BAHAN KAJIAN MK. DASAR ILMU TANAH TANAH ANDISOL TANAH ANDISOL IKHTISAR 1. Vegetation: beragam tipe vegetasi 2. Ikilm: semua rezim suhu tanah, kecuali pergelik 3. Rezim lengas tanah: semua rezim 4. Ciri utama: andic soil properties (low bulk density, oxalate extractable aluminum and iron, short-range-order minerals compounds - amorphous material, high phosphate sorption capacity) related to volcanic origin of materials. 5. Horison penciri: Kambik 6. Epipedon: HISTIK, MELANIK 7. Proses genesis: Pelapukan, humifikasi, melanisasi, pencucian, Fiksasi P Andisols: Tanah-tanah dengan ciri-ciri ANDIK 1. 2. Bahan induknya deposit Pyroclastic (volcanic ejecta) seperti sbu, pumice, cinders, dan lava Karakteristik: • Matrial vitric atau gelas vulkanik, yg didominasi oleh mineralmineral amorf dan mineral shortrange-order • Bobot isinya rendah < 0.9 g/cm3 • Allophane dan imogolite merupakan hasil pelapukan dari gelas vulkanik. TANAH ANDISOL KONDISI LINGKUNGAN IKLIM: Andisols BERKEMBANG pada semua rezim lengas-tanah dan semua rezim suhu tanah, kecuali pergelik. Pembentukan Andisols di daerah arid sangat terbatas, karena lambatnya pelapukan bahan induk vulkanik. WAKTU / Time: Material volcanoclastic lebih mudah lapuk dibandingkan dengan material kristalin, sehingga perkembangan Andisols tidak memerlukan waktu yang sangat lama. Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 TANAH ANDISOL BAHAN INDUK Sebagian besar of Andisols terbentuk dari deposit pyroclastic (volcanic ejecta) seperti abu, pumice, cinders, dan lava. Terrasterras vulkanik mempunyai beragam tipe batuan di muka bumi ini. Terras-terras ini meliputi lava, deposit pyroclastic (dari lutusan vulkanik), dan deposit dari berbagai macam proses sedimentasi. Sifat material vulkanik dari suatu vulkano sangat beragam menurut tempat dan waktu dan menentukan ukuran partikelnya, komposisi materialnya, dan kedalaman deposit material vulkanik. Rapid cooling of the molten materials upon ejection prevents crystallization of minerals with long range atomic order, and the resulting product is vitric material or volcanic glass, which are dominated by amorphous, short-range-order minerals. Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 TANAH ANDISOL Vegetation: Andisols develop under a variety of vegetation types ranging from coniferous and deciduous forest, tundra, to shrubs. Relief: Andisols DITEMUKAN pada BERAGAM TOPOGRAFI, akan tetapi seringkali ditemukan pada lereng-lereng yang curam yg terbentuk oleh aktivitas vulkanik. Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 TANAH ANDISOL PROSES GENESIS Abu vulkanik secara kimia dan mineralogis berbeda dnegan kebanyakan material bahan induk tanah lainnya. Bahan ini terutama tersusun atas material gelas atau vitrik yg mengandung beragam jumlah Al dan Si. Gelas vulkanik tidak mempunyai struktur kristalin yang spesifik (amorphous) dan sangat mudah larut. Environmental conditions, notably vegetation and soil moisture regime together with chemical composition (Al:Si ratio, base status, pH etc.) strongly influence weathering pathways of volcanic glass. Allophane dan imogolite merupakan residu hasil fase-awal pelapukan gelas vulkanik dan strukturnya belum berkembang. Allophane terbentuk di dalam fragmen gelas dimana konsnetrasi Si dan pH tinggi dan bentuknya khas seperti “spherule”. Imogolite cenderung terbentuk di bagian luar fragmen gelas dengan kondisi pH lebih rendah dan konsnetrasi Si juga lebih rendah, mempunyhai morfologi khas seperti benang. Both allophane and imogolite may complex with organic matter. In some instances, where organic matter is rapidly accumulating, neither allophane or imogolite form in large amounts. Instead, opaline silica and Al-humus complexes are formed, which appear to inhibit allophane and imogolite formation. TANAH ANDISOL Kompleks Allophane, imogolite dan humus biasanya terbentuk pada kondisi pencucian intensif. Pada kondisi lingkungan kaya Si, dapat terbentuk mineral halloysite, pada kondisi yang lebih alkalis dapat terbentuk gibbsite. Pada bahan abu non-alofanik dapat terbentuk liat tipe 2:1 , meskipun belum diketahu dnegan jelas proses pembentukannya. Rezim lengas-tanah mempengaruhi laju transformasi pembentukan liat kristalin lebih cocok pada rezim lengas-tanah yang mempunyai musim kering (mis., ustic dan yang lebih ekring) dan rezim lembab (udic) lebih sesuai untuk pembentukan kompleks amorf. The weathering products such as Al, Fe, and non-crystalline aluminosilicates stabilize humic substances and render them recalcitrant to decomposition, i.e., humic acids are accumulated (humification). Al, Fe-humus complexes are only sparingly soluble and therefore they accumulate at the surface, forming dark thick surface horizon especially under grass vegetation and humid climate (histic or melanic epipedons). Pembentukan kompleks humus – Al, humus-Fe berhubungan dnegan perubahan warna tanah (warna hitam – bahan organik matter), yang disebut melanisasi. Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 TANAH ANDISOL Pencucian kation basa berhubungan dnegan drainage bebas pada banyak tanah Andisols, yaitu air perkolasi mencuci kation ke luar tanah. Ciri Andisols adalah kecenderungannya memfiksasi fosfat menjadi bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman. Fiksasi P paling besar ditemukan pada Andisols yang teksturnya halus dan mempunyai rasio Al/Si yang tinggi. The phosphate is apparently bound by the aluminum via an anion exchange for hydroxyl. Diunduh dari: ………….. GENESIS ANDISOL Andisols dicirikan oleh adanya horison ‘andic’ atau horizon ‘vitric’. Horison Andic kaya allophanes (dan mineral yg serupa) atau kompleks aluminium-humus , sedangkan horison vitric mengandung banyak material ‘gelas volcanik’. Andisol formation depends essentially on rapid chemical weathering of porous, permeable, finegrained mineral material in the presence of organic matter. Hydrolysis of the primary minerals ‘microcline’ and ‘augite’ may serve to illustrate this type of weathering ('glass' is actually an amorphous mixture but reacts in the same way): KAlSi3O8 + 2 H2O ===== K+ + Al3+ + 3 SiO2 + 4 OHMicrocline CaFeSi2O6 + 2 H2O ===== Ca2+ + Fe2+ + 2 SiO2 + 4 OHAugite Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 GENESIS ANDISOL Kation Fe2+ dan (terutama) Al3+ diikat kuat dalam bentuk kompleks yang stabil dengan humus.. Ferro dioksidasi menjadi ferri dan kemudian mengendap menjadi ferrihydrite Fe2+ = Fe3+ + eFe3+ + 3 H2O = Fe(OH)3+ 3 H+ ferrihydrite (atau : 2 Fe2+ + 1/2 O2 + 5 H2O = 2 Fe(OH)3 + 4 H+ Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 GENESIS ANDISOL Aluminium melindungi bagian organik dari kompleks Al-humus dari aktivitas biodegradasi. Mobilitas senyawa kompleks ini agak terbatas karena hasil mpelapukan yang cepat mencukupi suplai Al dan Fe untuk menghasilkan kompleks yang mempunyai rasio tinggi metal/organik dan sukar melarut. This combination of low mobility and high resistance against biological attack promotes accumulation of organic matter in the topsoil culminating in the formation of a ‘melanic’ surface horizon that has an intense dark colour and a high content of organic matter. The fate of the liberated silica depends largely on the extent to which aluminium is tied up in Al-humus complexes. If most or all aluminium is ‘fixed’, the silica concentration of the soil solution increases and while part of the silica is washed out, another part precipitates as opaline silica. If not all aluminium is tied up in complexes, the remainder may co-precipitate with silicon to form allophanes of varying composition, often in association with imogolite.. Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 GENESIS ANDISOL Pembentukan kompleks humus-Al dan pembentukan allofan bersifat kompetitif satusama-lainnya. Hal ini disebut sebagai ‘binary composition’ dari Andisols. Alofan (dan imogolite) stabil pada kondisi agak masam hingga netral (pH > 5), sedanghkan kompleks humus-Al dominan pada kondisi lingkungan elbih masam. Kalau masih tersedia Al pada kondisi lebih lanjut, ia dapat bereaksi dengan kelebihan silicon membentuk mineral liat filosilikat tipe 2:1 dan 2:1:1 (mis. chlorite), mineral liat ini sering ditemukan berasosiasi dnegan kompleks humus-Al. Under such acid conditions, these soils may have exchangeable Al, which is not found on allophane. The stability conferred on the organic matter by aluminium is no less in the presence of allophane. This suggests that the activity of aluminium in allophane is high enough to interact with organic molecules and prevent bio-degradation and leaching. Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 GENESIS ANDISOL Kompetisi antara humus dan silika terhadap Al dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan: 1. 2. The ‘Al-humus complex + opaline silica + phyllosilicate clay’ association is most pronounced in acidic types of volcanic ash that are subject to strong leaching. In practice, there is a continuous range in the binary composition of Andisols, from a pure Al-humus complexes association ('non-allophanic') to an allophane/imogolite association ('allophanic'), in which the extremes are rare. This variation occurs both within one profile and between profiles. After the very early stage of Andisol formation, (near-)complete inactivation of aluminium by organic matter may constrain the formation of allophane under humid temperate conditions. Kalau akumulasi humus telah mencapai “levelling off “ maka Al menjadi tersedia untuk pembentukan mineral. Hal ini mnejelaskan mengapa horison B pada Andisols biasanya lebih kaya alofan dan imogolite daripada horison A : Pelapukan mineral primer berlangsung, tetapi suplai bahan organik terbatas sehingga hanya sedikit Al yg terikat menjadi kompleks humus-Al. Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 GENESIS ANDISOL The total pore fraction of the soil material increases greatly in the course of weathering, typically from some 50 volume percent to more than 75 percent. This is explained by leaching losses and stabilisation of the residual material by organic matter and weathering products (silica, allophane, imogolite, ferrihydrite). The genesis of Andisols is further complicated where there is repeated deposition of fresh ash. Thin ash layers may just rejuvenate the surface soil material whereas thicker layers bury the soil. A new profile will then develop in the fresh ash layer while soil formation in the buried Ahorizon takes a different course in response to the suddenly decreased organic matter supply and the different composition of the soil moisture. The clay assemblage of Andisols changes over time, particularly that of the subsoil, as allophane and imogolite are transformed to halloysite, kaolinite or gibbsite (depending on the silica concentration of the soil solution). Aluminium from the Al-humus complexes will gradually become available and ferrihydrite will eventually turn into goethite. All these processes are strongly influenced by such factors as the rate of rejuvenation, the depth and composition of the overburden, the composition of the remaining material and the moisture regime. Eventually, an Andisol may grade into a 'normal' soil, e.g. a podzolized soil, or a soil with ferric properties, or with clay illuviation Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL CIRI-CIRI Andisols didominasi oleh senyawa-senyawa “short-range-order” (mis. allophane, imogolite), termasuk kompleks humus-logam, ferrihydrite, dan alumino-silicates, yang terbentuk “in situ”. A typical soil profile show a thick, dark-colored, greasy mineral horizon (e.g. melanic epipedon), a weakly developed cambic subsurface horizon (Bw), and relatively unaltered volcanic or volcanoclastic parent material (C). Epidedon Histik atau melanik lazim ditemukan dalam Andisols. Epipedon melanik tebalnya 30-cm atau lebih dengan warna hitam dan epipedon histik memerlukan lebih dari 12 % - 18 % C-organik, tergantung pada kandungan liatnya. Kompleks Humus-Fe-Al ditemukan dalam horison A, sedangkan mineralmineral “short-range-order” ditemukan di horison Bw. Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 TANAH ANDISOL In general, the pH-functional cation exchange capacity (CEC) is high, due to a high surface area of the mineral and organic compounds in Andisols. Kejenuhan basanya seringkali rendah karena pada banyak Andisols terjadi perkolasi yang cepat dan pencucian kation basa sangat intensif. Sifat fisika tanah-tanah Andisols yang menonjol adalah bobot isinya rendah, makro-porositasnya tinggi , drainagenya cepat pada tegangan lengas-tanah yg rendah, dan kekuatan mekanisnya rendah. Kalau Andisols ini mengering, sangat peka terhadap erosi. Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 KARAKTERISTIK ANDISOL KARAKTERISTIK MORFOMETRIK Andisol yang ‘typical’ mempunyai profil ABC atau AC dengan horison AH berwarna gelap, tebalnya 20 - 50 cm terletak di atas horison B coklat atai horison C. Topsoil dan subsoil warnanya sangat berbeda; biasanya warna tanah ini lebih gelap di daerah humid, dingin , dibandingkan dnegan di daerah tropis. Rataan kandungan bahan organik horison permukaan sekitar 8 % , tetapi profil yg paling gelap dapat mengandung bahan organik sebesar 30%. The surface horizon is very porous, very friable, and has a crumb or granular structure. In some Andisols the surface soil material is smeary and feels greasy or unctuous; it might become almost liquid when rubbed as a consequence of sol-gel transformations under pressure (‘thixotropy'). Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 KARAKTERISTIK ANDISOL Ciri-ciri Hidrologis Kebanyakan Andisols mempunyai drainage internal yg bagus, karena porositasnya tinggi dan keberadaannya terutama pada posisi lereng-lereng atas. Gleyic soil properties develop where groundwater occurs at shallow depth; stagnic properties are particularly prominent in paddy fields on terraced volcanic slopes, e.g. on Java and Bali (Indonesia) Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 KARAKTERISTIK ANDISOL KARAKTERISTIK MINERALOGIS Quantities of volcanic glass, ferromagnesian minerals (olivine, pyroxenes, amphiboles), feldspars and quartz in the silt and sand fractions of Andisol material differ between sites. Some of the mineral grains may have acquired a coating of volcanic glass when the temperature was still high. The mineral composition of the clay fraction of Andisols varies with such factors as genetic age of the soil, composition of the parent material, pH, base status, moisture regime, thickness of overburden ash deposits, and content and composition of soil organic matter. The clay fraction of Andisols contains typical 'X-ray amorphous materials' such as allophane and imogolite, and/or humus complexes of Al and Fe together with opaline silica. Allophane/imogolite Dan kompleks Al-humus mungkin ditemukan bersama, meskipun kedua kelompok senyawa ini mempunyai syarat kondisi pembentukannya berbeda. Selain mineral-mineral primer, juga dapat ditemukan ferrihydrite, halloysite dan kaolinite, gibbsite dan berbagai mineral silikat berlapis tipe 2:1 dan 2:1:1. Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 KARAKTERISTIK ANDISOL KARAKTERISTIK FISIKA Stabilitas agregat yang bagus pada tanah Andisols dan permeabilitasnya yang bagus mengakibatkan tanah ini relatif tanah terhadap erosi oleh air. Perkecualian adalah tipe-tipe Andisols yang mengalami hidratasi kuat dan pengeringan intensif , setelah pembukaan hutan. The surface soil material of such Andisols crumbles to hard granules ('high mountain granulation') that are easily removed with surface run-off water. The difficulty to disperse Andisol material gives problems in texture analysis; caution should be taken when interpreting such data. Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 KARAKTERISTIK ANDISOL KARAKTERISTIK FISIKA Bobot isi tanah Andisol adalah rendah, terutama horison permukaan; biasanya kurang dari 0.9 Mg/m3 , tetapi nilai rendah 0.3 Mg/m3 telah ditemukan pada Andisol yang mengalami hidratasi sangat kuat. The bulk density does not change much over a suction range of 1500 kPa (limited shrink and swell). Therefore, the bulk density in the field-moist condition can in practice be substituted for the bulk density at ‘field capacity’, which is diagnostic for identifying an ‘andic’ horizon. The moisture content at 1500 kPa suction (‘permanent wilting point’) is high in most Andisols; the quantity of 'available water' is generally greater than in other mineral soils. Excessive air-drying of Andosol material will irreversibly worsen its water holding properties, ion exchange capacity, soil volume, and ultimately the cohesion of soil particles. In the extreme case these fall apart to a fine dust that is very susceptible to wind erosion. Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 KARAKTERISTIK ANDISOL KARAKTERISTIK KIMIA Andisols mempunyai sifat pertukaran elektris sangat beragam : Muatan snagat tergantung pada pH dan konsnetrasi elektrolit dalam larutan tanah. This is also the case with some other soils, e.g. Ferralsols, but the overriding difference is that the negative charge of Andisols can reach much higher values because of the high contents of soil organic matter and allophane. Beberapa komponen tanah Andisol mempunyai variasi muatan yang tergantung pH. Dengan sifat muatan yang bervariasi, nilai-nilai kejenuhan basa umunya rendah karena pencucian sangat intensif, kecuali beberapa tanah Andisols yang masih snagat muda dan Andisols di daerah kering. Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 KARAKTERISTIK ANDISOL The strong chemical reactivity of Andisols has long been attributed to X-ray amorphous compounds. 1. 2. 3. 4. Beragam bentuk Al-aktif dalam Andisols adalah: Dalam mineral aluminosilikat para-kristalin atau “short-rangeorder “ seperti allophane dan imogolite. Sebagai ion Al inter-layer dalam mineral silikat berlapis tipe 2:1 dan 2:1:1. Dalam kompleks humus-Al Sebagai Al-tikar pada liat silikat berlapis. Peranan besi-aktif tidak boleh diabaikan, tetapi biasanya dianggap kurang penting dibandingkan dengan Al-aktif. Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL KLASIFIKASI To qualify for an Andisol a soil have to have andic soil properties in 60 % or more of the thickness of soil material within 60 cm of the mineral soil surface, or on the top of an organic layer with andic properties. Material tanah ANDIK mengandung kurang dari 25 % C-organik (bobot) dan , dalam fraksi halus (> 2 mm), memenuhi satu atau lebih berikut ini: 1. Al plus 1/2 Fe yang dapat diekstraks % (oleh pengekstraks ammonium oxalate – fase amorf) total 2% atau lebih 2. Bobot isi, yang diukur pada 33 kPa air nilainya 0.9 g/cm3 atau kurang, 3. Retensi fosfat 85% atau lebih. In cases where the particle size is composed of 30% or more particles in the 0.02 to 2.00 mm fraction, the limits listed above are modified to account for less of an active amorphous component in the soil and thus lower limits on Padsorption and amounts of amorphous Al/Fe. Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 TANAH ANDISOL Ada 7 sub-ordo dalam Andisol yang dapat dibedakan dnegan rezim lengastanahnya, kapasitas simpanan air, atau kandungan bahan organiknya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Aquands: Andisols yg mempunyai epipedon HISTIK atau mempunyai kondisi AQUIK yang menghasilkan sifat redoximorphic. Aquands ditemukan secara lokal di loikasi depresi dan sepanjang dataran banjir dimana muka air-tanah (water table ) sangat dekat dg permukaan dalam waktu tertentu dalam setahun. Cryands: They are defined as Andisols with cryic soil temperature regimes. These soils are the Andisols of high latitude (e.g. Alaska, Kamchatka) and high altitude (e.g. Sierra Nevada in the U.S.). Torrands: They are defined as Andisols with aridic soil moisture regimes. Vegetation is mostly desert shrubs. Xerands: Andisols yang mempunyai rezim lengas-tanah XERIK. Vitrands: They are Andisols that have a low water-holding capacity. Vitrands are restricted to ustic and udic soil moisture regimes. Ustands: Andisols dengan rrezim lengas-tanah USTIK. Andisols ini berada di daerah intertropis yang mengalami distribusi curah hujan musiman. Udants: Andisols dengan rezim lengas-tanahnya UDIK (ordo Andisols yang paling banyak). TANAH ANDISOL Andisols dangkal yang mempunyai kontak-litik di dalam 50 cm lapisan tanah mineral permukaan, atau tanah lapisan atas organik dengan ciri ANDIK, disebut dengan 'Lithic' (mis. Lithic Cryaquands, Lithic Haploxerands). Andisols dengan : 1. 2. 3. 4. Status basa sangat rendah (that have extractable bases plus KClextractable Al3+ totaling less than 2.0 cmol(+)/kg in the fine-earth fraction) disebut 'Acrudoxic' (mis. Acrudoxic Placudands), Status basanya rendah yang mempunyai lebih dari 2.0 cmol(+)/kg Al3+ (by KCl) dalam fraksi halusnya, disebut 'Alic' (mis. Alic Epiaquands), Andisols yang mempunyai basa terekstraks plus Al3+ terekstraks KCl totalnya kurang dari 15.0 cmol(+)/kg , disebut 'Dystric' (mis. Dystric Haplustand), Andisols yang kaya basa-basa (that have a sum of extractable bases of more than 25.0 cmol(+)/kg in the fine-earth fraction) disebut 'Eutric' (mis. Eutric Placudands). Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 TANAH ANDISOL Rezim lengas-tanah dipakai untuk membedakan Andisols pada tingkat great-group dan subgroup : 1. 2. 3. 4. 5. Xeric (e.g. Xeric Vitricryands), Ustic (e.g. Ustivitrands), Udic (e.g. Udivitrands), Aquic (e.g. Aquic Ustivitrands), and ‘Oxyaquic', i.e., soils that are saturated with water, in one or more layers within 100 cm of the mineral soil surface, for 1 month or more per year in 6 or more out of 10 years (e.g. Oxyaquic Vitricryands). Andisols dengan “episaturation”, yaitu tanah jenuh air pada satu lapisan atau lebih di dalam 200 cm permukaan tanah mineral, dan juga mempunyai satu lapisan tidak jenuh atau lebih dengan batas-atasnya di atas ke dalaman 200 cm, di bawah lapisan jenuh (a perched water table) disebut 'Epi' (mis. Epiaquands). Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 TANAH ANDISOL Epipedons dipakai untuk mengklasifikasikan Andisols 'Melanic' dan 'Histic‘ (mis. Melanaquands, Histic Cryaquands). Andisols, which show a layer 10 cm or more thick with characteristics of a mollic epipedon and more than 3 % organic carbon are named 'Thaptic' (e.g. Thaptic Cryaquands). Andisols, which have more than 6.0 percent organic carbon and colors of a mollic epipedon throughout a layer 50 cm or more thick within 60 cm either of the mineral soil surface, or of the top of an organic layer with andic soil properties, whichever is shallower are named 'Pachic' (e.g. Pachic Melanoxerands). Umumnya, Pachic untuk mengidentifikasikan epipedon molik yang tebal. Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 TANAH ANDISOL Karakteristik retensi air dipakai untuk mengklasifikasikan Andisols pada tingkat great-group dan subgroup. Andisols yang mempunyai retensi air 1500-kPa kurang dari 15 % pada sampel tanah kering udara dan kurang dari 30 % pd sampel tanah yg tidak dikeringkan , dominan pada lapisan atas 60 cm disebut 'Vitric' (mis. Vitraquands, Vitric Haplocryands). Andisols that have, undried, a 1500-kPa water retention of 70 % or more throughout a layer 35 cm or more thick within 100 cm either of the mineral soil surface, or of the top of an organic layer with andic soil properties, whichever is shallower are named 'Hydric' (e.g. Hydrocryands, Hydric Melanaquands). Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 TANAH ANDISOL Horison penciri yg dipakai untuk mengklasifikasikan: 1. 'Petrocalcic', horison kalsik yng mengalami pengerasan (mis. Petrocalcic Vitritorrands), 2. 'Calcic', horison yg mengalami akumulasi karbonat sekunder (mis. Calcic Vitritorrands), 3. 'Alfic', adanya horison argillic atau kandic (mis. Alfic Vitrixerands), 4. 'Ultic', i.e., the presence of an argillic or kandic horizon plus a base saturation (by sum of cations) of less than 35 percent throughout its upper 50 cm (e.g. Ultic Haploxerands), 5. 'Oxic', horison lempung berpasir atau lebih halus dan kaya liat muatan rendah tipe 1:1 (mis. Oxic Haplustands), 6. 'Placic', i.e., a 2 to 10-mm thick dark reddish brown to black iron or manganese pan (e.g. Placaquands), or presence of a duripan, i.e., a horizon cemented by illuvial silica (e.g. Duric Placaquands). Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 TANAH ANDISOL KARAKTERISTIK PEMBEDA Distribusi geografis Andisols berhubungan erat dnegan volcano yang aktif atau vulkano yang aktif selama jaman Holocene. Soils formed on older volcanic deposits are dominated by crystalline aluminosilicates or the material is mixed with other parent material, therefore, the criteria to qualify for Andisols are not given. Andisols are limited to soils formed on volcanic materials that have weathered enough to produce short-range-order organometallic and aluminosilicate compounds, but that have not weathered to the point where crystalline materials predominate or where significant transformations has occurred. Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 TANAH ANDISOL KARAKTERISTIK PEMBEDA Tanah-tanah dari berbagai ordo dapat ditemukan pada terrain vulkanik, tetapi Andisols hampir selalu berkembang dari bahan induk pyroclastic. Soils developed in pyroclastic and other fragmental volcanic materials occupy only about 0.8% of the earth's surface. However, because of their very distinct characteristics, they are recognized as a separate soil order in soil taxonomy. Kebanyakan Andisols berkembang dari bahan induk khusus (volcanic ejecta). Beberapa ordo tanah, kecuali Histosols, mempunyai bahan induk yang khas dan lingkungan deposisional. The separation between Spodosols and Andisols is difficult, because shortrange order aluminosilicates and organo-metallic complexes occur in the B horizons of soils of both orders. A distinguishing characteristic is the transformations in situ and lack of intensive illuviation of these compounds in Andisols. Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 PENGELOLAAN ANDISOL Andisols sangat potensial untuk produksi tanaman pertanian, tetapi banyak Andisols belum digunakan sesuai dnegan kapasitasnya. Andisols merupakan tanah yang subur, terutama Andisols dari bahan induk abu vulkan alkalis atau intermedier dan tidak mengalami pencucian intensif. Masalah serius adalah tingginya kapasitas fiksasi fosfat. Ameliorative measures to reduce this effect (caused by active Al) include application of lime, silica, organic material and 'phosphate' fertilizer. Andisols are easy to cultivate and have good rootability and water storage properties. Strongly hydrated Andisols are difficult to till because of their low bearing capacity and their stickiness. Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 PENGELOLAAN ANDISOL Andisols ditanami berbagai jenis tanaman , seperti tebu, tembakau, ubijalar (toleran kondisi miskin fosfat), teh, sayuran, gandum dan tanaman “orchard”. Andisols on steep slopes are perhaps best kept under forest. Paddy rice cultivation is a major landuse on Andisols in lowlands with shallow groundwater. Budidaya padi sawah yang terus-menerus pada Andisols mengakibatkan pembentukan “lapisan cadas yang kompak” di atas lapisan akumulasi oksida Fe dan Mn; lapisan kompak ini mereduksi kehilangan air perkolasi. Diunduh dari: http://www.isric.org/isric/webdocs/docs//major_soils_of_the_world/set3/an/Andisol.pdf ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL Andisol berkembang dari proses pelapukan yang menghasilkan mineralmineral dnegan struktur kristalinnya lebah. Mineral-mineral ini mempunyai kemampuan yang snagat tinggi untuk menahan air dan hara. Andisol merupakan tanah-tanah yang sangat produktif. Tanah-tanah ini menunjukkan tingkat pelapukan yang masih lemah , kaya bahan gelas vulkanik. Tanah ini banyak ditemukan di daerah dingin dengan curah hujan moderat hingga tinggu, terutama di daerah-daerah dengan material vulkanik Andisol meliputi sekitar 1% dari permukaan lahan di bumi yang bebas es. Diunduh dari: ………….. 15/2/2013 TANAH ANDISOL Konsep sentral Andisols adalah tanah-tanah yang didominasi oleh mineral-mineral “ short-range-order “. Andisols ini meliputi tanah-tanah yang terlapuk lemah dengan kandungan gelas vulkanik yang cukup tinggi. Kandungan gelas vulkanik ini merupakan salah satu ciri yg dipakai untuk mendefinisikan ciri-ciri tanah ANDIK. Materials with andic soil properties comprise 60 percent or more of the thickness between the mineral soil surface or the top of an organic layer with andic soil properties and a depth of 60 cm or a root limiting layer if shallower. Diunduh dari: http://soils.usda.gov/technical/classification/orders/andisols.html ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL: SUB-ORDO Andisols DIDOMINASI oleh MINERAL-MINERAL “short-range-order” atau kpmpleks Al-humus. Banyak Andisols berkembang pada bahan induk vulkanik atau materoial volcaniclastic. Aquands Aquands, mempunyai kondisi aquik, biasanya di bagian bawah lanskap dan vegetasinya hutan atau rumput. Sebagian tanah-tanah ini telah di-drainage dan dikelola debagai lahan pertanian atau lahan rumput. Cryands Cryands, which have a cryic temperature regime, dominate some areas in Alaska and in the mountains of the Pacific Northwest. Most of the soils formed under coniferous forest vegetation. Most Cryands are used as forest. Torrands Torrands, mempunyai rezim lengas-tanah aridik (atau torrik) dan rezim suhunga lebih hangat dari cryic, kebanyhakan tanah ini berkembang pada kondisi vegetasi semakbelukar atau berumput. Tanah-tanah ini digunakan sebagai lahan gembalaan atau pertanian irigasi. Diunduh dari: http://soils.usda.gov/technical/classification/orders/andisols_map.html ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL: SUB-ORDO Udands Udands, mempunyai rezim lengas-tanah UDIK, rezim suhu lebih panas daripada CRYIK, dan banyak lengas tanah yang ditahan dengan cukup kuat untuk dapat diserap oleh tanaman. Kebanyakan tanah-tanah ini berkembang di bawah vegetasi hutan. Udands digunakan sebagai hutan, tetapi tanah-tanah yang telah dibuka dimanfaatkan sebagai lahan pertanian produktif atau lahan pasture. Ustands Ustands, which have an ustic moisture regime, a temperature regime warmer than cryic, and a relatively high content of water held too tightly for plants to use. They formed mostly under forest or savanna vegetation. Ustands kebanyakan dimanfaatkan sebagai hutan, lahan pertanian, atau pasture atau untuk pembangunan kawasan perkotaan. Diunduh dari: http://soils.usda.gov/technical/classification/orders/andisols_map.html ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL: SUB-ORDO Vitrands Vitrands, which are the more or less well drained, coarse textured Andisols that have a udic or ustic moisture regime, a temperature regime warmer than cryic, and a low content of water held too tightly for plants to use. Kebanyakan tanah ini berkembang di bawah vegetasi hutan conifer. Tanah-tanah ini dimanfaatkan sebagai hutan, tetapi ada sebagian yang dikelola sebagai padang gembalaan, lahan pertanian atau pasture. Xerands Xerands, mempunyai rezim lengas-tanah XERIK, dan rezim temperatur frigid, mesik, atau THERMIK. Kebanyakan Xerands yang mempunyai rezim suhu frigid atau mesik berkembang di bawah kondisi vegetasi hutan conifer. Sebagian Xerands, terutama yang mempunyai rezim suhu THERMIK, berkembang di bawah vegetasi rumput dan belukar. Tanah-tanah ini dimanfaatkan sebagai hutan, sebagian telah dibuka menjadi lahan pertanian atau pasture. Diunduh dari: http://soils.usda.gov/technical/classification/orders/andisols_map.html ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL Alfic Humic Vitrixerand Susunan Horison: Ap - A/B - Bw 2Ab - 2Eb - 2Btb - 2C Lokation: Near Mt Gambier/Mt Schank, South Australia. Tape increments in cm. Photo by D.J. Lowe. Diunduh dari: http://www.geo.msu.edu/soilprofiles/Andisols.htm ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL Aquic Vitrixerand Susunan Horison: Oi - A Bw1 - Bw2 - 2E - 2B/E 2Btxb1 - 2Btxb2 Location: Idaho, USA. Tape increments in cm. Photo by B. Knapp. Diunduh dari: http://www.geo.msu.edu/soilprofiles/Andisols.htm ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL Profil tanah Andisol, menunjukkan horison abu vulkanik yang komposisi mineraloginya beragam. Sumber: U.S. Department of Agriculture, Natural Resources Conservation Service, Soil Survey Staff Diunduh dari: http://www.britannica.com/EBchecked/media/19529/Andisol-soil-profile-showing-volcanic-ash-horizons-ofvarious-mineralogical ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL Ashy/pumiceous, mesic , Typic Udivitrand Lapisan tanah atas 50 cm telah berkembang dari bahan induk “non-welded ignimbrite” dari erupsi Taupo c. 233 AD. Material ini telah mengalami sedikit pelapukan dan teksturnya berpasir, dengan banyak fragmen pumice. Kandungan liatnya rendah <10%. Underlying horizons to a depth of ~2 m have formed in numerous intermixed tephra layers deposited over the past c. 27,000 years. The dark color of the A horizon is due to shrub-bracken fern vegetation and burning by pre-European Maori (Polynesian) inhabitants since c. 1300 AD. Tanah ini kohesinya rendah dan peka terhadap erosi. Karena porositasnya tinggi, tanah-tanah ini cocok untuk menerapkan irigasi “sprinkler” dan perlakuan pupuk kandang sapi. Reference: Prof. D.J. Lowe, Univ. of Waikato, Hamilton, NZ; New Zealand Soil Bureau sample 7669 A-H Diunduh dari: http://www.cals.uidaho.edu/soilorders/andisols_02.htm ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL Melanudand (Costa Rica) Tanah ini berkembang pada lapisan-lapisan abu vulkanik dari Volcan Turrialba. Lapisan permukaan yg gelap merupakan Epipedon melanik. The A1 horizon contains 16.4% organic matter by weight. The water content at 1500 kPa ranges from 147% in the A1 horizon to 226% in the Bw horizon. Tanah ini digunakan untuk produksi tanaman cilantro dan cabe. Diunduh dari: http://www.cals.uidaho.edu/soilorders/andisols_04.htm ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL Medial, amorphic Typic Haplocryand Iceland Andisol ini (Thingvallasveit pedon) telah berkembang dari bahan induk abu vulkanik dan material aeolin di sekitar Taman Nasional Thingvellir National Park, barat-daya Iceland. Lapisan atas 60 cm mengandung 70-80 g/kg Corganik, dan horisonnya kurang jelas. Struktur tanah masih lemah, dan partikel abu vulkanik berukuran debu dan pasir, sehingga tanah ini sangat peka terhadap erosi oleh angin. Annual precipitation is 1400 mm and the vegetation is moss/heath. Reference: Arnalds, O., C.T. Hallmark, and L.P. Wilding. 1995. Andisols from four different regions of Iceland. Soil Sci. Soc. Am. J. 59: 161-169. Diunduh dari: http://www.cals.uidaho.edu/soilorders/andisols_09.htm ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL Bahan induk abu vulkanik dianggap paling menarik di antara bahan-bahan induk lainnya. Abu vulkanik ini mempunyai sifat mineralogi khusus yang melapuk menghasilkan tanahtanah yang karakteristiknya sangat khas. These are not readily visible in the morphology of the profile and must be determined in a laboratory. What is evident in this profile is the dark A horizon, tan colored profile and stratification. The tan or buff color is mostly the color of the original minerals. There has been little weathering in this young soil. The stratification indicates that more than one volcanic ash deposit occupies this site and that the soil will, over time, develop in both. Diunduh dari: http://lawr.ucdavis.edu/classes/ssc100/New_Zealand_Andisol.html ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL Ashy over sandy-skeletal, aniso, glassy over isotic, frigid Typic Vitrixerand (Bonner series) Profil tanah ini telah berkembang dari dua macam bahan induk, dan merupakan ciri khas tanah-tanah Andisols dari Utara Idaho, Timur Washington, dan barat Montana. The upper 35 to 60 cm of the profile contains as much as 60% volcanic ash, the majority of which came from the eruption of Mt. Mazama (now Crater Lake) in southwestern Oregon approximately 7,700 years ago. The lower portion of the profile is formed in glacial outwash materials from glacial Lake Missoula outburst flooding, which occured during the Pleistocene Epoch. In WRB, this soil is classified as a Vitric Andisol. Diunduh dari: http://www.cals.uidaho.edu/soilorders/andisols_07.htm ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL SERI TANAH: BONNER Seri tanah Bonner ini terdiri atas tanah-tanah yang sangat dalam, drainagenya bagus, berkembang dari bahan induk glasial yang berasal dari batuan granite, gneiss dan schist, dengan selubung bahan abu vulkanik dan loess. These soils are on terraces and terrace escarpments. Permeability is moderate in the solum and rapid to very rapid in the underlying material. Kemiringan berkisar 0 - 65 %.. Average annual precipitation is about 30 inches and average annual air temperature is about 43oF. Kelas Taksonomi: Ashy over loamy-skeletal, aniso, glassy over isotic, frigid Typic Vitrixerands Diunduh dari: https://soilseries.sc.egov.usda.gov/OSD_Docs/B/BONNER.html ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL SERI TANAH: BONNER TYPICAL PEDON: Bonner Lempung-debu berabu berkerikil, hutan; pada kemiringan 2 % dan ketinggian 2,300 feet. Oi : 0 - 0.3 inches; daun dan renting-ranting segar conifer. Oe: 0.3 - 1.1 inches; seresah daun dan ranting lapuk sebagian. Oa : 1.1 - 1.3 inches; bahan organik yang telah lapuk bercampur dengan abu vulkanik kelabu muda. A--1.3 to 5 inches; pale brown (10YR 6/3) gravelly ashy silt loam, dark brown (10YR 3/3) moist; weak very fine granular structure; soft, very friable, nonsticky and slightly plastic; many fine and medium roots; many fine irregular pores; 15 percent pebbles; slightly acid (pH 6.3); abrupt smooth boundary. (3 to 6 inches thick) 3C2 horizons Diunduh dari: https://soilseries.sc.egov.usda.gov/OSD_Docs/B/BONNER.html ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL SERI TANAH: BONNER Bw: 5 - 21 inchi; coklat pucat (10YR 6/3) lempung-debu berabu berkerikil, coklat (10YR 4/3) lembab; struktur granuler lemah sangat halus; lunak, sangat gembur, tidak-lekat dan agak plastis; banyak akar-halus dan medium; banyak pori sangat halus tidak teratur; 15 % pebbles; agak masam (pH 6.3); batas horison “abrupt smooth”. (tebalnya 11 - 18 inchi) 2BC--21 to 29 inches; very pale brown (10YR 7/3) gravelly sandy loam, brown (10YR 4/3) moist; massive; slightly hard, friable, nonsticky and slightly plastic; many fine roots; many fine tubular pores; 25 percent pebbles and cobbles; slightly acid (pH 6.2); gradual wavy boundary. (7 to 10 inches thick) 3C1: 29 to 39 inches; very pale brown (10YR 7/3) very gravelly loamy sand, brown (10YR 4/3) moist; massive; slightly hard, very friable, nonsticky and nonplastic; many fine roots; many fine and few coarse tubular pores; 40 percent pebbles and cobbles; slightly acid (pH 6.1); gradual wavy boundary. (8 to 15 inches thick) Diunduh dari: https://soilseries.sc.egov.usda.gov/OSD_Docs/B/BONNER.html ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL SERI TANAH: BONNER Horison 3C2: Kedalaman 39 - 60 inches; Coklat sangat pucat (10YR 7/3) pasir berlempung sangat berkerikil, coklat (10YR 4/3) lembab; butir lepas; lepas, tidak lekat dan tidak mplastis; sedikit akar halus; banyak pori halus dan medium tidak teratur; 60 % pebbles dan cobbles; netral (pH 6.7). Diunduh dari: https://soilseries.sc.egov.usda.gov/OSD_Docs/B/BONNER.html ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL KARAKTERISTIK: Soil moisture control section - dry 45 to 60 days July to September, moist October through June Average annual soil temperature - 43 to 47 degrees F. Average summer soil temperature - 50 to 55 degrees F. with an O horizon Solum thickness - 24 to 36 inches Reaction - moderately acid to neutral throughout Volcanic ash mantle - 14 to 26 inches thick Volcanic glass content in the 0.02 to 2.0 mm fraction - 40 to 70 percent Acid-oxalate extractable Al + 1/2 Fe - 1 to 3 percent Phosphate retention - 55 to 90 percent 15-bar water content an air dried samples - 7 to 12 percent Horison A : Value - 5 hingga 7 kering, 3 hingga 5 lembab Chroma - 1 hingga 3 kering atau lembab ; Tekstur - A-SIL, GR-A-SIL, CB-A-SIL, GR-A-L, A-L ; Bulk density - 0.70 hingga 0.95 g/cc; Fragmen batuan : 0 - 20 %. Diunduh dari: https://soilseries.sc.egov.usda.gov/OSD_Docs/B/BONNER.html ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL KARAKTERISTIK PENTING: Bw horizon Hue - 10YR or 7.5YR Value - 5 through 7 dry, 3 or 4 moist Chroma - 3 or 4 dry or moist Texture GR-A-SIL, GR-A-L, A-SIL, A-L Bulk density - 0.70 to 0.95 g/cc Rock fragments - 0 to 30 percent Horison 2BC : Value 6 atau 7 kering, 4 atau 5 lembab; Chroma 3 atau 4 kering atau lembab; Tekstur: GR-SL, GR-L ; Fragmen batuan: 15 – 35%. percent Horison 3C : Hue - 10YR atau 2.5Y ; Value - 6 atau 7 kering, 4 atau 5 lembab; Chroma 2 - 4 kering atau lembab. Tekstur : GRV-LS, GRV-S, GRV-COS, GRX-LS, GRX-S, GRX-COS; Fragmen batuan: 35 - 85 %. Diunduh dari: https://soilseries.sc.egov.usda.gov/OSD_Docs/B/BONNER.html ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL TATANAN GEOGRAFIS: Bonner soils are on terraces and terrace escarpments. Elevations range from 2,000 to 3,200 feet. Kemiringan berkisar 0 - 15 % pada terras-terras dan 15 - 65 % pada “escarpments”. These soils formed in glacial outwash material derived dominantly from granite, gneiss, and schist. They have a mantle of volcanic ash and loess. Rataan suhu udara tahunan 42 – 47o F. dan rataan curah hujan tahunan 25 - 35 inches. Periode bebas salju 90 - 120 days. Diunduh dari: https://soilseries.sc.egov.usda.gov/OSD_Docs/B/BONNER.html ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL DRAINAGE & PERMEABILITas: Drainage bagus. Runoff lambat pada kondisi terras dan medium-cepat pada kondisi “escarpments”. Permeabilitas moderat dalam solumnya dan cepat-sangat cepat pada material di bawahnya. Penggunaan & Vegetasi: Tanah-tanah ini digunakan untuk hutan tanaman industri, penggembalaan, lahan pertanian, kawasan wisata,, dan habitat liar-bebas. Natural vegetation is mainly grand fir, Douglas-fir, ponderosa pine, lodgepole pine, and western larch, with an understory of pine reedgrass, myrtle pachystima, baldhip rose, common snowberry, longtube twinflower, piper anemone, goldthread, sedge, and common princes pine. Diunduh dari: https://soilseries.sc.egov.usda.gov/OSD_Docs/B/BONNER.html ………….. 8/3/2013 TANAH ANDISOL HAL-HAL PENTING: Horison penciri dan sifat penting yang dikenali pada pedon ini: 1. Epipedon Okhrik - 1.3 - 5 inches (Horison A) 2. Horison Kambik -- 5 - 29 inches (Horison Bw dan BC) 3. Seksi kontrol ukuran partikel -- 0 - 40 inches (A, Bw, 2BC, 3C1, dan sebagian horison 3C2) Diunduh dari: https://soilseries.sc.egov.usda.gov/OSD_Docs/B/BONNER.html ………….. 8/3/2013 PENGELOLAAN TANAH-TANAH ANDISOL PENGELOLAAN ANDISOL Famili tanah ini diberi nama Medial, isothermic, Typic Eutrustand. Di Hawaii, anggota-anggota dari famili tanah ini dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya sayuran yang produktif.. A highly prized attribute of these soils which vegetable farmers probably take for granted is their loose, easy-to-work characteristics implied by the term medial. These soils are also non-acid (eutr-) but may not be able to supply fast-growing vegetables with nutrients such as phosphorus and boron. The application rates required to correct deficiencies for phosphorus and boron are higher than one would expect for non-acid soils. The unexpectedly high phosphorus and boron requirements of soils in this family are accessory features, which can be inferred from the last three letters "and" in Eutrustand. Diunduh dari: http://www.ctahr.hawaii.edu/tpss/research_extension/rxsoil/andisols.htm ………….. 9/3/2013 PENGELOLAAN ANDISOL Ustands adalah Andisols yang ditemukan di daerah dengan musim kering yang jelas. Budidaya tanaman sayuran pada tanah-tanah ini di Kula atau Waimea memerlukan irigasi yang bagus.. The Maile series was once known as a Dystrandept (dystrophy = faulty nutrition) and is now called Hapludand (Hapl = simple). When one enters the rainforest on the slope of Haleakala or Maunakea, the name Dystrandept could not do justice to the soils there. They were called Hydandepts, and are now called Hydrudands. These are some of the most unusual soils in the world. In their natural state, as implied by their name, they consist mainly of water. With the exception of the surface of 10 inches, the underlying soil is 60-70% water by volume. And yet these soils have supported a sugar industry for over a century. Kendala utama dalam pengelolaan tanah ini untuk produksi pertanian adalah hujan yang berlebihan dan tutupan awan yang berlebihan. Rendahnya kesuburna tanah dan kekurnagan hara dikendalikan dan dikoreksi dengan pemupukan. Diunduh dari: http://www.ctahr.hawaii.edu/tpss/research_extension/rxsoil/andisols.htm ………….. 9/3/2013 Chilean Journal of Agricultural Research 71(2) April-June CO2 AND N2O EMISSIONS FROM AN ANDISOL IN CHILE UNDER A NO-TILL SYSTEM USING NON-FIXED CLOSED CHAMBERS Cristina Muñoz, Leandro Paulino, Jenniffer Vera, and Erick Zagal. Pengelolaan Andisol dengan sistem tanpa olah tanah, pemupukan nitrogen dengan ammonium dan nitrat, serta pengapuran . Emisi CO2 menunjukkan pola musiman yang jelas, praktek budidaya tanaman tidak berpengaruh nyata, emisi maksimum 53.2 ± 8.5 kg CO2-C ha-1 d-1 pada musim basah dan emisi minimum 9.7 ± 2.1 kg CO2-C ha-1 d-1 pada musim kering panas. Emisi N2O sangat berfluktuasi tergantung pada waktu dalam setahun, dan tidak ada pengaruh perlakuan budidaya dan tidak ada variasi musiman, rataan sebesar 0.95 kg N2O-N ha-1 yr-1. Variasi N-mineral dalam tanah tidak berhubungan dnegan emisi gas-rumah-kaca secara sendirian. Andisol dengan sistem tanpa olah tanah mempunyai potensi emisi N2O yang rendah, dan emisi CO2 lebih tinggi terutama pada musim basah. Diunduh dari: http://www.scielo.cl/scielo.php?pid=S0718-58392011000200013&script=sci_arttext ………….. 9/3/2013 Jumal Tanah dan Lingkungan,Vol. 10 No.I, April200B:14-19 THE EFFECT OF CALCIUM SILICATE ON THE PHOSPHORUS SORPTION CHARACTERISTICS OF ANDISOLS LEMBANG WEST JAVA Arief Hartono Aplikasi kalsium silikat diteliti efeknya terhadap perilaku sorpsi P tanah Andisols Lembang. Dosis yg dipakai 0, 2.5 dan 5% CaSiO3 (calcium silicate) atau 0, 7.5 dan 15 g calcium silicate per pot ditambahkan ke 300 g tanah (kering oven) dan diinkubasi selama satu bulan. Aplikasi kalsium silikat tidak mempengaruhi sorpsi maksimum P secara nyata, tetapi menurunkan energi pengikatan P. Kalsium silikat juyga menurunkan kebutuhan P standar. Aplikasi 5% kalsium silikat menurunkan laju sorpsi P dan sorpsi maksimum P pada dosis tertentu penambahan P. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi kalsium asilikat ke tanah Andisols mengakibatkan pupuk P lebih tersedia bagi tanaman. Diunduh dari: journal.ipb.ac.id/index.php/jtanah/article/view/2394/1400 ………….. 9/3/2013 Catena 45 (2001) 185-207 RUNOFF AND SOIL EROSION UNDER RAINFALL SIMULATION OF ANDISOLS FROM THE ECUADORIAN PÚRAVLZO: EFFECT OF TILLAGE AND BURNING Jérôme Poulenard, Pascal Podwojewski, Jean-Louis Janeau, Jean Collinet Pada petak alami Andisols, laju infiltrasi sangat cepat dan kehilangan sedimen snagat lambat (rendah). Perubahan penggunaan lahan meningkatkan runoff dan mereduksi konduktivitas hidraulik jenuh. Pengolahan tanah mengakibatkan proses pembentukan “kerak-tanah” di permukaan yang mempunyai konduktivitas sangat rendah. Permukaan tanah Andisols ini sangat peka dan mudah membentuk “kerak-tanah” ; sedangkan tanah-atanah Andisols yang lebih tua dengan bobot-isi lebih rendah, kalau terkena tetesan air hujan akan mudah menjadi kompak. Fenomena Repelensi-air terjadi setelah periode pengeringan tanah oleh udara ketika tanah diolah, khususnya pada horison A non-alofanik. Repelensi-air ini bersama dengan bobot-isi yang rendah menyebabkan tingginya kehilangan sedimen dari tanah-tanah yang dibiarkan setelah kultivasi (lahan “bera”). Erosi terjadi melalui “floating hydrophobic” dan “stable aggregates”. Diunduh dari: horizon.documentation.ird.fr/exl-doc/pleins.../010025847.pdf ………….. 10/3/2013 ISCO 2004 - 13th International Soil Conservation Organisation Conference – Brisbane, July 2004 Conserving Soil and Water for Society: Sharing Solutions ERODIBILITY OF AN ANDISOL (HYDRIC FULVUDANDS) IN THE ANDEAN CENTRAL ZONE OF COLOMBIA P. Carmona G., F.H. Obando-Moncayo, J. Isaza G Faktor erodibilitas (K) untuk tanah andisol (Hydric Fulvudands) ditentukan dnegan metode “Revised Universal Soil Loss Equation (RUSLE) “. The EI for a given rainstorm was calculated as the product of total storm energy (e) times the maximum 30-min intensity (I30). Storm kinetic energy was calculated by two (-0.05i) different methods, e.g. e = 0.119+0.873 * log10i, and e = 0.29 * [1-0.72 * e ] where i is rainfall intensity in mm h-1. During the experimental period, 228 storms occurred with a total rainfall of 1670 mm. 50% of rainfall (115 storms) were considered to be erosive with a maximum I30 of 57 mm h-1. The annual EI parameter (R) was 3552.9 MJ.mm.ha-1.h-1.y-1 and 3189.7 MJ.mm.ha-1.h-1.y-1 for the former and second method respectively. Sehingga, faktor K sebesar 0.039 Mg.ha.h.ha.-1MJ-1.mm-1y-1 dan 0.038 Mg.ha.h.ha.-1MJ-1.mm-1y-1. Ada Regresi linear signifikan antara R, kehilangan tanah dan runoff (R2 = 0.82**). Nilai-nilai K agak lebih tinggi dibandingkan dnegan tanah-tanah Andisols di Central dan South America. Diunduh dari: www.tucson.ars.ag.gov/isco/isco13/PAPERS%20A.../CARMONA.pdf …………..10/3/2013 2010 19th World Congress of Soil Science, Soil Solutions for a Changing World 1 – 6 August 2010, Brisbane, Australia. MECHANISMS OF WATER EROSION IN A PARTIALLY MELTED, FROZEN ANDISOL Taku Nishimura, Noriyuki Kamachi, Hiromi Imoto and Tsuyoshi Miyazaki Periode “cair” musiman tanah yang beku ternyata sangat peka terhadap erosi. In this study, artificial rainfall was applied to a partially thawed soil and the effects of soil physical conditions on erodibility of partially thawed Andisol was measured. An Andisol from a mountain range area was used. The soil was packed into a plastic box to form an 8-cm thick subsoil. The packed soil was kept in a refrigerator at -30°C for one night to form the frozen subsoil. Before the rainfall, disturbed soil was laid over the frozen subsoil to form 2-cm thick unfrozen layer as a model for a thawing surface soil. During the rainfall experiment, runoff, eroded soil, seepage from outlets at front wall of the down slope end of the box was sampled periodically. Pada awal kejadian hujan, subsoil beku yang kedap air menjadi sebab terjadinya runoff dan kehilangan tanah, sedangkan “kerak-tanah” di permukaan menjadi sebab utama terjadinya runoff selama periode akhir kejadian hujan. Rembesan air (Seepage) dari lapisan atas atau melalui subsoil yg beku menunjukkan adanya kondisi jenuh air lapisan tanah dekat permukaan yg tidak beku, dan kehilangan tanah cukup besar selama periode waktu yg sama, meskipun laju runoff sama selama percobaan hujan. Diunduh dari: www.iuss.org/19th%20WCSS/Symposium/pdf/1795.pdf………….. 10/3/2013 Japanese Journal of Water Treatment Biology; ISSN:0910-6758; VOL.37; NO.3; PAGE.99-110; (2001) BEHAVIOR OF NITRATE NITROGEN IN AN ANDISOL FOLLOWING INTENSIVE FERTILIZER REGIMES IN ARABLE LANDS. BANDUNEE CHAMPIKA LIYANAGE; YASUO OZAKI; MORIHIRO MAEDA; NOBORU KOBAYASHI; MASANORI FUJITA Dampak aplikasi pupuk N anorganik dan pupuk N organik terhadap pencucian nitrat pada tanah Andisol (tanah abu vulkan) yang mengalami hujan ekstrim diteliti pada kondisi usahatani jenis-jenis sayuran. Immediately after extreme rainfall, the NO3-N concentrations in soil water at 50 cm depth were markedly increased compared with that of soil water at 100 cm and 200 cm depth, most likely due to the rapid leaching of fertilizer nitrogen caused by downward movement of water through the soil. Pencucian nitrat di lahan yg dipupuk dengan pupuk N-anorganik ternayat lebih besar dibandingkan dnegan lahan yang dipupuk dengan pupuk N organik. Tanah yang dipupuk N-organik menunjukkan aktivitas nitrifikasi yg lebih tinggi, dan aktivitas denitrifikasinya lebih rendah dibandingkan dengan tanah-tanah yang dipupuk N-anorganik. Pencucian nitrat yang intensif (cepat) dari aplikasi pupuk anorganik pada lahan percobaan, dipicu oleh kejadian hujan tunggal. Diunduh dari: astp.jst.go.jp/modules/.../index.php?...Andisol...………….. 10/3/2013 Journal of Agricultural Science . Vol 4, No 10 (2012) Increasing P-Availability and P-Uptake Using Sugarcane Filter Cake and Rice Husk Ash to Improve Chinesse Cabbage (Brassica Sp) Growth in Andisol, East Java S. R. Utami, S. Kurniawan, B. Situmorang, N. D. Rositasari Potensi produksi pada Andisols dibatasi oleh tingginya kapasitas retensi P. Farmers commonly use organic matter. Sugarcane filter cake (blothong, Indonesian, SFC) and rice husk ash (RHA) are locally available in Coban Rondo, Malang, East Java and hence potentially used for soil amendment. To study the effects of SFC and RHA on P availability, P uptake and plant growth (Brassica sp.), soil samples were taken from 0-20 cm depth, incubated with SFC (21.37 Mg.ha-1) and RHA (44.64 Mg.ha-1). Total P, P-available, pH, organic carbon, exchangeable cations (K, Na, Ca, Mg), and P retention curve were determined at 0, 15, 30, and 45 days after incubation. Crop parameters (height, number of leaves, total dry weight) and P-uptake were also measured at 2, 4, 6 weeks after planting. Abu sekam padi lebih efektif daripada blotong – tebu untuk menurunkan retensi-P dan meingkatkan ketersediaan P (120% pada abu sekam padi dan 78% pada blotong tebu). Tanah-tanah yg kandungan BO nya tinggi cenderung mempunyai ketersediaan P lebih tinggi. Akibatnya, abu sekam padi dan blorong tebu meningkatkan serapan P sebesar 3 dan 2 kali pada tanah yang kaya BO ; 1.9 dan 2.7 kali pada tanah yang miskin BO , dibandingkan dnegan tanah yang tidak diperlakukan. Peningkatan serapan P diikuti dengan perbaikan pertumbuhan tanaman. Abu sekam padi lebih efektif daripada blotong-tebu, pada tanah-tanah yang kaya BO. Diunduh dari: http://www.ccsenet.org/journal/index.php/jas/article/view/18004………….. 10/3/2013 Behavior of Nitrate Nitrogen in an Andisol Following Intensive Fertilizer Regimes in Arable Lands. LIYANAGE B. C.; OZAKI, Y.; MAEDA, M.; KOBAYASHI, N.; FUJITA M. Journal of Water Treatment Biology. VOL.37;NO.3;PAGE.99-110(2001) Efek pupuk N anorganik atau pupuk N organik terhadap pencucian nitrat dari Andisol (tanah abu vulkan) setelah hujan lebat pada lahan sayuran. Soil water samples were collected with porous ceramic vessels installed in soil layers for analysis of nitrate nitrogen concentration. Significant increase in nitrate nitrogen concentration right after heavy rainfall in soil water at 50 cm depth compared to that at 100 cm depth suggested quick leaching of fertilizer. This leaching was more remarkable in the soil with inorganic fertilizer than with organic one. Aktivitas nitrifikasi lebih tinggi dan denitrifikasi lebih rendah pada tanah yang dipupuk N-organik daripada tanah yang dipupuk N-anorganik . Pencucian N-nitrat yang intensif dari lahan sayuran yg dipupuk N-anorganik disebabkan oleh kejadian hujan temporer. Diunduh dari: http://sciencelinks.jp/j-east/article/200122/000020012201A0901025.php ………….. 10/3/2013 TANAH ANDISOL ……………. Dst ……….. Foto: smno.kampus.ub.agst2012