ISSN 2354-6948 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR VOLUME BANGUN RUANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS V SEMESTER I SDN MENTOR II KEC. SUMBERASIH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Sri Wagini Guru SDN Mentor II, Kab. Probolinggo [email protected] (diterima: 07.06.2016, direvisi: 10.07.2016) Abstrak Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanya ktiga putaran.Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN Mentor II Semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis data didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (64,09%), siklus II (69,09%), siklus III (74,55%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode kontekstual berbasis masalah materi pelajaran dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar SiswaKelas V SDN Mentor II Semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015, serta model pembelajaran inidapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaranVolume Bangun Ruang . Kata Kunci: BangunRuang ,konstekstual PENDAHULUAN permasalahan 1. penelitian ini penulis mengambil judul “Peningkatan Latar belakang masalah tersebut di atas maka dalam Permasalahan dalam penulisan ini adalah Prestasi Belajar Volume Bangun Ruang Melalui Bagaimanakah caranya agar siswa tidak melupakan Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Masalah materi pelajaran yang telah diterimanya agar siswa Pada Siswa Kelas V SDN Mentor II Semester Ganjil nantinya siap menghadapi ujian kenaikan kelas yang Tahun Peljaran 2014/2015” siap hadapi. 2. Bagaimanakah membuat suatu materi ajar agar tidak a) atau tidak siap harus mereka Landasan teori (definisi operasional) Pengertian Belajar Pengertian terlupakan oleh anak didik. Dalam hal ini guru harus belajar sudah banyak mencari metode untuk mengingatkan segala memori dikemukakan dalam kepustakaan. Yang dimaksud di benak siswa yang telah mereka terima. Guru harus belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, bisa membangkitkan kembali memori itu. formal serta fungsional pada umumnya dan bidang Belajar memerlukan keterlibatan mental dan intelektual pada khususnya. Jadi belajar merupakan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi hanyalah kegiatan belajar aktif. kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk. Agar belajar manjadi aktif, siswa harus Untuk mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus dapat disebut belajar, maka menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan perubahan harus merupakan akhir dari pada periode masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu Belajar menyenangkan, berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari suatu meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, leluasa dan berfikir keras (moving about dan berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun- thinking aloud). Bertitik tolak dari latar belakang tahun. Belajar merupakan suatu proses yang tideak aktif harus gesit, 31 Peningkatan Prestasi Belajar… Wagini, S. dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam Volume Bangun Ruang secara tepat dan dapat diri seserorang yang sedang mengalami belajar. Jadi diuji kebenarannya. yang dimaksud dengan belajar bukan tingkah laku • Progresif dan komunikatif; artinya Volume yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal Bangun Ruang itu selalu berkembang ke arah di yang lebih sempurna dan penemuan-penemuan dalam diri individu dalam mengusahakan memperoleh hubungan-hubungan baru. yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan b) sebelumnya. Pengertian Prestasi Belajar Sebelum dijelaskan pengertian mengenai Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil dalam rangkan menemukan suatu kebernaran. yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi • Universalitas; kebenaran yang ditemukan merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang senantiasa berlaku secara umum. setelah Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu. bahwa Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai hakikat Volume Bangun Ruang merupakan oleh karena itu semua individu dengan adanya bagian dari Volume Bangun Ruang, dimana belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu konsep-konsepnya belajar menginginkan hasil yang yang sebaik proses dengan menggunakan mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya diperoleh hasil (produk). berhasil dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang kemampuan. mengatakan Kemampuan prestasi disini melalui suatu metode ilmiah d) Pengajaran Berbasis Masalah adalah berarti diperoleh Pengajaran berbasis masalah (Problem- yang Based Learning) adalah suatu pandekatan dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu. pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata c) sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar Hakikat Volume Bangun Ruang Volume sebagai ilmu perhitungan Bangun pasti dan yang Ruang didefiniksan berkaitan angka-angka. tentang cara berpikir kritis dan keterampilan dengan pemecahan Perkembangan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi Volume Bangun Ruang tidak hanya ditandai dengan pelajaran. adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah Pengajaran masalah digunakan untuk dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi ilmiah menekankan pada hakikat Volume Bangun berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar Ruang. bagaimana belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (200: Secara rinci hakikat Volume Bangun Ruang 2)), “Pengajaran berbasis masalah dikenal dengan menurut Bridgman (dalam Lestari, 2002: 7) adalah nama sebagai berikut: (Pembelajaran • • lain seperti Project-Based Proyek), Teacihg Experienced-Based Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep Volume Education (Pendidikan berdasarkan pengalaman), Bangun Ruang selalu dapat dinyatakan dalam Authentic Learning (Pembelajaran Autentik), dan bentuk angka-angka. Achoered Instruction (Pembelajaran berakar pada Observasi dan Eksperimen; merupakan salah kehidupan nyata)”. satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep 3. 32 Rumusan masalah Penulisan PEDAGOGY Vol. 03 No. 02 Tahun 2016 ISSN 2354-6948 sama peneliti dan praktisi (pelaksana program yaitu Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka masalah yang timbul dalam penulisan para kepala sekolah dan guru) sejak dari perumusan ini masalah sampai dengan penyusunan kesimpulan adalah sebagai berikut: a) Bagaimanakah tingkat penguasaan materi 1. Rancangan penelitian Dalam melaksanakan kegiatan penelitian pelajaran Volume Bangun Ruang siswa Kelas peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut V SDN Mentor II Tahun Pelajaran 2014/2015 ? a) b) Bagaimanakah pengaruh metode belajar aktif model Pembelajaran Masalah 4. pada Kontekstual materi pelajaran Berbasis Peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai berikut dalam (1) Mengidentifikasikan bahan pembelajaran mengingatkan kembali materi pelajaran Volume (2) Bangun Ruang yang telah dipelajari pada siswa Menyiapkan alat bantu pembelajaran (4) Kelas V SDN Mentor II Tahun Pelajaran Menyiapkan 2014/2005 ? lembar observasi. b) Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan Mengetahui tingkat pengusasaan lembar dan tes (5) RPP (3) Menyiapkan Tindakan / pelaksanaan (Acting) mengajar sesuai apa yang telah tertuang dalam materi rencana yang telah pembelajaran dengan modifikasi dipelajari pada siswa Kelas V SDN Mentor II pelaksanaan sesuai dengan situasi yang terjadi. Tahun Pelajaran 2014/2015. Pada tahap tindakan ini peneliti menyampaikan materi dengan metode inquiri terbimbing. b) Mengetahui pengaruh metode belajar aktif model a) silabus peneluitian dengan melakukan kegiatan belajar pelajaran Volume Bangun Ruang 5. Menyusun Dalam tahap ini merupakan tahap pelaksanaan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: a) Perencanaan (Planning) Pembelajaran Kontekstual c) Berbasis Observasi (Observing) Masalah pelajaran Volume Bangun Ruang pada Dalam tahap observasi peneliti melakukan siswa Kelas V SDN Mentor II Tahun Pelajaran pengamatan selama kegiatan berlangsung, 2014/2015. melibatkan teman guru yang diminta bantuan Manfaat Penelitian untuk ikut mengamati selama kegiatan proses Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi: pembelajaran Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya menggunakan meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya siswa dan lembar observasi aktifitas guru. d) pada mata pelajaran Volume Bangun Ruang . berlangsung lembar observasi dengan keaktifan Refleksi (Reflecting) b) Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam Tahap ini merupakan tahap menganalisa, menentukan metode pembelajaran yang dapat mensintesa, hasil dari catatan selama kegiatan memberikan manfaat bagi siswa. proses pembelajaran menggunakan instrumen lembar pengamatan,. Dalam refleksi melibatkan siswa, teman sejawat. Untuk METODE PENELITIAN dengan melakukan menggunakan Penelitian tindakan Kelas (PTK) atau berikutnya, School Action Research (SAR). Penelitian tindakan mengelompokkan memiliki karakteristik-karakteristik yang bersifat timbul pada pembelajaran siklus I, dan partisipatif, digunakan untuk bahan penyempurnaan pada Penelitian yang ini dirancang melibatkan para pelaksana perencanaan peneliti mengidentifikasi masalah-masalah siklus berikutnya program yang akan diperbaiki. Penelitian ini juga bersifat kolaboratif, artinya dikerjakan bersama- 2. 33 pada Lokasi dan subyek penelitian siklus dan yang Peningkatan Prestasi Belajar… Tempat tempat yang penelitian untuk pada setiap siklus. memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini b) Lembar observasi digunakan penelitian dalam adalah Wagini, S. melakukan Ulangan dilakukan setelah pembelajaran selesai bertempat di Kelas V SDN Mentor II Tahun Berupa lembar pengamatan aktifitas belajar siswa Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan dalam setiap siklus dan lembar pengamatan guru pada bulan Oktober semester ganjil 2014/2015. dalam mengajar dalam setiap siklus. Adapun Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas 6. Indikator Pencapaian Kompetensi V SDN Mentor II Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Menurut Standar Proses pada Peraturan Menteri Teknik pengumpulan data Data yang diperoleh dilakukan melalui kegiatan :(a) Observasi. )bservasi ini tindakan peneliti dan guru pengamat Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007, indikator pencapaian kegiatan kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur melakukan dan/atau diobservasi untuk menunjukkan kegiatan pengamatan selama proses pembelajaran ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi guna mendapatkan informasi tentang kegiatan siswa acuan penilaian mata pelajaran.Indikator pencapaian dan guru dalam rangka perbaikan pada siklus kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata berikutnya. Dalam observasi ini peneliti dan kerja operasional yang dapat diukur, yang mencakup pengamat menggunakan instrumen observasi. (b) pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ini berarti Refleksi, tahapan refleksi adalah tahapan dimana indikator peneliti dan penngamat mengadakan diskusi dari rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau hasil pengamatan sehingga didapatkan informasi ditampilkan yang akurat baik kekurangan atau kelebihan dalam ketercapaian kompetensi dasar (KD). kegiatan belajar mengajar,sehingga dapat diperoleh gambaran yang sesuai dalam pencapaian oleh kompetensi siswa untuk merupakan menunjukkan Dengan demikian indikator pencapaian melaksanakan kompetensi merupakan tolok ukur ketercapaian perbaikan pada siklus berikutnya. suatu KD. Hal ini sesuai dengan maksud bahwa 4. indikator pencapaian kompetensi menjadi acuan Tehnik Analisis Data Teknik pengumpulan data dilakukan penilaian mata pelajaran. dengan cara: Sedangkan a) Indikator pencapaian ketuntasan belajar adalah Tes Instrumen tes digunakan untuk mengukur rumusan yang digunakan di dalam sebagai berikut : kemampuan dasar dan pencapaian hasil belajar 1) Ketuntasan belajar individu dinyatakan tuntas siswa. apabila tingkat persentase ketuntasan minimal b) Observasi mencapai 65 %, Berupa format atau blanko pengamatan kepada 2) Sedangkan untuk tingkat klasikal minimal siswa dan guru. mencapai 85 % (Depdikbud, 1994, dalam c) Kustantini:10) Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, HASIL DAN PEMBAHASAN buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, 1) Ketuntasan Hasil belajar Siswa legger, agenda, dan sebagainya. (Suharsimi No Uraian Arikunto, 2002: 54). 5. Alat pengumpulan data 1 a) Ulangan 34 Nilai rata- Siklus Siklus Siklus 1 2 3 64,09 69,09 74,55 PEDAGOGY Vol. 03 No. 02 Tahun 2016 No Uraian rata ISSN 2354-6948 balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk Siklus Siklus Siklus 1 2 3 aktivitas di atas cukup besar. 12 17 20 KESIMPULAN DAN SARAN tes formatif 2 Jumlah 1) Kesimpulan siswa yang Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah tuntas dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan belajar 3 Persentase 54,55% 77,27% seluruh pembahasan serta analisis yang telah 90,91% ketuntasan dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: belajar a) Pembelajaran berbasis dengan masalah metode pada kontekstual materi pelajaran Hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa memiliki dampak positif dalam meningkatkan metode kontekstual berbasis masalah pada materi prestasi belajar siswa yang ditandai dengan pelajaran dalam peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat setiap siklus, yaitu siklus I (54,55%), siklus II dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa (77,27%), siklus III (90,91%). memiliki dampak positif terhadap materi yang disampaikan guru untuk b) Penerapan metode kontekstual berbasis masalah menghadapi ujian kenaikan kelas (ketuntasan belajar pada materi pelajaran mempunyai pengaruh meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing- positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi masing 54,55%, 77,27%, dan 90,91%. Pada siklus belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tercapai. tertarik 2) Aktivitas Guru dan Siswa dan berminat dengan metode kontekstual berbasis masalah pada materi Dalam pelajaran sehingga mereka menjadi termotivasi Pembelajaran Berdasarkan analisis data, untuk belajar. diperoleh c) aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Volume Penerapan metode kontekstual berbasis masalah Bangun Ruang dengan metode kontekstual berbasis pada masalah pada materi pelajaran yang paling dominan mengingatkan kembali materi ajar yang telah adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, diterima siswa selama ini, sehingga mereka mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan merasa siap untuk menghadapi ujian kenaikan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi kelas yang segera akan dilaksanakan. dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa materi pelajaran efektif untuk 2) Saran dapat Dari hasil penelitian yang diperoleh dari dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah Volume Bangun Ruang lebih efektif dan lebih metode kontekstual berbasis masalah pada materi memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka pelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas disampaikan saran sebagai berikut: guru a) yang muncul membimbing dan di antaranya mengamati siswa aktivitas Untuk berbasis dalam melaksanakan masalah metode pada materi kontekstual pelajaran mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan memerlukan persiapan yang cukup matang, materi sehingga guru harus mampu menentukan atau yang sulit, memberi umpan 35 Peningkatan Prestasi Belajar… Wagini, S. memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode kontekstual berbasis masalah pada materi pelajaran proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. b) Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. c) Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di Kelas V SDN Mentor II pada Semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon. Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM. 36