TEKNIK PENGHITUNGAN JUMLAH STOMATA BEBERAPA

advertisement
TEKNIK PENGHITUNGAN JUMLAH STOMATA BEBERAPA KULTIVAR KELAPA
Janne J. Palit1
K
elapa merupakan komoditas penting bagi Indonesia.
Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kelapa
juga merupakan komoditas ekspor penghasil devisa. Sebagian besar pertanaman kelapa rakyat belum memenuhi standar
budi daya, sehingga produktivitasnya rendah. Produktivitas
tanaman ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu faktor
genetik, agroklimat, dan kultur teknis.
Tanaman kelapa memiliki keragaman kultivar yang tinggi.
Keragaman ini baru dipelajari berdasarkan karakter morfologis agronomis. Untuk keperluan yang mendasar, terutama
sejauh mana tanaman kelapa memanfaatkan energi surya,
perlu diketahui karakter komponen biologi tanaman, salah
satunya adalah daun.
Pada daun terdapat selaput sel epidermis yang ditutupi
oleh kutin. Epidermis dilubangi dengan stomata atau mulut
daun (Prawiranata et al. 1981). Stomata merupakan organ
fotosintesis yang berfungsi secara fisiologis terutama untuk
transpirasi dan respirasi selama proses fotosintesis. Oleh
karena itu, aktivitas fotosintesis sangat bergantung antara
lain pada pembukaan dan penutupan stomata. Selain melalui
stomata, transpirasi juga dapat berlangsung melalui kutikula.
Namun, transpirasi melalui stomata lebih banyak daripada
melalui kutikula epidermis.
Salah satu sifat khas kultivar kelapa terletak pada
stomata (Loveless 1991; Gardner dan Hay 1992). Menurut
Baswarsiati (1994) dalam Wanget (1996), penilaian stomata
dan bulu daun sebagai penciri ketahanan beberapa klon
tanaman anggur terhadap Plasmopara viticola, menunjukkan bahwa makin banyak jumlah stomata tanaman makin peka
terhadap serangan P. viticola. Salah satu faktor yang menentukan P. viticola dapat masuk dan menginfeksi tanaman
anggur bukan terletak pada ukuran stomata, tetapi pada
banyaknya stomata, lebar lubang stomata saat membuka, dan
lama stomata membuka (Brown 1980 dalam Wanget 1996).
Percobaan bertujuan untuk mengetahui jumlah stomata
beberapa kultivar kelapa koleksi Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balitka), Manado.
BAHAN DAN METODE
Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Ekofisiologi Balitka
pada tahun 2004. Daun kelapa yang diamati berasal dari
beberapa kultivar kelapa koleksi Kebun Percobaan Kima Atas
dan Mapanget, Balitka, yaitu kelapa Dalam Sea (DSE), Dalam
Tenga (DTA), Dalam Kinabuhutan (DKN), Dalam Pungkol
(DPL), Genjah Hijau Nias (GHN), Genjah Hijau Jombang
(GHJ), Genjah Tebing Tinggi (GTT), Genjah Merah Waingapu
(GMW), serta kelapa hibrida KBl, KB2, dan KB3. Contoh
daun dipilih dari daun nomor urut 14 dari pangkal daun yang
sudah masak fisiologis. Bahan pembantu yang digunakan
adalah HNO3 30%, KClO3, dan air suling. Alat yang digunakan adalah mikroskop, gelas objek dan penutupnya, lemari
asam, bunsen, tabung reaksi, penjepit, cawan petri, tabung
fllm, kuas, dan spatula.
Metode yang digunakan mengacu pada Taulu et al.
(1991). Daun kelapa dipotong-potong menjadi berukuran 1,0
x 0,5 cm lalu potongan daun sebanyak 5-6 lembar dimasukkan
ke dalam tabung reaksi. Ke dalam tabung reaksi ditambahkan
3-4 ml HNO 3 30% lalu dipanaskan di atas lampu bunsen
hingga mendidih. Selanjutnya ditambahkan KClO3 10 mg dan
dipanaskan lagi sampai potongan daun berwarna coklat
muda atau sampai terbentuk selaput putih bening. Daun lalu
dibilas dengan air mengalir sampai larutan HNO3 tercuci dan
dibilas beberapa kali dengan air suling. Potongan-potongan
daun yang telah dicuci lalu diletakkan dalam cawan petri dan
dibersihkan dengan kuas hingga daun berwarna putih
bening. Potongan-potongan daun yang sudah dibersihkan
lalu dibilas dengan air suling sampai bersih, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung film yang sudah diberi air
suling, diletakkan pada gelas objek lalu ditutup dengan
penutupnya. Selanjutnya diamati di bawah mikroskop
dengan pembesaran l0 x 40 (Gambar 1).
Seluruh stomata dan sel epidermis yang tampak pada
pembesaran l0 x 40 dihitung. Indeks stomata dihitung dengan
rumus:
Indeks stomata =
1
Jumlah stomata
Jumlah sel epidermis + jumlah stomata
Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan pada Balai Penelitian Kelapa dan
Palma Lain, Jalan Raya Mapanget, Kotak Pos 1004, Manado 95001,
Telp. (0431) 812430, Faks. (0431) 812017
Buletin Teknik Pertanian Vol. 13 No. 1, 2008
9
Daun ukuran 1,0 cm x 0,5 cm
Tabel 1. Jumlah stomata beberapa ku1tivar kelapa Dalam, genjah,
dan hibrida, lab Ekofisilogi Balitka, Manado, 2004
t
Dimasukkan dalam tabung reaksi
t
Ditambahkan HNO 3 3-4 ml
Dipanaskan sampai mendidih
t
Ditambahkan KClO3 + 10 mg
Dipanaskan sampai terbentuk selaput putih bening
t
Dibilas dengan air mengalir
t
Dibilas dengan air suling
t
Dituang dalam cawan petri
t
Dibersihkan dengan kuas sampai putih bening
t
Dibilas dengan air suling
t
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Kultivar
Jumlah
Jumlah sel
Indeks
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
stomata
epidermis
stomata
DSE a
b
c
27
36
33
32
256
253
229
246
0,09
0,12
0,12
0,11
DPL a
b
c
25
29
39
31
229
260
237
242
0,10
0,10
0,14
0,11
DKN a
b
c
23
25
27
25
208
191
204
201
0,11
0,12
0,13
0,12
DTA a
b
c
31
27
33
30,33
234
216
255
235
0,12
0,11
0,11
0,11
GMW a
b
c
28
23
30
27
264
256
232
250,67
0,09
0,08
0,11
0,09
GTT a
b
c
35
32
30
32,33
235
275
274
261,33
0,13
0,10
0,10
0,11
GHN a
b
c
27
27
25
26,33
232
263
251
248,67
0,10
0,09
0,09
0,09
GHJ
a
b
c
26
30
33
29,66
239
240
249
242,67
0,10
0,11
0,12
0,11
KB1 a
b
c
44
50
36
41,67
296
302
318
319,67
0,13
0,14
0,10
0,12
KB2 a
b
c
40
42
48
43,33
243
257
246
248,67
0,14
0,14
0,14
0,14
KB3 a
b
c
46
44
37
42,33
328
337
307
324
0,12
0,12
0,11
0,12
t
Diletakkan dalam gelas objek dan ditutup
t
Diamati dengan mikroskop pada pembesaran 10 x 40
t
Dihitung seluruh stomata dan sel epidermis
pada pembesaran 10 x 40
Gambar 1. Diagram alir cara pengamatan jumlah stomata kelapa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan jumlah stomata beberapa kultivar kelapa
Dalam, genjah, dan hibrida disajikan pada Tabel 1. Jumlah
stomata kultivar kelapa Dalam, genjah, dan hibrida bervariasi, yang ditunjukkan oleh nilai koefisien keragaman
(KK) di atas 20%, yaitu 20,94%. Jumlah stomata rata-rata
tertinggi diperlihatkan oleh kelapa hibrida KB2, yaitu 43,33,
dan terendah pada kelapa Dalam Kinabuhutan yaitu 25,00.
Hal ini berarti tanaman kelapa hibrida lebih mudah terserang
penyakit dibanding kelapa Dalam dan genjah. Jumlah sel
epidermis dan indeks stomata kelapa Dalam, genjah, dan
hibrida tidak berbeda karena nilai KK di bawah 20%.
10
Rata-rata
SD
KK (%)
32,42
6,79
20,94
264,82
43,90
16,58
0,11
0,014
12,53
DSE = Dalam Sea; DPL = Dalam Pungkol; DKN = Dalam Kinabuhutan;
DTA = Dalam Tenga; GMW = Genjah Merah Waingapu; GTT = Genjah
Tebing Tinggi; GHN = Genjah Hijau Nias; GHJ = Genjah Hijau Jombang;
KBl, KB2, dan KB3 = kelapa hibrida.
KESIMPULAN
Jumlah stomata beberapa kultivar kelapa koleksi Balitka
bervariasi. Jumlah stomata tertinggi terdapat pada kelapa
hibrida KB2 dan terendah pada kelapa Dalam Kinabuhutan.
Tidak terdapat perbedaan jumlah sel epidermis dan indeks
stomata pada kultivar kelapa koleksi Balitka.
Buletin Teknik Pertanian Vol. 13 No. 1, 2008
DAFTAR PUSTAKA
Gardner, A.H. dan R.K.M. Hay. 1992. Fisiologi Lingkungan
Tanaman. Edisi bahasa Indonesia. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk
Daerah Tropik. Edisi bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Taulu, D.B., A. Ilat, dan Z. Untu. 1997. Pola Kepadatan Mulut
Daun dan Klorofil Kelapa. Laporan Penelitian. Balai Penelitian
Tanaman Kelapa dan Palma Lain, Manado.
Wanget, C.A. 1996. Keragaman Marfologi Daun, Trikoma, Stomata,
dan Kandungan Klorofil pada Beberapa Kultivar Tanaman
Kelapa. Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Sam
Ratulangi, Manado.
Prawiranata, W.S., P. Harran, dan P. Tjondronegoro. 1981. Dasardasar Fisiologi Tumbuhan. Departemen Botani, Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Buletin Teknik Pertanian Vol. 13 No. 1, 2008
11
Download