AFIKS PENANDA VERBA DALAM BAHASA KAILI DIALEK IJA DI

advertisement
Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016
e-ISSN : 2527-7367
AFIKS PENANDA VERBA DALAM BAHASA KAILI DIALEK IJA DI DESA
OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
Oleh :
Mardiah Baharta *)
ABSTRAK
Bahasa Kaili dialek Ija merupakan salah satu bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi
oleh masyarakat yang berada di Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah.
Penutur bahasa ini sebgaian besar berada di Desa Oloboju dan sekitarnya. Bahasa Kaili dialek Ija
sangat berperan penting dalam kehidupan masyaralat pemakai bahasa bidang ekonomi, social dan
budaya.
Teori yang mengkaji afiks penanda verba bahasa Kaili dialek Ija adalah Kridalaksana dan
Verhar. Teori ini mengkaji tentang afiks, ciri-ciri afiks, serta jenis dan fungsinya. Sedangkan teori
Zainudin menjelaskan tentang verba dan ciri-cirinya. Dalam pengumpulan data ada dua bagian yaitu
data primer dan data sekunder. Sedangkan teknik penelitian menggunakan pengumpulan data dengan
metode simak dan cakap yang dilaksanakan dengan teknik-teknik sebagai berikut: studi pustaka,
observasi dan penelitian lapangan, wawancara dan pencatatan. Berdasarkan hasil dan pembahasan
ditemukan bentuk dan pembagian afiks verba bahasa Kaili dialek Ija, yaitu : (1) prefiksasi
penambahan imbuhan disebelah kanan kata dasar atau awalan seperti : man, ma, me, mo, na, ne, no,
ni, pa, pe, po, ra, me-ka, me-pe, me-hi, mo-tu, mo-hi, ne-pa, pa-hi, pe-ka, po-pa, me-popa, mom-ba,
nom-ba, dan rapui. (2) infiksasi tentang perubahan kata atau melalui sisipan pada kata dasar seperti :
in-um dan ul. (3) sufiksasi ialah perubahan kata melalui penghubung kata dasar dengan aturan seperti
: hi, ba, me, mo. (4) konfiks adalah afiks yang terbagi sebagian berposisi pada awal bentuk dasar yang
kedua pada akhir bentuk dasar seperti : momba-hi, nomba-hi, pa-hi, po-hi.
Kata kunci : Afiks,verba, bahasa Kaili dialek Ija.
akan memfokuskan pada salah satu satu
aspek morfologi yaitu : afiks pembentuk
verba. Secara morfologis, verba dapat
terbentuk dari berbagai macam golongan
morfem, baik morfem terikat (afiks) maupun
morfem bebas (kata dasar).
Di lihat dari posisi melekatnya pada kata
dasar mencakup :
1) Prefiks adalah afiks yang imbuhkan di
muka bentuk kata dasar.
2) Infiks adalah afiks yang di imbuhkan
atau di sisipkan di tengah kata dasar.
3) Sufiks adalah afiks yang di imbuhkan
pada posisi akhir bentuk dasar.
4) Konfiks adalah afiks yang berupa
morfen terbagi, yang bagian pertama
berposisi pada awal bentuk dasar dan
sebagian yang kedua berposisi pada
awal bentuk dasar atau disebut imbuhan
gabung.
Menurut Rahim dkk. (1998 : 4)
merfologi
adalah
pembahasan
yang
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahasa memegang peranan yang sangat
penting dalam pergaulan antar manusia,
dimana saja manusia mempergunakan bahasa
sebagai sarana komunitas alat tukar
informasi antara individu melalui sistem,
simbol, tanda atau tingkah laku yang sama.
Lewat bahasa terjalin komunikasi yang dapat
menjunjung
proses
kerjasama
demi
kepentingan hidup bersama. Oleh karena itu,
bahasa tidak dapat dipisahkan dari manusia
bahkan merupakan bagian dari kebudayaan
manusia.
Bahasa sebagai alat komunikasi
memiliki sistem dan kaidah yang berbedabeda. Perbedaan itu meliputi sistem fonologi
(tentang bunyi), morfologi (tentang kata) dan
sintaksis (tentang kalimat). Penelitian ini
*) Dosen Fakultas Sastra Universitas Alkhairaat
69
memaparkan proses pembentukan kata yang
menyangkut kategori dan fungsi verba,
nomina dan kata lain.
Ciri-ciri umum verba dalam Bahasa Kaili
terutama berfungsi sebagai predikat dalam
kalimat. Bahasa Kaili dalam kedudukannya
sebagai salah satu, bahasa daerah yang
digunakan di Desa OlobojuKec. Biromaru
Kab. Sigi yang menggunakan dialek Ija,
bahasa Kaili dialek Ija, mempunyai penutur
sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan
penutur bahasa lainnya, misalnya, bahasa
Kaili dialek Ledo, disamping sebagai alat
komunikasi sehari-hari, bahasa Kaili
dipelihara oleh penuturnya seperti dalam
kegiatan kemasyarakatan, upacara adat,
kesenian dan yang utama adalah sebagai alat
komunikasi antara sesama penutur (etnis)
dengan demikian, bahasa Kaili sangat
berfungsi
sebagai
alat
pendukung
kebudayaan daerah sebagai bagian integral
dan kebudayaan nasional.
Bahasa Kaili pada tahun 1996 sudah
pernah ditulis dan difokuskan pada aspek
tata bahasa Kaili, morfologi verba bahasa
Kaili dialek Ledo. Hasil penelitian yang
didePenelitiankan itu mengenai aspek
fonologi, morfologi dan sintaksis, yang
dirangkum dalam laporan penelitian struktur
bahasa Kaili, hasil penelitian itu akan
ditelusuri kembali dan telaah hal-hal atau
unsur kebahasaan yang belum ditemukan
dan diperiksa. Penelitian tersebut banyak
memberikan masukan sumbangsi bagi
penulisan Penelitian ini yang berjudul afiks
penanda verba dalam bahasa Kaili dialek Ija.
Penulisan ini dilakukan di Desa
Oloboju oleh penulis yang berdomisili di
sana. Yang melatar belakangi memilih judul
ini adalah :
1) Untuk lebih memahami penggunaan dan
penetapan afiks penanda verba atau
penggunaan imbuhan pada kata dasar
kebentuk kata kerja.
2) Menjadi panduan bagi penutur bahasa
Kaili dialek Ija dalam berkomunikasi
baik di lingkungan keluarga dan
masyarakat.
3) Agar penutur bahasa Kaili dialek Ija
lebih menyadari akan perlunya menjaga
dan mengembangkan bahasa daerah
dengan cara mencintai bahasanya dengan
berkomunikasi sehari-hari baik dalam
lingkungan daerahnya sendiri maupun
di daerah lain antar sesama penutur
bahasanya.
Permasalahan
Penggunaan
bahasa
sangat
memegang peranan penting dalam
kehidupan antar manusia terutama sesama
penutur bahasa daerah itu sendiri, karena
bahasa sebagai sarana komunikasi. Oleh
karenanya tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan, penulis
menemukan permasalahan :
1) Afik apa saja yang berfungsi sebagai
penanda verba dalam bahasa Kaili
dialek Ija ?
2) Bagaimanakah
distribusi
afiks
penanda verba ?
Batasan Masalah
Penelitian ini masih merupakan
penelitian pendahuluan, maka penulis
membatasi objek pembahasan pada masalah
afiks yang meliputi : prefix, infiksasi,
sufiksasi dan konfiksasi.
Prefiksasi
penambahan
imbuhan
disebelah kanan kata dasar atau awalan,
infiksasi tentang perubahan kata atau
melalui sisipan pada kata dasar. Sufiksasi
perubahan kata melalui penghubung kata
dasar, dan konfiks adalah afiks yang terbagi
sebagian pertama berposisi pada awal
bentuk dasar yang kedua pada akhir bentuk
dasar.
Tujuan Penelitian
Selaku penutur bahasa Kaili dialek Ija,
Penulis melakukan penelitian ini guna
mendapatkan data yang akurat. Sehubungan
dengan
permasalahan
yang
telah
dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian
yang ingin dicapai adalah :
1) Mendeskripsikan afiks pembentuk
verba bahasa kaili dialek Ija.
2) Mendeskripsikan ciri-ciri Verba dalam
bahasa Kaili dialek Ija.
70
Setelah daerah penelitian ditetapkan,
selanjutnya mengadakan kegiatan penelitian
dengan melakukan wawancara dengan
penutur asli bahasa Kaili dialek Ija sebagai
informan. Adapun informan yang ditetapkan
dalam penelitian ini adalah pengguna bahasa
yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Pengguna bahasa dan penutur asli
bahasa Kaili dialek Ija.
2. Memiliki alat ucap yang sempurna
3. Berpendidikan yang memadai
4. Menguasai bahasa Kaili dialek Ija
Untuk
melengkapi
syarat-syarat
tersebut, penulis menyiapkan sejumlah
daftar kata termasuk kalimat untuk
memperoleh data yang akurat mengenai
afiks bahasa Kaili dialek Ija dan berbagai
aspeknya. Daftar yang telah disediakan
selanjutnya didiskusikan dengan para
informan.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian diharapkan
dapat memberikan manfaat serta nilai-nilai
positif yang sangat besar bagi pembaca,
ataupun orang lain, khususnya bagi penulis
sendiri. Adapun kegunaan penelitian ini
adalah:
1) Sebagai bahan dasar yang akan diolah
dan dianalisis dalam penulisan karya
ilmiah.
2) Dapat memberikan gambaran yang
memadai tentang kemampuan penulis dan
masyarakat Desa Oloboju dalam
penggunaan afiks dalam bahasa
daerahnya.
3) Merupakan salah satu bahan masukan
dalam rangka pembinaan bahasabahasa
daerah di Indonesia khususnya Sulawesi
Tengah.
Ruang Lingkup Penelitian
Sifat Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian yang
akan penulis uraikan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1) Pengertian afiks
2) Pembagian jeni-jenis afiks
3) Fungsi afiks
4) Ciri-ciri afiks
5) Pengertian verba
6) Ciri-ciri verba
7) Afiks dalam Bahasa daerah Kaili pada
verba.
Penelitian ini bersifat deskripsi dengan
menggunakan metode simak dan cakap,
yakn menguraikan penelitian berdasarkan
bentuk masalah dan hasil yang hendak
dicapai,
dan
metode
distribusional
digunakan untuk melihat distribusi, tipe-tipe,
kategori afiks dan ciri-ciri verba.
Uraian ini berdasarkan data yang akurat
dan dapat dipercaya, baik melalui informan
maupun dokumen yang ditemukan di
lapangan. Dengan adanya hal ini diharapkan
penelitian
yang
dilaksanakan
dapat
mencapai tujuan sesuai yang diharapkan.
METODE PENELITIAN
Penentuan Daerah Penelitian
Populasi dan Sampel
Sebagaimana yang telah dikemukakan
pada pendahuluan, bahwa bahasa Kaili
dialek Ija merupakan salah satu bahasa yang
masih digunakan oleh masyarakat yang
berdomisili di Kecamatan Biromaru
Kabupaten Sigi, Propinsi Sulawesi Tengah.
Untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan
penelitian
tersebut,
maka
penelitian
difokuskan di salah satu desa yang ada di
Kecamatan Biromaru yaitu Desa Oloboju.
Penentuan desa tersebut sebagai pusat
penelitian karena desa tersebut mudah
dijangkau oleh kendaraan darat dan
letaknyaberada persis di pinggir jalan raya.
Populasi yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah bahasa Kaili dialek Ija
yang dipakai sebagi alat komunikasi oleh
masyarakat berada di sepuluh desa di
kecamatan Biromaru. Populasi yang diambil
yaitu daftar kata yang dijadikan sampel itu
kemudian di olah sebagai data afiks dengan
menggunakan metode yang ditetapkan.
Dengan adanya sampel yang ditetapkan
tersebut diharapkan dapat diperoleh hasil
penelitian
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
71
Teknik Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Keberhasilan suatu penelitian banyak
ditentukan oleh metode yang digunakan,
oleh karena itu metode penelitian ini perlu
ditetapkan berdasarkan bentuk masalah,
kegunaan dan hasil yang hendak dicapai.
Oleh karena itu penelitian ini menggunakan
metode simak dan cakap.
Pengumpulan data dengan metode simak
dan metode cakap dilakukan dengan teknikteknik sebagai berikut :
a) Studi pustaka
Studi
pustaka
bertujuan
untuk
memperoleh keterangan tertulis yang
menyangkut hasil penelitian melalui bukubuku, laporan-laporan penelitian yang sudah
ada dan sumber-sumber lain yang dianggap
sesuai dengan Bahasa Kaili dialek Ija, demi
kelengkapan dan kesempurnaan penelitian
dan penulisan Penelitianini.
b) Observasi dan penelitian lapangan
Observasi adalah peninjauan langsung
ketempat penelitian dengan cara melihat dan
mempertimbangkan serta mempersiapkan
segala sesuatu yang akan dilakukan nanti
dalam melaksanakan penelitian.
c) Wawancara
Kegiatan ini dilakukan terhadap
masyarakat khususnya informan berupa
wawancara atau tanya jawab yang terlebih
dahulu peneliti mempersiapkan bahan
berupa daftar pertanyaan atau teknik umpan
batik yang digunakan untuk mendapatkan
keterangan Iangsung terhadap informan
mengenai ujaran yang erat kaitannya dengan
penggunaan bahasa Kaili dialek Ija
khususnya afiks penanda verba yang
berkaitan Iangsung dengan pelafalan.
d) Pencatatan
Teknik pencatatan dilakukan setelah
beberapa teknik di atas dilakukan. Teknik
pencatatan merupakan kegiatan mencatat
informasi atau katakata yang kurang
dipahami
oleh
penulis,
selanjutnya
ditanyakan kepada informan. Teknik
pencatatan dilakukan agar data yang telah
dikumpulkan lebih lengkap untuk dijadikan
pegangan.
Metode
yang
digunakan
dalam
menganalisis data ialah metode padan dan
distribusional. Metode padan digunakan untuk
melihat makna afiks penanda verba dalam
bahasa Kaili dialek Ija, sedangkan metode
distribusional digunakan
melihat
distribusi, tipe-tipe afiks, kategori afiks dan ciriciri verba.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Afiks Penanda Verba Bahasa Daerah
Kaili Dialek Ija
Afiksasi adalah proses pembubuhan
afiks pada sebuah kata dasar atau bentuk
dasar,
dalam proses ini terlibat unsurunsur :
1) Dasar atau bentuk dasar
2) Afiks atau imbuhan
3) Makna gramatikal yang dihasilkan
Secara morfologis, verba dapat
terbentuk dari berbagai macamgabungan
morfem, baik morfem terikat (afiks) maupun
morfem bebas, morfem reduplikasi, morfem
pemajemukan. Hal ini mengandung arti bahwa
dengan melihat morfem-morfem tersebut akan
dapat diketahui bahwa kata itu adalah verba.
Bertolak uraian itu, ciri-ciri umum verba bahasa
Kaili dialek Ija terutama berfungsi sebagai
predikat dalam kalimat misalnya :
1) Budi nangoli japi = Budi membeli sapi
2) Wati nombanai tepa = Wati makan
manga
3) Yaku lau ri potomu = Saya pergi ke pasar
Jadi yang termasuk verba dalam kalimat
tersebut adalah nangoli (membeli) nombanai
(makan) lau (pergi). Kata-kata tersebut
dikategorikan sebagai verba karena telah
memiliki ciri-ciri seperti yang telah
dikemukakan. Seperti yang dikemukakan tadi,
verba dasar adalah verba yang dapat berdiri
sendiri tanpa afiks dalam konteks kalimat. Verba
ini dalam tataran klausa dalam kalimat berfungsi
predikat, apabila dilihat dari kalimat. Verba asal
(bebas) dalambahasa Kaili menggunakan afiks
apabila dipakai dalam kalimat, perhatikan
contoh berikut ini :
72
-
Ali malau ri pohikola = Ali akan pergi ke
sekolah
- Yaku nukatoko ri gadera = saya duduk di
kursi
Disamping itu, yang paling banyak
dijumpai dalam bahasa Kaili dialek
Ija
adalah kata kerja dasar yang bersifat
prokategorial. Kata kerja seperti ini dalam
bahasa Kaili dialek Ija tidak dapat digunakan
dalam kalimat kecuali
menambah
afiks. Berikut ini dapat kita lihat beberapa
contoh :
- Ala
(v)
ambil
- Keni
(v)
bawa
- Kae
(v)
gali
- Tompo
(v)
potong
- Katoko
(v)
duduk
- Onju
(v)
unit
- Pou
(v)
ikat
- Haka
(v)
tangkap
- Hepa
(v)
tending
- Turu
(v)
tidur
- Tovo
(v)
tebang
- Ngova
(v)
lari
- Njili
(v)
pulang
- Diu
(v)
mandi
- Tuli
(v)
tulis
- Nai
(v)
makan / nasi
- Elo
(v)
cari
Jadi, kata-kata seperti di atas tidak dapat
digunakan secara langsung dalam kalimat
tanpa menambahkan afiks. Misalnya, kata
`tidur' tidak dapat dikatakan "ia turu
rikamara" ia tidur dikamar. Seharusnya ia
naturu ri kamara 'ia sedang tidur di kamar'.
Afiksasi bahasa Kaili dialek Ija pada verbs
terbagi atas empat kategori yaitu pada prefiks,
infiks, sufiks dan konfiks. Penjelasan mengenai
keempat afiks tersebut akan diuraikan berikut
ini :
-
Prefiksasi
Prefiksasi adalah pembentukan kata
melalui penggabungan antara prefiks dan
morfem dasar atau penambahan imbuhan atau
awalan disebelah kanan pada kata dasar.
a. Prefiks (man)
Prefiks ma termasuk penanda waktu yang
sedang berlangsung dalam konteks, berikut akan
diberikan beberapa contoh:
-
-
-
-
73
Man + diu (v)
→ mandiu
Mandi
mandi
(v)
Man + tuli (v)
→ mantuli
Tulis
menulis (v)
Man + tovo (v) → mantovo
Tebang
menebang
(v)
Ma
Ma + njili (v)
→
manjili
Pulang
→
pulang (v)
Ma + lai (v)
→
malai
Pergi
pergi (v)
Ma + ngova (v)
→
mangova
Lari
lari
(v)
Ma + turu (v)
→
maturu
Tidur
tidur (v)
Ma + gahi (v)
→
magahi
Cepat
cepat (v)
Me
Me + tora (v)
→
metora
Ingat
mengingat (v)
Me + kai (n)
→
mekai
Kayu
mencari kayu (v)
Me + uta (n)
→
meuta
Sayur
mencari sayur (v)
Mo
Mo + otu (v)
→
mootu
Kentut
kentut (v)
Mo + habu (n)
→
mohabu
Sabun
mencuci pakaian (v)
Mo + taro (v)
→
motaro
Tari
menari (v)
Mo + honggu (n) →
mohonggu
Timba
menciduk air (v)
Mo + hapatu (n)
→
mohapatu
Sepatu
memakai sepatu (v)
Mo + hapeda (n) →
mohapeda
Sepeda
bersepeda (v)
Mo + apu (n)
→
moapu
Api
memasak (v)
Mo + hilo (n)
→
mohilo
Obor
menerangi dengan obor (v)
Na
Na + njili (v)
→
nanjili
Pulang
sudah pulang (v)
Na + lai (v)
→
nalai
Pergi
sudah pergi / kabur (v)
Na + ngova (v)
→ nangova
Lari
berlari
(v)
Na + gahi (v)
→
nagahi
Cepat
cepat (v)
- Nan
-
-
-
Nan + diu (v)
→
nandiu
Mandi
sedang mandi (v)
Nan + tuli(v)→
nantuli
Tulis
sedang menulis (v)
Nan + tora (v)
→
nantora
Ingat
sedang mengingat (v)
Ne
Ne + dapa (v)
→
nedapa
Kejar
mengejar
(v)
Ne + kai (n)
→
nekai
Kayu
mencari kayo (v)
Ne + uta (n)
→
neuta
Sayur
mencari sayur (v)
No
No + otu (v)
→
nootu
Kentut
sedang kentut (v)
No + apu (n)
→
noapu
Api
memasak
(v)
No + tora (v)
→
notora
Tari
menari
(v)
No + hiromu (v) →
nohiromu
Kumpul
berkumpul
(v)
No + hapatu (n) →
nohapatu
Sepatu
memakai sepatu (v)
No + hapeda (n)
→
nohapeda
Sepeda
memakai sepeda (v)
No + jaka (v)
→
nojaka
Rebus
merebus
(v)
No + habu (n)
→
nohabu
Sabun
mencuci memakai sabun (v)
No + ana (ket)
→
noana
Anak
melahirkan
(v)
Ni + kae (v)
→
nikae
Gali
sedang digali (v)
Ni + habu (n)
→
nihabu
Sabun
sedang dicuci (v)
Ni + poheve (n) →
niheve
Sapu
disapu
(v)
Ni + Bokohi (v)
→
nibokohi
Cuci
mencuci
(v)
Ni+ pane (v)
→
nipane
Panjat/panas panjat/memanaskan sesuatu (v)
Ni+ kiri (v)
→
nikiri
Gelitik
menggelitik (v)
Ni eki (v)
→
nieki
Cium
mencium (v)
Ni + keni (v)
→
nikeni
Bawa
membawa
(v)
Ni + ala (v)
→
niala
-
-
-
-
-
74
Ambil
diambil
(v)
Ni + rogo (adj)
→
nirogo
Hancur
dihancurkan (v)
Ni + reke (v)
→
nireke
Hitung
dihitung
(v)
Ni + tagi (v)
→
nitagi
Larang
dilarang
(v)
Ni + inu (v)
→
niinu
Minum
diminum
(v)
Ni + nai (n)
→
ninai
Nasi/Makan
dimakan
(v)
Ni + tora (v)
→
nitora
Ingat
diingat
(v)
Ni + tadaka (v)
→
nitadaka
Buang
dibuang
(v)
Ni + elo (v)
→
nielo
Cari
nielo (v)
Pa
Pa + lai (v)
→
palai
Pergi
mengusir
(v)
Pa + dagi (adj)
→
padagi
Kalah
mengalahkan
kawan
/
menang dalam satu pertandingan (v)
Pe
Pe + hapa (v)
→
pehapa
Tempeleng
tempeleng
(v)
Pe + epe (v)
→
peepe
Dengar
mendengarkan (v)
Pe + habo (v)
→
pehabo
Sahut
menyuruh
agar orang menyaut dalamberbicara (v)
Po
Po + hepa (v)
→
poheba
Tendang
tendangan
(v)
Ra
Ra + jaka (v)
→
rajaka
Rebus
merebus (v)
Ra + ole (v)
→
raole
Lihat
melihat
(v)
Ra + epe (v)
→
raepe
Dengar
mendengar
(v)
Ra + pehi (v)
→
ra pehi
Tunggu
menunggu
(v)
Ra + keni (v)
→
rakeni
Bawa
membawa
(v)
Ra + elo (v)
→
raelo
Cari
mencari
(v)
Dua awalan berafiks me (meka, mede,
meti)
Meka
Meka + dungga (v) →
mekadungga
Jatuh
merebahkan diri (v)
Meka + tempa (v) →
mekatempa
Lompat
melompat
(v)
Meka + tunda (v) →
mekatunda
Melayat / memberi sesuatu kepada yang
dikunjungi (v)
- Mepe
Mepe + tiro (v)
→
mepetiro
Lihat kebawah
melihat dari atas
kebawah (v)
- Meti
Meti + mate (adj) →
meti mate
Mati
pura-pura meninggal (v)
Meti + doyo (adj) →
meti doyo
Nakal
belajar nakal (v)
Meti + baya (adj) →
meti baya
Stres/gila
pura-pura gila (v)
Meti + langu (v) →
meti langu
Mabuk
pura-pura mabuk (v)
Meti + belo (adj)
meti belo
Baik
pura-pura baik (v)
Meti + hae (adj) →
meti hae
Lama
sengaja lambat (v)
Meti+ gahi (v)
→
meti gahi
Cepat
mempercepat pekerjaan (v)
- Dua awalan berafiks mo (motu, mohi)
Motu
Motu + tai (n)
→
mototai
Kotoran
bera / buang air besar (v)
Motu + langga (n) →
Motulangga
Duduk
jangkok (v)
Motu + le (v)
→
motule
Kencing
buang air kecil (v)
Mohi
Mohi + baga (n) →
mohibaga
Berkelahi (v)
Mohi + rata (v)
→
mohirata
Kumpul
berkumpul (v)
Mohi + elo (v)
→
mohielo
Cari
saling
mencari
sesuatu yang hilang (v)
Mohi + dii (v)
→
mohidii
Tarik
saling menarik (v)
Mohi + epe (v)
→
mohi epe
Dengar
saling mendengar (v)
Mohi + ole (v)
→
mohi ole
Lihat
Saling mendengar (v)
Mohi + uka(v)
→
mohi uka
Cari kutu
saling cari kutu (v)
Mohi + oli (v)
→
mohi oli
Beli
saling membeli (v)
Mohi + voi (v)
→
mohi voi
Beri
saling memberi (v)
Mohi + reke (v) →
mohi reke
Hitung
saling
menghitung
hasil (v)
- Dua awalan berafiks ne (nepo)
Nepo
Nepo + kono (ket) →
nepokono
Benar
menyukai / mencintai
seseorang (v)
Nepo + roa (ket) →
neporoa
Teman
menemani / membantu (v)
Nepo + haba (adj) →
nepohaba
Sebab
yang menjadi sebab (v)
Nepo + kini (adj) →
nepokini
Ragu
meragukan (v)
- Dua awalan berafiks pa (peri, paka, pahi)
Pari
Pari + vivi (ket) →
parivivi
Pinggir
mengarahkan
satu
barang kepinggir (v)
Pari + hoki (adj) →
pari hoki
Sudut
mengarahkan
sesuatu
kesudut (v)
Paka
Paka + belo (adj) →
pakabelo
baik
memperbaiki (v)
Paka + noro (ket) →
pakanoro
lurus
meluruskan (v)
Paka + boa (ket) →
pakaboa
Hangus membuat masakan hangus (v)
Paka + ngongo (v) →
pakangongo
Masak
membuat masakan masuk
atau menanaknasi. (v)
Paka + bai (ket) →
pakabai
Kering
keringkan (v)
Paka + tenggo (ket)→
paka tenggo
Bengkok
membengkokan
barang (v)
Pohi
Pohi + baga (n)
→
pohibaga
Gigi geraham
perkelahian (v)
Pohi + romu (v) →
pohiromu
Kumpul
perkumpulan/ berkumpul (v)
Pohi + rata (v)
→
pohirata
Ketemu
Tempat bertemu/bertemu (v)
- Dua awalan berfikir po (popa)
75
Popa
Popa + turu (v)
→
popaturu
Tidur
menidurkan (v)
Popa + tora (v)
→
popatora
Inge
mengingat sesuatu pada
orang lain (v)
Popa + lai (v)
→
popalai
Pergi
mengusir (v)
Popa + nai (n)
→
popanai
Nasi/makan memberi makan / menyuapi
(v)
Popa + ngova (v) →
pompangova
Lari
menyuruh untuk lari (v)
Popa + nginu (v) →
popanginu
Minum
memberi minum (v)
Popa + ndiu (v)
→
popandiu
Mandi
memandikan (v)
Infikasai
Infiksasi adalah pembentukan kata
melalui penggabungan infiks atau sisipan
dengan morfem dasar. Infiks merupakan
morfem
(yang
berupa
konsonan)
dengan huruf kedua (yang berupa vokal)
pada kata dasar. Infik dalam bahasa Kaili
dialek Ija yang penulis kemukakan ada tiga
buah yaitu (-in), (-um) dan (-u1).
Di bawah ini akan diberikan contohcontoh infiks atau sisipan dalam bahasa
Kaili dialek Ija.
1) Infiks (-um)
- Um
Um +lako (v)
→
lumako
Berjalan (v)
Um + hoa )adj)
humua
Bau
menguap (v)
Um + homba (n)
→ humomba
Berlayar (v)
2) Infiks (-ul)
- Ul
Ul + tangga (n)
→
tulangga
duduk jongkok (v)
- Tiga awalan berafiks me (mepopaturu)
Mepopa
Mepopa + turu (v) →
mepopaturu
Tidur
menidurkan anak / orang (v)
Mepopa + tora (v) →
mepopatora
Ingat
mengingatkan seseorang (v)
- Tiga awalan berafiks momba, nomba
Momba
Momba + gero (ket) → mombagero
Rusak
merusak (v)
Momba + keni (v) →
mombakeni
Bawa
membawa (v)
Momba + nai (n) →
mombanai
nasi
Makan (v)
Nomba + nai (n) →
nombanai
nasi
sedang makan (v)
Nomba + gero (ket)→
nombagero
Rusak
merusak (v)
Nomba + keni (v) →
nomba keni
Bawa
sedang membawa (v)
- Tiga awalan berafiks ra (rapari)
Rapari
Rapari + timpu (n) →
raparitimpu
Paha
dipangku atau
diletakan di atas paha (v)
Rapari + rara (n) →
raparirara
Hati
dimasukan didalam hati
dengansangat (v)
Rapari + hoki (ket) →
rapari hoki
Tempat / sudut
diarahkan ketempat
paling pinggir (v)
Sufiksasi
Sufiksasi ialah pembentukan kata
melalui penggabungan morfem bebas
dengan akhiran atau sufiks. Morfem bebas
berfungsi sebagai pusat dan sufiks sebagai
penunjang atau yang ditambah pada akhir
morfem bebas. Sufiks dalam bahasa Kaili
dialek Ija yang ditemukan penulis terdiri
atas :
a) Sufiks
Pemberian sufiks (Hi) dapat diuraikan
sebagai berikut :
Jua + hi (adj) →
juahi sakiti (v)
Tailu + hi (n) →
tailuhi ludahi (v)
Boba + hi (v) →
bobahi pukuli (v)
Kuni + hi (n) →
kunihi beri
kunyit
atau beri warnakuning pada
makanan (v)
Tambai + hi (v) →
tambaihi
memberi
tambah pada sesuatu (v)
Habu + hi (n) →
habuhi memberi
sabun (v)
Gara + hi (n)
→
garahi
beri
garam, tambah garam pada makanan (v)
Kurangi + hi (v)
→
kurangihi
76
Halaga + ka (n) →
rambut (v)
Bada + ka (n)→
mengurangi sesuatu (v)
Tuda + hi (v) →
tudahi tanami (v)
Lana + hi (n) →
lanahi meminyaki
sesuatu (v)
Pou + hi (v) →
pouhi
menyuruh
untuk mengikat (v)
Tutu + hi (v) →
tutuhi tutupi (v)
Buka + hi (v) →
bukahi membuka (v)
Tede + hi (v) →
tedehi
mengeratkan
ikatan (v)
Junu + hi (v) →
junuhi sirami
/
menyirami tanaman (v)
Tika + hi (v) →
tikahi melipat pakaian
(v)
Gunci + hi (n) →
guncihi menggunting
(v)
Hamputare + hi (v)→ hamputarehi
hamburkan (v)
Pohiromu + hi (v) → pohiromuhi
kumpulkan (v)
Balu + hi (v) →
baluhi jualkan (v)
Tunju + hi (v) →
tunjuhi
bakar
atau membakar (v)
Pakuli + hi (n) →
pakulihi obati (v)
Elo + hi (v)
→
elohi mencari (v)
b) Pemberian sufiks (ka) dapat diuraikan
sebagai berikut :
Oli + ka (v) →
olika belikan sesuatu (v)
Uli + ka (v) →
ulika memberitahukan /
memberi kabar atau
pesan pada seseorang.
(v)
Baha + ka (v) →
bahaka membacakan
sesuatu (v)
Tuli + ka (v) →
tulika menyuruh untuk
menulis (v)
Ole + ka (v)→
oleka menyuruh untuk
melihat (v)
Balu + ka (v) →
baluka menyuruh untuk
menjual (v)
Tunju + ka (v) → tunjuka menyuruh untuk
membakar (v)
Junu + ka (v) →
junuka menyuruh untuk
menyiram (v)
Tuda + ka (v) →
tudaka menyuruh untuk
menanam (v)
Habu + ka (n) →
habuka
cuci
akan
ataumenyuruh
untuk memberi sabun
(v)
halagaka
merapikan
badaka memberi bedak
pada wajah seseorang
(v).
Tambai + ka (v) → tambaika memberi
tambah pada sesuatu (v)
Elo + ka (v) →
eloka menyuruh untuk
mencarikan sesuatu (v)
Tede + ka (v) →
tedeka
menguatkan
ikatan untuk
seseorang (v)
Hole + ka (v) →
holeka menyuruh untuk
menggoreng (v)
Babe + ka (v) →
babeka
membuatkan
sesuatu (v)
Galo + ka (v) →
galoka mencampurkan
sesuatu (v)
Konfiks
Konfiks adalah afiks yang berupa
morfem terbagi, yang bagian pertama
berposisi pada awal bentuk dasar, dan bagian
yang kedua berposisi pada akhir bentuk
dasar. Karena konfiks ini merupakan morfem
terbagi, maka kedua bagian dari afiks itu
dianggap sebagai satu kesatuan, dan
pengimbuhannya dilakukan sekaligus,
tidak ada yang lebih dahulu dan tidak ada
yang lebih kemudian. Konfiks dalam
bahasa kaili dialek Ija yang penulis
temukan terdiri atas :
a) Momba + hi
Momba + tangara + hi (v) →
mombatangarahi
Akan
lihat menengahi (v)
Momba + haka + hi (v) →
mombahakahi
akan
Tangkap menangkap (v)
Momba + juha + hi (v)
→
mombajuhahi
akan
Siksa menyiksa (v)
Momba + teha + hi (v)
→
Mombatehahi
akan
Cerita menceritakan (v)
b) Nomba + hi
Nomba + gula + hi (n)
→
nombagulahi
sedang Gula memberi gula atau
menambah rasa manis (v)
77
Nomba + kuni + hi (n)
→
nombakunihi sedang Kunyit memberi
warna kuning atau kunyit (v)
Nomba + onu + hi (v) →
nombaonuhi
sedang Hanyut menghanyutkan (v)
Nomba + junu + hi (v) →
nombajunuhi
sedang Siram menyirami (v)
Nomba + jaguru + hi (v) →
nombajaguruhi
sedang Pukul Memukul (v)
Nomba + baju + hi (n) →
nombabajuhi
sedang Pakaian memakai baju (v)
Nomba + poruka + hi (n) →
nombaporukahi
sedang Celana memakaikan celana
(v)
Nomba + haka + hi (v) →
nombahakahi
sedang Tangkap menangkap (v)
Nomba + dade + hi (ket) →
nombadadehi
sedang Nyanyian menyanyikan (v)
Nomba + halaga + hi (n) →
nombahalagahi
sedang Sisir menyisir rambut (v)
Nomba + vuya + hi (n) →
nombavuyahi
sedang Sarung memakai sarung (v)
Nomba + tuli + hi (v)
→
nombatulihi
sedang Tulis menuliskan (v)
Nomba + vuri + hi (n) →
nombavurihi
sedang Hitam/arang menghitamkan
atau memberi warna hitam (v)
Nomba + lonju + hi (v) →
nombalonjuhi
sedang Buka pakaian buka pakaian
secara paksa (v)
Nomba + babe + hi (v) →
nombababehi
sedang Bikin membuat sesuatu (v)
Nomba + kaiyo + hi (n) →
nombakaiyohi
sedang Bubur membuat bubur nasi
(v)
c)
Pa + hi
Pa + kopu + hi (ket)
→
pakopuhi
Habis
/
akhir
habiskan,
menghabiskan (v)
Pa + inu + hi (v)
→
painuhi
Minum memberi minum (v)
Pa + nai + hi (n)
→
panaihi
Nasi / makan memberi makan (v)
Pa + pola + hi (ket)
→
papolahi
Terus teruskan atau meneruskan
sesuatu pekerjaan (v)
d) Po + hi
Po + via + hi (ket)
→
poviahi
Lepas lepaskan atau menyuruh
melepaskan
ikatan. (v)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan
bab-bab terdahulu, maka penulis dapat
menarik beberapa kesimpulan :
1) Afiks adalah satuan gramatikal terikat
yang didalam suatu kata merupakan
unsur yang bukan kata atau bukan
pokok kata yang memiliki dan melekat
pada
satuan-satuan
lain
untuk
membentuk kata atau pokok kata baru.
Afiks juga diartikan morfem terikat atau
morfem membentuk kata yang tidak
dapat berdiri sendiri.
2) Jenis-jenis afiks yang ditinjau dan segi
posisinya :
a) Prefiks
yang
diimbuhkan
disebelah kiri kata dasar.
b) Sufiks
yang
diimbuhkan
disebelah kanan kata dasar.
c) Infiks yang diimbuhkan dengan
penyisipan didalam kata dasar
d) Konfiks
yang
diimbuhkan
disebagian sebelah kiri dan sebagian
di sebelah kanan atau imbuhan
gabung.
78
3) Ciri-ciri afiks sebagai berikut :
a) Hanya
mempunyai
makna
gramatikal.
b) Merupakan unsur langsung kata
tetapi bukan bentuk kata dasar.
c) Memiliki
kesanggupan
untuk
membentuk kata-kata baru.
4) Verba atau kata kerja ialah suatu kata
yang melakukan pekerjaan atau
perbuatan. Kata kerja dapat pula
diartikan segala macam kata yang dapat
diperoleh dengan kelompok kata dengan
kata sifat. Yang posisi kata kerja atau
verba ialah kata yang didalamnya
terkandung suatu gerak atau perbuatan
dalam arti seluas-luasnya, yang
menunjukan keadaan hasil gerak
sekalian anggota perasa, baik gerak yang
disengaja
maupun
tidak,
yang
tersembunyi, dapat dilihat, didengar
ataupun yang tidak dapat dilihat dan
didengar.
5) Ciri-ciri verba adalah
1. Tidak dapat berdiri sendiri di
belakang di, ke, dari.
2. Tidak dapat didahului kata
paling, sangat.
3. Tidak
dapat
berkedudukan
sebagai subyek, obyek.
4. Dapat didahului kata sedang,
akan, hendak, telah.
5. Berfungsi sebagai predikat dalam
kalimat.
6. Mendapat afiks (imbuhan) di perkan, memper-i, me-i, me, di, ber,
ter, kan, me-kan, di-kan, ter-kan,
memper-kan, di-i.
6) Dalam bahasa Kaili dialek Ija
dikemukakan bahwa yang dimaksud
dengan kata kerja ialah kata yang
berfungsi sebagai predikat dalam
kalimat.
penting dalam menunjang interaksi
yang lancar diantara sesama masyarakat
yang mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia itu sendiri, maka penulis
menyarankan agar penelitian tentang
bahasa daerah lebih ditingkatkan lagi.
2) Dengan adanya penelitian afiks penanda
verba bahasa Kaili dialek Ija ini,
diharapkan kepada peneliti-peneliti
yang lain dapat mengembangkan
penelitian bahasa pada bidang bahasa
yang lain.
3) Untuk meningkatkan kualitas peneliti
dalam bidang kebahasaan.
Saran-Saran
Verhaar J.M.W. 1996. Asas-Asas Linguistik
Umum. Gajah Mada Univercity Press.
Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Gorys. 1982. Penggunaan Imbuhan
Bahasa Indonesia.Nusa Indah, Flores
Nusa Tenggara Timur. Lombok
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
1996/1997.
Morfologi
Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta
Keraf, (1989). Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai
Pustaka
Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan
Kata dalam Bahasa Indonesia. Gramedia,
Jakarta
Parera, Jos, Danil. (1989). Pengatur
Linguistik Umum Bidang Morfologi.
Nusa Indah, Jakarta.
Ramlan, M. 1985. Tata Bahasa Indonesia
Penggolongan
Kata.
Andi
Offset
Yogyakarta.
Ramlan, M. 1987. Morfologi Suatu
Tinjauan Deskriptif. CV. Karyono.
Yogyakarta
Surana, Fx, dkk. 1980. Ikhtisar Tata Bahasa
Indonesia. Tiga Serangkai
Tjitadi, Bambang, dkk. 1980. Rangkuman Tata
Bahasa Indonesia.Yudhistira
Sehubungan dengan hasil penelitian
serta permasalahan dan kendala yang penulis
temukan dalam rangka penelitian tentang
afiks penanda verba dialek Ija, maka penulis
mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1) Bahasa merupakan alat yang paling
79
Download