P U T U S A N Nomor : 103/ Pid.B / 2013/ PN.BNA. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Banda Aceh yang mengadili perkara-perkara pidana dengan acara biasa pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa : N a m a : DANIL AMIRUDDIN BIN ALM ASEP TAUFIK ; Tempat Lahir : Krueng Mane ; Umur/tgl. lahir : 24 tahun/ 13 Maret 1988 ; Jenis Kelamin : Laki–laki ; Kebangsaan : Indonesia ; Tempat tinggal : Jl. Dusun Tengoh, Gampong Blang Pulo, Kec. Muara Satu, Kota Lhokseumawe ; A g a m a : Islam; Pekerjaan : Swasta ; Terdakwa ditahan sejak tanggal 15 Pebruari sampai dengan sekarang ; Terdakwa telah diberitahukan haknya untuk didampingi oleh Penasihat Hukum, namun Terdakwa menyatakan tidak akan didampingi penasihat hukum dan maju sendiri dalam perkara ini ; Pengadilan Negeri tersebut ; Telah membaca berita acara pemeriksaan serta surat-surat lain yang berkenaan dengan perkara ini ; Telah mendengar keterangan para saksi, keterangan Terdakwa di persidangan serta memperhatikan barang-barang bukti ; Telah mendengar tuntutan pidana dari Penuntut Umum yang dibacakan dan diserahkan di persidangan tanggal 15 April 2013 yang pada pokoknya menuntut : 2 1. Menyatakan terbukti terdakwa Danil Amiruddin Bin Alm Asep Taufik telah secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penggelapan dan Pencurian“ sebagaimana diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 372 KUHP dan Pasal 362 KUHP sebagaimana surat dakwaan kumulatif Jaksa Penuntut Umum ; 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Danil Amiruddin Bin Alm Asep Taufik berupa pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan penjara dengan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan ; 3. Menyatakan barang bukti berupa : - 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna hitam, - 1 (satu) unit Laptop merek Asus warna hitam Dikembalikan kepada korban yaitu saksi Ahlul Fikri ; 4. Menetapkan agar Terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa Terdakwa oleh Penuntut Umum telah didakwa melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Surat Dakwaannya tertanggal 21 Maret 2013 sebagai berikut : KESATU Bahwa ia Terdakwa Danil Amiruddin Bin Alm Asep Taufik, pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013 sekira pukul 12.00 wib atau setidaktidaknya pada suatu waktu dalam bulan Pebruari 2013 atau pada suatu waktu dalam tahun 2013, bertempat di warung Pak Muku, Gampong Pango Raya, Kec. Ulee Kareng, Banda aceh atau pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Banda Aceh, dengan dengan sengaja dan melawan hukum memiliki sesuatu barang yang seluruhnya atau sebagian adalah milik saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar dan yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan berupa 1 (satu) unit 3 sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna hitam, perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut : - Bahwa pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013 sekira pukul 12.00, bertempat di warung Pak Muku, Gampong Pango Raya, Kec. Ulee Kareng, Banda aceh Terdakwa yang juga rekan satu kerja Saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar di warung Pak Muku, meminjam 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna hitam milik Saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar dengan tujuan untuk mengambil baju di loket terminal Batoh, Kec. Lueng Bata, Banda Aceh, selanjutnya setelah terdakwa mengambil baju di loket terminal Batoh terdakwa kembali ke warung Pak Muku, lalu terdakwa masuk ke dalam kamar terdakwa dan saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar, dan di dalam kamar tersebut, terdakwa melihat 1 (satu) unit Laptop merek Asus warna hitam di atas meja milik saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar, lalu terdakwa mengambil laptop tersebut tanpa seizin dari Saksi Ahlul, selanjutnya terdakwa pergi ke Lhokseumawe dengan menggunakan sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, adapun maksud terdakwa membawa sepeda motor milik saksi Ahlul ke Lhokseumawe adalah untuk dimiliki oleh terdakwa ; Perbuatan ia terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372 KUHP ; DAN KEDUA Bahwa ia Terdakwa Danil Amiruddin Bin Alm Asep Taufik, pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013 sekira pukul 12.00 wib atau setidaktidaknya pada suatu waktu dalam bulan Pebruari 2013 atau pada suatu waktu dalam tahun 2013, bertempat di warung Pak Muku, Gampong Pango Raya, Kec. Ulee Kareng, Banda aceh atau pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Banda Aceh, mengambil 1 (satu) unit Laptop merek Asus warna hitam yang seluruhnya atau sebagian milik saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar atau setidak-tidaknya milik orang lain 4 selain terdakwa dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut : - Bahwa pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013 sekira pukul 12.00, bertempat di warung Pak Muku, Gampong Pango Raya, Kec. Ulee Kareng, Banda aceh Terdakwa yang juga rekan satu kerja Saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar di warung Pak Muku, meminjam 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna hitam milik Saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar dengan tujuan untuk mengambil baju di loket terminal Batoh, Kec. Lueng Bata, Banda Aceh, selanjutnya setelah terdakwa mengambil baju di loket terminal Batoh terdakwa kembali ke warung Pak Muku, lalu terdakwa masuk ke dalam kamar terdakwa dan saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar, dan di dalam kamar tersebut, terdakwa melihat 1 (satu) unit Laptop merek Asus warna hitam di atas meja milik saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar, lalu terdakwa mengambil laptop tersebut tanpa seizin dari Saksi Ahlul, selanjutnya terdakwa pergi ke Lhokseumawe dengan menggunakan sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, adapun maksud terdakwa membawa sepeda motor milik saksi Ahlul ke Lhokseumawe adalah untuk dimiliki oleh terdakwa ; Perbuatan ia terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 362 KUHP ; Menimbang, bahwa atas dakwaan tersebut terdakwa tidak mengajukan eksepsi/keberatan dan menyatakan telah mengerti dengan jelas isi dan maksudnya; Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya, Penuntut Umum telah mengajukan saksi-saksi berikut ini yang semuanya telah memberikan keterangannya sebagai berikut : 1. Saksi Ahlul Fikri Bin Abu Bakar, memberikan keterangan di bawah sumpah : - Bahwa pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul 12.00 wib, terdakwa pinjam sepeda motor saksi untuk mengambil baju di loket 5 Terminal Batoh dan saksi tunggu sampai sore terdakwa belum kembali, lalu saksi pergi mengecek ke terminal Batoh tidak ketemu terdakwa dan saksi kembali ke warung Pak Muku dan pada saat saksi masuk ke dalam kamar ternyata laptop saksi juga hilang kemudian saksi membuat laporan ke Polsek Ulee Kareng untuk di proses lebih lanjut ; - Bahwa setelah kejadian itu saksi menghubungi terdakwa dan terdakwa membalas dengan pesan singkat yang kata terdakwa ia sedang dalam perjalanan ke Banda Aceh ; - Bahwa ternyata sepeda motor saksi dibawa terdakwa ke Lhokseumawe begitu pula laptop milik saksi ; - Bahwa terdakwa ditangkap di Lhokseumawe begitu juga sepeda motor dan laptop sebagaimana barang bukti yang diperlihatkan ; Atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya ; 2. Saksi Fitiriani Binti Mustafa, memberikan keterangan dibawah sumpah: - Bahwa pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul 11.30 wib, terdakwa ada minta pinjam sepeda motor saksi, tetapi saksi tidak memberikannya karena pada saat itu saksi mau pulang, kemudian terdakwa minta pinjam sepeda motor Ahlul Fikri, dan sekira pukul 15.00 wib terdakwa lewat di depan rumah saksi dengan sepeda motor Mio Soul milik Ahlul Fikri dengan membawa 1 (satu) kotak tetapi saksi tidak mengetahui apa isi kotak tersebut dan kemana terdakwa pergi ; Atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya ; Menimbang, bahwa setelah mendengar seluruh keterangan para saksi tersebut di atas, telah pula di dengar keterangan terdakwa yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut 6 - Bahwa pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul 12.00 wib, terdakwa ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di warung Pak Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ; - Bahwa sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam adalah Yamaha Mio Soul ; - Bahwa setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung Pak Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja dalam kamar Saksi Ahlul Fikri ; - Bahwa kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut lalu pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ; Menimbang, bahwa di persidangan telah diperlihatkan barang-barang bukti berupa : - 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna hitam, - 1 (satu) unit Laptop merek Asus warna hitam ; Menimbang, bahwa dari keterangan saksi-saksi, terdakwa, bukti-bukti baik yang diajukan oleh Penuntut Umum maupun terdakwa, Majelis Hakim memperoleh fakta-fakta sebagai berikut ; - Bahwa benar pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul 12.00 wib, terdakwa ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di warung Pak Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ; - Bahwa benar sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam adalah Yamaha Mio Soul ; - Bahwa benar setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung Pak Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja dalam kamar Saksi Ahlul Fikri ; 7 - Bahwa benar kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut lalu pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ; Menimbang, bahwa dari fakta-fakta tersebut di atas, Majelis Hakim akan pertimbangkan apakah perbuatan Terdakwa memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaiman yang didakwakan oleh Penuntut Umum ; Menimbang, bahwa Terdakwa oleh Penuntut Umum telah didakwa Surat Dakwaan yang bersifat kumulatif, yaitu : Kesatu : Pasal 372 KUHP, dan Kedua : Pasal 362; Menimbang, bahwa karena bersifat kumulatif, maka Majelis Hakim harus mempertimbangkan kedua dakwaan tersebut ; Menimbang, bahwa dimulai dengan Dakwaan Kesatu, yang pertimbangannya adalah sebagai berikut ; 1. Unsur ‘Barang siapa’ Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan ‘barang siapa’ ialah siapa saja atau setiap orang yang didakwa oleh Penuntut Umum sebagai pelaku tindak pidana yang didakwakan dalam perkara ini ; Menimbang, bahwa berdasarkan pengamatan dan penilaian terhadap terdakwa tersebut selama persidangan berlangsung, maka Majelis Hakim berkeyakinan bahwa Terdakwa adalah orang yang identitasnya sebagaimana tercantum dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum, karena selama pemeriksaan berlangsung tidak terdapat adanya keberatan maupun sangkalan baik dari saksi-saksi maupun dari Terdakwa sendiri, sehingga unsur ini harus dinyatakan terpenuhi ; 2. Unsur ‘Dengan sengaja’ Menimbang, bahwa unsur ‘dengan sengaja’ atau ‘kesengajaan’ merupakan unsur subyektif dalam tindak pidana penggelapan ; 8 Menimbang, bahwa kesengajaan yang terdapat dalam suatu rumusan tindak pidana seperti pada penggelapan, maka kesengajaan dikatakan ada apabila adanya suatu kehendak atau adanya suatu pengetahuan atas suatu perbuatan atau hal-hal/unsur-unsur tertentu serta menghendaki dan atau mengetahui atau menyadari akan akibat yang timbul dari perbuatan ; Menimbang, bahwa menurut keterangan dalam MvT yang menyatakan setiap unsur kesengajaan (opzettelijk) dalam rumusan suatu tindak pidana selalu ditujukan pada semua unsur yang ada di belakangnya, atau dengan kata lain semua unsur-unsur yang ada di belakang perkataan sengaja selalu diliputi oleh unsur kesengajaan itu ; Menimbang, bahwa dari pengertian ‘kesengajaan’ sebagai ‘willens wetens’ atau sebagai menghendaki atau mengetahui, dimana yang dapat dikehendaki tersebut hanya perbuatan dan yang dapat diketahui tersebut berupa keadaan-keadaan, maka agar dapat seorang pelaku terbukti memenuhi unsur opzet atau kesengajaan seperti yang disyaratkan dalam pasal 372 KUHP diperlukan : a. Telah menghendaki atau bermaksud untuk menguasai suatu benda secara melawan hukum ; b. Mengetahui bahwa yang ingin dikuasai adalah suatu benda ; c. Mengetahui bahwa benda tersebut sebagian atau seluruhnya kepunyaan orang lain ; d. Mengetahui bahwa benda tersebut ada padanya bukan karena kejahatan ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan : - Bahwa benar pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul 12.00 wib, terdakwa ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di warung Pak Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ; 9 - Bahwa benar sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam adalah Yamaha Mio Soul ; - Bahwa benar setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung Pak Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja dalam kamar Saksi Ahlul Fikri ; - Bahwa benar kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut lalu pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut, Majelis Hakim menilai terdakwa telah menyadari tindakannya adalah membawa sepeda motor Mio Soul milik Saksi Ahlul sampai ke Lhokseumawe, sehingga unsur ini harus dinyatakan terpenuhi ; 3. Unsur ‘Menguasai suatu benda yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain secara melawan hukum’ Menimbang, bahwa ada beberapa pendapat pakar hukum dan yurisprudensi mengenai apa yang dimaksud dengan ‘menguasai suatu benda secara melawan hukum’ ; Menimbang, bahwa menurut Prof. Simon kata ‘menguasai’ dalam Pasal 372 KUHP berari : suatu tindakan yang sedemikian rupa yang membuat pelaku memperoleh suatu kekuasaan yang nyata atas suatu benda seperti yang dimiliki oleh pemiliknya, dan pada saat yang sama telah membuat kekuasaan tersebut diambil dari pemiliknya ; Menimbang, bahwa menurut profesor-profesor Van Bemmelen-Van Hattum, yang dimaksud unsur ini adalah : melakukan suatu perilaku yang mencerminkan putusan pelaku untuk secara mutlak melaksanakan kekuasaan yang nyata atas suatu benda ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap : 10 - Bahwa benar pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul 12.00 wib, terdakwa ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di warung Pak Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ; - Bahwa benar sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam adalah Yamaha Mio Soul ; - Bahwa benar setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung Pak Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja dalam kamar Saksi Ahlul Fikri ; - Bahwa benar kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut lalu pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim menilai tindakan terdakwa membawa sepeda motor Yamaha Mio Soul milik saksi Ahlul Fikri ke Lhoksuemawe tanpa sepengahtuan saksi Ahlul Fikri sebagai pemilik barang tersebut adalah tidak sah dan melawan hukum sehingga unsur ini harus dinyatakan terpenuhi ; 4. Unsur ‘Yang ada padanya bukan karena kejahatan’ Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur ini adalah bahwa barang atau benda berpindah ke dalam penguasaan pelaku tindak pidana bukan dikarenakan dan atau bukan didahului oleh suatu perbuatan pidana atau suatu perbuatan yang melawan hukum atau melawan hak orang lain ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap : - Bahwa benar pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul 12.00 wib, terdakwa ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di warung Pak Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ; - Bahwa benar sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam adalah Yamaha Mio Soul ; 11 - Bahwa benar setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung Pak Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja dalam kamar Saksi Ahlul Fikri ; - Bahwa benar kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut lalu pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, Majelis Hakim berkesimpulan, terdakwa sudah meminjam sepeda motor Yamaha Mio Soul dari pemiliknya, yaitu Saksi Ahlul Fikri untuk mengambil baju di Terminal Batoh, tetapi setelah itu bukannya dikembalikan kepada pemiliknya, tetapi sepeda motor tersebut dibawa ke Lhokseumawe oleh terdakwa tanpa sepengetahuan Saksi Ahlul Fikri ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis Hakim berpendapat unsur ini telah terpenuhi ; Menimbang, bahwa karena semua unsur-unsur di dalam dakwaan Kesatu Penuntut Umum ini telah terpenuhi, maka terdakwa harus dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan Kesatu Penuntut Umum tersebut ; Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan Dakwaan Kedua Penuntut Umum Pasal 362 KUHP, yang pertimbangan terhadap unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : 1. Unsur Barang Siapa Menimbang, bahwa unsur ‘barang siapa’ dalam dakwaan kedua ini adalah sama dengan unsur ‘barang siapa’ dalam dakwaan kesatu sebagaimana yang telah dipertimbangkan sebelumnya ; Menimbang, bahwa dalam pertimbangan Majelis Hakim terhadap dakwaan kesatu tersebut, unsur ini telah dinyatakan terpenuhi, sehingga dengan demikian untuk mempersingkat uraiannya, maka unsur ‘barang siapa’ dalam dakwaan kedua ini juga harus dinyatakan terpenuhi pula dan 12 segala pertimbangan unsur ‘barang siapa’ dalam dakwaan kesatu tersebut diambil alih dan dijadikan pertimbangan dalam unsur ‘barang siapa’ dakwaan kedua ini ; 2. Unsur ‘mengambil sesuatu barang’ Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan ‘mengambil’ adalah melakukan perbuatan terhadap suatu barang dengan membawa barang tersebut ke dalam kekuasaannya secara nyata dan mutlak, berpindahnya kekuasaan benda secara mutlak dan nyata adalah merupakan syarat selesainya perbuatan mengambil yang artinya juga merupakan syarat selesainya suatu pencurian secara sempurna ; Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan ‘barang’ dalam ketentuan pasal ini adalah barang bergerak, yaitu setiap benda yang menurut sifatnya dapat berpindah sendiri atau dapat dipindahkan ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap : - Bahwa benar pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul 12.00 wib, terdakwa ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di warung Pak Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ; - Bahwa benar sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam adalah Yamaha Mio Soul ; - Bahwa benar setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung Pak Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja dalam kamar Saksi Ahlul Fikri ; - Bahwa benar kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut lalu pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut Terdakwa telah mengambil barang berupa : 1 (satu) unit Laptop merek Asus dan kemudian membawanya ke Lhokseumawe, sehingga unsur ini harus dinyatakan telah terpenuhi ; 13 3. Unsur ‘yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum’ Menimbang, bahwa unsur ini mensyaratkan barang yang diambil haruslah barang yang seluruhnya milik orang lain bukan milik pelaku atau setidak-setidaknya sebagian dari barang tersebut adalah milik orang lain dan sebagian yang lain lagi dapat merupakan milik pelaku ; Menimbang, bahwa maksud untuk memiliki terdiri dari dua unsur, yakni pertama unsur maksud (kesengajaan sebagai maksud atau opzet als oogmerk), berupa unsur kesalahan dalam pencurian, dan kedua unsur memiliki ; Menimbang, bahwa dua unsur itu dapat dibedakan dan tidak terpisahkan, maksud dari perbuatan mengambil barang milik orang lain itu harus ditujukan untuk memilikinya ; Menimbang, bahwa dari gabungan dua unsur itulah yang menunjukkan bahwa dalam tindak pidana pencurian, pengertian memiliki tidak mensyaratkan beralihnya hak milik atas barang yang dicuri ke tangan pelaku, dengan alasan, pertama, tidak dapat mengalihkan hak milik dengan perbuatan yang melanggar hukum, dan yang kedua, yang menjadi unsur pencurian ini adalah maksudnya (subjektif) saja ; Menimbang, bahwa sebagai suatu unsur subjektif, memiliki adalah untuk memiliki bagi diri sendiri (Satochid Kartanegara) atau untuk dijadikan sebagai barang miliknya dan apabila dihubungkan dengan unsur maksud, berarti sebelum melakukan perbuatan mengambil dalam diri pelaku sudah terkandung suatu kehendak (sikap batin) terhadap barang itu untuk dijadikan sebagai miliknya ; Menimbang, bahwa selanjutnya apa yang dimaksud dengan melawan hukum (wederrechtelijk) undang-undang tidak memberikan penjelasan lebih lanjut namun pada dasarnya melawan hukum adalah sifat tercelanya atau terlarangnya dari suatu perbuatan tertentu dilihat dari mana atau oleh sebab apa sifat tercelanya atau terlarangnya suatu perbuatan itu, 14 dalam doktrin dikenal ada dua macam melawan hukum, yaitu pertama melawan hukum formil, dan kedua melawan hukum materiil; Menimbang, bahwa melawan hukum formil adalah bertentangan dengan hukum tertulis, artinya sifat tercelanya atau terlarangnya suatu perbuatan itu terletak atau oleh sebab dari hukum tertulis, seperti pendapat Simons yang menyatakan bahwa untuk dapat dipidananya perbuatan harus mencocoki rumusan delik yang tersebut dalam undang-undang (Moeljatno, 1983:132), sedangkan melawan hukum materiil, ialah bertentangan dengan azas-azas hukum masyarakat, azas mana dapat saja dalam hukum tidak tertulis maupun sudah terbentuk dalam hukum tertulis atau dengan kata lain dalam melawan hukum materill ini, sifat tercelanya atau terlarangnya suatu perbuatan terletak pada masyarakat, sifat tercelanya suatu perbuatan dari sudut masyarakat yang bersangkutan, sebagaimana pendapat Vos yang menyatakan bahwa melawan hukum itu sebagai perbuatan yang oleh masyarakat tidak dikehendaki atau tidak diperbolehkan (Moeljatno, 1983:131) ; Menimbang, bahwa ‘maksud memiliki dengan melawan hukum’ atau maksud memiliki itu ditujukan pada melawan hukum, artinya ialah sebelum bertindak melakukan perbuatan mengambil benda, ia sudah mengetahui, sudah sadar memiliki benda orang lain (yang dengan cara demikian) itu adalah bertentangan dengan hukum ; Menimbang, bahwa atas dasar alasan inilah, maka unsur melawan hukum dalam pencurian digolongkan ke dalam unsur melawan hukum subjektif dan pendapat ini telah sesuai dengan keterangan dalam MvT yang menyatakan bahwa, apabila unsur kesengajaan dicantumkan secara tegas dalam rumusan tindak pidana berarti kesengajaan itu harus ditujukan pada semua unsur yang ada di belakangnya (Moeljatno) ; Menimbang, bahwa unsur melawan hukum dalam tindak pidana Pencurian dalam Pasal 362 KUHP termasuk sifat melawan hukum khusus karena dicantumkan secara tegas dan eksplisit dalam perumusannya, selain 15 secara tegas, unsur melawan hukum dalam Pasal 362 KUHP memiliki makna yang berbeda dengan unsur melawan hukum Pasal lainnya dalam KUHP ; Menimbang, bahwa unsur melawan hukum tindak pidana Pencurian Pasal 362 KUHP berarti tiap perbuatan mengambil milik orang lain dengan maksud memiliki dilakukan dengan cara yang bertentangan dengan hukum dan didasarkan pada adanya niat jahat, bertentangan dengan hukum di sini, adalah bertentangan dengan undang-undang dan atau hak subjektif orang lain; Menimbang, bahwa diaturnya unsur melawan hukum secara tegas dalam rumusan tindak pidana ini mempunyai arti penting untuk memberikan perlindungan atau jaminan tidak dipidananya orang yang berhak atau berwenang melakukan perbuatan-perbuatan sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang, selain itu ditambahkannya unsur melawan hukum dalam tindak pidana Pencurian bertujuan untuk membatasi ruang lingkup rumusan agar tidak terlalu luas karena tidak semua perbuatan mengambil seluruhnya atau sebagian milik orang lain dengan maksud untuk dimiliki merupakan perbuatan melawan hukum ; Menimbang, bahwa sifat melawan hukum perbuatan Pasal 362 KUHP, tidak saja dilihat dari perbuatan lahiriah yang telah dilakukan, tetapi harus dilihat pula niat orang yang mengambil barang tersebut ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap : - Bahwa benar pada hari Minggu, tanggal 03 Pebruari 2013, sekira pukul 12.00 wib, terdakwa ada pinjam sepeda motor saksi Ahlul Fikri di warung Pak Muku untuk mengambil baju di loket Terminal Batoh ; - Bahwa benar sepeda motor milik saksi Ahlul Fikri yang terdakwa pinjam adalah Yamaha Mio Soul ; 16 - Bahwa benar setelah dari Terminal Batoh, terdakwa kembali ke warung Pak Muku, dan melihat laptop milik saksi Ahlul Fikri ada di atas meja dalam kamar Saksi Ahlul Fikri ; - Bahwa benar kemudian terdakwa mengambil laptop merek Asus tersebut lalu pergi ke Lhokseumawe dengan mengendarai sepeda motor Mio Soul milik Saksi Ahlul Fikri tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta, barang yang diambil, yaitu : berupa 1 (satu) unit Laptop merek Asus adalah benar milik Saksi Ahlul Fikri yang diambil oleh terdakwa dari dalam kamar di warung Pak Muku lalu dibawa oleh ke Lhokseumawe tanpa sepengetahuan saksi Ahlul Fikri sebagai pemilik laptop tersebut menurut penilaian Majelis Hakim adalah perbuatan melawan hukum apabila dihubungkan dengan uraian pemahaman mengenai unsur ini ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka unsur ini harus dinyatakan terpenuhi ; Menimbang, bahwa karena seluruh unsur-unsur dalam Dakwaan Kedua telah terpenuhi maka Terdakwa haruslah pula dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana Dakwaan Kedua Penuntut Umum tersebut ; Menimbang, bahwa selama pemeriksaan di Pengadilan, Majelis Hakim tidak menemukan adanya alasan pemaaf maupun alasan pembenar yang dapat menghapus kesalahan maupun sifat melawan hukum perbuatan Terdakwa, sehingga terhadap Terdakwa tersebut harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana yang setimpal atas perbuatannya ; Menimbang, bahwa terhadap masa penahanan terdakwa selama ini akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan serta menetapkan terhadap terdakwa untuk tetap ditahan ; Menimbang, bahwa mengenai status barang-barang bukti berupa : - 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna hitam, 17 - 1 (satu) unit Laptop merek Asus warna hitam, karena benar berdasarkan fakta yang terungkap adalah milik Saksi Ahlul Fikri, maka terhadap barang-barang bukti tersebut di atas haruslah dikembalikan kepada Saksi Ahlul Fikri sebagai pemiliknya ; Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah dinyatakan bersalah, maka kepada Terdakwa dibebani pula untuk membayar biaya perkara yang besarnya sebagaimana tercantum di dalam amar putusan ini ; Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana perlu memperhatikan hal-hal yang memberatkan maupun yang meringankan; Hal-hal yang memberatkan : - Terdakwa melakukan dua tindak pidana sekaligus ; Hal-hal yang meringankan : - Terdakwa bersikap sopan dalam persidangan ; - Terdakwa belum pernah dihukum ; - Terdakwa menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya ; - Terdakwa berterus terang terang ; Mengingat, Pasal 372 KUHP dan Pasal 362 KUHP serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan perkara ini ; MENGADILI 1. Menyatakan Terdakwa DANIL AMIRUDDIN BIN ALM ASEP TAUFIK terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Penggelapan dan Pencurian; 2. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada Terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun ; 3. Menetapkan lamanya masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; 4. Menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan ; 18 5. Menetapkan barang bukti berupa : - 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2009, warna hitam, - 1 (satu) unit Laptop merek Asus warna hitam Dikembalikan kepada korban yaitu saksi Ahlul Fikri ; 6. Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 2.000,- (dua ribu rupiah) ; Demikian diputuskan pada hari : Senin, tanggal 29 April 2013 dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Banda Aceh, oleh kami : SAID HUSEIN, S.H., selaku Hakim Ketua, SYAHRU RIZAL, S.H.,M.H., dan AKHMAD NAKHROWI MUKHLIS, S.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan diucapkan pada hari itu juga, oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dalam sidang yang terbuka untuk umum, dibantu oleh Drs. EFENDI, S.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Banda Aceh dengan dihadiri oleh ABDULLAH, S.H., Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Banda Aceh dihadapan Para Terdakwa yang didampingi oleh Penasihat Hukumnya. Hakim-Hakim Anggota, Hakim Ketua, SYAHRU RIZAL, S.H.,M.H. AKHMAD NAKHROWI MUKHLIS, S.H. Panitera Pengganti, Drs. EFENDI, S.H. . SAID HUSEIN, S.H. 19