n = _masukarL ) ( 1 0 0 % keluaran Keterangan: rj = efisiensi daya Pmasukan = daya m asukan (W) Pkeluaran = daya keluaran (W) L MOMENTUM DAN IMPULS 1. Momentum Benda yang bergerak dengan kecepatan ter­ tentu dikatakan memiliki m om entum . Jika benda bermassa m bergerak dengan kecepatan v ke satu arah maka besarnya m om entum benda tersebut adalah: Keterangan: p = m om entum benda (kg.m/s) m = massa (kg) v = kecepatan (m/s) Rumus Bahan dengan hak cipta Momentum adalah besaran vektor dan sa­ tuannya adalah kg m s- '. Penjumlahan m om entum harus ditentukan berdasarkan penjumlahan vektor. Jika vektor m om entum dan P 2 yang m em bentuk sudut 0 dijumlahkan, nilai resultannya adalah: p = y lP ,+ P 2 + 2 p ,P 2 COSd 2. Impuls Jika bola yang sedang meluncur ditendang maka arah gerak dan kecepatannya akan berubah. Kejadian ini berkaitan dengan im puls dan peru­ bahan momentum. Impuls adalah gaya yang bekerja pada benda dalam waktu singkat. Im puls (/) dinyatakan sebagai hasil kali gaya F dan selang waktu At. /= F A f Gaya yang bekerja pada benda m enyebabkan perubahan arah gerak atau kecepatan, sedangkan impuls m enyebabkan perubahan momentum. Jadi, im puls dapat dituliskan sebagai perubahan m om entum atau dengan kata lain m om entum akhir dikurangi m om entum awal. /— A p — Pakhir Pawai Jika gaya yang diberikan pada benda dan waktu kontak gaya digam barkan dalam grafik akan dihasilkan grafik gaya terhadap waktu (F-t). Dari grafik tersebut kita dapat m enentukan besar impuls yang merupakan luas daerah di bawah kurva (luas daerah yang diarsir). 3. Hukum kekekalan momentum Jika dua benda bertumbukan, m om entum total sebelum dan sesudah tum bukan selalu tetap. Kenyataan ini diungkapkan dalam hukum kekeka­ lan m om entum sebagai berikut. Pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda-benda sebelum tumbukan sam a dengan jumlah momentum benda-benda sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda itu. Hukum kekekalan sebagai berikut. m om entum dinyatakan momentum total sebelum tumbukan = momentum total sesudah tumbukan P l + P 2 = P l /+ P2/ m]V] + m2v2 = m ^ '/ * m 2v2' Keterangan: P/ = m o m e n tu ro benda 1 sebelum tu m bu kan (kg. m/s) p 2 = m om entum benda 2 sebelum tu m bu kan (kg. m/s) P) - m om entum (kg. m/s) benda 1 sesudah tum bukan p 2' = m om entum (kg.m/s) benda 2 sesudah tu m b u ka n m j = massa benda 1 (kg) m 2 = massa benda 2 (kg) vi = kecepatan benda 1 sebelum tum bukan (m/s) v 2 = kecepatan benda 2 sebelum tum bukan (m/s) v i' = kecepatan benda 1 sesudah tum bukan (m/s) ~ v2' = kecepatan benda 2 sesudah tum bukan (m/s) W alaupun dalam hukum kekekalan m o m e n ­ tum disebutkan bahw a m om entum kekal pada peristiwa tum bukan, tetapi kita bisa m e n ggu n a ka n hukum kekekalan m om entum pada interaksi antara dua benda. Benda yan g pecah akibat ledakan, peluru yan g ditem bakkan senapan, atau orang m elom pat dari perahu dapat dianalisis m e n g g u n a ka n hukum kekekalan m om entum . 4. Tumbukan lenting sempurna Pada setiap tum bukan berlaku hukum keke­ kalan m om entum . Namun, energi kinetik benda bisa saja berkurang karena berubah menjadi bentuk energi lain seperti panas atau bunyi. Tum bukan semacam ini disebut tumbukan tak lenting. Jika energi kinetik tetap sebelum dan sesudah tum bukan maka tum bukannya disebut tumbukan lenting sempurna. Pada tum bukan lenting sempurna, energi kinetik tidak berubah sebelum dan sesudah tum bukan. Persamaan yang berlaku: V l ' “ V 2 ' = V2 - V i 5. Tumbukan tak lenting Pada tum bukan tak lenting, energi kinetik benda yang bertum bukan berkurang (atau hilang) sesudah tum bukan. Secara fisik, pada tum bukan tak lenting sama sekali kedua benda akan bergabung setelah bertumbukan. Persamaan yang berlaku: V i 7 — V 2 ' = V1 Persamaan ini dapat digunakan dalam penye­ lesaian masalah tum bukan lenting sempurna bersama dengan hukum kekekalan momentum. 6. Tumbukan lenting sebagian Pada tum bukan lenting sebagian juga terdapat sebagian energi yang hilang. Pada tum bukan ini, energi kinetik sesudah tum bukan lebih kecil daripada energi kinetik sebelum tumbukan. Persamaan yang berlaku: V / - V2; < V2 - Vi Dari sini kita dapat mendefinisikan suatu koefisien yang disebut koefisien restitusi. Koefisien restitusi (e) dirum uskan sebagai berikut. Koefisien restitusi memiliki nilai 0 < e < 1 (nilai e berkisar antara 0 dan 1). Koefisien restitusi menyatakan derajat kelentingan suatu tumbukan. Berdasarkan nilai koefisien restitusinya, tum ­ bukan digolongkan dalam tiga macam, yaitu: 1. jika e = 1, tum bukan lenting sempurna, 2. jika e = 0, tum bukan tak lenting sama sekali, 3. jika 0 < e < 1, tum bukan lenting sebagian.