Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 KESALAHAN PENGGUNAAN EYD DALAM KARYA ILMIAH MAHASISWA POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA Ratna Susanti, S.S.,M.Pd. POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan informasi yang berkaitan dengan kesalahan penggunaan EyD yang dilakukan oleh para mahasiswa di Politeknik Indonusa Surakarta dalam penulisan laporan Tugas Akhir. Penelitian dilakukan pada bulan Juli, Agustus, dan September 2015 dengan laporan Tugas Akhir yang dipilih secara acak. Analisis dilakukan terhadap aspek kebahasaan yang meliputi penggunaan ejaan, pemilihan kata/diksi, dan penggunaan kalimat. Data-data kebahasaan dalam Tugas Akhir tersebut dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi langsung (pengamatan), teknik catat, dan dokumentasi pada laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonusa Surakarta. Sampel ditentukan berdasarkan purpose sampling. Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa ejaan dan tatat bahasa Indonesia belum digunakan secara cermat dalam penulisan karya ilmiah, berupa laporan Tugas Akhir. Hasilnya dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan pedoman penulisan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonusa Surakarta. Kata Kunci: Tugas Akhir, bahasa baku, EyD, karya ilmiah, analisis kesalahan ilmiah, karena karya tulis ilmiah memiliki kekhususan. Beberapa kekhususan tersebut, di antaranya, mengupas dan mempermasalahkan pengetahuan; menerapkan kebenaran ilmiah dan disajikan dengan metode ilmiah; serta menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah. Karya tulis ilmiah menyajikan gagasan atau argumen keilmuan berdasarkan fakta. Gagasan keilmuan itu harus dapat dipercaya dan diterima kebenarannya, sehingga perlu kriteria penyajian secara benar. Penyajian karya tulis ilmiah harus dilakukan secara logis. Artinya, karya tulis ilmiah berarti karangan yang menyajikan argument dengan menggunakan logika berpikir secara benar. Apabila penyajian karangan ilmiah menggunakan logika yang benar, maka argumen ilmu pengetahuan tersebut akan diterima pula oleh akal atau logika orang yang berpikir ilmiah. Inilah yang dinamakan kebenaran ilmiah, yaitu sebuah kebenaran yang diterima oleh setiap orang berdasarkan logika dan penalaran. PENDAHULUAN Setiap manusia memiliki kemampuan untuk berkarya. Selain kemampuan berkarya, manusia juga memiliki kemampuan berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi dapat dilakukan secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi yang dilakukan secara lisan akan terbatas pada ruang dan waktu. Kegiatan komunikasi dengan tulisan dapat menembus ruang dan waktu. Berkomunikasi melalui tulisan tidak dibatasi oleh kehadiran pembaca dalam suatu ruangan. Berkomunikasi lewat tulisan tidak harus dalam waktu tulisan itu dibuat, tetapi dapat dilakukan pembaca pada waktu yang berbeda. Kegiatan berkomunikasi melalui tulisan akan terjalin interaksi antara penulis dengan pembaca hanya melalui tulisan. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan untuk berkarya sebagai kegiatan berkomunikasi tertulis. Setiap karya tulis yang dihasilkan seseorang tidak dengan serta merta dinamakan karya 34 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 Karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang lain sebelumnya (Dwiloka dalam Rohmadi, 2009: 53). Lebih lanjut menurut Pateda (dalam Rohmadi, 2009: 54) karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar, bertanggung jawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jadi, karya ilmiah ditulis bukan sekedar untuk mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya penelitian (uang, bahan, dan alat), tetapi juga untuk mempertanggungjawabkan penulisan karya ilmiah tersebut secara teknis dan materi. Hal ini terjadi karena hasil suatu karya ilmiah dibaca dan dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu yang tidak terbatas sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Berkaitan dengan kaidah penyusunan karya ilmiah di atas, bagi mahasiswa yang memiliki kemampuan menulis lebih rendah, tentu akan berpengaruh pada kualitas karya ilmiahnya karena sebuah karya ilmiah harus ditulis dalam bahasa Indonesia dengan ragam tulis baku. Seperti yang dikatakan oleh Nazar (2004), salah satu ciri ragam bahasa ilmiah ialah benar. Yang dimaksud dengan “benar” adalah kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia yang bermutu adalah bahasa Indonesia yang bersih dari kesalahan, baik kesalahan logika maupun kaidah (Santoso, 2009). Seorang mahasiswa ketika menulis karya ilmiah seharusnya memiliki kemampuan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam karya ilmiah yang dihasilkannya sehingga karya ilmiah itu tidak hanya bernas dari sisi isinya, namun juga benar dari sisi tata tulisnya. Mahasiswa memiliki peranan penting dalam menghasilkan dan meningkatkan kualitas karya ilmiah. Atas dasar itulah Peneliti ingin mengetahui sejauh mana mahasiswa di Politeknik Indonusa Surakarta telah menggunakan Ejaan yang Disempurnakan (EyD) dengan tepat dalam karya ilmiahnya. Oleh karena itu, Peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Kesalahan Penggunaan EyD dalam Karya Ilmiah Mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta”. Berdasarkan latar belakang masalah, didapatkan beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta telah menggunakan EyD dengan tepat? 2. Jenis kesalahan penggunaan EyD apakah yang paling banyak dilakukan mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta dalam menulis karya ilmiah? 3. Bagaimana bentuk alternatif pembenahan atas kesalahan penggunaan EyD yang dilakukan para mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta dalam menulis karya ilmiah? Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penulisan karya ilmiah mahasiswa Politeknik Indonusa Suraktata, baik berupa laporan praktik industri maupun laporan Tugas Akhir, apakah telah menggunakan EyD dengan tepat, jenis kesalahan penggunaan EyD, dan mengetahui bentuk altenatif pembenahannya. Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek, teoretis dan praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berdampak pada perkembangan ilmu bahasa, terutama yang berhubungan dengan bidang kajian analisis kesalahan berbahasa. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berdampak pada perbaikan kualitas karya ilmiah mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Ejaan Ejaan merupakan penggambaran lambanglambang bunyi ajaran dan interelasi antarlambang dalam suatu bahasa. Ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi umum. Secara khusus ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun 35 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 huruf yang telah disusun menjadi kata, kelompok kata atau kalimat. Secara umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca. (Rohmadi, 2009) Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa maupun kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa. 2. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan 3. Sebagai alat penyaring masuknya unsurunsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia. Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan di atas, ejaan sebenarnya juga mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis. Pengertian Karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah berupa gagasan-gagasan ilmiah, baik berupa kajian ilmiah maupun hasilhasil penelitian yang disajikan dalam karya tulis ilmiah. Gagasan-gagasan itu merupakan gambaran perkembangan ilmu pengetahuan yang terekam dalam tulisan ilmiah. Mungkin saja, terdapat pula perkembangan ilmu pengetahuan yang belum dikomunikasikan secara tertulis dalam karya ilmiah. Namun, pada umumnya perkembangan ilmu pengetahuan itu disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah (Rohmadi, 2009: 53). Pengembangan kemampuan menyusun karya tulis ilmiah di kalangan mahasiswa telah banyak dilakukan mulai dari pengembangan terhadap penguasaan unsur-unsur bahasa sampai dengan pengembangan terhadap kemampuan melakukan tahap-tahap proses kreatif. Pada umumnya, kemampuan menyusun karya tulis ilmiah yang dimiliki para mahasiswa kemungkinan sebagian besar karena dia mampu melatih dirinya. Kemampuan yang dimilikinya itu merupakan upaya seseorang dalam melakukan kegiatan pengembangan diri dalam menulis. Kemampuan menulis karangan bagi para mahasiswa sangat penting sebagai bentuk kegiatan berkomunikasi ilmiah secara tertulis. Dari para mahasiswa sangat diharapkan bermunculan berbagai pemikiran atau gagasan keilmuan yang dapat melengkapi khazanah perkembangan ilmu. Karya tulis iliah ditulis dengan mengikuti kriteria penulisan ilmiah. Kriteris tersebut dapat diamati dari cara menyajikan argumen dalam tulisannya. Karangan ilmiah biasanya menyajikan fakta secara objektif dan sistematis; penulisannya cermat, tepat, dan benar; ditulis tidak secara emotif, tidak argumentatif, tidak ambigu, tidak berlebihan, dan tidak persuasive; serta karangan ilmiah menyajikan kebenaran fakta. Kecermatan dalam penulisan karangan ilmiah sangat diperlukan karena berkaitan dengan keakuratan informasi dan gagasan yang diungkapkan dalam bentuk tulisan ilmiah. Penyajian gagasan dalam karya tulis ilmiah menggunakan bahasa tertulis. Dalam menggunakan bahasa tertulis, selain unsur bahasa harus disajikan secara cermat, juga unsurunsur tersebut harus dinyatakan dengan lengkap dalam suatu tulisan. Oleh karena itu, karya tulis ilmiah merupakan komunikasi tertulis, karangan ilmiah memerlukan kecermatan dalam penulisannya. Kecermatan penulisan karangan ilmiah meliputi kecermatan dalam memilih dan menggunakan kata untuk mengungkapkan gagasan, sehingga pilihan kata (diksi) yang digunakan dalam karangan ilmiah sejalan dengan makna yang ingin diungkapkan penulisnya (Imron Rosidi, 2008: 101). Bahasa Baku dalam Karya Tulis Ilmiah Penulis karya ilmiah harus mempergunakan bahasa baku dalam menuangkan karyanya. Bahasa baku merupakan ragam bahasa orang yang berpendidikan, yaitu bahasa dunia pendidikan. Bahasa baku memiliki 3 sifat utama. Sifat pertama, adanya kemantapan dinamis. Kemantapan dinamis ini diwujudkan melalui 36 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 kaidah dan aturan kebahasaan yang bersifat tetap. Bahasa baku tidak dapat berubah setiap saat. Namun, kemantapan baku ini juga bersifat dinamis, artinya bahasa baku masih memungkinkan adanya perubahan yang bersistem dan teratur di bidang kosa kata dan peristilahan serta mengizinkan perkembangan berjenis ragam yang diperlukan dalam kehidupan modern. Sifat kedua, yang menandai bahasa baku adalah sifat kecendekiaannya. Kecendekiaan bahasa terwujud melalui penyusunan kalimat, paragraf, dan kesatuan bahasa yang lebih besar yang menunjukkan penalaran dan pemikiran yang logis, teratur, dan masuk akal. Proses pecendekiaan bahasa itu penting karena pengenalan ilmu dan teknologi modern, yang kini umumnya masih bersumber dari bahasa asing, harus dapat dilangsungkan lewat buku bahasa Indonesia. Sifat ketiga, yang menandai bahasa baku adalah sifat penyeragaman kaidah. Ada kaidahkaidah bahasa yang bersifat tetap, berlaku resmi untuk semua kepentingan resmi, dan dipahami secara sama oleh pengguna bahasa baku. Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang dipergunakan dalam situasi resmi di antaranya pada penulisan karya ilmiah dan laporan penelitian. Oleh karena itu, karya ilmiah harus mempergunakan secara ketat ketentuanketentuan yang berlaku dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurna-kan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, serta susunan gramatikal yang lengkap dan eksplisit. Bahasa baku merupakan bahasa yang diharapkan oleh pemakainya sebagai bahasa yang tidak menyimpang dari kaidah-kaidah ejaan, peristilahan, dan tatabahasa. Semua pemakai bahasa baku harus mentaati kaidah bahasa baku agar komunikasi ilmiah yang dilakukannya dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Secara garis besar, desain penelitian yang telah dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Tahap awal adalah tahap persiapan untuk mengidentifikasi masalah dan pencarian studi pustaka khususnya dengan referensi jurnal penelitian sebelumnya. Hal ini berguna untuk mengetahui permasalah yang akan diteliti. 2. Selama penelitian selalu diadakan diskusi dengan peneliti senior guna menjaga kualitas hasil penelitian. 3. Setelah masalah teridentifikasi dan dasardasar studi pustaka ditemukan, tahap berikutnya mulai mengadakan pengumpulan data dengan cara mengumpulkan beberapa karya tulis ilmiah berupa laporan Tugas Akhir mahasiswa program studi D3 Manajemen Informatika, D3 Komunikasi Massa, D3 Mesin Otomotif, dan D3 Perhotelan, lalu dipilih secara acak setiap jurusan diambil satu laporan. 4. Berdasarkan hasil pilihan acak laporan Tugas Akhir tersebut, lalu dibaca untuk menemukan kesalahan berbahasa dan dicatat untuk dijadikan dasar pelaksanaan penelitian. 5. Langkah berikutnya adalah pelaksanaan kegiatan yang menunjang dalam penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi kesalahan berbahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah berupa penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa, lalu menjelaskan bentuk-bentuk kesalahan, dan dilanjutkan mengklasifikasikan kesalahan berbahasa Indonesia. 6. Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap hasil pengidentifikasian dan pengklasifikasian untuk mendapatkan kesimpulan akhir. 7. Selama penelitian selalu diadakan diskusi dengan peneliti senior guna menjaga kualitas hasil penelitian. METODE PENELITIAN Desain Penelitian 37 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 Berikut ini desain penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Persiapan Identifikasi Pencarian studi Pengumpulan pustaka dengan data jurnal yang relevan Identifikasi kesalahan Penjelasan Pengklasifikasian kesalahan kesalahan Evaluasi Kesimpulan Gambar 1. Desain Pelaksanaan Penelitian studi diwakili oleh satu laporan Tugas Akhir mahasiswa yang dipilih secara acak. Setelah didapatkan satu laporan Tugas Akhir mahasiswa dari setiap program studi yang ada di Politeknik Indonusa Surakarta lulusan tahun 2015, prosedur yang dilakukan selanjutnya adalah sebagai berikut. 1. Membaca laporan Tugas Akhir mahasiswa yang dipilih secara acak berulang-ulang untuk mengidentifikasi kesalahan penggunaan EyD. 1.1Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis-deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dari segi penyajian dan metode isi dari segi analisis. Data yang dianalisis adalah laporan Tugas Akhir mahasiswa D3 Politeknik Indonusa Surakarta program studi Manajemen Informatika, Komunikasi Massa, Mesin Otomotif, dan Perhotelan lulusan tahun 2015. Setiap program 38 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 2. Jika ditemukan kesalahan penggunaan EyD, kesalahan diberi tanda yang kemudian dicatat pada kartu catatan. 3. Dari kesalahan yang ditemukan, dikelompokkan ke dalam jenis kesalahan bahasa yang dilakukan, yaitu penggunaan ejaan, penulisan/penggunaan kata yang mendukung, dan penulisan kalimat. 4. Menganalisis kesalahan penggunaan bahasa dalam laporan Tugas Akhir yang diteliti dan memberikan alternatif pembenahannya. 5. Memaparkan hasil analisis data kesalahan berbahasa yang berupa pendeskripsian wacana. Penelitian ini akan dilaksanakan di kampus Politeknik Indonusa Surakarta dengan menggunakan media laporan Tugas Akhir para mahasiswa yang ada di ruang perpustakaan kampus Politeknik Indonusa Surakarta. Berikut ini metodologi penelitian yang telah dilaksanakan peneliti. Identifikasi laporan Tugas Akhir Menandai kesalahan penulisan dalam laporan Alternatif perbaikan Tugas Akhir Hasil Analisis Data Pengelompokan jenis kesalahan penulisan Analisis kesalahan Gambar 2. Metodologi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kesalahan Penulisan Ejaan 1. Penulisan Huruf Kapital SALAH BENAR direktur Politeknik Indonusa Surakarta Direktur Politeknik Indonusa Surakarta Penjelasan: Penulisan huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. para Dosen para dosen Penjelasan: Penulisan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang atau nama tempat. ketua program studi D3 Perhotelan Ketua Program Studi D3 Perhotelan Penjelasan: 39 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 Penulisan huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. para Mahasiswa para mahasiswa Penjelasan: Penulisan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang atau nama tempat. Di sebuah Perusahaan di sebuah perusahaan Penjelasan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang buka nam resmi negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi. Di kota Surakarta di Kota Surakarta Penjelasan: Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Hadiratnya hadirat-Nya Penjelasan: Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Edy susena Edy Susena Penjelasan: Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Edy Susena, m.kom. Edy Susena, M.Kom. Penjelasan: Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. PEMBUATAN PROFIL Pembuatan Profil Perusahaan PERUSAHAAN MENGGUNAKAN Menggunakan Macromedia Flash MACROMEDIA FLASH DI PNRI di PNRI Lokananta Solo LOKANANTA SOLO. Penjelasan: Penulisan judul di atas menunjukkan penerapaapan ejaan yang tidak tepat. Data di atas terdapat penulisan judul dengan huruf kapital keseluruhahan. Dalam kaidah penulisan ejaan, huruf kapital judul buku atau laporan ditulis pada setiap awal kata yang bukan kata tugas. Selain itu, judul pun ditulis dengan huruf miring dan tanpa tanda baca titik. 2. Penulisan Huruf Miring SALAH ERD (Entry Relationship Diagram) BENAR Entry Relationship Diagram (ERD) Hyper Text Markup Language (HTML) online store stakeholder Information Technology (IT) development language HTML (hypertext markup language) online store stakeholder Information Technology (IT) development language 40 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 IDE (integrated development Integrated Development environment) Environment (IDE) Audio Visual Connection (AVC) Audio Visual Connestion (AVC) World wide web (WWW) World Wide Web (WWW) Penjelasan: Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Selain itu, dalam penulisan singkatan yang tepat adalah menuliskan kepanjangan dahulu baru diikuti singkatan yang dituliskan dalam tanda kurung. 4.2 Kesalahan Penulisan Kata SALAH BENAR di lampirkan dilampirkan Penjelasan: Kata dilampirkan berasal dari kata dasar “lampir”, yang artinya menyertai, diberi imbuhan di-kan, sehingga penulisan kata yang tepat adalah tanpa spasi, yaitu dilampirkan, artinya diikutsertakan pada yang lain. Maha Sempurna Mahasempurna Maha Tinggi Mahatinggi Mahapenyayang Maha Penyayang Mahapemurah Maha Pemurah Mahaesa Maha Esa Penjelasan: Kata maha merupakan bentuk terikat yang berarti besar, sangat, amat, teramat. Oleh karena itu, penulisannya disambung dengan kata yang mengikutinya dengan ketentuan kata tersebut berupa kata dasar dan tanpa imbuhan apa pun. Jadi, penulisan kata maha yang diikuti kata turunan, harus ditulis secara terpisah (dengan spasi). Perkecualian untuk penulisan maha esa, harus dipisah dan ditulis dengan huruf kapital. terimakasih terima kasih tandatangan tanda tangan garisbawah garis bawah berterimakasih berterima kasih bertandatangan bertanda tangan bergaris-bawah bergaris bawah tanda-tangani tanga tangani garisbawahi garis bawahi menanda tangani menandatangani menggaris – bawahi menggarisbawahi Penjelasan: Kata terima kasih, garis bawah, tanda tangan termasuk jenis kata dasar dengan label kelas kata /n/ atau nomina, yang artinya kata benda. Penulisan 41 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 kata-kata tersebut diberi spasi antara kata pertama dan kata kedua. Jika diberi imbuhan yang berupa awalan (prefisk) dan imbuhan akhiran (sufiks), penulisannya tetap diberi spasi. Akan tetapi, jika diberi imbuhan awalan dan akhiran (afiks), maka penulisannya tanpa spasi. antar bab antarbab sub bagian subbagian semi final semifinal anti-virus antivirus nonfungsional nonfungsional Penjelasan: Kata antar-, sub-, semi-, anti-, dan non- merupakan kelompok kata jenis terikat dengan kata yang mengikutinya. Oleh karena itu, penulisannya harus disambung/tanpa spasi. Kata antar- berarti bentuk terikat di lingkungan atau hubungan yang satu dengan yang lain. Kata anti- merupakan bentuk terikat melawan, menentang, memusuhi. Kata non- merupakan bentuk terikat yang artinya tidak atau bukan. Kata semi- merupakan bentuk terikat setengah atau sebagian. Kata sub- merupakan bentuk terikat bawah, agak, dekat. satupun Satu pun merekapun mereka pun apapun apa pun walau pun walaupun meski pun meskipun Penjelasan: Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Akan tetapi, penulisan partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: kata adapun, bagaimanapun, maupun, sekalipun, walaupun, meskipun. Perframe per frame satu persatu satu per satu Penjelasan: Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Kata per frame, berarti tiap frame. Kata satu per satu berarti satu demi satu. asing yang sudah diserap dalam bahasa Indonesia. Berikut ini bentuk-bentuk tidak baku yang banyak dijumpai dan digunakan dalam penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonusa Surakarta. Penulisan Kata Serapan Kata-kata bahasa Indonesia dikatakan tidak baku (tidak standar) apabila penulisan katakata tersebut tidak sesuai dengan kaidah yang ditetapkan. Kata-kata yang tidak baku tersebut berupa bentuk dasar yang berasal dari bahasa 42 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 KATA ASING Entity system KATA SERAPAN SALAH BENAR entiti Entitas sistim Sistem February Pebruari Februari complex komplek Kompleks frequency quality practice frekwensi kwalitas praktek Frekuensi Kualitas Praktik object obyek Objek percentage prosentase Persentase analysis analisa Analisis hypothesis hipotesa Hipotesis response Relay respon rilai Respons Relai Selain kesalahan penulisan bentuk dasar, dalam penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonusa Surakarta juga ditemukan banyak kesalahan bentuk yang mengalami proses morfofonemik. Bentuk tersebut meliputi bentukan yang tidak tepat, khususnya pada kata serapan dan kata asing. Berikut ini dikemukakan beberapa contoh penggunaan bentuk morfofonemik yang tidak baku karena tidak mengikuti kaidah pembentukan kata yang berlaku. (1) Hal itu dapat digunakan untuk pemprograman. (2) Server bila diupgrade tanpa mempengaruhi client selama interface pesan yang diterbitkan tidak berubah. (3) Karyawan dapat memasukkan dan mensampling barang dan data dengan akurat. MAKNA KATA Sesuatu yang berwujud perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas Bulan kedua menurut penanggalan tahun Masehi Mengandung beberapa unsur yang saling berhubungan kekerapan Tingkat baik buruknya sesuatu Pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori Perihal yang menjadi pokok pembicaraan Bagian dari keutuhan yang dinyatakan dengan persen Pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya Tidak berdasarkan atas dugaan atau sangkaan Tanggapan, reaksi, jawaban Menyambungkan siaran Data kata pemprograman, diupgrate, dan mensampling sering digunakan dalam penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa. Kata pemprograman merupakan derivasi dari bentuk dasar [program] diturunkan verba memprogram atau memogram, memprogramkan atau memrogramkan, dan diturunkan bentuk nomina pemrograman dan pemrograman. Dalam kaidah morfofonemik, kata-kata yang berasal dari bahasa asing diperlakukan berbeda bergantung frekuensi dan lama pemakaian kata dan hanya kecocokan artikulasi yang diperhatikan. Dengan demikian, kata yang tepat dalam data (1) adalah pemrograman, bukan pemprograman. Di samping bentukan morfofonemik tersebut, terdapat banyak bentukan kata yang terdiri atas prefiks bahasa Indonesia melekat pada kata asing, seperti diupgrade dan mensampling. Bentukan kedua kata tersebut dalam kaidah bahasa Indonesia tidak baku karena 43 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 dasar yang berupa kata asing harus ditulis terpisah dan dicetak miring. Jadi, bentuk kata yang tepat dan baku adalah di-upgrade dan mensampling. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa pemakaian kata serapan belum sepenuhnya digunakan dengan baik dalam penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa. Hal ini ditunjukkan adanya pemakaian kata serapan yang ditulis dengan kata asing dan tanpa mempertimbangkan kaidah bahasa Indonesia. Di dalamnya juga ditemukan banyak bentukan dari kata bahasa asing yang tidak mengikuti kaidah morfofonemik dalam bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan: (1) pemahaman kaidah morfofonemik belum dikuasai dengan baik dan (2) perlakuan kaidah morfofonemik untuk katakata dari bahasa asing belum konsisten sehingga menimbulkan keraguan dalam menuliskan kata serapan. Pemilihan Kata Dalam bahasa Indonesaia terdapat katakata yang memiliki fungsi atau makna yang hampir sama, namun pemakaiannya berbeda. Pemakaian kata tersebut dipilih sesuai dengan fungsi dan maknanya. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu (Keraf dalam Royswan Isgandhi, 2013: 125). Ketepatan berkaitan dengan makna dan logika, yaitu kata-kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Kesesuaian menyangkut aspek KATA TIDAK BAKU Akhli Aktuil Aktifitas Alinia Analisa Antene Bestik Cicip dari pada Difinisi Diskripsi Enerji 44 sosial, yang berarti kecocokan kata-kata yang dipakai dengan situasi pembaca. Pemilihan kata yang ditemukan dalam laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonusa Surakarta dititikberatkan pada pemakaian kata tugas, kata konkret dan abstrak, serta istilah teknis. Kata tugas dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini digunakan untuk menghubungkan klausa atau kalimat dalam paragraf. Kata konkret yang digunakan berfungsi untuk menunjukkan batasan yang khusus, sedangkan pemakaian istilah teknis lebih ditekankan istilah yang digunakan sesuai dengan fakta yang dimaksud. Oleh karena itu, pembahasan pemakaian kata akan disajikan berikut ini. 1. Bentuk Kata Baku Data-data yang disajikan ini merupakan data-data yang terdapat dalam laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonusa Surakarta. Analisis ini dimaksudkan untuk menjelaskan kesalahan penggunaan bentuk kata yang digunakan dalam laporan Tugas Akhir tersebut. Dalam laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonusa Surakarta yang diamati dapat dikumpulkan beberapa bentuk kata yang ditulis tidak baku. KATA BAKU ahli aktual aktivitas alinea analisis antena bistik icip daripada definisi deskripsi energi Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 Fospor Hadlirat Hipotesa Identivikasi Intansi Instrument Inventarisir Ijin kadang kala Kameraman Kaburator Karir Kurnia Katoda Kerjasama Komplek kongkret/konkrit Kontinyu Koordinir Kopeling Kwalitas Kwalitatif Maha Kuasa Managemen Masal Menterjemahkan Metoda Motifasi Motto multi media Nomer non aktif Automatis Faham Piranti Prosentase pra syarat Press Propinsi Realisir Refrensi Respon Resiko Syah Saklar Sekertaris fosfor hadirat hipotesis identifikasi instansi instrumen inventarisasi izin kadangkala kamerawan karburator karier karunia katode kerja sama kompleks konkret kontinu koordinasi kopling kualitas kualitatif Mahakuasa manajemen massal menerjemahkan metode motivasi moto multimedia nomor nonaktif otomatis paham peranti persentase prasyarat pres provinsi realisasi referensi respons risiko sah sakelar sekretaris 45 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 Skunder Sistim Spiritual Standarisasi Stock Subyek sub bagian Taqwa Tehnologi Teoritis Team sekunder sistem spiritual standardisasi stok subjek subbagian takwa teknologi teoretis tim 46 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 2. Kata Tugas Kata tugas adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dan selalu menghubungkan dua satuan atau lebih dalam konstruksi. Dalam hal ini, penelitian pemakaian kata tugas difokuskan pada pemakaian konjungsi yang banyak ditemukan dalam penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa. Konjungsi yang dimaksud meliputi kata dan, sehingga, dan sedangkan. Pemakaian konjungsi yang banyak ditemukan terdiri atas konjungsi intrakalimat dan antarkalimat. Konjungsi intrakalimat ini menghubungkan satuan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa, yaitu kata dan, sehingga, dan sedangkan. Dalam penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonusa Surakarta, penggunaan konjungsi dan, sehingga, dan sedangkan cenderung digunakan di awal kalimat. Dalam pembagian kelas kata, konjungsi tersebut dikelompokkan dalam konjungsi intrakalimat, yaitu yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase, dan klausa dengan klausa. Namun, data konjungsi itu cenderung digunakan di awal kalimat yang berfungsi sebagai penghubung antarkalimat. Berikut ini data-data yang dapat disajikan. (1) Dan panel ini terletak di menu window/align. (2) Sehingga sistem dapat disinkronkan. (3) Sedangkan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Berdasarkan ketiga data di atas, secara umum pemakaian konjungsi dan, sehingga, dan sedangkan terletak di awal kalimat. Menurut fungsinya, konjungsi tersebut seharusnya sebagai penghubung antarkalimat sehingga pemakaian pada ketiga contoh di atas tidak tepat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan konjungsi dan, sehingga, dan sedangkan pada penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa cenderung berfungsi menghubungan kalimat dengan kalimat sehingga tidak sesuai dengan penggolongan kelas kata dalam bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya kerancuan pemakaian konjungsi, yaitu pemakaian konjungsi sebagai penghubung antarkalimat, antarklausa, antarfrase, atau antarkata. Untuk itu, konsistensi pemakaian konjungsi sangat diperlukan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan Penulisan Kalimat Dalam penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonesia Surakarta banyak ditemukan penggunaaan kalimat yang tidak efektif. Kalimat yang dianalisis berkaitan dengan kalimat yang tidak bersubjek, kalimat yang tidak menunjukkan kesejajaran, dan kalimat yang tidak hemat (kemubaziran). Secara umum, dikatakan bahwa kalimat efektif ditunjukkan adanya kesatuan, kehematan, penekanan, dan kevariasian. Kalimat efektif memiliki ciri keutuhan, perpautan, penempatan fokus, kehematan kata, dan variasi. Dengan demikian, kalimat efektif menunjukkan struktur kalimat dan kesatuan yang logis yang dibangun atas dasar pertalian antarunsur yang hemat dan fokus pada persoalan. 1. Kalimat yang Tidak Bersubjek Contoh (1): - Untuk pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. Perbaikan: a. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. b. Untuk pengumpulan data digunakan teknik observasi dan wawancara. c. Untuk pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara. Contoh (2): - Pada alat ini menggunakan empat buah relai elektromekanik yang berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus listrik. Perbaikan: 47 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 - Alat ini menggunakan empat buah relai elektromenakin yang berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus listrik. Contoh (1): - Setelah proposal ini diperbaiki, proposal ini akan segera diseminarkan. Perbaikan: - Setelah diperbaiki, proposal ini akan segera diseminarkan. Contoh (2): - Untuk memperjelas tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terlibat di lapangan serta menghindari overlaping tanggung jawab pada pihak yang berbeda, maka dibuat Struktur Organisasi. Perbaikan: - Untuk memperjelas dan menghindari overlaping tugas dan tanggung jawab pihak-pihak yang berkaitan dengan pekerjaan di lapangan perlu dibuat struktur organisasi. 2. Kalimat yang Tidak Berpredikat Contoh: - Tugas Akhir, kegiatan yang sangat lumrah, sebuah penelitian khusus maupun umum. Perbaikan: - Tugas Akhir merupakan kegiatan yang sangat lumrah dan memerlukan penelitian yang khusus maupun umum. 3. Kesalahan Pemenggalan Kalimat Majemuk Contoh (1): - Dalam penelitian ini tidak semua data dapat dikumpulkan. Karena lokasi penelitian sulit dijangkau kendaraan. Perbaikan: (1) Dalam penelitian ini tidak semua data dapat dikumpulkan karena lokasi penelitian sulit dijangkau kendaraan. (2) Karena lokasi penelitian sulit dijangkau kendaraan, dalam penelitian ini tidak semua data dapat dikumpulkan. (3) Dalam penelitian ini tidak semua data dapat dikumpulkan. Hal itu disebabkan lokasi penelitian sulit dijangkau kendaraan. Contoh (2): - Data primer adalah data yang diperoleh di lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan-bahan kepustakaan. Perbaikan: (1) Data primer adalah data yang diperoleh di lapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan-bahan kepustakaan. (2) Data primer adalah data yang diperoleh di lapangan. Sementara itu, data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan-bahan kepustakaan. 5. Kalimat Tidak Logis Contoh: - Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Perbaikan: - Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap penulisan karya ilmiah berupa laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonusa Surakarta, didapatkan kesimpulan masih kurangnya penguasaan keterampilan berbahasa untuk menuangkan hasil gagasan, ide, informasi dalam sebuah karya ilmiah. Penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonusa Surakarta belum menunjukkan bahasa yang baik, benar, dan baku. Penggunaan bahasa tersebut ditunjukkan dengan beberapa kesalahan berikut. 4. Kalimat Harus Hemat 48 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 1. 2. 3. 4. Penulisan ejaan dilakukan tanpa memperhatikan kaidah bahasa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan sesuai Permendiknas No. 46 Tahun 2009. Selain itu, penerapan ejaan kurang mempertimbangkan penyusunan kalimat. Sebagai bentuk konjungsi intrakalimat, kata tugas dan, sehingga, sedangkan digunakan pada awal kalimat sehingga bertentangan dengan penggolongan kelas kata dalam bahasa Indonesia. Penulisan singkatan harus ditulis konsisten dalam penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa dengan ketentuan berikut. Singkatan yang disebut pertama ditulis lengkap terlebih dahulu agar pembaca mengetahui singkatan tersebut. Selanjutnya, penyebutan kedua dan seterusnya ditulis singkatan saja. Penggunaan kalimat dalam penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa masih dijumpai banyak kesalahan, baik dalam hal kalimat yang tidak bersubjek, kalimat yang tidak berpredikat, kalimat yang tidak hemat, kalimat yang tidak logis, dan kalimat yang ambigu. Pengajarannya. Volume 1 Nomor 1, April 2012, ISSN I2302. Brotowidjoyo, Mukayat. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah. (Ed. Ke-2). Jakarta: Akademika Pressindo. Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Djuroto, Totok, Bambang Supriyadi. 2005. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung: Rosda Karya. Gatot. 2009. Efektivitas Berbahasa. Yogyakarta: CV Karya. Hastuti, Sri. 2008. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama Widya. Isgandhi, Royswan. 2013. “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Tugas Akhir Mahasiswa Bidang Rekayasan” dalam Fenolingua, Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Klaten: Universitas Widya Dharma. Muhammad Rohmadi. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Media Perkasa. Nazar, Noerzisri. 2004. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora. Rosidi, Imron. 2008. Sukses Menulis Karya Ilmiah. Pasuruan: Pustaka Sidogiri. DAFTAR PUSTAKA Achmad, H.P dan Alexa. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Penanda Media Group. Santoso, Budi. 2009. Skripsi ”Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Skripsi Mahasiswa Jurusan Nonbahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Malang”. (Tidak diterbitkan) Alwi, Hasan, Soenjono Dardjo-widjoyo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moeliono. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif, Kuatitatif, dan R&B. Bandung: Alfabeta. Arifin, Zainal dan S. Amran Tassai. 2004. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo. Suherli. 2012. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ariningsih, Nur Endah; Sumarwati; Kundharu Saddhono. 2012. “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas” dalam BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Suryana, Ase. 2007. Bahasa Indonesia Dalam Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Bagian Perkuliahan Dasar Umum, Universitas Widyatama. 49 Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015 Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 2010. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Yakub Nasucha, Muhammad Rohmadi, dan Agus Budi Wahyudi. 2010. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Media Perkasa. 50