Sesi-01 DASAR ELEKTRONIKA 1.1 1 -1 Tujuan Mengenal dan memahami prinsip dasar arus, tegangan, tahanan, daya, konduktor, isolator, frekuensi, regulator dan pengenalan alat ukur. 1.2 Dasar Teori Sistem analog adalah suatu komponen atau rangkaian tertentu yang pengoperasiannya cenderung bersifat manual, sehingga batasan masukan dan keluaran tidak tetap (terdapat skala pembacaan nilai minimum dan maximum). 1.2.1 Arus (Current ) Pada dasarnya semua materi terdiri dari bagian – bagian atom, dan atom – atom terdiri dari partikel – partikel, tiga partikel yang penting adalah elektron, proton dan neutron. Elektron bermuatan negatif, proton bermuatan positif dan neutron adalah netral atau tak bermuatan. Fenomena menggosok sisi karet dengan kain wol termasuk dalam bidang elektrostatik dengan sifat muatan listrik pada waktu diam, tetapi satu bagian dari percobaan tersebut telah menyimpang dari elektrostatika, yakni proses pemindahan muatan dari kain wol ke sisir. Arus listrik atau arus (I) adalah muatan yang bergerak melalui sebuah titik tertentu per satuan waktu atau : I dq dt q = Muatan listrik t = Waktu Arus listrik ini diukur dengan coulomb per second atau yang sering disebut ampere. 1.2.2 Tegangan Suatu energi yang diperlukan untuk menggerakan elektron dari satu titik ke titik lainnya disebut perbedaan potensial antara dua titik, perbedaan potensial V diukur dengan kerja per unit muatan listrik atau : V w q W = Kerja yang diperlukan (Joule) Q = Muatan listrik (Coulumb) V = Tegangan (Volt) V adalah tegangan dengan satuan volt yang sama dengan Joule / Coulomb. Panduan Praktikum AVR Atmega8535 LPKIA 1 -2 Sumber tegangan biasanya dinyatakan dengan suatu elemen dua terminal yang diberi tanda (+) dan (–) untuk sumber tegangan DC seperti Battery /sumber tegangan DC lain: Gambar 1-1 Sumber Tegangan AC Sumber Tegangan Battery 4 Buah Battery yang di pasang seri Sumber Tegangan arus bolak balik AC Gambar 1-2 Simbol-Simbol Sumber Tegangan 1.2.3 Tahanan (Resistance) Terbentuk karena adanya perbedaan potensial antara ujung kawat konduktor elektron bebas dalam konduktor bergerak, namun timbulnya tahanan dalam konduktor terjadi akibat tabrakan diantara elektron – elektron tersebut. Besar dari tahanan ini tergantung dari jenis konduktor yang disebut resistivity atau tahanan jenis dengan simbol ρ. Besarnya ρ dari jenis – jenis konduktor ditunjukan pada tabel berikut: MATERIAL Resistivity 108Ω/m Alumunium 2,6 Brass 6 Copper (tembaga) 1,7 Silver 1,5 Tangter 5,6 Carbon 3,5 x 102 Tabel 1-1 Jenis Tahanan (ρ) Panduan Praktikum AVR Atmega8535 LPKIA 1 -3 Hal penting lain yang mempengaruhi tahanan adalah luas penampang konduktor, besarnya tahanan dari kawat konduktor dengan panjang L meter dan luas panjangnya MM2 dinyatakan: R L A dimana: ρ = Resistivity (tahanan jenis) L = Panjang A = Luas penampang Dari pernyataan ini tahanan kawat yang panjang lebih besar dari kawat yang pendek untuk meter yang sama. Contoh: Sebuah komponen dililit dengan kawat tembaga 100, luas penampang 0,8 MM2, maka besar tahanan komponen tersebut adalah: L = 100 m A = 0,8 mm2 ρ = 0,0175 Ω/m dari rumus R L A = 0,0175. 100 0,8 = 2,1935 Ohm (Ω) 1.2.4 Daya (power) Merupakan penyerapan usaha (daya) oleh suatu elemen dalam pernyataan tegangan dan arus yang mengalir pada elemen tersebut. Daya atau disingkat P adalah: P V .I dimana: V = tegangan I = Arus Contoh: 1. Sebuah elemen listrik dengan tegangan 220 volt, arus yang mengalir = 1 A. Maka daya yang diserap oleh elemen listrik: P =VxI = 220 x 1 = 220 watt 2. Lampu pijar 40 watt tegangan 220 volt berarti arus yang mengalir pada I Panduan Praktikum V AVR Atmega8535 LPKIA 40 I 220 1 -4 lampu tersebut: P =VxI → 3. Daya yang diserap oleh elemen listrik berikut: + I= 3A V = 5 volt (a) + I= 3A V = 2 volt (b) a) Daya yang diserap 15 watt b) Daya yang diserap 6 watt Alternating Current (AC) Adalah arus dan tegangan didalam rangkaian elektronik yang tidak selalu konstan (tetap) terhadap waktu tetapi berubah terhadap waktu. Dengan kata lain suatu arus yang berubah – ubah terhadap waktu dan berubah arah secara periodik disebut alternating current (arus bolak – balik) yang diberi simbol ac. Sinusoidal Signal Bentuk gelombang bolak – balik (alternating) secara sederhana adalah gelombang sinus tegangan atau arus yang bervariasi terhadap waktu secara sinusoidal. Gelombang sinusoidal dihasilkan dengan berubahnya komponen vertikal sebagai vektor yang berputar kebalikan dari arah jarum jam dengan kecepatan sudut ω. Waktu interval yang diperlukan dalam satu cycle disebut perioda T, jumlah cycle per detik adalah frequensi atau sama dengan 1/T dengan satuanya Hertz (Hz), dimana range frequensi mulai dari Hertz, Kilohertz (KHz), Megahertz (Mhz) sampai Gigahertz (Ghz). Satu revolusi diperlukan 2π radian dengan waktu t detik, dengan kecepatan sudut ω adalah 2 πf. Jika panjang vektor adalah vp sin ω, dimana vp adalah harga maksimum atau peak amplitudo Panduan Praktikum AVR Atmega8535 LPKIA 1 -5 1.2.5 Konduktor Secara umum konduktor atau penghantar terbagi dalam dua jenis: 1. Konduktor listrik: material yang dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah. Dalam teknik elektronika adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah memiliki tahanan jenis kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif. Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi sebagai penghantar, emas adalah sangat baik, tetapi karena harganya sangat mahal, maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak digunakan. 2. Konduktor panas: material yang dapat menghantarkan panas dengan mudah Konduksi panas atau konduksi termal adalah penjalaran kalor tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat perantaranya. Penjalaran ini biasanya terjadi pada benda padat. Konduksi terjadi dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Benda suhunya tinggi akan melepaskan kalor, sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, hingga tercapai kesetimbangan termal. Penjalaran panas ini diperikan oleh rumus matematika berikut: T = C + (T0 − C)ekt T adalah suhu, T0 suhu awal, t waktu, C dan k adalah konstanta. Jenis Bahan Konduktor Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 1. Konduktifitasnya cukup baik. 2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi. 3. Koefisien muai panjangnya kecil. 4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain: 1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya. 2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya. 3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding). Panduan Praktikum AVR Atmega8535 LPKIA 1 -6 Klasifikasi Konduktor Menurut bahan: 1. Kawat logam biasa, contoh: a. BBC (Bare Copper Conductor). b. AAC (All Aluminum Alloy Conductor). 2. Kkawat logam campuran (Alloy), contoh: a. AAAC (All Aluminum Alloy Conductor) b. kawat logam paduan (composite), seperti: kawat baja berlapis tembaga (Copper Clad Steel) dan kawat baja berlapis aluminium (Aluminum Clad Steel). 3. Kkawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau lebih, contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced). Menurut konstruksi: 1. Kkawat padat (solid wire) berpenampang bulat. 2. Kkawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris. 3. Kkawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar. Menurut bentuk fisik: 1. Konduktor telanjang. 2. Konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada bagian luarnya diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja, contoh: a. Kabel twisted. b. Kabel NYY c. Kabel NYCY d. Kabel NYFGBY Kriteria mutu penghantar Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur – unsur pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya banyak berperan dalam proses pembuatan penghantar itu sendiri. Unsur–unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan mempengaruhi sifat – sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki konduktivitas listrik lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya. Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah. Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga Panduan Praktikum AVR Atmega8535 LPKIA 1 -7 membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan penggunaan penghantar itu sendiri. Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata juga sangat ditentukan oleh nilai ekonomis logam tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi antara nilai teknis dan ekonomi logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai kompromi termurahlah yang akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada saat ini, logam Tembaga dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah. 1.2.6 Isolator Biasa dikatakan sebagai perangkat yang merupakan penghantar arus listrik tidak baik, bahan-bahan yang termasuk di dalam ini adalah seperti kayu, asbes, plastik dan lain-lain. Bisa juga diartikan sebagai penghalang arus listrik. Secara definisi merupakan 1. Penyekat atau pengisolasi (tentang arus listrik) 2. Bahan atau alat yang mempunyai hambatan elektrik atau panas yang sangat tinggi sehingga dapat dipakai untuk menyekat listrik atau panas dari benda lain Fungsi isolator adalah kebalikan dari konduktor Regulator Regulator adalah rangkaian regulasi atau pengatur tegangan keluaran dari sebuah catu daya agar efek darinaik atau turunnya tegangan jala-jala tidak mempengaruhi tegangan catu daya sehingga menjadi stabil. Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple -nya kecil, tetapi ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan outputnya juga akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika arus semakin besar ternyata tegangan dc keluarannya juga ikut turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil. Beberapa alasan yang mungkin diperlukannya sebuah regulator. 1. Fluktuasi tegangan jala-jala 2. Perubahan tegangan akibat beban (loading) 3. Perlu pembatasan arus dan tegangan untuk keperluan tertentu Panduan Praktikum AVR Atmega8535 LPKIA 1 -8 Ada 4 jenis regulator : 1. Regulator dengan Zener Merupakan rangkaian regulator yang paling sederhana, zener bekerja pada daerah breakdown sehingga menghasilkan tegangan output sama dengan tegangan zener, atau : Vout=Vz. Namun, rangkaian ini hanya bermanfaat jika arus beban tidak lebih dari 50mA. 2. Regulator Zener Follower Regulator ini pada dasarnya adalah regulator zener yang dikonfigurasi dengan transistor NPN untuk menghasilkan arus cukup besar. Iz adalah arus minimum yang diperlukan oleh dioda zener untuk mencapai tegangan breakdown zener tersebut. Besar arus ini dapat diketahui dari datasheet yang besarnya lebih kurang 20 mA 3. Regulator dengan op-amp Teknik regulasi yang lebih baik lagi adalah menggunakan Op-Amp. Jika V out naik, V in(-) juga naik sampai tegangan ini = tegangan referensi Vz. Jika tegangan V out menurun, Op-amp akan menjaga kestabilan di titik referensi Vz sehingga setiap saat Op-amp menjaga kestabilan. 4. Regulator dengan IC (Integrated Circuit) Saat ini sudah banyak dikenal komponen seri 78XX sebagai regulator tegangan tetap positif dan seri 79XX yang merupakan regulator untuk tegangan tetap negatif. Panduan Praktikum AVR Atmega8535 LPKIA 1 -9 Regulator 78xx atau 79xx sudah dikemas menjadi satu IC, bBahkan komponen ini biasanya dilengkapi dengan pembatas arus ( current limiter ) dan pembatas suhu (thermal shutdown). Komponen ini memiliki tiga pin, hanya dengan menambah beberapa komponen lain sudah dapat menjadi rangkaian catu daya yang ter-regulasi dengan baik. Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan 5 volt, 7812 regulator tegangan 12 volt dan seterusnya, sedangkan seri 79XX misalnya adalah 7905 dan 7912 yang berturut-turut adalah regulator tegangan negatif 5 dan 12 volt. Frekuensi Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang waktu yang diberikan. Untuk memperhitungkan frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik. Secara alternatif, seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah kejadian atau peristiwa (dan menyebutnya sebagai periode), lalu memperhitungkan frekuensi (f) sebagai hasil kebalikan dari periode (T ), seperti nampak dari rumus di bawah ini: Amplitudo adalah pengukuran skalar yang nonnegatif dari besar osilasi suatu gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak terjauh dari garis kesetimbangan dalam gelombang sinusoide. 1.2.9 Pengenalan Alat Ukur Dalam teknik pengukuran, lazim dikenal berbagai alat ukur seperti ohmmeter, voltmeter, amperemeter, wattmeter, yang biasa dikemas dalam satu alat yang disebut Multitester atau multimeter, adalah alat ukur yang dapat mengukur besarnya arus, tegangan dan resistansi. Sehingga multitester ini disebut juga AVOmeter dimana AVO adalah singkatan dari Ampere Volt dan Ohm. Ampere adalah satuan untuk nilai arus dan alat ukurnya disebut Amperemeter, volt adalah satuan nilai tegangan dan alat ukurnya disebut voltmeter dan ohm adalah satuan nilai resistansi dan alat ukurnya disebut ohmmeter. Selanjutnya kita akan menyebutnya multimeter. Panduan Praktikum AVR Atmega8535 LPKIA 1 -10 Multimeter ada 2 jenis yaitu: multimeter analog dan multimter digital. Multimeter analog menampilkan data hasil pengukurannya berupa pergerakan jarum penunjuk pada skala. Sedangkan multimeter digital menampilkan data hasil pengukurannya berupa angka-angka yang ditampilkan pada display. Dibawah ini adalah gambar multimeter analog dan multimeter digital. (a) (b) Gambar 1-3 a) Multitester Analog b) Multitester Digital Pada rangkaian elektronika, multimeter ini akan digambarkan dalam bentuk simbol. Voltmeter + V - Amperemeter + A VDC VAC DCA Ohmmeter Gambar 1-4 Simbol-simbol meter dan selektor Pengukuran Tegangan DC 1. Atur posisi range selector pada range tegangan DC terbesar. 2. Pasangkan test lead + pada titik rangkaian yang lebih positif dan test lead – pada titik rangkaian yang lebih negatif. Gambar 1-5 Pengukuran tegangan DC menggunakan voltmeter Panduan Praktikum AVR Atmega8535 LPKIA 1 -11 3. Perhatikan pergerakan jarum penunjuk terhadap skala pada panel. Jika range terlalu besar, atur range selector pada range yang lebih kecil hingga besarnya tegangan dapat dibaca lebih akurat. Lihat tabel 1.2 untuk membaca datanya. (ketika memindahkan range selector lepaskan terlebih dahulu test lead dari titik rangkaian.) 4. Setelah selesai pindahkan range selector pada posisi OFF. Pengukuran Tegangan AC 1. Atur posisi range selector pada range tegangan AC terbesar. 2. Pasangkan test lead + dan test lead – pada titik-titik rangkaian. (pada pengukuran tegangan AC polaritas tegangan tidak diperhatikan.) Gambar 1-6 Pengukuran tegangan AC menggunakan voltmeter 3. Ikuti langkah 3 dan 4 pada pengukuran tegangan DC Pengukuran Arus DC 1. Atur posisi range selector pada range arus DC terbesar. 2. Putus sambungan rangkaian yang akan diukur arusnya. 3. Pasangkan Amperemeter secara seri pada rangkaian yang diputus tadi dengan cara memasangkan test lead + pada titik sambungan yang lebih positif dan test lead – pada titik sambungan yang lebih negatif. Gambar 1-7 Pengukuran arus DC menggunakan amperemeter 4. Perhatikan pergerakan jarum penunjuk terhadap skala pada panel. Jika range terlalu besar, atur range selector pada range yang lebih kecil hingga besarnya arus dapat dibaca lebih akurat. Lihat tabel 1.2 untuk membaca datanya. (ketika memindahkan range selector lepaskan terlebih dahulu test lead dari titik rangkaian). 5. Setelah selesai pindahkan range selector pada posisi OFF. Panduan Praktikum AVR Atmega8535 LPKIA 1 -12 Pengukuran Resistansi pada Resistor 1. Atur posisi range selector pada range pengali resistansi terbesar. 2. Kalibrasi Ohmmeter dengan cara menghubungkan kedua test lead dan atur pergerakan jarum penunjuk dengan mengatur adjustment 0 agar jarum penunjuk berada pada posisi 0 (sebelah kanan). 3. Pasangkan test lead + dan test lead – pada kaki-kaki resistor. (pada pegukuran ini polaritas tidak diperhatikan.) Gambar 1-8 Pengukuran resistansi menggunakan ohmmeter 4. Perhatikan pergerakan jarum penunjuk terhadap skala pada panel. Jika range terlalu besar, atur range selector pada range yang lebih kecil kemudian kalibrasi ulang seperti pada langkah 2. Selanjutnya ukur kembali seperti langkah 3 hingga besarnya resistansi resistor dapat dibaca lebih akurat. Lihat tabel 1.2 untuk membaca datanya. 5. Setelah selesai pindahkan range selector pada posisi OFF. Pengukuran Tegangan DC Tegangan AC Arus DC Resistansi Posisi Range Selektor Skala yang dibaca Pengali DC 0,1 V DC 0,5 V DC 2,5 V DC 10 V DC 50 V DC 250 V DC 1000 V AC 10 V AC 50 V AC 250 V AC 1000 V DC 50 uA DC 2,5 mA DC 25 mA DC 0,25 A x1 x10 x1K x10K DCV.A 10 DCV.A 50 DCV.A 250 DCV.A 10 DCV.A 50 DCV.A 250 DCV.A 10 AC 10 V ACV 50 ACV 250 ACV 10 DCV.A 50 DCV.A 250 DCV.A 250 DCV.A 250 x0,01 x0,01 x0,01 x1 x1 x1 x100 x1 x1 x1 x100 x1 x0,01 x0,1 x0,001 x1 x10 x1000 x10000 Tabel 1-2 Pengukuran menggunakan Multitester Analog Panduan Praktikum AVR Atmega8535 LPKIA 1 -13 Projectboard Projectboard adalah papan percobaan untuk menyusun rangkaian elektronika sebelum dibuat dalam bentuk PCB. Hal ini dilakukan untuk mencoba dan menguji rangkaian elektronika yang akan dibuat menjadi PCB jika sudah benar. Di bawah ini adalah bentuk tampak muka dan lubang-lubang terkoneksi projectboard. a) (a) b) (b) Gambar 1-8 Projectboard (a) Tampak muka (b) Koneksi-koneksi pada projectboard Pada gambar a) tampak titik-titik yang merupakan lubang-lubang sebagai tempat memasangkan kaki-kaki komponen. Sedang gambar b) tampak garis-garis tebal yang menunjukkan bahan logam untuk menghubungkan lubang-lubang pada projectboard. Pada bagian 1 dan 4 lubang-lubang terkoneksi secara horizontal, sedang pada bagian 2 dan 3 lubang-lubang terkoneksi secara vertikal. Garis yang tidak terhubung menandakan tidak ada koneksi. Contoh kolom 1 pada baris A .. E terkoneksi, tetapi tidak terkoneksi dengan kolom 1 baris F .. J, ini berarti bagian 2 tidak terkoneksi dengan bagian 3. Bagian 1 dan 4 biasanya digunakan sebagai tempat koneksi dengan catu daya. Sedangkan bagian 2 dan 3 digunakan sebagai koneksi kaki-kaki komponen. 1.3 Tugas Akhir Buat kesimpulan dari uraian diatas Panduan Praktikum AVR Atmega8535 LPKIA