PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK TUGAS LAPORAN RL-4 Nama : SLAMET PRANOTO No. Pokok : 07224003 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO S1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINTS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 2010 RL 4 RANGKAIAN DAYA I. MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN Mengamati hubungan antara tegangan, arus dan daya pada rangkaian resistor dan kapasitor. Mengukur daya pada rangkaian RC seri atau pararel, faktor daya dan arus reaktif. Mengamati faktor daya pada inductor serta Mempelajari pengaruhnya bila dihubungkan dengan kapasitor. Mengamati perbandingan perubahan tegangan dan arus pada transformator. Mengamati pengaturan tegangan, daya guna, rugi-rugi belitan dan transformator. II. PERALATAN PERCOBAAN Modul reangkaian daya. Fungsi generator FG 600 Oskiloskop 2 masukan (dual trace) Wattmeter elektronik EW 604 Buah multimeter Catu daya III. TEORI SINGKAT Daya adalah kerja atau usaha yang dilakukan oleh suatu benda untuk melakukan perubahan. Wattmeter adalah suatu alat yang dapat menunjukkan besarnya daya pada suatu rangkaian elektronik, dimana dalam menentukan daya tergantung dari besarnya tegangan dan arus yang mengalir pada rangkaian tersebut. Jika bebannya adalah suatu resistor (R) yang dialiri arus bolak-balik, maka daya pada resistor tersebut adalah Daya = Vrms x Irms Tetapi bila bebannya kapasitor maka daya yang dihasilkan adalah 0 (nol). Untuk rangkaian R dan C daya yang dihasilkan adalah : Daya aktif = Vrms x Irms x Cos Ø [Watt]. Dimana : Ø = Perbedaan fasa antara tegangan dan arus Vrms.Irms = daya semu [Volt ampere/VA] Cos Ø = Faktor daya Secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut : I sin I V I cos Gambar D.1. Diagram phasor arus Misalkan dengan mengambil tegangan sebagai vector referensi, untuk beban yang mengandung reaktansi kapasitif maka arus akan melalui tegangan sebesar Ø. I . cos Ø sefasa dengan tegangan dinamakan KOMPONEN AKTIF. I . sin Ø dinamakan KOMPONEN REAKTIF. Arus yang mengalir pada beban induktif, akan tertinggal dibandingkan dengan tegangan. Oleh karena itu pada beban induktif juga mempunyai faktor daya. Arus yang mengalir pada beban induktif akan tertinggal terhadap tegangan sebesar 900, sedangkan pada beban kapasitif arus akan mendahului tegangan sebesar 900. Pada prakteknya beban induktif mempunyai faktor daya yang rendah, hal ini sangat tidak diinginkan. Karena secara matematis besarnya daya berbanding lurus dengan perkalian arus, tegangan dan faktor daya. Jadi bila faktor dayanya kecil maka daya yang dihasilkan juga menjadi kecil. Untuk memperbaiki faktor daya di atas dapat dipasangkan kapasitor yang dihubung pararel dengan inductor. Secara grafis dapat dijelaskan pada gambar D2. dimana arus yang mengalir pada beban induktif tertinggal terhadap tegangan dengan sudut Ø.. I I Ic V Gambar D.2 Ic adalah arus yang mengalir pada kapasitor dan mendahului tegangan dengan sudut mendekati 900. Penjumlahan vector arus I dan Ic menghasilkan resuktan arus I. Jika Ic dibuat sama dengan I . sin Ø maka I’ = I . cos Ø Transformator pada dasarnya hanya terdiri dari 2 buah kumparan, dimana bila kumparan tersebut dialiri arus bolak-balik akan menimbulkan fluks magnetic yang juga bolak-balik. Gambar D.3 menjelaskan prinsip dasar dari sebuah transformator. I’ Ic I sin I I cos Gambar D.3 Pada setiap lilitan dari kumparan tersebut akan menghasilka tegangan sebesar k.Ф volt. Jika masing-masing terdiri daripada N lilitan maka tegangan kumparan menjadi N1.k.Ф dan N2.k.Ф. Dari kedua pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan : Perbandingan tegangan = perbandingan jumlah lilitan atau secara matematis. V2 = N2 V1 N1 Sesuai dengan hukum kekekalan energi, transformator tidak dapat menghasilkan daya yang lebih besar dari daya masukan walaupun transformator dapat menghasilkan tegangan sekunder yang lebih besar dari tegangan primer. Secara matematis dapat dituliskan : Daya masukan = daya keluaran + rugi-rugi. Untuk transformator yang ideal faktor rugi-rugi dianggap 0 (nol), fluks magnet yang mengalir pada kedua kumparan dianggap sama besar dan fluks bocor yang terjadi diabaikan, maka akan didapat daya masukan ~ daya keluaran. Jadi perbandingan arus berbanding terbalik dengan jumlah lilitan. Jika sisi sekunder dalam keadaan terbuka (open circuit), maka kumparan primer merupakan sebuah inductor. Karena hanya ada arus yang mengalir pada sisi primer (arus magnetisasi) yang tertinggal terhadap tegangan. Bila beban dihubungkan pada sisi sekunder, arus akan mengalir dari sisi sekunder ke beban. Akibatnya pada sisi primer akan mengalir arus aktif (in-phase) yang mempunyai beda fasa 900 terhadap arus magnetisasi. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah arus primer sama dengan penjumlahan arus tersebut dapat ditulis : I w I 2o I 2m Dimana : Iw = arus aktif (in-phase) Io = arus primer total Im = arus magnetisasi Peristiwa ini dapat dilihat seperti pada gambar berikut : I0 X0 - E1 I0 Iw Im E2 E1 Dalam prakteknya tidak akan suatu transformator yang benar-benar ideal, sebab tidak semua fluks magnet yang dihasilkan kumparan primer dapat diliput oleh kumparan sekunder atau sebaliknya. Fluks magnet yang tidak dapat diliput oleh kedua kumparan disebut fluks bocor. Jika arus mengalir pada sisi kumparan sekunder, maka tegangan akan berkurang karena ada jatuh tegangan yang diakibatkan oleh tanaman dalam kumparan serta pengaruh dari fluks bocor. Jadi dapat disimpulkan bahwa : Daya sisi sekunder ~ daya masukan rugi-rugi belitan dan inti maka secara teoritis setiap transformator mempunyai effisiensi karena adanya rugi-rugi belitan, fluks bocor dan tahanan inti. Secara matematis rumus effisiensi dapat dijabarkan : Dayakeluaran 100% Dayamasukan atau Daya masukan rugi beli tan rugi rugi int i 100% Daya masukan Untuk menentukan rugi-rugi inti dapat dilakukan dengan percobaan rangkaian terbuka dan rugi-rugi belitan pada percobaan hubung singkat dimana besar daya yang terukur pada percobaan adalah pada sisi primer. IV. TUGAS PENDAHULUAN 1. Apa yang dimaksud dengan daya dan apa hubungannya antara daya pada : Bidang elektronika Fisika termodinamika Fisika mekanika Tuliskan bentuk rumus matematisnya. Jawab : Daya adalah: kerja atau usaha yang dilakukan oleh suatu benda untuk melakukan perubahan. Hubungan daya antara bidang elektronika, termodinamika, dan mekanika adalah: merupakan suatu suatu kerja atau usaha yang dilakukan oleh suatu benda untuk melakukan perubahan. Sedangkan yang membedakannya adalah: Pada bidang elektronika, daya adalah perkalian anatara tegangan dan arus. Pada bidang termodinamika, daya adalah laju usaha yang dilalukan terhadap waktu. Dimana usahanya tersebut adalah integral dari besarnya tekanan yang diberikan dengan defferensisal perubahan volume. Pada bidang mekanika, daya adalah laju usaha yang dilakukan terhadap waktu. Atau daya juga dapat dinyatakan sebagai perkalian gaya dorong ke depan F yang ada dalam arah gerak (kecepatan) v. Rumus matematis dari daya untuk ketiga bidang di atas adalah: Bidang elektronika : P Vrms Irms Bidang termodinamika : P W , dimana W P dV t Keterangan: P = tekanan dV = differensial perubahan volume Bidang mekanika : P W t atau PFv Keterangan: F = gaya dorong v = kecepatan 2. Apa yang dimaksud dengan faktor daya serta jelaskan apa arti fisis dan pengaruhnya ? Jawab : Yang dimaksud dengan faktor daya adalah: faktor yang mempengaruhi besarnya daya efektif yang dihasilkan pada perkalian nilai-nilai efektif arus dan tegangan. Secara fisis, faktor daya adalah: cosinus dari perbedaan phasa antara arus dan tegangan yang melalui beban. Pengaruhnya: karena faktor daya berbanding lurus dengan daya, sehingga bila faktor dayanya kecil, maka daya yang dihasilkan juga menjadi kecil. Untuk memperbaikinya dapat dilakukan dengan memasang kapasitor yang dipasang parallel dengan induktor pada rangkaian. 3. Apa yang dimaksud dengan daya aktif, daya reaktif dan daya semu secara fisis dimana dapat ditemukan kedua daya ini, dan cari apa penyebabnya. Jawab : Daya aktif (daya nyata) adalah: daya yang didapat dari perkalian komponen-komponen sefasa dari tegangan dan arus ( E.I cos θ). Merupakan daya yang dipakai dalam resistans. Daya reaktif adalah: daya yang merupakan hasil perkalian dari komponen-komponen reaktif, yaitu E.I sin θ atau E.I cos (θ – 90o) Daya semu adalah: daya yang didapat dari perkalian arus dan tegangan , P = E.I Daya-daya tersebut dapat ditemukan pada: - Daya aktif (daya nyata) terdapat pada tahanan. - Daya reaktif terdapat pada sebuah reaktansi. Untuk daya reaktif positif terdapat pada induktor, sedangkan daya reaktif negatif terdapat pada kapasitor. Penyebabnya adalah: Adanya perbedaan sudut phasa antara tegangan dan arus. Atau adanya faktor daya yang merupakan petunjuk yang menyatakan sifat suatu bahan. 4. Buktikan rumus matematis dari Daya aktif = Vrms x Irms x Cos Ø Jawab : Pt vt it watt Sedangkan pada arus bolak-balik, tegangan terpasang v Vm cos t Menghasilkan arus yang tertinggal sejauh θ, i Im cos t , dimana θ bias positif atau negative berturut-turut sesuai dengan impedansi pengganti induktif atau kapasitif. Sehingga, daya menjadi: P Vm Im cos t cost Vm Im 1 cos t t cos t t 2 1 Vm Im cos 2t cos t 2 suku cos 2t memiliki nilai rata-rata nol, sehingga: Prata rata 1 Vm Im cos 2 sedangkan untuk nilai-nilai efektif / rms, diketahui bahwa: Vrms Vm 2 ; I rms Im 2 Dengan demikian didapatkan bahwa harga daya aktif / efektif adalah: 1 2 Vrms 2 I rms cos 2 terbukti P Vrms I rms cos Daya akitf 5. Gambarkan cara mengukur daya dari suatu komponen dengan menggunakan Voltmeter dan Amperemeter! Jawab : Cara mengukur daya dengan menggunakan Voltmeter: V2 I E Z (Beban) V3 AC V1 cara pengukurannya, yaitu dengan menggunakan tiga buah voltmeter dan satu buah resistans. Cara mengukur dengan menggunakan Amperemeter: I3 I1 A3 A1 I2 A2 Z (Beban) E AC cara pengukurannya, yaitu dengan amperemeter dan satu buah resistans. menggunakan tiga buah 6. Jelaskan cara memperbaiki faktor daya pada beban induktif. Jawab : Cara memperbaiki faktor daya pada beban resistif adalah dengan cara menambahkan kapasitor yang dipasang paralel dengan induktor, yang dimaksudkan untuk menaikkan factor dayanya, sehingga dapat menghemat karena dapat mengurangi daya semunya (dalam kVA). V. TABEL HASIL PENGAMATAN A. Daya Pada Transistor frek Hz Vr Ir 100 mA Daya V.I 0,8 Watt Daya pada Wattmeter 0,045 Watt 100 mA 0,9 Watt 0,045 Watt Ir 120 mA Daya V.I 0,5 Watt Daya pada Wattmeter 0 60 mA 1,1 Watt 0 100 Hz 10 Vptp 1 KHz B. Daya Pada Kapasitor frek Hz Vr 1 KHz 10 Vptp 2 KHz C. Daya Pada Rangkaian RC Frek Hz Hubungan V Daya pada Wattmeter Cos Ø 20 0,0775 0,95 40 50 0,01875 0,71 RC parallel 250 60 0,09 0,587 RC seri 100 22,5 0,0675 0,983 RC parallel I (mA) 120 Ø 800 Hz RC seri 1 KHz 10 D. Faktor Daya D.1 Faktor Daya Pada Induktif Murni Frek Hz V I (mA) Ø Daya pada Wattmeter Cos Ø 6,25.10-3 800 Hz 120 81,82 0,99 10 5,0.10-3 1 KHz 100 80 0,309 D.2 Faktor Daya RL Seri Frek Hz V 800 Hz I (mA) Ø Daya pada Wattmeter Cos Ø 40 30 0,045 0,891 35 36 0,04 0,853 10 1 KHz D.3 Memperbaiki Faktor Daya Frek Hz C V Daya pada Wattmeter Cos Ø 0 0.04875 1 60 0 0.04875 1 470 µF 60 0 0.04 1 1 µF 60 0 0.04125 1 470 µF I (mA) 60 Ø 800 Hz 1 µF 10 1 KHz E. Transformator E.1. Rasio Tegangan Frek KHz Teg.primer 1 Bentuk gel Teg.sekunder Bentuk primer gel.sekunder V2 V1 20Vptp 2 30Vptp 3 10Vpfp 2 VI. TUGAS LAPORAN A. Daya Pada Resistor 1. Hitung daya dari tegangan dan arus yang didapat dari data percoban, bandingkan dengan data dari wattmeter. Beri kesimpulan. Jawab : Daya didapat dari rumus : P = Vr. Ir P1 = Vr1 . Ir1 = 10 V . 80 mA = 0,8 Watt P2 = Vr2 . Ir2 = 10 V . 90 mA = 0,9 Watt Terdapat perbedaan yang mencolok antara hasil perhitungan dengan daya yang tertera pada wattmeter, hal ini disebabkan oleh karena kemungkinan alat wattmeter tidak dalam kondisi yang baik pada saat praktikum. 2. Jalaskan pengaruh dari frekuensi pada percobaan ini. Jawab : Pengaruh dari frekuensi pada praktikum ini adalah semakin besar nilai frekuensi maka arus yang dihasilkan semakin besar demikian pula dengan daya yang dihasilkan juga besar. B. Daya Pada Kapasitor 1. Hitung daya dari tegangan dan arus yang didapat dari data percoban, bandingkan dengan data dari wattmeter. Beri kesimpulan Jawab : Daya didapat dari rumus : P = Vr. Ir P1 = Vr1 . Ir1 = 10 V . 50 mA = 0,5 Watt P2 = Vr2 . Ir2 = 10 V . 110 mA = 1,1 Watt Terdapat perbedaan yang mencolok antara hasil perhitungan dengan daya yang tertera pada wattmeter, hal ini disebabkan oleh karena kemungkinan alat wattmeter tidak dalam kondisi yang baik pada saat praktikum. 2. Mengapa jika frekuensi dinaikkan terus, hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori? Beri Penjelasan. Jawab : Karena nilai f berbanding terbalik dengan T (perioda). Jika f besar maka nilai T kecil. Begitu pula sebaliknya, jika f kecil maka T atau perioda yang dihasilkan besar. f= C. Daya Pada RC 1. Bandingkan daya aktif hasil perhitungan dengan hasil pengukuran, juga factor dengan hasil yang ada pada osoloskop Jawab : o Daya Aktif : P = V . I . cos Ø P1 = V . I . cos Ø = 10 V . 100 mA . 0,866 = 0,866 Watt P2 = V . I . cos Ø = 10 V . 40 mA . 0,588 = 0,2352 Watt P3 = V . I . cos Ø = 10 V . 100 mA . 0,782 = 0,782 Watt P4 = V . I . cos Ø = 10 V . 50 mA . 0,866 = 0,433 Watt o Daya semu : S = V . I S1 = V . I = 10 V . 100 mA = 1 VA S2 = V . I = 10 V . 40 mA = 0,4 VA S1 = V . I = 10 V . 100 mA = 1 VA S1 = V . I = 10 V . 50 mA = 0,5 VA o Factor daya = daya aktif daya semu Faktor Daya 1 = 0,866 daya aktif 0,866 = 1 daya semu Faktor Daya 2 = daya aktif 0,2352 = 0,588 daya semu 0,4 Faktor Daya 3 = 0,782 daya aktif 0,782 = 1 daya semu Faktor Daya 4 = daya aktif 0,433 = 0,866 daya semu 0,5 2. Apa pengaruhnya apabila frekuensi dinaikkan Jawab : Pengaruh dari frekuensi pada praktikum ini adalah semakin besar nilai frekuensi maka arus yang dihasilkan semakin besar, perioda yang dihasilkan kecil dan daya yang dihasilkan juga besar. Jika frekuensi kecil maka arus yang dihasilkan kecil, perioda yang dihasilkan besar serta daya yang dihasilkan kecil. D. Faktor Daya 1. Hitung factor daya untuk rangkaian D3.1, D3.2 dan D3.3, bandingkan dengan hasil percobaan. Jawab : o Daya Aktif : P = V . I . cos Ø P1 = V . I . cos Ø = 10 V . 120 mA . 0,309 = 0,3708Watt P2 = V . I . cos Ø = 10 V . 90 mA . 1= 0,9 Watt o Daya semu : S = V . I S1 = V . I = 10 V . 120 mA = 1,2 VA S2 = V . I = 10 V . 90 mA = 0,9 VA o Factor daya = daya aktif daya semu Faktor Daya 1 = daya aktif = daya semu Faktor Daya 2 = daya aktif 0,9 = 1 daya semu 0,9 2. Untuk percobaan D3, hitung persentasi kenaikan factor daya dan daya aktif (P) Jawab : o Daya Aktif : P = V . I . cos Ø f = 800 Hz P1 = V . I . cos Ø = 10 V . 100 mA . 0,623 = 0,623 Watt P2 = V . I . cos Ø = 10 V . 70 mA . 0,623 = 0,436 Watt f = 1 KHz P1 = V . I . cos Ø = 10 V . 90 mA . 0,5 = 0,45 Watt P2 = V . I . cos Ø = 10 V . 60 mA . 0,5 = 0, 3 Watt o Daya semu : S = V . I f = 800 Hz S1 = V . I = 10 V . 100 mA = 1 VA S2 = V . I = 10 V . 70 mA = 0,7VA f = 1 KHz S1 = V . I = 10 V . 90 mA = 0,9 VA S2 = V . I = 10 V . 60 mA = 0,6 VA o Factor daya = daya aktif daya semu f = 800 Hz Faktor Daya 1 = daya aktif = daya semu Faktor Daya 2 = daya aktif = daya semu f = 1 KHz Faktor Daya 1 = daya aktif = daya semu Faktor Daya 2 = daya aktif = daya semu o % Kenaikan Faktor Daya f = 800 Hz % Kenaikan Faktor Daya = (Faktor daya 1 – Faktor Daya 2) x 100% = (0,623 – 0,623) x 100% =0 f = 1 KHz % Kenaikan Faktor Daya = (Faktor daya 1 – Faktor Daya 2) x 100% = (0,5 – 0,5) x 100% =0 % Kenaikan Daya Aktif f = 800 Hz % Kenaikan Faktor Daya = (Daya Aktif 1 – Daya Aktif 2) x 100% = (0,623 – 0,436) x 100% = 18,7 % f = 1 KHz % Kenaikan Faktor Daya = (Daya Aktif 1 – Daya Aktif 2) x 100% = (0,45 – 0,3) x 100% 3. Apakah kenaikan factor daya (cos Ø) sebanding dengan kenaikan daya aktif. Jelaskan. Jawab : Sebanding, karena untuk mencari nilai P = V . I cos Ø sehingga jika nilai cos Ø bertambah besar maka nilai P ikut bertambah besar. Jika nilai cos Ø bertambah kecil maka nilai P ikut bertambah kecil. 4. Apa syarat untuk mendapatkan cos Ø = 1 Jawab : Untuk mendapatkan nilai cos Ø = 1 maka sudut Ø = 00 Cos Ø = 1 Ø = arc cos 1 Ø = 00 P = V . I . cos Ø Cos Ø = 1= P V.I P V.I P=V.I 5. Hitung harga C agar didapat factor daya yang ideal Jawab : Factor Daya yang ideal = 0,98, maka P = V . I . cos Ө V= ; I= Q=I.t V= P = V . I . cos Ө cos Ө = cos Ө = cos Ө = C= C= 6. Mengapa sudut fasa tidak 900 pada rangkaian D3.1 Jawab : Sudut fasa pada rangkaian D3.1 tidak 900 karena penggunaan beban induktif yang digunakan pada praktikum tidak murni. Jika beban induktif yang digunakan adalah beban induktif murni maka sudut yang dihasilkan 900. 7. Gambarkan diagram fasor untuk rangkaian RL seri. R L Vs Digram Fasornya : IZ IZ = Im Ө IR