bab i etika moral

advertisement
1
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
TINJAUAN MATA KULIAH
Mata Kuliah
Kode Mata Kuliah
Beban Studi
Penempatan
: Etikolegal dalam praktik kebidanan
: Bd. 402
: 2 SKS (T = 1, P=1)
: Semester II
PENDAHULUAN
A.
Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata kuliah ini memberikan pemahaman tentang etika, kode etik profesi, dasar
hukum dan aspek legal dalam praktik kebidanan.
B.
Standar Kompetensi
Bidan memberikan pelayanan kebidanan dengan berlaku profesional, beretika
dan bermoral serta tanggap terhadap nilai sosial dalam praktik kebidanan
C.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Memahami tentang etika, etiket, moral dan hukum
2. Memahami tentang sistematika etika
3. Memahami fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
4. Mengidentifikasi sumber etika
5. Memahami hak, kewajiban dan tanggung jawab
6. Memahami kode etik profesi bidan
PENYAJIAN
A.
Latar Belakang
Tuntutan terhadap kualitas pelayanan kebidanan semakin meningkat
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era globalisasi.
Pemahaman yang baik mengenai etika profesi merupakan landasan yang
kuat bagi profesi bidan agar mampu menerapkan dan memberikan pelayanan
kebidanan yang profesionalisme dalam melakukan profesi kebidanan dan
dalam berkarya di pelayanan kebidanan baik kepada individu, keluarga dan
masyarakat. Pengkajian dan pembahasan tentang etika tidak selalu
berhubungan dengan moral dan norma. Kadang etika diidentikan dengan
moral, walaupun sebenarnya terdapat perbedaan dalam aplikasinya. Moral
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
2
lebih menunjuk pada perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai
sebagai kajian terhadap sistem nilai yang berlaku. Oleh karena itu para bidan
atau calon bidan harus mampu memahami kondisi masyarakat yang semakin
kritis dalam memandang kualitas pelayanan kebidanan, termasuk pula
ketidakpuasan dalam pelayanan kebidanan.
B.
Defenisi
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah
“Ethos”, yang berarti, karakter, watak, kesusilaan atau adat kebiasaan
(custom). Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang
dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakantindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which
can act as the performanceindex or reference for our control system" yang
artinya disiplin yang dapat bertindak sebagai acuan atau indeks capaian untuk
sistem kendali kita/kami. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang
filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak
mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana
manusia harus bertindak.
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian etika adalah : Ilmu
tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral,
Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, Nilai mengenai
benar dan salah yang dianut masyarakat.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:
o Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip,
aturan hidup (sila) yang lebih baik (su).
o Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Etiket
1.
Adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau
berkelompok dengan manusia lain. ber¬kaitan dengan nilai sopan santun,
tata krama dalam pergaulan formal.
2. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di
sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
3
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
3. Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu
kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di
Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi un¬tuk
kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut
telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang
harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara
bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan si kap serta
perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi.
4. Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu
merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar
manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah
tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan
menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota
masyarakat yang baik dan menyenangkan
Persamaan etika dan etiket yaitu:
1. Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai
mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak
mengenal etika maupun etiket.
2. Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya
memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan
apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru
karena
sifatnya
normatif
maka
kedua
istilah
tersebut
sering
perbuatan
manusia.
Etiket
dicampuradukkan.
Perbedaan etika dan etiket yaitu:
Etiket
1. Etiket
menyangkut
cara
melakukan
menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta
ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu
2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etiket bersifat relatif. Yang
dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap
sopan dalam kebudayaan lain.
3. Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
4
Etika
1. Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika
member norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah
apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain.
3. Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan
mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
Teori Moral
Teori moral mencoba memformulasikan suatu prosedur dan mekanisme
untuk pemecahan masalah-masalah etik.
Terdapat beberapa pendapat apa yang dimaksud dengan moral.
1. Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia (Tim Prima Pena).
a.
Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai akhlak.
b.
Akhlak dan budi pekerti
c.
Kondisi mental yang mempengaruhi seseorang menjadi tetap
bersemangat, berani, disiplin, dll.
2. Ensiklopedia Pendidikan (Prof. Dr. Soeganda Poerbacaraka).
a. Suatu istilah untuk menentukan batas-batas dari sifat-sifat, corakcorak, maksud-maksud, pertimbangan-pertimbangan, atau perbuatanperbuatan yang layak dapat dinyatakan baik/buruk, benar/salah.
b. Lawannya amoral
c.
Suatu istilah untuk menyatakan bahwa baik/benar itu lebih daripada
yang buruk/salah.
d. Bila dilihat dari sumber dan sifatnya, ada moral keagamaan dan moral
sekuler. Moral keagamaan kiranya telah jelas bagi semua orang,
sebab untuk hal ini orang tinggal mempelajari ajaran-ajaran agama
yang dikehendaki di bidang moral.
Moral sekuler merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran
agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata. Bagi kita umat beragama,
tentu moral keagamaan yang harus dianut dan bukannya moral sekuler.
Karma etik berkaitan dengan filsafat moral maka sebagai filsafat moral,
etik mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara
rasional teori yang berlaku tentang apa yang benar atau salah, baik atau
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
5
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
buruk, yang secara umum dapat dipakai sebagai suatu perangkat prinsip
moral yang menjadi pedoman bagi tindakan manusia. Dan moral diartikan
mengenai apa yang dinialinya seharusnya oleh masyarakat dan etik dapat
diartikan pula sebagai moral yang ditujukan kepada profesi. Oleh karma itu
etik profesi sebaiknya jugs berbentuk normatif.
"Pada hakikatnya moral menunjuk pada ukuran–ukuran yang telah
diterima oleh suatu komunitas dan moral jugs bersumber pada kesadaran
hidup yang berpusat pada slam pikiran" (Maman Rachman, 2004). Moral tidak
hanya berhubungan dengan larangan seksual, melainkan lebih terkait dengan
benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari.
C.
Sistematika Etika
Sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam jenis dan
ragamnya antara lain:
1. Etika deskriptif,
yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang
tingakh laku manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hai,mana
yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh
masyarakat.
2. Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan
manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi-.
a. Etika umum; yang membahas berbagai hal yang berhubungan
dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil
kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.
b.
Etika khusus; terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika
Terapan.
c.
Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan
antarsesama manusia dalam aktivitasnya,
d. Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia
sebagai pribadi,
e. Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi
Pada tahun 2001 ditetapkan oleh MPR-RI dengan ketetapan MPR-RI
No.VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Bangsa. Etika kehidupan bangsa
bersumber pada agama yang universal dan nilai-nilai luhur budaya bangsa
yaitu Pancasila. Etika kehidupan berbangsa antara lain meliputi: Etika Sosial
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
6
Budaya, Etika Politik dan Pemerintahan, Etika Ekonomi dan Bisnis, Etika
Penegakkan Hukum yang Berkeadilan, Etika Keilmuan, Etika Lingkungan,
Etika Kedokteran dan Etika Kebidanan.
D.
Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan
1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan
yg merugikan/membahayakan orang lain
3. Menjaga privacy setiap individu
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan
porsinya
5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima
dan apa alasannya
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam
menganalisis suatu masalah
7. Menghasilkan tindakan yg benar
8. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik,
buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
10. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat
maupun tata cara di dalam organisasi profesi
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya
yg biasa disebut kode etik profesi.
E.
Sumber Etika
Pancasila adalah sumber-sumber nilai, maka nilai dasar Pancasila
dapat dijadikan sebagai sumber pembentukan norma etik (norma moral)
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai
Pancasila adalah nilai moral, oleh karena itu nilai Pancasila juga dapat
diwujudkan ke dalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut
selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap
dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
7
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah system etika
yang baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja kita berada kita
diwajibkan untuk beretika di setiap tingkah laku kita. Seperti tercantum pada
sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” tidak dapat dipungkiri
bahwa kehadiran Pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat
berandil besar.
F.
Hak Kewajiban Dan Tanggung Jawab
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan
sosial sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang
diterimanya.
Hak
pasti
berhubungan
dengan
individu,
yaitu
pasien.
Sedangkan bidan mempunyai kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak
adalah sesuatu yang diterima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu
yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh
bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien.
1. Hak Pasien
a. Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai
pasien/klien:
b. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit atau instusi pelayanan
kesehatan.
c. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
d. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan
profesi bidan tanpa diskriminasi.
e. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan
keinginannya.
f.
Pasien berhak mendapatkan ;nformasi yang meliputi kehamilan,
persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.
g. Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama
proses persalinan berlangsung.
h. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
8
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
i.
Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan
pendapat kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak
luar.
j.
Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar
di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang
dideritanya, sepengatahuan dokter yang merawat.
k. Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya.
l.
Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
1) Penyakit yang diderita
2) Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
3) Alternatif terapi lainnya
4) Prognosisnya
5) Perkiraan biaya pengobatan
m. Pasien berhak men yetujui/mem berikan izin atas tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
n. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap
dirinya
dan
mengakhiri
pengobatan
serta
perawatan
atas
tanggungjawab sendiri sesuadah memperoleh informasi yang jelas
tentang penyakitnya.
o. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
p. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
q. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di rumah sakit.
r.
Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun
spiritual.
s. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya
kasus mal-praktek.
2. Kewaiiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
peraturan dan tat tertib rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan.
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
9
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan,
perawat yang merawatnya.
c.
Pasien dan atau penangungnya berkewajiban untuk melunasi semua
imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan, dokter, bidan dan perawat.
d. Pasien dan atau penangggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal
yang selalu disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
3. Hak Bidan
a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat jenjang pelayanan kesehatan.
c.
Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan dan kode etik profesi.
d. Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
f.
Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk mmingkatkan jenjang
karir dan jabatan yang sesuai.
g. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.
4. Kewajiban Bidan
a. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin
dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
b. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan
standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.\
c.
Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan
pasien.
d. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi
suami atau keluarga.
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
10
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
e. Bidan
wajib
memberikan
kesempatan
kepada
pasien
untuk
menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
f.
Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien.
g. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang
akan dilakukan serta risiko yang mungkiri dapat timbul.
h. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas
tindakan yang akan dilakukan.
i.
Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
j.
BidanwajibmengikutiperkembanganIPTEKdanmenambahilmupengeta
huannya melalui pendidikan formal atau non formal.
k.
Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait
secra timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan.
G.
Kode Etik Profesi Bidan
Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan
demikian dokter, perawat,bidan, guru dan sebagainya yang merupakan
bidang pekerjaan profesi mempunyai kode etik.
Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam
melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
Kode etik profesi merupakan "suatu pernyataan komprehensif dari
profesi yang memberikan tuntunan bagi angotanya untuk melaksanakan
praktik dalam bidang profesinya baik yang berhubungan dengan klien /pasien,
keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya sendin". Namun
dikatakan bahwa kode etik pada zaman dimana nilai–nilai perada ban
semakin kompleks, kode etik tidak dapat lagi dipakai sebagai pegangan satu–
satunya dalam menyelesaikan masalah etik, untuk itu dibutuhkan juga suatu
pengetahuan yang berhubungan dengan hukum. Benar atau salah pada
penerapan kode etik, ketentuan/nilai moral yang berlaku terpulang kepada
profesi.
Tujuan Kode Etik
Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu
profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
11
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi
Dalam hal ini yang dijaga adalah image dad pihak luar atau masyarakat
mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh
karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk
tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan
nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga disebut kode
kehormatan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahtraan para anggota Yang
dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual atau
mental. Dalam hal kesejahteraan materil angota profesi kode etik
umumnya
menerapkan
larangan-larangan
bagi
anggotanya
untuk
melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga
menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembahasan
tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam
interaksinya dengan sesama anggota profesi.
3. Untuk
meningkatkan
pengabdian
para
anggota
profesi
Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu,
sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas
dan tanggung jawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik
merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para
anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi
selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang
pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana cara
memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.
a. Dimensi Kode Etik
1) Anggota profesi dan Klien/ Pasien.
2) Anggota profesi dan sistem kesehatan.
3) Anggota profesi dan profesi kesehatan
4) Anggota profesi dan sesama anggota profesi
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
12
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
b. Prinsip Kode Etik
1) Menghargai otonomi
2) Melakukan tindakan yang benar
3) Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
4) Memberlakukan manisia dengan adil.
5) Menjelaskan dengan benar.
6) Menepati janji yang telah disepakati.
7) Menjaga kerahasiaan
c. Penetapan Kode Etik
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para
anggotanya. Penetapan kode etik IBI harus dilakukan dalam kongres
IBI.
d. Kode Etik Bidan
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota
dalam melaksanakan pengabdian profesi.
Kode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986
dan disyahkan dalam kongres nasional IBI X tahun 1988, sedang
petunjuk pelaksanaanya disyahkan dalam rapat kerja nasional
(RAKERNAS) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan
disyahkan pada kongres nasional IBI XII tahun 1998. Sebagai
pedoman dalam berperilaku, kode etik bidan Indonesia mengandung
beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah,
tujuan dan bab.
Secara Umum Kode Etik Tersebut Berisi 7 Bab Yaitu:
I. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung
tinggi
harkat
dan
martabat
kemanusiaan
yang
utuh
dan
memelihara citra bidan.
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
13
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman
pada peran, tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.
4. Setiap
bidan
dalam
menjalankan
tugasnya
mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilainilai yang berlaku di masyarakat.
5. Setiap
bidan
dalam
menjalankan
tugasnya
senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat
dengan
identitas
yang
sama
sesuai
dengan
kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan – tugasnya, dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara
optimal.
II. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
1. Setiap
bidan
terhadap
senantiasa
klien,
keluarga
memberikan
dan
pelayanan
masyarakat
paripurna
sesuai
dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan
dalam
mengambil
keputusan
dalam
tugasnya
termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat
dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh
pengadilan atau dipedukan sehubungan kepentingan klien.
III. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
(2 butir)
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya
untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2. Setiap
bidan
dalam
menjalankan
tugasnya
harus
saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan
lainnya.
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
14
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
IV. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap
bidan
harus
meningkatkan
senantiasa
kemampuan
mengembangkan
profesinya
did
seuai
dan
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian
dan kegiatan sejenis yang dapat meningkatkan mute dan citra
profesinya.
V. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
1. Setiap
bidan
harus
memelihara
kesehatannya
agar
dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
2. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
VI. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2
butir)
1. Setiap
bidan
dalam
menjalankan
tugasnya,
senantiasa
melaksanakan ketentuan¬ketentuan pemerintah dalam bidang
kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
2. Setiap
bidan
menyumbangkan
melalui
profesinya
pemikirannya
kepada
berpartisipasi
pemerintah
dan
untuk-
meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
15
BAHAN AJAR ETIKOLEGAL
BAB I ETIKA MORAL
PENUTUP
1.
Jelaskan tentang Pengertian / definisi etika, etiket, moral dan hukum
2.
Jelaskan sistematika etika umum dan etika profesi
3.
Jelaskan fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
4.
Jelaskan tentang sumber etika
5.
Jelaskan tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab
6.
Jelaskan tentang kode etik profesi bidan
TUGAS
1. Membuat resume tentang definisi, sistematika etika, fungsi etika dan moralitas,
sumber etika, hak kewajiban dan tanggung jawab serta kode etik profesi bidan
DAFTAR PUSTAKA
1. Etic in midwifery, Shirley R Jones,1994.
2. Etika dan kode etik bidan di Indonesia
Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
Download