3 - Evi Kurniati

advertisement
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI EROSI
CONTINUED….
VEGETASI
Prinsip:
Menghilangkan pengaruh hujan dan topografi terhadap erosi
dengan cara melindungi permukaan tanah dari pukulan
langsung butiran hujan.
Meliputi:
(1) Intersepsi hujan oleh tajuk tanaman.
(2) Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan
perusak air.
(3) Pengaruh akar dan kegiatan vegetatif terhadap stabilitas
struktur dan porositas tanah.
(4) Transpirasi yang mengurangi kandungan air tanah.
(1) Intersepsi hujan oleh tajuk tanaman
Mempengaruhi melalui 2 cara:
1. Jumlah air yang sampai ke tanah (aliran
permukaan berkurang).
2. Kekuatan perusak butir hujan terhadap tanah.
Jumlah air hujan yang di-intersepsi:
Persamaan Wisler dan Brater (1959)
X=a+bt
X = Jumlah intersepsi
a = kapasitas intersepsi (tergantung
biomassa tajuk)
b = kecepatan evaporasi
t = lama hujan
Persamaan Gash (1979)
I = a Pg + b
I = Intersepsi
Pg = Hujan yang jatuh di atas tajuk daun
a = koefisien regresi
b = garis potong dengan sumbu I
Persamaan Ward (1975)
Is = R – TF – SF
Is = Intersepsi
R = Curah hujan
TF = Lolosan tajuk
SF = Aliran batang
Tentunya ada perbedaan
antara intensitas hujan berat
dan ringan (tetapi kecil)
Huzairin Zubair (1988) mencoba untuk beberapa tanaman.
Pada CH Bulanan 50 – 250 mm, untuk Y = jumlah intersepsi
(mm) dan X = CH Bulanan (mm), didapat:
Intersepsi Pinus mercusii umur 30 tahun
Y = 7,53 + 0,26 X
; R2 = 0,55
Intersepsi tegakan hutan alami
Y = 3,06 + 0,24 X
; R2 = 0,65
Intersepsi Eucalyptus deglupta
Y = 2,48 + 0,13 X
; R2 = 0,5
Intersepsi semak campuran dominan Eupatorium sp.
Y = 3,38 + 0,31 X
; R2 = 0,86
Intersepsi tembakau
Y = 3,03 + 0,27; R2 = 0,75
Juga dipengaruhi jenis tanaman dan kerapatan tanaman
Energi butiran hujan teredam oleh tajuk vegetasi sehingga
ketika sampai ke permukaan tanah, kekuatan perusaknya jauh
berkurang.
Besarnya pengurangan dipengaruhi oleh kerapatan tajuk dan
tinggi tajuk dari permukaan tanah.
Semakin rendah dan semakin rapat tajuk, semakin kecil
emergi hujan yang sampai ke permukaan tanah.
Vegetasi tinggi, dengan tajuk yang jauh dari permukaan tanah,
butir-butir hujan yang terlepas dari tajuk, kecepatan jatuhnya
meningkat kembali.
Ada kemungkinan > daripada jika hujan langsung mengenai
permukaan tanah  ada akumulasi butiran sehingga butiran
yang jatuh lebih besar.
(2) Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan
kekuatan perusak air.
Tumbuhan merambat (di permukaan tanah)  menghambat
aliran permukaan dan mencegah pengumpulan air secara
cepat.
Tumbuhan
merambat
mengurangi
daya hancur
dan daya
angkut air.
(3) Pengaruh akar dan kegiatan vegetatif terhadap
stabilitas struktur dan porositas tanah.
Akar tumbuhan
Menghancurkan bongkahan
tanah  Pembentukan agregat
tanah
Memasuki bongkahan dan
menimbulkan tempat lemah yang
kemudian terpisah menjadi butirbutir sekunder
Menstabilkan agregat secara
mekanik dan kimia.
Akar serabut  mengikat butir-butir primer tanah.
Sekresi dan bagian tanaman yang terombak  menghasilkan
senyawa kimia yang berfungsi memantapkan agregat.
Kegiatan biologi:
bakteri,
jamur/cendawan,
insekta, cacing
tanah 
memperbaiki
porositas dan
kemantapan
agregat tanah
secara fisik dan
kimia.
(4) Transpirasi
Memperbesar kapasitas tanah untuk menyerap air
hujan  mengurangi aliran permukaan
TANAH
Kepekaan tanah terhadap erosi:
Mudah atau tidaknya tanah tererosi.
 (interaksi sifat fisik dan kimia tanah)
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi:
(a) Tekstur
(d) Kedalaman
(b) Struktur
(e) Sifat lapisan tanah
(c) Bahan organik
(f) Tingkat kesuburan tanah
(a) Tekstur
Ukuran dan proporsi kelompok ukuran butir-butir
primer bagian mineral tanah.
Liat (clay)
Debu (silt)
Butir-butir
primer tanah
Pasir (sand)
Tanah bertekstur:
Bagaimana jika…?
- pasir kasar dan dalam ?
- pasir halus ?
- liat ?
Bouyoucus (1935) :
Clay ratio 
persen pasir  persen debu
persen liat
Menyatakan bahwa rasio rendah (liat tinggi), maka tanah
kurang peka erosi. Tetapi ternyata belum bisa mewakili
semua jenis tanah, karena terdapat rasio kritis yaitu 2,0
Rasio liat > 2,0  umumnya plastis dan mengembang jika
basah sehingga mudah terdispersi (terlarut).
Rasio liat < 2,0  granul, sehingga tidak mudah tererosi.
Bryan (1968) menemukan:
Tanah mengandung debu dan pasir halus tinggi lebih peka
erosi. Karena fraksi debu dan pasir halus sulit membentuk
struktur yang mantap.
(b) Struktur
Ikatan butir primer ke dalam butir sekunder atau
agregat.
Tanah berstruktur granul lebih terbuka dan lebih sarang
sehingga mampu menyerap ar lebih cepat daripada yang
susunan butir primernya lebih rapat.
Aspek struktur yang penting:
(1)Sifat fisiko kimia liat yang menyebabkan flokulasi.
(2)Bahan pengikat butir primer untuk agregat yang matap.
Pembentukan struktur tanah dipengaruhi jenis kation yang
teradsorpsi oleh liat dan adanya bahan pengikat.
Liat yang jenuh dengan ion Ca dan Mg  terflokulasi,
karena ion bervalensi dua, akan berfungsi sebagai pengikat.
Liat yang jenuh dengan ion Na  terdispersi.
Pengikatan butir primer menjadi agregat juga bisa dilakukan
oleh mycelia jamur dan actinomycetes.
Beberapa mekanisme pengikatan butir primer menjadi
agregat :
1. Pengikatan secara fisik butir primer oleh mycelia jamur
dan actinomycetes. Dengan cara ini struktur tanah bisa
terbentuk tanpa perlu adanya fraksi liat.
2. Pengikatan butir-butir liat secara kimia. Melalui ikatan
antara bagian positif pada butir liat oleh gugusan negatif
(carboxyl atau hydrosulfit) pada senyawa organik yang
membentuk rantai panjang (polymer) sbb:
3. Pengikatan butir liat secara kimia. Melalui ikatan antara
bagian negatif liat dengan gugusan negatif (carboxyl)
pada senyawa organik berantai panjang dengan
perantara pertautan basa (Ca, Mg, Fe) dan ikatan
hidrogen, sbb:
4. Pengikatan butir liat secara kimia. Melalui ikatan antara
bagian negatif butir liat dengan gugusan positif (amina,
amide, amino) pada senyawa organik yang berbentuk
rantai (polymer), sbb:
5. Dengan membuat adukan campuran pasir, debu dan liat.
Mekanisme pembentukannya:
a. Pengikatan secara kimia butir liat bermuatan negatif
melalui pertautan kation.
Difasilitasi oleh molekul air yang bersifat dipole dan
kation (Ca, Mg dan hidroksida besi). Ketika air
menguap, maka butir-butir liat akan tertarik lebih
dekat satu sama lain.
b. Pengikatan secara kimia butir-butir liat melalui bagian
positif suatu butir dengan bagian negatif butir lainnya.
Pengadonan bisa memungkinkan mekanisme ini.
(3) Bahan Organik
Berpengaruh pada stabilitas struktur tanah.
Bahan organik yang belum lapuk:
Melindungi tanah dari kekuatan perusak butir hujan dan
menghambat kecepatan aliran permukaan.
Bahan organik yang sudah lapuk;
Mempunyai kemampuan menyerap dan menyimpan air
yang tinggi, hingga 2-3 kali beratnya. Selain itu
berperan dalam memantapkan agregat tanah dan
peningkatan kapasitas infiltrasi tanah.
(4) Kedalaman Tanah
Tanah yang dalam dan permeabel lebih tanah erosi
daripada tanah yang permeabel tapi dangkal.
Kedalaman tanah samapai lapisan kedap  menentukan
banyaknya air yang dapat diserap tanah.
(5) Sifat lapisan bawah
Yaitu permeabilitas tanah. Permeabilitas ditentukan oleh
tekstur dan struktur tanah.
Tanah dengan lapisan bawah yang granul dan permeabel
lebih lambat tererosi.
6. Kesuburan tanah
Perbaikan kesuburan tanah

Memperbaiki pertumbuhan tanaman

Penutupan tanah lebih baik
Kepekaan Erosi Tanah
Soil Erosivity atau Soil Erodibility
Menunjukkan mudah atau tidaknya tanah mengalami erosi.
Beberapa indeks erodibilitas yang telah dikembangkan:
Uji Statis di Laboratorium;
1. Nisbah (Rasio) dispersi: (Middleton, 1930)
Rasio kandungan (debu + liat) tanah tidak terdispersi
terhadap kandungan (debu + liat) tanah yang didispersi
dalam air.
Rasio dispersi 
kandungan (debu  liat) tidak ter dispersi
kandungan (debu  liat) yang didispersi kan dalam air
2. Nisbah (Rasio) Liat: (Bouyoucos, 1935)
persen pasir  persen debu
Rasio liat 
persen liat
3. Rasio Permukaan agregat; (Andre and Aderson, 1961)
luas permukaan butir - butir  0,05 mm

% (debu  liat) A - % (debu  liat) B
A = Tanah yang terdispersi
B = Tanah yang tidak terdispersi
Uji Lapangan Statis;
Indeks Erodibilitas: (Chorley, 1959)
Indeks Erodibilit as 
1
Rerata Tahanan ta nah x Permeabili tas
Uji Dinamik di Laboratorium;
1. Uji Simulasi Hujan, (Woodburn and Kozachyn, 1956)
Membandingkan erosi yang terjadi pada berbagai jenis
tanah yang diberi hujan standar.
2. Kandungan Agregat stabil dalam air, (Bryan, 1968)
Persentase agregat tanah yang stabil dalam air (agregat
> 0,5 mm0
Faktor kepekaan erosi (K):
A
K
R
Dimana:
A = Besarnya erosi yang terjadi (ton/ha/tahun)
R = EI30 tahunan
MANUSIA
Sebagai penentu terkendali….
Dipengaruhi faktor-faktor:
(a) Luas tanah yang diusahakan.
(b) Sistem pengusahaan tanah.
(c) Status penguasaan tanah.
(d) Tingkat pengetahuan dan penguasaan teknologi.
(e) Harga hasil usahatani.
(f) Perpajakan.
(g) Ikatan hutang.
(h) Pasar dan sumber keperlun usahatani.
(i) Infrastruktur dan fasilitas kesejahteraan.
TUGAS
Carilah jurnal/hasil penelitian terbaru (5 tahun terakhir) tentang
pengaruh faktor-faktor berikut ini terhadap erosi:
1.Iklim
2.Vegetasi
3.Sifat tanah
4.Topografi
5.Manusia
Kemudian buat reviewnya dalam 1 lembar saja diketik 1 spasi. Jurnal
bisa Bahasa Inggris atau Indonesia dan tidak boleh sama. Jurnal harus
disertakan. Jika dalam bentuk hasil penelitian, maka harus dibuatkan
ringkasan + 8 lembar.
Waktu Pengumpulan: Minggu depan
Bobot Tugas: 20% dari nilai akhir
Download