19 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Potensi lahan kering di Bali masih cukup luas. Usahatani lahan kering sering kali mendapat berbagai kendala terutama menyangkut sifat fisik, kimia dan biologi tanah, serta ketersediaan air yang menyebabkan produktivitas tanah rendah. Kandungan hara pada tanah semakin lama biasanya semakin berkurang karena penggunaan lahan yang terus menerus, bila keadaan seperti ini terus dibiarkan maka tanaman biasanya kekurangan unsur hara sehingga pertumbuhan terganggu produksi menjadi rendah (Marvelia dan Darmanti, 2006). Kondisi ini dapat menyebabkan rendahnya kesuburan tanah berpengaruh terhadap rendahnya produktivitas jagung. Salah satu faktor pembatas usahatani jagung di lahan kering Dusun Yeh Mampeh Kabupaten Bangli adalah N-total tanah yang rendah. Nitrogen merupakan unsur makro yang mutlak harus tersedia dalam jumlah yang cukup, karena nitrogen diperlukan untuk merangsang pertmbuhan tanaman, memberikan warna hijau pada daun (Klorofil) dan meningkatkan ukuran daun. Fungsi lainnya adalah membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Direktorat Perbenihan (2005) menyatakan nitrogen umumnya dibutuhkan tanaman jagung dalam jumlah banyak, yaitu 90-135 kg N/ha, namun jumlahnya dalam tanah sedikit, sehingga perlu dilakukan pengelolaan hara tersebut. Adapun ruang lingkup pemberian pupuk organik sapi, pupuk organik kascing dan dosis biourin 20 sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung di lahan kering dapat disajikan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1. Inovasi teknologi pemupukan tanaman di lahan kering. Pupuk organik menyediakan hara baik makro maupun mikro mineral. Kebutuhan hara makro mineral bagi tanaman seperti N, P, K, Ca dan Mg di dalam pupuk organik berada dalam bentuk tersedia bagi tanaman karena proses secara organik. Hara-hara mikro mineral juga terkandung dan dibutuhkan tanaman seperti Fe, S, Mn Cu, Zn, B, Mo, Si dan mineral lainnya yang dalam jumlah sedikit tapi sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Penambahan pupuk organik di dalam tanah, tidak hanya jutaan mikroorganisme yang ada di dalam pupuk organik, akan tetapi mikroorganisme yang ada di dalam tanah juga terpacu untuk berkembang biak. Aktifitas mikroorganisme di dalam tanah juga menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin, giberellin dan sitokinin yang dapat memacu pertumbuhan dan 21 perkembangan akar-akar rambut sehingga daerah pencarian unsur-unsur hara semakin luas. Fungsi pupuk organik tidak hanya ditentukan berdasarkan kandungan bahan organik tetapi besarnya kandungan unsur hara baik makro dan mikro nitrogen. Nitrogen yang dilepaskan oleh aktivitas mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk organik sapi dan pupuk organik kascing mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik tanah dan kimia tanah. Penggunaan pupuk organik sapi dan pupuk organik kascing untuk mempertahankan kesuburan tanah merupakan bentuk praktek pertanian organik. Umumnya bahan-bahan ini mengandung N, P, K dalam jumlah yang rendah, tetapi dapat menyediakan unsur hara mikro esensial. Bahan organik juga memacu pertumbuhan dan perkembangan bakteri dan biota tanah. Nitrogen dan unsur hara lainnya yang dikandung bahan organik dilepaskan secara perlahan-lahan. Pemberian pupuk organik ke dalam tanah akan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung unsur hara lengkap, baik unsur makro maupun mikro dan banyak mengandung mikroba, hormon, dan senyawa asam humat (Udiyana, 2008). Pupuk organik memiliki peranan yang sangat penting bagi tanah karena dapat mempertahankan dan meningkatkan kesuburan. Pupuk organik juga dapat menggantikan unsur hara tanah yang hilang akibat terbawa oleh tanaman ketika dipanen. Pemberian yang berkesinambungan membantu dalam membangun tanah, terutama dalam jangka panjang. Pupuk organik kascing merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme karena kascing mampu menyediakan lingkungan 22 yang cocok untuk perkembangan mikroorganisme dan mampu menyediakan sumber energi yang tinggi karena C/N rationya rendah (BOA, 2008). Selain kandungan unsur haranya cukup tinggi, kascing sangat baik untuk pertumbuhan tanaman karena mengandung auksin. Menurut Kartini (1997) kascing mengandung 1,99% N-total, 74,67 ppm P-tersedia, 183,3 me/kg K-tersedia. Kascing juga mengandung hormon lain, asam humat, enzim-enzim, dan mikroba tanah yang bermanfaat bagi kesuburan tanah (Catalan, 1981). Penggunaan pupuk kascing tidak hanya menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman, tetapi juga menciptakan kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman jagung dengan memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, seperti memperbaiki aerasi tanah, mempermudah penetrasi akar dan memperbaiki kapasitas tanah menahan air. Menurut Sahirsan (2012), pemberian kascing akan dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti struktur tanah, porositas, permeabilitas, dan meningkatkan daya pegang air (water holding capacity) tanah. Kascing memberikan pengaruh positif terhadap sifat kimia tanah dengan menyediakan unsur hara makro dan unsur hara mikro bagi tanaman jagung. Adapun kebutuhan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman jagung dapat disajikan pada Gambar 3.2. 23 Gambar 3.2. Kebutuhan unsur hara mikro dan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman jagung. Pemupukan dengan pupuk organik merupakan suatu upaya untuk meningkatkan ketersediaan hara dan memperbaiki sifat fisik tanah. Pupuk organik cair yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pemupukan dengan pupuk organik sapi dan pupuk organik kascing dan biourin sapi dalam jumlah yang cukup akan mampu meningkatkan kandungan hara tanah dan memenuhi kebutuhan nitrogen untuk pertumbuhan dan perkembangan jagung. Tanaman jagung sebagai penghasil biji sangat memerlukan struktur tanah yang gembur. Pemupukan dengan jenis pupuk organik sapi, pupuk organik kascing dan biourin sapi juga memperbaiki sifat fisik tanah seperti meningkatkan kemampuan tanah memegang air, meningkatkan porositas dengan meningkatnya ruang pori tanah dan menurunkan bulk density, sehingga berdampak positif dalam mendukung peningkatan produktivitas tanaman jagung di lahan kering. 24 3.2 Kerangka Konsep Pemberian jenis pupuk organik sapi, pupuk organik kascing dan biourin sapi pada tanaman jagung akan mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara dan meningkatkan C-organik tanah. Pupuk organik memiliki sifat slow release sedangkan biourin memiliki sifat cepat tersedia dalam pelepasan hara, sehingga dikombinasikan akan mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung. Jenis pupuk organik sapi, pupuk organik kascing dan biourin sapi dapat memperbaiki sifat fisik tanah dengan menurunya bulk density sehingga berdampak positif terhadap perkembangan akar di dalam tanah, meningkatnya kemampuan tanah memegang air serta meningkatnya porositas dengan meningkatnya total ruang pori tanah sehingga memudahkan peredaran udara tanah dan penyebaran perakaran tanaman di dalam tanah. Berdasarkan hal tersebut, pemberian pupuk organik sapi, kascing dan biourin sapi yang optimal dapat mendorong pertumbuhan dan hasil jagung maksimal di lahan kering. 3.3 Hipotesis Penelitian 1. Dosis biourin sapi 2.000 liter/ha akan memberikan hasil jagung pipilan kering oven tertinggi dibandingkan dengan dosis yang lainnya. 2. Interaksi pupuk organik kascing 15 ton/ha dan dosis biourin sapi 2.000 liter/ha memberikan hasil jagung pipilan kering oven tertinggi. 3. Pemanfaatan pupuk organik kascing 15 ton/ha dan dosis biourin sapi 2.000 liter/ha memberikan pendapatan tertinggi.