MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Kewarganegaraan POKOK BAHASAN 1. Identitas Nasional Fakultas Program Studi Tatap Muka Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 04 Kode MK DisusunOleh MK10230 Yayah Salamah, SPd,MSi. Abstract Kompetensi Mata kuliah ini membahas berbagai aspek kewarganegaraan . Setelah mengikuti mata kuliah ini . Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengetahui pengertian identitas nasional 2. Memahami parameter identitas nasional. 3. Memahami unsur-unsur identitas nasional A. Pengertian Identitas Nasional Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau Negara sendiri. Mengacu kepada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada suatu kelompok. Menurut Parsudi Suparlan identitas adalah pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang yang termasuk dalam suatu golongan yang dilakukan berdasarkan atas serangkaian ciri-ciri yang merupakan suatu kesatuan bulat dan menyeluruh, serta menandainya sehingga dapat dimasukkan dalam golongan tersebut” (Parsudi Suparlan: 1999) Contoh: Polisi, Gender, dll. Identitas dapat berupa ciri-ciri, tanda-tanda, jati diri yang menandai suatu benda atau orang. Ciri- ciri bias berupa fisik dan ciri non-fisik o Identitas ada yang melekat sejak lahir ada yang diperoleh melalui tindakan. Identitas bersumber dari aturan-aturan sosial yang menjelaskan definisi dari tingkah laku serta sejarah hidup. Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaankesamaan, baik pisik seperti budaya, agama dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collective action) yang diwujutkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak dapat dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme sebagaimana akan dijelaskan kemudian Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional juga merupakan kepribadian/Jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis. Identitas Nasional dapat berasal dari agama, budaya, pengalaman sejarah dan kesepakatan bersama. Identitas nasional penting dalam interaksi antar bangsa (baik individu maupun kelompok/negara). Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitasidentitas yang sifatnya nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir belakangan bila dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif. Sebelum memiliki identitas nasional, warga bangsa telah memiliki identitas primer yaitu identitas kesukubangsaan Identitas ada dua jenis yaitu identitas individu, yaitu yang melekat pada seseorang dan didapat sejak lahir maupun dari proses interaksi dengan yang lain. Yang kedua dalah identitas kolektif yaitu identitas yang melekat pada kelompok yang didapat melalui proses interaksi, ada kesadaran, tindakan dan tujuan bersama (http://lp4.itb.ac.id/) Identitas juga memiliki ttribut. Atribut yaitu segala sesuatu yang terseleksi, baik disengaja maupun tidak, yang berguna untuk mengenali identitas seseorang atau suatu gejala. Atribut juga dapat berupa ciri-ciri yang mencolok pada tubuh, sifat-sifat yang melekat, pola tindakan, bahasa yang digunakan. Dengan demikian maka corak identitas seseorang/kelompok ditentukan oleh atribut yang digunakan. Orang/ kelompok akan menunjukkan atributnya agar identitas dan peranannya masuk akal/diakui dalam interaksi sosial. B. Parameter Identitas Nasional Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu adalah menjadi ciri khas suatu bangsa. Indikator parameter identitas nasional : a. Pola perilaku b. Lambang-lambang c. Alat perlengkapan d. Tujuan yang dicapai Unsur pembentukan berdasarkan parameter sosiologi : a. Suku bangsa : golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif. b. Kebudayaan : misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan adat-istiadat. c. Bahasa : identitas nasional yang bersumber dari salah satu lambang suatu Negara d. Kondisi geografis : merupakan identitas yang bersifat alamiah C. Unsur-unsur Pembentuk Identitas Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukungpendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong H Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan. sejarah : bangsa indonesia mengalami kehidupan dalam beberapa situasi dan kondisi sosial yang berbeda. Realitas perjalanan sejarah bangsa indonesia ini mendorong pada masyarakat untuk menjadi para pejuang yang pantang menyerah untuk melawan penjajah dan mempertahankan harga diri. budaya unggul : semangat dan kultur kita untuk mencapai kemajuan dengan cara “kita harus bisa, kita harus berbuat yang terbaik. Kalau orang bisa, mengapa kita tidak bisa.” D. Fungsi Identitas Nasional Kenapa sebuah bangsa memerlukan Identitas? Identitas diperlukan dalam interaksi antar bangsa (baik individu maupun kelompok/negara). Identitas nasional sebuah bangsa menentukan status dan peranan bangsa tersebut di dunia internasional. Pola interaksi antar identitas dalam suatu masyarakat bangsa menunjukkan struktur sosial masyarakat tersebut. Penguatan Terhadap Identitas Nasional. Terdapat faktor-faktor yang diperkirakan menjadi Identitas bersama suatu bangsa: 1. Primordial: ikatan kekerabatan, daerah asal (homeland) dan adat istiadat 2. Sakral: ikatan kesamaan idiologi (agama) 3. Tokoh: dipersatukan oleh Sosok pemimpin (Mahatma Gandi, Nelson Mandela, Sukarno) 4. Bhinneka Tunggal Ika: Prinsip bersatu dalam perbedaan (Unity in Diversity), kesetiaan pada nasionalisme tanpa ras. 5. Sejarah: persepsi yang sama terhadap sejarah kehidupannya 6. Perkembangan ekonomi : Negara maju, negara berkembang, negara industri, negara minyak bumi dll 7. Kelembagaan : Lembaga negara, partai politik, lembaga hukum dan lain-lain, mempersatukan warga dalam tatanan yang tidak membeda-bedakan negara maju, negara berkembang, negara industri dan lain-lain. Atribut yang melekat pada Indonesia sebagai bangsa: o Pluralitas suku bangsa : + 250 etnis o Pluralitas agama : formal & informal o Pluralitas kebudayaan o Pluralitas Bahasa : + 300 dialek o Pluralitas Kasta dan Kelas sosial Akibat atribut yang dimiliki maka Indonesia sebagai bangsa: o Rawan terjadinya disintegrasi Bangsa o Rawan konflik sosial o Rawan konflik antar agama Dengan adanya kerawanan tersebut mala apa yang harus dilakukan? o Membangun konsensus nasional (common platform) o Membangun dialog antar kelompok agama, etnis, dan kelas sosial o meneguhkan dan mengaktualisasikan kembali nilai-nilai budaya bangsa o Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme E. Nasionalisme dan Patriotisme Nasionalisme dan Patriotisme Nasionalisme adalah suatu faham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi (individu) harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Sedangkan dalam kamus politik Nasionalisme adalah perasaan atas dasar kesamaan asal-usul, rasa kekeluargaan, rasa memiliki hubungan –hubungan yang lebih erat dengan sekelompok orang daripada dengan orangorang lain, dan mempunyai perasaan berada di bawah satu kekuasaan. Nasionalisme diperkuat oleh adanya tradisi-tradisi, adat istiadat, dongeng-dongeng dan mitos-mitos serta semangat kebangsaan. Stanley Ben, sebagaimana dikutip oleh Nurkholis Majid, menyatakan bahwa dalam mendefenisikan istilah “nasionalisme” setidaknya ada empat elemen, yaitu: 1. Semangat ketaan kepada suatu bangsa (semacam patriotisme) 2. Dalam aplikasinya menunjukkan kepada kecondongan untuk mengutamakan kepentingan bangsa sendiri, khususnya jika kepentingan bangsa itu berlawanan dengan kepentingan bangsa lain. 3. Sikap yang melihat amat pentingnya penonjolan cirri khusus suatu bangsa. Karena itu, doktrin yang memandang perlunya kebudayaan bangsa dipertahankan. 4. Nasionalisme adalah teori politik atau teori antropologi yang menekankan bahwa umat manusia secara alami terbagi-bagi menjadi berbagai bangsa, dan bahwa ada kriteria yang jelas untuk mengenali suatu bangsa beserta para anggota bangsa itu. Kemudian berdasarkan pembentukannya, menurut Nurkholis Majid, nasionalisme mengandung beberapa prinsip umum, antara lain: 1. Kesatuan (unity), hal yang mentransformasikan hal-hal yang polimorfik menjadi monomorfik sebagai produk proses integrasi. 2. Kebebasan (liberty), khususnya bagi Negara-negara jajahan yang memperjuangkan pembebasan dari kolonialisme. 3. Kesamaan (equality), sebagai bagian implicit dari masyarakat demokratis yang merupakan antithesis dari masyarakat kolonial yang diskriminatif dan otoriter. 4. Kepribadian (identity), hal yang lenyap karena negasi kaum kolonial . 5. Prestasi amat diperlukan untuk menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi warga Negara. Sebelum paham nasionalisme muncul telah ada paham kosmopolis, yakni paham yang mengajarkan bahwa manusia bukan warga suatu Negara tetapi warga dunia. Tanah air setiap manusia adalah dunia seluruhnya. Sebagai bukti misalnya tercermin dalam imperium Romawi yang berdiri tidak berdasarkan atas bangsa Romawi, tetapi atas keperkasaan tentara Romawi dan hukum Romawi yang meliputi hamper seluruh bangsa pada waktu itu. Kemudian beriringan dengan kemajuan zaman dan dinamika kebangsaan melalui fase reformasi dan pencerahan, perlahan tapi pasti paham kosmopolis memudar dan mulai digantikan oleh paham nasionalisme. Sehingga realitas sejarah menunjukkan, sejak akhir abad ke-18 sampai abad ke-20 paham nasionalisme sudah dianut oleh hamper seluruh Negara di dunia ini. Namun demikian dalam perkembangan dan praktiknya, paham nasionalisme di beberapa negara mengalami fase berlebih-lebihan pandangan yang mengarah pada nasionalisme sempit atau chauvinisme. Chauvinisme ialah suatu faham yang terlalu mengagung-agungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa lain. Seperti terbukti dalam sejarah paham ini pernah dianut oleh Adolf Hitler yang menyatakan bahwa bangsa Jerman adalah keturunan bangsa Aria yang berhak menguasai bangsa-bangsa lain. Benito Musolini mengklaim bahwa bangsa Italia adalah pewaris sah dari imperium Romawi dan bangsa Jepang mengklaim bahwa mereka merupakan keturunan Dewa Matahari. Menurut (Santoso: 2008), melemahnya semangat nasionalisme Indonesia disebabkan oleh beberapa permasalahan antara lain: o Kualitas SDM masih rendah o Militansi bangsa yang mendekati titik kritis o Jati diri bangsa Indonesia yang sudah luntur Strategi yang harus dilakukan : o Meningkatkan kualitas kepemimpinan o Merevitalisasi/mereaktualisasi nasionalisme o Meningkatkan militansi bangsa o Meneguhkan jati diri bangsa sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Selanjutnya yang tidak kalah penting yang perlu dilakukan adalah meneguhkan dan mengaktualisasikan kembali nilai-nilai budaya bangsa yang diyakini mampu meningkatkan semangat kebangsaan, dan menetralisir nilai-nilai budaya yang kurang mendukung semangat kebangsaan Daftar Kepustakaan Budiarjo, Miriam, DasarDasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), Cet. XXVII Isywara, F, Pengantar Ilmu Politik, (Bandung: Bina Cipta, 1982) http://lp4.itb.ac.id/wp-content/uploads/3.-Identitas-Nasional.pdf Rosyada, Dede, dkk. Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2005), cet. III, hal. 4849 Suhelmi, Ahmad, Pemikiran Poltik Barat:Kajian sejarah perkembangan negara, masyarakat dan Kekuasaan (jakarta,(PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), cet. III Sriyanti dkk. Modul PKN Universitas Mercu Buana Departemen Pendidikan dan kebudayaan , Modul Standar PKN