di MemorialHall, Farringdon Street, terdiri dari pemain-pemain dari Australia, Cekoslovakia, Denmark, Inggris, Jerman, Hungaria, India, Swedia, dan Wales. Didalam pertemuan yang diadakan pada tanggal 12 Desember 1926, telah disepakati bersama anggaran dassar dan peraturan pertandingan, sedangakan kejuaraan yang tadinya dinamakan kujuaraan “Eropa” dijadikan sebagai keejuaraaan dunia yang pertama. 46 Kejuaraaan dunia berikut, yaitu kejjuaraan dunia yang sekaligus pertemuan umum ke-2 diselenggarakan di Stockholm pada bulan januari 1982, untuk seterusnya sampai tahun 1939 paada waktu maanaa sudaah teerdaftar 28 asosiasi (negara) sebagai anggota ITTF. Baru paada taanggaal 1947 pertemuan umum (General Meeting) diadaakan selama berlangsungnya kejuaraan dunia seterusnya berlangsung secara teratur sampai tahun 1957, sejak taahun 1957 diadakaan tiap dua tahun satu kali. Hon. Ivor montagu (Inggris) presiden ITTF sejak tahun didirikannya, mengundurkan diri 41 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1967, digantikan oleh H. Roy Evans, OBE (wales) sampai dengan saat ini. Pada bulan maret 1976 ITTF telah mengangkat seorang sekertaris jendral profesional, yang tidak di pilih oleh general meeting, karena ditetapkan sebagai kepala sekertariat tetap ITTF yang berkantor di st Leonards-on-sea di inggris. Di baden baden pada bulan september 1981, pada session ke 84 dari komite Olympiade Internasional (IOC) ditetapkan bahwa cabang olah raga tenis meja harus di masukkan ke dalam program Olympic dan mulai dipertandingkan pada Olympic Games ke-XXIV di seoul, korea selatan, 1988. Pada bulan November 1977, komite olympiade internasional (IOC) telah mengakui cabang olah raga tenis meja sebagai cabang olah raga Olympic, dengan ITTF sebagai satu satunya induk organisasi yang mengaturnya. Sebagai akibat daripada pengakuan tersebut, ITTF diharuskan untuk menambahkan pada peraturan-peraturannya, pasal 26 Olympic Charter yang menyangkut status amatir bagi pemain. 47 Sebelumnya tidak ada perbedaan anatar pemain amatir dengan pemain profesional, dan hal tetap merupakan masalah yang menyangkut kompetisi-kompetisi tenis meja; yang dikenakan pasal 26 dari Olympic charter hanya kompetisi-kompetisi yang di atur oleh ITTF olympics commision, khususnya kegiatan tenis meja pada olympics-dan regional games, seperti asean games, sea games termasuk kegiatan kegiatan kualifikasinya yang tidak membenarkan ikutsertanya pemain profesional. Partisipasi dalam Olympic games, bagaimanapun tidak mempunyai pengaruh atas kelanjutan kegiatan kegiatan dunia ITTF itu sendiri. Kejuaraan dunia tenis meja pada saat ini merupakan kegiatan olah raga tunggal terbesar di dunia, yang melibatkan sekitar lima ratus pemain dari jumlah lebih enam puluh negara, dengan dua jenis pertandingan beregu dan lima jenis pertandingan perorangan yang harus di selesaikan di atas duapuluh meja pertandingan dalam kurun waktu duabelas hari. Federasi kontinental juga mengadakan kejuaraan kontinental sekali dalam dua tahun, pada umumnya lebih dari tigapuluh negara peserta. Kejuaraan terbuka internasional diselenggarakan secara teratur, ataupun sekali dua tahun oleh asosiasi asosiasi besar. Pada tahun 1979 ITTF mengambil inisiatif di dalam mengusahakan koperasi dengan partner partner komersial untuk menyelenggarakan Turnamen piala dunia. Yang pertama dari kegiatan dimaksud telah di adaakaan di Hongkong pada tahun 1980 dan ini tenis meja piala dunia di bawah pengawasan ITTF pada saat ini merupakan kegiatan teratur yang di tangani secara mantap. 48 Di dalam usia ke-58 ITTF, setelah berakhirnya kejuaraan dunia ke-37, ITTF mempunyai 121 asosiasi. Sebagai anggota, yang menjadikan ITTF federasi terbesar untuk olah raga racket, sedangkan untuk cabang olah raga umunya ITTF termasuk olah raga enam besar sedunia. Di Asia sebagai usaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja di asia telah berakar pada waktu diselenggarakannya kejuaraan dunia di Bombay pada bulan februari 1952 didirikanlah Asian Table Tennis Union (ATTU), negara negara asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia dimaksud memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja yang didalam bahasa inggris di kenal sebagai the table tennis federation of asia. Federasi ini telah menyelenggarakan dengan sukses 10 kejuaraan asia, yaitu : Ke-1 di Singapura 1952 Ke-2 di Tokyo 1953 Ke-3 di Sngapura 1954 Ke-4 di Manila 1957 Ke-5 di Bombay 1960 Ke-6 di Manila 1963 Ke-7 di Seoul 1964 Ke-8 di Singapura 1967 Ke-9 di Jakarta 1968 dan Ke-19 di Nagoya 1970. 49 Beberapa negara asia kemudian merasa kurang puas dengan TTFA, karena ternyata belum menghimpun seluruh kekuatan di asia, sebagaimana termaktub didalam anggaran dasar TTFA. Pada bulan maret 1972, perwakilan dari asosiasi tenis meja china, DPR korea dan jepang, bertemu khusus untuk mengambil inisiatif untuk mengadakan pertemuan pendahuluan di beijing, china pada bulan mei tahun itu juga, dan membubuhi tanda tangan masing masing pada surat undangan untuk mengadiri perrtemuan yang dimaksud. Yang menghadiri pertemuan pendahuluan di beijing pada bulan mei 1972 adalah delegasi dari 16 asosiasi (baca: negara), yaitu masing masing: Cambodia, china, DPR korea, iran, iraq, jepang, kuwait, lebanon, malaysia, nepal, pakistan, palestina, singpura, sri langka, siria dan vietnam. Sejalan dengan keinginan keras dari pada delegasi maka pertemuan pendahuluan di robah stattusnya menjadi pertemuan pembukaan (inaugurasi meeting) untuk membentuk asian table tennis union pada tanggal 7 mei 1972. Menerima komunite dan anggaran dasar serta memilih pengurus dari pada ATTU. Kejuaran asia yang di namakan kejuaran asia ke-1 dan kongres ATTU ke-1 diselenggarakan di beijing pada bulan september 1972. Enam konres ATTU dan kejuaraan telah diselengarakan dengan sukses di beijing, yokohama, pyongyang, kuala lumpur, calcutta, dan jakarta, sejak tahun 1982. Tujuan dari pada uni adalah : (a) untuk memperat tali persahabatan antar pemain tenis meja dan rakyat dari negara negara dan wilayah di asia dan untuk memperdalam hubungan persahabatan antar masyarakat tenis meja dan antar pemain asia dengan 50 mereka dari kontinent kontinent lain. (b) unutk mempertinggi popularisasi, pengembangan dan prestasi tennis meja di asia. Dasar pokok adalah : Persaan hak serta saling hormat- menghormati antara sesama Uni, besar maupun kecil, serta kongsultasi demokratif. Sampai tahun 1982, ATTU telah mendapatkan 32 anggota penuh dari Asia dengan dua associat member dari Ocenia. Sekretariat di tempatkan di ATTU Beijing, tempat domicilnya Sekretaris Jenderal. Gulletin ATTU dalam bahasa Inggris sudah ditebitkan sejak tahun 1979. ATTU mendapatkan pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah kontinental yang mengatur pertennis mejaan di Asia, dari ITTF pada tahun 1975 bertepatan dengan penyelenggaraan General Meeting ITTF ke-33 di Calcutta B. Sejarah Tenis meja di Sulawesi-Selatan Persatuan tenis meja seluruh indonesia Daerah sulawesi selatan (PTMSI Sulsel) didirikan pada bulan Februari 1960 di Makassar atas prakarsa Andi Baso Amir dengan nama organisasi PERTEMAS (Persatuan Tenis Meja Makassar Sulawesi Selatan). Adapun Mantan pemimpin PTMSI SULSEL adalah sebagi berikut : 1. Andi Baso Amir 2. Kolonel TNI Surya 3. Kolonel Agus J.Apituley 4. Dr.Taadjudddin Chalis MPH 5. Dr. H. Udin Muhammad Muslaini 51 6. Dr. H. Burhanuddin Yusuf DTM&H 7. Dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD. M.Kes Sedangkan atlit pertama yang berprestasi pda tingkat Nasional antara lain : 1. Muhammad Arsyad Sanusi, SH 2. Drs. Andi Terwo 3. Dr. Abidin Muhammad Sedangkan atlit yang berprestasi Nasional dan bahkan Internasional pada masa kepemimpinan Dr. Tadjuddin Chalid, MPH antara lain : 1. Drs. Abidin Muhaammad 2. Drs. H.M. Rusli kamaruddin 3. Gunawan Suteja 4. Olida Costa 5. Dra.H. Ratna Kamaruddin 6. Dra.H. Nurhayati, Skm 7. Martini Kamaruddin 52 C. Kantor Sekretarisat Persatuan Tenis Meja (PTMSI) sulawesi Selatan dalam Iklim Komunikasi yang terjadi dalam lingkungan PTMSI ? Kantor sekretariat PTMSI Sulsel bertempat di dalam lingkungan kantor Dinas Kesehatan di makassar, dimana segala aktivitas mengenai kegiatan kepengerusan tenis meja dilakukan di tempat itu yang memang sengaja lokasinya berada dalam lingkungan Dinas kesehatan. Adapun alasan tempat Sekertariat Sulsel bertempat di lingkungan kantor Dinas Kesehatan Sulsel kerena Ketua umum Pengurus PTMSI adalah Bapak kepala Dinas Kesehatan yaitu Dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD. M.Kes. Alasannya untuk mempermudah peneyelesaian kerja. 53 Struktur Organisasi Pengprov PTMSI Sul-Sel PELINDUNG PENASEHAT BAPAK ANGKAT KETUA UMUM KETUA HARIAN KETUA I KETUA II m en KETUA III meSEK.UMUM me m ng ng en en ge ai na WAK.SEK.UMUM ge en na ai i KETUA IV meng BENDAHARA enai meng defini def WAK.BENDAH ARA def i enai meng si de ini ini de defini enaiBID.PENELITIAN BID.PEMBINAAN prilak meng fin si si fin BID. DANA BID.ORGANISASI si PRESTASI DAN defini u PENGEMBANNGA enai isi pri m isi prilak N pri si organ defini lak lak pri m meng pri engenai u prilak isasi si u u laen enai la BID.PERTANDINGAN BID.MEDIA,HUMAS definisi organ BID.PERLENGKAPAN BID.PENDIDIKAN & & PERWASITAN u & HUKUM PENATARAN yang prilak ku or or kuge defini prilaku isasi m organ uawaln or ga ga orna si organis yang engenai mengen isasi 54ya organ ga nis nis gai prilak asi awaln definisi ai yang dimul isasi nis asi asi nide u yang ya prilaku definisi awaln SUSUNAN PERSONALIA ANTAR WAKTU PENGURUS PROVINSI PTMSI SULAWESI SELATAN PERIODE 2008 – 2010 Pelindung : 1. Gubernur Prov. Sulawesi Selatan 2. Muspida Prov. Sulawesi Selatan 3. Ketua Umum KONI Prov. Sulawesi Selatan Penasehat : 1. Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan 2. Wakil Ketua Umum II KONI Prov. Sulsel 3. Kepala Dinas Pendidikan Prov. Sulsel Bapak Angkat/Dewan Pembina : 1. PT. ASKES REGIONAL IV 2. BALAI BESAR POM Prov. Sulsel 3. PT. KIMIA FARMA Cab. Makassar 4. PT. INDOFARMA Cab. Makassar 5. PT. RAJAWALI NUSINDO Cab. Makassar 6. PT. BERSAUDARA Cab. Makassar 7. Dr. H. Mustafa Djide, M.Kes 8. DR. Dr. H. Nurdin Perdana, SKM 9. Drs. Anton Obey Ketua Umum : Dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD. M.Kes Wakil Ketua Umum (Ketua Harian) : Johan Ketua I : H. Andi Pangerang Rahim (Mengkoordinasi Bid. Pembinaan Prestasi 55 Pertandingan & Perwasitan) Ketua II : Dr. H.A. Mappatoba, DTAS, MBA (Mengkoordinasi Bid. Organisasi & Dana) Ketua III : Dra. Hj. Rachmawati Zainal, Apt, MM (Mengkoordinasi Bid. Umum, Humas & Perlengkapan) Ketua IV : Dr. H.M. Anwar, M.Kes (Mengkoordinasi Bid. Penelitian, Pengembangan, Pendidikan & Penataran) Sekretaris Umum : Kundarwanto Wakil Sekretaris : Defri Astiani, AMKL Bendahara : Arifuddin Alwi, SE Wakil Bendahara : Abd. Muis Bidang Organisasi/Daerah : - Drs. Haryamin, Apt, M.Kes - Bidang Pembinaan Prestasi Dra. Hj. A. Rohani, M.Si Rahmat Jaya, SKM, M.Kes Dr. Hj. Kusrini, MARS Husni Thamrin, SKM, M.Kes : - M. Qadri - A. Nuzul - Karyanzah 56 Bidang Penelitian & Pengembangan : - Dr. Hj. Sriwati Palaguna, MARS - Dr. Hj. Kasmawati, M.Kes - Dr. Hj. Fitri Zainuddin, M.Kes - Dra. Hj. Nurminiwaty K. Sayuti, M.Si Bidang Dana : - Hasbullah, SKM, M.Kes - Bidang Pertandingan & Perwasitan Ira Bangsawan Dr. H.M. Ichsan Mustari, MHM Ratu Norita, SE Dr. Hj. Nurahma, Sp.OG Drg. Rosmiaty, M.Kes Astati, S.Sit, M.Kes : - Tito, SH - Bidang Media, Humas & Hukum Zubair, BA Irsan. P Kurniawisnu Zainal : - Tresye Zainal Abidin, SH, M.Si - Achmad Yani Nyanggu, S.Sos - Bachtiar, SE - Edy Lorens Bidang Umum & Perlengkapan Bidang Pendidikan & Penataran : - Dr. H. Makmur Surudji, M.Kes : - Dr. Andi Suryanto Asapa Drs. Max C. Paembonan H.A. Mahatma, SE, M.Kes Ir. Abd. Azis Kent Rustam Drs. A. Abidin Muhammad - Drg. Haris Nawawi, MARS Drg. Hj. Nurhasanah Palinrungi, M.Kes Drg. Hj. Sukmawati Dahlan, MM Dr. Syamsu Khaldun, M.Kes 57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. HASIL PENELITIAN Untuk memperoleh data dan informasi guna melengkapi penelitian iklim komunikasi organisasi Persatuan Tenis Meja Seluruh indinesia (PTMSI) sulawesi selatan, maka penulis mengumpulakan data melalui observasi dan wawancaaraa secara mendalam yang berhubungan pada objek penelitian. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab langsung kepada informan yang terlibat langsung dalam Organisasi Persatuan Tenis Meja Seluruh indonesia (PTMSI) sulawesi selatan dan dianggap mewakil serta mengetahui masalah penelitian. Berdasarkan data dan informasi pada PT Hutama Karya Makassar Dalam Bab ini menulis meenguraikan hasil penelitian. 1. Keadaan Iklim Komunikasi Organisasi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) sulawesi Selatan dalam meningkatkan prestasi atlit Dari sekian banyak persoalan internal maupun eksternal yang dihadapi suatu organisasi dalam organisasi itu sendiri, setiap instansi ataupun organisasi berusaha muwujudkan tujuan organisasi itu. Dengan cara mempertahankan eksistensinya yang berwujud pada misi dan visi yang ingin dicapai dalam suatu tujuan organisasi. Salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan suatu organisasi adalah bagaimana mereka berkomunikasi yang baik, baik berinteraksi dalam pekerjaan dan hubungan sehari-hari. 58 Hal ini sangat penting sebab komunikasi yang baik akan memperlangcar hubungan kerja anggota organisasi. Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Adanya suatu sistem yang dijalankan yang terstruktur maka organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya. Begitu pula dalam organisasi PTMSI sulawesi selatan merupakan organisasi olahraga tenis meja yang mempunyai suatu sistem organisasi yang terstruktur mengenai pembagian kerja sesuai dengan bidangnya. Ikim komunikasi organisasi menggambarkan kiasan secara fisik. Sama seperti cuaca membentuk iklim fisik pada suatu kawasan, cara orang bereaksi tehadap aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Disisi lain ikim komunikasi merupakan gabungan persepsi-persepsi suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon antara anggota organisasi, harapan-harapan, konflik antar personal. Adanya masa priode kepemimpinan yang berhasil ialah mencerminkan sikap pemimpinnya yang berhasil mengkoordinir para anggota atau bawahannya sehingga terciptalah suatu keberhasilan organisasi yang mencapai tujuan sesuai dengan visi-misi mereka. Salah satu Mantan atlit nasional pada masa jayanya PTMSI sulawesi selatan pada tahun 1980-an yaitu Drs. Abidin Muhammad yang dimana PTMSI berhasil membina atlit sampai ke tingkat Dunia. 59 “..kami dulu punya tempat latihan bersama yang pusatnya di jalan mappaodang Bumi Sari, kami tiap hari latihan bersama di tempat itu, hari istirahat latihan hanya hari minggu itupun masih latihan jogging-jogging untuk fisik, dan sangat disiplin waktu. Tidak ada yang telat dari jam latihan yang sudah ditentukan, kalau ada yang lewat dia akan diberikan hukuman jadi, semua atlit sangat disiplin, karena pelatihnya juga sangat profesional dan mantan juara jadi semua atlit digembleng dengan fisik. Hampir setiap triwulan kami mengikuti even-even pertandingan yang besar” Berbeda dengan Eddy Zulkarnaen atlit juara PORDA yang baru-baru ini dilaksanakan di pangkep dan akan mempersiapkan dirinya untuk mengikuti PON 2012 di Riau akan datang. Menyatakan : “..kami jarang sekali keluar mengikuti even-even kejuaraan terbuka, yang kami ikuti hanya Kejuaraan Formal yang memang program PB PTMSI seperti Kejurnas dan Kualifikasi PON. Sampai sekarang abis menjelang PORDA tidak ada juga kegiatan latihan bersama, padahal sudah saatnya pengurus PTMSI mempersiapkan sarana atau tempat untuk latihan bersama guna persiapan Kualifikasi PON yang sebentar lagi dilaksanakan di jakarta. Kami hanya latihan sendiri-sendiri, tidak ada pelatih yang bisa mengarahkan kami untuk latihan. Saya sangat kecewa” (wawancara, Desember 2010). Perasaan kecewa bukan hanya dirasakan oleh Eddy zulkanaen saja bahkan beberapa atlit pun mengeluh soal pembinaan yang tidak berjalan pada PTMSI sulsel sekarang ini. Suasana komunikasi dan interaksi yang baik merupakan suatu kondisi yang menunjang kerjasama kenyamanan anggota didalam lingkungan organisasi. Akan terbentuk suasana harmonis antara anggota, baik dengan Ketua maupun dengan anggota. Sehingga sela-sela konflik dapat diatasi menjadi sekecil mungkin. Akan tetapi kesibukan yang padat atas pekerjaan dan tugas sebagai Kepala Dinas kesehatan menjadiakan kurangnya komuniaksi antara anggota organisaasi itu sendiri dan berdampak pada atlit PTMSI sulsel disebabkan kinerja organisasi PTMSI tidak efektif. Salah satu pernyataaan pelatih PTMSI Sulsel Kariyansyah yang sudah mempunyai SK pelatih dan ditunjuk sebagai pelatih yang akan memberikan latihan pada atlit untuk persiapaan Kualifikasi PON yang diadakan di jakarta, namun belum bisa 60 mengumpulkan atlit-atlit tenis meja untuk latihan bersama. Pernyataannya sebagai berikut : “...Saya belum bisa mengumpulkan atlit-atlit karena belum ada himbauan dari bapak ketua, seleksi juga belum di adakan untuk atlit-atlit yang akan mewakili sulsel dipertandingan kualifikasi PON. Tergantung semuanya dengan bapak ketua, kalau sudah ada dananya pasti kita juga akan secepat mungkin mengadakan seleksi dan latihan bersama. Tapi belum ada informasi dari atasan..” (wawancara, Desember 2010). Pada suatu organisasi, seorang pemimpin haruslah siap atas kritikan-kritikan atas kinerja organisasi yang dipimpinnnya, dengan adanya kritikan atas kinerja organisasi, ini menjadikan suatu hal yang harus dibenahi dengan mengambil sisi positif atas kritkan tersebut guna membangun dan memajukan organisasi yang dipimpin. Maka dari itu perlu diciptaakan iklim komunikasi organisasi positif demi mendukung kepentingan organisasi dan anggotanya. Jika sebaliknya iklim tidak mendukung perlahan-lahan akan menjatuhkan organisasi dan merusak hubungan antara anggotanya. Sebagaimana seorang pemerhati dan Mantan pelatih tenis meja Sul-Sel bangkit yang selalu memperhatikan perkembangan Tenis Meja Sulawesi Selatan terutama kinerja pengurus organisasi dalam pembinaan dan peningkatan prestasi atlit Yaitu A.Akbar, S.Pd. mengatakan dalam media elektronik di bawah ini. Menurutnya : “...Ada beberapa cara untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Namun yang terpenting, harus ada perombakan di tubuh PTMSI Sulsel itu sendiri. Menempatkan orang yang benar-benar mampu bekerja dan kompoten. Dari kualitas juga sudah saatnya generasi baru yang harus berbicara, tidak seperti dulu lagi. Dengan demikian, siapa saja yang duduk dikursi pengurus, harusnya menjadi motor bagi jalannya PTMSI Sulsel kedepan. Kepengurusan itu masih ditangani oleh tim formatur. Diharapkan siapa pun yang dipilih harus memiliki komitmen untuk memajukan PTMSI Sulsel”. ( Media internet, Mei 2006 ) 61 Iklim yang mendukung organisasi akan menciptakan bila para anggota organisasi itu sendiri berusaha mengembangkan perilaku-perilaku positif dan mengurangi perilakuperilaku yang mencerminkan iklim bertahan yang dapat merusak hubungan para anggotanya selain itu pola kepemimpinan juga memegang perana penting dalam pembentukan perilaku dan proses interaksi anggotanya. Ahmad Elqorni mengembangkan sepuluh yang mempengaruhi Iklim Komunikasi Organisasi : 1. Tingkat Kepercayaan yang diberikan kepada anggota (baik oleh pimpinan maupu oleh sesama anggota) dalam menjalankan tugas & mengambil keputusan. 2. Proses & model pengambilan keputusan (open/tertutup, partisipatif/instruktif), berkaitan dengan gaya kepemimpinan. 3. Pola distribusi / kejelasan pembagian kerja (job description) 4. Arus informasi & tingkat kejelasan informasi (accessable/inaccessable) 5. Pola komunikasi & Hubungan-hubungan dalam interaksi antarpersonal (vertikal atau horisontal) yang mempengaruhi suasana kerja (mis : keterbukaan & kejujuran, ketidakterusterangan, gosip, desas-desus, klik-klik, dsb) 6. Program pengembangan SDM & kualitas kerja 7. Alur dan prosedur pelaksanaan kerja/kegiatan 8. Model Jalur koordinasi & konsultasi dalam pelaksanaan kerja 9. Mekanisme penyampaian pendapat & tingkat kebebasan dalam menyampaikan pendapat. 62 Berikut pandangan salah satu seorang pecinta tenis meja sekaligus pemerhati tenis meja yang selalu ikut berpartisipasi dalam even-even kejuaraan tenis meja, Bapak Ramly mengemukakan pendapatnya : “...Saya perihatin dan kasian dengan keaadaan atlit-atlit muda Sulsel, karena mereka tidak mendapatkan pembinaan yang terarah, hanya latihan sendiri-sendiri saja, apalagi pertandingan Kualifikasi PON sudah dekat dan mereka perlu untuk dilatih” (Hasil wawancara, Desember 2010). Adapun pernyatan dari Sekertaris Pengda.PTM Makassar Syamsul Alam, dimana sudah memilih dan ingin mendukung calon Ketua Pengprov.PTMSI SulSel yang dilaksanakan pada Musdalub di kantor Dinas Kesehaatan Sulsel pada bulan januari 2011, adalah sebagai berikut : “...Mudah-mudahan calon Ketua PTMSI Sulsel yang dipilih nantinya di Musdalub adalah orang yang bisa melakukan perubahan yang lebih baik dari pada sebelumnya, kalau bisa nantinya kita usulkan calon Ketua PTMSI dari kalangan luar Dinas Kesehatan yang memang mempunyai keinginan yang tinggi untuk memajukan PTMSI sulsel”. (wawancara, Desember 2010). 10. Program peningkatan kesejahteraan (termasuk pola jenjang karir). Peningkatan program kerja kesejahteraan sangat penting dan perlu diperhatikan oleh pengurus untuk anggota dan atlit-atlitnya. Salah seorang atlit senior Muh.Kadri yang banyak merintis karirnya di dunia tenis meja dan menjadi PNS atas rekomendasi dari ketua pengurus PTMSI Masa kepemimpinan Dr. H. Burhanuddin Yusuf DTM&H. selalu memberikan hasil yang baik dalam mewakili sulsel dalam pertandingan. Menyatakan bahwa : “... saya sudah ditawarkan kerja pada dinas kesehatan padahal waktu itu saya tidak punya jasa SMA karena kurang mampu orang tua untuk biaya sekolah, untung bapak 63 ketua menyuruh saya dan memberi uang kepada saya untuk mengikuti ujian persamaan SMA dan mendaftar di dinas kesehatan untuk bekerja sebagai karyawan honor waktu itu, tapi sekarang sudah terangkat” Mukhtar menambahkan pernyataan pengalamanya juga, sebagai berikut : ” ...dulu banyak sekali tawaran dari sponsor-sponsor dan instansi-instansi karena banyak bos-bos senang main tenis meja dan gabung bersama, jadi pendekatannya bagus untuk mencari pekerjaan”.(wawancara, Nopember 2010). Beda dengan pernyataan Farida Arisanti atlit tenis meja putri yang sudah cukup juga mengharumkan nama Sulsel yang sudah dua kali mengikuti PON dan cukup dikenal di dunia pertenis mejaan. Dan sudah 2 (dua) telah mendaftarkan dirinya di CPN. Berikut wawancara yang dihubungi melalui pia telephone: “...Susah sekali untuk mendapat pekerjaan dan bersaing dengan atlit cabang lain untuk dapat jatah PNS. Karena juga kurang partisipasi dari pengurus PTMSI untuk beri rekomendasi, seandainya bisa sedikit usaha agar bisa dimudahkan menjadi PNS, padahal cabang lain banyak yang lolos atlitnya untuk jadi PNS atas rekomendasi dari pengurus atau bapak angkatnya mereka”.(wawancara, Desember 2010) Redding Goldhaber mengemukakan Lima dimensi penting dalam iklim komunikasi : a. “Suppurtiveness” atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan menjaga perasaan diri berharga dan penting. Berikut adalah pernyataan seorang atlit senior putri SulSel, Mariani yang telah banyak mengikuti Kejuaraan Nasional dan mempunyai banyak pengalaman, berikut pernyataannya : “Selama masa periode Rahman Latif, saya bertemu bapak Rahman Latih hanya beberapa kali saja, mungkin bisa dikatakan 2 atau 3 kali saja, itupun tidak pernah berbicara secara langsung, hanya bertatap muka dalam pertemuan, mendengarkan visi misinya yang dia katakan ingin membangun dan memperbaiki pembinaan atlit-atlit” (wawancara, Desember 2010). 64 b. Partisispasi membuat keputusan. c. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia. d. Keterbukaan dan keterusterangan. Berikut pernyataan salah satu atlit senior putra sulawesi selatan Hamka menyatakan mengenai terhadap ketebukaan pengurus, yang pernah dirasakan pada saat mmengikuti pertandingan tenis meja Kejurnas yang diadakan di jakarta pada tahun 2005 dimana telah membawakan nama sulawesi selatan dan pertandinganpertandingan sebelumnya yang diikuti, berikut adalah pernyaataaan Hamka : “....Kita semua terbebani dengan pikiran sebelum bertanding, mengapa karena selalu saja tidak ada keterbukaan Dana yang diterima dari anggaran yang telah cair pada saat keberangkatan. Dari dulu sampai sekarang uang saku tidak pernah memuaskan padahal kita sudah meninggalkan keluarga jauh dan membawakan nama Sulsel”. (Hasil wawancara, 2010) e. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi. Berikut adalah pernyataan Ketua PTMSI Rahman latief yang di kutip dari media internet. Berikut pernyataannya : “Kami telah menjaring beberapa atlet muda potensial hasil kejuaraan daerah junior 2009 yang akan dibina melalui program pembinaan intensif hingga menjelang pembentukan kontingen Sulsel menuju PON 2012” (Media internet, 18 Februari 2009 ). Proses komunikasi yang berlangsung dalam kepengurus PTMSI Sul-sel merupakan pola hubungan dalam pelaksanaan tugas-tugas yang sesuai bidang koordinasi pembagian kerja anggota organisasi. Baik komunikasi dengan arah ke bawa, ke atas 65 maupun komunikasi dengan arah mendatar. Arah komunikasi komunikasi yang terjalin antara atasn kepada bawahan dapat dikategorikan sebagai komunikasi vertikal, arah arus informasinya dapat dibagi menjadi dua jenis. Yaitu : 1. Arah arus informasi kebawah. Kegiatan yang biasa dilakukan ke arah bawah adalah pemberian petunjuk atau pengarahan, pemberian perintah, pemberian teguran dan pemberian penghargaan. Sebagai alat untuk menumbuhkan motivasi para anggota dan atlit tenis baik berupa penghargaan yang diberikan atas kinerja anggota organisasi dan prestasi atlit PTMSI. Sebagaimana pertandingan PORDA di pangkep baru-baru ini di laksanakan sebagai bentuk penghargaan yang diberikan pengurus PTMSI Sulsel atas kerja anggota organisasi dan penghargaan untuk atlit yang mendapatkan juara pada saat itu. 2. Arah informasi ke atas Sedangkan arah informasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi dan perlu diketahui sebagai bahan perbandingan, arah komunikasi ke bawah bentuk-bbentuk kegiatan yang sering terjadi dalam komunikasi ke atas adalah pmberian laporan, pemberian saran, dan pemberian pendapat. Dari bentuk komunikasi di atas, bobot komunikasi yang tertinggi adalah pengajuan saran atau pendapat. Hal ini dapat dinilai cukup baik, karena betuk komunikasi ini sangat diperlukan untuk menyelesaikan memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. 66 Kedua jenis komunikasi diatas, komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi tersebut mengalir dari jabatan yang tinggi kepada jabatan yang lebih rendah. Kegiatan yang biasa dilakukan adalah diadakanya Kejuaraan yang merupakan Agenda kerja pengurus PTMSI. Dapat juga berupa pengarahan yang diberikan oleh Ketua PTMSI kepada anggota organisasi dan kepada atlitnya. Seperti Surat-surat keputusan yang sudah ditetapkan mengenai mutasi atlit atau perpindahan atlit dari daerah satu ke daerah lain, apa bila di ketahui terjadi pelanggaran akan di beri sanksi yang sesuai dengan peraturan PB PTMSI. Berdasarkan wawancara dengan Seksi bidang perwasitan dan pertandingan. Zainal : “...Surat mutasi atlit atau perpindahan atlit adalah salah satu peraturan yang semua PTMSI provinsi punya peraturan seperti itu yang acuannya dari PB PTMSI, jadi atlit tidak semaunya saja pindah-pindah daerah, atlit bisa pindah apabila atlit tersebut sudah cukup setahun berdomisili di tempat itu, atlit itu bisa berpindah dan mewakili daerah yang dia tempati” (wawancara, Desember 2010). Adapun juga jenis arus informasi, yaitu berupa rangkaian dari komunikasi ke bawah dan ke atas. Dimana atasan memberikan tugas terlebih dahulu, kemudian terjadi komunikasi dari bawahan kepada atasan. 1. faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi atlit pada Iklim komunikasi yang terjadi dalam Lingkungan PTMSI ? Dalam suatu organisasi pendekatan perilaku dalam organisasi mempengaruhi anggota dan sistem organisasi dalam organisasi yang dijalankan. Prilaku dalam suatu organisasi menekankan pada faktor-faktor psikologis yang merupakan bagian dari sistem organisasi itu sendiri karena perilaku dalam suatu organisasi akan memberikan petunjuk-petunjuk dan pengarahan preskriptif untuk usaha mencapai tujuan yang efektif dan effesien. 67 Individu mebawa kedalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalu. Ini adalah karakteristik yang dipunyai oleh individu, dan karakteristik ini akan dibawah manakala ia akan memasuki sesuatu lingkungan yang baru, yakni organisasi. Organisasi ini yang juga merupakan suatu lingkungan bagi individu yang mempunyai karakteristik pula. prilaku organisasi yang awalnya dimulai dari prilaku manusia di dalam suatu organisasi yang menekankan pada aspek-aspek psikologi dan berdampak pada organisasi yang dijalankan. Seperti halnya, seseorang akan lebih menekuni pekerjaannya itu apabila pekerjaan yang dilakukannya sesuai dengan bidang dan keahliannya. Begitu pula dengan seorang pemimpin yang menentukan budaya organisasi yang diciptakannya dengan pola kepemimpinan yang dijalankanya dalam suatu organisasi. Berikut penuturan Ketua Harian Pengda PTMSI Makassar, Sukriady. SKM, M.Kes : “...Alangkah bagusnya Calon Ketua PTMSI Sulsel yang akan dipilih nantinya pada Musda PTMSI yang rencana dilaksanakan, bulan januari 2011 adalah seseorang yang betul-betul menyukai olahraga dan mempunyai keinginan untuk memajukan PTMSI sulsel, apalagi kalau pemimpin kita ini adalah mantan atlit. Mungkin PTMSI Sulsel bisa lebih baik dan bisa kembali jaya seperti dulu lagi”.(wawancara, Desember 2010). Larry L. Cummings juga menekakan bahwa perilaku organisasi adalah cara berpikir, suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata . Diamana memaparkan sifat sifat prilaku organisasi sebagai berikut : 68 1) Masalah dan persoalan-persoalan dirumuskan secara tipikal dalam bentuk karangka kerja variabel tak bebas (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel). Model ini berusaha mencari sebab-akibat. 2) Bidang ini mendorong adanya suatu perubahan sebagai suatu hasil yang diinginkan oleh organisasi dan orang-orang yang berada dalam organisasi. 3) Bidang ini melalui pengembangan pribadi, pertumbuhan person, dan pencapaian kepuasan diri. Bidang inipun menekankan sisi lain yakni model belajar yang operan (operan learning) dan modifikasi tingkah-laku (behavior modification), yang lebih mereflesikan pada pengaruh lingkungan dibanding dengan aktualisasi diri (self actualization). 4) Bidang prilaku organisasi ini menjadi lebih berorentasi pada pelaksanaan kerja, dan hampir semua studi memasukkan suatu variabel tidak bebas yang berupa organisasi pelaksaan kerja ini pada orientasinya. 5) Bidang pengetahuan perilaku organisasi ini banyak dipengaruhi oleh normanorma yang skeptik, kehati-hatian, replikasi, ilmu pengetahuan umum yang didasarkan pada kenyataan. Dengan kata lain, bidang ini mengikuti metode yang ilmiah. Secara garis besar iklim komunikasi merupakan gebungan persepsi-persepsi suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon anggota terhadap anggota lainnya, harapan-harapan, konflik antara prsonal dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Sukirno, untuk menciptakan iklim komunikasi organisasi yang kondutif pemimpin telah menciptakan beberapa kebijakan antara lain adalah : 69 a) Menciptakan keterbukaan organisasi terhadap suatu informasi yang dianggap penting bagi semua anggota organisasi. Keterbukaan dalam organisasi sangat mempengaruhi iklim komunikasi dalam organisasi. Adanya keterbukaan yang dilakukan akan memberikan mamfaat yang positif dan tanggpan yang positif dari anggota organisasi itu, akan sebaliknya apabila tidak adanya keterbukaan dalam organisasi akan menimbulkan hal yang berpengaruh terhadap organisasi dan akan berdapan pada prilaku individu dalam organisasi tersebut. b) Menciptakan atau membangun kepercayaan antar sesama anggota organisasi. Adanya kepercayaan yang dibangun antara pengurus dan anggota organisasi merupakan satu kesatuan yang saling mempengaaruhi kinerja organisasi. Dengan adannya sikap saling mempercayai dalam organisasi akan memberi nilai tambah terhadap jalannya kinerja organisasi yang berdampak positif untuk organisasi. c) Berusaha melibatkan setiap anggota organisasi dalam setiap proses pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan yang tidak sepihak akan memberikan kenyamanan dalam organisasi yang dimana setiap keputusan merupakan hal yang finally dan sudah merupakan keputusan bersama yang sudah ditetapkan. d) Pimpinan organisasi selalu memberikan dukungan dan perhatian terhadap seluruh anggota organisasi unuk berkembang. Seorang pemimpin adalah motor penggerak jalannya suatu organisasi yang baik, adanya sikap dan prilaku seorang pemimpin organisasi mencerminkan jalannnya kinerja organisasi yang dipimpin. Adanya dukungan dan perhatian akan memberikan 70 pengaruh positif terhadap perkembangan organisasi itu yang berdampak pada peningkatan prestasi atlit. Berikut pernyataan Ketua Umum PTMSI Sulsel dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD, M.Kes, yang dikutip dalam suatu Media internet "..Kami telah menjaring beberapa atlet muda potensial hasil kejuaraan daerah junior 2009 yang akan dibina melalui program pembinaan intensif hingga menjelang pembentukan kontingen Sulsel menuju PON 2012, " (Media Internet, januari 2009). Pernyataan yang diungkapkan oleh beliau belum terealisasikan sampai sekarang, sehingga motivasi dan dukungan yang diberikan menimbulkan kerancuan dan mengakibatkan dampak negatif untuk anggota dan untuk atlit. Adanya sikap atas apa yang diucapkan oleh seorang pemimpin, baik tidak disengaja maupun disengaja, merupakan hal yang dianggap catatan penting dan menjadi perhatian bagi anggota yang dimana sangat memberi pengaruh dan mempunyai nilai kepuasaan dalam iklim komunikasi organisasi. Kepuasan atas komunikasi kadang-kadang dikacaukan dengan iklim komunikasi, alasannya adalah bahwa iklim, merupakan fungsi dari bagaimana kepuasan anggota terhadap komunikasi dalam organisasi. Kepuasan menggambarkan suatu konsep individu dan konsep mikro sedangkan iklim merupakan konsep makro dan konsep gabungan. Kepuasan juga menggambarkan evaluasi atas suatu keadaan internal afektif, sedangkan iklim merupakan deskripsi kondisi eksternal bagi indivivu. Iklim terdiri dari suatu citra gabungan entitas atau fenomena global, seperti komunikasi atau organisasi. 71 Kepuasan menggambarkan reaksi afektif individu ata shasil-hasil yang dinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi dalam organisasi. Istilah kepuasan komunikasi digunakan untuk menyatakan keseluruhan tingkat kepuasan yang di rasakan anggota dalam lingkungan awal komunikasinya. Meskipun komunikasi terlihat bertumpang tindih dengan iklim komunikasi.Kepuasan komunikasi ini cenderung memperkaya gagasan iklim dengan menyoroti tingkat individu dan pribadi Analalisis Down dan Hazen (1977) mengidentifikasikan bahwa kepuasan komunikasi terdiri dari 8 dimensi yang mempengaruhi iklim organisasi komunikasi : 1. Sejauh mana komunikasi dalam organisasi memotivasi dan merangsang para anggota untuk memenuhi tujuan organisasi dan untuk berpihak kepada organisasi. Dimana anggota organisasi memberikan dukungan kepada anggotanya untuk lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleeh organisasi itu. Seperti halnya yang dilakukan oleh Bapak Johan sebagai Ketua Harian PTMSI Sulsel yang selalu memberikan dukungan kepada atlit untuk bisa meningkatkan motivasi latihannya dan beliau telah banyak berkorban untuk kemajuan PTMSI Sulsel. 2. Sejauh mana penyelia terbuka pada gagasan, mau mendengarkan dan menawarkan bimbingan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. 3. Sejauh mana para individu menerima informasi tentang lingkungan kerja saat itu 4. Sejauh mana pertemuan-pertemuan diatur dengan baik, pengarahan tertulis singkat dan jelas, dan jumlah komunikasi dalam organisasi cukup 5. Sejauh mana terjadinya desas-desus dan komunikasi horizontal yang cermat dan mengalir bebas. 72 6. Sejauh mana informasi tentang organisasi sebagai suatu keseluruhan memadai 7. Sejauh mana para bawahan responsive terhadap komunikasi kebawah dan memperkirakan kebutuhan penyelia 8. Sejauh mana anggota merasa bahwa mereka mengetahui bagaimana mereka dinilai dan bagaimana kinerja mereka dihapus. Dalam suatu organisasi kinerja anggota sangatlah menentukan suatu budaya organisasi yang dibentuk dari hasil kinerja anggota organisasi tersebut yang dimana berpengaruh pada iklim organisasi itu sendiri. Adapun faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi untuk peningkatan prestasi dimana dilihat dari iklim organisasi yang tejadi dalam PTMSI Sulsel adalah sebagai berikut : a. Keterbukaaan pengurus terhadap anggota. b. Dorongan atau motivasi yang mendukung. c. Kepercayaan antara pengurus dan atlit. d. Penghargaan atau reward atas prestasi yang dicapai. e. Kesejahteraan anggota organisasi dan keinginan-keinginan yang dicapai. B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai iklim organisasi PTMSI Sulsel, maka berikutini penulis akan mengemukakan analisis dan pembahasan dari permasalahan yang ada. 73 1. Keaadaan iklim komunikasi organisasi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesi (PTMSI) Sulsel Telah dipaparkan sebelumnya bahwa iklim komunikasi organisasi berkekmbang dari pemahaman mengenai bagaimana unsur-unsur didalamnya saling beriteraksi yang dimana saling berhubungan dalam suasana organisasi didalam organisasi tersebut. Adanya persoalan internal dan eksternal yang dihadapi dalam ogganisasi tidak terlepas dari adanya pengaruh iklim komunikasi dalam organisasi tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi tidak terlepas dari adanya sikap, prilaku dan tindakan-tindakan atas kinerja organisasi yang dijalankan. Pada dasarnya budaya organisasi merupakan iklim komunikasi. Iklim tersebut mencerminkan tingkatan kesenangan dalam organisasi. Kita harus mengenali perilaku yang mendorong iklim mendukung dan mengurangi sikap mengenai iklim bertahan yang mengancam perkembangan dan kemajuan organisasi. Iklim komunikasi yang nyaman dan kepuasan anggota akan berdampak positif terhadap peningkatan prestasi atlit. Iklim komunikasi merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan persepsi, iklim komunikasi organisasi diukur dengan meneliti reaksi-reaksi perseptual anggota organisasi yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi.Meskipun satuan-satuan analisis adalah persepsi indiidu, persepsi keseluruhan memberi suatu deskripsi yang bermamfaat mengenai iklim komunikasi organisasi bila yang diukur adalah sifat-sifat makro organisasi. 74 Ada lima dimensi yang mempengaruhi iklim komunikasi organsasi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Sulsel, yaitu sebagai beriku : 1. “Suppurtiveness” atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan menjaga perasaan diri berharga dan penting. Adanya hubunga yang terjalin antara pimpinan dan bawahan merupakan ssuatu hal yang saling memberikan pengaruh dalam iklim komunikasi yang ada dalam organisasi. Prilaku dan sikap sangat melalui komunikasi organisasi yang berlansung akan memberi dampak terhadap visi dan misi serta tujuan organisasi. Terciptanya iklim komunikasi organisasi yang produktif akan menimbulkan pengaruh-pengaruh yang positif terhadap perkembangan organisasi. Dari pengamatan penulis, kecedrungan kurangnya komunikasi antara atasan dengan bawahan dalam mengkomunikasi suatu persoalan internal dan ekstrenal yang disebabkan kurangnya komunikasi kebawah sehingga mengakibakan adanya perasaan-perasan yang tidak sesuai denga keinginan anggotanya, yang diimana keiinginan-keinginan itu tidak tercapai kdikarenakan hubungan komunikasi kurang terjalin. Hal ini berdampak pada mental anggota orgaisasikarena memnyangkut pada tindakan psikologis yang dirasakan oleh anggota organisasi dan apa yang dirasakan oleh atlit. 2. Partisipasi membuat keputusan Pembuatan suatu keputusan dalam rapat ataupun pertemuan-pertemuan dalam suatu oganisasi yang menyangkut mengenai baik peraturan-peraturan ataupun ketetapan-ketetapan harus dilakukan secara musyawara sehingga tidak menimbulkan keputusan sepihak tanpa merugikan pihak-pihak yang berkaitan. 75 Dengan partisipasi atas pembuatan keputusan yang secara musyawarah dilakukan mencerminkan adanya persamaan persepsi dan kesatuan yang terjalin dalam karakteristik anggota yang dapat membuat keputusan bersama. Ditinjau dari pengamatan penulis, bahwa adanya keputusan-keputusan yang berupa penetapan peraturan-peraturan yang disepakati secara musyawarah masih bisa ditoleraansi tanpa harus merugikan pihak yang terkait. Seperti halnya peraturan mengenai mutasi atlit atau perpindahan atlit, masih adanya kebijaksanaan-kebijaksaan yang menyalai aturan yang sudah disepakati bersama akibatnya merugikan pihakpihak yang terkait. 3. Kepercayaan dan dapat menyimpaan berita. Dalam suatu organisasi adanya kepercayaan pengurus kepada anggotanya dalam mempertahankan organisasi sangatlah penting. Adanya kinerja anggota organisasi dalam menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai suatu sistem yang dapat diperccaya menjalankanorganisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Kepercayaan pemimpin atas kinerja yang dilakukan anggotanya berdampak pada iklim komunikasi organisasi. Mengkomunikasikan suatu kepercayaan yang menyatakan bahwa setiap orang dapat atau membuat suatu keberhasilan organisasi tertentu akan menciptakan rasa ketertiban dan hasrat untuk berperan dalam organisasi. 4. Keterbukan dan keterusterangan Keterbukaan dan keterusterangan dalam suatu organisasi sangatlah diperlukan dalam suatu organisasi. Namun tidak semua hal-hal yang menyangkut keorganisasian harus dibuka. Adapun hal-hal yang menyangkut rahasia atau dokumen penting 76 organisasi yang harus dijaga dan itupun hanya orang-orang tertentulah yang mempunyai wewenan atas dukumen rahasia yang dianggap penting oleh organisasi. Dengan melakukan kejujuran banyak hal dapat diperoleh mulai keterbukaan dan keterusterangan. Selain itu kejujuran merupakan sasuatu yang sangat berharga dalam suatu organisasi khususnya pada kehidupan sehari-hari. Karena dengan keteladanan yangb baik dalam suatu organisasi yang dilakukan oleh anggota dan atasan merupakan cerminan keberhasilan suatu sistem terbuka. Faktor kejujuran akan mempengaruhi anggota organisasi dalam sikap dan berkomunikasi dalam berinteraksi. Faktor ini sebenarnya dipengaruhi oleh falktor kepercayaan yang ada pada point ke tiga. Faktor ini menitik beratkan pada keikut sertaan dalam hubungan-hhbungan anggota organisasi dengan pimpinan atau atasan maupun atlit itu sendiri. Dalam organisasi baik mempunyai kemampuan untuk mengatakan apa yang ada dalam pikiran mereka. Jujur untuk mengatakan sesuatu yang ada dalam pikiran mereka tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara dengan teman, atasan ataupun dengan bawahan. Tapi tentu saja semuanya masih dalam batas kewajaran dan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Kejujuran dalam suatu organisasi merupakan salah satu cara yang terbaik untuk mencegah timbulnya masalah-masalaah dalam organisasi dan memperlancar hubungan komunikasi antara anggota-anggota organisasi. Kekuatan ini merupakan faktor-faktor yang sangat baik dan positif dalam mempertahankan organisasi. 77 Apa yang dilakukan oleh pimpinan terhadap anggota organisasi atau bawahan menjadi contoh bagi mereka. Dari hasil wawancaaraa misalnya seorang aanggota organisasi diberi mandat mandat kepada pimpinannya untuk melakukan suatu pekerjaan susuai dengan bidang keterampilan atau keahliannya. Anggota tersebut diberikan suatu anggaran yang harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan kebutuhan dan keperluan yang memang sangat penting untuk atlit. 5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi. Keperluan informasi yang sifatnya rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang berhubungan lansung dengan tugas mereka atau sesuai dengan bidangnya. Yang mempengaruhi kemampuan mereka dengan oranggorang atau bagian lainnya yang berhubungan dengan organisasi. Setiap tingkatan di sebuah organisassi harus menndengarkan saran-saran dan laporan-laporan yang dikemukakan personel-personel di setiap tingkatan bawahan dalam organisasi. Adapun informasi dari bawahan atau anggota organisasi dan atlit dipandsang cukup penting dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan dnegn komunikasi dalam PTMSI Sulsel. Perhatian bbesar tehadap organisasi pula dengan berempati kepada rekan sekerja atau atasan. Empati merupakan upaya yang sungguh-sungguh untuk memahami suatu situasi dari suatu sudut pandang orang lain. Dalam kinerja yang dilakukan oleh anggota organisasi dimana mempunyai tanggungjawab atas laporan-laporan yang sehingga tidak menimbulkan permasalahan sebelumnnya. Setiap anggota akan bertanggunngjawab tehadap masalah-masalah 78 yang dihadapi anggota organisasi dalam suatu organisasi. Baikm maasalah pekerjaaan maaupun masalah yang sesuai kondisinya. Dalam pengamatan peneliti seseorang anggota organisasi sangagt jarang melakukan komunikasi yang dimana komunikasi antara pemimpin dan bawahan sangatlah susah untuk didapatkan titik temu dalam menyelesaikan persoalanpersoalan yang menyangkut dnegan pembinaan atlit yang sangat terpengaruh oleh adanya kesulitan berkomunikasi antara anggota dan pemimpin. Seorang atlit bersediah untuk mencurahkan seluruh energinya adan fisisknya serta mentalnya untuk melakukan suatu pertandingan. Setiap atlit mempunyai karakteristik yang berbeda-beda begitupun anggota organisasi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan kemauan yang berbeda-beda pula. Sebaliknyaa ada seseoraang yang enggan mencuraahkaan seluruh energinya dan antusiasnya aatas pekerjaan yaang diberikan atas kepercaayaan penuh yang diberinya. Faktor yang mempengaruhi kepuasan atas mandat yang diberikan sebagai tanggungjawab anggota serta atlit merupakan motivator dan dorongan. Hal ini meliputi prestasi, penghargaaan dan tanggungjawab atas pertumbuhan potensi pribadi. Dan dianggaap positif, seorang anggota organisasi atau atlit merasa puas dan termotivasi. 79 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan iklim komunikasi organisasi Persatuan Teis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Sulsel Dari hasil wawancara dan penelitian yang dilakukan oleh penulis, menunjukaan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi PTMSI Sulsel, yaitu. a. Keterbukaaan pengurus terhadap anggota. Keterbukaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi orgasinasi yang dimana adanya keterusterangan dalam suatu organisasi, baik keterbukaan pimpinan terhadap bawahannya dan sebaliknya keterbukaan anggota atau bawahan terhadap pimpinannya. Adapun keterbukaan yanmg dilakukan organisasi yang melibatkan lingkungan disekitaarnya, ini akan dilakukan oleh suatu organisasi apabila diperlukan suatu dokumentasi penting atas kegiatan atau pekerjaaan dari pertanggungjawaban kinerja anggota orgaanisasi tersebut b. Dorongan atau motivasi. Dorongan sangatlah mempengaruhi kinerja anggota organisasi. Suatu pemimpin memberikan motivasi terhadap anggotanya atau bawahannya untuk dapat meningkatkan kinerja yang lebih baik dari sebelumnya dengan cara memberi sanjungan atau pujian-pujian. Adanya komunikasi langsung dari atasan kepada bawahannya memberikan dampak yang positif bagi semangat kinerja organisasi. Seorang 80 anggota organisasi berkomunikasi langsung kepada anggotanya secara serius dan akan memberikan nilai tambah untuk lebih giat lagi untuk melakukan aktivitas pekerjaan yang merupakan tanggungjawab anggota itu. c. Kepercayaan antara pengurus dan atlit. Dalam suatu organisasi haruslah mengembangkan dan mempertahakan kepercayaan dan keyakinan yang didukung atas tindakan-tindakan dan prilaku pemimpin dan anggota organisasi. Suatu kepercaayaan merupakan suatu tindakan individu atas sikap atau response yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahnnya maupun kepercayaan anggota atau bawahan kepada atasannya.Adanya kepercayaan yang saling menjaga antara satu dengan yang lain akan mempengaruhi kinerja pimpinan dan anggota organisasi yang dimana berdampak pada lingkungan organisasi yang terkait dengan tanggungjawab. Kepercayaan yang diberikan seorang atasan kepada bawahannya merupakan tanggungjawab atas kinerja yang dilakukan anggota tersebut. Begitu pula kepercaayaan seorang baawahaan terhadap pimpinannya merupakan tanggungjawab yang besar dan haruslah dijaaga karena seorang pemimpin dalam organisasi merupakan contoh atau panutan yang harus diteladani. Apabila seorang pemimpin melakukan kesalahan atas amanah yang diberikan terhadap kinerja organisasi maka anggota organisasi akan memberikan respons yang negatif melalui sikap dan prilaku atas pertanggungjawaban yang dilakukan. 81 Untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. Iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu penting karena secara tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi Mengkomunikasikan suatu kepercayaan yang dinyatakan baahwa setiap orang dapat atau mampu menciptakan ketertiban dalaam ogaanisasi terssebut. Adannya sikap prilaku mencerminkan suatu kepercaayaaan yang dilakukan sesuai denga kinerja anggota. d. Penghargaan atau reward atas prestasi yang dicapai. Reward dapat juga dikatakan upah dari pekerjaan yang baik atas hasil kerja yang dilakukan. Penting penghargaan mempunyai sisi positif yang berdampak pada keinginan anggota untuk melakukan kinerja yang baik. Penghargaan mendorong seseorang untuk bekerja keras dan penuh dengan kesabaran dan pengorbanan untuk mendapatkan penghargaan itu. atas 82 Penghargaan atas kinerja atau prestasi yang baik sangatlah penting. Hal ini akan memberikan pengaruhi yang positif terhadap perasaan-perasaan senang dan kepuasan atas kinerja yang dilakukan anggota organisasi. Penghargaan ini akan memberikan nilai tambah yang berupa adannya semangat untuk terus melakukan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. Jika seorang organisasi atau atlit telah memdapatkan penghargaan atas prestasi yang diberikan oleh seorang pemimpin maka anggota tersebut akan lebih berkarya lagi atas penghargaan yang diberikan pimpinannya. Dari hasil penelitian penulis memaparkan, adanya prestasi yang baik akan mendapatkan suatu penghargaan yang berupa reward atas prestasi yang diraih. Adanya suatu usaha yang berupa kinerja dari anggota organisasi atas kinerjanya akan pantas mendapatkan suatu penghargaan sesuai dengan pengorbanan wakru, tenaga, dan pikiran. Apabila penghargaan akan terus dilakukan dan diperbesar nilai materinya, maka akan semakin besar pula daya saing yang tercipta dalam organisasi tersebut.. Dengan adanya reward atas prestasi dan kinerja anggota, sangat menimbulkan semangat anggota organisasi untuk dapat melakukan kinerja yang baik dari sebelumnya. 83 e. Kesejahteraan anggota organisasi dan keinginan-keinginan yang dicapai. Kesejahteraan yang diinginkan oleh setiap anggota atas kepercayaan bahwa organisasi tersebut dapat memberikan tunjangan atas masa bakti mereka selama bekerja atau prestasi-prestasi dalam organisasi tersebut adalah hal yang bukan tabu lagi. Setiap organisasi merupakan pelindung bagi kehidupan anggota arganisasi yang terkait didalamnya. Pengharapan yang biasanya diinginkan oleh anggota organisasi atas keinginan-keinginan, dimana anggota-anggota mengharapkan suatu kesejaahteraan atas masa bakti mereka dalam meningkatkan kehidupan mereka setelah masa bakti mereka berakhir. Anggota organisasi merupakan motor penggerak bagi hasil keberhasilan suatu organisasi, tidak heran jika keinginginan-keinginan seorang anggota organisasi untuk bisa mendapatkan kehidupan yang layak dari masa bakti mereka dalam organisasi yang mereka harapkan sebagai penopang masa depan mereka. 84 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Setelah melaksanakan penelitian mengenai Iklim komunikasi organisasi Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PTMSI) sulawesi Selatan, maka berikut ini penulis memberikan kesimpulan atas permasalahan yang dikemukakan. 1. Secara umum dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi PTMSI Sulsel terdapat variabel-variabel yang menunjukan iklim bertahan terhadap organisasi. Dimana kurangnya daya interaksi pengurus kepada anggota sebagai indikator penilaian. Dari hasil penelitian ditemukan kesamaan teori yang ditemukkan oleh Muhammad Arni yang dimana merupakan demensi komunikasi organisasi yang mempengaruhi iklim komunikasi dalam organisasi yaitu Supportiveness, Partisipasi membuat keputusan, Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia, Keterbukaan dan keterusterangan, Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi. Kelima faktor tersebut merupakan bagian-bagian yang terkait antara satu dengan yang lain. Baik komunikasi pimpinan organisasi kepada anggotanya maupun anggota organisasi pada pimpinannya. Dengan terciptanya iklim komunikasi organisasi tentu saja tidak memngurangi konflikkonflik yang terjadi dalam organisasi tersebut, meskipun untuk menghilangkan konflik tersebut sangatlah mustahil. Hal tersebut diatas memberikan suatu gambaran yang positif untuk peningkatan prestasi atlit atas kinerja kepengurusan PTMSI Suulsel. 85 2. Adanya beberapa faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Sulsel. Secara umum adalah iklim komunikasi yang tercipta dan terbentuk dalam organisasi. Iklim tersebut terbentuk atas kinerja menyangkut interaksi dalam organisasi tersebut. Diamana pemimpi dan anggota organisasi mempunyai hubungan yang saling mendukung antara atasan dan bawahan yaitu meliputi keterbukaaan pengurus terhadap anggota, dorongan atau motivasi, kepercayaan antara pengurus dan atlit, Penghargaan atau reward atas prestasi yang dicapai. Dengan terbentuknya iklim komunikasi organisasi PTMSI Sulsel memberikan pengaruh yang besar pada pimpinan dan bawahannya seta atlit binaan PTMSI Sulsel. B. Saran-saran Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka sebagai penulis akan memberikan saran-saran internal (akademik ) dan eksternal (Pengprov.PTMSI Sulsel) yang terlibat dalam penulisan ini 1. Saran Akademik Sebagai masukan terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam pengembangan ilmu komunikasi, terutama mengenai iklim komunikasi organisasi yang mendukung. Sebagai bahan refrensi bagi mahasiswa yang berniat pada iklim komunikasi organisasi. 86 2. Saran Pengprov.PTMSI Sulsel Sebagai sumbangsi pikiran untuk pencapaian suatu iklim komunikasi organisasi yang baik dan maksimal, khusunya pada Pengprov.PTMSI Sulsel . Maka setiap pimpinan maupun anggota perlu memperbaiki komunikasi dan interaksi yang terjalin antara mereka, sehingga dapat terbina rasa kepercayaan dan keterbukaan yang selanjutnya dapat mengurangi konflik . 87