STOMATA D I S U S U N OLEH : NAMA : KELAS MAKUL : : MAISURA / 150310162 MUHAMMAD YUSUF / 150310165 AET. 7 MORFOLOGI DAN TAKSONOMI TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH KAB. ACEH UTARA 2015 STOMA Pengertian Stoma (Jamak: Stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel sel epidermis lainnya dan disebut sebagai sel tetangga. Sel tetangga adalah sel yang berperan penting dalam perubahan osmotik yang mengatur dalam lebar celah dan gerakan sel penutup. Sel penutup pada stomata dapat terletak sama tinggi dengan permukaan epidermis atau panerofor, atau stomata dapat lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor). Stomata dapat juga lebih tinggi dari permukaan epidermis yang sering dikatakan sebagai sel penutup tipe menonjol. Sel penutup biasanya berbentuk ginjal bila kita perhatikan dari atas, akan tetapi pada suku rerumputan (Poaceae) sel menutup berbentuk berbeda dengan dua sel tetangga diantara tiap sel penutup stomata. Stomata pada daun tembakau (Nicotiana Tabacum) (Esau, 1972) Tipe Tipe Stomata Stomata dapat dikelompokkan berdasarkan susunan sel-sel tetangga. Stomata pada tumbuhan dicotyledoneae dapat dikempokkan menjadi 4 tipe yaitu: -Tipe anomositik / Ranuculaceae, adalah tipe sel tetangga yang memiliki kesamaan bentuk dan ukuran dengan sel epidermis disekitarnya. Tipe ini umumnya dijumpai pada stomata tumbuhan keluarga Cucurbetaceae, Malvaceae, Caparidaceae, dan Ranuculaceae. -Tipe anisositik/ Cruiferae, yaitu sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel tetangga yang tidak berukuran sama. Tipe ini dapat anda temukan pada stomata tumbuhan anggota keluarga Solanaceae dan Cruciferae. -Tipe parasitik/Rubiceae, tipe sel penutup yang didampingi oleh satu se l tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga sejajar dengan sumbul sel penutup serta celah. Tipe ini dapat anda perhatikan pada stomata tumbuhan anggota keluarga Mimosaceae, Magnoliaceae, dan Rubiceae. -Tipe Diasitik, yaitu tipe stomata yang dikelilingi oleh 2 sel tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup serta celah. Anda dapat menemukan stomata tipe ini pada tumbuhan anggota keluarga Acanthaceae dan Caryophyllaceae. Stomata pada epidermis daun tebu (Saccharum officinarum) (Esau, 1972) Stomata pada permukaan bawah daun (Esau, 1972) Stomata dapat juga dikelompokkan berdasarkan asal dari sel tetangga dan sel penutupnya. Berikut tipe tipe stomata berdasarkan asal sel tetangga dan sel penutupnya. Mesogen, yaitu kedua sel berasal sama Perigen, apabila sel tetangga tidak mempunyai asal yang sama dengan sel penutup Mesoperigen, yaitu apabila sel tetangga sedikitnya satu saja memiliki asal yang sama dengan sel penutup. Hal lain yang perlu anda ketahui tentang stomata tumbuhan adalah, penyebaran stomata. Pada tumbuhan monocotyledoneae (monokotil), penyebaran stomata tersusun secara longitudinal sedangkan pada tumbuhan dicotyledoneae (dikotil), letak stomata tidak beraturan. Fungsi Stomata Fungsi stomata sebagai celah pada tumbuhan dalam pertukaran gas dan penguapan pada tumbuhan. Oleh karena itu stomata terletak pada permukaan daun dan dibawah permukaan daun. Khusus untuk daun mengapung stomata lebih banyak pada bagian atas permukaan daun, sedangkan pada tumbuhan darat, stomata lebih banyak terletak pada bagian bawah daun. Hal ini berfungsi dalam mengurangi penguapan. Fungsi stomata dalam mengatur pertukaran gas antara Oksigen dan Karbon dioksida pada daun, hal ini diperlukan dalam mengatur jalur metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi anaerobik dalam sel tumbuhan. Stomata tumbuhan baru dapat berfungsi apabila terdapat air pada sel penjaga. Saat sel penjaga “tergenang” oleh air, akan menekuk dan membuka celah diantaranya. Celah ini yang kemudian disebut sebagai stomata yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas dan air. Saat sel penjaga terpapar asam absisat yang larut dalam selnya dan mengalami “kekeringan” , celah yang ada akan tertutup karena sel penjaga merapat satu sama lain. Fungsi stomata pada tumbuhan berkurang saat terpapar ozon secara berlebih (Shabala and Voinov, 1994). Hal ini terjadi karena stomata lebih sensitif terhadap penyerapan ozon. Sedangkan ozon mampu menggangu proses respirasi yang terjadi pada daun tumbuhan. Hal lain yang terganggu adalah kemampuan sel penjaga pada stomata tumbuhan dalam mengembalikan volume air setelah terjadi turgor (Sober dan Anu, 1992). Sekian tulisan saya tentang Stomata: Pengertian, Struktur dan Fungsi Stomata. NAMA : RITA ZAHRA (1503110191) SAFRAN Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiaptiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur. Dengan kata lain, perkembangan bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan dengan angka. Organisme disebut telah dewasa apabila telah mampu berkembang biak secara generatif. Pada tumbuhan, hal itu ditandai dengan terbentuknya bunga. Sedang pada manusia dan mamalia lainnya ditandai dengan telah berkembangnya gonade yang menghasilkan sel-sel kelamin (gamet). Pada pria ditandai dengan dimulainya produksi sel sperma oleh testis, dan pada wanita menghasilkan ovum (sel telur) yang dibentuk di ovarium. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji. Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi karena masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah optimal, dimulailah perkecambahan. Struktur yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji adalah radikula yang merupakancalon akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil. Pada bagian ujung sebelah atas terdapat epikotil (calon batang). Berdasar letak kotiledonnya, ada dua jenis perkecambahan yaitu tipe epigeal, dan tipe hipogeal. Pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder Biji yang sudah berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan primer karena pada pucuk dan ujung akar terdapat jaringan yang bersifat meristematik (selalu membelah). Pemanjangan ujung akar dan ujung batang tersebut disebut pertumbuhan primer. Pada tumbuhan dikotil terdapat jaringan kambium yang merupakan meristem sekunder akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder (membesar). Kambium akan membelah ke arah luar membentuk kulit kayu (floem), dan membelah ke arah dalam membentuk kayu (xilem). Pada monokotil tidak terdapat kambium sehingga hanya mengalami pertumbuhan primer saja. Pertumbuhan primer dan sekunder berlangsung terus menerus selama tumbuhan tersebut hidup. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: a. Faktor luar Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk ke dalam faktor luar adalah cahaya, temperatur, air, garam-garam mineral, iklim, gravitasi bumi, dan lain-lain. 1. Nutrisi Tumbuhan memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu. Unsur yang diperlukan dalam jumlah banyak disebut unsur makro, sedangkan unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro. 2. Cahaya Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebutetiolasi. Pada tumbuhan terdapat pigmen yang disebut fitokrom, yang berfungsi mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil, pembentukan hormon tumbuhan (misalnya giberelin), dan pengaturan posisi daun terhadap sinar matahari. Selain itu, fitokrom berpengaruh juga terhadap fotoperiodisme, yaitu pengaruh lamanya pengaruh pencahayaan terhadap pertumbuhan dan pembentukan bunga. 3. Suhu Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu terlalu tinggi, enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim menjadi tidak aktif. 4. Kelembaban atau kadar air Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya. b. Faktor dalam Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormonhormon yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan. Berikut ini adalah macam-macam hormon pada tumbuhan beserta fungsinya: Auksin : Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang dihasilkan oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga pertumbuhan cabang relatif sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominansi apikal (apical dominance). Dengan memotong ujung batang, dominansi apikal akan hilang, sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan baik. Auksin dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping, maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan terurai sehingga pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil yang tidak terkena cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ke arah datangnya sinar. Giberelin : Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas batang), juga pertumbuhan pucuk dan pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin adalah untuk merangsang pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji (partenokarpi). Sitokinin : Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan pembelahan sel, dan pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan auksin yang seimbang merupakan hal yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai peranan dalam memperpanjang usia jaringan. Asam Absisat (= dormin) : Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan biji-biji yang dorman, beberapa jenis buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain. Secara fungsi asam absisat adalah mempercepat penuaan daun, merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang masa dormansi (menghambat perkecambahan biji). Gas etilen : Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai hormon yang dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen meningkatkan respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan berasa manis. Kalin: Kalin adalah hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh. Berdasarkan organ yang dibentuknya, kalin dibedakan atas: o Kaulokalin : merangsang pembentukan batang o Rhyzokalin : merangsang pembentukan akar. Sekarang telah diketahui bahwa rhyzokalin identik dengan vitamin B1 (thiamin) o Filokalin : merangsang pembentukan daun o Antokalin : merangsang pembentukan bunga Asam traumalin : Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini terjadi dengan bantuan hormon luka atau kambium luka atau asam traumalin. Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali dengan membentuk jaringan kalus dan jaringan yang rusak dapat diganti dengan yang baru. Bahkan dari luka pada bagian tertentu dari tubuh tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.