HMPS PEND. BIO 2013-2014

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kesehatan
reproduksi
menurut
WHO
adalah
suatu
keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh.Bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecacatandalam segala aspek
yang berhubungan dengan sistem reproduksi,fungsi serta
prosesnya.Kesehatan
sangat
penting
reproduksi
bagi
setiap
merupakan
orang
dan
hal
tak
yang
mengenal
gender.Kesehatan reproduksi identik dengan kehidupan
seorang
wanita
terutama
sekali
beberapa
yang
masih
produktif.Banyak
yang
menyangkut
permasalahan
dari
kesehatan reproduksi.Masalah kesehatan reproduksi yang
dihadapi oleh wanita pada saat ini adalah meningkatnya
infeksi
pada
organ
reproduksi,
yang
pada
akhirnya
menyebabkan kanker (Mukti, 2012).
Kanker
yang
disebut
juga
keganasan
atau
tumor
ganas adalah istilah untuk menjelaskan suatu penyakit
dimana
sel-sel
abnormal.Sel-sel
tubuh
normal
abnormal
berubah
tersebut
menjadi
bermultiplikasi
tanpa kontrol, serta dapat menginvasi jaringan sekitar
organ
yang
2010).Penyakit
dekat
maupun
kanker
yang
yang
banyak
jauh
(Andrijono,
dialami
penduduk
Indonesia saat ini adalah kanker leher rahim (17%),
kanker
payudara
(11%),
1
kanker
kulit
(7%),
kanker
2
nasofaring
(5%),
sisanya
kanker
hati,
paru,
dan
leukemia (Priyo, 2010 dalam Rasjidi (2010).
Penyebab utama kanker leher rahim adalah infeksi
Human Papilloma Virus. Lebih dari 90% kanker mulut
rahim
ini
adalah
Virus
Human
berhubungan
jenis
skuama
Papillomadan
denganHuman
yang
50%
mengandung
kanker
Papilloma
mulut
Virus
DNA
rahim
tipe
16.
Penyebaran virus ini terutama melalui hubungan seksual
(Rasjidi,
2007).Sangat
kecil
kemungkinan
perempuan
yang belum melakukan hubungan seksual menderita kanker
leher
rahim
(Andrijono,
2010).Setiap
tahun,
ratusan
ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita
meninggal karena kanker serviks. Kanker serviks atau
kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang
terjadi pada daerah leher rahim yaitu bagian rahim
yang terletak di bawah, yang membuka ke arah liang
vagina.
Berawal
dari
leher
rahim,
apabila
telah
memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke
organ-organ lain diseluruh tubuh (Bertiani, 2009).
WHO menyatakan, saat ini penyakit kanker serviks
menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis
kanker
yang
dunia.
Prevalensi
mencapai
1,4
menyebabkan
juta
kematian
kasus
dengan
kanker
pada
perempuan
serviks
493.000
kasus
di
baru
di
dunia
dan
273.000 kematian. Dari data tersebut lebih dari 80%
penderita berasal dari Negara berkembang seperti: Asia
3
Selatan,
Asia
Tenggara,
Afrika,
Amerika
Tengah,
Amerika Selatan (Nadia, 2009).
Data Kemenkes dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI,
2012) menyebutkan sekitar 15 ribu perempuan Indonesia
terdeteksi kanker serviks tiap tahunnya, Artinya, 41
perempuan perhari atau tiga perempuan setiap dua jam
menderita penyakit yang mematikan ini. Dari angka itu,
sekitar
delapan
ribu
perempuan
meninggal
setiap
tahunnya (Mukti, 2012).Indonesia diperingkat pertama
dengan 15.050 kasus baru dan kematian 7.566 jiwa dalam
setahun (Indarwati, 2012).
Berdasarkan data rekapitulasi tahunan deteksi dini
kanker serviks Dikes NTB, khususnya sejak tahun 2013
sampai dengan tahun 2014 tercatat sebanyak 6474,5 yang
melakukan pemeriksaan IVA dari target 1 tahun sebanyak
80923,9
artinya
pemeriksaan
IVA.
masih
Dan
hanya
di
8,0%
dapatkan
yang
202
melakukan
yang
positif
kanker serviks, 14 diantaranya masih dicurigai kanker
(DATA
DIKES
registrasi
NTB,
2013-2014).
pemeriksaan
IVA
Pada
Berdasarkan
tahun
2013
data
sampai
dengan 2014 sekitar 583 perempuan di wilayah kerja
Puskesmas
Dasan
Lekong
memeriksakan
dirinya
dengan
melakukan pemeriksaan IVA, didapatkan hasil 14 orang
dinyatakan
positif
pemeriksaan
IVA,
menyeluruh
di
lesi
pra
sedangkan
wilayah
kerja
kanker
jumlah
Puskesmas
dengan
metode
wanita
secara
Dasan
Lekong
4
sebanyak 17.377 sehingga dapat di simpulkan bahwa yang
sudah
melakukan
pemeriksaan
sebesar
3,36%
dan
yang
tidak melakukan pemriksaan sebanyak 96,64%.
Kanker
dini
leher
kanker
visual
asam
rahim
serviks
asetat
dapat
dicegah
melalui
dengandeteksi
pemeriksaan
(IVA).Sering
disebut
inspeksi
dengan
IVA
test.IVA test merupakan cara yang mudah, murah dan
dapat dilakukan oleh bidan, perawat dan tenaga medis
lainnya yang sudah terlatih. Prinsip kerja pemeriksaan
ini adalah dengan cara mengolesi mulut Rahim dengan
asam asetat. Kondisi keasaman lendir dipermukaan mulut
Rahim yang telah terinfeksi oleh sel prakanker akan
berubah warna menjadi putih. Melalui bantuan cahaya,
petugas medis akan dapat melihat bercak putih pada
mulut Rahim (Nurcahyo, 2010).
Sehubung dengan kejadian dan angka kematian yang
tinggi
keterlambatan
diagnosis
pada
stadium
lanjut,
keadaan umum yang lemah, status ekonomi yang rendah,
keterbatasan
prasarana
dan
menentukan
sumber
daya,
derajat
prognosi
keterbatasan
pendidikan
dari
penderita
ikut
sarana
serta
(Rasjidi,
dan
dalam
2007).
Oleh sebab itulah, penyebarluasan pengetahuan kanker
serviks
pada
ibu
khususnya
PUS
dan
remaja
usia
produktif perlu digalakkan, mengingat pada usia ini
rentan
terhadap
kanker
tingkat
pengetahuan
yang
serviks
lebih
tersebut.
baik
tentang
Dengan
kanker
5
serviks pada usia tersebut, diharapkan dapat memberi
motivasi pada ibu untuk datang memeriksakan dirinya
dalam
rangka
deteksi
dini
kanker
serviks
sehingga
dapat menurunkan angka kejadian kanker serviks.
Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Dasan
Lekong kabupaten Lombok timur pada tanggal 08 november
2014 dilakukan wawancara pada 10 ibu yang datang ke
Puskesmas didapatkan 8 (80%) ibu mengatakan tidak tahu
tentang
IVA
dan
kanker
serviks
dan
2
(20%)
ibu
mengatakan tahu tentang IVA dan kanker serviks. Dari
10 ibu yang diwawancara 2 (20%) ibu yang mau melakukan
pemeriksaan IVA dari data di atas menunjukkan bahwa
kurangnya
pengetahuan
dan
motivasi
ibu
untuk
mau
diperiksa dengan metodeIVA.Melihat latar belakang di
atas maka peneliti tertarik mengadakan penelitian yang
berjudul “Hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi
ibu melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat
(IVA TEST) di Wilayah kerja Puskesmas Dasan Lekong
Kabupaten Lombok Timur“.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana
motivasi
ibu
hubungan
tingkat
pengetahuan
melakukan
pemeriksaan
IVA
di
dengan
Wilayah
kerja Puskesmas Dasan lekong Kabupaten Lombok Timur?
C. TUJUAN PENELITIAN
6
1. Tujuan Umum
Untuk
dengan
mengetahui
motivasi
Wilayah
ibu
Puskesmas
hubungan
tingkat
melakukan
Dasan
pengetahuan
pemeriksaan
Lekong
IVA
Kabupaten
di
Lombok
Timur.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan Ibu tentang
pemeriksaan IVA.
b. Mengidentifikasi
motivasi
ibu
melakukan
pemeriksaan IVA.
c. Menganalisis
hubungan
tingkat
pengetahuan
denganmotivasi ibu melakukan pemeriksaan IVA.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai masukan dan pengetahuan tentang pemeriksaan
IVA (inspeksi visual asam asetat) sehingga wanita
dapat
melakukan
pencegahan
dan
pemeriksaan
lebih
dini tentang kanker leher Rahim (kanker serviks).
b. Sebagai sumber pembelajaran bagi mahasiswa terutama
dalam
mata
tentang
kuliah
kanker
metode IVA.
2. Manfaat praktis
kesehatan
serviks
dan
Reproduksi
khususnya
pemeriksaan
dengan
7
a. Bagi masyarakat hasil penelitian ini berguna untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang deteksi
dini kanker leher Rahim dengan metode pemeriksaan
IVA.
b. Bagi peneliti sebagai acuan untuk peneliti lebih
lanjut
tentang
judul
pengetahuan
Hubungan
dengan
antara
tingkat
motivasi
ibu
melakukanpemeriksaan IVA dalam rangka deteksi dini
kanker serviks.
c. Bagi
pemeritah
sebagai
dasar
kebijakan
untuk
mengambil keputusan dalam pelaksanaan sosialisasi
kepada
masyarakat
atau
untuk
dasar
penetapan
tentang kondisi kesehatan masyarakat.
d. Bagi puskesmas hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai
pertimbangan
kesehatan
untuk
khususnya
tentang
IVA.
dan
masukan
meningkatkan
kanker
bagi
pelayanan
serviks
dan
tenaga
kesehatan
pemeriksaan
8
E. KEASLIAN PENELITIAN
URAIAN
PENELITIAN
Nama dan
Tahun
Penelitian
Judul
PENELITIAN TERDAHULU
PENELITIAN TERDAHULU
PENELITIAN SEKARANG
Ninik Artiningsih, 2011
Heni Sumastri, 2013
M. Mahpuz Tohir,2015
Hubungan antara pengetahuan
dan sikap wanita usia subur
dengan pemeriksaan IVA dalam
rangka deteksi dini kanker
serviks di Puskesmas Blooto
Kecamatan
Prajurit
Kulon
Mojokerto.
Hubungan
antara
perilaku ibu dengan
deteksi
dini
Ca.cervix menggunakan
IVA test di Puskesmas
Basuki
Rahmat
Palembang.
Hubungan
tingkat
pengetahuan
dengan
motivasi
Ibu
melakukan
pemeriksaan IVA Test di
Wilayah
kerja
Puskesmas
Dasan
Lekong
Kabupatem
Lombok Timur.
Tujuan
Mengetahui
hubungan
antara
tingkat
pengetahuan
dan
Wanita
Usia
Subur
dengan
pemeriksaan IVA dalam rangka
diteksi dini kanker Serviks.
Untuk mengetahui hubungan
tingkat pengetahuan dengan
motivasi
ibu
melakukan
pemeriksaan IVA di Wilayah
Puskesmas
Dasan
Lekong
Kabupaten Lombok Timur.
Desain
Diketahui
hubungan
antara perilaku ibu
dengan deteksi dini
Ca.
Cervix
menggunakan IVA Test
di Puskesmas Basuki
Rahmat Palembang.
Desain yang digunakan
adalah
survey
analitik
dengan
pendekatan
cross
sectional.
Desain yang digunakan adalah
penelitian
analitik
dengan
pendekatan
cross
sectional
dan
peneliti
melakukan
observasi
atau
pengkuran
variabel pada saat yang sama.
Yang dijadikan sampel dalam Yang dijadikan sampel
penelitian ini adalah wanita dalam penelitian ini
Sampel
Desain yang di
study
korelasi
pendekatan
sectional.
gunakan
dengan
cross
Yang di jadikan sampel
dalam
penelitian
ini
9
usia
subur
di
Blooto
Kecamatan
Kulon Mojokerto.
Teknik
Sampling
Hasil
puskesmas adalah 97 dari 130
Prajurit orang
ibu
rumah
tangga yang melakukan
kunjungan pemeriksaan
di Poli KIA Puskesmas
Basuki
Rahmat
Palembang.
Teknik
sampling
pada Teknik sampling pada
penelitian ditentukan dengan penelitian ditentukan
rumus slovin.
dengan
tehnik
purposive sampling.
Berdasarkan
hasil
uji Berdasarkan
hasil
bivariate menunjukkan bahwa analisa
univariat
dari 100 wanita usia subur di dengan
chi-square,
puskesmas
tersebut
hampir α=0,05 pada variabel
separuhnya (48 orang atau pengetahuan p value
48,0%)
mempunyai
tingkat 0,308, yang berarti
pengetahuan
yang tidak
ada
hubungan
kurang,sedangkan
yang
baik bermakna
antara
hanya (9 orang atau 9,0%) dan pengetahuan
ibu
sebanyak
(43
atau
43,0%) dengan deteksi dini
mempunyai tingkat pengetahuan ca.
cervix
kategori cukup.
menggunakan iva test.
adalah ibu yang berumur
20-45 tahun sebanyak 36
orang
yang
berada
di
Wilayah
kerja
Puskesmas
Dasan Lekong tepatnya di
Desa Dasan Lekong.
Tehnik
sampling
yang
digunakan pada penelitian
ini
adalah
simplerandom
sampling
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. KONSEP PENGETAHUAN
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui
dan
diperoleh
manusia
indrawi.Pengetahuan
melalui
muncul
pengamatan
ketika
seseorang
menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenal
benda
dilihat
atau
kejadian
atau
tertentu
dirasakan
yang
belum
sebelumnya
tentu
(Meliono,
2008).Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan
ini
terjadi
setelah
orang
melakukan
penginderaan
terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terjadi
melalui
panca
penglihatan,
indera
manusia,
pendengaran,
yakni
penciuman,
indera
rasa
dan
rabaan.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan
yang
dicakup
di
dalam
domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2007),
yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu
materi
diartikan
yang
sebelumnya.Termasuk
12
sebagai
telah
dalam
mengingat
suatu
dipelajari
pengetahuan
tingkat
11
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap
suatu
yang
spesifik.Dari
seluruh
bahan
yang
dipelajari atau rangsangan yang diterima.Oleh
sebab itu, “Tahu” ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan
yang
paling
rendah.
Kata
kerja
bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari
antara
lain;
menyebutkan,menguraikan,mendefinisikan,menyatak
an dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan
diketahui,
secara
dan
benar
dapat
tentang
objek
menginterpretasi
yang
materi
tersebut secara benar.Orang yang telah paham
terhadap
objekatau
materi
harus
dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpul dan
sebagainya
terhadap
pelajari.Misalnya
objek
harus
yang
dapat
telah
di
menjelaskan
mengapa harus makan makanan yang bergizi.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi yang real (sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Analisis
adalah
suatu
kemampuan
untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
12
komponen-komponen,
struktur
tetapi
organisasi
masih
tersebut
dalam
dan
suatu
masih
ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini
dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja
dapat
menggambarkan
(membuat
bagan),
membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan
bagian-
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
Dengan
kata
lain,
sintesi
ini
adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari
formulasi-formulasi
yang
ada.
Misalnya
dapat menyusun, merencanakan, dapat meringkas
dan dapat menyesuaikan.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
melakukan justification atau penilaian terhadap
suatu
materi
atau
objek,
penilaian-penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau kriteria-kriteria yang telah ada.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
1) Umur
Menurut
Nursalam
dan
Hurlock
Pariani
yang
dikutip
oleh
(2001),
semakin
cukup
13
umur,
tingkat
kematangan
dan
kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir.
2) Intelegensi
Intelegensi
di
artikan
sebagai
suatu
kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak
guna
menyesuaikan
diri
secara
mental
dalam
situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu
faktor
yang
mempengaruhi
hasil
dari
proses
belajar. Perbedaan intelgensi dari seseorang
akan
berpengaruh
pula
terhadap
tingkat
pengetahuan (Hendra AW, 2008).
3) Pendidikan
Pendidikan
adalah
suatu
kegiatan
atau
proses pembelajaran untuk mengembangkan atau
meningkatkan
kemampuan
tertentu
sehingga
sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.
Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah
tidaknya
seseorang
pengetahuan
yang
menyerap
mereka
dan
peroleh
memahami
(Hendra
AW,2008).
4) Motivasi
Motivasi adalah kecendrungan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar maupun tidak
sadar melakukan tidakan dengan tujuan tertentu
(Yasin,2008).
14
5) Informasi
Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
juga dipengaruhi oleh informasi.Semakin banyak
orang menggali informasi baik dari media cetak
maupun media elektronik maka pengetahuan yang
dimiliki semakin meningkat.
6) Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan
atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan
pengetahuan. Hal ini di lakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang di peroleh
dalam
memecahkan
masalah
yang
di
hadapi
di
masa lalu. Orang yang memiliki pengalaman akan
mempunyai pengetahuan yang baik dibandingkan
dengan orang yang tidak memiliki pengalaman
7) Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus di
lakukan terutama untuk menunjang kehidupannya
dan
kehidupan
keluarganya.
Adanya
suatu
pekerjaan pada seseorang akan menyita banyak
waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Status
pekerjaan
yang
rendah
sering
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
15
c. Pengukuran tingkat pengetahuan
Pengukuran
pengetahuan
dapat
dilakukan
dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang akan diukur dan subjek penelitian atau
respon.
Kedalaman
pengetahuan
yang
ingin
kita
ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan diatas (Notoadmojo, 2003).
Pertanyaan
yang
dapat
dipergunakan
untuk
pengukuran pengetahuan secara umum yaitu pertanyaan
subyektif dari nilai dan pertanyaan obyektif yang
digunakan untuk penilaian tanpa melibatkan faktor
subyektif
khususnya
dalam
dari
pertanyaan
pengukuran
disesuaikan
dengan
penilai.
Pertanyaan
pilihan
pengetahuan
dengan
ganda
karena
pengetahuan
penilaiannya
akan
lebih
yang
obyektif
lebih
disukai
lebih
akan
cepat
mudah
diukur
(Arikunto,
2002).
Kategori pengetahuan menurut Nursalam (2008) yaitu:
Baik
: nilai 76- 100%
Cukup
: nilai 56- 75%
Kurang
: nilai < 56%
2. KONSEP MOTIVASI
a. Pengertian Motivasi
16
Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri
seseorang
yang
melakukan
suatu
Menurut
pendapat
atau
seseorang.
orang
kegiatan-kegiatan
mencapai
batin
menyebabkan
tujuan
lain
Motivasi
tertentu
(Notoatmodjo,
motivasi
proses
tersebut
sebagai
psikologis
(dorongan)
guna
2003).
proses
dalam
diri
terbentuk
dari
pikiran
dan
sikap (Mangkunegara, 2005).
1)
Sikap
adalah
kecendrungan
bersifat
tertentu
perasaan,
seseorang
permanen
dalam
yang
kurang
mengenai
lebih
aspek-aspek
lingkungannya
(Ambarwati,
2012). Sikap juga di artikan sebagai respon
tertutup seseorang
terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan (senangtidak
senang,
setuju,
tidak
setuju,
baik-
tidak baik dan sebagainya). Campbell (1950)
mendefinisikan sangat sederhana, yakni: “An
individual’s attitude is syndrome ofresponse
consistency
disini
with
dikatakan
regard
bahwa
to
object”.Jelas
sikap
itu
suatu
sindrom atau kumpulan gejala dalam merespon
stimulus
atau
objek.
Sehingga
sikap
itu
melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan
gejala
kejiwaan
yang
lain.
Newcomb,
salah
17
seorang
ahli
psikologi
social
menyatakan
bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau
kesediaan
untuk
bertindak,
dan
bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam
kata
lain
tindakan
fungsi
(reaksi
sikap
belum
terbuka)
atau
merupakan
aktivitas,
akan tetapi merupakan predisposisi perilaku
(tindakan),atau reaksi tertutup (Notoatmodjo,
2010).
2)
Komponen sikap
Menurut Azwar (2000), struktur sikap terdiri
atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu :
a)Komponen
kognitif
merupakan
representasi
apa yang dipercayai oleh individu pemilik
sikap,
komponen
kepercayaan
kognitif
stereotipe
yang
berisi
dimiliki
individu mengenai sesuatu dapat disamakan
penanganan
(opini)
terutama
apabila
menyangkut masalah isu atau problem yang
kontroversial.
b)Komponen
afektif
menyangkut
emosional
merupakan
aspek
inilah
perasaan
emosional.
yang
biasanya
yang
Aspek
berakar
paling dalam sebagai komponen sikap dan
merupakan
aspek
yang
paling
bertahan
terhadap pengaruh – pengaruh yang mungkin
18
adalah mengubah sikap seseorang komponen
afektif
disamakan
dengan
perasaan
yang
dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
c)Komponen
konatif
kecenderungan
merupakan
aspek
berperilaku
tertentu
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh
seseorang.
Dan
berisi
tendensi
atau
kecenderungan untuk bertindak/ bereaksi
terhadap
sesuatu
tertentu.
yang
Dan
dengan
berkaitan
dihadapinya
mengharapkan
adalah
cara
adalah
bahwa
cara
dengan
objek
logis
untuk
sikap
dicerminkan
–
seseorang
dalam
bentuk
tendensi perilaku.
3)
Tingkatan sikap
Menurut
Notoatmodjo
(2010)
ada
empat
tingkatan sikap yaitu :
a) Menerima (receiving)
Menerima
mau
diartikan
dan
bahwa
memperhatikan
orang
(obyek)
stimulus
yang
diberikan (obyek).
b) Merespon (respnding)
Suatu
indikasi
memberikan
dari
jawaban
sikap
apabila
adalah
ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan.
19
c) Menghargai (valuing)
Mengajak
atau
orang
lain
mendiskusikan
untuk
suatu
mengerjakan
masalah
adalah
suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d) Bertanggung jawab (responsibility)
Tingkatan sikap yang paling tinggi adalah
bertanggung
yang
telah
jawab
atas
segala
sesuatu
dipilihnya
dengan
segala
resiko.
4)
Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat
pula bersifat negatif (Purwanto, 1998) :
a)
Sikap
positif
kecenderungan
tindakan
adalah
mendekati,menyenangi,mengharapkanobyek
tertentu.
b)
Sikap
negatif
untuk
menjauhi,
terdapat
kecenderungan
menghindari
membenci,
tidak menyukai obyek tertentu.
5)
Faktor
–
faktor
yang
Mempengaruhi
SikapMenurut Azwar (2005), faktor – faktor
yang
mempengaruhi
sikap
obyek sikap antara lain :
a. Pengalaman Pribadi
keluarga
terhadap
20
Untuk
dapat
sikap,
menjadi
dasar
pengalaman
pembentukan
pribadi
haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,
sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional.
Pengaruh
orang
lain
yang
dianggap
penting. Pada umumnya, individu cenderung
untuk memiliki sikap yang konformis atau
searah dengan sikap orang yang dianggap
penting.
Kecenderungan
ini
antara
lain
dimotivasi
oleh
keinginan
untuk
berafiliasi
dan
keinginan
untuk
menghindari
konflik
dengan
orang
yang
dianggap penting tersebut.
b. Pengaruh Kebudayaan
Tanpa
disadari
menanamkan
garis
terhadap
telah
kebudayaan
pengarah
berbagai
mewarnai
telah
sikap
kita
masalah.Kebudayaan
sikap
anggota
masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang
memberi
corak
pengalaman
individu
–
individu masyarakat asuhannya.
c. Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio
atau
media
komunikasi
lainnya,
berita
21
yang
seharusnya
faktual
disampaikan
secara
obyektif
cenderung
dipengaruhi
oleh
sikap
penulisnya,
akibatnya
berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
d. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep
moral
dan
ajaran
pendidikan
dan
menentukan
sistem
mengherankan
dari
lembaga
jika
agama
kepercayaan
kalau
lembaga
pada
sangat
tidaklah
gilirannya
konsep tersebut mempengaruhi sikap.
e. Faktor Emosional
Kadang
kala,
suatu
pernyataan
yang
berfungsi
bentuk
sikap
didasari
sebagai
semacam
merupakan
emosi
yang
penyaluran
frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego.
Pengukuran
sikap
dapat
dilakukan
secara
langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat
ditanyakan bagaimana pendapat/ pernyataan responden
terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat
dilakukan dengan pernyataan – pernyataan hipotesis
kemudian
ditanyakan
pendapat
responden
melalui
kuesioner (Notoatmodjo, 2003).
f. Tujuan motivasi
Menurut
Hasibuan
motivasi adalah :
(2007),
tujuan
pemberian
22
1) Mendorong gairah dan semangat
2)Meningkatkan kepuasan
3) Meningkatkan kedisiplinan
4) Menciptakan hubungan yang baik
5) Meningkatkan partisipasi
6) Meningkatkan kesejahteraan
7) Mempertinggi rasa tanggung jawab
g. Factor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Faktor
motivasi
adalah
faktor-faktor
yang
menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu
perasaan
sempurna
dalam
contohnya
kebutuhan
akan
melakukan
kesehatan
sesuatu
(Hasibuan,
2007). Faktor yang mempengaruhi motivasi dapat
menjadi rintangan dalam mendapatkan perilaku yang
diinginkan.Intensive
pertimbangkan
dalam
motivasi
konteks
harus
individu.Apa
di
yang
mungkin menjadi penghalang bagi yang lain. Faktor
yang bersifat mempengaruhi atau menghalangi dalam
bentuk-bentuk
motivasi
digolongkan
menjadi
6
kategori, yaitu :
1) Tingkat pengetahuan
Setiap orang mempunyai pengetahuan dari semua
yang telah mereka alami selama ini.Pengetahuan
/kognitif merupakan domain yang sangat penting
23
untuk
terbentuknya
tindakan
atau
motivasi
seseorang (Notoatmodjo, 2005).
2) Kepribadian
Setiap
individu
dalam
masyarakat
adalah
pribadi yang unik, kepribadian tidak tumbuh
jika
seorang
individu
pengalaman-pengalaman
kelompok
sosial
tidak
sosial.
seorang
memiliki
Di
dalam
individu
akan
mempelajari berbagai macam nilai, norma dan
sikap,
seperti
kesetiaan,
hormat,
simpati,
Secara
umum,
kebiasaan,
bersifat
seorang
kerjasama
dan
kepribadian
harapan
tetap
dan
dan
individu.
bagaimana
pengabdian,
sebagainya.
adalah
susunan
sikap-sikap
menjadi
yang
karakteristik
Keperibadian
seseorang
rasa
berfikir,
menentukan
merasa
dan
bertindak dalam kehidupan sehari-hari (Asih ;
Bambang, 2006).
Menurut
pembentukan
dipengaruhi
Kebudayaan
(Asih;
Bambang,
seorang
oleh
langsung
kepribadian
individu
kebudayaan
daerah,
lingkungan
proses
individu
kebudayaan
yang
pekerjaan/keahlian
2006),
setempat.
mempengaruhi
pada
umumnya
agama
yang
(profesi),
masyarakat
sangat
atau
cara
adalah
dianut,
hidup
kota,
di
dan
24
kebudayaan khusus kelas sosial yang dapat di
lihat dari cara berpakaian, cara mengisi waktu
senggang, dan etika pergaulan.
3) Pengaruh lingkungan
Menurut
(Bambang,
kondisi-kondisi
2006),
di
linkungan
sekeliling
yaitu
individu
yang
mempengaruhi proses sosialisasinya. Lingkungan
dapat di bedakan menjadi 2, yaitu:
a) Lingkungan alam
Lingkungan
iklim,
diri
meliputi
topografi,
alam.Sehingga
dengan
alam
manusia
lingkungan
dengan
dan
sumber
harus
alam.
lingkungan
perbedaan
daya
menyesuaikan
Upayapenyesuaian
yang
kecil
akan
mempengaruhi motivasi sesorang.
b) Lingkungan kebudayaan
Lingkungan kebudayaan adalah cara hidup
masyarakat
tempat
individu
itu
hidup.
Mempunyai 2 aspek yaitu :
1) Aspek material
Contoh: rumah, puskesmas dan
tempat
pelayanan kesehatan yang lainnya.
2) Aspek non material
Contoh:
jarak
rumah
ke
kesehatan, adat- istiadat dll.
tempat
25
Karakteristik
fisik
keterjangkauan,
lingkungan,
kesediaan
sumber
daya
manusia (SDM) dan materi dan beberapa
jenis
prilaku
dapat
mempengaruhi
motivasi seseorang.
h. Cara memotivasi
Ada beberapa cara yang dapat di terapkan untuk
memotivasi seseorang , yaitu:
1) Memotivasi dengan kekerasan
Yaitu
cara
memotivasi
dengan
menggunakan
ancaman atau kekerasan agar yang di motivasi
dapat
melakukan
contohnya
dapat
yang
menjelaskan
terjadi
harus
tentang
bilatidak
di
lakukan
penyakit
segera
yang
dilakukan
pencegahan dan pengobatan.
2) Motivasi dengan bujukan
Yaitu
cara
memotivasi
dengan
bujukan
atau
memberi
hadiah agar melakukan sesuatu sesuai
harapan
yang
memberikan
memberikan
konseling
reproduksi
seperti
motivasi
contohnya
tentang
kanker
kesehatan
serviks
dapat
di
cegah dengan pemeriksaan IVA.
3) Memotivasi dengan adentifikasi
Yaitu
cara
kesadaran
karena
memotivasi
sehingga
keinginan
dengan
individu
yang
menanamkan
berbuat
timbul
sesuatu
dari
dalam
26
dirinya
sendiri
dalam
mencapai
sesuatu
contohnya menjelaskan manfaat dari pemeriksaan
IVA.
i. Faktor
yang
mempengaruhi
motivasi
dalam
pemeriksaan iva
1)
Pengetahuan
2)
Tingkat pendidikan
3)
Status ekonomi
3. KONSEP
KANKER SERVIKS
a. Pengertian Kanker Serviks
Kanker
sebagai
yang
leher
kanker
serviks
disebabkan
Virusonkogenik
tinggi
dalam
rahim
oleh
atau
yang
merupakan
HPV
mempunyai
menyebabkan
atau
disebut
suatu
Human
persentase
kanker
juga
penyakit
Papilloma
yang
cukup
serviks,
yaitu
sekitar 99,7%. Kanker serviks adalah salah satu
penyakit kanker yang paling banyak terjadi pada
kaum
wanita.
Setiap
satu
jam,
satu
wanita
meninggal di Indonesia (Adi D. Tilong, 2012)
Menurut
Share
(2008),
kanker
leher
rahim
adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher
rahim
(serviks),
reproduksi
wanita
yaitu
yang
daerah
merupakan
pada
organ
pintu
masuk
kearah rahim yang terletak antara rahim (uterus)
dan liang senggama (vagina). Kanker serviks atau
kanker mulut rahim adalah kanker yang terjadi pada
27
daerah leher rahim, yang paling sering dijumpai
pada
wanita
menyebabkan
setelah
kematian.Angka
dibandingkan
kanker
(2003)
menyebutkan
setiap
tahunnya
serviks,
kanker
dan
payudara
kejadian
ginekologi
bahwa
hampir
60%
dapat
sekitar
74%
lainnya.Data
WHO
sekitar
didiagnosa
dan
500.000
menderita
diantaranya
wanita
kanker
meninggal
dunia.
Di Indonesia diperkirakan terjadi sekitar
kasus
baru
meninggal
perharinya
karena
epidemiologi,
dan
penyakit
kanker
50%
diantaranya
tersebut.
serviks
40
cenderung
Secara
timbul
pada usia 33-55 tahun, tetapi dapat juga timbul
pada usia yang lebih muda (Sofani, 2008).
Gambar Ca. Cervix
(Sumber:Doshi,dkk, 2009)
b. Gejala Kanker Serviks
1) Perdarahan rahim yang abnormal
2) Siklus menstruasi yang abnormal
3) Perdarahan diantara dua siklus menstruasi (pada
wanita yang masih mengalami menstruasi)
28
4) Perdarahan
vagina
atau
spotting
pada
wanita
setelah masa menopause
5) Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering
(pada wanita yang berusia diatas 40tahun)
6) Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
7) Keluar
cairan
putih
yang
encer
atau
jernih
(pada wanita pasca menopause)
8) Nyeri atau sulit untuk berkemih
9) Nyeri saat melakukan hubungan seksual
10) Kotoran vagina meningkat
11) Nyeri pada pelvis
(Adi D. Tilong, 2012)
c. Penyebab Kanker Serviks
Penyebab
kanker
serviks
adalah
HPV
(Human
Papiloma Virus).Virus ini adalah sejenis virus yang
menyerang
manusia.
Tipe
virus
ini
banyak
(lebih
dari 100 tipe) dan sebagian besar tidak menimbulkan
gejala
yang
sendirinya
sering
terlihat
(Self
terjadi
dan
akan
Limiting).
pada
kelompok
hilang
Infeksi
usia
dengan
HPV
paling
18-28
tahun.
Virus yang menginfeksi pada saat pertama kali tidak
langsung muncul sebagai tumor atau kanker. Infeksi
pertama
akan
berkembang
kearah
kanker
serviks
tergantung dari jenis dan tipe HPVnya, tipe resiko
rendah atau resiko tinggi, yang akan menimbulkan
kelainan lesi pra kanker.
29
Lesi pada tipe resiko rendah (Tipe 6 dan 11)
hampir tidak beresiko menjadi kanker
menimbulkan
kelainan
yang
di
sebut
dan hanya
genital
wart
(kutil pada kelamin). Pada infeksi HPV, lesi pra
kanker dapat regresi (sembuh sendiri karena system
kekebalan
tubuh
alamiah),
menetap
atau
progresif.Sebagian besar dapat regresi dalam waktu
1-2 tahun. Akan tetapi lesi yang menetap karena
infeksi HPV (Tipe 16-18) akan cenderung berkembang
menjadi kanker (progresive) dalam jangka waktu yang
cepat atau pun lambat. Infeksi ini akan menyebabkan
perubahan
pada
sel-sel
serviks
sehingga
sel
abnormal tumbuh lebih cepat tanpa terkontrol dan
membentuk benjolan tumor (Sofani, 2008).
Hingga
saat
ini
merupakan
penyebab
papilloma
ini
human
99,7%
berukuran
papiloma
virus
(HPV)
kanker
serviks.
Virus
kecil,
diameter
virus
kurang lebih 55 mm. terdapat lebih dari 100 tipe
HPV, HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52, 56
dan 58sering di temukan pada kanker maupun lesi pra
kanker serviks. HPV tipe 16 dam 18 merupakan 70%
penyebab kanker serviks. Sebenarnya sebagian virus
HPV akan menghilang sendiri karena adanya system
kekebalan
tidak
tubuh
menghilang
alami,
tetapi
dan
menetap.
ada
HPV
sebagian
yang
yang
menetap
inilah yang menyebabkan perubahan sel leher rahim
30
menjadi
kanker
serviks.Perjalanan
kanker
serviks
dari infeksi HPV, tahap pra kanker hingga menjadi
kanker serviks memakan waktu 10-20 tahun (Anonim,
2009).
d. Stadium Kanker Serviks
Menurut
Handayani,
dkk
(2012),
stadium
kanker
serviks dibagi menjadi beberapa tingkatan stadium.
Untuk menentukan stadium kanker serviks dibutuhkan
pemeriksaan
ginekologi.
Pemeriksaan
meliputi
inpeksi (melihat), palpasi (perabaan), kolposkopi,
kuret
endoserviks,
protoskopi,
pielografi
histeroskopi,
intravena,
sistoskopi,
foto
rontgent
thorax(dada), foto tulang, pemeriksaan radiologi CT
scan dan ultrasonografi.
Stadium
kanker
serviks
terdiri
dari:
Stadium
0:
lesi (luka atau jaringan abnormal) pada permukaan
serviks,
belum
menembus
jaringan
di
bawahnya
(karsinoma insitu-CIS)
1) Stadium 1: lesi tumor masih terbatas di serviks,
stadium I dibagi menjadi empat kriteria sebagai
berikut.
a) IA kedalaman invasi stroma tidak lebih dari 5
mm dengan lebar tidak lebih dari 7 mm.
b) IA1
:
lesi
menembus
membrane
basal
dengan diameter permukaan tumor <7 mm.
<3
mm
31
c) IB : lesi terbatas di serviks atau secara
mikroskop lebih dari IA.
d) IB1 lesi terbatas di serviks dengan ukuran <4
cm.
e) IB2 lesi terbatas di serviks dengan ukuran
lesi primer >4
2) Stadium
II
lesi
telah
(meluas
ke
parametrium
keluar
dan
dari
serviks
sepertiga
atas
vagina). Stadium II dibagi menjadi dua kriteria
sebagai berikut.
a) II
A
lesi
telah
meluas
ke
sepertiga
atas
vagina, tetapi belum mencapai parametrium
b) II B lesi telah mencapai parametrium, tetapi
belum mencapai dinding panggul.
Stadium lesi keluar dari serviks, menyebar ke
parametrium dan sepertiga bawah vagina.
3) Stadium III dibagi menjadi dua kriteria sebagai
berikut:
a) IIIA lesi menyebar ke sepertiga bawah vagina,
tetapi belum mencapai dinding panggul.
b) IIIB lesi menyebarkan ke parametrium sampai
ke dinding panggul
4) Stadium IV lesi menyebabkan keluar dari organ
genitalia.
Stadium
IV
kriteria sebagai berikut:
dibagi
menjadi
dua
32
a) IVA lesi meluas keluar rongga dan menyebar ke
mukosa kandung kemih.
b) IVB lesi meluas ke mukosa rectum dan meluas
ke organ jauh.
Stadium Ca.Cervix (Sumber:Handayani,dkk,2012)
e. Tindakan Pencegahan Kanker Serviks
Menurut Abdinst
yang
di
lakukan
(2011), beberapa cara praktis
untuk
mencegah
kanker
serviks
antara lain:
1) Melakukan pembersihan organ inti atau dikenal
dengan
istilah
vagina
toilet.
Ini
dapat
di
lakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan
dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ
intim wanita dari kotoran dan penyakit.
2) Hindari
merokok.
penggunaan
tembakau
Banyak
dapat
bukti
menunjukkan
meningkatkan
resiko
terkena kanker serviks.
3) Miliki
pola
makan
sehat,
yang
kaya
dengan
sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistim
33
kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai
karotena, vitamin A, vitamin C, vitamin E, dan
asam
folat
dapat
mengurangi
resiko
terkena
kanker leher rahim.
4) Hindari kontak seksual sebelum menikah atau di
usia sangat muda atau belasan tahun.
5) Hindari
kontak
seksual
selama
masa
haid,
terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat
terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
6) Hindari kontak seksual dengan banyak pasangan
(berganti-ganti pasangan).
7) Secara rutin menjalani tes IVA secara teratur.
8) Alternatif test Pap Smear yaitu tes IVA dengan
biaya yang lebih murah
9) Pemberian vaksin HPV untuk mencegah terinfeksi
HPV.
Menurut (Sukaca, 2009) pencegahan kanker leher
rahim dapat dilakukan dengan 2 pencegahan yakni:
1) Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah sebuah pencegahan
awal kanker yang utama.Hal ini utuk menghindari
faktor resiko yang dapat di Kontrol. Cara-cara
tersebut
sampai
seperti
usia
pasangan,
di
menolak
tundalah
atas
hubungan
remaja,
berhubungan
seksual
batasi
jumlah
seksual
dengan
orang terinfeksi genital Warts, hubungan seksual
34
yang
aman
(kondom
tidak
memproteksi
infeksi
HPV), hentikan merokok.
2) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang
di lakukan dengan cara uji Pap Smear dan IVA tes
secara
pada
teratur.
semua
Hal
wanita
tersebut
usia
18
dapat
tahun
dilakukan
atau
telah
melakukan hubungan seksual, wanita yang telah di
lakukan pengangkatan rahim, wanita yang telah
menopause,
bila
telah
tiga
kali
melakukan
skrining dan hasilnya normal maka pemeriksaan
akan lebih jarang.
4. INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT
a. Pengertian Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
IVA
merupakan
(serviks)
dengan
pemeriksaan
cara
melihat
leher
Rahim
langsung
(dengan
mata telanjang) leher Rahim setelah memulas leher
Rahim
setelah
denganlarutan
pulasan
asam
terjadi
asetat
perubahan
3-5%
apabila
warna
asam
asetat yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan
ada
kelainan
tahap
prakanker
serviks.
Dan
jika
tidak ada perubahan warna, maka dapat di anggap
tidak ada infeksi pada serviks (Wijaya,2010).
IVA
(Inspeksi
Asetat)
merupakan
Visual
metode
Dengan
untuk
Pulasan
Asam
mendeteksi
dini
kanker serviks yang murah meriah menggunakan asam
35
asetat 3-5% dan tergolong sederhana dan memiliki
keakuratan 90%
(Widyastuti,Rahmawati,Pumamaningrum,2009).
IVA adalah cara yang mudah murah dan dapat di
lakukan
oleh
dokter
atau
bidan
terlatih
di
puskesmas. Perinsip kerja pemeriksaan ini adalah
dengan
cara
mengolesi
mulut
Rahim
dengan
asam
asetat. Kondisi keasaman lendir di permukaan mulut
rahim
yang
telah
terinfeksi
oleh
sel
prakanker
akan berubah warna menjadi putih. Melalui bantuan
cahaya, petugas medis akan dapat melihat bercak
putih pada mulut Rahim (Nurcahyo,2010).
Gambar IVA Test (sumber:Delia, 2010)
b. Keunggulan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
1) Aman,tidak mahal,dan mudah dilakukan
2) Kinerja
lainnya
tes
tersebut
yang
di
sama
gunakan
dengan
untuk
test
penapisan
kanker Rahim
3) Dapat di pelajari dan di lakukan oleh hampir
semua
tenaga
kesehatan
system kesehatan
di
semua
jenjang
36
4) Memberikan hasil segera sehingga dapat di
ambil
segera
keputusan
mengenai
penatalaksanaannya (pengobatan atau rujukan)
5) Sebagian
besar
peralatan
dan
bahan
untuk
pelayanan ini mudah di dapat
6)
Tidak bersifat infasif dan dengan efektif
dapat
mengidentifikasi
berbagai
prakanker
(Depkes,2007).
Tabel perbandingan IVA dengan penapisan lain
Jenis
Aman
Praktis
Terjangkau
Efektif
Available
IVA
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Pap
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
HPV/DNA
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Test
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tes
Smear
Cervicho
Graphy
Sumber: Depkes, 2007
1) Syarat-Syarat Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
a) Di lakukan di luar siklus haid
b) Pada
masa
kehamilan,nifas
dan
paska
keguguran
c) Sebelum menopause. Pada masa menopause sudah
tidak kelihatan (Depkes RI, 2007)
37
2) Faktor Resiko Penilaian Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA)
a) Paritas
b) Usia pertama kali berhubungan seksual atau
usia pertama kali menikah
c) Pemakaian alat KB
d) Jumlah
pasangan
seksual
atau
berapa
kali
kandung
yang
menikah
e) Riwayat infeksi menular
f) Merokok
g) Ibu
atau
saudara
perempuan
terkena kanker serviks
h) Penggunaan
steroids
atau
obat-obat
alergi
yang lama (kronis)
(Depkes RI,2007).
3) Tujuan pemeriksaan IVA
a) Mendapatkan
kanker
serviks
pada
stadium
secara
dini
adanya
lebih awal.
b) Untuk
mendeteksi
perubahan
mengarah
sel
ke
mulut
kanker
rahim
mulut
yang
rahim
dapat
beberapa
tahun kemudian.
c) Penanganan
secara
dini
dapat
dilakukan
sehingga terhindar dari kanker mulut rahim.
d) Pengobatan diharapkan berhasil lebih baik.
(Winkjosastro, 2005)
38
4) Peralatan dan bahan Pemeriksaan Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA)
Peralatan
dan
bahan
yang
di
butuhkan
untuk
pemeriksaan IVA menurut (Depkes RI,2007).
a) Meja periksa gynecologi dan kursi
b) Sumber
cahaya
yang
memadai
agar
cukup
menyinari vagina dan serviks
c) Speculum graves bivalve (cocor bebek)
d) Nampan atau wadah
e) Sarana pencegahan infeksi
f) Kapas lidi
g) Sarung tangan atau handscone
h) Spatula kayu yang masih baru
i) Larutan asam asetat (3-5%)
j) Larutan clorin 0,5% untuk dikontaminasi alat
5) Kategori pemeriksaan IVA
Ada beberapa kategori yang dapat di pergunakan
yaitu:
a) IVA
negatif,maka
akan
menunjukkan
leher
Rahim normal.
b) IVA
radang,
(servisitis)
adalah
atau
serviks
kelainan
jinak
dengan
lainnya
(polip serviks).
c) IVA
positif,
adalah
ditemukannya
bercak
putih (Epithelium), inilah gejala prakanker.
Kelompok
ini
yang
menjadi
sasaran
temuan
39
skrining kanker serviks dengan metode IVA.
Sebab
temuan
ini
mengarah
serviks
pada
diagnosis
pra
kanker
(dysplasia,ringan,sedang,berat,atau
kanker
servik insitu).
d) IVA kanker serviks, pada tahap ini sangat
sulit
menemukan
turunan
stadium
kanker
serviks. Walaupun demikian akan bermanfaat
pada
penurunan
kematian,
akibat
kanker
serviks bila di temukan masih dalam stadium
invasive dini (IB-IIA) (Sukaca, 2009).
6) Tindakan
Pelaksanaan
Inspeksi
Visual
Asam
RI,
2007)
Asetat (IVA)
Tindakan
IVA
menurut
(Depkes
meliputi:
a) Menanyakan riwayat singkat tentang kesehatan
reproduksi antara lain:
(1) Paritas.
(2) Usia
pertama
kali
berhubungan
seksual
atau usia pertama kali menikah.
(3) Pemakaian alat KB.
(4) Jumlah pasangan seksual atau berapa kali
menikah.
(5) Riwayat infeksi menular seksual termasuk
HIV.
(6) Merokok.
40
b) Langkah yang di lakukan:
(1) Inspeksi
genitalia
ekterna,
apakah
terjadi discharge pada mulut uretra.
(2) Masukkan
speculum
perlahan
untuk
speculum
sehinga
sepenuhnya
melihat
secara
serviks.
Atur
leher
Rahim
seluruh
dapat terlihat.
(3) Pindahkan
sumber
cahaya
agar
serviks
dapat terlihat dengan jelas.
(4) Amati
serviks
apakah
ada
infeksi,
keputihan dan kista nabota.
(5) Gunakan
cairan
lidi
yang
kapas
untuk
keluar.
membersihkan
Setelah
itu
buang
servikalis
dan
kapas lidi ke dalam wadah.
(6) Identifikasi
ostium
daerah sekitarnya.
(7) Basahi lidi dengan larutan asam asetat
dan oleskan pada serviks sampai seluruh
permukaan
serviks
benar-benar
teroles
secara merata. Dan buang kapas lidi yang
sudah di pakai.
(8) Tunggu
1
menit
agar
terserap
dan
memunculkan reaksi acetowhite.
(9) Periksa
apakah
serviks
serviks
dengan
mudah
teliti,
berdarah,
lihat
cari
41
adanya
bercak
ephitel
putih
acetowhite
yang
yang
tebal
atau
menandakan
IVA
positif.
(10) Bila
pemeriksaan
gunakan
sisa
kapas
asam
visual
baru
untuk
asetat
dari
telah
selesai,
menghilangkan
serviks
dan
vagina. Buang kapas lidi pada wadah.
(11) Lepaskan speculum secara halus.
(12) Rapikan alat.
Pemeriksaan iva
(Sumber:YKI Jatim, 2012)
7) Keunggulan dan kelebihan metode skrining IVA
Menurut
Zhali(2012),
keunggulan
IVA
di
bandingkan Pap Smear adalah sebagai berikut:
a) Tidak memerlukan alat tes laboratorium yang
canggih
(alat
pengambil
sampel
jaringan,
preparat, reagen, mikroskop, dan lain-lain).
b) Tidak
memerlukan
teknisi
pembacaan hasil tes.
lab
khusus
utuk
42
c) Hasilnya langsung di ketahui, tidak memakan
waktu berminggu-minggu.
d) Sensitivitas IVA dalam mendeteksi kelainan
leher
Rahim
lebih
tinggi
dari
Pap
Smear
(sekitar 75%), dam IVA (sekirtar 85%).
e) Biayanya sangat murah, bahkan geratis bila
di puskesmas.
Menurut
winda
(2010),
adapun
kelebihan
dari IVA tes antar lain:
a) Mudah dan sangat praktis.
b) Butuh bahan dan alat yang yang sederhana dan
murah.
c) Sensifitas dan spesifiksitas cukup tinggi.
d) Dapat
tidak
dilaksanakan
hanya
dilakukan
oleh
dokter
oleh
bidan
tenaga
kesehatan
ginekologi,
di
setiap
dapat
tempat
pemeriksaan kesehatan ibu atau di lakukan
oleh semua tenaga medis terlatih.
e) Alat yang dibutuhkan dan teknik pemeriksaan
sangat sederhana.
f) Metode skrining IVA sesuai untuk pelayanan
sederhana
Bila hasil Test bagus, kunjungan ulang untuk
test IVA adalah setiap 5 tahun.
43
B. KERANGKA KONSEP
Deteksi Dini
Kanker Serviks
Papsmear
Pemeriksaan
IVA
Pengetahuan ibu :
- Tahu
-
Servicho
Graphy
Motivasi ibu :
-
Sikap
Memahami
Aplikasi
Analisis
Sintesis
Evaluasi
Faktor pengetahuan
1. Umur
2. Pendidikan
3. Lingkungan social
4. Budaya
5. Informasi
6. Pekerjaan
7. pengalaman
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Faktor-faktor
motivasi
1.Tingkatpengetahua
n
2.Keperibadian
3.Pengaruhlingkunga
n
44
C. HIPOTESIS PENELITIAN
Menurut
sementara
masalah
(Nursalam,
dari
yang
penelitian
2008)
pertanyaan
ada
dalam
hipotesis
adalah
jawaban
penelitian
atau
rumusan
penelitian.Hipotesi
dalam
ini adalah:
1. Hipotesis
Alternatif
(Ha):
Adanya
hubungan
tingkat
pengetahuan dengan motivasi ibu melakukan pemeriksaan
IVA di Wilayah kerja Puskesmas Dasan Lekong Kabupaten
Lombok Timur.
2. Hipotesis
Nol
(Ho):
Tidak
adanya
hubungan
tingkat
pengetahuan dengan motivasi Ibu melakukan pemeriksaan
IVA di Wilayah kerja Puskesmas Dasan Lekong Kabupaten
Lombok Timur.
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. SUBJEK PENELITIAN
Dalam penelitian Hubungan tingkat pengetahuan dengan
motivasi ibu melakukan pemeriksaan IVA di Wilayah kerja
Puskesmas
Dasan
Lekong
kabupaten
Lombok
Timur
ini,
subyek yang di pilih untuk di teliti adalah Ibu yang
tinggal di Wilayah kerja Puskesmas Dasan Lekong.
B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
1. Populasi Penelitian
Populasi
menurut
(SoekidjoNotoatmodjo,
2012)
di
jelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan
mana
yang
akan
menjadi
sasaran
penelitian.
Dari
pendapat ahli tersebut di atas maka dalam penilitian
ini yang menjadi populasi adalah sebagian ibu yang
berumur
20-45
tahun
yang
berada
di
Wilayah
kerja
Puskesmas Dasan Lekong berjumlah 40 orang .
2. Sampel dan Tehnik Sampling
a. Sampel
sampel
merupakanbagian
dari
jumlah
dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi dengan
kata
lain
(Sugiono,
anggota
sampel
adalah
2010).Besar
yang
pertimbangan
akan
sebagian
sampel
dijadikan
tenaga,
45
waktu,
dari
adalah
sampel
dan
populasi
banyaknya
berdasarkan
biaya
yang
46
dimiliki.
Untuk
besar
sampel
dapat
ditentukan
dengan rumus sebagai berikut (Notoatmodjo, 2005) :
n
N
1  N (d 2 )
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan
(0,05)
Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah :
N
1  N (d 2 )
n =
n
=
40
1  40 0,05 2
n
=
40
1  40 0,0025
n
=
40
1  0.1025
n
=


40
 36,2  36
1,1025
Berdasarkan
jumlah
36orang.
perhitungan
sampel
dalam
tersebut
penelitian
diatas,
ini
maka
sebanyak
47
b. Tehnik Sampling
Tehnik
Sampling
menyeleksi
mewakili
sampling
porsi
adalah
suatu
dari
populasi
populasi
adalah
(Nursalam,
teknik
yang
proses
dalam
untuk
dapat
2008).
Teknik
digunakan
untuk
mengambil sampel dalam populasi (Arikunto, 2006).
Teknik
sampling
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini adalah Random Sampling. Random sampling yaitu
pengambilan sampel secara random atau acak. Random
sampling
yang
Sampling
yaitu
digunakan
adalah
pengambilan
Simple
sampel
secara
Random
acak
sederhana.
Kriteria
sampel
dalam
penelitian
ini
adalah
kriteria
dimana
sebagai berikut:
a.
Kriteria inklusi
Kriteria
inklusi
subjek
penelitian
yang
memenuhi
(Nursalam,2003).
merupakan
mewakilisampel
syarat
Pada
penelitian
sebagai
penelitian
sampel
ini
yang
menjadi kriteria inklusi adalah:
1) Ibu yang berumur 20-45 tahun
2)Ibu
yang
tinggal
di
wilayah
Puskesmas Dasan Lekong
3) Ibu yang bersedia menjadi responden
kerja
48
b.
Kriteria eksklusi
Kriteria
eksklusi
merupakan
kriteria
dimana
subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel
karena
tidak
memenuhi
syarat
sebagai
sampel
penelitian (Nursalam, 2003). Kriteria eksklusi
pada penelitian ini adalah:
1)
Ibu
yang
tidak
dapat
melihat
atau
butahuruf
2)
Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
3)
Ibu yang tidak berada ditempat penelitian
C. RANCANGAN PENELITIAN
Dalam
gunakan
penelitian
adalah
studi
ini
jenis
korelasi
penelitian
yaitu
yang
penelitian
di
yang
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
dua variabel (Sugiyono, 2010). Dengan pendekatan waktu
yang digunakan adalah cross sectional yaitu pengumpulan
data
sekaligus
pada
approach(Notoadmodjo,
untuk
mengetahui
2010).
hubungan
suatu
saat/point
Penelitian
tingkat
ini
time
dilakukan
pengetahuan
ibu
sebagai (variabel independent) atau variabel bebas dan
motivasi ibu melakukan pemeriksaan IVA sebagai (variabel
dependent) atau variabel terikat.
49
D. PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
1. Metode pengumpulan data
a.
Data Primer
Data tentang identitas responden yang meliputi :
nama,
umur,
melalui
pekerjaan,
wawancara
pendidikan,
langsung
dengan
diperoleh
menggunakan
alat bantu kuisioner terstruktur. Demikian halnya
data tingkat pengetahuan tentang kanker serviks
dan
motivasi
diperoleh
ibu
melakukan
pemeriksaan
melalui
wawancara
langsung
IVA
dengan
menggunakan kuisioner terstruktur.
b.
Data Sekunder
Data
tentang
gambaran
diperoleh
melalui
ibu/PUS
diperoleh
rekapitulasi
umum
profil
wilayah
puskesmas.Data
melalui
kohort
KB
penelitian
jumlah
catatan/laporan
Puskesmas
Dasan
Lekong
Kabupaten Lombok Timur.
2. Instrumen Penelitian
a. Instrument penelitian adalah seperangkat alat atau
fasilitas
yang
digunakan
peneliti
dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan
hasilnya
lebih
baik,
dicermat,
lengkap
dan
diolah,
(Arikunto,
gunakan
untuk
tentang
keadaan
dalam
sistematis
2010).
memperoleh
objek
arti
atau
lebih
mudah
sehingga
Instrumen
informasi
proses
mudah
yang
atau
yang
di
data
terjadi
50
yaitu
dengan
tertutup,
kuisioner,
yang
dengan
dugunakan
jenis
untuk
pertanyaan
mengukur
tingkat
pengetahuan dan motivasi ibu melakukan pemeriksaan
IVA
di
Wilayah
kerja
Puskesmas
Dasan
Lekong
Kabupaten Lombok Timur.
b. Uji validitas dan reabilitas instrument
1) Uji Validitas
Uji validitas adalah sejauh mana ketepatan
suatu
alat
(Hastono,
ukur
dalam
2007).Sebuah
mengukur
suatu
instrument
data
dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan
dapat
mengungkap
diteliti
secara
validitas
instrument
data
yang
gambaran
(Arikunto,
validitas
data
tepat.
2006).
variable
Tinggi
menunjukkan
terkumpul
tentang
dari
tidak
validitas
Dalam
menggunakan
sejauh
mana
menyimpang
dari
yang
Pearson
Moment. Rxy = N∑xy-(∑x-)(∑y)
{N∑x2-(∑x)2}{N∑y2-(∑y)2}
Keterangan:
Rxy = koefisien korelasi
X = skor pertanyaan tiap nomor
Y = skor tetap
N = jumlah responden
rendahnya
penelitian
rumus
yang
dimaksud
ini,
uji
Product
51
Validitas
alat
ukur
dengan
menghitung
korelasi antara masing – masing item pertanyaan
dengan
skor
product
total
moment,
menggunakan
kemudian
rumus
korelasi
dibandingkan
dengan
nilai product moment.
Apabila
korelasinya
diperoleh
negatif,
angka
ini
negatif
berarti
menunjukkan
adanya
kebalikkan urutan indeks korelasi tidak pernah
lebih
dari
1,00
(Arikunto
(2006).
Arikunto
(2000) mengatakan bahwa jika koefisien korelasi
(rxy)
antara
skor
butir
dan
skor
total
yang
diperoleh lebih besar dari pada α=5%, maka butir
tersebut dinyatakan gugur bila rxy lebih kecil
daripada table. Uji validitas diujikan pada 10
responden dengan 27 pertanyaan. Cara yang lebih
mudah untuk menentukan valid tidaknya butir yang
diisi
bila
computer
menggunakan
adalah
dengan
program
statistic
mengacu
pada
nilai
Bila
nilai
lebih
kecil
signifikasi
(p)
yang
diperoleh.
signifikasi
(p)
yang
diperoleh
daripada 0,05, maka butir yang diuji dinyatakan
valid (Riwidikdo, 2007).
Dari hasil uji validitas 27 butir pertanyaan
yang
butir
dibagikan
pada
10
pertanyaan
responden
yang
terdapat
20
valid
(1,2,3,4,5,7,9,10,12,13,14,15,16,17,18,20,21,23,
52
24,25),
sedangkan
7
butir
yang
tidak
valid
(6,8,11,18,22). Dari item soal yang tidak valid
kemudian didelet/dibuang. Adapun hasil dari uji
validitas dilampirkan. Dari 20 butir pertanyaan
yang
valid
tersebut
kemudian
dilakukan
uji
reliabilitas.
2)Uji reliabilitas
Reliabilitas
dalam
adalah
waktu
Reliabilitas
kesamaan
pengukuran
menunjuk
pada
hasil
pengukuran
yang
berlainan.
titik
keterandalan
sesuatu. Reliable artinya dapat dipercaya atau
dapat
diandalkan
reliabilitas
(Arikunto,
dalam
penelitian
2006).
ini
Uji
menggunakan
rumus Alpha cronbach:
Rumus:
r =
k
k-1{1-∑Si2}
Keterangan:
r = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya
soal
S2 = varian skor tes
Menurut
Maradapi
(2003),
dalam
buku
karangan
Riwidikdo (2008), instrumen penelitian dikatakan
reliable
apabila
hasil
penghitungan
alpha
cronbach lebih besar dari nilai r table pada
derajat signifikasi atau memiliki nilai alpha
53
minimal 0,6. Setelah dilakukan uji reliabilitas
didapat nilai alpha sebesar 0,903 sehingga 20
pertanyaan tersebut mempunyai reliabilitas yang
tinggi karena nilai alpha >0,6.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai
berikut :
a. Editing
Pada tahapa dilakukan dengan cara memeriksa
kembali kuisioner yang telah diisi untuk melihat
kelengkapan
pengisian,
dibaca
serta
jawaban
pada
mengindari
konsistensi
kuisioner.
adanya
kesalahan
dapat
tidaknya
dari
pengisian
item
ini
dilakukan
untuk
Hal
kesalahan
interprestasi
tulisan
pengisian
terhadap
jawaban
serta
yang
tertulis pada kuisioner.
b. Coding
Setiap
item
jawaban
responden
diberi
kode
secara numeric agar dapat dientri ke computer untuk
mempermudah proses analisis data.
c. Entry
Proses
melakukan
akhir
pengecekan
dalam
pengolahan
kembali
data
data
yang
adalah
sudah
di
entry untuk melihat ada tidaknya kesalahan terutama
kesesuaian pengkodean yang telah ditetapkan dengan
pengetikan melaluikomputer.
54
4. Tehnik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian
adalah
analisis
univariate
(Analisis
Deskriptif)
karena jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini
merupakan
data
kualitatif,
berhubungan dengan
sifat
variabel,
penggolongan
yaitu
data
yang
kategorisasi, karakteristik atau
hasil
suatu
pengklasifikasian
data
dengan
dan
tujuan
untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian, yang pada umumnya menghasilkan
distribusi
frekuensi
dan
persentase
dari
setiap
variabel (Notoatmodjo, 2005).
E. IDENTIFIKASI VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Identifikasi Variabel
Variabel
adalah
karakteristik
populasi,
bervariasi
antara
yang
satu
melekat
orang
dengan
pada
yang
lainnya, dan diteliti dalamsuatu penelitian (Dharma,
2011).Pada
variable
penelitian
bebas
ini
(Variabel
variabel
terdiri
independent),
dari
merupakan
variabel pengaruh/penyebab timbulnya variabel dependen
meliputi
karakteristik
pendidikan,
responden,
pengetahuan,
dan
antar
motivasi,
lain
:
sedangkan
variabel terikat (Variabel Dependen) merupakan akibat
atau hasil dari pengaruh variabel independen, yaitu
kehadiran
ibu
melakukan
pemeriksaan
IVA
untuk
55
mendeteksi
dini
kanker
serviks
di
Puskesmas
Dasan
lekong Kabupaten Lombok Timur.
2. Definisi operrasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan
variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur
oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2012).
Pada penelitian ini definisi operasional dapat dilihat
pada tabel 3.1 berikut ini:
56
Table 3.1 Definisi Operasional Variabel
No
Variabel
1
(variabel
independent)
Tingkat
pengetahuan
ibu
2
Definisi
Operasional
Tingkat
pengetahuan
tentang ibu
adalah
pengetahuan
responden
tentang
pengertian,
tujuan,
keuntungan,
cara
pemeriksaan,
syarat, dan
tempat
pelayanan.
Parameter
Alat Ukur
a. Pengertian
Kuesioner
IVA Test Dan
kanker
serviks
b. Penyebab
kanker
serviks
c. Tanda-gejala
dan tindakan
pencegahan
kanker
serviks
d. Tujuan
IVA
Test
e. Keunggulan
f. Cara
pemeriksaan
g. Syaratsyarat
h. Tempat
pelayanan
(Variabel
Motivasi
Sikap
ibu Kuesioner
dependent)
adalah
terhadap
Motivasi ibu keinginan
pemeriksaan
melakukan
yang
kuat
IVA
Pemeriksaan
yang
IVA.
dimiliki
Skala
Ordinal
Skor
Kategori:
pengetahuan
yang
baik: 75-100%
Pengetahuanyang
cukup baik: 6575%
pengetahuan
yang
kurang baik: <56%
Skor pertanyaan:
1 = benar
0 = salah
Ordinal
Kategori:
Baik
: 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang :< 56%
Skor pertanyaan:
57
oleh
ibu
untuk
melakukan
pemeriksaan
IVA
guna
mengetahui
sejak
awal
adanya
kanker
serviks.
1 = ya
0 = tidak
58
F. KERANGKA KERJA
Populasi
cluster
Sampling
Sampel
Inform Consent
Kuesioner
Motivasi ibu
melakukan
Pemeriksaan IVA
Pengetahuan ibu
Tabulasi data
Analisa data dengan
bantuan komputer (dengan
spearman rank)
Hasil
Kesimpulan
59
G. ANALISA DATA
Analisa
tahap
data
yaitu
hasil
penelitian
pengolahan
data
dilakukan
dan
melalui
analisis
data
dua
dengan
menggunakan alat bantu software SPSS for windows versi
16.00.
G. ETIKA PENELITIAN
Sebelum
melakukan
penelitian,
peneliti
untuk
permohonan
kepada
institusi
persetujuan.
Setelah
itu
melakukan
mengajukan
mendapatkan
penelitian
pada
responden dengan menekankan masalah etika yaitu :
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed
dilakukan
tentang
Consent
pada
maksud
diberikan
subjek
dan
sebelum
penelitian
Subjek
diberitahu
penelitian.
tujuan
penelitian.Jika
bersedia
responden menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Responden
tidak
perlu
mencantumkan
namanya
pada
lembar pengumpulan data.Cukup menulis nomor responden
untuk menjamin kerahasiaan identitas.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Informasi
yang
diperoleh
dari
responden
akan
dijamin kerahasiaan oleh peneliti. Penyajian data atau
hasil
penelitian
Akademis.
hanya
ditampilkan
pada
forum
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian:
Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta.
Suatu
Artiningsih,
Ninik.
2011.
Hubungan
Antara
Tingkat
Pengetahuan Dan Sikap WUS dengan Pemeriksaan Inspeksi
Visual Asam Asetat Dalam Rangka Deteksi Dini Kanker
Cerviks.
Surakarta.
Tesis
Program
Pasca
Sarjana
Universitas Sebelas Maret. Tidak Dipublikasikan.
Bertiani, Sukaca. 2009. Cara Cerdas Menghadapi Kanker
Serviks (Leher Rahim). Yogyakarta: Genius Printika.
Depkes RI. 2007. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan IVA.
Jakarta: Depkes RI.
Doshi, dkk. 2009.
Erlangga.
Ensiklopedia
Tubuh
Delia, Wijaya. 2010. Pembunuh Ganas
Serviks. Yogyakarta: Sinar Kejora.
Manusia.
Itu
Jakarta:
Bernama
Kanker
Notoatmodjo,
Soekidjo.
2012.
Metodelogi
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Penelitian
Nursalam, 2013. Metodelogi Penelitian Ilmu
Edisi 3. Jakarta Selatan: Salemba Medika.
Keperawatan.
Puskesmas Dasan Lekong. 2013. Data Registrasi Kunjungan
Pasien Puskesmas Dasan Lekong. Sukamulia Lombik Timur:
PKM Dasan Lekong.
Tilong, Adi D. 2012. Bebas Dari Ancaman Kanker Serviks.
Banguntaphttp://Zhalicious.Blogspot.com/2013/04/ivates-Langsung-Deteksi-Kanker-Serviks.html)an Jogjakarta:
FlashBooks.
Winda.
2010.
IVA
Test.
Online.
(http://boulluwellwinda.Blogspot.com/2013/04/ivatest.html). Diakses Tanggal 09 Desember 2014.Pukul
09.00 WITA.
Zhali.2012.
IVA
Test
Langsung
Deteksi
Dini
Kanker
Serviks.Online.(.Diakses Tanggal 09 Desember 2014.Pukul
09.00 WITA.
Download