Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-ISSN : 2527-7367 AFIKS PENANDA VERBA DALAM BAHASA KAILI DIALEK IJA DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Oleh : Mardiah Baharta *) ABSTRAK Bahasa Kaili dialek Ija merupakan salah satu bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat yang berada di Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah. Penutur bahasa ini sebgaian besar berada di Desa Oloboju dan sekitarnya. Bahasa Kaili dialek Ija sangat berperan penting dalam kehidupan masyaralat pemakai bahasa bidang ekonomi, social dan budaya. Teori yang mengkaji afiks penanda verba bahasa Kaili dialek Ija adalah Kridalaksana dan Verhar. Teori ini mengkaji tentang afiks, ciri-ciri afiks, serta jenis dan fungsinya. Sedangkan teori Zainudin menjelaskan tentang verba dan ciri-cirinya. Dalam pengumpulan data ada dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Sedangkan teknik penelitian menggunakan pengumpulan data dengan metode simak dan cakap yang dilaksanakan dengan teknik-teknik sebagai berikut: studi pustaka, observasi dan penelitian lapangan, wawancara dan pencatatan. Berdasarkan hasil dan pembahasan ditemukan bentuk dan pembagian afiks verba bahasa Kaili dialek Ija, yaitu : (1) prefiksasi penambahan imbuhan disebelah kanan kata dasar atau awalan seperti : man, ma, me, mo, na, ne, no, ni, pa, pe, po, ra, me-ka, me-pe, me-hi, mo-tu, mo-hi, ne-pa, pa-hi, pe-ka, po-pa, me-popa, mom-ba, nom-ba, dan rapui. (2) infiksasi tentang perubahan kata atau melalui sisipan pada kata dasar seperti : in-um dan ul. (3) sufiksasi ialah perubahan kata melalui penghubung kata dasar dengan aturan seperti : hi, ba, me, mo. (4) konfiks adalah afiks yang terbagi sebagian berposisi pada awal bentuk dasar yang kedua pada akhir bentuk dasar seperti : momba-hi, nomba-hi, pa-hi, po-hi. Kata kunci : Afiks,verba, bahasa Kaili dialek Ija. akan memfokuskan pada salah satu satu aspek morfologi yaitu : afiks pembentuk verba. Secara morfologis, verba dapat terbentuk dari berbagai macam golongan morfem, baik morfem terikat (afiks) maupun morfem bebas (kata dasar). Di lihat dari posisi melekatnya pada kata dasar mencakup : 1) Prefiks adalah afiks yang imbuhkan di muka bentuk kata dasar. 2) Infiks adalah afiks yang di imbuhkan atau di sisipkan di tengah kata dasar. 3) Sufiks adalah afiks yang di imbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. 4) Konfiks adalah afiks yang berupa morfen terbagi, yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar dan sebagian yang kedua berposisi pada awal bentuk dasar atau disebut imbuhan gabung. Menurut Rahim dkk. (1998 : 4) merfologi adalah pembahasan yang PENDAHULUAN Latar Belakang Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam pergaulan antar manusia, dimana saja manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunitas alat tukar informasi antara individu melalui sistem, simbol, tanda atau tingkah laku yang sama. Lewat bahasa terjalin komunikasi yang dapat menjunjung proses kerjasama demi kepentingan hidup bersama. Oleh karena itu, bahasa tidak dapat dipisahkan dari manusia bahkan merupakan bagian dari kebudayaan manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki sistem dan kaidah yang berbedabeda. Perbedaan itu meliputi sistem fonologi (tentang bunyi), morfologi (tentang kata) dan sintaksis (tentang kalimat). Penelitian ini *) Dosen Fakultas Sastra Universitas Alkhairaat 69 memaparkan proses pembentukan kata yang menyangkut kategori dan fungsi verba, nomina dan kata lain. Ciri-ciri umum verba dalam Bahasa Kaili terutama berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Bahasa Kaili dalam kedudukannya sebagai salah satu, bahasa daerah yang digunakan di Desa OlobojuKec. Biromaru Kab. Sigi yang menggunakan dialek Ija, bahasa Kaili dialek Ija, mempunyai penutur sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan penutur bahasa lainnya, misalnya, bahasa Kaili dialek Ledo, disamping sebagai alat komunikasi sehari-hari, bahasa Kaili dipelihara oleh penuturnya seperti dalam kegiatan kemasyarakatan, upacara adat, kesenian dan yang utama adalah sebagai alat komunikasi antara sesama penutur (etnis) dengan demikian, bahasa Kaili sangat berfungsi sebagai alat pendukung kebudayaan daerah sebagai bagian integral dan kebudayaan nasional. Bahasa Kaili pada tahun 1996 sudah pernah ditulis dan difokuskan pada aspek tata bahasa Kaili, morfologi verba bahasa Kaili dialek Ledo. Hasil penelitian yang didePenelitiankan itu mengenai aspek fonologi, morfologi dan sintaksis, yang dirangkum dalam laporan penelitian struktur bahasa Kaili, hasil penelitian itu akan ditelusuri kembali dan telaah hal-hal atau unsur kebahasaan yang belum ditemukan dan diperiksa. Penelitian tersebut banyak memberikan masukan sumbangsi bagi penulisan Penelitian ini yang berjudul afiks penanda verba dalam bahasa Kaili dialek Ija. Penulisan ini dilakukan di Desa Oloboju oleh penulis yang berdomisili di sana. Yang melatar belakangi memilih judul ini adalah : 1) Untuk lebih memahami penggunaan dan penetapan afiks penanda verba atau penggunaan imbuhan pada kata dasar kebentuk kata kerja. 2) Menjadi panduan bagi penutur bahasa Kaili dialek Ija dalam berkomunikasi baik di lingkungan keluarga dan masyarakat. 3) Agar penutur bahasa Kaili dialek Ija lebih menyadari akan perlunya menjaga dan mengembangkan bahasa daerah dengan cara mencintai bahasanya dengan berkomunikasi sehari-hari baik dalam lingkungan daerahnya sendiri maupun di daerah lain antar sesama penutur bahasanya. Permasalahan Penggunaan bahasa sangat memegang peranan penting dalam kehidupan antar manusia terutama sesama penutur bahasa daerah itu sendiri, karena bahasa sebagai sarana komunikasi. Oleh karenanya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis menemukan permasalahan : 1) Afik apa saja yang berfungsi sebagai penanda verba dalam bahasa Kaili dialek Ija ? 2) Bagaimanakah distribusi afiks penanda verba ? Batasan Masalah Penelitian ini masih merupakan penelitian pendahuluan, maka penulis membatasi objek pembahasan pada masalah afiks yang meliputi : prefix, infiksasi, sufiksasi dan konfiksasi. Prefiksasi penambahan imbuhan disebelah kanan kata dasar atau awalan, infiksasi tentang perubahan kata atau melalui sisipan pada kata dasar. Sufiksasi perubahan kata melalui penghubung kata dasar, dan konfiks adalah afiks yang terbagi sebagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar yang kedua pada akhir bentuk dasar. Tujuan Penelitian Selaku penutur bahasa Kaili dialek Ija, Penulis melakukan penelitian ini guna mendapatkan data yang akurat. Sehubungan dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1) Mendeskripsikan afiks pembentuk verba bahasa kaili dialek Ija. 2) Mendeskripsikan ciri-ciri Verba dalam bahasa Kaili dialek Ija. 70 Setelah daerah penelitian ditetapkan, selanjutnya mengadakan kegiatan penelitian dengan melakukan wawancara dengan penutur asli bahasa Kaili dialek Ija sebagai informan. Adapun informan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah pengguna bahasa yang memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Pengguna bahasa dan penutur asli bahasa Kaili dialek Ija. 2. Memiliki alat ucap yang sempurna 3. Berpendidikan yang memadai 4. Menguasai bahasa Kaili dialek Ija Untuk melengkapi syarat-syarat tersebut, penulis menyiapkan sejumlah daftar kata termasuk kalimat untuk memperoleh data yang akurat mengenai afiks bahasa Kaili dialek Ija dan berbagai aspeknya. Daftar yang telah disediakan selanjutnya didiskusikan dengan para informan. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat serta nilai-nilai positif yang sangat besar bagi pembaca, ataupun orang lain, khususnya bagi penulis sendiri. Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1) Sebagai bahan dasar yang akan diolah dan dianalisis dalam penulisan karya ilmiah. 2) Dapat memberikan gambaran yang memadai tentang kemampuan penulis dan masyarakat Desa Oloboju dalam penggunaan afiks dalam bahasa daerahnya. 3) Merupakan salah satu bahan masukan dalam rangka pembinaan bahasabahasa daerah di Indonesia khususnya Sulawesi Tengah. Ruang Lingkup Penelitian Sifat Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian yang akan penulis uraikan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Pengertian afiks 2) Pembagian jeni-jenis afiks 3) Fungsi afiks 4) Ciri-ciri afiks 5) Pengertian verba 6) Ciri-ciri verba 7) Afiks dalam Bahasa daerah Kaili pada verba. Penelitian ini bersifat deskripsi dengan menggunakan metode simak dan cakap, yakn menguraikan penelitian berdasarkan bentuk masalah dan hasil yang hendak dicapai, dan metode distribusional digunakan untuk melihat distribusi, tipe-tipe, kategori afiks dan ciri-ciri verba. Uraian ini berdasarkan data yang akurat dan dapat dipercaya, baik melalui informan maupun dokumen yang ditemukan di lapangan. Dengan adanya hal ini diharapkan penelitian yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan sesuai yang diharapkan. METODE PENELITIAN Penentuan Daerah Penelitian Populasi dan Sampel Sebagaimana yang telah dikemukakan pada pendahuluan, bahwa bahasa Kaili dialek Ija merupakan salah satu bahasa yang masih digunakan oleh masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi, Propinsi Sulawesi Tengah. Untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan penelitian tersebut, maka penelitian difokuskan di salah satu desa yang ada di Kecamatan Biromaru yaitu Desa Oloboju. Penentuan desa tersebut sebagai pusat penelitian karena desa tersebut mudah dijangkau oleh kendaraan darat dan letaknyaberada persis di pinggir jalan raya. Populasi yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah bahasa Kaili dialek Ija yang dipakai sebagi alat komunikasi oleh masyarakat berada di sepuluh desa di kecamatan Biromaru. Populasi yang diambil yaitu daftar kata yang dijadikan sampel itu kemudian di olah sebagai data afiks dengan menggunakan metode yang ditetapkan. Dengan adanya sampel yang ditetapkan tersebut diharapkan dapat diperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. 71 Teknik Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh metode yang digunakan, oleh karena itu metode penelitian ini perlu ditetapkan berdasarkan bentuk masalah, kegunaan dan hasil yang hendak dicapai. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode simak dan cakap. Pengumpulan data dengan metode simak dan metode cakap dilakukan dengan teknikteknik sebagai berikut : a) Studi pustaka Studi pustaka bertujuan untuk memperoleh keterangan tertulis yang menyangkut hasil penelitian melalui bukubuku, laporan-laporan penelitian yang sudah ada dan sumber-sumber lain yang dianggap sesuai dengan Bahasa Kaili dialek Ija, demi kelengkapan dan kesempurnaan penelitian dan penulisan Penelitianini. b) Observasi dan penelitian lapangan Observasi adalah peninjauan langsung ketempat penelitian dengan cara melihat dan mempertimbangkan serta mempersiapkan segala sesuatu yang akan dilakukan nanti dalam melaksanakan penelitian. c) Wawancara Kegiatan ini dilakukan terhadap masyarakat khususnya informan berupa wawancara atau tanya jawab yang terlebih dahulu peneliti mempersiapkan bahan berupa daftar pertanyaan atau teknik umpan batik yang digunakan untuk mendapatkan keterangan Iangsung terhadap informan mengenai ujaran yang erat kaitannya dengan penggunaan bahasa Kaili dialek Ija khususnya afiks penanda verba yang berkaitan Iangsung dengan pelafalan. d) Pencatatan Teknik pencatatan dilakukan setelah beberapa teknik di atas dilakukan. Teknik pencatatan merupakan kegiatan mencatat informasi atau katakata yang kurang dipahami oleh penulis, selanjutnya ditanyakan kepada informan. Teknik pencatatan dilakukan agar data yang telah dikumpulkan lebih lengkap untuk dijadikan pegangan. Metode yang digunakan dalam menganalisis data ialah metode padan dan distribusional. Metode padan digunakan untuk melihat makna afiks penanda verba dalam bahasa Kaili dialek Ija, sedangkan metode distribusional digunakan melihat distribusi, tipe-tipe afiks, kategori afiks dan ciriciri verba. HASIL DAN PEMBAHASAN Afiks Penanda Verba Bahasa Daerah Kaili Dialek Ija Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah kata dasar atau bentuk dasar, dalam proses ini terlibat unsurunsur : 1) Dasar atau bentuk dasar 2) Afiks atau imbuhan 3) Makna gramatikal yang dihasilkan Secara morfologis, verba dapat terbentuk dari berbagai macamgabungan morfem, baik morfem terikat (afiks) maupun morfem bebas, morfem reduplikasi, morfem pemajemukan. Hal ini mengandung arti bahwa dengan melihat morfem-morfem tersebut akan dapat diketahui bahwa kata itu adalah verba. Bertolak uraian itu, ciri-ciri umum verba bahasa Kaili dialek Ija terutama berfungsi sebagai predikat dalam kalimat misalnya : 1) Budi nangoli japi = Budi membeli sapi 2) Wati nombanai tepa = Wati makan manga 3) Yaku lau ri potomu = Saya pergi ke pasar Jadi yang termasuk verba dalam kalimat tersebut adalah nangoli (membeli) nombanai (makan) lau (pergi). Kata-kata tersebut dikategorikan sebagai verba karena telah memiliki ciri-ciri seperti yang telah dikemukakan. Seperti yang dikemukakan tadi, verba dasar adalah verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks kalimat. Verba ini dalam tataran klausa dalam kalimat berfungsi predikat, apabila dilihat dari kalimat. Verba asal (bebas) dalambahasa Kaili menggunakan afiks apabila dipakai dalam kalimat, perhatikan contoh berikut ini : 72 - Ali malau ri pohikola = Ali akan pergi ke sekolah - Yaku nukatoko ri gadera = saya duduk di kursi Disamping itu, yang paling banyak dijumpai dalam bahasa Kaili dialek Ija adalah kata kerja dasar yang bersifat prokategorial. Kata kerja seperti ini dalam bahasa Kaili dialek Ija tidak dapat digunakan dalam kalimat kecuali menambah afiks. Berikut ini dapat kita lihat beberapa contoh : - Ala (v) ambil - Keni (v) bawa - Kae (v) gali - Tompo (v) potong - Katoko (v) duduk - Onju (v) unit - Pou (v) ikat - Haka (v) tangkap - Hepa (v) tending - Turu (v) tidur - Tovo (v) tebang - Ngova (v) lari - Njili (v) pulang - Diu (v) mandi - Tuli (v) tulis - Nai (v) makan / nasi - Elo (v) cari Jadi, kata-kata seperti di atas tidak dapat digunakan secara langsung dalam kalimat tanpa menambahkan afiks. Misalnya, kata `tidur' tidak dapat dikatakan "ia turu rikamara" ia tidur dikamar. Seharusnya ia naturu ri kamara 'ia sedang tidur di kamar'. Afiksasi bahasa Kaili dialek Ija pada verbs terbagi atas empat kategori yaitu pada prefiks, infiks, sufiks dan konfiks. Penjelasan mengenai keempat afiks tersebut akan diuraikan berikut ini : - Prefiksasi Prefiksasi adalah pembentukan kata melalui penggabungan antara prefiks dan morfem dasar atau penambahan imbuhan atau awalan disebelah kanan pada kata dasar. a. Prefiks (man) Prefiks ma termasuk penanda waktu yang sedang berlangsung dalam konteks, berikut akan diberikan beberapa contoh: - - - - 73 Man + diu (v) → mandiu Mandi mandi (v) Man + tuli (v) → mantuli Tulis menulis (v) Man + tovo (v) → mantovo Tebang menebang (v) Ma Ma + njili (v) → manjili Pulang → pulang (v) Ma + lai (v) → malai Pergi pergi (v) Ma + ngova (v) → mangova Lari lari (v) Ma + turu (v) → maturu Tidur tidur (v) Ma + gahi (v) → magahi Cepat cepat (v) Me Me + tora (v) → metora Ingat mengingat (v) Me + kai (n) → mekai Kayu mencari kayu (v) Me + uta (n) → meuta Sayur mencari sayur (v) Mo Mo + otu (v) → mootu Kentut kentut (v) Mo + habu (n) → mohabu Sabun mencuci pakaian (v) Mo + taro (v) → motaro Tari menari (v) Mo + honggu (n) → mohonggu Timba menciduk air (v) Mo + hapatu (n) → mohapatu Sepatu memakai sepatu (v) Mo + hapeda (n) → mohapeda Sepeda bersepeda (v) Mo + apu (n) → moapu Api memasak (v) Mo + hilo (n) → mohilo Obor menerangi dengan obor (v) Na Na + njili (v) → nanjili Pulang sudah pulang (v) Na + lai (v) → nalai Pergi sudah pergi / kabur (v) Na + ngova (v) → nangova Lari berlari (v) Na + gahi (v) → nagahi Cepat cepat (v) - Nan - - - Nan + diu (v) → nandiu Mandi sedang mandi (v) Nan + tuli(v)→ nantuli Tulis sedang menulis (v) Nan + tora (v) → nantora Ingat sedang mengingat (v) Ne Ne + dapa (v) → nedapa Kejar mengejar (v) Ne + kai (n) → nekai Kayu mencari kayo (v) Ne + uta (n) → neuta Sayur mencari sayur (v) No No + otu (v) → nootu Kentut sedang kentut (v) No + apu (n) → noapu Api memasak (v) No + tora (v) → notora Tari menari (v) No + hiromu (v) → nohiromu Kumpul berkumpul (v) No + hapatu (n) → nohapatu Sepatu memakai sepatu (v) No + hapeda (n) → nohapeda Sepeda memakai sepeda (v) No + jaka (v) → nojaka Rebus merebus (v) No + habu (n) → nohabu Sabun mencuci memakai sabun (v) No + ana (ket) → noana Anak melahirkan (v) Ni + kae (v) → nikae Gali sedang digali (v) Ni + habu (n) → nihabu Sabun sedang dicuci (v) Ni + poheve (n) → niheve Sapu disapu (v) Ni + Bokohi (v) → nibokohi Cuci mencuci (v) Ni+ pane (v) → nipane Panjat/panas panjat/memanaskan sesuatu (v) Ni+ kiri (v) → nikiri Gelitik menggelitik (v) Ni eki (v) → nieki Cium mencium (v) Ni + keni (v) → nikeni Bawa membawa (v) Ni + ala (v) → niala - - - - - 74 Ambil diambil (v) Ni + rogo (adj) → nirogo Hancur dihancurkan (v) Ni + reke (v) → nireke Hitung dihitung (v) Ni + tagi (v) → nitagi Larang dilarang (v) Ni + inu (v) → niinu Minum diminum (v) Ni + nai (n) → ninai Nasi/Makan dimakan (v) Ni + tora (v) → nitora Ingat diingat (v) Ni + tadaka (v) → nitadaka Buang dibuang (v) Ni + elo (v) → nielo Cari nielo (v) Pa Pa + lai (v) → palai Pergi mengusir (v) Pa + dagi (adj) → padagi Kalah mengalahkan kawan / menang dalam satu pertandingan (v) Pe Pe + hapa (v) → pehapa Tempeleng tempeleng (v) Pe + epe (v) → peepe Dengar mendengarkan (v) Pe + habo (v) → pehabo Sahut menyuruh agar orang menyaut dalamberbicara (v) Po Po + hepa (v) → poheba Tendang tendangan (v) Ra Ra + jaka (v) → rajaka Rebus merebus (v) Ra + ole (v) → raole Lihat melihat (v) Ra + epe (v) → raepe Dengar mendengar (v) Ra + pehi (v) → ra pehi Tunggu menunggu (v) Ra + keni (v) → rakeni Bawa membawa (v) Ra + elo (v) → raelo Cari mencari (v) Dua awalan berafiks me (meka, mede, meti) Meka Meka + dungga (v) → mekadungga Jatuh merebahkan diri (v) Meka + tempa (v) → mekatempa Lompat melompat (v) Meka + tunda (v) → mekatunda Melayat / memberi sesuatu kepada yang dikunjungi (v) - Mepe Mepe + tiro (v) → mepetiro Lihat kebawah melihat dari atas kebawah (v) - Meti Meti + mate (adj) → meti mate Mati pura-pura meninggal (v) Meti + doyo (adj) → meti doyo Nakal belajar nakal (v) Meti + baya (adj) → meti baya Stres/gila pura-pura gila (v) Meti + langu (v) → meti langu Mabuk pura-pura mabuk (v) Meti + belo (adj) meti belo Baik pura-pura baik (v) Meti + hae (adj) → meti hae Lama sengaja lambat (v) Meti+ gahi (v) → meti gahi Cepat mempercepat pekerjaan (v) - Dua awalan berafiks mo (motu, mohi) Motu Motu + tai (n) → mototai Kotoran bera / buang air besar (v) Motu + langga (n) → Motulangga Duduk jangkok (v) Motu + le (v) → motule Kencing buang air kecil (v) Mohi Mohi + baga (n) → mohibaga Berkelahi (v) Mohi + rata (v) → mohirata Kumpul berkumpul (v) Mohi + elo (v) → mohielo Cari saling mencari sesuatu yang hilang (v) Mohi + dii (v) → mohidii Tarik saling menarik (v) Mohi + epe (v) → mohi epe Dengar saling mendengar (v) Mohi + ole (v) → mohi ole Lihat Saling mendengar (v) Mohi + uka(v) → mohi uka Cari kutu saling cari kutu (v) Mohi + oli (v) → mohi oli Beli saling membeli (v) Mohi + voi (v) → mohi voi Beri saling memberi (v) Mohi + reke (v) → mohi reke Hitung saling menghitung hasil (v) - Dua awalan berafiks ne (nepo) Nepo Nepo + kono (ket) → nepokono Benar menyukai / mencintai seseorang (v) Nepo + roa (ket) → neporoa Teman menemani / membantu (v) Nepo + haba (adj) → nepohaba Sebab yang menjadi sebab (v) Nepo + kini (adj) → nepokini Ragu meragukan (v) - Dua awalan berafiks pa (peri, paka, pahi) Pari Pari + vivi (ket) → parivivi Pinggir mengarahkan satu barang kepinggir (v) Pari + hoki (adj) → pari hoki Sudut mengarahkan sesuatu kesudut (v) Paka Paka + belo (adj) → pakabelo baik memperbaiki (v) Paka + noro (ket) → pakanoro lurus meluruskan (v) Paka + boa (ket) → pakaboa Hangus membuat masakan hangus (v) Paka + ngongo (v) → pakangongo Masak membuat masakan masuk atau menanaknasi. (v) Paka + bai (ket) → pakabai Kering keringkan (v) Paka + tenggo (ket)→ paka tenggo Bengkok membengkokan barang (v) Pohi Pohi + baga (n) → pohibaga Gigi geraham perkelahian (v) Pohi + romu (v) → pohiromu Kumpul perkumpulan/ berkumpul (v) Pohi + rata (v) → pohirata Ketemu Tempat bertemu/bertemu (v) - Dua awalan berfikir po (popa) 75 Popa Popa + turu (v) → popaturu Tidur menidurkan (v) Popa + tora (v) → popatora Inge mengingat sesuatu pada orang lain (v) Popa + lai (v) → popalai Pergi mengusir (v) Popa + nai (n) → popanai Nasi/makan memberi makan / menyuapi (v) Popa + ngova (v) → pompangova Lari menyuruh untuk lari (v) Popa + nginu (v) → popanginu Minum memberi minum (v) Popa + ndiu (v) → popandiu Mandi memandikan (v) Infikasai Infiksasi adalah pembentukan kata melalui penggabungan infiks atau sisipan dengan morfem dasar. Infiks merupakan morfem (yang berupa konsonan) dengan huruf kedua (yang berupa vokal) pada kata dasar. Infik dalam bahasa Kaili dialek Ija yang penulis kemukakan ada tiga buah yaitu (-in), (-um) dan (-u1). Di bawah ini akan diberikan contohcontoh infiks atau sisipan dalam bahasa Kaili dialek Ija. 1) Infiks (-um) - Um Um +lako (v) → lumako Berjalan (v) Um + hoa )adj) humua Bau menguap (v) Um + homba (n) → humomba Berlayar (v) 2) Infiks (-ul) - Ul Ul + tangga (n) → tulangga duduk jongkok (v) - Tiga awalan berafiks me (mepopaturu) Mepopa Mepopa + turu (v) → mepopaturu Tidur menidurkan anak / orang (v) Mepopa + tora (v) → mepopatora Ingat mengingatkan seseorang (v) - Tiga awalan berafiks momba, nomba Momba Momba + gero (ket) → mombagero Rusak merusak (v) Momba + keni (v) → mombakeni Bawa membawa (v) Momba + nai (n) → mombanai nasi Makan (v) Nomba + nai (n) → nombanai nasi sedang makan (v) Nomba + gero (ket)→ nombagero Rusak merusak (v) Nomba + keni (v) → nomba keni Bawa sedang membawa (v) - Tiga awalan berafiks ra (rapari) Rapari Rapari + timpu (n) → raparitimpu Paha dipangku atau diletakan di atas paha (v) Rapari + rara (n) → raparirara Hati dimasukan didalam hati dengansangat (v) Rapari + hoki (ket) → rapari hoki Tempat / sudut diarahkan ketempat paling pinggir (v) Sufiksasi Sufiksasi ialah pembentukan kata melalui penggabungan morfem bebas dengan akhiran atau sufiks. Morfem bebas berfungsi sebagai pusat dan sufiks sebagai penunjang atau yang ditambah pada akhir morfem bebas. Sufiks dalam bahasa Kaili dialek Ija yang ditemukan penulis terdiri atas : a) Sufiks Pemberian sufiks (Hi) dapat diuraikan sebagai berikut : Jua + hi (adj) → juahi sakiti (v) Tailu + hi (n) → tailuhi ludahi (v) Boba + hi (v) → bobahi pukuli (v) Kuni + hi (n) → kunihi beri kunyit atau beri warnakuning pada makanan (v) Tambai + hi (v) → tambaihi memberi tambah pada sesuatu (v) Habu + hi (n) → habuhi memberi sabun (v) Gara + hi (n) → garahi beri garam, tambah garam pada makanan (v) Kurangi + hi (v) → kurangihi 76 Halaga + ka (n) → rambut (v) Bada + ka (n)→ mengurangi sesuatu (v) Tuda + hi (v) → tudahi tanami (v) Lana + hi (n) → lanahi meminyaki sesuatu (v) Pou + hi (v) → pouhi menyuruh untuk mengikat (v) Tutu + hi (v) → tutuhi tutupi (v) Buka + hi (v) → bukahi membuka (v) Tede + hi (v) → tedehi mengeratkan ikatan (v) Junu + hi (v) → junuhi sirami / menyirami tanaman (v) Tika + hi (v) → tikahi melipat pakaian (v) Gunci + hi (n) → guncihi menggunting (v) Hamputare + hi (v)→ hamputarehi hamburkan (v) Pohiromu + hi (v) → pohiromuhi kumpulkan (v) Balu + hi (v) → baluhi jualkan (v) Tunju + hi (v) → tunjuhi bakar atau membakar (v) Pakuli + hi (n) → pakulihi obati (v) Elo + hi (v) → elohi mencari (v) b) Pemberian sufiks (ka) dapat diuraikan sebagai berikut : Oli + ka (v) → olika belikan sesuatu (v) Uli + ka (v) → ulika memberitahukan / memberi kabar atau pesan pada seseorang. (v) Baha + ka (v) → bahaka membacakan sesuatu (v) Tuli + ka (v) → tulika menyuruh untuk menulis (v) Ole + ka (v)→ oleka menyuruh untuk melihat (v) Balu + ka (v) → baluka menyuruh untuk menjual (v) Tunju + ka (v) → tunjuka menyuruh untuk membakar (v) Junu + ka (v) → junuka menyuruh untuk menyiram (v) Tuda + ka (v) → tudaka menyuruh untuk menanam (v) Habu + ka (n) → habuka cuci akan ataumenyuruh untuk memberi sabun (v) halagaka merapikan badaka memberi bedak pada wajah seseorang (v). Tambai + ka (v) → tambaika memberi tambah pada sesuatu (v) Elo + ka (v) → eloka menyuruh untuk mencarikan sesuatu (v) Tede + ka (v) → tedeka menguatkan ikatan untuk seseorang (v) Hole + ka (v) → holeka menyuruh untuk menggoreng (v) Babe + ka (v) → babeka membuatkan sesuatu (v) Galo + ka (v) → galoka mencampurkan sesuatu (v) Konfiks Konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar, dan bagian yang kedua berposisi pada akhir bentuk dasar. Karena konfiks ini merupakan morfem terbagi, maka kedua bagian dari afiks itu dianggap sebagai satu kesatuan, dan pengimbuhannya dilakukan sekaligus, tidak ada yang lebih dahulu dan tidak ada yang lebih kemudian. Konfiks dalam bahasa kaili dialek Ija yang penulis temukan terdiri atas : a) Momba + hi Momba + tangara + hi (v) → mombatangarahi Akan lihat menengahi (v) Momba + haka + hi (v) → mombahakahi akan Tangkap menangkap (v) Momba + juha + hi (v) → mombajuhahi akan Siksa menyiksa (v) Momba + teha + hi (v) → Mombatehahi akan Cerita menceritakan (v) b) Nomba + hi Nomba + gula + hi (n) → nombagulahi sedang Gula memberi gula atau menambah rasa manis (v) 77 Nomba + kuni + hi (n) → nombakunihi sedang Kunyit memberi warna kuning atau kunyit (v) Nomba + onu + hi (v) → nombaonuhi sedang Hanyut menghanyutkan (v) Nomba + junu + hi (v) → nombajunuhi sedang Siram menyirami (v) Nomba + jaguru + hi (v) → nombajaguruhi sedang Pukul Memukul (v) Nomba + baju + hi (n) → nombabajuhi sedang Pakaian memakai baju (v) Nomba + poruka + hi (n) → nombaporukahi sedang Celana memakaikan celana (v) Nomba + haka + hi (v) → nombahakahi sedang Tangkap menangkap (v) Nomba + dade + hi (ket) → nombadadehi sedang Nyanyian menyanyikan (v) Nomba + halaga + hi (n) → nombahalagahi sedang Sisir menyisir rambut (v) Nomba + vuya + hi (n) → nombavuyahi sedang Sarung memakai sarung (v) Nomba + tuli + hi (v) → nombatulihi sedang Tulis menuliskan (v) Nomba + vuri + hi (n) → nombavurihi sedang Hitam/arang menghitamkan atau memberi warna hitam (v) Nomba + lonju + hi (v) → nombalonjuhi sedang Buka pakaian buka pakaian secara paksa (v) Nomba + babe + hi (v) → nombababehi sedang Bikin membuat sesuatu (v) Nomba + kaiyo + hi (n) → nombakaiyohi sedang Bubur membuat bubur nasi (v) c) Pa + hi Pa + kopu + hi (ket) → pakopuhi Habis / akhir habiskan, menghabiskan (v) Pa + inu + hi (v) → painuhi Minum memberi minum (v) Pa + nai + hi (n) → panaihi Nasi / makan memberi makan (v) Pa + pola + hi (ket) → papolahi Terus teruskan atau meneruskan sesuatu pekerjaan (v) d) Po + hi Po + via + hi (ket) → poviahi Lepas lepaskan atau menyuruh melepaskan ikatan. (v) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian pada pembahasan bab-bab terdahulu, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan : 1) Afiks adalah satuan gramatikal terikat yang didalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata atau bukan pokok kata yang memiliki dan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Afiks juga diartikan morfem terikat atau morfem membentuk kata yang tidak dapat berdiri sendiri. 2) Jenis-jenis afiks yang ditinjau dan segi posisinya : a) Prefiks yang diimbuhkan disebelah kiri kata dasar. b) Sufiks yang diimbuhkan disebelah kanan kata dasar. c) Infiks yang diimbuhkan dengan penyisipan didalam kata dasar d) Konfiks yang diimbuhkan disebagian sebelah kiri dan sebagian di sebelah kanan atau imbuhan gabung. 78 3) Ciri-ciri afiks sebagai berikut : a) Hanya mempunyai makna gramatikal. b) Merupakan unsur langsung kata tetapi bukan bentuk kata dasar. c) Memiliki kesanggupan untuk membentuk kata-kata baru. 4) Verba atau kata kerja ialah suatu kata yang melakukan pekerjaan atau perbuatan. Kata kerja dapat pula diartikan segala macam kata yang dapat diperoleh dengan kelompok kata dengan kata sifat. Yang posisi kata kerja atau verba ialah kata yang didalamnya terkandung suatu gerak atau perbuatan dalam arti seluas-luasnya, yang menunjukan keadaan hasil gerak sekalian anggota perasa, baik gerak yang disengaja maupun tidak, yang tersembunyi, dapat dilihat, didengar ataupun yang tidak dapat dilihat dan didengar. 5) Ciri-ciri verba adalah 1. Tidak dapat berdiri sendiri di belakang di, ke, dari. 2. Tidak dapat didahului kata paling, sangat. 3. Tidak dapat berkedudukan sebagai subyek, obyek. 4. Dapat didahului kata sedang, akan, hendak, telah. 5. Berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. 6. Mendapat afiks (imbuhan) di perkan, memper-i, me-i, me, di, ber, ter, kan, me-kan, di-kan, ter-kan, memper-kan, di-i. 6) Dalam bahasa Kaili dialek Ija dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kata kerja ialah kata yang berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. penting dalam menunjang interaksi yang lancar diantara sesama masyarakat yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia itu sendiri, maka penulis menyarankan agar penelitian tentang bahasa daerah lebih ditingkatkan lagi. 2) Dengan adanya penelitian afiks penanda verba bahasa Kaili dialek Ija ini, diharapkan kepada peneliti-peneliti yang lain dapat mengembangkan penelitian bahasa pada bidang bahasa yang lain. 3) Untuk meningkatkan kualitas peneliti dalam bidang kebahasaan. Saran-Saran Verhaar J.M.W. 1996. Asas-Asas Linguistik Umum. Gajah Mada Univercity Press. Yogyakarta DAFTAR PUSTAKA Chaer, Gorys. 1982. Penggunaan Imbuhan Bahasa Indonesia.Nusa Indah, Flores Nusa Tenggara Timur. Lombok Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996/1997. Morfologi Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta Keraf, (1989). Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Gramedia, Jakarta Parera, Jos, Danil. (1989). Pengatur Linguistik Umum Bidang Morfologi. Nusa Indah, Jakarta. Ramlan, M. 1985. Tata Bahasa Indonesia Penggolongan Kata. Andi Offset Yogyakarta. Ramlan, M. 1987. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. CV. Karyono. Yogyakarta Surana, Fx, dkk. 1980. Ikhtisar Tata Bahasa Indonesia. Tiga Serangkai Tjitadi, Bambang, dkk. 1980. Rangkuman Tata Bahasa Indonesia.Yudhistira Sehubungan dengan hasil penelitian serta permasalahan dan kendala yang penulis temukan dalam rangka penelitian tentang afiks penanda verba dialek Ija, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut : 1) Bahasa merupakan alat yang paling 79