kesalahan penggunaan eyd dalam karya ilmiah mahasiswa

advertisement
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
KESALAHAN PENGGUNAAN EYD DALAM KARYA ILMIAH MAHASISWA
POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA
Ratna Susanti, S.S.,M.Pd.
POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan informasi yang berkaitan dengan kesalahan
penggunaan EyD yang dilakukan oleh para mahasiswa di Politeknik Indonusa Surakarta dalam
penulisan laporan Tugas Akhir. Penelitian dilakukan pada bulan Juli, Agustus, dan September 2015
dengan laporan Tugas Akhir yang dipilih secara acak. Analisis dilakukan terhadap aspek kebahasaan
yang meliputi penggunaan ejaan, pemilihan kata/diksi, dan penggunaan kalimat. Data-data
kebahasaan dalam Tugas Akhir tersebut dianalisis dengan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi langsung (pengamatan), teknik
catat, dan dokumentasi pada laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonusa
Surakarta. Sampel ditentukan berdasarkan purpose sampling.
Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa ejaan dan tatat bahasa Indonesia belum
digunakan secara cermat dalam penulisan karya ilmiah, berupa laporan Tugas Akhir. Hasilnya
dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan pedoman penulisan Tugas Akhir mahasiswa Diploma
Tiga Politeknik Indonusa Surakarta.
Kata Kunci: Tugas Akhir, bahasa baku, EyD, karya ilmiah, analisis kesalahan
ilmiah, karena karya tulis ilmiah memiliki
kekhususan. Beberapa kekhususan tersebut, di
antaranya, mengupas dan mempermasalahkan
pengetahuan; menerapkan kebenaran ilmiah dan
disajikan dengan metode ilmiah; serta
menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah.
Karya tulis ilmiah menyajikan gagasan
atau argumen keilmuan berdasarkan fakta.
Gagasan keilmuan itu harus dapat dipercaya dan
diterima kebenarannya, sehingga perlu kriteria
penyajian secara benar. Penyajian karya tulis
ilmiah harus dilakukan secara logis. Artinya,
karya tulis ilmiah berarti karangan yang
menyajikan argument dengan menggunakan
logika berpikir secara benar. Apabila penyajian
karangan ilmiah menggunakan logika yang
benar, maka argumen ilmu pengetahuan tersebut
akan diterima pula oleh akal atau logika orang
yang berpikir ilmiah. Inilah yang dinamakan
kebenaran ilmiah, yaitu sebuah kebenaran yang
diterima oleh setiap orang berdasarkan logika
dan penalaran.
PENDAHULUAN
Setiap manusia memiliki kemampuan
untuk berkarya. Selain kemampuan berkarya,
manusia
juga
memiliki
kemampuan
berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi dapat
dilakukan
secara
lisan
dan
tulisan.
Berkomunikasi yang dilakukan secara lisan akan
terbatas pada ruang dan waktu. Kegiatan
komunikasi dengan tulisan dapat menembus
ruang dan waktu. Berkomunikasi melalui tulisan
tidak dibatasi oleh kehadiran pembaca dalam
suatu ruangan. Berkomunikasi lewat tulisan tidak
harus dalam waktu tulisan itu dibuat, tetapi dapat
dilakukan pembaca pada waktu yang berbeda.
Kegiatan berkomunikasi melalui tulisan akan
terjalin interaksi antara penulis dengan pembaca
hanya melalui tulisan.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki
kemampuan untuk berkarya sebagai kegiatan
berkomunikasi tertulis. Setiap karya tulis yang
dihasilkan seseorang tidak dengan serta merta
dinamakan karya
34
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
Karya ilmiah adalah hasil pemikiran
ilmiah seorang ilmuwan (yang berupa hasil
pengembangan) yang ingin mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan
pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang
lain sebelumnya (Dwiloka dalam Rohmadi,
2009: 53). Lebih lanjut menurut Pateda (dalam
Rohmadi, 2009: 54) karya ilmiah adalah hasil
pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu
tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah,
logis,
benar,
bertanggung
jawab,
dan
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jadi,
karya ilmiah ditulis bukan sekedar untuk
mempertanggungjawabkan penggunaan sumber
daya penelitian (uang, bahan, dan alat), tetapi
juga untuk mempertanggungjawabkan penulisan
karya ilmiah tersebut secara teknis dan materi.
Hal ini terjadi karena hasil suatu karya ilmiah
dibaca dan dipelajari oleh orang lain dalam kurun
waktu yang tidak terbatas sebagai sarana
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
Berkaitan dengan kaidah penyusunan
karya ilmiah di atas, bagi mahasiswa yang
memiliki kemampuan menulis lebih rendah,
tentu akan berpengaruh pada kualitas karya
ilmiahnya karena sebuah karya ilmiah harus
ditulis dalam bahasa Indonesia dengan ragam
tulis baku. Seperti yang dikatakan oleh Nazar
(2004), salah satu ciri ragam bahasa ilmiah ialah
benar. Yang dimaksud dengan “benar” adalah
kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
baku. Bahasa Indonesia yang bermutu adalah
bahasa Indonesia yang bersih dari kesalahan,
baik kesalahan logika maupun kaidah (Santoso,
2009). Seorang mahasiswa ketika menulis karya
ilmiah seharusnya memiliki kemampuan untuk
mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam karya
ilmiah yang dihasilkannya sehingga karya ilmiah
itu tidak hanya bernas dari sisi isinya, namun
juga benar dari sisi tata tulisnya. Mahasiswa
memiliki peranan penting dalam menghasilkan
dan meningkatkan kualitas karya ilmiah. Atas
dasar itulah Peneliti ingin mengetahui sejauh
mana mahasiswa di Politeknik Indonusa
Surakarta telah menggunakan Ejaan yang
Disempurnakan (EyD) dengan tepat dalam karya
ilmiahnya. Oleh karena itu, Peneliti ingin
melakukan penelitian dengan judul ”Analisis
Kesalahan Penggunaan EyD dalam Karya Ilmiah
Mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta”.
Berdasarkan latar belakang masalah,
didapatkan beberapa permasalahan yang
dirumuskan sebagai berikut.
1.
Apakah mahasiswa Politeknik Indonusa
Surakarta telah menggunakan EyD dengan
tepat?
2.
Jenis kesalahan penggunaan EyD apakah
yang paling banyak dilakukan mahasiswa
Politeknik Indonusa Surakarta dalam
menulis karya ilmiah?
3.
Bagaimana bentuk alternatif pembenahan
atas kesalahan penggunaan EyD yang
dilakukan para mahasiswa Politeknik
Indonusa Surakarta dalam menulis karya
ilmiah?
Tujuan
penelitian
adalah
untuk
mengetahui penulisan karya ilmiah mahasiswa
Politeknik Indonusa Suraktata, baik berupa
laporan praktik industri maupun laporan Tugas
Akhir, apakah telah menggunakan EyD dengan
tepat, jenis kesalahan penggunaan EyD, dan
mengetahui bentuk altenatif pembenahannya.
Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari
dua aspek, teoretis dan praktis. Secara teoretis,
hasil penelitian ini diharapkan dapat berdampak
pada perkembangan ilmu bahasa, terutama yang
berhubungan dengan bidang kajian analisis
kesalahan berbahasa. Secara praktis, hasil
penelitian ini diharapkan dapat berdampak pada
perbaikan kualitas karya ilmiah mahasiswa
Politeknik Indonusa Surakarta.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Ejaan
Ejaan merupakan penggambaran lambanglambang
bunyi
ajaran
dan
interelasi
antarlambang dalam suatu bahasa. Ejaan dapat
ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi
umum. Secara khusus ejaan dapat diartikan
sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan
huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun
35
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
huruf yang telah disusun menjadi kata, kelompok
kata atau kalimat. Secara umum, ejaan berarti
keseluruhan
ketentuan
yang
mengatur
pelambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan
dan penggabungannya yang dilengkapi pula
dengan penggunaan tanda baca. (Rohmadi, 2009)
Dalam kaitannya dengan pembakuan
bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata
bahasa maupun kosakata dan peristilahan, ejaan
mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi
tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa.
2. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan
peristilahan
3. Sebagai alat penyaring masuknya unsurunsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Di samping ketiga fungsi yang telah
disebutkan di atas, ejaan sebenarnya juga
mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis,
ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman
pembaca di dalam mencerna informasi yang
disampaikan secara tertulis.
Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya
tulis
ilmiah
mengusung
permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan
dalam tulisan ilmiah berupa gagasan-gagasan
ilmiah, baik berupa kajian ilmiah maupun hasilhasil penelitian yang disajikan dalam karya tulis
ilmiah.
Gagasan-gagasan
itu
merupakan
gambaran perkembangan ilmu pengetahuan yang
terekam dalam tulisan ilmiah. Mungkin saja,
terdapat pula perkembangan ilmu pengetahuan
yang belum dikomunikasikan secara tertulis
dalam karya ilmiah. Namun, pada umumnya
perkembangan ilmu pengetahuan itu disajikan
dalam bentuk karya tulis ilmiah (Rohmadi, 2009:
53).
Pengembangan kemampuan menyusun
karya tulis ilmiah di kalangan mahasiswa telah
banyak dilakukan mulai dari pengembangan
terhadap penguasaan unsur-unsur bahasa sampai
dengan pengembangan terhadap kemampuan
melakukan tahap-tahap proses kreatif. Pada
umumnya, kemampuan menyusun karya tulis
ilmiah
yang
dimiliki
para
mahasiswa
kemungkinan sebagian besar karena dia mampu
melatih dirinya. Kemampuan yang dimilikinya
itu merupakan upaya seseorang dalam
melakukan kegiatan pengembangan diri dalam
menulis. Kemampuan menulis karangan bagi
para mahasiswa sangat penting sebagai bentuk
kegiatan berkomunikasi ilmiah secara tertulis.
Dari para mahasiswa sangat diharapkan
bermunculan berbagai pemikiran atau gagasan
keilmuan yang dapat melengkapi khazanah
perkembangan ilmu.
Karya tulis iliah ditulis dengan
mengikuti kriteria penulisan ilmiah. Kriteris
tersebut dapat diamati dari cara menyajikan
argumen dalam tulisannya. Karangan ilmiah
biasanya menyajikan fakta secara objektif dan
sistematis; penulisannya cermat, tepat, dan benar;
ditulis tidak secara emotif, tidak argumentatif,
tidak ambigu, tidak berlebihan, dan tidak
persuasive; serta karangan ilmiah menyajikan
kebenaran fakta. Kecermatan dalam penulisan
karangan ilmiah sangat diperlukan karena
berkaitan dengan keakuratan informasi dan
gagasan yang diungkapkan dalam bentuk tulisan
ilmiah.
Penyajian gagasan dalam karya tulis
ilmiah menggunakan bahasa tertulis. Dalam
menggunakan bahasa tertulis, selain unsur
bahasa harus disajikan secara cermat, juga unsurunsur tersebut harus dinyatakan dengan lengkap
dalam suatu tulisan. Oleh karena itu, karya tulis
ilmiah merupakan komunikasi tertulis, karangan
ilmiah
memerlukan
kecermatan
dalam
penulisannya. Kecermatan penulisan karangan
ilmiah meliputi kecermatan dalam memilih dan
menggunakan kata untuk mengungkapkan
gagasan, sehingga pilihan kata (diksi) yang
digunakan dalam karangan ilmiah sejalan dengan
makna yang ingin diungkapkan penulisnya
(Imron Rosidi, 2008: 101).
Bahasa Baku dalam Karya Tulis Ilmiah
Penulis karya ilmiah harus mempergunakan
bahasa baku dalam menuangkan karyanya.
Bahasa baku merupakan ragam bahasa orang
yang berpendidikan, yaitu bahasa dunia
pendidikan. Bahasa baku memiliki 3 sifat utama.
Sifat pertama, adanya kemantapan dinamis.
Kemantapan dinamis ini diwujudkan melalui
36
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
kaidah dan aturan kebahasaan yang bersifat tetap.
Bahasa baku tidak dapat berubah setiap saat.
Namun, kemantapan baku ini juga bersifat
dinamis,
artinya
bahasa
baku
masih
memungkinkan
adanya
perubahan
yang
bersistem dan teratur di bidang kosa kata dan
peristilahan serta mengizinkan perkembangan
berjenis ragam yang diperlukan dalam kehidupan
modern.
Sifat kedua, yang menandai bahasa baku
adalah sifat kecendekiaannya. Kecendekiaan
bahasa terwujud melalui penyusunan kalimat,
paragraf, dan kesatuan bahasa yang lebih besar
yang menunjukkan penalaran dan pemikiran
yang logis, teratur, dan masuk akal. Proses
pecendekiaan bahasa itu penting karena
pengenalan ilmu dan teknologi modern, yang
kini umumnya masih bersumber dari bahasa
asing, harus dapat dilangsungkan lewat buku
bahasa Indonesia.
Sifat ketiga, yang menandai bahasa baku
adalah sifat penyeragaman kaidah. Ada kaidahkaidah bahasa yang bersifat tetap, berlaku resmi
untuk semua kepentingan resmi, dan dipahami
secara sama oleh pengguna bahasa baku.
Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang
dipergunakan dalam situasi resmi di antaranya
pada penulisan karya ilmiah dan laporan
penelitian. Oleh karena itu, karya ilmiah harus
mempergunakan
secara
ketat
ketentuanketentuan yang berlaku dalam Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurna-kan
dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, serta
susunan gramatikal yang lengkap dan eksplisit.
Bahasa baku merupakan bahasa yang
diharapkan oleh pemakainya sebagai bahasa
yang tidak menyimpang dari kaidah-kaidah
ejaan, peristilahan, dan tatabahasa. Semua
pemakai bahasa baku harus mentaati kaidah
bahasa baku agar komunikasi ilmiah yang
dilakukannya dapat dipahami dengan baik oleh
pembaca.
Secara garis besar, desain penelitian
yang telah dilaksanakan dapat diuraikan sebagai
berikut.
1. Tahap awal adalah tahap persiapan untuk
mengidentifikasi masalah dan pencarian
studi pustaka khususnya dengan referensi
jurnal penelitian sebelumnya. Hal ini
berguna untuk mengetahui permasalah yang
akan diteliti.
2. Selama penelitian selalu diadakan diskusi
dengan peneliti senior guna menjaga kualitas
hasil penelitian.
3. Setelah masalah teridentifikasi dan dasardasar studi pustaka ditemukan, tahap
berikutnya mulai mengadakan pengumpulan
data dengan cara mengumpulkan beberapa
karya tulis ilmiah berupa laporan Tugas
Akhir mahasiswa program studi D3
Manajemen Informatika, D3 Komunikasi
Massa, D3 Mesin Otomotif, dan D3
Perhotelan, lalu dipilih secara acak setiap
jurusan diambil satu laporan.
4. Berdasarkan hasil pilihan acak laporan Tugas
Akhir
tersebut,
lalu
dibaca
untuk
menemukan kesalahan berbahasa dan dicatat
untuk dijadikan dasar pelaksanaan penelitian.
5. Langkah berikutnya adalah pelaksanaan
kegiatan yang menunjang dalam penelitian.
Kegiatan
yang
dilakukan
adalah
mengidentifikasi
kesalahan
berbahasa
Indonesia dalam penulisan karya ilmiah
berupa penulisan laporan Tugas Akhir
mahasiswa, lalu menjelaskan bentuk-bentuk
kesalahan,
dan
dilanjutkan
mengklasifikasikan kesalahan berbahasa
Indonesia.
6. Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi
terhadap hasil pengidentifikasian dan
pengklasifikasian
untuk
mendapatkan
kesimpulan akhir.
7. Selama penelitian selalu diadakan diskusi
dengan peneliti senior guna menjaga kualitas
hasil penelitian.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
37
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
Berikut ini desain penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.
Persiapan
Identifikasi
Pencarian studi
Pengumpulan
pustaka dengan
data
jurnal yang relevan
Identifikasi kesalahan
Penjelasan
Pengklasifikasian
kesalahan
kesalahan
Evaluasi
Kesimpulan
Gambar 1. Desain Pelaksanaan Penelitian
studi diwakili oleh satu laporan Tugas Akhir
mahasiswa yang dipilih secara acak.
Setelah didapatkan satu laporan Tugas
Akhir mahasiswa dari setiap program studi yang
ada di Politeknik Indonusa Surakarta lulusan
tahun 2015, prosedur yang dilakukan selanjutnya
adalah sebagai berikut.
1. Membaca laporan Tugas Akhir mahasiswa
yang dipilih secara acak berulang-ulang untuk
mengidentifikasi kesalahan penggunaan EyD.
1.1Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
analisis-deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Data dianalisis dengan menggunakan metode
deskriptif dari segi penyajian dan metode isi dari
segi analisis. Data yang dianalisis adalah laporan
Tugas Akhir mahasiswa D3 Politeknik Indonusa
Surakarta program studi Manajemen Informatika,
Komunikasi Massa, Mesin Otomotif, dan
Perhotelan lulusan tahun 2015. Setiap program
38
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
2. Jika ditemukan kesalahan penggunaan EyD,
kesalahan diberi tanda yang kemudian dicatat
pada kartu catatan.
3.
Dari
kesalahan
yang
ditemukan,
dikelompokkan ke dalam jenis kesalahan bahasa
yang dilakukan, yaitu penggunaan ejaan,
penulisan/penggunaan kata yang mendukung,
dan penulisan kalimat.
4. Menganalisis kesalahan penggunaan bahasa
dalam laporan Tugas Akhir yang diteliti dan
memberikan alternatif pembenahannya.
5. Memaparkan hasil analisis data kesalahan
berbahasa yang berupa pendeskripsian wacana.
Penelitian ini akan dilaksanakan di
kampus Politeknik Indonusa Surakarta dengan
menggunakan media laporan Tugas Akhir para
mahasiswa yang ada di ruang perpustakaan
kampus Politeknik Indonusa Surakarta. Berikut
ini
metodologi
penelitian
yang
telah
dilaksanakan peneliti.
Identifikasi laporan
Tugas Akhir
Menandai kesalahan
penulisan dalam laporan
Alternatif perbaikan
Tugas Akhir
Hasil Analisis
Data
Pengelompokan jenis
kesalahan penulisan
Analisis kesalahan
Gambar 2. Metodologi Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kesalahan Penulisan Ejaan
1. Penulisan Huruf Kapital
SALAH
BENAR
direktur Politeknik Indonusa Surakarta Direktur
Politeknik
Indonusa
Surakarta
Penjelasan:
Penulisan huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
para Dosen
para dosen
Penjelasan:
Penulisan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang atau nama tempat.
ketua program studi D3 Perhotelan
Ketua
Program
Studi
D3
Perhotelan
Penjelasan:
39
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
Penulisan huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
para Mahasiswa
para mahasiswa
Penjelasan:
Penulisan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang atau nama tempat.
Di sebuah Perusahaan
di sebuah perusahaan
Penjelasan:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang buka nam resmi
negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi.
Di kota Surakarta
di Kota Surakarta
Penjelasan:
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Hadiratnya
hadirat-Nya
Penjelasan:
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Edy susena
Edy Susena
Penjelasan:
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Edy Susena, m.kom.
Edy Susena, M.Kom.
Penjelasan:
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
PEMBUATAN PROFIL
Pembuatan Profil Perusahaan
PERUSAHAAN MENGGUNAKAN
Menggunakan Macromedia Flash
MACROMEDIA FLASH DI PNRI
di PNRI Lokananta Solo
LOKANANTA SOLO.
Penjelasan:
Penulisan judul di atas menunjukkan penerapaapan ejaan yang tidak tepat.
Data di atas terdapat penulisan judul dengan huruf kapital keseluruhahan.
Dalam kaidah penulisan ejaan, huruf kapital judul buku atau laporan ditulis
pada setiap awal kata yang bukan kata tugas. Selain itu, judul pun ditulis
dengan huruf miring dan tanpa tanda baca titik.
2. Penulisan Huruf Miring
SALAH
ERD (Entry Relationship Diagram)
BENAR
Entry Relationship Diagram (ERD)
Hyper Text Markup Language
(HTML)
online store
stakeholder
Information Technology (IT)
development language
HTML (hypertext markup language)
online store
stakeholder
Information Technology (IT)
development language
40
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
IDE
(integrated
development Integrated
Development
environment)
Environment (IDE)
Audio Visual Connection (AVC)
Audio Visual Connestion (AVC)
World wide web (WWW)
World Wide Web (WWW)
Penjelasan:
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Selain itu, dalam penulisan singkatan yang tepat adalah menuliskan
kepanjangan dahulu baru diikuti singkatan yang dituliskan dalam tanda
kurung.
4.2 Kesalahan Penulisan Kata
SALAH
BENAR
di lampirkan
dilampirkan
Penjelasan:
Kata dilampirkan berasal dari kata dasar “lampir”, yang artinya menyertai,
diberi imbuhan di-kan, sehingga penulisan kata yang tepat adalah tanpa spasi,
yaitu dilampirkan, artinya diikutsertakan pada yang lain.
Maha Sempurna
Mahasempurna
Maha Tinggi
Mahatinggi
Mahapenyayang
Maha Penyayang
Mahapemurah
Maha Pemurah
Mahaesa
Maha Esa
Penjelasan:
Kata maha merupakan bentuk terikat yang berarti besar, sangat, amat,
teramat. Oleh karena itu, penulisannya disambung dengan kata yang
mengikutinya dengan ketentuan kata tersebut berupa kata dasar dan tanpa
imbuhan apa pun. Jadi, penulisan kata maha yang diikuti kata turunan, harus
ditulis secara terpisah (dengan spasi). Perkecualian untuk penulisan maha esa,
harus dipisah dan ditulis dengan huruf kapital.
terimakasih
terima kasih
tandatangan
tanda tangan
garisbawah
garis bawah
berterimakasih
berterima kasih
bertandatangan
bertanda tangan
bergaris-bawah
bergaris bawah
tanda-tangani
tanga tangani
garisbawahi
garis bawahi
menanda tangani
menandatangani
menggaris – bawahi
menggarisbawahi
Penjelasan:
Kata terima kasih, garis bawah, tanda tangan termasuk jenis kata dasar
dengan label kelas kata /n/ atau nomina, yang artinya kata benda. Penulisan
41
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
kata-kata tersebut diberi spasi antara kata pertama dan kata kedua. Jika diberi
imbuhan yang berupa awalan (prefisk) dan imbuhan akhiran (sufiks),
penulisannya tetap diberi spasi. Akan tetapi, jika diberi imbuhan awalan dan
akhiran (afiks), maka penulisannya tanpa spasi.
antar bab
antarbab
sub bagian
subbagian
semi final
semifinal
anti-virus
antivirus
nonfungsional
nonfungsional
Penjelasan:
Kata antar-, sub-, semi-, anti-, dan non- merupakan kelompok kata jenis terikat
dengan kata yang mengikutinya. Oleh karena itu, penulisannya harus
disambung/tanpa spasi.
Kata antar- berarti bentuk terikat di lingkungan atau hubungan yang satu
dengan yang lain.
Kata anti- merupakan bentuk terikat melawan, menentang, memusuhi.
Kata non- merupakan bentuk terikat yang artinya tidak atau bukan.
Kata semi- merupakan bentuk terikat setengah atau sebagian.
Kata sub- merupakan bentuk terikat bawah, agak, dekat.
satupun
Satu pun
merekapun
mereka pun
apapun
apa pun
walau pun
walaupun
meski pun
meskipun
Penjelasan:
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Akan tetapi,
penulisan partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: kata
adapun, bagaimanapun, maupun, sekalipun, walaupun,
meskipun.
Perframe
per frame
satu persatu
satu per satu
Penjelasan:
Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya. Kata per frame, berarti tiap frame. Kata satu per satu
berarti satu demi satu.
asing yang sudah diserap dalam bahasa
Indonesia.
Berikut ini bentuk-bentuk tidak baku
yang banyak dijumpai dan digunakan dalam
penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa
Diploma Tiga Politeknik Indonusa Surakarta.
Penulisan Kata Serapan
Kata-kata bahasa Indonesia dikatakan
tidak baku (tidak standar) apabila penulisan katakata tersebut tidak sesuai dengan kaidah yang
ditetapkan. Kata-kata yang tidak baku tersebut
berupa bentuk dasar yang berasal dari bahasa
42
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
KATA ASING
Entity
system
KATA SERAPAN
SALAH
BENAR
entiti
Entitas
sistim
Sistem
February
Pebruari
Februari
complex
komplek
Kompleks
frequency
quality
practice
frekwensi
kwalitas
praktek
Frekuensi
Kualitas
Praktik
object
obyek
Objek
percentage
prosentase
Persentase
analysis
analisa
Analisis
hypothesis
hipotesa
Hipotesis
response
Relay
respon
rilai
Respons
Relai
Selain kesalahan penulisan bentuk dasar,
dalam penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa
Diploma Tiga Politeknik Indonusa Surakarta
juga ditemukan banyak kesalahan bentuk yang
mengalami proses morfofonemik. Bentuk
tersebut meliputi bentukan yang tidak tepat,
khususnya pada kata serapan dan kata asing.
Berikut ini dikemukakan beberapa contoh
penggunaan bentuk morfofonemik yang tidak
baku
karena
tidak
mengikuti
kaidah
pembentukan kata yang berlaku.
(1) Hal itu dapat digunakan untuk
pemprograman.
(2) Server
bila
diupgrade
tanpa
mempengaruhi client selama interface
pesan yang diterbitkan tidak berubah.
(3) Karyawan dapat memasukkan dan
mensampling barang dan data dengan
akurat.
MAKNA KATA
Sesuatu yang berwujud
perangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas
Bulan
kedua
menurut
penanggalan tahun Masehi
Mengandung beberapa unsur
yang saling berhubungan
kekerapan
Tingkat baik buruknya sesuatu
Pelaksanaan secara nyata apa
yang disebut dalam teori
Perihal yang menjadi pokok
pembicaraan
Bagian dari keutuhan yang
dinyatakan dengan persen
Pemecahan
persoalan
yang
dimulai dengan dugaan akan
kebenarannya
Tidak berdasarkan atas dugaan
atau sangkaan
Tanggapan, reaksi, jawaban
Menyambungkan siaran
Data kata pemprograman, diupgrate, dan
mensampling sering digunakan dalam penulisan
laporan Tugas Akhir mahasiswa. Kata
pemprograman merupakan derivasi dari bentuk
dasar [program] diturunkan verba memprogram
atau
memogram,
memprogramkan
atau
memrogramkan, dan diturunkan bentuk nomina
pemrograman dan pemrograman. Dalam kaidah
morfofonemik, kata-kata yang berasal dari
bahasa asing diperlakukan berbeda bergantung
frekuensi dan lama pemakaian kata dan hanya
kecocokan artikulasi yang diperhatikan. Dengan
demikian, kata yang tepat dalam data (1) adalah
pemrograman, bukan pemprograman.
Di samping bentukan morfofonemik
tersebut, terdapat banyak bentukan kata yang
terdiri atas prefiks bahasa Indonesia melekat
pada kata asing, seperti diupgrade dan
mensampling. Bentukan kedua kata tersebut
dalam kaidah bahasa Indonesia tidak baku karena
43
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
dasar yang berupa kata asing harus ditulis
terpisah dan dicetak miring. Jadi, bentuk kata
yang tepat dan baku adalah di-upgrade dan mensampling.
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan
bahwa pemakaian kata serapan belum
sepenuhnya digunakan dengan baik dalam
penulisan laporan Tugas Akhir mahasiswa. Hal
ini ditunjukkan adanya pemakaian kata serapan
yang ditulis dengan kata asing dan tanpa
mempertimbangkan kaidah bahasa Indonesia. Di
dalamnya juga ditemukan banyak bentukan dari
kata bahasa asing yang tidak mengikuti kaidah
morfofonemik dalam bahasa Indonesia. Hal ini
disebabkan:
(1)
pemahaman
kaidah
morfofonemik belum dikuasai dengan baik dan
(2) perlakuan kaidah morfofonemik untuk katakata dari bahasa asing belum konsisten sehingga
menimbulkan keraguan dalam menuliskan kata
serapan.
Pemilihan Kata
Dalam bahasa Indonesaia terdapat katakata yang memiliki fungsi atau makna yang
hampir sama, namun pemakaiannya berbeda.
Pemakaian kata tersebut dipilih sesuai dengan
fungsi dan maknanya. Pilihan kata yang tepat
dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan
sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan
kata bahasa itu (Keraf dalam Royswan Isgandhi,
2013: 125). Ketepatan berkaitan dengan makna
dan logika, yaitu kata-kata yang dipilih harus
secara tepat mengungkapkan apa yang ingin
diungkapkan. Kesesuaian menyangkut aspek
KATA TIDAK BAKU
Akhli
Aktuil
Aktifitas
Alinia
Analisa
Antene
Bestik
Cicip
dari pada
Difinisi
Diskripsi
Enerji
44
sosial, yang berarti kecocokan kata-kata yang
dipakai dengan situasi pembaca.
Pemilihan kata yang ditemukan dalam
laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga
Politeknik Indonusa Surakarta dititikberatkan
pada pemakaian kata tugas, kata konkret dan
abstrak, serta istilah teknis. Kata tugas dalam
penulisan laporan Tugas Akhir ini digunakan
untuk menghubungkan klausa atau kalimat dalam
paragraf. Kata konkret yang digunakan berfungsi
untuk menunjukkan batasan yang khusus,
sedangkan pemakaian istilah teknis lebih
ditekankan istilah yang digunakan sesuai dengan
fakta yang dimaksud. Oleh karena itu,
pembahasan pemakaian kata akan disajikan
berikut ini.
1. Bentuk Kata Baku
Data-data
yang
disajikan
ini
merupakan data-data yang terdapat
dalam laporan Tugas Akhir mahasiswa
Diploma Tiga Politeknik Indonusa
Surakarta. Analisis ini dimaksudkan
untuk
menjelaskan
kesalahan
penggunaan bentuk kata yang
digunakan dalam laporan Tugas Akhir
tersebut.
Dalam
laporan
Tugas
Akhir
mahasiswa Diploma Tiga Politeknik
Indonusa Surakarta yang diamati dapat
dikumpulkan beberapa bentuk kata
yang ditulis tidak baku.
KATA BAKU
ahli
aktual
aktivitas
alinea
analisis
antena
bistik
icip
daripada
definisi
deskripsi
energi
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
Fospor
Hadlirat
Hipotesa
Identivikasi
Intansi
Instrument
Inventarisir
Ijin
kadang kala
Kameraman
Kaburator
Karir
Kurnia
Katoda
Kerjasama
Komplek
kongkret/konkrit
Kontinyu
Koordinir
Kopeling
Kwalitas
Kwalitatif
Maha Kuasa
Managemen
Masal
Menterjemahkan
Metoda
Motifasi
Motto
multi media
Nomer
non aktif
Automatis
Faham
Piranti
Prosentase
pra syarat
Press
Propinsi
Realisir
Refrensi
Respon
Resiko
Syah
Saklar
Sekertaris
fosfor
hadirat
hipotesis
identifikasi
instansi
instrumen
inventarisasi
izin
kadangkala
kamerawan
karburator
karier
karunia
katode
kerja sama
kompleks
konkret
kontinu
koordinasi
kopling
kualitas
kualitatif
Mahakuasa
manajemen
massal
menerjemahkan
metode
motivasi
moto
multimedia
nomor
nonaktif
otomatis
paham
peranti
persentase
prasyarat
pres
provinsi
realisasi
referensi
respons
risiko
sah
sakelar
sekretaris
45
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
Skunder
Sistim
Spiritual
Standarisasi
Stock
Subyek
sub bagian
Taqwa
Tehnologi
Teoritis
Team
sekunder
sistem
spiritual
standardisasi
stok
subjek
subbagian
takwa
teknologi
teoretis
tim
46
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
2.
Kata Tugas
Kata tugas adalah kategori yang berfungsi
untuk meluaskan satuan yang lain dan
selalu menghubungkan dua satuan atau
lebih dalam konstruksi. Dalam hal ini,
penelitian
pemakaian
kata
tugas
difokuskan pada pemakaian konjungsi
yang banyak ditemukan dalam penulisan
laporan
Tugas
Akhir
mahasiswa.
Konjungsi yang dimaksud meliputi kata
dan, sehingga, dan sedangkan.
Pemakaian konjungsi yang banyak
ditemukan
terdiri
atas
konjungsi
intrakalimat dan antarkalimat. Konjungsi
intrakalimat ini menghubungkan satuan
kata dengan kata, frase dengan frase, atau
klausa dengan klausa, yaitu kata dan,
sehingga, dan sedangkan.
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir
mahasiswa Diploma Tiga Politeknik
Indonusa Surakarta, penggunaan konjungsi
dan, sehingga, dan sedangkan cenderung
digunakan di awal kalimat. Dalam
pembagian kelas kata, konjungsi tersebut
dikelompokkan
dalam
konjungsi
intrakalimat, yaitu yang berfungsi
menghubungkan kata dengan kata, frase
dengan frase, dan klausa dengan klausa.
Namun, data konjungsi itu cenderung
digunakan di awal kalimat yang berfungsi
sebagai penghubung antarkalimat. Berikut
ini data-data yang dapat disajikan.
(1) Dan panel ini terletak di menu
window/align.
(2) Sehingga sistem dapat disinkronkan.
(3) Sedangkan sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana
data diperoleh.
Berdasarkan ketiga data di atas, secara
umum pemakaian konjungsi dan, sehingga, dan
sedangkan terletak di awal kalimat. Menurut
fungsinya, konjungsi tersebut seharusnya
sebagai penghubung antarkalimat sehingga
pemakaian pada ketiga contoh di atas tidak
tepat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
penggunaan konjungsi dan, sehingga, dan
sedangkan pada penulisan laporan Tugas Akhir
mahasiswa
cenderung
berfungsi
menghubungan kalimat dengan kalimat
sehingga tidak sesuai dengan penggolongan
kelas kata dalam bahasa Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh adanya kerancuan pemakaian
konjungsi, yaitu pemakaian konjungsi sebagai
penghubung
antarkalimat,
antarklausa,
antarfrase, atau antarkata. Untuk itu,
konsistensi pemakaian konjungsi sangat
diperlukan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
Kesalahan Penulisan Kalimat
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir
mahasiswa Diploma Tiga Politeknik Indonesia
Surakarta banyak ditemukan penggunaaan
kalimat yang tidak efektif. Kalimat yang
dianalisis berkaitan dengan kalimat yang tidak
bersubjek, kalimat yang tidak menunjukkan
kesejajaran, dan kalimat yang tidak hemat
(kemubaziran). Secara umum, dikatakan bahwa
kalimat efektif ditunjukkan adanya kesatuan,
kehematan, penekanan, dan kevariasian. Kalimat
efektif memiliki ciri keutuhan, perpautan,
penempatan fokus, kehematan kata, dan variasi.
Dengan demikian, kalimat efektif menunjukkan
struktur kalimat dan kesatuan yang logis yang
dibangun atas dasar pertalian antarunsur yang
hemat dan fokus pada persoalan.
1. Kalimat yang Tidak Bersubjek
Contoh (1):
- Untuk pengumpulan data menggunakan
teknik observasi dan wawancara.
Perbaikan:
a. Pengumpulan data menggunakan teknik
observasi dan wawancara.
b. Untuk pengumpulan data digunakan
teknik observasi dan wawancara.
c. Untuk pengumpulan data peneliti
menggunakan teknik observasi dan
wawancara.
Contoh (2):
- Pada alat ini menggunakan empat buah
relai elektromekanik yang berfungsi
sebagai pemutus dan penyambung arus
listrik.
Perbaikan:
47
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
-
Alat ini menggunakan empat buah relai
elektromenakin yang berfungsi sebagai
pemutus dan penyambung arus listrik.
Contoh (1):
- Setelah proposal ini diperbaiki, proposal
ini akan segera diseminarkan.
Perbaikan:
- Setelah diperbaiki, proposal ini akan segera
diseminarkan.
Contoh (2):
- Untuk memperjelas tugas dan tanggung
jawab masing-masing pihak yang terlibat
di
lapangan
serta
menghindari
overlaping tanggung jawab pada pihak
yang berbeda, maka dibuat Struktur
Organisasi.
Perbaikan:
- Untuk memperjelas dan menghindari
overlaping tugas dan tanggung jawab
pihak-pihak yang berkaitan dengan
pekerjaan di lapangan perlu dibuat
struktur organisasi.
2. Kalimat yang Tidak Berpredikat
Contoh:
- Tugas Akhir, kegiatan yang sangat
lumrah, sebuah penelitian khusus
maupun umum.
Perbaikan:
- Tugas Akhir merupakan kegiatan yang
sangat
lumrah
dan
memerlukan
penelitian yang khusus maupun umum.
3. Kesalahan
Pemenggalan
Kalimat
Majemuk
Contoh (1):
- Dalam penelitian ini tidak semua data dapat
dikumpulkan. Karena lokasi penelitian sulit
dijangkau kendaraan.
Perbaikan:
(1) Dalam penelitian ini tidak semua data
dapat dikumpulkan karena lokasi
penelitian sulit dijangkau kendaraan.
(2) Karena lokasi penelitian sulit dijangkau
kendaraan, dalam penelitian ini tidak
semua data dapat dikumpulkan.
(3) Dalam penelitian ini tidak semua data
dapat dikumpulkan. Hal itu disebabkan
lokasi
penelitian
sulit
dijangkau
kendaraan.
Contoh (2):
- Data primer adalah data yang diperoleh
di lapangan. Sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh melalui
bahan-bahan kepustakaan.
Perbaikan:
(1) Data primer adalah data yang diperoleh
di lapangan, sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh melalui
bahan-bahan kepustakaan.
(2) Data primer adalah data yang diperoleh
di lapangan. Sementara itu, data
sekunder adalah data yang diperoleh
melalui bahan-bahan kepustakaan.
5. Kalimat Tidak Logis
Contoh:
- Dengan memanjatkan puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
laporan Tugas Akhir ini dapat
diselesaikan.
Perbaikan:
- Puji dan syukur penulis panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kehendak-Nya laporan Tugas Akhir
ini dapat diselesaikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
penulisan karya ilmiah berupa laporan Tugas
Akhir mahasiswa Diploma Tiga Politeknik
Indonusa Surakarta, didapatkan kesimpulan
masih kurangnya penguasaan keterampilan
berbahasa untuk menuangkan hasil gagasan, ide,
informasi dalam sebuah karya ilmiah.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan
laporan Tugas Akhir mahasiswa Diploma Tiga
Politeknik
Indonusa
Surakarta
belum
menunjukkan bahasa yang baik, benar, dan baku.
Penggunaan bahasa tersebut ditunjukkan dengan
beberapa kesalahan berikut.
4. Kalimat Harus Hemat
48
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
1.
2.
3.
4.
Penulisan
ejaan
dilakukan
tanpa
memperhatikan kaidah bahasa Indonesia
sebagaimana tercantum dalam Pedoman
Ejaan
Bahasa
Indonesia
yang
Disempurnakan sesuai Permendiknas No.
46 Tahun 2009. Selain itu, penerapan
ejaan
kurang
mempertimbangkan
penyusunan kalimat.
Sebagai bentuk konjungsi intrakalimat,
kata tugas dan, sehingga, sedangkan
digunakan pada awal kalimat sehingga
bertentangan dengan penggolongan kelas
kata dalam bahasa Indonesia.
Penulisan singkatan harus ditulis konsisten
dalam penulisan laporan Tugas Akhir
mahasiswa dengan ketentuan berikut.
Singkatan yang disebut pertama ditulis
lengkap terlebih dahulu agar pembaca
mengetahui
singkatan
tersebut.
Selanjutnya, penyebutan kedua dan
seterusnya ditulis singkatan saja.
Penggunaan kalimat dalam penulisan
laporan Tugas Akhir mahasiswa masih
dijumpai banyak kesalahan, baik dalam hal
kalimat yang tidak bersubjek, kalimat yang
tidak berpredikat, kalimat yang tidak
hemat, kalimat yang tidak logis, dan
kalimat yang ambigu.
Pengajarannya. Volume 1 Nomor 1, April
2012, ISSN I2302.
Brotowidjoyo, Mukayat. 2002. Penulisan
Karangan Ilmiah. (Ed. Ke-2). Jakarta:
Akademika Pressindo.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Djuroto, Totok, Bambang Supriyadi. 2005.
Menulis Artikel dan Karya Ilmiah.
Bandung: Rosda Karya.
Gatot. 2009. Efektivitas Berbahasa. Yogyakarta:
CV Karya.
Hastuti, Sri. 2008. Sekitar Analisis Kesalahan
Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra
Gama Widya.
Isgandhi, Royswan. 2013. “Penggunaan Bahasa
Indonesia dalam Tugas Akhir Mahasiswa
Bidang Rekayasan” dalam Fenolingua,
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya.
Klaten: Universitas Widya Dharma.
Muhammad Rohmadi. 2009. Bahasa Indonesia
untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Surakarta: Media Perkasa.
Nazar, Noerzisri. 2004. Bahasa Indonesia dalam
Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora.
Rosidi, Imron. 2008. Sukses Menulis Karya
Ilmiah. Pasuruan: Pustaka Sidogiri.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H.P dan Alexa. 2010. Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Kencana Penanda Media Group.
Santoso, Budi. 2009. Skripsi ”Analisis Kesalahan
Berbahasa dalam Skripsi Mahasiswa
Jurusan Nonbahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Islam Malang”. (Tidak
diterbitkan)
Alwi, Hasan, Soenjono Dardjo-widjoyo, Hans
Lapoliwa, Anton M. Moeliono. 2008. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan,
Pendekatan Kualitatif, Kuatitatif, dan
R&B. Bandung: Alfabeta.
Arifin, Zainal dan S. Amran Tassai. 2004.
Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Suherli. 2012. Merancang Karya Tulis Ilmiah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ariningsih, Nur Endah; Sumarwati; Kundharu
Saddhono. 2012. “Analisis Kesalahan
Berbahasa Indonesia dalam Karangan
Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas”
dalam
BASASTRA Jurnal Penelitian
Bahasa,
Sastra
Indonesia
dan
Suryana, Ase. 2007. Bahasa Indonesia Dalam
Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Bagian
Perkuliahan Dasar Umum, Universitas
Widyatama.
49
Jurnal IKON Prodi D3 Komunikasi Massa – Politeknik Indonusa Surakarta Vol. 1 No. 2 Desember 2015
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 2010.
Pengajaran
Analisis
Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Yakub Nasucha, Muhammad Rohmadi, dan
Agus Budi Wahyudi. 2010. Bahasa
Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Media Perkasa.
50
Download