RESUME tentang MINERAL - Blog UB

advertisement
TUGAS KELOMPOK
PENGETAHUAN BAHAN AGROINDUSTRI
Oleh :
Nysa Ayu Farisandi
(115100313111002)
Erlina Nur Maharani
(125100307111004)
Fenti nur Addina
(125100307111010)
Anna Wijayanti
(125100307111054)
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
RESUME MINERAL
 KALSIUM
1. Kandungan dalam beberapa makanan
Bahan Makanan
Kalsium
mg
Bayam
267
Kangkung
73
Nanas
16
Pepaya
23
Pisang Ambon
8
Jeruk Manis
33
Kacang Ijo
125
Pete Segar
95
Tempe Kedele
129
Keju
777
Tepung susu
904
(Riyadi, 2002)
2. Fungsi
Pembentukan tulang dan gigi, Kalsium dalam tulang berguna sebagai bagian
integral dari struktur tulang dan sebagai tempat menyimpan kalsium, Mengatur
pembekuan darah, Katalisator reaksi biologic, seperti absorpsi vitamin B12, tindakan
enzim pemecah lemak, lipase pancreas, eksresi insulin oleh pancreas, pembentukan
dan pemecahan asetilkolin, Relaksasi dan Kontraksi otot, dengan interaksi protein
yaitu aktin dan myosin, Berperan dalam fungsi saraf, tekanan darah dan fungsi
kekebalan dan meningkatkan fungsi transport membran sel, stabilisator membrane,
dan transmisi ion melalui membrane organel sel (Moehji, 2006).
3. Defisiensi : Akibatnya bagi kesehatan
Menyebabkan gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok
dan rapuh. Pada usia lanjut terjadi osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan
stress. Dapat juga terjadi pada perokok dan pemabuk. Selain itu dapat juga
menyebabkan osteomalasia yaitu riketsia pada orang dewasa dan terjadi karena
kekurangan vitamin D. Kadar kalsium darah yang rendah dapat menyebabkan tetani
atau kejang (Moehji, 2006).
4. Suapan anjuran
Angka kecukupan kalsium sehari dianjurkan berdasarkan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (2004). Angka Kecukupan Kalsium Yang dianjurkan:
Golongan
Umur
0-6 bln
7-11 bln
1-3 thn
4-6 thn
7-9 thn
AKK* (mg)
200
400
500
500
600
Golongan
Umur
Wanita :
10-12 thn
13-15 thn
16-18 thn
19-29 thn
30-49 thn
50-64 thn
≤ 65 thn
AKK* (mg)
1000
1000
1000
800
800
1000
1000
Pria :
10-12 thn
1000
13-15 thn
1000
16-18 thn
1000
Hamil :
+ 150
19-29 thn
800
30-49 thn
800
Menyusui :
50-64 thn
1000
0-6 bln
+ 150
≤ 65 thn
1000
7-12 bln
+150
5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan
Untuk contoh pada makanan remis. Pengolahan dengan cara perengukusan
menyebabkan kehilangan kadar kalsium remis sebanyak 30,74%,perebusan sebanyak
41,11% dan perebusan garam 23,13%. Mengonsumsi remis sebanyak 100 g dapat
menyumbangkan kalsium dalam keadaan segar sebanyak 39,91%, kukus sebanyak
36,11%, rebus sebanyak 34,17% dan rebus garam sebanyak 45,79% dari angka
kecukupan gizi. Turunnya kadar kalsium ini didukung oleh hasil penelitian yang
menyatakan terjadi penurunan yang signifikan pada mineral terutama, fosfor, kalsium,
kalium dan seng pada Colocasia esculenta (L.) Schott setelah dilakukan proses
pemasakan (lewu, 2010)
 BESI
1. Kandungan dalam beberapa makanan
Jenis
Fe (mg)
Daging
2.2-5
Ikan
1.2-4
Telur
1.2-1.5
KacangHijau
6
KacangKedelai
15.7
(Riyadi, 2002)
2. Fungsi
Zat besi merupakan salah satu mineral yang dapat membuat tubuh sehat Tubuh
manusia mengandung lebih kurang 3,5 - 4,5 gram zat besi, di mana dua per tiganya ditemukan
di dalam darah, sementara sisanya ditemukan di dalam hati, sumsum tulang, otot. Peranannya
dalam produksi sel darah merah sudah sangat terkenal, terutama untuk kaum wanita. Zat besi
memiliki fungsi yang sangat vital didalam tubuh manusia. Fungsi zat besi antara lain adalah
untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan, pembentukan hemoglobin dalam
darah, mempertahankan pigmentasi rambut, meningkatkan kekuatan fisik dan mental. Zat besi
juga sangat penting dalam proses pembentukan hemoglobin serta membantu system
kekebalan tubuh dalam menangkal berbagai serangan virus dan bakteri. Untuk
mentransportasikan oksigen, zat besi harus bergabung dengan protein dan membentuk
hemoglobin dalam sel darah merah serta myoglobin di dalam serabut otot. Bila zat besi
bergabung dengan protein di dalam sel zat besi akan membentuk enzim yang berperan serta
dalam pembentukan energi di dalam sel (Almatsier, 2001)
3. Defisiensi : Akibatnya bagi kesehatan
Kesulitan bernafas (nafas terengah-engah), jantung yang berdetak lebih cepat,
kelelahan, kesulitan memusatkan perhatian, tidur yang tidak pulas, sakit saat menstruasi,
ujung bibir yang pecah-pecah, iritasi mata, dan bahkan kerontokan rambut (Almatsier, 2001).
4. Suapan anjuran
Kebutuhan zat besi relatif lebih tinggi pada bayi dan anak daripada orang dewasa
apabila dihitung berdasarkan per kg berat badan. Bayi yang berumur dibawah 1 tahun, dan
anak berumur 6 – 16 tahun membutuhkan jumlah zat besi sama banyaknya dengan laki – laki
dewasa. Tetapi berat badannya dan kebutuhan energi lebih rendah daripada laki – laki dewasa.
Untuk dapat memenuhi jumlah zat besi yang dibutuhkan ini, maka bayi dan remaja harus
dapat mengabsorbsi zat besi yang lebih banyak per 1000 kcal yang dikonsumsi. Wanita
membutuhkan lebih banyak, sekitar 18 mg per hari, karena mengalami menstruasi dan
memiliki resiko lebih tinggi terkena anemia. Sedangkan pria membutuhkan 8 mg zat besi
setiap hari Zat Besi hewani lebih mudah diserap tubuh: sekitar 10-20% dibanding dari nabati
yang hanya 1- 5%. Contoh : Zat Besi yang terdapat dalam sayur bayam hanya dapat diserap
tubuh 1% sementara zat besi dari ikan dapat diserap hingga 11 %
Angka kejadian Anemia begitu tinggi karena tidak mudah memenuhi kebutuhan zat
besi hanya secara alami, juga karena tubuh membutuhkan variasi konsumsi makanan yang
dapat membantu penyerapan dan metabolisme zat besi dalam tubuh. dengan mengkonsumsi
makanan sumber zat besi maka kebutuhan vit A dalam tubuh akan tercukupi. Sumber vit A
didapat dari makanan yang mengandung zat besi. setiap hari ada sejumlah zat besi yang
hilang melalui urine, tinja, keringat, dan pelepasan sel kulit mati, rambut dan kuku yang
bervariasi dari 0.2 - 0.5 mg per hari. Berdasarkan perkiraan 10% zat besi yang dalam
makanan dapat diabsorbsi ( National Research Council) (Almatsier, 2001).
5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan
Pada dasarnya tujuan pemasakan adalah untuk melunakkan sellulosa dan
hemisellulosa sehingga lebih mudah dicerna, mengubah zat gizi yang terkandung dalam
bahan pangan menjadi bentuk yang tersedia bagi tubuh, menambah dan mengubah citarasa,
memperbaiki warna, tekstur serta membunuh organisme patogenik dan menghilangkan zat-zat
yang berbahaya bagi kesehatanyang terdapat pada bahan makanan mentah. Disamping itu
pemasakan dapat merusak zat gizi makanan. Hal ini dikarenakan zat gizi tersebut peka
terhadap ph pelarut, oksigen, cahaya dan panas atau kombinasinya. Sediaoetama (2007)
mengemukakan bahwa kehilangan zat gizi dapat terjadi karena pemasakan dan pemotongan
sayur yang kecil-kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi zat gizi sayuran pada saat
pemasakan adalah metode pemasakan, lama dan suhu pemasakan, volume air, ukuran
sayuran, dengan reaksi media pemasak. Kehilangan zat gizi selama proses pemasakan sayuran
diantaranya adalah melalui zat-zat yang mudah menguap dan zat yang rusak oleh panas. Salah
satu perubahan penting dalam pemasakan sayuran adalh kehilangan mineral zat besi
(Shafiq,2007).
 NATRIUM
1. Kandungan dalam beberapa makanan
No
Nama Bahan Makanan
1
Garam
Kadar
(mg)
38.758
Natrium
2
3
4
5
6
7
8
9
10
(Paath, 2004)
Builon blok
Kecap
Saus Tomat
Keju
Ham/Daging kornet
Sosis
Mentega/Margarin
Kraker Asin
Roti Bakar
5.000
4.000
2.100
1.250
1.250
1.000
987
710
700
2. Fungsi
Sebagai kation utama da;am cairan akstraselular, natrium menjaga keseimbangan
cairan dalam kompartemen tersebut. Natriumlah yang sebagaian besar mengatur tekanan
tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel-sel.
Di dalam sel tekanan osmosis diatur oleh kalium guna menjaga cairan tidak keluar dari
sel. Secara normal tubuh dapat menjaga keseimbangan antara natrium di luar sel dan
kalium di dalam sel. Bila seseorang memakan terlalu banyak garam, kadar natrium darah
akan meningkat. Rasa haus yang ditimbulkan akan menyebabkan minum sedemikian
banyak sehingga konsentrasi natrium darah akan kembali normal. Ginjal kemudian akan
mengeluarkan kelebihan cairan natrium tersebut dari tubuh. Hormon aldosteron menjaga
agar konsentrasi natrium di dalam darah berada pada nilai normal.
Bila jumlah natrium di dalam sel meningkat secara berlabihan, air akan masuk ke
dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyebabkan terjadinya
pembengkakanatau oedema dalam jaringan tubuh. Keseimbangan cairan jugaakan
terganggu bila seseorang kehilangan natrium. Air akan memasuki sel untuk
mengencerkan natrium dalam sel. Cairan ekstraselular akan menurun. Perubahan ini
dapat menurunkan tekana darah.Natrium menjaga keseimbangan asam basa di dalam
tubuh dengan mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium berperan dalam
transmisi saraf dan konsentrasi oto. Natrium berperan pula dalam absorpsi glukosa dan
sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus
sebagai pompa natrium (Paath, 2004)
3. Defisiensi : Akibatnya bagi kesehatan
Defisiensi natrium dapat mengakibatkan kurang sempurnanya pencernaan
karbohidrat. Untunglah devisiensi natrium ini jarang terjadi, karena natrium terdapat pada
hamper semua bahan pangan mentah maupun yang telah diolah(Purwitasari, 2009).
4. Suapan anjuran
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan oleh
tubuh. Oleh karena itu, tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. Taksiran
kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500 mg. Kebutuhan
natrium didasarkan pada kebutuhan untuk pertumbuhan, kehilangan natrium malaui
keringat dan sekresi lain. Penduduk di negeri panas membutuhkan lebih banyak natrium
daripada penduduk di negeri dingin. WHO (1990) menunjukkan pembatasan konsumsi
garam dapur hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium). Pembatasan ini
dilakukan mengingat peranan potensial natrium dalam menimbulkan tekanan darah tinggi
(hipertensi) (Purwitasari, 2009).
5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan
Untuk contoh makanan remis. Pengolahan dengan cara pengukusan menyebabkan
kehilangan kadar natrium remis sebanyak 44,87% dan perebusan sebanyak 47,70%, tetapi
terjadi peningkatan kandungan natrium sebesar 8,27% pada perebusan garam.
Mengonsumsi remis sebanyak 100 g dapat menyumbangkan natrium dalam keadaan
segar sebanyak 3,18-15,24%, kukus sebanyak 2,29-10,98%, rebus sebanyak 2,15-10,33%
dan rebus garam sebanyak 5,13-24,63% dari angka kecukupan gizi. Peningkatan kadar
natrium dikarenakan adanya penetrasi garam pada daging remis pada saat perebusan
(Ella,2012).
 IODIN
1. Kandungan dalam beberapa makanan
Jenis
Kadar iodat yang
Kadar iodida yang
makanan
didapat (mg L-1)
terbentuk (mg L-1)
Sayur
I-/IO3-
23,91
6,11
0,256
36,95
6,69
0,181
59,50
7,20
0,121
14,79
17,38
1,166
21,06
27,65
1,313
24,00
42,01
1,750
bayam
Bubur
Nasi
(Cahyadi,2006)
2. Fungsi
Penambahan
garam
beryodium
Sebelum
pemasakan
Saat
pemasakan
Siap saji
Sebelum
pemasakan
Saat
pemasakan
Siap saji
Yodium berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau
kepandaian pada anak.Yodium juga dapat membatu mencegah penyakit gondok, gondong
atau gondongan.Yodium berfungsi untuk membentuk zat tirosin yang terbentuk pada
kelenjar tiroid. Disamping untuk produksi hormone tiroid yaitu hormon yang dibutuhkan
untuk perkembangan dan pertumbuhan saraf otot pusat, pertumbuhan tulang,
perkembangan fungsi otak dan sebagian besar metabolism sel tubuh kecuali sel
otak.Yodium juga dibutuhkan untuk sel darah merah dan pernafasan sel serta menjaga
keseimbangan.metabolisme tubuh Yodium dari makanan akan diserap dan menjadi
bentuk iodida.
Yodida adalah bentuk yodium yang berada dalam tubuh yang merupakan bagian
penting dari dua hormone yaitu triiodothyronine/T3 dan tetraiodothyronine/T4, yang
dihasilkan oleh hormone thyroid. Iodine ini yang berperan mengatur suhu tubuh,
reproduksi dan fungsi iodine lainnya. Tubuh yang sehat mengandung 15-20 mg iodium
dimana 70-80 % ada di kelenjar gondok dalam bentuk thyroglobulin. Sisanya di kelenjar
air liur, kelenjar lambung, jaringan dan sebagian kecil beredar di seluruh
tubuh.Umumnya bahan makanan sumber hewani seperti ikan dan kerang mengandung
tinggi yodium. Bahan makanan sumber nabati yang mengandung tinggi yodium adalah
rumput laut.Yodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormone
tiroksintriodotironin (T3) dan tetraiodotironin (T4).
Fungsi
utama
hormon-hormon
ini
adalah
mengatur
pertumbuhan
dan
perkembangan. Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan oksigen.
Dengan demikian, hormone tiroid mengontrol kecepatan pelepasan energy dari zat gizi
yang menghasilkan energi. Tiroksin dapat merangsang metabolism sampai 30 %.
Disamping itu kedua hormone ini mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel
darah merah serta fungsi otot dan saraf. Yodium berperan pula dalam perubahan karoten
menjadi bentuk aktif vitamin A, sintesa protein dana bsorbsi karbohidrat dari saluran
cerna. Yodium berperan pula dalam sintesis kolesterol darah.Yodium disimpan dalam
kelenjar tiroid sebagai tiroglobulin(Supariasa 2001).
3. Defisiensi : Akibatnya bagi kesehatan
Pada orang dewasa, kekurangan yodium menimbulkan keadaan lemas dan cepat
lelah, produktivitas dan peran dalam kehidupan sosial rendah, serta gondok pada leher.
Selain disebabkan oleh kekurangan yodium murni, penyakit gondok juga bisa timbul
akibat zat goiterogen. Zat tersebut ditemukan dalam sayuran dari jenis Brassica seperti
kubis, lobak, dan kol kembang. Zat ini juga ditemukan dalam kacang kedelai, kacang
tanah, dan obat-obatan tertentu. Zat goiterogen dapat menghalangi pengambilan yodium
oleh kelenjar gondok sehingga konsentrasi yodium dalam kelenjar gondok sangat rendah.
Selain itu, zat tersebut juga dapat menghambat perubahan yodium dari bentuk anorganik
menjadi bentuk organik sehingga menghambat pembentukan hormon tiroksin (Supariasa
2001).
4. Suapan anjuran
Untuk memenuhi kecukupan yodium sebaiknya di dalam menu sehari-hari
sertakan bahan-bahan pangan yang berasal dari laut. Kebutuhan yodium perhari sekitar 12 mikrogram per kg berat badan. Kebutuhan yodium setiap hari di dalam makanan yang
dianjurkan saat ini adalah (Supariasa 2001):
1. 50 mikrogram untuk bayi (12 bulan pertama).
2. 90 mikrogram untuk anak (usia 2-6 tahun).
3. 120 mikrogram untuk anak usia sekolah (usia 7-12 tahun).
4. 150 mikrogram untuk dewasa (diatas usia 12 tahun).
5. 200 mikrogram untuk ibu hamil dan menyusui.
5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan
Walaupun dalam makanan sehari-hari asupan garam sudah tercukupi akan tetapi
garam hanya lah garam tanpa jumlah iodium yang berarti. Ini terjadi karena kandungan
yodium dalam garam berkurang atau hilang akibat proses pemasakan dan penyimpanan
yang tidak benar. Dari hasil penelitian kandungan yodium akan berkurang jika disimpan
di dekat daerah panas, lembab dan tidak ditutup. Selain penyimpanan, kandungan yodium
akan berkurang akibat proses pemasakan
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Cahyadi, W.2006.Penentuan Kadar Spesi Iodium dalam Garam Beriodium Yang Beredar di
Pasar dan Sediaan Makanan.Univ Pasudan:FT
Lewu MN, Adebola PO , Afolayan A.J.2010. Effect cooking on the mineral contents and antinutrional factor in seven accessions of Colocasia esculenta (L.) schott growing in
South Africa. Journal of Food Composition and Analysis 23:398-393
Moehji,S. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta: Bharatara
Paath, E. 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Buku Kedokteran ECG
Purwitasari, D. 2009. Buku Ajar Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Nuha
Medika
Riyadi, H. 2002. Gizi dan kesehatan keluarga. Jakarta: Universitas Terbuka
Salamah,E.2012.Kandungan
mineral
remis
(Corbicula
javanica)
akibat
proses
pengolahan.Bogor. IPB Jurnal Akuatika Vol. III No. 1/ Maret 2012 (74-83) ISSN
0853-2523
Shafiq. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Supariasa 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran ECG
Zakaria. 2007. Pengaruh Pengolahan terhadap Nilai Gizi Pangan. Bogor: Departemen Ilmu &
Teknologi Pangan-Fateta-IPB
BAB II
HASIL dan PEMBAHASAN
Pada hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa mineral diklasifikasikan ke dalam
mineral makro dan mineral mikro. Yang termasuk dalam mineral makro adalah kalsium dan
natrium. Sedangkan yang termasuk dalam mineral mikro adalah besi dan iodium. Masingmasing memiliki sifat yang berbeda diantaranya adalah: Kalsium adalah mineral yang paling
banyak berada di dalam tubuh manusia. Kalsium sangat dibutuhkan oleh manusia karena
memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai hal yang menyangkut system organ
dalam tubuh manusia. Pada manusia normal kandungan kalsium mencapai 1,5 sampai 2,2
persen dari berat tubuh atau memiliki berat 700 sampai dengan 1400 g. Kalsium tersebar di
dalam dan diluar sel serta berperan serta dalam berbagai aktifitas kehidupan. Pada besi dapat
dilihat bahwa pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang
menahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen. Pada manusia
dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari
masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya
mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul
kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000
Dalton.
Yodium merupakan zat makanan yang tergolong ke dalam mineral mikro. Dalam
keadaan normal, yodium dikonsumsi hewan melalui air dan tumbuh-tumbuhan yang
menyerap zat tersebut dari tanah. Yodium ditemui dalam bentuk inorganik dan organik dalam
jaringan tubuh. Yodium berada dalam satu siklus di alam. Sebagian yodium ada di laut,
sebagian lagi merembes dibawa hujan, angin dan banjir turun ke tanah dan gunung di
sekitarnya. Yodiumterdapat di lapisan bawah tanah, sumur minyak dan gas alam. Air berasal
dari sumur-sumur tersebut merupakan sumber yodium. Yodium di dalam tanah dan laut
terdapat sebagai iodide. Ion iodide dioksidasi oleh sinar matahari menjadi unsur yodium yang
mudah menguap. Yodium kemudian dikembalikan ke tanah oleh hujan. Pengembalian
yodium ke tanah berjalan lambat dan sedikit dibandingkan dengan kehilangan semula, dan
banjir berulang kali akan menyebabkan yodium yang tersedia di tanah hanyut terbawa air
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler . 35-40 % terdapat dalam
kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pancreas mengandung
banyak natrium.
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian pengendalian
komposisi cairan tubuh 65%. Untuk pemeliharaan fungsi tubuh, manusia memerlukan mineral
dalam jumlah tertentu. Mineral yang dibutuhkan tubuh hingga saat ini dikenal dengan nama
mineral makro dan mineral mikro.Intake (asupan) makanan sehari-hari, membantu manusia
mendapatkan zat yang diperlukan tubuh. Dinamakan mineral mikro, karena tubuh hanya
memerlukan dalam jumlah kurang dari 100 mg saja. Jumlah yang memang sangat kecil, tapi
sudah mencukupi bagi tubuh.
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral
esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
3.2 Saran
Sebaiknya sebagai mahasiswa harus terus mengasah
dan menambah wawasan
pengetahuan kita mengenai Mineral Mikro dan juga sebagai manusia, kita perlu menjaga
keseimbangan asupan nutrisi dan selalu menjaga kesehatan. Mineral Mikro walaupun sedikit
asupannya bagi tubuh,tetapi perlu terus di jaga agar tubuh tidak mengalami defisiensi mineral.
Semoga dengan adanya Makalah ini baik penyusun maupun pembaca dapat memahami akan
pentingnya mineral miro dalam kehiduan sehari-hari.
Download