SIK yang di Kemenkes

advertisement
Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan
informasi diseluruh tingkat pemerintah secara sistematis
dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat.
Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan
dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes
Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi
kesehatan kabupaten/kota.
InfoKes (Informasi dan Monitoring Kesehatan
Indonesia)
merupakan salah satu produk karya anak bangsa untuk
memberikan jalan keluar dalam mengatasi persoalan sistem
informasi pelayanan dan manajemen kesehatan di Indonesia.
Produk infokes di petakan menjadi 3 kelompok bagian :
• Infokes Manajemen Pasien
• Infokes Manajemen program
• Infokes Manajemen Organisasi
Sistem Kesehatan Nasional terdiri dari dari tujuh subsistem,
yaitu:
1. Upaya kesehatan
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
4. Sumber daya manusia kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan,
7. Pemberdayaan masyarakat.
Model Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan di
Indonesia
Pada saat ini di Indonesia terdapat 3 (tiga) model
pengelolaan SIK, yaitu :
1. Pengelolaan SIK Manual (sebelum 2005)
pengelolaan informasi di fasilitas pelayanan kesehatan
dilakukan secara manual atau paper based melalui proses
pencatatan pada buku register, kartu, formulir-formulir
khusus, mulai dari proses pendaftaran sampai dengan
pembuatan laporan.
2. Pengelolaan SIK Komputerisasi Offline, (2005-2011)
pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan sebagian
besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan perangkat
komputer, baik itu dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi
Manajemen (SIM) maupun dengan aplikasi perkantoran elektronik
biasa
3. Pengelolaan SIK Komputerisasi Online (mulai 2012)
pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan sebagian
besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan perangkat
komputer, dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi
Manajemen dan sudah terhubung secara online melalui jaringan
internet ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi/bank data
kesehatan nasional untuk memudahkan dalam komunikasi dan
sinkronisasi data.
Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional
SIK Nasional yang diharapkan adalah SIK Terintegrasi yaitu:
Sistem informasi yang menyediakan mekanisme saling hubung antar sub
sistem informasi dengan berbagai cara yang sesuai dengan yang
dibutuhkan, sehingga data dari satu sistem secara rutin dapat melintas,
menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem yang lain.
Bentuk fisik dari SIK Terintegrasi adalah sebuah aplikasi sistem
informasi yang dihubungkan dengan aplikasi lain (aplikasi sistem
informasi puskesmas, sistem informasi rumah sakit, dan aplikasi lainnya)
sehingga secara interoperable terjadi pertukaran data antar aplikasi.
Dalam rangka mewujudkan SIK Terintegrasi, dikembangkan
model SIK Nasional yang menggantikan sistem yang saat ini
masih diterapkan di Indonesia.
Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
tetapi tetap dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas
kesehatan yang masih mempunyai keterbatasan infrastruktur
(seperti pasokan listrik dan peralatan komputer serta jaringan
internet).
Fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi offline,
laporan dikirim dalam bentuk softcopy berupa data individual
ke dinas kesehatan kabupaten/kota
Fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi online,
data individual langsung dikirim ke Bank Data Kesehatan
Nasional dalam format yang telah ditentukan.
Di dinas kesehatan kabupaten/kota, laporan hardcopy dari semua fasilitas
pelayanan kesehatan (kecuali milik pemerintah provinsi dan pemerintah
pusat) akan dientri ke dalam aplikasi SIKDA generik.
Laporan softcopy yang diterima, akan diimpor ke dalam aplikasi SIKDA
Generik selanjutnya semua bentuk laporan diunggah ke Bank Data
Kesehatan Nasional.
Informasi yang bersumber dari luar fasilitas kesehatan
(misalnya kependudukan) akan diambil dari sumber yang
terkait (contohnya BPS) dan dimasukkan ke dalam Bank
Data Kesehatan Nasional.
Semua pemangku kepentingan yang membutuhkan
informasi kesehatan dapat mengakses informasi yang
diperlukan dari bank Data Kesehatan Nasional melalui
website Kemenkes.
Implementasi Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Tahap 1 – Pengembangan fasilitas Bank Data Kesehatan Nasional dan
platform (dashboard) diseminasi informasi.
Bank Data Kesehatan Nasional menyimpan data kesehatan individu (data
disaggregat), data survei, sensus, penelitian dan data lintas sektor. Platform
desiminasi informasi akan berperan sebagai pintu utama akses data kesehatan
dimana semua pemangku kepentingan dan pemakai data kesehatan bisa
mengakses secara online dari mana saja dan melakukan ”data mining” atau
pembuatan laporan secara fleksibel dan terkomputerisasi. Pelaksana tahap ini
adalah Pusdatin Kemenkes.
Tahap 2 – Implementasi SIK komputerisasi di semua komponen sistem
kesehatan (puskesmas, RS, dinkes kabupaten/kota/provinsi).
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengalokasikan dana dan
melaksanakan implementasi ini secara bertahap.
Tahap 3 – Pengembangan dan Implementasi mHealth untuk petugas
kesehatan di lapangan.
Melihat kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki
banyak lokasi terpencil, mHealth perlu dikembangkan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan, pelaporan, dan pembelajaran.
Tahap 4 - Pengembangan dan Implementasi e-Health lainnya, termasuk
telemedicine, distance learning, dll.
Penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan
Penyelenggara Tingkat Pusat
Penyelenggara SIK di pusat dikoordinasikan dan difasilitasi oleh Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan sebagai pusat jaringan SIK Nasional.
Penyelenggara Tingkat Provinsi
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 267/Menkes/SK/III/2008 tentang petunjuk
teknis pengorganisasian dinas kesehatan daerah, organisasi yang menangani data dan
informasi di dinas kesehatan provinsi  dibentuk UPT Dinas (UPTD). Dalam rangka
penyelenggaraan SIK di tingkat Provinsi perlu dibentuk Tim SIKDA.
Penyelenggara Tingkat Kabupaten/Kota
Dalam rangka penyelenggaraan SIK di tingkat Kabupaten/Kota perlu dibentuk Tim
SIKDA.
Penyelenggara Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat dasar, rujukan dan jaringannya baik milik
pemerintah dan swasta, harus memiliki unit/tim yang menangani SIK.
Sumber:
• Kemenkes RI. Pedoman Sistem Informasi Kesehatan. 2011. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
• http://infokes.co.id/index.php/text/209/Sejarah
• http://www.dinkes-dki.go.id/sik.htm
• http://www.depkes.go.id
Download