Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA KUNJUNGAN KE HARIAN KOMPAS JAKARTA, 23 APRIL 2012 Yth. : 1. Pimpinan Umum dan Pimpinan Redaksi Harian Kompas; 2. Saudara Menteri Perdagangan beserta jajaran; 3. Para Wartawan dan Hadirin sekalian. Assalamu’alaikum Wr. Wb. Selamat siang, dan salam sejahtera untuk kita semua. Pada kesempatan ini marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kita dapat bertemu di kantor Redaksi Harian Kompas pada siang hari ini. Saya juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Pimpinan Umum dan Pimpinan Redaksi Harian Kompas, yang telah bersedia menerima saya beserta Saudara Menteri Perdagangan untuk bersilaturahmi dan berdialog mengenai Kebijakan Pemerintah di bidang industri dan perdagangan. Saya akan menyampaikan secara ringkas mengenai kebijakan pengembangan industri nasional, dengan fokus pada hilirisasi industri berbasis sumber daya alam dan pengamanan pasar dalam negeri. Saudara-saudara yang saya hormati, Visi Pembangunan Industri Nasional Jangka Panjang (2025) adalah “Membawa Indonesia pada tahun 2025 untuk menjadi Negara (1) Industri Mendorong Tangguh Dunia”, peningkatan nilai dengan Misi tambah yaitu: industri; (2) Mendorong peningkatan perluasan pasar domestik dan internasional; (3) Mendorong peningkatan industri jasa pendukung; (4) Memfasilitasi penguasaan teknologi industri; (5) Memfasilitasi penguatan struktur industri; (6) Mendorong penyebaran industri keluar pulau Jawa; dan (7) Mendorong peran IKM terhadap PDB. Pertumbuhan sektor industri pengolahan non-migas secara kumulatif pada tahun 2011 lebih baik dibandingkan tahuntahun sebelumnya, yaitu mampu tumbuh sebesar 6,83%. Pertumbuhan ini telah melampaui pertumbuhan ekonomi 2 yang sebesar 6,46%, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan industri pengolahan non-migas tahun 2010 yaitu sebesar 5,12% dan merupakan pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2005. Saudara-saudara Sekalian, Dalam beberapa tahun terakhir, ekspor produk manufaktur tumbuh lebih rendah dari pertumbuhan ekspor produk primer. Porsi produk manufaktur dalam ekspor non-migas makin kecil, dari 76% pada 2000 menjadi 50% pada 2010. Struktur ekspor semakin didominasi oleh bahan mentah. Sejak 2008, impor naik pesat sehingga neraca perdagangan produk manufaktur mengalami defisit. Tanpa upaya mendorong produktifitas industri, daya saing produk industri nasional akan makin menurun. Tuntutan hilirisasi semakin kuat, di mana tuntutan memperluas rantai nilai komoditas ekspor unggulan seperti CPO, karet alam dan biji kakao, juga semakin mengemuka. Semangat hilirisasi (mengolah bahan mentah sebelum diekspor) semakin berkembang, bahkan untuk produk pertambangan mineral dan batu bara (Minerba) diwajibkan oleh UU No. 4 Tahun 2009. 3 Sehubungan dengan kondisi tersebut di atas, maka pemerintah akan memfokuskan program hilirisasi industri pada Industri Berbasis Pertanian/Agro (CPO, Kakao, dan Rotan) dan Industri Berbasis Mineral Hasil Tambang (Bauksit, Nikel, Bijih/Pasir Besi, dan Tembaga). Dalam rangka mendorong hilirisasi Industri Berbasis Agro, kebijakan utama yang diambil pemerintah adalah pemberlakuan bea keluar untuk CPO dan kakao. Kebijakan ini telah memberikan dampak positif, berupa: peningkatan utilisasi industri, peningkatan ekspor produk olahan, serta peningkatan investasi. Selain itu, pemerintah juga telah memberlakukan kebijakan pelarangan ekspor rotan mentah sejak 1 Januari 2012. Adapun latar belakang pelarangan ini adalah banyaknya industri pengolahan rotan yang tutup dan menurunnya ekspor produk furniture dan kerajinan rotan dikarenakan kekurangan bahan baku rotan. Tujuan pemberlakuan kebijakan pelarangan ekspor rotan mentah adalah untuk: memanfaatkan rotan secara berkesinambungan, menjaga ketersedíaan bahan baku bagi industri produk rotan dalam negeri, serta mendukung peningkatan ekspor produk industrí rotan. 4 Dengan adanya kebijakan ini, terjadi dampak positif terhadap industri pengolahan rotan, yaitu ekspor produk rotan pada 3 (tiga) bulan pertama tahun 2012 memperlihatkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2011. Ekspor produk rotan dalam 3 bulan terakhir menunjukkan tren yang terus meningkat, dan diperkirakan ekspor produk rotan pada tahun 2012 akan mencapai US$ 275 juta atau meningkat sebesar 36,8%. Upaya-upaya pelarangan yang ekspor dilakukan rotan sebagai mentah tindak adalah lanjut mendorong pemanfaatan produk rotan seperti furnitur untuk instansi Pemerintah dan sekolah-sekolah, mengembangkan industri pengolahan rotan di daerah sumber bahan baku, mengajak peran serta dunia usaha/retail untuk mempromosikan furnitur rotan, memfasilitasi pertemuan antara industri pengguna rotan dengan penghasil bahan baku untuk memenuhi kebutuhan rotan, serta mendorong lembaga pembiayaan untuk pengadaan bahan baku rotan. Saudara-saudara Yang Saya Hormati, Sejak diberlakukannya UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, terjadi eksploitasi dan ekspor hasil tambang secara besar-besaran, yaitu sebesar 5 500-800% dari tahun 2008 sampai tahun 2011, yang dikhawatirkan cadangan mineral seperti bauksit dan bijih besi akan habis dalam waktu kurang dari 10 tahun. Sementara itu, apabila kegiatan pengolahan mineral dilakukan di dalam negeri, akan memberikan nilai tambah yang sangat signifikan, seperti pengolahan bauksit menjadi ingot aluminium akan memberikan nilai tambah sebesar 148 kali, pengolahan bijih nikel menjadi stainless steel akan memberikan nilai tambah sebesar 105 kali, dan pengolahan bijih tembaga menjadi ingot tembaga akan memberikan nilai tambah sebesar 100 kali. Untuk itu, pemerintah sudah dan sedang mempersiapkan berbagai kebijakan untuk mengantisipasi eksploitasi dan ekspor barang mineral besar-besaran, melalui: domestic market obligation (DMO), bea keluar, pembatasan kuota produksi/ekspor, serta pelarangan ekspor. Kementerian Perindustrian bersama dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, dan Kementerian ESDM sedang melakukan pembahasan intensif untuk mempersiapkan berbagai kebijakan tersebut di atas. 6 Saudara-saudara Sekalian, Impor beberapa komoditi seperti produk elektronika, tekstil dan produk tekstil, dan mainan anak menunjukkan tren yang semakin meningkat. Sebagian besar produk impor tersebut terutama yang berasal dari China berkualitas rendah dan membahayakan konsumen karena menggunakan bahan baku dan pewarna yang mengandung bahan beracun. Sementara itu, Indonesia cenderung hanya dijadikan sebagai pasar dari produk-produk tersebut dan bukan sebagai basis produksi. Sebagian besar dari investasinya dilakukan di negara-negara ASEAN lain dan China. Untuk itu, pemerintah mendorong agar produk yang masuk ke Indonesia memberikan jaminan terhadap perlindungan konsumen. Selain itu, pemerintah ingin mendorong agar produsen yang potensi pasar produknya di Indonesia besar bersedia untuk berinvestasi dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Kebijakan yang sedang dan akan dijalankan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan memberlakukan regulasi teknis, baik berupa pemberlakuan SNI Wajib maupun Peraturan Teknis terutama terhadap produk-produk yang berkualitas rendah dan membahayakan konsumen. 7 Untuk mendorong para produsen agar berminat berinvestasi di Indonesia, pemerintah telah menyediakan beberapa insentif fiskal, antara lain: (a) kebijakan Tax Holiday untuk 5 (lima) sektor industri pionir, yaitu industri logam dasar, kilang minyak, industri berbasis sumber daya terbarukan, permesinan dan alat komunikasi; (b) Tax Allowance untuk Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu; dan (c) Pembebasan Bea Masuk atas Impor Mesin serta Barang dan Bahan. Saudara-saudara Yang Saya Hormati, Pemerintah telah membuat kebijakan dalam rangka Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) melalui Inpres No. 2 Tahun 2009. Hal ini mengingat potensi pasar dalam negeri yang sangat besar, baik yang berasal dari belanja barang dan modal pemerintah, belanja BUMN, maupun Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) sektor Migas. Penggunaan produksi dalam negeri untuk memenuhi belanja ketiga sektor tersebut akan dapat mendorong tercapainya target pertumbuhan industri nasional, seperti pada industri perkapalan dan infrastruktur ketenagalistrikan. 8 Saudara-saudara Sekalian, Demikian paparan pengembangan hilirisasi singkat industri industri saya nasional, berbasis mengenai dengan sumber daya kebijakan fokus alam pada dan pengamanan pasar dalam negeri. Semoga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang latar belakang dan tujuan mengenai berbagai kebijakan yang sudah dan sedang disiapkan oleh pemerintah di bidang perindustrian dan perdagangan. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. MENTERI PERINDUSTRIAN MOHAMAD S. HIDAYAT 9