program pascasarjana universitas sebelas maret surakarta 2015

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN STATUS GIZI, INTERAKSI SOSIAL, POLA ASUH ANAK,
PENDIDIKAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Oleh
Septalia Isharyanti
S021308076
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2015
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN STATUS GIZI, INTERAKSI SOSIAL, POLA ASUH ANAK,
PENDIDIKAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Oleh
Septalia Isharyanti
S021308076
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2015
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERNYATAAN PUBLIKASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :
1. Tesis yang berjudul “Hubungan Status Gizi, Interaksi Sosial, Pola Asuh Anak,
Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif Pada Anak” ini adalah karya
penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis
digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan
serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya
ilmiah ini, maka penulis bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan (Permendiknas No.17, tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain
harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS
sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester
(enam bulan sejak pengesahan Tesis) penulis tidak melakukan publikasi dari
sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat PPsUNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi
Ilmu Kesehatan Masyarakat PPs-UNS. Apabila penulis melakukan pelanggaran
dari ketentuan publikasi ini, maka penulis bersedia mendapatkan sanksi akademik
yang berlaku.
Surakarta,
Juli 2015
Mahasiswa,
Septalia Isharyanti
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BIODATA
NAMA
: SEPTALIA ISHARYANTI
TEMPAT TGL LAHIR
: KENDAL, 9 SEPTEMBER 1989
ALAMAT
: JL. PAHLAWAN II GG. MAWAR RT/RW 02/03 NO.
38, LANGENHARJO, KENDAL, 51314
RIWAYAT PENDIDIKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1995 - 2001
2001 – 2004
2004 – 2007
2008 – 2011
2011 – 2012
2013 – 2015
: SDN 01 LANGENHARJO KENDAL
: SMP NEGERI 02 KENDAL
: SMA NEGERI 01 KENDAL
: DIII KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SMG
: DIV BIDAN PENDIDIK POLTEKKES KEMENKES SMG
: UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN STATUS GIZI, INTERAKSI SOSIAL, POLA ASUH ANAK,
PENDIDIKAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK
Septalia Isharyanti1, Ismi Dwi A Nurhaeni2, Diffah Hanim3
Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pascasarjana UNS
[email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang : Periode anak merupakan masa penting dalam proses tumbuh
kembangnya. Perkembangan anak sangat kompleks terdiri dari proses biologis,
sosioemosional dan kognitif. Diperkirakan lebih dari 200 juta anak mengalami
kegagalan dalam mencapai potensial perkembangan kognitif. Rendahnya tingkat
perkembangan kognitif pada masa anak berpengaruh terhadap kesejahteraan pada masa
dewasa. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan status gizi, interaksi sosial,
pola asuh anak dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak.
Metode : Jenis penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I, Kabupaten Karanganyar.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional Random Sampling. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 80 ibu dan 80 anak prasekolah (15-20 subyek per
variabel). Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner dan observasi. Analisis
data menggunakan Regresi Logistik.
Hasil : Umur ibu mayoritas berada pada rentang 20-34 tahun (80,0%) yaitu kategori
usia reproduktif. Pendidikan ibu sebagian besar yaitu pendidikan menengah
(46,3%),sehingga ibu mudah mengakses informasi kesehatan anak. Pekerjaan ibu
sebagian besar yaitu ibu rumah tangga (55,0%) sehingga ibu mempunyai banyak waktu
luang untuk mengasuh anaknya. Status gizi anak sebagian besar pada kategori gizi baik
(83,8%) berdasarkan pengukuran BB/U. Interaksi sosial anak sebagian besar adalah
baik (65%), anak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar dengan mudah. Pola
asuh anak rata-rata menunjukkan pola asuh demokratis (46,3%), hubungan interaksi
antara orang tua dan anak bisa terjalin dengan baik.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara
status gizi dengan perkembangan kognitif anak (p=0,011), interaksi sosial anak dengan
perkembangan kognitif anak (p=0,000), pola asuh anak dengan perkembangan kognitif
anak (p=0,030), pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak (p=0,023).
Diperlukan perhatian yang lebih dalam proses tumbuh kembang anak untuk dapat
mencapai perkembangan kognitif yang maksimal.
Kata kunci : status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, pendidikan ibu, perkembangan
kognitif anak
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
THE ASSOCIATION OF NUTRITIONAL STATUS, SOCIAL INTERACTION,
PARENTING OF CHILDREN, AND EDUCATION OF MOTHER WITH
COGNITIVE DEVELOPMENT OF CHILDREN
Septalia Isharyanti1, Ismi D. A.Nurhaeni2, Diffah Hanim3
Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pascasarjana UNS
[email protected]
ABSTRACT
Background : Childrenhood was a crucial period in the process of its growth and
development. The development of children was very complex, consist of process of
biology, socioemotional and cognitive. It’s estimated more than 200 million children
were faced to the failure to reach the potency of cognitive development. Low of
cognitive development in childrenhood would affect the welfare of adulthood. This
purpose of study was to analyze the association of nutritional status, social interaction,
parenting of mother and education of mother with cognitive development of children.
Method : This study was analytic observational with the approach of cross sectional.
Location this study in region of Puskesmas Kebakkramat I, District of Karanganyar.
The sample in this study was 80 of children and 80 of mothers (15-20 subject by
variabel). The collecting of data with questionnaire and observation. Data analyze used
Regretion Logistic.
Result : The mayority of mother’s age between 20-34 years (80,0%) and it’s
reproductive age. The mayority of mother’s education was intermediate (46,3%), so
mothers could receive the information of children health well. The mayority of mother’s
work was housewife, so mothers had much time to treat their children (55,0%). The
mayority of children’s nutritional status between at good category (83,8%) based on the
measurement of BB/U. The mayority of children’s interaction social was good (65%),
so the children could adapte to environment well. The mayority of parenting of children
was authoritative (46,3%), whether the interaction between mother and children could
intertwin easily.
The Conclusion : There’s positive association and significant statistically between the
children’s nutritional status and the cognitive development (p=0,011), the children’s
social interaction with the cognitive development (p=0,000), the parenting of children
with the cognitive development (p=0,030), the mother’s education with the cognitive
development (p=0,025). It’s needed much attention for the growth and development of
children so can reach the cognitive development optimally.
Keyword : the status of nutritional, thecommit
interaction
of social, the parenting of children,
to user
the education of mothers, the cognitive development of children
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan karunia-Nya yang tidak bisa ternilai. Shalawat dan salam kita ucapkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan para
pengikutnya.
Tesis dengan judul “Hubungan Status Gizi, Interaksi Sosial, Pola Asuh Ibu, dan
Pendidikan Ibu Dengan Perkembangan Kognitif Anak” ini dapat tersusun atas bantuan
berbagai pihak, instansi terkait maupun materiil. Untuk itu, perkenankanlah penulis
dengan segala kerendahan hati menghaturkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. dr. Bhisma Murti, MPH, MSc., PhD selaku dosen, pembimbing, penguji serta
Kepala Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat.
4. Ir. Ruben Darmawan, dr, Ph.D selaku penguji, atas masukan dan arahan bagi
penulis.
5. Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni M.Si selaku pembimbing I, atas bimbingan,
masukan, pengarahan dan motivasi bagi penulis.
6. Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si selaku pembimbing II, atas bimbingan, masukan,
pengarahan serta motivasi bagi penulis.
7. Keluarga tercinta, khususnya kedua orang tua dan kakakku tercinta serta saudara
saya yang selalu memberikan dukungan secara materiil serta doa yang tulus kepada
penulis.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan serta
membantu dalam penyelesaian tesis ini.
Sebagai buah karya manusia, penulis menyadari tulisan ini tak luput dari segala
kekurangan. Oleh karena itu penulis berharap adanya masukan kritikan serta saran yang
membangun demi perbaikan karya ini.
Surakarta,
commit to user
viii
Penulis
Juni 2015
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI TESIS ...........................................................
iii
KEASLIAN PENELITIAN ............................................................................................
iv
BIODATA .....................................................................................................................
v
ABSTRAK .....................................................................................................................
vi
ABSTRACT ...................................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
4
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................
4
D. Manfaat ........................................................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ..................................................................................................
6
1. Status Gizi ................................................................................................
6
2. Interaksi Sosial .........................................................................................
7
3. Pola Asuh .................................................................................................
commit to user
4. Pendidikan ................................................................................................
8
ix
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Perkembangan ..........................................................................................
12
6. Perkembangan Kognitif ...........................................................................
12
7. Anak Usia Prasekolah ..............................................................................
18
8. Hubungan Antar Variabel ........................................................................
18
B. Penelitian Relevan ........................................................................................
20
C. Kerangka Berpikir .......................................................................................
23
D. Hipotesis .......................................................................................................
23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................................
24
B. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................................
24
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ......................................................
24
D. Variabel ........................................................................................................
25
E. Definisi Operasional .....................................................................................
25
F. Metode Pengumpulan Data ..........................................................................
26
G. Instrumen Penelitian .....................................................................................
26
H. Uji Validitas dan Reliabilitas........................................................................
28
I. Pengolahan Data ..........................................................................................
29
J. Analisis Data ................................................................................................
29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Sampel Penelitian ...................................................................
31
B. Pengujian Hipotesis ......................................................................................
33
C. Pembahasan ..................................................................................................
37
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................
39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................
40
B. Implikasi......................................................................................................
41
C. Saran............................................................................................................
41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Matriks Kombinasi Dua Dimensi dalam Pengasuhan..............................
11
Tabel 2.2
Tingkat pencapaian perkembangan kognitif ............................................
15
Tabel 3.1
Kisi-kisi kuesioner variabel pola asuh ....................................................
27
Tabel 3.2
Kisi-kisi kuesioner variabel interaksi sosial.............................................
27
Tabel 4.1
Distribusi Umur Ibu .................................................................................
31
Tabel 4.2
Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu ...........................................................
31
Tabel 4.3
Distrbusi Pekerjaan Ibu ............................................................................
32
Tabel 4.4
Distribusi Kategori Status Gizi Anak.......................................................
32
Tabel 4.5
Distribusi Interaksi Sosial Anak ..............................................................
32
Tabel 4.6
Distribusi Pola Asuh Anak ......................................................................
33
Tabel 4.7
Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Kognitif Anak .................
33
Tabel 4.8
Hubungan Interaksi Sosial Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak
34
Tabel 4.9
Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Perkembangan Kognitif Anak............
34
Tabel 4.10
Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif Anak 35
Tabel 4.11
Analisis Regresi Logistik Ganda..............................................................
commit to user
xi
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................................
commit to user
xii
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Jadwal Penelitian
Lampiran II
Kuesioner Penelitian
Lampiran III
Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran IV
Balasan Surat Ijin Pendahuluan dari Kesbangpol, Bappeda, Dinas
Kesehatan Kabupaten Karanganyar
Lampiran V
Data Penelitian
Lampiran VI
Output SPPS versi 17.0
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa periode anak merupakan masa yang penting dalam proses tumbuh
kembangnya. Dalam masa ini diupayakan mampu berjalan dengan optimal agar
kelak dewasa nanti bisa menjadi manusia yang sehat baik fisik dan psikologis.
Untuk menjadi generasi bangsa yang berkualitas diperlukan proses pembelajaran
yang baik dan berkesinambungan sejak dini.
Pola perkembangan anak sangatlah unik, pola yang kompleks terdiri dari
proses biologis, kognitif dan sosioemosional (Santrock, 2010). Perkembangan
kognitif adalah perkembangan yang menunjukkan perubahan struktur atau proses
mental yang terjadi sebagai hasil individu menerima informasi dan membangun
pemahaman secara mental (Schunk, 2012). Perkembangan kognitif mencakup
perkembangan bahasa dan visual motorik. Perkembangan kognitif melibatkan tiga
komponen yaitu atensi, pengolahan informasi, dan memori (Damayanti & Herlina,
2009). Sebuah penelitian menyatakan bahwa rendahnya tingkat perkembangan
kognitif pada anak usia dini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan pada masa
dewasa nanti (Paxson & Schady, 2007). Pernyataan ini juga didukung oleh
penelitian Venom tahun 1976 bahwa pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif
pada anak lebih cepat pada tahun tahun pertama kehidupan dan 92% kapasitas
intelektual orang dewasa didapatkan sebelum mencapai umur 13 tahun (Chowdhury
& Ghosh Tusharkanti, 2009).
Dalam proses tumbuh kembang, diperlukan zat makanan yang adekuat yang
bisa memenuhi kebutuhan gizi anak (Depkes, 2005). Status gizi berhubungan
signifikan dengan tingkat perkembangan kognitif. Semakin meningkat status gizi
makan akan semakin meningkat pula tingkat perkembangan kognitif (Solihin dkk,
2013). Penelitian yang dilakukan oleh Nahar dkk di Bangladesh menyatakan bahwa
standar perawatan gizi yang dikombinasikan dengan intervensi psikososial pada
anak-anak kekurangan gizi mampu mengurangi efek negatif kekurangan gizi pada
perkembangan kognitif anak-anakcommit
berusiato6-24
user bulan (Santrock, 2011). Namun,
1
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penelitian lain yang dilakukan oleh Santos menyatakan bahwa tidak ada hubungan
antara perkembangan kognitif dan status gizi. Ada pengaruh yang lebih kuat dari
faktor sosial ekonomi dan psikososial anak yang berpengaruh terhadap
perkembangan kognitif anak. Malnutrisi tidak akan mempengaruhi perkembangan
kognitif awal ketika anak sudah terintegrasi dalam lingkungan yang buruk dengan
sumber daya pendidikan dan ekonomi yang tidak memadai (Santos, et al, 2008).
Dalam proses perkembangan anak, selain adanya proses kognitif juga
dibutuhkan proses sosioemosional yang bisa dibangun melalui interaksi sosial.
Interaksi sosial sangatlah penting dimana pengetahuan yang dibangun antara dua
orang atau lebih (Schunk, 2012). Interaksi sosial dibutuhkan anak untuk mengenal
lingkungannya
dimana
ia
tinggal
karena
akan
sangat
mempengaruhi
perkembangannya. Interaksi sosial sebaiknya diajarkan pada anak sedini mungkin
karena peningkatan keahlian sosial akan lebih mudah jika anak berusia dibawah 10
tahun (Santrock,2010). Perkembangan kognitif tidak hanya terjadi secara bertahap,
budaya dan interaksi sosial juga berperan penting dalam perkembangan kognitif
anak. Interaksi sosial dapat membantu mereka untuk beradaptasi dan membangun
pengetahuan dengan orang lain melalui kegiatan-kegiatan yang kooperatif
(Santrock, 2011).
Orangtua selalu mempunyai andil dan tanggung jawab yang besar terhadap
setiap perkembangan anak mereka. Anak tumbuh dalam keluarga dengan latar
belakang yang berbeda-beda dan orangtua mempunyai cara tersendiri dalam
mengasuh anak. Orangtua memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan
anak, terlibat secara langsung dengan anak-anak dan merangsang perkembangan
kognitif anak mereka (Santrock, 2011).
Perkembangan anak bergantung pada
kepekaan dan ketanggapan ibu dalam mengasuh anaknya (Noordiati dkk, 2011).
Perkembangan anak yang progresif tidak lepas dari pengaruh orangtua.
Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang mempunyai kontribusi) besar
terhadap perkembangan kognitif anak. Hubungan antara pendidikan ibu dengan
perkembangan kognitif anak berbanding lurus. Semakin tinggi pendidikan ibu,
maka akan semakin tinggi pula kemampuan kognitif anak (Hastuti dkk, 2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
Anak usia prasekolah merupakan masa dimana anak dipersiapkan untuk
mulai mengenal lingkungan sekolah dan belajar. Pada masa ini terjadi
perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya
ketrampilan dan proses berpikir (Depkes, 2005). Dalam perkembangannya anak
usia pra sekolah sering dihadapkan dengan defisiensi gizi yang secara tidak
langsung mempengaruhi kemampuan kognitifnya. Pada tahun 2003 prevalensi gizi
buruk pada anak usia pra sekolah 8,3% dan gizi kurang 27,5%, sedangkan pada
tahun 2001 prevalensi stunting laki-laki sebesar 46,6% dan perempuan 45,5%
(Sunarti, 2013). Angka prevalensi kekurangan gizi anak di Jawa Tengah pada tahun
2010, adalah sebesar 15,7% sedangkan target MDGs adalah sebesar 15,5%
(Riskesdas, 2010).
Sebuah penelitian menyatakan bahwa diperkirakan lebih dari 200 juta anak
dengan usia di bawah lima tahun mengalami kegagalan dalam mencapai potensial
perkembangan kognitif yang optimal karena kemiskinan, kesehatan dan gizi yang
buruk serta kurangnya perawatan (Mc Gregor et al, 2007). Sekitar 12-16% anakanak di Amerika Serikat mengalami gangguan perkembangan dan perilaku.
Gangguan komunikasi dan gangguan kognitif adalah bagian dari gangguan
perkembangan yang terjadi pada 8% anak (Dhamayanti dan Herlina, 2009).
Di Provinsi Jawa Tengah, jumlah anak balita dan anak usia pra sekolah pada
tahun 2009 sebanyak 2.239.357. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita dan
anak usia pra sekolah sebesar 53,44 % pada tahun 2006, 33,58 % pada tahun 2007,
44,76 % pada tahun 2008, dan mengalami kenaikan sebesar 50,29 % pada tahun
2009 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Pada tahun 2012, cakupan
deteksi dini tumbuh kembang anak sebesar 35,66%. Data tersebut masih jauh dari
target cakupan Standar Pelayanan Minimal tahun 2010 sebesar 95 %.
Kabupaten Karanganyar merupakan kabupaten yang mempunyai cakupan
deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah pada tahun 2009 yaitu
sebesar 95,58% melebihi cakupan Standar Pelayanan Minimal sebesar 95% (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Pada tahun 2012, cakupan jumlah anak
usia dini (0-6 tahun) di Kabupaten Karanganyar yang belum terlayani masih rendah
commit to user
yaitu sebesar 39,18% (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2012). Puskesmas
perpustakaan.uns.ac.id
4
digilib.uns.ac.id
Kebakkramat I merupakan Puskesmas yang mempunyai cakupan deteksi dini
tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 2014 sebanyak 80,92%. Puskesmas
Kebakkramat mempunyai wilayah kerja yang terdiri dari lima desa antara lain
Kemiri, Nangsri, Macanan, Kebak dan Waru (Laporan Bulanan Puskesmas
Kebakkramat I, 2014).
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang hubungan status gizi anak, interaksi sosial, pola asuh ibu, pendidikan ibu
dengan perkembangan kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I, Kabupaten
Karanganyar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Antara
Status Gizi, Interaksi Sosial, Pola Asuh Ibu, Pendidikan Ibu Dengan Perkembangan
Kognitif Anak di Puskesmas Kebakkramat I, Kabupaten Karanganyar.” ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan status gizi, interaksi sosial, pola asuh ibu, pendidikan
ibu dengan perkembangan kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I
Kabupaten Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis hubungan status gizi anak dengan perkembangan kognitif
pada anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar.
b. Menganalisis hubungan interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif
pada anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar.
c. Menganalisis hubungan pola asuh ibu dengan perkembangan kognitif pada
anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar.
d. Menganalisis hubungan pendidikan ibu dengan kognitif pada anak di
Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar.
e. Menganalisis hubungan status gizi, interaksi sosial, pola asuh ibu,
pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak di Puskesmas
Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar.
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat menjadi bukti empiris tentang adanya hubungan status gizi
anak, interaksi sosial, pola asuh ibu, pendidikan ibu dengan perkembangan
kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi panduan bagi kader dan petugas
Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar dalam meningkatkan status
gizi, pelayanan tumbuh dan kembang anak, serta pola asuh makan gizi seimbang
pada anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Status Gizi
Definisi dari status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau
kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat
gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur
secara antropometri (Hermawan, 2006). Status gizi merupakan akibat
keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat
gizi tersebut / keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluruh
tubuh (Supariasa, 2002).
Ada beberapa pendekatan untuk mengkaji status gizi, antara lain :
antropometri, biokimiawi, pemeriksaan klinis, dan pengkajian makanan
(Gybney, 2008). Antropometri adalah pengukuran besar dan komposisi tubuh.
Pengukuran ini paling sering digunakan untuk menilai status gizi secara
langsung. Ada beberapa macam pengukuran antropometri, antara lain : massa
tubuh, pengukuran panjang, komposisi tubuh ((Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat, 2013).
Indeks antropometri merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu
atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur. Beberapa indeks
antropometri adalah sebagai berikut : BB/U (berat badan terhadap umur), TB/U
(tinggi badan terhadap umur), BB/TB (berat badan terhadap tinggi badan),
LILA/U (lingkar lengan atas terhadap umur) (Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat, 2013). Klasifikasi status gizi mengacu pada nilai z score BB/U,
yaitu sebagai berikut :
a. Status gizi lebih, dengan kriteria z score lebih dari 2 SD
b. Status gizi baik, dengan kriteria z score antara – 2 SD hingga 2 SD
c. Status gizi kurang, dengan kriteria z score antara – 3 SD hingga – 2 SD
d. Status gizi buruk, dengan kriteria z score kurang dari – 3 SD (World Health
Organization, 2006).
commit to user
6
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan untuk indikator TB/U adalah sebagai berikut :
a. Sangat pendek, dengan kriteria z score < - 3SD
b. Pendek, dengan kriteria z score antara -3SD hingga < -2SD
c. Normal, dengan kriteria z score ≥ -2SD
Tinggi badan per umur digunakan untuk mengetahui indeks status gizi pada
keadaan yang telah lalu (Alamsyah dan Muliawati, 2013).
Uji biokimiawi mengukur jenis protein viseral dan somatik. Dengan
parameter masing-masing adalah serum albumin, prealbumin, transferin, hitung
jumlah limfosit, dan uji antigen pada kulit. Parameter protein somatik bisa juga
dilihat dengan mengukur lingkar pertengahan lengan atas.
Pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan fisik secara menyeluruh termasuk
riwayat kesehatan. Bagian tubuh yang di harus diperhatikan antara lain kulit,
rambut, gusi, bibir, lidah, mata, dan alat kelamin.
Pengkajian makanan bisa dilakukan dengan 24-hour food recall/record,
food frequency questionnaire, food history.
Menurut Soekiman dalam materi Aksi Pangan dan Gizi Nasional (Depkes
RI, 2000), faktor faktor yang mempengaruhi status gizi anak antara lain adalah
penyakit infeksi, pola pemberian makan, praktek kebersihan dan sanitasi
lingkungan, serta perawatan anak sakit.
2. Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis dan bisa terjadi
antara individu, antara kelompok dan antara individu-kelompok (Fitriyah, 2014).
Bentuk interaksi sosial bisa dibedakan menjadi dua. Berdasarkan jumlah
pelakunya : individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok
dengan kelompok. Menurut proses terjadinya, interaksi sosial dibagi menjadi 4
antara lain :
a. Imitasi dengan meniru cara orang lain. Salah satu proses belajar yang
mengikuti perilaku orang lain. Imitasi dibedakan menjadi 2, yaitu imitasi
negatif dimana bentuk imitasi yang mendorong seseorang meniru perilaku
menyimpang dan imitasi positif yang mendorong seseorang berperilaku
sesuai norma yang berlaku (Sunaryo, 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8
digilib.uns.ac.id
b. Identifikasi dengan menirukan menjadi sama dengan orang yang disukai.
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang
untuk menjadi sama dengan orang lain (Soekanto, 2000).
c. Sugesti merupakan proses interaksi yang memberikan pengaruh kepada
orang lain agar mengikuti tanpa berpikir panjang (Sunaryo, 2004).
d. Simpati merupakan adanya perasaan tertarik kepada orang lain secara sadar
karena keseluruhan cara berperilaku dari orang tersebut (Gerungan, 2004).
Faktor pendorong terjadinya interaksi sosial antara lain adanya kontak sosial
yang bisa terjadi antar perorangan, antar kelompok atau antar perorangan dan
kelompok (Sudarma, 2008). Kontak sosial berlangsung dalam tiga bentuk yaitu
antarindividu, antarindividu dengan kelompok, dan antarkelompok dengan
kelompok lainnya. Kontak sosial bisa terjadi dalam bentuk positif yang
mengarah kerjasama sedangkan bentuk negatif mengarah pada konflik (Tim
Mitra Guru, 2007).
Faktor yang kedua adalah komunikasi sosial, dimana dimaksudkan
berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Tidak selamanya kontak sosial
akan menghasilkan interaksi sosial yang baik apabila proses komunikasinya
tidak berlangsung secara komunikatif (Fitriyah, 2014). Komunikasi merupakan
tafsiran yang diberikan seseorang terhadap perilaku orang lain serta perasaan
yang ingin disampaikan kepada orang tersebut (Soekanto, 2000).
Bentuk interaksi sosial ada tiga, antara lain : kerjasama, akomodasi dan
asimilasi. Kerjasama adalah bentuk usaha antar orang perorangan terhadap
kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama dapat berkembang
apabila orang orang didalamnya dapat digerakkan untuk mencapai tujuan
bersama atas kesadaran dan iklim yang menyenangkan dalam pembagian
kerjanya (Soekanto, 2000). Bentuk kedua yaitu akomodasi, merupakan usaha
usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan dalam rangka mencapai
kestabilan. Asimilasi adalah usaha saling menghargai untuk mengurangi
perbedaan-perbedaan yang ada (Soekanto, 2000).
3. Pola Asuh
Pola asuh merupakan interaksi antara orangtua dengan anak yang meliputi
ekspresi sikap, nilai, perhatian dalam
membimbing,
mengurus dan melatih anak.
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
9
digilib.uns.ac.id
Pola asuh juga bisa diartikan dengan semua aktivitas orang tua yang berkaitan
dengan pertumbuhan fisik dan otak (Musaheri, 2007).
Praktik pengasuhan mempunyai pengaruh penting teradap kesejahteraan
anak, harga diri yang positif, kesehatan mental, kepuasan hidup, kebahagiaan
dan perkembangan moral (Lestari, 2012). Praktik pengasuhan mempunyai
beberapa aspek antara lain : Kontrol dan pemantauan; kontrol merupakan
penekanan terhadap batasan-batasan yang diberikan orangtua kepada anaknya,
dengan adanya batasan anak perlu mendapat pemantauan sebagai pengembangan
kontrol terhadap anak. Dukungan dan keterlibatan; mencerminkan adanya
ketanggapan orangtua atas kebutuhan anak, keterlibatan orangtua sangat
diperlukan ketika orangtua berpartisipasi aktif dalam pengasuhan anak dengan
bermain, mengisi waktu luang bahkan kontribusi substantif dalam perawatan dan
supervisi (Williams dan Kelly, 2005). Komunikasi; komunikasi yang baik
antara orangtua dan anak dapat mempengaruhi psikososial positif anak.
Kedekatan; cenderung adanya kehangatan dalam pengasuhan. Kedisiplinan;
upaya orangtua untuk melakukan kontrol terhadap anaknya.
Gaya pengasuhan menurut Baumrind dalam Santrock, 2011 dibagi menjadi
empat, antara lain :
a. Pola asuh otoriter (authoritarian parenting)
Gaya asuh yang bersifat membatasi dan menghukum. Orangtua dengan pola
asuh otoriter memerintahkan anaknya untuk mengikuti petunjuk mereka dan
menghormati mereka dengan membatasi anak serta tidak mengijinkan anak
untuk banyak bicara.
b. Pola asuh otoritatif (authoritative parenting)
Gaya asuh yang mendorong anaknya untuk menjadi independen tetapi masih
membatasi dan mengontrol tindakan anaknya. Adanya tukar pendapat antara
orangtua dan anak dengan sikap orangtua yang membimbing dan mendukung
anaknya.
c. Pola asuh yang mengabaikan (neglectful parenting)
Gaya pengasuhan dimana orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak-anak
mereka. Anak-anak dari orangtua yang mengabaikan, mengembangkan
perasaan bahwa aspek-aspekcommit
lain dari
kehidupan orang tua mereka adalah
to user
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lebih penting daripada diri mereka. Anak-anak dari orang tua yang
mengabaikan memiliki pengendalian yang buruk, tidak memiliki kemandirian
yang baik, dan tidak termotivasi untuk berprestasi.
d. Pola asuh yang memanjakan (indulgent parenting)
Gaya asuh dimana orangtua sangat terlibat dalam kehidupan anaknya tapi
tidak banyak memberi batasan pada perilaku anaknya. Orangtua percaya
bahwa kombinasi dukungan pengasuhan dan sedikit pembatasan akan
menciptakan anak yang kreatif dan percaya diri. Hasilnya adalah anak-anak
ini biasanya tidak belajar untuk mengendalikan perilaku mereka sendiri.
Orang tua dengan pola asuh yang memanjakan tidak mempertimbangkan
perkembangan diri anak secara menyeluruh (Santrock, 2011).
Pendapat lain mengatakan, ada tiga pembagian pola asuh yaitu pola asuh
otoriter, permisif dan otoritatif / demokratis (Djiwandono, 2006).
a. Otoriter
Adalah suatu gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak untuk
mengikuti perintah-perintah orang tua. Orangtua seperti ini mempunyai sikap
penerimaan rendah namun kontrolnya yang tinggi (Yusuf, 2010).
b. Permisif
Orangtua memberikan kebebasan sebanyak mungkin kepada anak mereka dan
menempatkan harapan-harapan kepada anak mereka. Orangtua mempunyai
sikap penerimaan yang tinggi namun kontrolnya rendah, serta memberi
kebebasan kepada anak untuk menyatakan keinginannya (Yusuf, 2010).
c. Otoritatif / demokratis
Pengasuhan yang memperlihatkan pengawasan ekstra ketat terhadap tingkah
laku
anak-anaknya
tetapi
bersikap
responsif.
Pengasuhan
otoritatif
diasosiasikan dengan rasa harga diri yang tinggi, bermoral standar,
kematangan pikososial, kemandirian, sukses dalam belajar dan bertanggung
jawab secara sosial.
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.1 Matriks Kombinasi Dua Dimensi dalam Pengasuhan
Penerimaan / Ketanggapan
Tinggi
Tinggi
Rendah
(Otoritatif)
Tuntutan yang
masuk
akal,
penguatan yang
konsisten,
disertai kepekaan
dan penerimaan
pada anak.
(Otoriter)
Banyak aturan
dan
tuntutan,
sedikit
penjelasan, dan
kurang
peka
terhadap
kebutuhan dan
pemahaman anak
(Permisif)
Sedikit aturan
dan tuntutan,
anak terlalu
dibiarkan bebas
menuruti
kemauannya.
(Tak Peduli)
Sedikit aturan
dan tuntutan,
orangtua tidak
peduli dan peka
pada kebutuhan
anak.
Kontrol/Tuntutan
Rendah
Sumber : Shaffter, 2002
4. Pendidikan
Pengertian pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2004, jenjang pendidikan formal dibagi
menjadi 3, yaitu : pendidikan dasar yang terdiri atas SD/MI dan SMP/MTs,
pendidikan menengah yang terdiri atas SMA/MA dan SMK/MAK, serta
pendidikan tinggi yang terdiri atas akademi, institut, sekolah tinggi dan
universitas (Hasbullah, 2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12
digilib.uns.ac.id
5. Perkembangan
Dalam perkembangan manusia terdapat tugas tugas perkembangan sesuai
dengan fase perkembangannya. Menurut Buhler tahun 1930, fase perkembangan
antara lain :
a. Fase pertama (0-1 tahun)
Fase dimana difokuskan pada melatih fungsi motorik dan mengamati
berbagai objek di luar dirinya.
b. Fase kedua (2-4 tahun)
Pada fase ini, anak mulai mengenal benda-benda di luar dirinya disertai
dengan pemahaman subyektif yang seolah-olah benda tersebut bisa
merasakan keadaan si anak. Sebagai contoh, anak suka melakukan
perbincangan dengan boneka atau hewan.
c. Fase ketiga (5-8 tahun)
Anak mulai mengenal lingkungan luar dan bersosialisasi dengan masyarakat
karena anak mulai memasuki dunia sekolah. Dalam proses sosialisasi ini,
sangat dibutuhkan adanya interaksi sosial.
d. Fase keempat (9-11 tahun)
Masa dimana adanya sudut pandang obyektivitas tertinggi. Anak mulai bisa
mengeksplor dan lebih memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga anak
cenderung untuk menemukan pribadinya sendiri.
e. Fase kelima (14-19 tahun)
Akhir dari perkembangan anak, lebih bisa bersikap secara subyektif atas
kesadaran dan mampu mengarahkan pada permasalahan yang lebih konkret
(Sobur, 2003).
6. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, perkembangan atau kemampuan kognitif adalah hasil dari
hubungan perkembangan otak dan sistem nervous dan pengalaman-pengalaman
yang membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Proses
kognitif adalah perubahan dalam pemikiran, kecerdasan dan bahasa anak
(Santrock, 2010).
Menurut Piaget kognitif mengalami beberapa proses yaitu skema dimana
sebuah konsep atau kerangka commit
yang eksis
di dalam pikiran seseorang yang
to user
perpustakaan.uns.ac.id
13
digilib.uns.ac.id
dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Proses
yang kedua adalah asimilasi, suatu proses mental yang terjadi ketika seorang
anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada.
Akomodasi merupakan suatu proses mental yang terjadi ketika anak
menyesuaikan diri dengan informasi baru. Dan ekuilibrasi adalah mekanisme
untuk menjelaskan bagaimana anak bergerak dari satu tahap pemikiran ke tahap
pemikiran selanjutnya. Pergeseran ini terjadi ketika anak mengalami konflik
kognitif dalam usahanya memahami dunia (Santrock, 2010).
Teori Piaget terdiri dari empat tahap, yaitu: sensorimotor, pra operasional,
operasional konkret dan operasional formal. Tahap Sensorimotor berlangsung
sejak kelahiran sampai usia 2 tahun. Dalam tahap ini, bayi menyusun
pemahaman dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman indra mereka dengan
gerakan motor mereka.
Tahap pra operasional adalah tahapan dimana anak belum mampu
menguasai operasi mental secara logis. Operasi disini dimaksudkan adalah
kegiatan yang diselesaikan secara mental bukan fisik (Yusuf, 2014). Tahap ini
bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis. Tahap ini dibagi menjadi dua,
yaitu : subtahap fungsi simbolis, terjadi kira-kira antara usia dua sampai empat
tahun. Dalam subtahap ini, anak kecil mulai bisa mempresentasikan objek yang
tak hadir. Penggunaan bahasa yang mulai berkembang dan kemunculan sikap
bermain. Tahap yang kedua adalah subtahap pemikiran intuitif, dimulai sekitar
umur empat sampai tujuh tahun. Pada subtahap ini, anak mulai menggunakan
penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan.
Tahap operasional konkret merupakan tahap ketiga, dimulai umur tujuh
tahun sampai sebelas tahun. Pemikiran operasional konkret mencakup
penggunaan operasi. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, tetapi
hanya dalam situasi konkret. Kemampuan untuk menggolong-golongkan sudah
ada tetapi belum bisa memecahkan problem-problem abstrak. Operasi konkret
adalah tindakan mental yang bisa dibalikkan berkaitan dengan objek konkret
nyata.
Tahap operasional formal, tahap ini muncul pada usia sebelas tahun hingga
masa dewasa nanti. Individu commit
sudah mulai
to usermemikirkan pengalaman di luar
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis dan logis
(Santrock, 2010).
Untuk menilai perkembangan kognitif anak, digunakan instrumen tes kertas
dan pensil yang diadopsi dan dikembangkan oleh Bakken berdasarkan teori
Piaget. Dalam instrumen tersebut dijelaskan beberapa tugas sesuai tahapan
perkembangan kognitif anak. Tugas yang berhubungan dengan tahap
sensorimotor menilai reaksi sirkuler sekunder, eksplorasi sistematis, dan transisi
dari tahap sensorimotor atau tahap pra operasional (Crain, 2005). Pemikiran pra
konseptual, penerimaan perspektif dan permanen konsep adalah tugas-tugas
yang sebaiknya diberikan kepada anak yang berada pada tahap pra operasional
awal. Tugas konservasi jumlah, kuantitas berkelanjutan, masa, berat dan volume
sebaiknya digunakan untuk menilai anak dalam tahap operasional konkret.
Untuk anak pada tahap operasional formal seharusnya diberikan dengan menilai
tugas konservasi volume, sistem kombinasi operasi dan kemampuan
menggunakan alasan deduktif (Dugan, 2003).
Menurut Piaget pertumbuhan mental terdiri dari dua unsur yaitu
perkembangan dan belajar. Perkembangan merupakan perubahan struktur, beda
halnya dengan belajar terjadi perubahan isi didalamnya. Proses perkembangan
dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu heriditas, pengalaman, transmisi sosial dan
ekuilibrasi.
Heriditas
diyakini
Piaget
berkaitan
dengan
faktor
kematangan internal yang akan berkembang dari tahun ke tahun.
Kematangan mempunyai peranan penting dalam perkembangan
intelektual, akan tetapi faktor ini saja tidak mampu menjelaskan segala
sesuatu tentang perkembangan intelektual. Pengalaman dengan
heriditas fisik merupakan dasar perkembangan struktur kognitif.
Transmisi sosial digunakan untuk mempresentasikan pengaruh budaya
terhadap pola berfikir anak. Penjelasan dari guru, penjelasan orang tua,
informasi dari buku, meniru, merupakan bentuk-bentuk transmisi
sosial. Kebudayaan dapat memberikan pengaruh bagi perkembangan
kognitif, seperti dalam berhitung atau membaca. Anak dapat menerima
commit to user
transmisi sosial apabila dalam
keadaan mampu menerima informasi
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan
catatan
anak
harus
memiliki
struktur
kognitif
yang
memungkinkan terlebih dahulu. Faktor keempat adalah ekuilibrasi,
merupakan keadaan dimana setiap individu akan ada proses ekuilibrasi
yang mengintegrasikan faktor heriditas, pengalaman dan transmisi
sosial. Adanya ekuilibrasi karena anak secara aktif berinteraksi dengan
lingkungan. Hasil dari interaksi itu anak akan berproses apabila
dihadapkan pada situasi yang mungkin tidak dapat menanggapi
stimulus. Kontradiksi ini menimbulkan keadaan menjadi tidak
seimbang dan secara aktif anak akan mengubah pola penalarannya
untuk dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan stimulus baru
yang disebut ekuilibrasi (Syaodih, 2015).
Tabel 2.2 Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif
No.
1.
Usia
0 - 3 bulan
a.
b.
2.
3 – 6 bulan
3.
6 – 9 bulan
4.
9 – 12 bulan
a.
b.
c.
d.
5.
12 – 18 bulan
a.
b.
c.
d.
a.
b.
a.
b.
c.
e.
6.
18 – 24 bulan
a.
b.
Perkembangan Kognitif
Mampu membedakan apa yang diinginkan (ASI,
susu dari botol, atau kempong/pacifier).
Berhenti menangis setelah digendong atau diberi
susu.
Memperhatikan dan memilih permainan yang
diinginkan.
Mengulurkan kedua tangan untuk digendong.
Mengamati benda-benda yang bergerak.
Berpaling ke arah sumber suara.
Mengamati benda-benda yang kemudian dipegang
dan dijatuhkan.
Memahami perintah sederhana.
Menunjukkan reaksi saat namanya dipanggil.
Mencoba mencari benda yang disembunyikan.
Mencoba membuka atau melepas benda yang
tertutup.
Menyebutkan beberapa nama benda.
Menanyakan nama benda yang belum dikenal.
Membedakan ukuran benda (besar-kecil).
Mengenal beberapa warna primer (merah, biru,
kuning)
Menyebut nama sendiri dan orang orang yang
dikenalnya.
Mempergunakan alat permainan dengan cara
semaunya.
commit
to user
Meniru
gambar
wajah orang.
perpustakaan.uns.ac.id
16
digilib.uns.ac.id
c. Memahami konsep angka dan hitungan sederhana.
d. Memahami prinsip milik orang lain.
7.
2 – 3 tahun
a. Menyebut bagian-bagian suatu gambar (wajah
orang, mobil, binatang dan lainnya)
b. Memahami prinsip ukuran (besar-kecil, panjangpendek).
c. Mengenal kembali bagian-bagian tubuh (lima
bagian)
d. Mengenal tiga macam bentuk geometri, seperti
lingkaran, segitiga dan persegi empat.
8.
3 – 4 tahun
a. Menempatkan benda dalam urutan berdasarkan
ukuran (paling kecil-paling besar).
b. Menemukan / mengenali bagian yang hilang dari
suatu pola gambar (wajah orang, mobil dan lainnya)
c. Mengekspresikan diri.
d. Memahami perbedaan antara dua hal dari jenis yang
sama (misalnya perbedaan antara buah rambutan dan
pisang, perbedaan antara ayam dan kucing).
9.
4 – 5 tahun
a. Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk,
warna, atau ukuran.
b. Menyebutkan beberapa angka dan huruf.
c. Menggunakan benda-benda sebagai permainan
simbolik (misalnya kursi sebagai mobil).
d. Mengenal sebab-akibat tentang alam sekitar.
10.
5 – 6 tahun
a. Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsinya
(misalnya pensil untuk menulis).
b. Menunjukkan kegiatan yang bersifat eksploratif dan
menyelidik.
c. Mencari alternatif dalam memecahkan masalah yang
dihadapi dalam suatu aktivitas.
d. Menyusun perencanaan kegiatan yang akan
dilakukan bersama teman-teman.
e. Menunjukkan inisiatif dan kreativitas dalam memilih
tema permainan.
Sumber : Ali Nugraha, dkk (2011) dalam Wiyani (2014)
Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif antara lain : sosial
ekonomi keluarga, pendidikan orangtua, pola interaksi ibu. Faktor sosial
ekonomi merupakan masalah yang sering ditemukan, kemiskinan berhubungan
dengan masalah kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Wong menyatakan
bahwa keluarga dengan pendapatan rendah tidak menguntungkan bagi
perkembangan anak. Pendidikan orangtua merupakan faktor prediktor yang kuat
terhadap skor tes akademik dan kognitif anak (Klebanov and Gunn, 2006). Pola
to user banyak dengan perkembangan
interaksi ibu digambarkan jugacommit
berkontribusi
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kognitif anak. Anak yang mendapatkan lebih banyak kasih sayang ibu selama
masa kehamilan akan mempunyai kemampuan intelegensi yang lebih baik
(Bulut, 2013).
Menurut
Wiyani
(2014)
mengatakan
ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi perkembangan kognitif anak, baik faktor internal maupun faktor
eksternal.
a. Faktor Internal
1) Faktor hereditas
Manusia yang lahir sudah dibekali potensi yang tidak bisa dipengaruhi
oleh lingkungan. Faktor bawaan yang akan menentukan perkembangannya
kelak.
2) Faktor kematangan
Organ manusia sudah mencapai tahap mampu menjalankan fungsinya
masing-masing dengan baik.
3) Faktor minat dan bakat
Seseorang yang memiliki bakat tertentu akan semakin mudah dan cepat
mempelajarinya. Bakat merupakan sesuatu yang inherent dalam diri
seseorang dan lebih ke arah potensial daripada kemampuan / kapasitas
(Anastasi, 1999).
b. Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan
Taraf intelegensi manusia dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan
yang didapat dari lingkungan sekitar.
2) Faktor pembentukan
Segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi kognitifnya.
Terdapat dua faktor pembentukan yaitu pembentukan sengaja (sekolah
formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar) (Susanto,
2011).
3) Faktor kebebasan
Keleluasaan manusia untuk berpikir tanpa ada tekanan dan paksaan. Ini
berarti anak sebaiknya dapat memilih cara tertentu untuk menyelesaikan
dan memilih masalah sesuai
kebutuhannya.
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
18
digilib.uns.ac.id
7. Anak Usia Prasekolah
Anak usia prasekolah mempunyai rentang umur 60 - 72 bulan. Pada masa
prasekolah, terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan
meningkatnya ketrampilan dan proses berpikir (Depkes, 2005). Masa prasekolah
merupakan periode penting ketika kognitif anak mulai terlihat adanya
perkembangan dan waktu yang tepat untuk anak mempersiapkan diri memasuki
sekolah (Hidayat, 2005). Dalam fase ini anak mulai memiliki kesadaran
mengenai jenis kelamin, belajar buang air, dan mengenal beberapa hal yang
dianggap berbahaya (Yusuf, 2014).
Anak usia pra sekolah lebih dikenal dengan anak usia dini. Dalam
perkembangan anak usia dini berhubungan dengan perubahan psikis dan bersifat
kualitatif. Lima aspek perkembangan anak usia dini antara lain kognitif, emosi,
sosial, bahasa, moral dan agama (Wiyani, 2014).
Anak mulai dikenalkan lingkungan diluar rumah dan mulai menghabiskan
waktu diluar rumah bersama temannya. Selain itu pada masa ini, anak
dipersiapkan untuk sekolah. Panca indera dan sistem reseptor penerima
rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar
dengan baik.
Orangtua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan
perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak
mengalami kelainan atau gangguan (Depkes, 2005).
8. Hubungan Antar Variabel
Perkembangan anak bisa dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang diperoleh
anak. Masalah kurang gizi berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi
otak yang kemudian dapat menyebabkan gangguan pada fungsi kognitif
(Levitsky & Strupp, 1995). Kurang gizi di masyarakat tidak hanya
mempengaruhi perkembangan anak secara normal tetapi juga akan berdampak
terhadap kesehatan ibu. Kondisi gizi yang buruk dapat mempengaruhi
perkembangan otak anak sebelum dan sesudah kelahiran (Chowdhury & Gosh,
2009). Dalam penelitian yang dilakukan Tarleton tahun 2006 di Bangladesh
menyatakan bahwa stunting dan gizi kurang secara signifikan berhubungan
dengan skor RCPM serta perkembangan
commit tokognitif
user pada anak.
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Peran interaksi sosial dalam perkembangan anak telah memberikan catatan
penting dalam perkembangan psikologi sebagai proses sosial (Psaltis & Duvven,
2006). Perkembangan kemampuan sosial anak dimulai sejak periode usia pra
sekolah hingga akhir sekolah yang ditandai dengan meluasnya pergaulan dan
lingkungan sosial anak yang mulai melepaskan diri dengan keluarga (Monks
dkk, 2003).
Ibu merupakan orang terdekat bagi anak-anaknya. Peran ibu dalam
memberikan pengaruh terhadap tumbuh kembang anak sangatlah besar. Ibu
bertanggung jawab penuh untuk mengasuh anak, pengaruh hubungan antara ibu
dan
anak
perlu
mendapatkan
perhatian
dalam
pengawasan
terhadap
perkembangan anak (Tirtarahardja & Sula, 2000). Pola asuh mempunyai
kontribusi terhadap perkembangan anak. Perbedaan pola asuh juga mempunyai
hasil perkembangan yang berbeda pada tiap-tiap anak. Dalam sebuah penelitian
yang dilakukan oleh Dwi Anita tahun 2009, adanya perbedaan perkembangan
pada anak usia 48-60 bulan antara kelompok yang diasuh dengan pola asuh
otoriter, demokrasi dan liberal. Pola asuh yang dinilai baik adalah pola asuh
demokrasi. Gaya pengasuhan anak perlu diterapkan secara fleksibel disesuaikan
dengan tahap perkembangan anak, karakter anak dan situasi yang sedang
dihadapi (Lestari, 2012).
Pendidikan ibu sangat berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh ibu
(Khomsan, 2002). Ibu yang berpendidikan lebih tinggi berupaya untuk mencari
informasi guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki,
terutama dalam pengasuhan anak (Hastuti, dkk, 2010). Orangtua dengan
pendidikan tinggi cenderung mudah untuk menangkap informasi serta
mengaplikasikannya ke dalam perubahan perilaku. Tingkat pendidikan orangtua
yang rendah merupakan faktor resiko terjadinya keterlambatan perkembangan
pada anak. Pendidikan yang rendah diduga berhubungan linier dengan
kurangnya pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan stimulasi
kepada anak (Ariani dan Yosoprawoto, 2012).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20
digilib.uns.ac.id
B. Penelitian Relevan
Penelitian ini mempunyai beberapa kesamaan dengan penelitian lainnya, hanya
berbeda dalam hal waktu penelitian, tempat, jenis penelitian, metode dan
responden. Berikut beberapa judul penelitian yang hampir sama dengan judul
penelitian ini antara lain :
1. Perignon, et al (2014), melakukan penelitian yang berjudul “Stunting, Poor Iron
Status and Parasite Infection Are Significant Risk Factors for Lower Cognitive
Performance in Cambodian School-Aged Children”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menilai status antropometri dan gizi mikro pada anak anak sekolah
di Kamboja dan hubungannya dengan tingkat kognitif anak. Desain penelitian
menggunakan randomized controlled trial, stratificaty sampling, sampel adalah
anak sekolah umur 6-16 tahun berjumlah 2443. Hasil penelitian ini adalah
tingkat kognitif anak anak sekolah di Kamboja sangat multifaktorial,
berhubungan signifikan dengan status gizi dan infeksi parasit.
2. Hastuti, dkk (2010), melakukan penelitian dengan judul “Nilai Anak, Stimulasi
Psikososial, dan Perkembangan Kognitif Anak Usia 2-5 Tahun pada Keluarga
Rawan Pangan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis hubungan nilai anak dengan stimulasi psikososial
pada keluarga rawan pangan, menganalisis hubungan stimulasi psikososial
dengan perkembangan kognitif anak pada keluarga rawan pangan dan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak
pada keluarga rawan pangan. Metode penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif , pemilihan sampel dengan purposive sampling . Hasil dari penelitian
ini adalah terdapat hubungan yang nyata dan positif antara nilai anak dengan
stimulasi psikososial anak. Selain itu terdapat hubungan nyata dan positif antara
stimulasi psikososial dan perkembangan kognitif anak. Terdapat pengaruh yang
signifikan antara lama pendidikan ibu, lama pendidikan prasekolah anak,
pengeluaran per kapita per bulan dan stimulasi anak.
3. Rahayu, dkk (2003), melakukan penelitian yang berjudul “Pola Pengasuhan,
Status Gizi dan Kemampuan Kognitif Anak Usia Sekolah di Lingkungan
Pesantren dan Keluarga Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
commit to pola
user pengasuhan anak di lingkungan
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pesantran dan keluarga, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola
pengasuhan anak di lingkungan pesantren dan keluarga, mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh terhadap status gizi dan kemampuan kognitif anak usia
sekolah di lingkungan pesantren dan keluarga. Penelitian ini adalah kuantitatif
dengan rancangan analitik observasional, pemilihan sampel dengan cara
purposive sampling sejumlah 62 anak berumur 10-11 tahun. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa pola pengasuhan keluarga lebih baik daripada pola
pengasuhan di pesantren, faktor yang berpengaruh terhadap status gizi adalah
lingkungan pengasuhan, faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemampuan
kognitif adalah interaksi pengasuh anak.
4. Park, et al (2011), melakukan penelitian yang berjudul “The Impact of
Nutritional Status and Longitudinal Recovery of Motor and Cognitive
Milestones in Internationally Adopted Children”. Penelitian ini menunjukkan
bahwa baik malnutrisi akut maupun kronis secara signifikan mempengaruhi
status perkembangan serta tingkat perbaikan skor perkembangan kognitif dan
psikomotor.
5. Khomsan, et al (2013), melakukan penelitian yang berjudul “Growth, Cognitive
Development and Psychosocial Stimulation of Preschool Children in Poor
Farmer and Non-Farmer Households”. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak pra
sekolah. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam keluarga petani, 28,6% anak gizi kurang, 12,1%
anak kurus, dan 30,7% anak pendek, sedangkan pada keluarga non petani 31,3%
anak gizi kurang, 15,3% anak kurus dan 35,5% anak pendek. Prosentase anak
yang mencapai perkembangan kognitif pada kategori tinggi pada keluarga petani
sebesar 8% dan pada keluarga non petani sebesar 17,4%. Meskipun demikian,
lebih dari setengah anak di kedua kelompok mempunyai skor perkembangan
kognitif yang rendan (<60%). Tes korelasi menunjukkan bahwa lamanya
pendidikan ibu, stimulasi psikososial, partisipasi dalam pendidikan usia dini dan
status gizi mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap
perkembangan kognitif anak. Ini menunjukkan bahwa pendidikan ibu, stimulasi
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
psikososial dan partisipasi dalam pendidikan usia dini serta status gizi yang lebih
baik akan meningkatkan perkembangan kognitif anak.
6. Marques L, et al (2008), melakukan penelitian yang berjudul “Determinant of
Early Cognitive Development : Hierarchical Analysis of A Longitudinal Study.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara status
antropometri, kondisi sosial ekonomi, dan kualitas lingkungan rumah terhadap
perkembangan kognitif anak usia 20 sampai 42 bulan. Desain penelitian ini
adalah cross sectional. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa perkembangan
kognitif awal ditentukan banyak faktor dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial
anak, baik faktor terdekat maupun terjauh. Diantara aspek dalam faktor terdekat
adalah keberadaan materi permainan (disesuaikan umur anak) dan adanya
pendidikan usia dini adalah prediktor paling penting dalam perkembangan
kognitif anak.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lain terletak pada variable
bebas yaitu status gizi dengan indikator yang digunakan adalah BB/U pada kategori
gizi baik dan gizi buruk, serta adanya penambahan variabel interaksi sosial dan pola
asuh ibu. Penelitian ini menggunakan sampel yang berbeda dari penelitian lain
yaitu anak usia pra sekolah 60-72 bulan.
commit to user
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir
Status Gizi
Interaksi
Sosial
Pola Asuh
Anak
Pendidikan Ibu
Perkembangan
Kognitif
Anak
Faktor Internal Kognitif :
a. Hereditas
b. Kematangan organ
c. Minat dan bakat
Faktor Eksternal Kognitif :
a. Lingkungan
b. Pembentukan diri
c. Kebebasan
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Hubungan Status Gizi, Interaksi Sosial, Pola Asuh Anak, dan Pendidikan Ibu Dengan
Perkembangan Kognitif Pada Anak
D. Hipotesis
Ha : Ada hubungan antara status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, dan
pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak.
Ho : Tidak ada hubungan antara status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, dan
pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karanganyar wilayah kerja Puskesmas
Kebakkramat I. Waktu penelitian mulai bulan April-Juni tahun 2015.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi target adalah anak usia pra sekolah di Kabupaten Karanganyar.
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah anak usia prasekolah dengan
rentang umur 60 - 72 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I
Kabupaten Karanganyar berjumlah 895 anak (laki-laki = 435 dan perempuan =
460).
2. Teknik Sampling dan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional Random Sampling.
Ukuran sampel diperkirakan menurut desain analisis data yang akan dilakukan,
yaitu analisis multivariat yang melibatkan 4 variabel independen. Dalam model
analisis multivariat dibutuhkan 15-20 subjek penelitian per sebuah variabel
independen. Jadi dalam penelitian ini minimal dibutuhkan 4 x (15 hingga 20
subjek) = 60 hingga 80 subjek penelitian (Murti, 2013). Pada penelitian ini
jumlah sampel yang dibutuhkan peneliti adalah sebanyak 80 ibu dan 80 anak
prasekolah.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini :
a. Ibu yang mempunyai anak usia 60-72 bulan
b. Anak laki-laki maupun perempuan
c. Anak sehat lahir normal
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini :
a. Ibu yang pindah rumah dari Kebakkramat saat penelitian
b. Anak yang mengalami gangguan kesehatan seperti down syndrome, autis
c. Anak mengalami kesakitan saat
penelitian
berlangsung
commit
to user
24
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk menentukan jumlah sampel dari keseluruhan populasi dengan
menggunakan metode alokasi proporsional yaitu dengan rumus :
n
n
Keterangan :
ni
=
besar sampel pada masing-masing desa
Ni =
jumlah anak pada masing-masing desa
N
=
besar populasi
n
=
besar sampel
Berdasarkan rumus diatas,jumlah sampel dari masing-masing desa di wilayah kerja
Puskesmas Kebakkramat I yaitu :
1. Desa Kemiri
: 173/895 x 80 = 15,5 = 16
2. Desa Nangsri : 172/895 x 80 = 15,4 = 15
3. Desa Macanan : 164/895 x 80 = 14,7 = 15
4. Desa Kebak
: 170/895 x 80 = 15,2 = 15
5. Desa Waru
: 216/895 x 80 = 19,3 = 19
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas adalah status gizi, interaksi sosial, pola asuh, dan pendidikan ibu.
2. Variabel terikat adalah perkembangan kognitif anak.
E. Definisi Operasional
1. Status Gizi
Definisi
: keadaan gizi anak usia 60-72 bulan yang diukur melalui
antropometri berdasarkan BB/U.
Alat ukur
: Z-score
Skala data
: kategorik
Klasifikasi : BB/U dengan kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, gizi
lebih.
2. Interaksi Sosial
Definisi
: hubungan timbal balik anak dengan orang lain
Alat ukur
: kuesioner
Skala data
: kategorik
commit to user
Klasifikasi : baik (nilai skor ≥ 7), kurang (nilai skor < 7).
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Pola asuh ibu
Definisi
: penerapan cara ibu dalam mendidik dan mengasuh anak
Alat ukur
: kuesioner
Skala data
: kategorik
Klasifikasi : pola asuh demokratis, permisif, otoriter.
4. Pendidikan ibu
Definisi
: pendidikan
formal
ibu
yang
pernah
dicapai
berdasar
kepemilikan ijazah terakhir yang diakui pemerintah.
Alat ukur
: checklist
Skala data
: kategorik
Klasifikasi : dasar (SD-SMP), menengah(SMA), tinggi (PT/Akademi)
5. Perkembangan kognitif
Definisi
: kemampuan berpikir anak
Cara ukur
: kuesioner
Klasifikasi : kognitif baik (nilai skor ≥ 7) dan kognitif kurang (nilai skor < 7).
F. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner meliputi data
identitas ibu dan anak, interaksi sosial, pola asuh dan tingkat pendidikan ibu.
Data antropometri anak diperoleh dengan mengukur berat badan menurut BB
per umur dengan menggunakan timbangan ketelitian 0,1 kg.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar dan
Puskesmas Kebakkramat 01 yang berhubungan dengan lokasi penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan alat
ukur dengan cara subjek diberikan beberapa pertanyaan kepada responden
(Hidayat, 2007).Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari :
1. Kuesioner karakteristik responden yang terdiri dari nama ibu, umur ibu, tingkat
pendidikan ibu, nama anak, umur anak.
2. Status gizi anak berdasarkan BB/U anak ditimbang dan dicatat langsung.
commit to user
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Kuesioner pola asuh ibu terdiri dari 30 item pernyataan favourable dan
unfavourable. Penilaian pilihan pernyataan favourable yaitu 1 bila ya dan 0 bila
tidak, sedangkan pada pernyataan unfavourable yaitu 1 bila tidak dan 0 bila ya.
Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner variabel pola asuh
Variabel
Pola Asuh
Ibu
Indikator
a. Otoriter
Favourable
1, 2, 3, 4, 5,
7, 8, 10
11, 12, 14,
15, 16, 17,
18, 20
b. Permisif
4.
Unfavourable
Jumlah
6,9
10
13, 19
10
22, 23, 25,
c. Demokratis
26, 27, 28,
21, 24
10
30
24
6
30
Total
Kuesioner interaksi sosial anak, terdiri dari 11 pernyataan. Penilaian pilihan
pernyataan favourable yaitu 1 bila ya dan 0 bila tidak, sedangkan pada
pernyataan unfavourable yaitu 1 bila tidak dan 0 bila ya.
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner variabel interaksi sosial
Variabel
Interaksi
Sosial
Indikator
Favourable Unfavourable
2, 3, 11
1
a. Bentuk interaksi
sosial
Individu-individu
Individu-kelompok
Kelompokkelompok
b. Proses terjadinya
interaksi
Imitasi
Identifikasi
Sugesti
Simpati
4, 5
c. Tahapan interaksi
sosial
Kerjasama
Akomodasi
Asimilasi
9
Total
5
Jumlah
3
6, 7
4
8, 10
3
commit to user
5
10
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.
Kuesioner perkembangan kognitif anak terdiri dari 10 item pernyataan.
Kuesioner ini diadopsi dari instrumen paper and pencil test oleh Bakken
berdasarkan teori Piaget. Penilaian pertanyaan yaitu nilai 1 bila jawaban benar
dan niai 0 bila jawaban salah.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor butir dengan skor total.
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan jumlah 20 responden.
Untuk perhitungan tiap-tiap item pernyataan akan dibandingkan dengan tabel
nilai product moment. Jika r hitung
≥ koefisien nilai tabel kritis r yaitu pada
taraf signifikan 5 % maka instrumen yang diuji dinyatakan valid (Sugiyono,
2012). Berdasarkan hasil uji validitas ditemukan 2 item pertanyaan tentang pola
asuh ibu yang mempunyai nilai r hitung < r tabel product moment dengan taraf
signifikansi 5 % r tabel, N = 20 (0,444) yaitu pertanyaan nomor 5 (-0,290 <
0,444) dan nomor 11 (-0,350 < 0,444). Dengan demikian dua pernyataan
tersebut dinyatakan tidak valid dan gugur. Selanjutnya dalam penelitian ini yang
digunakan item pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32.
Uji validitas pernyataan interaksi sosial ditemukan 2 item pernyataan
mempunyai nilai r hitung < r tabel Product Moment dengan taraf signifikansi 5
% r tabel, N = 20 (0,444) yaitu item pernyataan nomor 4 (0,030 < 0,444) dan 9
(0,026 <0 0,444). Dengan demikian dua pernyataan tersebut dinyatakan tidak
valid atau gugur. Selanjutnya dalam penelitian ini yang digunakan item
pertanyaan nomer 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12.
2. Uji Reliabilitas
Pada uji reliabilitas pengujian instrumen dilakukan dengan tekhnik Alpha
cronbach. (Arikunto, 2010). Responden yang digunakan untuk uji coba
sebaiknya mempunyai karakteristik sama dengan tempat penelitian yang akan
dilaksanakan, dengan tujuan distribusi hasil pengukuran mendekati normal.
Kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai alfa minimal sebesar 0,7 (Riwidikdo,
2009). Hasi uji validitas dalam penelitian
pada kuesioner pola asuh anak dan
commit to ini
user
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
interaksi sosial anak masing-masing sebesar 0,9 dan 0,793 sehingga kedua
kuesioner tersebut dikatakan reliabel karena masing masing besarnya > 0,7.
I. Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan melalui beberapa
tahap sebagai berikut :
1. Editing
Untuk mengoreksi data yang meliputi kelengkapan pengisian dan kejelasan
jawaban. Koreksi dilakukan di lapangan setelah pengisian kuesioner selesai. Hal
ini bertujuan agar kesalahan atau kekurangan data yang ditemukan dengan
segera dapat dilakukan perbaikan.
2. Coding
Coding dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan
kode berupa angka, untuk selanjutnya dimasukkan dalam tabel kerja untuk
mempermudah pembacaan.
3. Scoring
Scoring dilakukan dengan memberikan nilai pada data sesuai dengan skor yang
telah ditentukan berdasarkan kuesioner yang tersusun kemudian memberikan
total score dari semua jawaban.
4. Tabulating
Menyusun data ke dalam tabel untuk memudahkan dalam menganalisa data ke
program SPSS versi 17.0.
J. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan dari
masing-masing variabel bebas yaitu status gizi anak, interaksi sosial anak, pola
asuh ibu dan pendidikan ibu. Data dikumpulkan kemudian dikelompokkan
menurut jenis data masing-masing dan dimasukkan ke dalam tabel distribusi
frekuensi.
Perhitungan distribusi frekuensi dapat dilakukan dengan rumus :
P=
x
x100%
n
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
P
=
Persentase
x
=
Total nilai responden.
n
=
Total nilai max
100
=
Bilangan tetap (Arikunto, 2010)
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan korelasi product
moment apabila data berdistribusi normal. Apabila data berdistribusi tidak
normal analisis bivariat dengan uji chi-square dengan ketentuan apabila nilai
sig (p)< 0,05 maka dikatakan ada hubungan yang signifikan dan apabila nilai
sig (p)> 0,05 maka dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan.
Tujuan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan status gizi dengan
perkembangan kognitif anak, hubungan interaksi sosial dengan perkembangan
kognitif anak, hubungan pola asuh ibu dengan perkembangan kognitif anak,
hubungan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan
terikat yaitu untuk mengetahui hubungan status gizi anak, interaksi sosial anak,
pola asuh ibu dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak.
Uji statistik yang digunakan untuk perolehan data yaitu dengan
menggunakan regresi logistik. Adapun rumus regresi logistik adalah sebagai
berikut :
In
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Keterangan :
P = Probabilitas untuk kognitif baik
1-P = Probabilitas untuk kognitif kurang
X1 = Status gizi ( 0 : buruk ; 1 : kurang; ; 2: baik ; 3 : lebih)
X2 = Interaksi sosial ( 0 : baik ; 1 : kurang)
X3 = Pola Asuh ( 1 : otoriter ; 2 : permisif ; 3 : demokratis)
X4 = Pendidikan Ibu ( 0 : dasar ; 2 : menengah ; 3 : tinggi)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Sampel Penelitian
1. Umur Ibu
Hasil analisis karakteristik subjek berdasarkan distribusi umur Ibu dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi Umur Ibu
Umur Ibu
20 - 34 tahun
≥ 35 tahun
Jumlah
Sumber : data primer, 2015
n
64
16
80
%
80,0
20,0
100
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa mayoritas subjek berusia antara 20 tahun
sampai 34 tahun yaitu termasuk kategori usia reproduktif. Periode reproduksi
sehat pada wanita berada pada rentang umur 20 – 35 tahun (Manuaba, 2002).
2. Pendidikan Ibu
Hasil analisis karakteristik subjek berdasarkan distribusi tingkat pendidikan
Ibu dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu
Pendidikan
n
Pendidikan Tinggi
18
Pendidikan Menengah
35
Pendidikan Dasar
27
Jumlah
80
Sumber : data primer, 2015
%
22,4
43,8
33,8
100
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa mayoritas subjek memiliki tingkat
pendidikan menengah sehingga lebih mudah untuk mendapatkan informasi
mengenai kesehatan anak karena tidak ada responden yang buta huruf.
3. Pekerjaan Ibu
Hasil analisis karakteristik subjek berdasarkan distribusi pekerjaan ibu dapat
dilihat padaTabel 4.3.
commit to user
31
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.3. Distribusi Pekerjaan Ibu
Jenis Pekerjaan
IRT/Tidak bekerja
PNS
Wiraswasta
Jumlah
Sumber : data primer, 2015.
n
44
5
31
80
%
55,0
6,2
38,8
100
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas subjek merupakan Ibu Rumah
Tangga yang secara formal tidak bekerja tetapi mereka bisa bekerja di rumah
selama 24 jam/hari.
4. Status Gizi Anak
Hasil pengukuran status gizi anak dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Kategori Status Gizi Anak
Status Gizi
n
Gizi lebih
2
Gizi baik
67
Gizi kurang
11
Jumlah
80
Sumber : data primer, 2015.
%
2,5
83,8
13,8
100
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa rata-rata anak memiliki status gizi baik
berdasarkan pengukuran BB/U. Namun, satus gizi tersebut hanya berlaku pada
waktu penelitian (April-Juni 2015) karena pengukuran BB/U bersifat sesaat.
5. Interaksi Sosial Anak
Hasil kategori interaksi sosial anak dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Distribusi Interaksi Sosial Anak
Interaksi Sosial Anak
n
Baik
52
Kurang
28
Jumlah
80
Sumber : data primer, 2015.
%
65,0
35,0
100
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa mayoritas interaksi sosial anak pada
kategori baik yaitu sebanyak 52 orang (65%). Anak dengan interaksi sosial yang
kurang mempunyai hubungan timbal balik yang belum baik dengan orang lain,
pengaruh lingkungan sosial juga berkontribusi terhadap cara anak berinteraksi
dengan orang lain.
commit to user
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Pola Asuh Anak
Hasil kategori pola asuh anak dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Distribusi Pola Asuh Anak
Pola Asuh
n
Demokratis
37
Permisif
23
Otoriter
20
Jumlah
80
Sumber : data primer, 2015.
%
46,3
28,8
25,0
100
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa rata-rata pola asuh ibu kepada anak
termasuk pola asuh demokratis yaitu orang tua mampu menjalin hubungan yang
baik dengan anak.
B. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Bivariat
a. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Kognitif Anak
Hasil analisis Chi Square hubungan status gizi dengan perkembangan
kognitif anak dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Kognitif
Anak
Perkembangan kognitif
Total
p
Status gizi
Baik
Kurang
n
%
n
%
n
%
Lebih
0
0
2
2,5
2
2,5
Baik
54
67,5
13
16,3
67
83,8 0,000
Kurang
1
1,3
10
12,4
11
13,7
Total
55
68,8
25
31,2
80
100
Sumber : data primer, 2015.
Tabel 4.7. menunjukkan nilai hasil uji Chi-Square bahwa ada
hubungan status gizi dengan perkembangan kognitif anak. Artinya, apabila
status gizi anak baik maka perkembangan kognitif anak juga baik.
b. Hubungan Interaksi Sosial dengan Perkembangan Kognitif Anak
Hasil analisis Chi Square hubungan interaksi sosial dengan
perkembangan kognitif anak secara statistik menunjukkan bermakna.
commit to user
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.8 Hubungan Interaksi Sosial dengan Perkembangan Kognitif
Perkembangan Kognitif
Interaksi Sosial
Baik
Kurang
n
%
n
%
Baik
47
58,8
5
6,3
Kurang
8
10,0
20
25,0
Total
55
68,8
25
31,3
Sumber : data primer, 2015.
Total
n
52
28
80
p
%
64,8
35,2
100
0,000
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji Chi-Square bahwa ada hubungan
interaksi sosial dengan perkembangan kognitif. Artinya apabila interaksi
sosial anak baik maka perkembangan kognitif anak juga baik.
c. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak
Hasil analisis Chi Square hubungan pola asuh anak dengan
perkembangan kognitif anak secara statistik menunjukkan bermakna.
Tabel 4.9. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak
Pola asuh anak
Perkembangan Kognitif
Baik
Kurang
n
%
n
%
Demokratis
28
35,0
Permisif
18
22,5
Otoriter
9
11,2
Total
55
68,7
Sumber : data primer, 2015.
9
5
11
25
11,2
6,3
13,8
31,3
Total
n
%
37
23
20
80
46,2
28,8
25,0
100,0
p
0,030
Tabel 4.9. menunjukkan bahwa ada hubungan pola asuh anak dengan
perkembangan kognitif anak. Artinya, apabila pola asuh anak baik maka
perkembangan kognitif anak juga akan baik.
d. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif Anak
Hasil analisis Chi Square hubungan tingkat pendidikan ibu dengan
perkembangan kognitif secara statistik menunjukkan bermakna.
commit to user
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.10. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan
Kognitif Anak
Perkembangan kognitif
Pendidikan Ibu
Baik
Kurang
n
%
n
%
Tinggi
16
20,0
2
2,5
Menengah
29
36,3
6
7,4
Dasar
10
12,5
17
21,3
Total
55
68,8
25
31,2
Sumber : data primer, 2015.
Total
n
18
35
27
80
%
22,5
43,7
33,8
100
p
0,000
Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji Chi-Square bahwa ada hubungan
tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak. Artinya,
pendidikan ibu tinggi maka perkembangan kognitif anak juga akan baik.
2. Regresi Logistik Ganda
Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda untuk
mengetahui hubungan status gizi anak, pola asuh anak, interaksi sosial anak,
tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari
Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Analisis regresi logistik ganda status gizi, interaksi sosial, pola asuh
anak, pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak
Variabel
OR
Status Gizi Anak
11,65
Interaksi Sosial Anak
71,69
Pola Asuh Anak
3,16
Tingkat pendidikan Ibu
4,14
N observasi
80
-2 log likelihood
43,06
Nagelkerke R 2
71,1%
Sumber : data primer, 2015.
CI 95%
Batas bawah
Batas atas
1,76
77,18
9,61
534,61
1,12
8,90
1,22
14,05
p Uji
Wald
0,011
0,000
0,030
0,023
Nilai Odd Ratio variabel status gizi sebesar 11,65 berarti bahwa anak
dengan status gizi yang baik mempunyai kemungkinan 11,65 kali lebih besar
untuk mendapatkan perkembangan kognitif yang baik daripada anak dengan
status gizi kurang atau lebih. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan
status gizi anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan
(OR= 11,65; CI=95%; 1,76 hingga 77,18; p = 0,011).
commit to user
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nilai Odd Ratio variabel interaksi sosial anak sebesar 71,69 berarti bahwa
anak dengan interaksi sosial yang positif mempunyai kemungkinan 71,69 kali
lebih besar dalam perkembangan kognitif daripada anak dengan interaksi sosial
yang negatif. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan interaksi sosial anak
dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (OR= 71,69;
CI=95%; 9,61 hingga 534,61; p = 0,000).
Nilai Odd Ratio variabel pola asuh anak sebesar 3,16 berarti bahwa pola
asuh demokratis mempunyai kemungkinan 3,16 kali lebih baik dalam
perkembangan kognitif anak daripada pola asuh otoriter. Hasil uji wald
menunjukkan adanya hubungan pola asuh anak dengan perkembangan kognitif
anak dan secara statistik signifikan (OR= 3,16; CI=95%; 1,12 hingga 8,90; p =
0,030).
Nilai Odd Ratio variabel tingkat pendidikan ibu sebesar 4,14 berarti bahwa
ibu dengan tingkat pendidikan tinggi mempunyai kemungkinan 4,14 kali lebih
besar dalam perkembangan kognitif anak daripada ibu dengan pendidikan dasar.
Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan pendidikan ibu dengan
perkembangan kognitif anak dan secara statistik signifikan (OR= 4,14; CI=95%;
1,22 hingga 14,05; p = 0,023).
Nilai Negelkerke R2 sebesar 71,1% berarti bahwa keempat variabel bebas
(status gizi anak, pola asuh anak, interaksi sosial anak dan tingkat pendidikan
ibu) mampu menjelaskan perkembangan kognitif pada anak sebesar 71,1% dan
sisanya yaitu sebesar 28,9% dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian.
C. Pembahasan
1. Hubungan Status Gizi Anak dengan Perkembangan Kognitif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi anak
dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (p = 0,000),
dimana kebutuhan gizi berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi otak
yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif. Kondisi gizi yang tidak baik dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak sebelum dan sesudah kelahiran
sehingga akan menganggu perkembangan kognitifnya (Chowdhury & Gosh,
2009).
commit to user
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Perignon et al (2014),
bahwa tingkat kognitif anak sekolah, berhubungan signifikan dengan status gizi
dan infeksi parasit. Penelitian lain yang mendukung adalah Park et al (2011)
dimana, malnutrisi akut maupun kronis secara signifikan mempengaruhi status
perkembangan serta tingkat perbaikan skor perkembangan kognitif dan
psikomotor.
Sedangkan hasil penelitian Khomsan et al (2013), status gizi mempunyai
hubungan yang signifikan dan positif terhadap perkembangan kognitif dimana
anak dengan status gizi yang lebih baik akan meningkatkan perkembangan
kognitif nya.
2. Hubungan Interaksi Sosial dengan Perkembangan Kognitif Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan interaksi sosial anak
dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (p = 0,000), hal ini
berarti bahwa semakin baik interaksi sosial anak dengan orang lain maupun
lingkungan dimana anak tersebut tinggal makan semakin baik pula
perkembangan kognitifnya (Khomsan, et al., 2013).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari Marques et al
(2008) yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif awal ditentukan banyak
faktor dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial anak, baik faktor terdekat maupun
terjauh. Diantara aspek dalam faktor terdekat adalah keberadaan materi
permainan (disesuaikan umur anak) dan adanya pendidikan usia dini adalah
prediktor paling penting dalam perkembangan kognitif anak.
Peran interaksi sosial dalam perkembangan anak telah memberikan catatan
penting dalam perkembangan psikologi sebagai proses sosial yang dimulai sejak
periode usia pra sekolah dimana anak mulai dikenalkan dengan lingkungan
diluar rumah dan mulai menghabiskan waktu bersama temannya. Pada masa ini,
panca indera dan sistem reseptor penerima rangsangan serta proses memori
harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik (Monks dkk, 2003.,
Psaltis & Duvven, 2006). Dengan melakukan interaksi, anak akan mampu
mendapatkan gambaran mengenai apa yang diharapkan oleh lingkungan
sosialnya. Semakin anak sering berinteraksi dengan lingkungannya, maka anak
commit to user
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan semakin mudah mengerti apa yang menjadi harapan lingkungan sosialnya
(Ibung, 2009).
3. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pola asuh anak dengan
perkembangan kognitif anak dan secara statistik signifikan (p = 0,030), pola
asuh mempunyai kontribusi terhadap perkembangan anak, termasuk perbedaan
pola asuh juga mempunyai hasil perkembangan yang berbeda pada tiap-tiap
anak. Pola asuh anak merupakan semua aktivitas yang dilakukan sebagai upaya
dalam meningkatkan pertumbuhan fisik dan otak (Musaheri, 2007).
Rahayu, dkk (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada pengaruh
mengenai pola pengasuhan anak terhadap tingkat kemampuan kognitif anak, hal
ini berarti bahwa semakin baik pola pengasuhan ibu maka semakin baik pula
kemampuan kognitif anaknya. Ibu yang selalu bisa memberikan waktu luang
untuk anaknya dapat memperhatikan setiap tahap tumbuh kembang anaknya
sehingga dapat memilih cara atau gaya dalam pengasuhan yang fleksibel sesuai
dengan tahap perkembangan anak, karakter anak dan situasi yang sedang
dihadapi (Lestari, 2012).
4. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pendidikan ibu
dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (p = 0,000), hal ini
berarti bahwa Ibu yang berpendidikan lebih tinggi berupaya untuk mencari
informasi guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki,
terutama dalam pengasuhan anak (Hastuti, dkk, 2010). Orangtua dengan
pendidikan tinggi cenderung mudah untuk menangkap informasi serta
mengaplikasikannya ke dalam perubahan perilaku. Tingkat pendidikan orangtua
yang rendah merupakan faktor resiko terjadinya keterlambatan perkembangan
pada anak. Pendidikan yang rendah diduga berhubungan linier dengan
kurangnya pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan stimulasi
kepada anak (Ariani dan Yosoprawoto, 2012).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari Khomsan et al
(2013), bahwa pendidikan ibu
perkembangan kognitif anak.
yang lebih baik
commit to user
akan meningkatkan
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Keterbatasan Penelitian
Populasi bersifat homogen karena yang diteliti hanya pada kelompok umur 6072 bulan saja dimana sama-sama kelompok usia pra sekolah dan subjek diambil
secara
proportional
sampling
akibatnya
hasil
penelitian
ini
tidak
bisa
menggambarkan kondisi semua populasi di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat
I. Jadi, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Penelitian ini menggunakan
metode cross sectional dimana tidak memberikan intervensi kepada subjek
penelitian karena hanya diukur dari status gizi sesaat berdasarkan BB/U bukan
TB/U. Outcome penelitian ini belum dapat dijadikan pedoman kebijakan dalam
perbaikan status gizi berdasarkan BB/U dengan perkembangan kognitif anak, karena
tidak dapat melihat riwayat pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak secara
keseluruhan hanya pada satu waktu tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Umur ibu rata-rata berada pada rentang 20-34 tahun (80,0 %) dan merupakan
kategori usia reproduktif. Pendidikan ibu sebagian besar merupakan pendidikan
menengah yaitu SMA/SMK (46,3%), sehingga ibu mudah mengakses informasi
mengenai kesehatan anak. Pekerjaan ibu sebagian besar tidak bekerja yaitu ibu
rumah tangga (55,0%) sehingga ibu mempunyai banyak waktu luang untuk
mengasuh anaknya. Pola asuh anak rata-rata menunjukkan pola asuh demokratis
(46,3%), dimana hubungan interaksi antara orang tua dan anak bisa terjalin
dengan baik. Status gizi anak sebagian besar berada pada kategori gizi baik
(83,8%) berdasarkan pengukuran BB/U. Interaksi sosial anak masih ada yang
kurang (35%) artinya anak memiliki hubungan timbal balik yang belum baik
dengan orang lain.
2. Ada hubungan antara status gizi anak dengan perkembangan kognitif anak
dengan p = 0,000 < 0,05.Ada hubungan antara interaksi sosial anak dengan
perkembangan kognitif anak dengan p = 0,000 < 0,05.Ada hubungan antara pola
asuh anak dengan perkembangan kognitif anak dengan p = 0,003 < 0,05. Ada
hubungan antara pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak dengan p =
0,000 < 0,05.
3. Ada hubungan yang positif dan secara statistik signifikan dari status gizi anak
(OR= 14,44; CI=95%; 1,11 hingga 188,44; p = 0,042), pola asuh anak
(OR=
8,28; CI=95%; 1,91 hingga 35,99; p = 0,005), interaksi sosial anak (OR= 0,09;
CI=95%; 0,02 hingga 0,52; p = 0,006), tingkat pendidikan ibu (OR= 2,95;
CI=95%; 1,14 hingga 7,59; p = 0,025) dengan perkembangan kognitif anak.
commit to user
40
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Implikasi
1. Implikasi Teori
Penelitian ini memiliki implikasi teoritis bahwa teori Piaget dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan status gizi, interaksi sosial, pola asuh
anak, dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak. Proses
perkembangan yang melibatkan faktor hereditas, pengalaman, transmisi sosial
dan ekuilibrasi sudah tercakup dalam variabel penelitian.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat memberikan kontribusi dalam
kebijakan pembangunan SDM yang terkait dengan peningkatan perkembangan
kognitif anak. Dalam penelitian ini secara metodologi diperlukan pertimbangan
dengan bantuan dari guru TK untuk membacakan kuesioner karena anak usia 56 tahun masih membutuhkan komunikasi dari orang-orang yang dikenalnya
secara dekat.
C. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Ibu
Disarankan untuk dapat memperhatikan tumbuh kembang anaknya, melakukan
pola pengasuhan yang fleksibel sesuai dengan karakter anak dan keadaan anak
sehingga dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak.
2. Bagi Kader
Disarankan untuk mengadakan pemantauan pada anak usia pra sekolah
mengenai status gizi maupun tumbuh kembangnya dalam upaya peningkatan
kognitif anak melalui Kartu Menuju Sehat sebagai alat deteksi dini.
3. Bagi Puskesmas
Disarankan untuk melakukan monitoring dan evaluasi mengenai status gizi anak
dan perkembangan kognitif anak di wilayah kerjanya dengan cara memberikan
Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) secara rutin
dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan anak dan juga perkembangan
kognitifnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Dedi & Ratna Muliawati. 2013. Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta : Nuha Medika
Anastasi, Anne. 1999. 6th edition Psychological Testing. New York : Macmillan
Publishing Co.,Inc.
Ariani dan Yosoprawoto, M. 2012. Usia Anak dan Pendidikan Ibu Sebagai Faktor
Resiko Gangguan Perkembangan Anak. Jurnal Kedokteran Brawijaya Volume 27
No 2 Agustus 2012.
Arikunto, S. 2010. Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. Jakarta :
Rineka Cipta.
Chowdhury, S. D & Ghosh Tusharkanti. 2009. Nutritional And Socioeconomic Status in
Cognitive Developmental of Santal Children of Purulia District, India. Department
of Physiologi. University of Calcuta, India.
Dhamayanti, Meita & Herlina Murfariza. 2009. Skrining Gangguan Kognitif dan
Bahasa dengan Menggunakan Capute Scales (Cognitive Adaptive Test/Clinical
Linguistic & Auditory Milestone Scale-Cat/Clams). Bagian Ilmu Kedokteran Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sari Pediatri Volume 11 Nomor 3
Oktober 2009.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2013. Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok : Rajagrafindo
Persada.
Departemen Kesehatan, RI. 2000. Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001-2005.
Jakarta : Depkes RI.
____________________. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Dasar. Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Dinas Kabupaten Karanganyar. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar. Dinas
Kesehatan Kabupaten Karanganyar.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2009.
Diakses melalui www.dinkesjatengprov.go.id pada tanggal 30 Oktober 2014.
Dinas Pendidikan Povinsi Jawa Tengah. 2012. Kerangka Besar Pengembangan PAUD
Terpadu Dengan Pendekatan Holistik Integratif Periode 2013-2018. Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah – UNICEF.
Djiwandono, Sri E W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo.
______________. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Grasindo.
Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial.commit
Bandung
: PT Refika Aditama.
to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
43
digilib.uns.ac.id
Gibney, Michael J. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Ibung, Dian. 2009. Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.
Hasbullah. 2006. Dasar Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Hastuti, dkk. 2010. Nilai Anak, Stimulasi Psikososial, dan Perkembangan Kognitif
Anak Usia 2-3 Tahun pada Keluarga Rawan Pangan di Kabupaten Banjarnegara
Jawa Tengah. Institut Pertanian Bogor. Jurnal Ilmu Keluarga & Konseling, vol.3,
no.1, hlm.27-34, ISSN :1907-6037.
Hermawan, Arief. 2006. Jaringan Saraf Tiruan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : ANDI.
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba
Medika.
________________. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Iswidharmawanjaya dkk. 2008. Panduan bagi Orang Tua Untuk Menyiapkan Anak
Usia Dini. Jakarta : Elex Media Komputindo
Khomsan A. Faisal A, Neti H, Nani S, & Oktarina. 2013. Tumbuh Kembang dan Pola
Asuh Anak. IPB Press, Bogor.
Klebanov, P. & Brooks-Gunn, J. 2006. Cummulative, Human Capital, and
Psychological Risk in The Context of Early Intervention. Annals New York
Academy of Sciences, 1094, 36-82
Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga : Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
dalam Keluarga. Jakarta : Kencana.
Levitsky DA, Strupp BJ. 1995. Malnutrition And The Brain: Under-Nutrition And
Behavioral Development In Children. J Nutr 125: 2212S – 2220S.
Manuaba, I Gede Bagus. 2002. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta :
Arcan.
McGregor SG, Cheung YB, Cueto S, Glewwe P, Richter L, Strupp B. Developmental
Potential In the First 5 Years for Children in Developing Countries. Lancet,
2007;369(9555):60-70.
Monks, FJ, Knoers, AMP & Haditono, SR. 2003. Psikologi Perkembangan : Pengantar
dalam Berbagai Bagiannya . Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Murti, Bhisma. 2013. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penlitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Musaheri. 2007. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta : IRC iSoD.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
44
digilib.uns.ac.id
Noordiati, Hakimi.M, Wibowo.T,. 2011. Hubungan Kepekaan Serta Ketanggapan
Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah. Berita Kedokteran
Masyarakat Vol. 27, No. 1, halaman 18-23.
Park, Hyun, Denise Bothe, Eva Holsinger, H. Lester Kirchner, Karen Olness and Anna
Mandalakas. 2011. The Impact of Nutritional Status and Longitudinal Recovery of
Motor and Cognitive Milestones in Internationally Adopted-Children. Diakses
melalui www.ncbi.nlm.nih.gov
Paxson, C & Schady, N. 2007. Cognitive Development among Young Children in
Ecuador: The Roles of Wealth, Health, and Parenting. The Journal of Human
Resources, Vol. 42, No. 1 (Winter, 2007), pp. 49-84. University of Wisconsin Press
Perignon, Marlene. 2014. Stunting, Poor Iron Status and Parasite Infection Are
Significant Risk Factors For Lower Cognitive Performance in Cambodian SchoolAged Children. Diakses melalui journals.plos.org
Psaltis, C. & Duveen, G. 2006. Social Relations and cognitive development: The
influence of conversation types and representations of gender. European Journal of
Social Psychology,36: 407-430.
Riskesdas. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Saffer, D.R. 2002. Developmental Psychology : Childhood & Adolescent. Sixth Edition.
USA : Wadsworth/Thomson Learning, Inc.
Santos L.M, Neves dos Santos D, Bastos AC, Assis AM, Prado MS, Barreto ML.. 2008.
Determinantsof Early Cognitive Development : Hierarchical Analysis of A
Longitudinal Study. Cad. Saude Publica. Rio de Janeiro : Universidade Federal da
Bahia, Brasil.
Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta : Kencana.
_____________. 2011. Psikologi Pendidikan Edisi Ketiga Buku 1. Jakarta : Salemba
Humanika.
_____________. 2011. Masa Perkembangan Anak Children. Jakarta : Salemba
Humanika.
Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories An Educational Perspective Sixth Edition.
United States of America : Pearson.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung : CV Pustaka
Setia.
Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Solihin, Rindu Dwi Malateki, Faisal Anwar & Dadang Suandar.. 2013. Kaitan Antara
Status Gizi, Perkembangan Kognitif, dan Perkembangan Motorik Pada Anak Usia
commit to user
Prasekolah. Penelitian Gizi dan Makanan, vol.36, hlm. 62-72.
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Sulut, Befa. 2013. Intelligence Development Of Socio-Economically Disadvantaged
Pre-School Children. Anales de Psicología, 2013, vol. 29.
Sunarti. 2013. Perbedaan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi Anak Pra Sekolah di
Sekolah dengan Model School Feeding dan Non Feeding School. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Vol. 7, No 2.
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Supariasa, et al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya. Jakarta : Prenada Media Group.
Syaodih, Ernawulan. 2008. Perkembangan Anak Usia Dini. www.scribd.com. Diunduh
pada tanggal 11-9-2015 jam 12.00 WIB.
Tim Mitra Guru. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi Untuk SMP dan MTs.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Tirtarahardja, U & La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
William, S.K & Kelly, F.D. 2005. Relationships Among Involvement, Attachment, And
Behavioral Problems In Adolescence : Examining Father’s Influence. Journal of
Early Adolescence. 25(2), 168-196. DOI : 10.1177/0272431604274178.
Wiyani, Novan Ardy. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini : Panduan bagi
Orang Tua dan Pendidik PAUD dalam Memahami serta Mendidik Anak Usia Dini.
World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards : Length/Height-ForAge, Weight-For-Age, Weight-For-Age, Weight-For-Height And Body Mass IndexFor Age : Methods And Development.
Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
______________. 2014. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
commit to user
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Lampiran V :
DATA PENELITIAN
NO
UMUR
IBU
KOD
PEND. IBU
KOD
PEKJ. IBU
KOD
JK
KOD
UMUR AN.
BB
ANAK
1
22
1
SMA
2
Wiraswasta
2
L
1
61 bulan
2
34
1
D3
3
IRT
1
L
1
66 bulan
3
28
1
SMK
2
IRT
1
L
1
4
39
2
SMK
2
Wiraswasta
2
L
5
22
1
S1
3
Wiraswasta
2
6
33
1
SD
1
IRT
7
33
1
SD
1
8
37
2
SMA
BB / U
Z
SCORE
NILAI
STATUS
GIZI
KOD
21
0,90
positif
baik
1
23
1,30
positif
baik
1
62 bulan
20
0,40
positif
baik
1
1
60 bulan
20
0,50
positif
baik
1
L
1
60 bulan
18,5
0,10
negatif
baik
1
1
L
1
60 bulan
18,3
0,20
negatif
baik
1
Wiraswasta
2
P
2
62 bulan
13
2,50
negatif
kurang
0
2
Wiraswasta
2
P
2
63 bulan
21
1,00
positif
baik
1
9
25
1
SMA
2
IRT
1
P
2
63 bulan
21
1,00
positif
baik
1
10
31
1
SMP
1
IRT
1
P
2
61 bulan
21,5
1,30
positif
baik
1
11
23
1
SMP
1
IRT
1
P
2
70 bulan
25
1,80
positif
baik
1
12
37
2
D3
3
Wiraswasta
2
P
2
71 bulan
24,3
1,50
positif
baik
1
13
30
1
SMP
1
Wiraswasta
2
P
2
60 bulan
13
2.4
negatif
kurang
0
14
27
1
D3
3
IRT
1
P
2
64 bulan
22
1,30
positif
baik
1
15
29
1
SMK
2
Wiraswasta
2
P
2
62 bulan
20
0,70
positif
baik
1
16
30
1
SMP
1
IRT
1
P
2
63 bulan
14,5
2,10
negatif
kurang
0
17
29
1
S1
3
Wiraswasta
2
P
2
63 bulan
23
1,70
positif
baik
1
18
32
1
SMA
2
IRT
1
P
2
63 bulan
23
1,70
positif
baik
1
19
23
1
SMP
1
IRT
1
P
2
62 bulan
13,6
negatif
kurang
0
20
24
1
SMA
2
Wiraswasta
2
P
2
60 bulan
19
0,50
positif
baik
1
21
27
1
S1
3
IRT
1
P
2
60 bulan
20,7
1,10
positif
baik
1
2,20
22
30
1
D3
3
Wiraswasta
2
P
2
60 bulan
18,6
0,30
positif
baik
1
23
29
1
SMK
2
Wiraswasta
2
L
1
60 bulan
19,3
0,30
positif
baik
1
24
24
1
SMP
1
Wiraswasta
2
P
2
69 bulan
25
1,90
positif
baik
1
25
27
1
SMA
2
Wiraswasta
2
P
2
64 bulan
23,3
1,70
positif
baik
1
26
31
1
D3
3
IRT
1
L
1
63 bulan
21,1
0,80
positif
baik
1
27
29
1
SMK
2
IRT
1
P
2
66 bulan
24,3
1,90
positif
baik
1
28
26
1
S1
3
IRT
1
P
2
63 bulan
18,2
0,03
positif
baik
1
29
28
1
SMA
2
Wiraswasta
2
L
1
63 bulan
21
0,70
positif
baik
1
30
37
2
S1
3
IRT
1
P
2
60 bulan
18
0,11
positif
baik
1
31
28
1
SMA
2
Wiraswasta
2
P
2
65 bulan
21,2
0,90
positif
baik
1
32
31
1
SMP
1
PNS
3
P
2
65 bulan
22,1
1,20
positif
baik
1
33
29
1
SMP
1
IRT
1
P
2
66 bulan
14
2,20
negatif
kurang
0
34
39
2
SD
1
Wiraswasta
2
P
2
60 bulan
13
2,40
negatif
kurang
0
35
33
1
SMP
1
Wiraswasta
2
L
1
66 bulan
26,2
2,50
positif
lebih
2
36
35
2
SMP
1
Wiraswasta
2
P
2
66 bulan
27
2,80
positif
lebih
2
37
34
1
SD
1
IRT
1
P
2
63 bulan
23
1,70
positif
baik
1
38
24
1
SMK
2
IRT
1
L
1
63 bulan
22
1,10
positif
baik
1
39
37
2
SMP
1
IRT
1
L
1
62 bulan
20
0,40
positif
baik
1
40
30
1
SMA
2
IRT
1
P
2
70 bulan
24
1,50
positif
baik
1
41
27
1
SMP
1
IRT
1
P
2
66 bulan
14
2,20
negatif
kurang
0
42
29
1
D3
3
IRT
1
P
2
60 bulan
18
0,10
positif
baik
1
43
30
1
SMA
2
IRT
1
P
2
64 bulan
20,1
0,60
positif
baik
1
44
29
1
SMA
2
PNS
3
P
2
62 bulan
20.7
0,96
positif
baik
1
45
40
2
SD
1
Wiraswasta
2
L
1
63 bulan
14,5
2,10
negatif
kurang
0
46
30
1
SMA
2
Wiraswasta
2
L
1
63 bulan
23
1,50
positif
baik
1
47
38
2
SMA
2
IRT
1
P
2
63 bulan
21
1,00
positif
baik
1
48
27
1
SMA
2
Wiraswasta
2
P
2
61 bulan
18
0,07
positif
baik
1
49
30
1
SMP
1
IRT
1
L
1
66 bulan
20
50
29
1
SMA
2
IRT
1
L
1
62 bulan
19,3
51
24
1
D3
3
Wiraswasta
2
L
1
60 bulan
52
27
1
SMA
2
IRT
1
L
1
53
31
1
SMA
2
IRT
1
L
54
29
1
SMA
2
IRT
1
L
55
22
1
SMP
1
Wiraswasta
2
56
34
1
SMP
1
IRT
57
28
1
SMP
1
58
39
2
SMP
59
22
1
60
33
61
62
0,12
positif
baik
1
0,12
positif
baik
1
19,6
0,40
positif
baik
1
60 bulan
19
0,10
positif
baik
1
1
60 bulan
18,3
negatif
baik
1
1
62 bulan
18,9
0,10
positif
baik
1
P
2
63 bulan
13,9
2,10
negatif
kurang
0
1
P
2
63 bulan
20
0,70
positif
baik
1
Wiraswasta
2
P
2
61 bulan
20,1
0,80
positif
baik
1
1
Wiraswasta
2
P
2
65 bulan
21
0,90
positif
baik
1
SMP
1
IRT
1
P
2
65 bulan
20,6
0,70
positif
baik
1
1
SMA
2
Wiraswasta
2
P
2
66 bulan
20
0,50
positif
baik
1
33
1
SMA
2
IRT
1
P
2
60 bulan
17,8
0,04
positif
baik
1
37
2
SMP
1
IRT
1
P
2
66 bulan
22
1,10
positif
baik
1
63
25
1
SMA
2
IRT
1
P
2
66 bulan
21
0,80
positif
baik
1
64
31
1
SMA
2
IRT
1
P
2
63 bulan
23
1,70
positif
baik
1
65
37
2
S1
3
PNS
3
P
2
63 bulan
23
1,70
positif
baik
1
66
37
2
SMA
2
IRT
1
L
1
62 bulan
20
0,40
positif
baik
1
67
22
1
SMA
2
wiraswasta
2
L
1
62 bulan
20,6
0,60
positif
baik
1
68
34
1
D3
3
PNS
3
L
1
60 bulan
19,6
0,38
positif
baik
1
69
28
1
SMK
2
IRT
1
L
1
60 bulan
19
0,10
70
39
2
SMK
2
IRT
1
L
1
60 bulan
18,6
71
22
1
SMK
2
wiraswasta
2
P
2
65 bulan
23,1
72
33
1
D3
3
wiraswasta
2
L
1
62 bulan
73
33
1
SMP
1
IRT
1
P
2
74
37
2
SMA
2
IRT
1
L
75
25
1
SMA
2
IRT
1
L
0,20
positif
baik
1
negatif
baik
1
1,60
positif
baik
1
20,8
0,70
positif
baik
1
67 bulan
23,1
1,40
positif
baik
1
1
66 bulan
23
1,30
positif
baik
1
1
68 bulan
24
1,50
positif
baik
1
0,05
76
31
1
SD
1
IRT
1
L
1
67 bulan
15
2,20
negatif
kurang
0
77
24
1
D3
3
wiraswasta
2
L
1
68 bulan
22,7
1,00
positif
baik
1
78
37
2
D3
3
IRT
1
L
1
63 bulan
20,3
0,40
positif
baik
1
79
22
1
SMP
1
IRT
1
L
1
63 bulan
14,6
2,10
negatif
kurang
0
80
23
1
D3
3
PNS
3
P
2
61 bulan
20
0,80
positif
baik
1
POLA ASUH IBU
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
X
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Y
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Z
KOD
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
4
2
2
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
9
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
5
2
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
7
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
8
1
4
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
8
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
8
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
9
3
5
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
6
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
6
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
8
3
6
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
6
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
7
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
2
2
7
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
7
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
4
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
8
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
6
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
3
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
3
1
9
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
7
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
10
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
7
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
4
1
11
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
8
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
7
1
12
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
8
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
8
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
9
3
13
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
7
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
8
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
9
3
14
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
8
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
8
1
16
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
7
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
8
1
17
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
7
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
8
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
7
2
18
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
7
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
6
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
3
19
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
5
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
7
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
8
3
20
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
7
2
21
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
6
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
22
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
7
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
7
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
3
23
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
7
2
24
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
9
2
25
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
7
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
3
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
8
1
26
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
8
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
7
1
27
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
4
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
6
3
28
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
4
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
2
1
29
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
6
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
7
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
3
2
30
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
5
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
3
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
7
3
31
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
6
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
2
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
3
32
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
8
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
6
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
33
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
8
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
4
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
3
34
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
6
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
7
3
35
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
3
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
7
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
5
2
36
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
7
2
37
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
38
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
7
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
3
39
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
40
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
6
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
41
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
6
2
42
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
7
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
43
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
8
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
3
44
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
9
2
45
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
6
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
5
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
4
1
46
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
47
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
8
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
6
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
3
48
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
2
49
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
6
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
50
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
6
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
8
2
51
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
7
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
7
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
3
52
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
8
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
53
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
7
2
54
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
3
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
8
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
5
2
55
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
8
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
6
1
56
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
5
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
57
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
58
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
8
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
5
1
59
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
8
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
3
60
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
8
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
61
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
62
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
6
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
63
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
8
2
64
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
7
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
8
2
65
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
2
66
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
8
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
3
2
67
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
6
1
68
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
7
2
69
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
9
2
70
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
9
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
7
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
8
1
71
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
9
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
6
2
72
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
8
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
7
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
3
73
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
74
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
9
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
8
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
7
1
75
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
8
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
3
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
7
1
76
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
7
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
6
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
6
1
77
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
4
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
5
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
6
3
78
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
7
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
5
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
6
1
79
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
6
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
2
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
7
3
80
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
6
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
3
NO
1
2
3
4
INTERAKSI SOSIAL ANAK
1
1
1
1
0
2
1
1
1
1
3
0
0
0
1
4
1
1
1
1
5
0
1
1
1
6
0
1
1
0
7
1
0
1
1
8
1
1
1
1
9
0
0
0
1
10
1
1
1
1
PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
11
1
1
1
1
X
7
8
9
9
KOD
1
1
1
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
Y
7
7
7
7
KOD
1
1
1
1
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
8
5
5
7
7
8
5
7
5
8
7
8
7
8
9
7
9
7
8
7
5
5
6
5
5
6
5
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
7
6
5
7
7
5
5
7
6
7
7
6
7
7
6
7
7
7
7
7
6
7
5
5
5
6
6
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
5
6
6
6
5
8
4
7
8
7
7
7
8
4
8
7
8
9
9
9
7
8
6
6
6
2
6
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
5
5
5
5
5
7
5
7
7
7
7
7
7
6
7
7
7
7
7
7
7
7
6
6
7
7
5
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1 1
0 1
0 1
1 1
0 0
1 1
1 1
0 1
1 1
1 0
1 1
1 0
1 0
0 1
0 0
1 1
1 1
0 1
1 1
1 1
1 1
1 1
MEAN
MEDIAN
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
4
5
5
8
9
9
9
8
7
7
8
9
5
4
8
8
8
7
8
6
10
10
6,91
7
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
MEAN
MEDIAN
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
6
7
7
6
7
6,53
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
LAMPIRAN VI
OUTPUT HASIL OLAH SPSS
UMUR IBU
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
20-34
64
80.0
80.0
80.0
=> 35
16
20.0
20.0
100.0
Total
80
100.0
100.0
PEKERJAAN
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
IRT
44
55.0
55.0
55.0
wiraswasta
31
38.8
38.8
93.8
PNS
5
6.3
6.3
100.0
Total
80
100.0
100.0
STATUS GIZI
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
kurang
11
13.8
13.8
13.8
baik
67
83.8
83.8
97.5
lebih
2
2.5
2.5
100.0
UMUR IBU
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
20-34
64
80.0
80.0
80.0
=> 35
16
20.0
20.0
100.0
Total
80
100.0
100.0
INTERAKSI SOSIAL
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
kurang
28
35.0
35.0
35.0
baik
52
65.0
65.0
100.0
Total
80
100.0
100.0
PENDIDIKAN IBU
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
dasar
27
33.8
33.8
33.8
menengah
35
43.8
43.8
77.5
tinggi
18
22.5
22.5
100.0
Total
80
100.0
100.0
POLA ASUH
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
otoriter
20
25.0
25.0
25.0
permisif
23
28.8
28.8
53.8
demokratis
37
46.3
46.3
100.0
Total
80
100.0
100.0
KOGNITIF ANAK
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
kurang
25
31.3
31.3
31.3
baik
55
68.8
68.8
100.0
Total
80
100.0
100.0
Jenis Kelamin Anak
Frequency
Valid
Percent
laki-laki
32
perempuan
48
Total
80
Valid Percent
40.0
Cumulative Percent
40.0
40.0
60.0
60.0
100.0
100.0
100.0
Umur Anak
Frequency
Valid
Percent
60 -66 bulan
88.8
88.8
88.8
9
11.3
11.3
100.0
80
100.0
100.0
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
80
a,,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
Cumulative Percent
71
> 66 bulan
Total
Valid Percent
.0000000
.66888775
Absolute
.265
Positive
.265
Negative
-.150
2.368
.000
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
80
a,,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
.0000000
.66888775
Absolute
.265
Positive
.265
Negative
-.150
2.368
.000
CROSSTAB
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
status_gizi * kognitif_anak
Missing
Percent
80
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
80
status_gizi * kognitif_anak Crosstabulation
kognitif_anak
kurang
status_gizi
kurang
10
1
11
Expected Count
3.4
7.6
11.0
12.5%
1.3%
13.8%
13
54
67
20.9
46.1
67.0
16.3%
67.5%
83.8%
Count
2
0
2
Expected Count
.6
1.4
2.0
2.5%
.0%
2.5%
25
55
80
25.0
55.0
80.0
Count
Expected Count
% of Total
Lebih
% of Total
Total
Total
Count
% of Total
Baik
baik
Count
Expected Count
Percent
100.0%
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
% of Total
N
31.3%
Total
Percent
68.8%
N
Percent
100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.000
Likelihood Ratio
26.742
2
.000
Linear-by-Linear Association
10.318
1
.001
Pearson Chi-Square
27.000
N of Valid Cases
80
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,63.
CROSSTAB
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Percent
Missing
N
Percent
Total
N
Percent
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
interaksi_sosia *
Missing
Percent
80
N
100.0%
Total
Percent
0
N
.0%
80
kognitif_anak
interaksi_sosia * kognitif_anak Crosstabulation
kognitif_anak
kurang
interaksi_sosia
kurang
20
8
28
Expected Count
8.8
19.3
28.0
25.0%
10.0%
35.0%
5
47
52
16.3
35.8
52.0
6.3%
58.8%
65.0%
25
55
80
25.0
55.0
80.0
31.3%
68.8%
100.0%
Count
Expected Count
% of Total
Total
Total
Count
% of Total
baik
baik
Count
Expected Count
% of Total
Chi-Square Tests
Percent
100.0%
Value
Pearson Chi-Square
b
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
df
a
1
.000
29.554
1
.000
32.950
1
.000
32.368
Continuity Correction
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test
.000
Linear-by-Linear Association
31.963
N of Valid Cases
1
.000
.000
80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,75.
b. Computed only for a 2x2 table
CROSSTAB
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
pola_asuh * kognitif_anak
Missing
Percent
80
N
100.0%
Total
Percent
0
N
.0%
pola_asuh * kognitif_anak Crosstabulation
kognitif_anak
kurang
baik
Total
Percent
80
100.0%
pola_asuh
Otoriter
Count
11
9
20
Expected Count
6.3
13.8
20.0
13.8%
11.3%
25.0%
5
18
23
7.2
15.8
23.0
6.3%
22.5%
28.8%
9
28
37
11.6
25.4
37.0
11.3%
35.0%
46.3%
25
55
80
25.0
55.0
80.0
31.3%
68.8%
100.0%
% of Total
Permisif
Count
Expected Count
% of Total
Demokratis
Count
Expected Count
% of Total
Total
Count
Expected Count
% of Total
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.030
Likelihood Ratio
6.709
2
.035
Linear-by-Linear Association
4.604
1
.032
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
7.045
80
pola_asuh * kognitif_anak Crosstabulation
kognitif_anak
kurang
pola_asuh
Otoriter
11
9
20
Expected Count
6.3
13.8
20.0
13.8%
11.3%
25.0%
5
18
23
7.2
15.8
23.0
6.3%
22.5%
28.8%
9
28
37
11.6
25.4
37.0
11.3%
35.0%
46.3%
25
55
80
25.0
55.0
80.0
Count
Expected Count
% of Total
Demokratis
Count
Expected Count
% of Total
Total
Total
Count
% of Total
Permisif
baik
Count
Expected Count
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 6,25.
CROSSTAB
Case Processing Summary
Cases
Valid
Missing
Total
N
pendidikan_ibu *
Percent
80
N
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent
80
kognitif_anak
pendidikan_ibu * kognitif_anak Crosstabulation
kognitif_anak
kurang
pendidikan_ibu
dasar
17
10
27
Expected Count
8.4
18.6
27.0
21.3%
12.5%
33.8%
6
29
35
10.9
24.1
35.0
7.5%
36.3%
43.8%
2
16
18
5.6
12.4
18.0
2.5%
20.0%
22.5%
25
55
80
25.0
55.0
80.0
31.3%
68.8%
100.0%
Count
Expected Count
% of Total
tinggi
Count
Expected Count
% of Total
Total
Total
Count
% of Total
menengah
baik
Count
Expected Count
% of Total
Chi-Square Tests
100.0%
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.000
Likelihood Ratio
19.152
2
.000
Linear-by-Linear Association
15.521
1
.000
Pearson Chi-Square
19.279
N of Valid Cases
80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 5,63.
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases
Selected Cases
N
Included in Analysis
Missing Cases
Total
Unselected Cases
Total
Percent
80
100.0
0
.0
80
100.0
0
.0
80
100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable
Encoding
Original
Value
Internal Value
kurang
0
baik
1
Block 0: Beginning Block
Classification Table
a,b
Predicted
kognitif_anak
Observed
Step 0
kognitif_anak
kurang
baik
Correct
kurang
0
25
.0
baik
0
55
100.0
Overall Percentage
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Percentage
68.8
Variables in the Equation
B
Step 0
Constant
S.E.
.788
Wald
.241
df
10.685
Sig.
1
.001
Variables not in the Equation
Score
Step 0
Variables
df
status_gizi
10.449
1
.001
interaksi_sosia
32.368
1
.000
pendidikan_ibu
15.717
1
.000
4.662
1
.031
45.459
4
.000
pola_asuh
Overall Statistics
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
Step 1
Step
Sig.
56.312
df
Sig.
4
.000
Exp(B)
2.200
Block
56.312
4
.000
Model
56.312
4
.000
Model Summary
Step
1
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
-2 Log likelihood
43.062
a
.505
.711
a. Estimation terminated at iteration number 7 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Classification Table
a
Predicted
kognitif_anak
Observed
Step 1
kognitif_anak
kurang
Kurang
Baik
Overall Percentage
a. The cut value is ,500
Percentage
baik
Correct
16
9
64.0
6
49
89.1
81.3
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
B
Step 1
a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Lower
Upper
status_gizi
2.455
.965
6.475
1
.011
11.648
1.758
77.186
interaksi_sosia
4.272
1.025
17.371
1
.000
71.694
9.615
534.613
pendidikan_ibu
1.421
.623
5.195
1
.023
4.141
1.220
14.055
pola_asuh
1.150
.529
4.728
1
.030
3.158
1.120
8.906
-8.551
2.401
12.682
1
.000
.000
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: status_gizi, interaksi_sosia, pendidikan_ibu, pola_asuh.
Validitas Pola Asuh
X
p1
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p2
Sig. (2-tailed)
.037
20
*
Pearson Correlation
.497
Sig. (2-tailed)
.026
Pearson Correlation
20
.586
**
.007
20
*
Pearson Correlation
.454
Sig. (2-tailed)
.044
20
*
Pearson Correlation
.484
Sig. (2-tailed)
.030
N
20
*
Pearson Correlation
.493
Sig. (2-tailed)
.027
N
p9
*
.470
N
p8
20
Pearson Correlation
N
p7
*
.033
Sig. (2-tailed)
p6
20
Sig. (2-tailed)
N
p5
.007
.478
N
p4
**
Pearson Correlation
N
p3
.586
20
*
Pearson Correlation
.535
Sig. (2-tailed)
.015
N
20
p10
.492
Sig. (2-tailed)
.027
N
p11
20
.482
Sig. (2-tailed)
.032
20
.506
Sig. (2-tailed)
.023
20
.484
Sig. (2-tailed)
.030
Pearson Correlation
20
.753
Sig. (2-tailed)
20
*
Pearson Correlation
.478
Sig. (2-tailed)
.033
N
x
**
.000
N
p15
*
Pearson Correlation
N
p14
*
Pearson Correlation
N
p13
*
Pearson Correlation
N
p12
*
Pearson Correlation
20
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
20
x
p16
.507
Sig. (2-tailed)
.023
N
p17
*
Pearson Correlation
20
*
Pearson Correlation
.507
Sig. (2-tailed)
.023
N
p18
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
p19
Pearson Correlation
.004
20
*
.027
20
*
Pearson Correlation
.531
Sig. (2-tailed)
.016
Pearson Correlation
20
.634
**
.003
20
*
Pearson Correlation
.497
Sig. (2-tailed)
.026
N
20
*
Pearson Correlation
.492
Sig. (2-tailed)
.027
N
20
*
Pearson Correlation
.502
Sig. (2-tailed)
.024
N
p27
**
Sig. (2-tailed)
N
p26
.613
.493
Sig. (2-tailed)
p25
20
Pearson Correlation
N
p24
*
.039
N
p23
20
Sig. (2-tailed)
N
p22
.005
.465
Sig. (2-tailed)
p21
**
Pearson Correlation
N
p20
20
.605
Pearson Correlation
20
.482
*
Sig. (2-tailed)
.032
N
p28
20
.534
Sig. (2-tailed)
.015
N
p29
20
.484
Sig. (2-tailed)
.030
20
Pearson Correlation
.753
Sig. (2-tailed)
**
.000
N
x
*
Pearson Correlation
N
p30
*
Pearson Correlation
20
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
20
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
20
100.0
0
.0
20
100.0
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
20
100.0
0
.0
20
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.910
N of Items
30
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
p1
p2
p3
p4
p5
p6
p7
p8
p9
p10
p11
p12
p13
p14
p15
p16
p17
p18
p19
p20
p21
p22
p23
p24
p25
p26
p27
p28
16.8000
17.0500
16.8500
17.1000
16.8000
16.7500
17.2500
17.2000
17.0000
17.1500
17.3000
17.1500
16.9500
16.9000
17.0500
17.0000
17.0000
17.0000
17.0000
16.8500
17.2000
16.7500
17.0000
17.1000
17.1500
16.8500
17.3000
17.0500
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
54.063
54.050
54.555
53.884
54.063
55.145
54.197
53.958
53.789
53.924
54.221
53.818
54.155
52.411
54.050
53.895
53.895
53.158
54.211
53.608
53.958
54.724
52.947
53.884
53.924
54.345
54.326
53.629
.544
.427
.421
.447
.544
.411
.427
.448
.471
.444
.444
.459
.433
.717
.427
.456
.456
.560
.412
.570
.448
.490
.590
.447
.444
.454
.428
.485
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.907
.908
.908
.908
.907
.908
.908
.908
.908
.908
.908
.908
.908
.904
.908
.908
.908
.906
.909
.906
.908
.907
.905
.908
.908
.908
.908
.907
p29
p30
16.9500
16.9000
54.155
52.411
.433
.717
Scale Statistics
Mean
17.6000
Variance
57.516
Std. Deviation
7.58392
N of Items
30
.908
.904
Correlations
X
I1
.530
Sig. (2-tailed)
.016
N
I2
Sig. (2-tailed)
.013
Sig. (2-tailed)
.012
*
.461
Sig. (2-tailed)
.041
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
20
.684
**
.001
20
.694
**
.001
20
*
Pearson Correlation
.539
Sig. (2-tailed)
.014
N
I8
20
Pearson Correlation
N
I7
*
.552
Sig. (2-tailed)
I6
20
Pearson Correlation
N
I5
*
.545
N
I4
20
Pearson Correlation
N
I3
*
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
20
.632
**
.003
20
I9
.552
Sig. (2-tailed)
.012
N
I10
20
Pearson Correlation
.587
Sig. (2-tailed)
20
*
Pearson Correlation
.517
Sig. (2-tailed)
.020
N
X
**
.007
N
I11
*
Pearson Correlation
20
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
20
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
20
100.0
0
.0
20
100.0
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
20
100.0
0
.0
20
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.793
11
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
I1
I2
I3
I4
I5
I6
I7
I8
I9
I10
5.8000
5.9000
6.0000
6.0500
6.1000
5.9000
6.4000
5.8500
6.0000
6.0000
Scale Variance if
Item Deleted
7.853
7.674
7.579
7.839
7.147
7.253
7.832
7.503
7.579
7.474
Corrected ItemTotal Correlation
.421
.420
.418
.311
.576
.599
.431
.530
.418
.460
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
.780
.780
.780
.792
.762
.760
.779
.769
.780
.775
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
I1
I2
I3
I4
I5
I6
I7
I8
I9
I10
I11
Scale Variance if
Item Deleted
5.8000
5.9000
6.0000
6.0500
6.1000
5.9000
6.4000
5.8500
6.0000
6.0000
6.0000
Corrected ItemTotal Correlation
7.853
7.674
7.579
7.839
7.147
7.253
7.832
7.503
7.579
7.474
7.684
.421
.420
.418
.311
.576
.599
.431
.530
.418
.460
.378
Scale Statistics
Mean
6.6000
Variance
8.989
Std. Deviation
2.99825
N of Items
11
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
.780
.780
.780
.792
.762
.760
.779
.769
.780
.775
.785
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
Download