BAB 2 VEKTOR A. BESARAN VEKTOR Secara sederhana pengertian vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Contoh dari besaran ini misalnya perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan sebagainya. Untuk menggambarkan vektor digunakan garis berarah yang bertitik pangkal. Panjang anak panah mewakili besar atau nilai vektor, sedangkan arah anak panah mewakili arah vektor.imbol vektor menggunakan huruf kapital yang dicetak tebal (bold) atau miring dengan tanda panah di atasnya seperti gambar berikut: PENGURAIAN Jika beberapa vektor dapat menghasilkan satu vektor resultan, maka satu vektor dapat kita uraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak lurus pada masing-masing sumbunya. Contohnya vektor dapat diuraikan atas sumbunya x dan y. Lihat gambar berikut, Persamaan persamaan di atas dapat digunakan untuk menghitung resultan dari 3 atau lebih vektor Notasi Gambar 1. Beberapa contoh gambar dan notasi vektor. Titik A disebut titik pangkal vektor dan titik B disebut ujung vektor. Besar sebuah vektor dapat ditulis dengan beberapa cara, di antaranya dengan memberi tanda mutlak (||) atau dicetak miring tanpa ditebalkan. Sebagai contoh, besar vektor A ditulis |A|atau A dan besar vektor B ditulis |B|atau B. Arah sebuah vektor dinyatakan oleh sudut tertentu terhadap arah acuan tertentu. Umumnya, sudut yang menyatakan arah sebuah vektor dinyatakan terhadap sumbu-x positif. Gambar 2. memperlihatkan tiga buah vektor A, B, dan C dengan arah masing-masing membentuk sudut 45°, 90°, dan 225° terhadap sumbu-x positif. Gambar 2. Arah vektor dinyatakan oleh sudut yang dibentuknya terhadap sumbu positif. Vektor Satuan Vektor satuan adalah vektor yang besarnya satu satuan. Dalam sistem koordinat terdapat 3 macam vektor satuan yaitu : a. Vektor satuan dalam arah sumbu x diberi simbol Î b. Vektor satuan dalam arah sumbu y diberi simbol ĵ c. Vektor satuan dalam sumbu z diberi simbol k vektor arah /vektor satuan : adalah vektor yang besarnya 1 dan arahnya sesuai dengan yang didefinisikan. Misalnya dalam koordinat kartesian : i, j, k. yang masing masing menyatakan vektor dengan arah sejajar sumbu x, sumbu y dan sumbu z. Sehingga vektor a dapat ditulis : a = ax i + ay j dan besar vektor a adalah : a = √𝑎𝑥 2 + 𝑎𝑦 2 B. OPERASI VEKTOR Penjumlahan Vektor Inti dari operasi penjumlahan vektor ialah mencari sebuah vektor yang komponenkomponennya adalah jumlah dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya atau secara sederhana berarti mencari resultan dari 2 vektor. Aga susah memang dipahami dari definisi tertulis. Kita coba memahaminya dengan contoh Untuk vektor segaris, resultannya R = A + B + C + n dst… untuk penjumlahan vektor yang tidak segaris misalnya seperti gambar di bawah ini rumus penjumlahan vektor bisa didapat dari persamaan berikut Menurut aturan cosinus dalam segitiga, (OR)2 = (OP)2 + (PR)2 – 2(OP)(PR) cos (180o – α) (OR)2 = (OP)2 + (PR)2 – 2(OP)(PR) -(cos α) (OR)2 = (OP)2 + (PR)2 + 2(OP)(PR) cos α Jika OP = A, PR = B, dan Resultan ‘R’ = OR maka didapat persamaan R2 = A2 + B2 + 2AB cos α Rumus menghitung resultan vektornya Dalam penjumlahan vektor bisa menggunakan 2 cara 1. Penjumlahan Vektor dengan cara Jajar Genjang (Pararelogram) yaitu seprti yang dijelaskan di atas. Metode yang digunakan adalah dengan mencari diagonal jajar genjang yang terbentuk dari 2 vektor dan tidak ada pemindahan titik tangkap vektor. 2. Penjumlahan Vektor dengan Cara Segitiga pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka vektor 1 ke ujung vektor yang lain kemudian menghubungkan titi tangkap atau titik pangkal vektor pertama dengn titik ujung vektor ke dua. Lihat ilustrasi gambar di bawah ini. Untuk vektor yang lebih dari 2, sama saja. Lakukan satu demi satu hingga ketemu resultan akhirnya. Dari gambar di atas, V = A + B dan R = V + C atau R = A + B + C Pengurangan Vektor Pengurangan Vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, cuma yang membedakan adalah ada salah satu vektor yang mempunyai arah yang berlawanan. Misalnya vektor A bergerak ke arah timur dan B bergerak ke arah barat maka resultannya R = A + (-B) = A – B Rumus Cepat Vektor berikut rumus cepat panduan mengerjakan soal vektor fisika Jika α = 0o maka R = V1 + V2 Jika α = 90o maka R = √(V12 + V22) Jika α = 180o maka R = | V1 + V2 | –> nilai mutlak Jika α = 120o dan V1 = V2 = V maka R = V Penjumlahan vektor tidak sama dengan penjumlahan skalar. Hal ini karena vektor selain memiliki nilai, juga memiliki arah. Vektor yang diperoleh dari hasil penjumlahan beberapa vektor disebut vektor resultan. Berikut ini akan dibahas metode-metode untuk menentukan vektor resultan. 1. Resultan Dua Vektor Sejajar Misalnya, Anda bepergian mengelilingi kota Palu dengan mengendarai sepeda motor. Dua jam pertama, Anda bergerak lurus ke timur dan menempuh jarak sejauh 50 km. Setelah istirahat secukupnya, Anda kembali melanjutkan perjalanan lurus ke timur sejauh 30 km lagi. Di lihat dari posisi asal, Anda telah berpindah sejauh sejauh 50 km + 30 km = 80 km ke timur. Dikatakan, resultan perpindahan Anda adalah 80 km ke timur. Secara grafis, perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada Gambar 3. Gambar 3. Menjumlahkan dua vektor searah. Sedikit berbeda dengan kasus tersebut, misalnya setelah menempuh jarak lurus 50 km ke timur, Anda kembali lagi ke barat sejauh 30 km. Relatif terhadap titik asal, perpindahan Anda menjadi 50 km – 30 km = 20 km ke timur. Secara grafis, perpindahan Anda diperlihatkan pada Gambar 4. Gambar 4. Menjumlahkan dua vektor berlawanan arah. Dari kedua contoh, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3. dan Gambar 4, menjumlahkan dua buah vektor sejajar mirip dengan menjumlahkan aljabar biasa. Secara matematis, resultan dua buah vektor sejajar, yakni, sebagai berikut. Jika vektor A dan B searah, besar vektor resultan R, adalah R = |A+B| (1-1) dengan arah vektor R sama dengan arah vektor A dan B. Sebaliknya, jika kedua vektor tersebut berlawanan, besar resultannya adalah R = |A-B| (1-2) dengan arah vektor R sama dengan arah vektor yang terbesar. 2. Resultan Dua Vektor yang Saling Tegak Lurus Misalnya, Anda memacu kendaraan Anda lurus ke timur sejauh 40 km dan kemudian berbelok tegak lurus menuju utara sejauh 30 km. Secara grafis, perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada Gambar 5. Gambar 5. Menjumlahkan dua vektor yang saling tegak lurus. Besar resultan perpindahannya, r, diperoleh menggunakan Dalil Pythagoras, yakni sebagai berikut : dan arahnya terhadap sumbu-x positif (atau 37° dari arah timur). Dari contoh kasus tersebut, jika dua buah vektor, A dan B, yang saling tegak lurus akan menghasilkan vektor resultan, R, yang besarnya : (1-3) dengan arah (1-4) terhadap arah vektor A dengan catatan vektor B searah sumbu-y dan vektor A searah sumbux. 3. Resultan Dua Vektor yang Mengapit Sudut Sekarang tinjau dua buah vektor, A dan B, yang satu sama lain mengapit sudut seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6 (a). Gambar vektor resultannya dapat diperoleh dengan cara menempatkan pangkal vektor B di ujung vektor A. Selanjutnya, tarik garis dari titik pangkal vektor A ke titik ujung vektor B dan buatkan panah tepat di ujung yang berimpit dengan ujung vektor B. Vektor inilah, R, resultan dari vektor A dan B. Hasilnya seperti diperlihatkan pada Gambar 6 (b). Gambar 6. (a) Vektor A dan vektor B mengapit sudut. (b) Menggambarkan vektor resultan dari vektor A dan vektor B. Besar vektor resultan, R, dapat ditentukan secara analitis sebagai berikut. Perhatikan Gambar 7. Vektor C dan D diberikan sebagai alat bantu sehingga vektor A + C tegak lurus vektor D dan ketiganya membentuk resultan yang sama dengan resultan dari vektor A dan B, yakni R. Gambar 7. Menentukan besar resultan dua buah vektor secara analitis. Dengan menggunakan Dalil Pythagoras, besarnya vektor resultan R adalah : Selanjutnya, juga dengan menggunakan Dalil Pythagoras, dari gambar diperoleh : C2 + D2 = B2 Dan dari trigonometri Dengan memasukkan dua persamaan terakhir ke persamaan pertama, diperoleh besarnya vektor resultan R. (1-5) 4. Selisih Dua Vektor yang Mengapit Sudut Vektor A dan vektor -A, memiliki besar yang sama, yakni |A| = |–A| = A, tetapi arahnya berlawanan seperti diperlihatkan pada Gambar 8. Gambar 8. Vektor A Negatif dari sebuah vektor A. Selisih dari dua buah vektor, misalnya vektor A – B, secara grafis sama dengan jumlah antara vektor A dan vektor –B, seperti diperlihatkan pada Gambar 9. Gambar 9. Selisih dua buah vektor. Secara matematis, vektor selisihnya ditulis R = A – B. Secara analitis, besar vektor selisihnya ditentukan dari Persamaan (1–5) dengan mengganti θ dengan 180–θ. Oleh karena, cos (180° – θ ) = –cosθ sehingga diperoleh : (1-6) Catatan Fisika : cos (180 – θ ) = –cosθ. Hal ini dikarenakan cos (180 – θ) sama dengan cos(180) cosθ + sin (180) sin θ di mana nilai cos (180) = –1 dan nilai sin (180) = 0.Bagaimana jika cos (180 + θ )? Apakah sama dengan –cosθ ? 5. Melukis Resultan Beberapa Vektor dengan Metode Poligon Jika terdapat tiga buah vektor, A, B, dan C, yang besar dan arahnya berbeda seperti diperlihatkan pada Gambar 10 (a), resultannya dapat diperoleh dengan cara menggunakan metode poligon, yakni sebagai berikut. a. Hubungkan titik tangkap vektor B pada ujung vektor A dan titik pangkal vektor C pada ujung vektor B. b. Buat vektor resultan, R, dengan titik tangkap sama dengan titik pangkal vektor A dan ujung panahnya tepat di titik ujung vektor C. Hasilnya seperti diperlihatkan pada Gambar 10 (b). Gambar 10. Menggambarkan resultan beberapa vektor dengan metode poligon. Secara matematis, vektor resultan pada Gambar 10. ditulis sebagai berikut. R=A+B+C 6. Vektor Nol Vektor nol adalah vektor hasil penjumlahan beberapa buah vektor yang hasilnya nol. Sebagai contoh, lima buah vektor, A, B, C, D, dan E, menghasilkan resultan sama dengan nol maka secara matematis ditulis A+B+C+D+E=0 Dengan menggunakan metode poligon, secara grafis vektor-vektor tersebut diperlihatkan seperti pada Gambar 11. Perhatikan bahwa ujung vektor terakhir (vektor E) bertemu kembali dengan titik pangkal vektor pertama (vektor A). Gambar 11. Penjumlahan lima buah vektor yang menghasilkan vektor nol.