Trw_3_2005_CAVER DALAM

advertisement
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
BOKS 1. INDUSTRI KERAJINAN ROTAN CIREBON:
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SAAT INI
Industri kerajinan rotan (mebel/furnitur rotan) di kabupaten Cirebon selama ini menjadi
pemasok bagi sebagian besar pasar dunia, terutama di negara-negara Eropa. Industri tersebut
juga termasuk dalam kategori strategis bagi Jawa Barat. Selain menyerap banyak tenaga kerja
(terdapat kurang lebih 200 ribu pekerja di industri mebel/furnitur rotan Kabupaten Cirebon pada
tahun 20021), juga merupakan salah satu sumber pemasukan bagi devisa negara (nilai ekspor
mebel/furnitur rotan Cirebon tahun 2003 sebesar US$122 juta dan meningkat mencapai
US$135 juta pada tahun 20042). Oleh karena itu, produksi industri kerajinan rotan di Kabupaten
Cirebon diharapkan dapat terus ditingkatkan.
Mulai bulan Januari 2005, pemerintah memberlakukan peraturan menteri perdagangan
(permenperdag) No. 12/2005, tentang pembukaan ekspor rotan bahan baku. Sejak
pemberlakuan ketentuan baru tersebut kinerja industri kerajinan rotan di kabupaten Cirebon
mengalami penurunan, bahkan kesinambungan produksinya dikhawatirkan dapat terhenti.
Dengan dibukanya kembali ekspor rotan bahan baku ini menyebabkan persediaan rotan untuk
memenuhi kebutuhan industri kerajinan rotan dalam negeri menjadi berkurang. Perbedaan
harga antara pasar luar negeri dan dalam negeri yang cukup tinggi semakin mendorong
eksportir rotan memasarkan produknya di luar negeri, sehingga pasokan rotan bahan baku bagi
industri mebel/furnitur rotan dalam negeri semakin berkurang. Untuk mengatasi kekurangan
pasokan rotan bahan baku tersebut, beberapa kebijakan dan kerjasama antardaerah/pemerintah daerah telah dilakukan (seperti kerjasama antara Badan Kerjasama
Pembangunan Sulawesi (BKPRS) dengan Pemda Jawa Barat untuk menjamin ketersediaan
pasokan rotan bahan baku dari Sulawesi).
Di samping permasalahan tersebut, ekspor rotan bahan baku Indonesia ke beberapa
negara, seperti China dan Vietnam, mengakibatkan industri kerajinan rotan negara tersebut
menjadi bangkit dan akan mengambil alih kurang lebih 40% pangsa furnitur rotan Indonesia di
pasar global3. Kebangkitan industri kerajinan rotan Cina dan Vietnam ini dikhawatirkan dapat
mengancam kelangsungan industri kerajinan rotan Cirebon yang selama ini telah menguasai
pasar kerajinan rotan dunia. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya yang serius untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh industri kerajinan rotan di Kabupaten Cirebon saat
ini, baik mengenai aspek regulasi maupun daya saing produk kerajinan rotan dan ketersediaan
pasokan rotan bahan baku. Dengan teratasinya masalah ini, kelangsungan industri rotan di
Kabupaten Cirebon dan perkembangannya ke depan diharapkan dapat dipertahankan.
----------------------------------------------------------1
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cirebon
2
Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon
3
Informasi dari Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo)
21
Download