5 RINGKASAN ASTARI SUKMANINGTYAS. Pengaruh Nilai dan Gaya Hidup terhadap Preferensi dan Perilaku Pembelian Buah-Buahan Impor. Dibimbing oleh HARTOYO. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis pengaruh nilai dan gaya hidup terhadap preferensi dan perilaku pembelian buah-buahan impor. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi nilai-nilai yang dianut ibu rumah tangga yang menjadi dasar perilaku pembelian dan konsumsi buah-buahan, 2) mengidentifikasi gaya hidup ibu rumah tangga, 3) menganalisis pengaruh nilai-nilai yang dianut terhadap preferensi dan perilaku pembelian buahbuahan, 4) menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap preferensi dan perilaku pembelian buah-buahan, dan 5) menganalisis pengaruh preferensi terhadap perilaku pembelian buah-buahan. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian bertempat di Perumahan Eka Harapan Jaya, Serang, Banten. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang melakukan pembelian dan konsumsi buah-buahan di Perumahan Eka Harapan Jaya dengan jumlah sebanyak 226 keluarga. Responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga. Jumlah contoh dalam penelitian ini sebanyak 60 keluarga. Penarikan contoh dilakukan secara simple random sampling. Data yang dikumpulkan terdiri dari karakteristik keluarga, tingkat ethnosentrisme, gaya hidup, preferensi, jenis buah yang dibeli, jumlah buah yang dibeli, frekuensi pembelian dan konsumsi buah-buahan, dan jumlah konsumsi buah-buahan yang dikumpulkan menggunakan kuesioner yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada ibu rumah tangga. Data yang diperoleh kemudian diolah melalui proses editing, coding, scoring, entering, cleaning, dan dan analyzing. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensia meliputi korelasi spearman, k-mean cluster dan regresi logistik. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga termasuk dalam kategori keluarga kecil dengan rata-rata jumlah anggota keluarga adalah 4 orang. Lebih dari separuh (66,1%) suami berusia lebih dari 51 tahun, sedangkan pada istri hampir tiga perempat (73,3%) berada diusia 41 sampai 50 tahun. Hampir keseluruhan tingkat pendidikan suami (84,7%) dan istri (85,0%) didominasi oleh SLTA. Proporsi terbesar contoh memiliki tingkat pendapatan lebih dari Rp 4.333.334,00. Fenomena ini menunjukkan bahwa keluarga yang menjadi contoh dalam penelitian ini memiliki status ekonomi yang relatif lebih baik. Latar belakang kesukuan dari suami dan istri beragam dengan proporsi terbesar berasal dari suku sunda. Hampir tiga per empat (71,2%) suami, bekerja sebagai karyawan BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Hal tersebut dikarenakan lokasi penelitian merupakan perumahan yang berdekatan dengan salah satu perusahaan BUMN yaitu PT Krakatau Steel. Pada istri, hampir keseluruhannya tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 8,3 persen ibu rumah tangga yang memiliki tingkat ethnosentrisme yang tinggi (> 80), sedangkan ibu rumah tangga yang memiliki tingkat ethnosentrisme yang rendah sebanyak 23,3 persen. 6 Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak ibu rumah tangga yang memiliki kepercayaan yang tinggi atau memilih produk luar negeri (impor). Pada gaya hidup, hampir separuh ibu rumah tangga (40,0%) termasuk dalam gaya hidup berorientasi keluarga. Gaya hidup berorientasi keluarga adalah seseorang yang menghabiskan waktu atau uangnya bersama keluarga seperti lebih memilih menghabiskan waktu dengan anggota keluarga daripada mengikuti kegiatan bersama teman-temannya. Pada preferensi buah-buahan impor, hampir tiga perempat ibu rumah tangga (70,0%) lebih menyukai buah apel impor, begitu pula pada buah kelengkeng yang lebih banyak menyukai buah kelengkeng impor yaitu sebanyak 63,3 persen. Lain halnya dengan buah jeruk, dimana ibu rumah tangga lebih banyak menyukai buah jeruk lokal (70,0%). Hasil korelasi Spearman menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara preferensi buah apel dengan buah jeruk impor. Pada buah kelengkeng impor memiliki hubungan yang positif signifikan antara preferensi buah apel dan jeruk impor. Proporsi terbesar buah yang dibeli adalah buah pisang (30,0%), apel impor (25,0%) dan jeruk lokal (21,7%). Separuh keluarga (50,0%) rata-rata konsumsi buahnya sebanyak 37-74 gram/kap/hari. Berdasarkan uji regresi logistik, tidak terdapat variabel bebas yang mempengaruhi secara signifikan pada preferensi buah apel dan kelengkeng impor. Pada preferensi buah jeruk impor, variabel yang berpengaruh signifikan adalah suku dan nilai ethnosentrisme. Suku memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai yang positif, sedangkan ethnosentrisme memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai yang negatif terhadap preferensi buah jeruk impor. Berdasarkan hasil analisis uji regresi logistik juga diketahui bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pembelian buah apel impor yaitu usia, suku, ethnosentrisme, dan gaya hidup berorientasi sosial aktif. Usia dan suku memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai yang positif, sedangkan ethnosentrisme dan gaya hidup berorientasi sosial aktif memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai yang negatif terhadap perilaku pembelian buah apel impor. Dalam pembelian buah jeruk impor, hanya usia yang memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai yang negatif. Pada perilaku pembelian buah kelengkeng impor, tidak terdapat variabel bebas yang memiliki pengaruh signifikan. Kata kunci: Buah impor, gaya hidup, nilai, preferensi