Disini - Pengadilan Negeri Banda Aceh

advertisement
P U T U S A N
Nomor : 103/ Pid.B / 2013/ PN.BNA.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Banda Aceh yang mengadili perkara-perkara
pidana dengan acara biasa pada tingkat pertama, telah menjatuhkan
putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :
N a m a
: DANIL AMIRUDDIN BIN ALM ASEP
TAUFIK ;
Tempat Lahir
: Krueng Mane ;
Umur/tgl. lahir
: 24 tahun/ 13 Maret 1988 ;
Jenis Kelamin
: Laki–laki ;
Kebangsaan
: Indonesia ;
Tempat tinggal
: Jl. Dusun Tengoh, Gampong Blang Pulo,
Kec. Muara Satu, Kota Lhokseumawe ;
A g a m a
: Islam;
Pekerjaan
: Swasta ;
Terdakwa ditahan sejak tanggal 15 Pebruari sampai dengan
sekarang ;
Terdakwa telah diberitahukan haknya untuk didampingi oleh
Penasihat Hukum, namun Terdakwa menyatakan tidak akan didampingi
penasihat hukum dan maju sendiri dalam perkara ini ;
Pengadilan Negeri tersebut ;
Telah membaca berita acara pemeriksaan serta surat-surat lain yang
berkenaan dengan perkara ini ;
Telah mendengar keterangan para saksi, keterangan Terdakwa di
persidangan serta memperhatikan barang-barang bukti ;
Telah mendengar tuntutan pidana dari Penuntut Umum yang
dibacakan dan diserahkan di persidangan tanggal 15 April 2013 yang pada
pokoknya menuntut :
2
1.
Menyatakan
terbukti
terdakwa
Danil Amiruddin Bin Alm Asep Taufik telah
secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak
pidana “Penggelapan dan Pencurian“ sebagaimana diatur dan diancam
pidana melanggar Pasal 372 KUHP dan Pasal 362 KUHP sebagaimana
surat dakwaan kumulatif Jaksa Penuntut Umum ;
2.
Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Danil Amiruddin Bin Alm Asep
Taufik berupa pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam)
bulan penjara dengan dikurangi
selama terdakwa
berada dalam
tahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan ;
3.
Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna
hitam,
- 1 (satu) unit Laptop merek Asus warna hitam
Dikembalikan kepada korban yaitu saksi Ahlul Fikri ;
4.
Menetapkan agar Terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah) ;
Menimbang, bahwa Terdakwa oleh Penuntut Umum telah didakwa
melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Surat Dakwaannya tertanggal
21 Maret 2013 sebagai berikut :
KESATU
Bahwa ia Terdakwa Danil Amiruddin Bin Alm Asep Taufik, pada
hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013 sekira pukul 12.00 wib atau setidaktidaknya pada suatu waktu dalam bulan Pebruari 2013 atau pada suatu
waktu dalam tahun 2013, bertempat di warung Pak Muku, Gampong Pango
Raya, Kec. Ulee Kareng, Banda aceh atau pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Banda Aceh, dengan
dengan sengaja dan melawan hukum memiliki sesuatu barang yang
seluruhnya atau sebagian adalah milik saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar dan
yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan berupa 1 (satu) unit
3
sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna hitam, perbuatan mana
dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
- Bahwa pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013 sekira pukul 12.00,
bertempat di warung Pak Muku, Gampong Pango Raya, Kec. Ulee
Kareng, Banda aceh Terdakwa yang juga rekan satu kerja Saksi Ahlul
Fikri Bin Abu Bakar di warung Pak Muku, meminjam 1 (satu) unit sepeda
motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna hitam milik Saksi Ahlul Fikri
Bin Abu Bakar dengan tujuan untuk mengambil baju di loket terminal
Batoh, Kec. Lueng Bata, Banda Aceh, selanjutnya setelah terdakwa
mengambil baju di loket terminal Batoh terdakwa kembali ke warung Pak
Muku, lalu terdakwa masuk ke dalam kamar terdakwa dan saksi Ahlul
Fikri Bin Abu Bakar, dan di dalam kamar tersebut, terdakwa melihat 1
(satu) unit Laptop merek Asus warna hitam di atas meja milik saksi Ahlul
Fikri Bin Abu Bakar, lalu terdakwa mengambil laptop tersebut tanpa seizin
dari Saksi Ahlul, selanjutnya terdakwa pergi ke Lhokseumawe dengan
menggunakan sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, adapun
maksud terdakwa membawa sepeda motor milik saksi Ahlul ke
Lhokseumawe adalah untuk dimiliki oleh terdakwa ;
Perbuatan ia terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
372 KUHP ;
DAN
KEDUA
Bahwa ia Terdakwa Danil Amiruddin Bin Alm Asep Taufik, pada
hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013 sekira pukul 12.00 wib atau setidaktidaknya pada suatu waktu dalam bulan Pebruari 2013 atau pada suatu
waktu dalam tahun 2013, bertempat di warung Pak Muku, Gampong Pango
Raya, Kec. Ulee Kareng, Banda aceh atau pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Banda Aceh, mengambil
1 (satu) unit Laptop merek Asus warna hitam yang seluruhnya atau sebagian
milik saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar atau setidak-tidaknya milik orang lain
4
selain terdakwa dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,
perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
- Bahwa pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013 sekira pukul 12.00,
bertempat di warung Pak Muku, Gampong Pango Raya, Kec. Ulee
Kareng, Banda aceh Terdakwa yang juga rekan satu kerja Saksi Ahlul
Fikri Bin Abu Bakar di warung Pak Muku, meminjam 1 (satu) unit sepeda
motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna hitam milik Saksi Ahlul Fikri
Bin Abu Bakar dengan tujuan untuk mengambil baju di loket terminal
Batoh, Kec. Lueng Bata, Banda Aceh, selanjutnya setelah terdakwa
mengambil baju di loket terminal Batoh terdakwa kembali ke warung Pak
Muku, lalu terdakwa masuk ke dalam kamar terdakwa dan saksi Ahlul
Fikri Bin Abu Bakar, dan di dalam kamar tersebut, terdakwa melihat 1
(satu) unit Laptop merek Asus warna hitam di atas meja milik saksi Ahlul
Fikri Bin Abu Bakar, lalu terdakwa mengambil laptop tersebut tanpa seizin
dari Saksi Ahlul, selanjutnya terdakwa pergi ke Lhokseumawe dengan
menggunakan sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, adapun
maksud terdakwa membawa sepeda motor milik saksi Ahlul ke
Lhokseumawe adalah untuk dimiliki oleh terdakwa ;
Perbuatan ia terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
362 KUHP ;
Menimbang,
bahwa
atas
dakwaan
tersebut
terdakwa
tidak
mengajukan eksepsi/keberatan dan menyatakan telah mengerti dengan jelas
isi dan maksudnya;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya, Penuntut
Umum telah mengajukan saksi-saksi berikut ini yang semuanya telah
memberikan keterangannya sebagai berikut :
1. Saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar, memberikan keterangan di bawah
sumpah :
-
Bahwa pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul 12.00
wib, terdakwa pinjam sepeda motor saksi untuk mengambil baju di loket
5
Terminal Batoh dan saksi tunggu sampai sore terdakwa belum kembali,
lalu saksi pergi mengecek ke terminal Batoh tidak ketemu terdakwa dan
saksi kembali ke warung Pak Muku dan pada saat saksi masuk ke
dalam kamar ternyata laptop saksi juga hilang kemudian saksi membuat
laporan ke Polsek Ulee Kareng untuk di proses lebih lanjut ;
-
Bahwa setelah kejadian itu saksi menghubungi terdakwa dan terdakwa
membalas dengan pesan singkat yang kata terdakwa ia sedang dalam
perjalanan ke Banda Aceh ;
-
Bahwa ternyata sepeda motor saksi dibawa terdakwa ke Lhokseumawe
begitu pula laptop milik saksi ;
-
Bahwa terdakwa ditangkap di Lhokseumawe begitu juga sepeda motor
dan laptop sebagaimana barang bukti yang diperlihatkan ;
Atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan
membenarkannya ;
2. Saksi Fitiriani Binti Mustafa, memberikan keterangan dibawah sumpah:
-
Bahwa pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul 11.30
wib, terdakwa ada minta pinjam sepeda motor saksi, tetapi saksi tidak
memberikannya karena pada saat itu saksi mau pulang, kemudian
terdakwa minta pinjam sepeda motor Ahlul Fikri, dan sekira pukul 15.00
wib terdakwa lewat di depan rumah saksi dengan sepeda motor Mio
Soul milik Ahlul Fikri dengan membawa 1 (satu) kotak tetapi saksi tidak
mengetahui apa isi kotak tersebut dan kemana terdakwa pergi ;
Atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan
membenarkannya ;
Menimbang, bahwa setelah mendengar seluruh keterangan para
saksi tersebut di atas, telah pula di dengar keterangan terdakwa yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut
6
-
Bahwa pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul 12.00
wib, terdakwa ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di warung Pak
Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ;
-
Bahwa sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam adalah
Yamaha Mio Soul ;
-
Bahwa setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung Pak
Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja dalam
kamar Saksi Ahlul Fikri ;
-
Bahwa kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut lalu
pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul
milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ;
Menimbang, bahwa di persidangan telah diperlihatkan barang-barang
bukti berupa :
- 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna
hitam,
- 1 (satu) unit Laptop merek Asus warna hitam ;
Menimbang, bahwa dari keterangan saksi-saksi, terdakwa, bukti-bukti
baik yang diajukan oleh Penuntut Umum maupun terdakwa, Majelis Hakim
memperoleh fakta-fakta sebagai berikut ;
-
Bahwa benar pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul
12.00 wib, terdakwa
ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di
warung Pak Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ;
-
Bahwa benar sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam
adalah Yamaha Mio Soul ;
-
Bahwa benar setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung
Pak Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja
dalam kamar Saksi Ahlul Fikri ;
7
-
Bahwa benar kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut
lalu pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul
milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ;
Menimbang, bahwa dari fakta-fakta tersebut di atas, Majelis Hakim
akan pertimbangkan apakah perbuatan Terdakwa memenuhi unsur-unsur
tindak pidana sebagaiman yang didakwakan oleh Penuntut Umum ;
Menimbang, bahwa Terdakwa oleh Penuntut Umum telah didakwa
Surat Dakwaan yang bersifat kumulatif, yaitu :
Kesatu : Pasal 372 KUHP, dan
Kedua : Pasal 362;
Menimbang, bahwa karena bersifat kumulatif, maka Majelis Hakim
harus mempertimbangkan kedua dakwaan tersebut ;
Menimbang,
bahwa
dimulai
dengan
Dakwaan
Kesatu,
yang
pertimbangannya adalah sebagai berikut ;
1. Unsur ‘Barang siapa’
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan ‘barang siapa’ ialah
siapa saja atau setiap orang yang didakwa oleh Penuntut Umum sebagai
pelaku tindak pidana yang didakwakan dalam perkara ini ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pengamatan dan penilaian terhadap
terdakwa tersebut selama persidangan berlangsung, maka Majelis Hakim
berkeyakinan
bahwa
Terdakwa
adalah
orang
yang
identitasnya
sebagaimana tercantum dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum, karena
selama pemeriksaan berlangsung tidak terdapat adanya keberatan maupun
sangkalan baik dari saksi-saksi maupun dari Terdakwa sendiri, sehingga
unsur ini harus dinyatakan terpenuhi ;
2. Unsur ‘Dengan sengaja’
Menimbang, bahwa unsur ‘dengan sengaja’ atau ‘kesengajaan’
merupakan unsur subyektif dalam tindak pidana penggelapan ;
8
Menimbang, bahwa kesengajaan yang terdapat dalam suatu
rumusan tindak pidana seperti pada penggelapan, maka kesengajaan
dikatakan ada apabila adanya suatu kehendak atau adanya suatu
pengetahuan atas suatu perbuatan atau hal-hal/unsur-unsur tertentu serta
menghendaki dan atau mengetahui atau menyadari akan akibat yang timbul
dari perbuatan ;
Menimbang,
bahwa
menurut
keterangan
dalam
MvT
yang
menyatakan setiap unsur kesengajaan (opzettelijk) dalam rumusan suatu
tindak pidana selalu ditujukan pada semua unsur yang ada di belakangnya,
atau dengan kata lain semua unsur-unsur yang ada di belakang perkataan
sengaja selalu diliputi oleh unsur kesengajaan itu ;
Menimbang, bahwa dari pengertian ‘kesengajaan’ sebagai ‘willens
wetens’ atau sebagai menghendaki atau mengetahui, dimana yang dapat
dikehendaki tersebut hanya perbuatan dan yang dapat diketahui tersebut
berupa keadaan-keadaan, maka agar dapat seorang pelaku terbukti
memenuhi unsur opzet atau kesengajaan seperti yang disyaratkan dalam
pasal 372 KUHP diperlukan :
a.
Telah menghendaki atau bermaksud untuk menguasai suatu benda
secara melawan hukum ;
b.
Mengetahui bahwa yang ingin dikuasai adalah suatu benda ;
c.
Mengetahui
bahwa
benda
tersebut
sebagian
atau
seluruhnya
kepunyaan orang lain ;
d.
Mengetahui bahwa benda tersebut ada padanya bukan karena
kejahatan ;
Menimbang,
bahwa
berdasarkan
fakta
yang
terungkap
di
persidangan :
-
Bahwa benar pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul
12.00 wib, terdakwa
ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di
warung Pak Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ;
9
-
Bahwa benar sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam
adalah Yamaha Mio Soul ;
-
Bahwa benar setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung
Pak Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja
dalam kamar Saksi Ahlul Fikri ;
-
Bahwa benar kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut
lalu pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul
milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut, Majelis Hakim
menilai terdakwa telah menyadari tindakannya adalah membawa sepeda
motor Mio Soul milik Saksi Ahlul sampai ke Lhokseumawe, sehingga unsur
ini harus dinyatakan terpenuhi ;
3.
Unsur ‘Menguasai suatu benda yang sebagian atau seluruhnya
milik orang lain secara melawan hukum’
Menimbang, bahwa ada beberapa pendapat pakar hukum dan
yurisprudensi mengenai apa yang dimaksud dengan ‘menguasai suatu
benda secara melawan hukum’ ;
Menimbang, bahwa menurut Prof. Simon kata ‘menguasai’ dalam
Pasal 372 KUHP berari : suatu tindakan yang sedemikian rupa yang
membuat pelaku memperoleh suatu kekuasaan yang nyata atas suatu
benda seperti yang dimiliki oleh pemiliknya, dan pada saat yang sama telah
membuat kekuasaan tersebut diambil dari pemiliknya ;
Menimbang, bahwa menurut profesor-profesor Van Bemmelen-Van
Hattum, yang dimaksud unsur ini adalah : melakukan suatu perilaku yang
mencerminkan
putusan
pelaku
untuk
secara
mutlak
melaksanakan
kekuasaan yang nyata atas suatu benda ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap :
10
-
Bahwa benar pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul
12.00 wib, terdakwa
ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di
warung Pak Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ;
-
Bahwa benar sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam
adalah Yamaha Mio Soul ;
-
Bahwa benar setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung
Pak Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja
dalam kamar Saksi Ahlul Fikri ;
-
Bahwa benar kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut
lalu pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul
milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim menilai tindakan terdakwa
membawa sepeda motor Yamaha Mio Soul milik saksi Ahlul Fikri ke
Lhoksuemawe tanpa sepengahtuan saksi Ahlul Fikri sebagai pemilik barang
tersebut adalah tidak sah dan melawan hukum sehingga unsur ini harus
dinyatakan terpenuhi ;
4.
Unsur ‘Yang ada padanya bukan karena kejahatan’
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur ini adalah bahwa
barang atau benda berpindah ke dalam penguasaan pelaku tindak pidana
bukan dikarenakan dan atau bukan didahului oleh suatu perbuatan pidana
atau suatu perbuatan yang melawan hukum atau melawan hak orang lain ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap :
-
Bahwa benar pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul
12.00 wib, terdakwa
ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di
warung Pak Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ;
-
Bahwa benar sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam
adalah Yamaha Mio Soul ;
11
-
Bahwa benar setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung
Pak Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja
dalam kamar Saksi Ahlul Fikri ;
-
Bahwa benar kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut
lalu pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul
milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, Majelis Hakim
berkesimpulan, terdakwa sudah meminjam sepeda motor Yamaha Mio Soul
dari pemiliknya, yaitu Saksi Ahlul Fikri untuk mengambil baju di Terminal
Batoh, tetapi setelah itu bukannya dikembalikan kepada pemiliknya, tetapi
sepeda motor tersebut dibawa ke Lhokseumawe oleh terdakwa tanpa
sepengetahuan Saksi Ahlul Fikri ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis
Hakim berpendapat unsur ini telah terpenuhi ;
Menimbang, bahwa karena semua unsur-unsur di dalam dakwaan
Kesatu Penuntut Umum ini telah terpenuhi, maka terdakwa harus dinyatakan
telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
sebagaimana dakwaan Kesatu Penuntut Umum tersebut ;
Menimbang,
bahwa
selanjutnya
Majelis
Hakim
akan
mempertimbangkan Dakwaan Kedua Penuntut Umum Pasal 362 KUHP,
yang pertimbangan terhadap unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :
1.
Unsur Barang Siapa
Menimbang, bahwa unsur ‘barang siapa’ dalam dakwaan kedua ini
adalah sama dengan unsur ‘barang siapa’ dalam dakwaan kesatu
sebagaimana yang telah dipertimbangkan sebelumnya ;
Menimbang, bahwa dalam pertimbangan Majelis Hakim terhadap
dakwaan kesatu tersebut, unsur ini telah dinyatakan terpenuhi, sehingga
dengan demikian untuk mempersingkat uraiannya, maka unsur ‘barang
siapa’ dalam dakwaan kedua ini juga harus dinyatakan terpenuhi pula dan
12
segala pertimbangan unsur ‘barang siapa’ dalam dakwaan kesatu tersebut
diambil alih dan dijadikan pertimbangan dalam unsur ‘barang siapa’ dakwaan
kedua ini ;
2.
Unsur ‘mengambil sesuatu barang’
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan ‘mengambil’ adalah
melakukan perbuatan terhadap suatu barang dengan membawa barang
tersebut ke dalam kekuasaannya secara nyata dan mutlak, berpindahnya
kekuasaan benda secara mutlak dan nyata adalah merupakan syarat
selesainya perbuatan mengambil yang artinya juga merupakan syarat
selesainya suatu pencurian secara sempurna ;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan ‘barang’ dalam ketentuan
pasal ini adalah barang bergerak, yaitu setiap benda yang menurut sifatnya
dapat berpindah sendiri atau dapat dipindahkan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap :
-
Bahwa benar pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul
12.00 wib, terdakwa
ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di
warung Pak Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ;
-
Bahwa benar sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam
adalah Yamaha Mio Soul ;
-
Bahwa benar setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung
Pak Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja
dalam kamar Saksi Ahlul Fikri ;
-
Bahwa benar kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut
lalu pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul
milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut Terdakwa telah
mengambil barang berupa : 1 (satu) unit Laptop merek Asus dan kemudian
membawanya ke Lhokseumawe, sehingga unsur ini harus dinyatakan telah
terpenuhi ;
13
3.
Unsur ‘yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain dengan
maksud untuk dimiliki secara melawan hukum’
Menimbang, bahwa unsur ini mensyaratkan barang yang diambil
haruslah barang yang seluruhnya milik orang lain bukan milik pelaku atau
setidak-setidaknya sebagian dari barang tersebut adalah milik orang lain dan
sebagian yang lain lagi dapat merupakan milik pelaku ;
Menimbang, bahwa maksud untuk memiliki terdiri dari dua unsur,
yakni pertama unsur maksud (kesengajaan sebagai maksud atau opzet als
oogmerk), berupa unsur kesalahan dalam pencurian, dan kedua unsur
memiliki ;
Menimbang, bahwa dua unsur itu dapat dibedakan dan tidak
terpisahkan, maksud dari perbuatan mengambil barang milik orang lain itu
harus ditujukan untuk memilikinya ;
Menimbang,
bahwa
dari
gabungan
dua
unsur
itulah
yang
menunjukkan bahwa dalam tindak pidana pencurian, pengertian memiliki
tidak mensyaratkan beralihnya hak milik atas barang yang dicuri ke tangan
pelaku, dengan alasan, pertama, tidak dapat mengalihkan hak milik dengan
perbuatan yang melanggar hukum, dan yang kedua, yang menjadi unsur
pencurian ini adalah maksudnya (subjektif) saja ;
Menimbang, bahwa sebagai suatu unsur subjektif, memiliki adalah
untuk memiliki bagi diri sendiri (Satochid Kartanegara) atau untuk dijadikan
sebagai barang miliknya dan apabila dihubungkan dengan unsur maksud,
berarti sebelum melakukan perbuatan mengambil dalam diri pelaku sudah
terkandung suatu kehendak (sikap batin) terhadap barang itu untuk dijadikan
sebagai miliknya ;
Menimbang, bahwa selanjutnya apa yang dimaksud dengan
melawan
hukum
(wederrechtelijk)
undang-undang
tidak
memberikan
penjelasan lebih lanjut namun pada dasarnya melawan hukum adalah sifat
tercelanya atau terlarangnya dari suatu perbuatan tertentu dilihat dari mana
atau oleh sebab apa sifat tercelanya atau terlarangnya suatu perbuatan itu,
14
dalam doktrin dikenal ada dua macam melawan hukum, yaitu pertama
melawan hukum formil, dan kedua melawan hukum materiil;
Menimbang, bahwa melawan hukum formil adalah bertentangan
dengan hukum tertulis, artinya sifat tercelanya atau terlarangnya suatu
perbuatan itu terletak atau oleh sebab dari hukum tertulis, seperti pendapat
Simons yang menyatakan bahwa untuk dapat dipidananya perbuatan harus
mencocoki rumusan delik yang tersebut dalam undang-undang (Moeljatno,
1983:132), sedangkan melawan hukum materiil, ialah bertentangan dengan
azas-azas hukum masyarakat, azas mana dapat saja dalam hukum tidak
tertulis maupun sudah terbentuk dalam hukum tertulis atau dengan kata lain
dalam melawan hukum materill ini, sifat tercelanya atau terlarangnya suatu
perbuatan terletak pada masyarakat, sifat tercelanya suatu perbuatan dari
sudut masyarakat yang bersangkutan, sebagaimana pendapat Vos yang
menyatakan bahwa melawan hukum itu sebagai perbuatan yang oleh
masyarakat
tidak
dikehendaki
atau
tidak
diperbolehkan
(Moeljatno,
1983:131) ;
Menimbang, bahwa ‘maksud memiliki dengan melawan hukum’ atau
maksud memiliki itu ditujukan pada melawan hukum, artinya ialah sebelum
bertindak melakukan perbuatan mengambil benda, ia sudah mengetahui,
sudah sadar memiliki benda orang lain (yang dengan cara demikian) itu
adalah bertentangan dengan hukum ;
Menimbang, bahwa atas dasar alasan inilah, maka unsur melawan
hukum dalam pencurian digolongkan ke dalam unsur melawan hukum
subjektif dan pendapat ini telah sesuai dengan keterangan dalam MvT yang
menyatakan bahwa, apabila unsur kesengajaan dicantumkan secara tegas
dalam rumusan tindak pidana berarti kesengajaan itu harus ditujukan pada
semua unsur yang ada di belakangnya (Moeljatno) ;
Menimbang, bahwa unsur melawan hukum dalam tindak pidana
Pencurian dalam Pasal 362 KUHP termasuk sifat melawan hukum khusus
karena dicantumkan secara tegas dan eksplisit dalam perumusannya, selain
15
secara tegas, unsur melawan hukum dalam Pasal 362 KUHP memiliki
makna yang berbeda dengan unsur melawan hukum Pasal lainnya dalam
KUHP ;
Menimbang, bahwa unsur melawan hukum tindak pidana Pencurian
Pasal 362 KUHP berarti tiap perbuatan mengambil milik orang lain dengan
maksud memiliki dilakukan dengan cara yang bertentangan dengan hukum
dan didasarkan pada adanya niat jahat, bertentangan dengan hukum di sini,
adalah bertentangan dengan undang-undang dan atau hak subjektif orang
lain;
Menimbang, bahwa diaturnya unsur melawan hukum secara tegas
dalam rumusan tindak pidana ini mempunyai arti penting untuk memberikan
perlindungan atau jaminan tidak dipidananya orang yang berhak atau
berwenang melakukan perbuatan-perbuatan sebagaimana yang dirumuskan
dalam Undang-Undang, selain itu ditambahkannya unsur melawan hukum
dalam tindak pidana Pencurian bertujuan untuk membatasi ruang lingkup
rumusan agar tidak terlalu luas karena tidak semua perbuatan mengambil
seluruhnya atau sebagian milik orang lain dengan maksud untuk dimiliki
merupakan perbuatan melawan hukum ;
Menimbang, bahwa sifat melawan hukum perbuatan Pasal 362
KUHP, tidak saja dilihat dari perbuatan lahiriah yang telah dilakukan, tetapi
harus dilihat pula niat orang yang mengambil barang tersebut ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap :
-
Bahwa benar pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul
12.00 wib, terdakwa
ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di
warung Pak Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ;
-
Bahwa benar sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam
adalah Yamaha Mio Soul ;
16
-
Bahwa benar setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung
Pak Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja
dalam kamar Saksi Ahlul Fikri ;
-
Bahwa benar kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut
lalu pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul
milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta, barang yang diambil, yaitu :
berupa 1 (satu) unit Laptop merek Asus adalah benar milik Saksi Ahlul Fikri
yang diambil oleh terdakwa dari dalam kamar di warung Pak Muku lalu
dibawa oleh ke Lhokseumawe tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri
sebagai pemilik laptop tersebut menurut penilaian Majelis Hakim adalah
perbuatan melawan hukum apabila dihubungkan dengan uraian pemahaman
mengenai unsur ini ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,
maka unsur ini harus dinyatakan terpenuhi ;
Menimbang, bahwa karena seluruh unsur-unsur dalam Dakwaan
Kedua telah terpenuhi maka Terdakwa haruslah pula dinyatakan terbukti
secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana
Dakwaan Kedua Penuntut Umum tersebut ;
Menimbang, bahwa selama pemeriksaan di Pengadilan, Majelis
Hakim tidak menemukan adanya alasan pemaaf maupun alasan pembenar
yang dapat menghapus kesalahan maupun sifat melawan hukum perbuatan
Terdakwa, sehingga terhadap Terdakwa tersebut harus dinyatakan bersalah
dan dijatuhi pidana yang setimpal atas perbuatannya ;
Menimbang, bahwa terhadap masa penahanan terdakwa selama ini
akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan serta menetapkan
terhadap terdakwa untuk tetap ditahan ;
Menimbang, bahwa mengenai status barang-barang bukti berupa :
- 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna hitam,
17
- 1 (satu) unit Laptop merek Asus warna hitam,
karena benar berdasarkan fakta yang terungkap adalah milik Saksi Ahlul
Fikri, maka terhadap barang-barang bukti tersebut di atas haruslah
dikembalikan kepada Saksi Ahlul Fikri sebagai pemiliknya ;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah dinyatakan bersalah,
maka kepada Terdakwa dibebani pula untuk membayar biaya perkara yang
besarnya sebagaimana tercantum di dalam amar putusan ini ;
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana
perlu
memperhatikan
hal-hal
yang
memberatkan
maupun
yang
meringankan;
Hal-hal yang memberatkan :
-
Terdakwa melakukan dua tindak pidana sekaligus ;
Hal-hal yang meringankan :
-
Terdakwa bersikap sopan dalam persidangan ;
-
Terdakwa belum pernah dihukum ;
-
Terdakwa menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya ;
-
Terdakwa berterus terang terang ;
Mengingat, Pasal 372 KUHP dan Pasal 362 KUHP serta peraturan
perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan perkara ini ;
MENGADILI
1. Menyatakan Terdakwa DANIL AMIRUDDIN BIN ALM ASEP TAUFIK
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
Penggelapan dan Pencurian;
2. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada Terdakwa tersebut dengan
pidana penjara selama 1 (satu) tahun ;
3. Menetapkan lamanya masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;
4. Menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan ;
18
5. Menetapkan barang bukti berupa :
- 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna
hitam,
- 1 (satu) unit Laptop merek Asus warna hitam
Dikembalikan kepada korban yaitu saksi Ahlul Fikri ;
6. Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp
2.000,- (dua ribu rupiah) ;
Demikian diputuskan pada hari : Senin, tanggal 29 April 2013 dalam
musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Banda Aceh, oleh kami :
SAID HUSEIN, S.H., selaku Hakim Ketua, SYAHRU RIZAL, S.H.,M.H., dan
AKHMAD NAKHROWI MUKHLIS, S.H., masing-masing sebagai Hakim
Anggota, putusan diucapkan pada hari itu juga, oleh Hakim Ketua Majelis
tersebut dan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dalam sidang
yang terbuka untuk umum, dibantu oleh Drs. EFENDI, S.H., Panitera
Pengganti pada Pengadilan Negeri Banda Aceh dengan dihadiri oleh
ABDULLAH, S.H., Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Banda
Aceh dihadapan Para Terdakwa yang didampingi oleh Penasihat Hukumnya.
Hakim-Hakim Anggota,
Hakim Ketua,
SYAHRU RIZAL, S.H.,M.H.
AKHMAD NAKHROWI MUKHLIS, S.H.
Panitera Pengganti,
Drs. EFENDI, S.H.
.
SAID HUSEIN, S.H.
19
Download