Mata Kuliah : Ekologi Laut Tropis Pokok Bahasan : Pengenalan dan terminologi Ekologi Laut Tropis Pertemuan : Ke 1 Kompetensi : Mahasiswa di harapkan dapat memahami, menjelaskan dan mengetahui mengenai pengertian dari ekologi laut tropis dan terminology (ruang lingkup) dalam batasanbatasan ekologi laut tropis (Populasi, Komunitas, Ekosistem dan Jenis-jenis ekosistem di Wilayah Pesisir). Dosen I. : Gazali Salim, S.Kel., M.Si Pendahuluan (Introduction) Ekologi laut tropis merupakan factor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah di tetapkan dalam mengenal dan memahami mengenai pengertian ekologi dan terminology (ruang lingkup) dan batasan-batasan ekologi laut tropis meliputi populasi, komunitas, ekosistem dan jenis-jenis ekosistem di wilayah pesisir. Jenis-jenis ekosistem di wilayah pesisir yaitu ekosistem pantai, ekosistem estuaria, ekosistem hutan mangrove, ekosistem terumbu karang, eksositem padang lamun, ekosistem pulau-pulau kecil. Pertemuan ini akan menyajikan materi mengenai ekologi laut tropis meliputi (1) definisi ekologi, (2) Prinsip alami dalam ekologi , (3) Pembagian ekologi dalam produktifitas (4) definisi dan terminology populasi, komunitas dan Ekosistem, (5) Jenis-jenis ekosistem di wilayah pesisir. II. Definisi Ekologi Negara Indonesia merupakan salah satu wilayah pesisir yang memiliki iklim tropis secara tidak langsung ekologi di perairan Indonesia pun ekologi laut tropis. Indonesia pun merupakan Negara kepulauan yang memiliki kurang lebih 17.000 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km dan luas lautan yang sekitar 5,8 km2. Selain itu potensi sumber daya alam lautnya yang beranekaragam antara lain terumbu karang dengan jumlah 600-800 spesies, mangrove dengan jumlah 40 spesies mangrove sejati dari 50 spesies, lamun (seagrass) dengan jumlah 12 spesies dan rumput laut dengan jumlah 56 spesies serta tak kalah banyaknya spesiesspesies ikannya yang setiap tahunnya menyumbang 6,6 juta ton untuk Indonesia. Sebagai negara tropis Indonesia terkenal menjadi negara kepulauan mempunyai letak yang sangat strategis dan diapit oleh benua Asia dan Australia dan dua samudra Pasifik dan India. Indonesia memiliki pulau yang berjumlah 17.000 dan merupakan negara yang mempunyai garis pantai 81.000 Km (sekitar 14% panjang pantai dunia), serta sebagian besar wilayah teritorialnya (75%) merupakan lautan. Kekayaan alam Indonesia mempunyai potensi mega – diversitas tinggi yang berkarakteristik maritim, sehingga peran sektor kelautan, perikanan dan pertambangan memberikan kontribusi yang penting bagi Indonesia. Sebagai salah satu sumberdaya pembangunan yang penting, maka pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut dituntut untuk dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi perkembangan perekonomian daerah yang berintikan peningkatan daya saing produk. Dalam kaitan ini, pada hakekatnya pembangunan perikanan dan kelautan adalah meningkatkan kapasitas produksi yang berkelanjutan dan mampu mengatur serta dapat mengendalikan produksi sesuai dengan kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Wilayah Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menjadi berkah tersendiri, karena hanya mengenal dua musim dan flora serta fauna bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Ini tentu akan menjadi berkah dan kekayaan tersendiri bagi wilayah Indonesia. Namun demikian kekayaan yang melimpah dengan hanya mengenal musim ini, tidak selamanya menjadi kekaguman dan bisa memuaskan hasrat penghuninya. Buktinya tidak sedikit yang mendambakan mucul musim dingin. Indonesia merupakan wilayah yang memiliki iklim tropis karena dilewati garis khatulistiwa. Iklim tropis tersebut bersifat panas dan menyebabkan munculnya dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Karena adanya iklim ini pula, matahari menyinari selama 12 jam perhari. Flora dan fauna dapat tumbuh dengan baik sehingga sumber daya alam yang potensial dapat dikembangkan. Ketika tidak ada perubahan dengan dunia ini yang sifatnya global, wilayah Indonesia sampai kapanpun akan tetap menjadi wilayah tropis. Hanya mengenal dua musim dan siang hari selama 12 jam bisa disinari matahari. Konsekwensi dari iklim tropis, wilayah Indonesia secara lengkap kehidupan dan ekosistem pun terpengaruh pula. Misalnya saja karena wilayah Indonesia tidak mengenal musim dingin yang biasa mencapai suhu dingin secara ekstream, maka kegiatan pun tidak terpengaruh. Masyarakat Indonesia tidak mengenal libur musim dingin misalnya. Demikian pula flora dan fauna yang ada di Wilayah Indonesia hanya flora dan fauna yang bisa hidup tumbuh dan berkembang di Iklim tropis. Maka misalnya, di kawasan Indonesia tidak akan ditemukan binatang Beruang Kutub yang hanya hidup dan berkembang di wilayah kutub. Kota Tarakan, yang secara geografis terletak pada 3o14'23"- 3o26'37" Lintang Utara. 117o30'50"- 117o40'12" Bujur Timur. Handout ini akan membahas tentang definisi ekologi yang mencakup populasi, komunitas dan ekosistem serta jenis-jenis ekosistem di wilayah pesisir. Terminologi ekologi ditemukan/ dirumuskan pertama kali pada tahun 1869 oleh Ahli Ilmu Biologi Ernst Haeckel Jerman dari kata Yunani "Oikos" yang artinya "rumah tangga/tempat tinggal" dan "logos " yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi Ekologi berarti “studi tentang rumah tangga alam" atau “studi tentang berbagai keterkaitan organisme yang satu dengan yang lain dengan memperhatikan sgala aspek lingkungan secara dinamika yang mempengaruhinya baik yang hidup (biotik) maupun yang tidak hidup (abiotik)”. Selain itu pula pengertian Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan berhubungan secara langsung terhadap lingkungan. Secara harafiah ekologi merupakan ilmu yang mempelajari organisme dalam tempat hidupnya atau dengan kata lain mempelajari hubungan timbal-balik antara organisme dengan lingkungannya. Ekologi hanya bersifat eksploratif dengan tidak melakukan percobaan, jadi hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam. Pada saat ini dengan berbagai keperluan dan kepentingan, ekologi berkembang sebagai ilmu yang tidak hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam. Menurut Odum (1993) menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut. III. Prinsip alami dalam ekologi Prinsip alami pengertian ekologi ada 5 (lima) yaitu : Energy, materi / Material, diversity / keanekaragaman, time / waktu, dan ruang / tempat. Ekosistem merupakan ecological dan system, dengan pengertian bahwa ekosistem yaitu dinamika atau keanekaragaman yang menceritakan suatu prinsip alam yaitu energi, ruang, waktu, materi dan keanekaragaman. Pengertian prinsip alami mengenai Ekologi yaitu : 1. Energi yaitu suatu komponen yang dapat mengubah suatu (proses kimia, fisika, biologi) menjadi suatu energi. Contoh dalam habitat mangrove jumlah komponen yang dapat mengubah energi matahari menjadi proses kimiawi atau fotosintesis. Semua makhluk hidup memerlukan berbagai materi organik dan anorganik. Karbon dioksida dan air diperlukan untuk proses Fotosintesis. 2. Material yaitu material yang dipotong dalam hutan mangrove dapat menjadi pengikisan terhadap hutan mangrove atau penggundulan hutan mangrove dapat merusak hutan mangrove karena terjadi perubahan di dalam alam. Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi yang merupakan siklus interaksi antara bumi, laut dan udara. 3. Keanekaragaman atau diversity yaitu lebih kearah biota/ organisme/ mahluk hidup. 4. Time/waktu yaitu suatu komponen dimana waktu dapat mempengaruhi suatu ekosistem baik penambahan ataupun pengurangan jumlah populasi/komunitas suatu biota/organisme. 5. Ruang/waktu yaitu tempat dimana sebagai daerah nursery, spawning, feeding, dan lain-lain. IV. Pembagian Ekologi berdasarkan produktifitas Ekologi sendiri terbagi menjadi 3 apabila dilihat dari variasi produktifitasnya yaitu ekologi laut tropis, ekologi laut subtropis dan ekologi laut kutub. Negara Indonesia adalah termasuk kedalam ekologi laut tropis yang mendapat sinar matahari sepanjang tahun sehingga menyebabkan mengalami 2 musim yaitu kemarau dan hujan. Keadaan yang sedemikian ternyata memberi keuntungan karena produktifitas konstan terjadi sepanjang tahun. Berbeda dengan laut subtropics yang hanya mengalami produktifitas tinggi pada musim semi. Apalagi laut kutub yang masa produktifitasnya pendek disebabkan oleh sedikitnya cahaya yang diterima pada daerah ini. V. Definisi dan Terminologi (Ruang lingkup) Populasi Dalam ekologi, populasi diartikan sekelompok individu sejenis yang menempati ruang dan waktu tertentu. perhatikan Densitas populasi apabila fluktuasinyadi maka akan dapat di gunakan dalam menentukan faktor-faktor yang mengontrol ukuran dari populasi. Faktor-faktor itu dikenal dengan istilah faktor kepadatan bebas (density independent) dan faktor kepadatan tidak bebas ( density dependent). Density independent merupakan faktor perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap anggota populasi secara merata. Sebagai contoh, pencemaran limbah pabrik yang menimpa di daerah perairan akan mematikan semua biota populasi tertentu. Secara umum ketersediaan makanan merupakan density dependent, demikian juga kompetisi, penyakit dan peristiwa migrasi/ruaya. Distribusi Populasi Distribusi populasi adalah pergerakan individu-individu atau alat perkembang biakannya (biji, spora, larva dan lainnya) ke dalam atau ke luar dari suatu populasi atau daerah populasi. Ada tiga bentuk distribusi atau pergerakan populasi yaitu: 1. Migrasi, yaitu pergerakan keluar batas-batas tempat populasi dan datang kembali ke tempat populasi semula secara periodik 2. Emigrasi, yaitu pergerakan keluar batas-batas tempat populasi sehingga populasi berkurang. 3. Imigrasi, yaitu pergerakan ke dalam batas-batas tempt populasi sehingga populasi bertambah. Penyebaran atau pergerakan sangat dipengaruhi oleh faktor penghalang (barier) dan kemampuan individu atau alat perkembangbiakannya untuk berpindah (vagilitas). Secara genetik pergerakan individu-individu dari suatu populasi sangat menguntungkan karena akan memberikan kemungkinan tetap terjaganya variasi genetik dan dapat menghindari kemungkinan terjadinya kepunahan. Penyebaran populasi yang berupa penyebaran individu memiliki tiga pola dasar yaitu: 1. Acak (random), kondisi distribusi pola ini relatif jarang terjadi di alam 2. Merata (uniform), terjadi apabila kompetisi antara individu-individu sangat tajam dalam memperebutkan ruang hidup yang sama. 3. Berkelompok (clumped), pola distribusi ini dapat berkelompok secara acak (random clumped), berkelompok secara merata dimana penyebaran kelompok dalam suatu daerah membagi ruang hidup yang sama dan berkelompok secara besar. Penyebaran juga dipengaruhi oleh luas daerah dan jumlah populasi. Pada daerah yang luas dengan jumlah individu sedikit maka sebarannya akan relative jarang. VI. Definisi dan terminologi (Ruang lingkup) Komunitas Secara genetik, individu-individu adalah anggota dari populasi setempat dan secara ekologi individu merupakan anggota dari ekosistem. Ekosistem sebagian besar terdiri dari kumpulan individu/spesies yang berbeda yang yang berada pada lingkungan yang sama disebut komunitas. Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan interaksi satu dengan lainnya. Ringkasnya komunitas adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu daerah dan organisme yang hidup bersama ini sering disebut juga sebagai komunitas biotik. Mempelajari komunitas akan lebih baik apabila kita sudah lebih dulu mengenal karakter masing-masing komponen penyusunnya. Misalnya apakah tumbuhan termasuk herba, epifit, merambat atau apakah hewan hidup terrestrial atau aquatik, masing-masing memiliki karakter yang spesifik. Hewan aquatik misalnya, kita harus mengenal lebih dulu morfologinya, fisiologi dan system reproduksinya, bagaimana kedudukannya dalam rantai makanan, bersifat planktonik, bentik atau perenang aktif, hidup dan mencari makan di daerah permukaan, ditengah atau didasar perairan dan lain sebagainya. Komunitas sebagai suatu organisasi kehidupan tersusun dari beberapa komponen yang masing-masing komponen memiliki dinamikanya masing-masing dan dikenal sebagai struktur komunitas. Sebelum mempelajari hubungan komunitas dengan lingkungannya salah satu kajian untuk mempelajari komunitas adalah mengamati struktur komunitas. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam mempelajari struktur komunitas antara lain adalah: 1) Jenis organisme penyusunnya, misalnya untuk mempelajari komunitas rumput di Hutan Wisata Kaliurang, maka pertama kali yang harus dilakukan adalah jenis-jenis rumput apa saja yang tumbuh di sana 2) Densitas (kepadatan), misalnya kepadatan ikan ″A″ per meter persegi. VII. Definisi dan terminology (ruang lingkup) Ekosistem Ekosistem itu sendiri merupakan satuan fungsional dasar ekologi, bahwa di dalam ekosistem tercakup organisme dan lingkungan abiotik yang satu terhadap yang lain saling mempengaruhi. Ekosistem terdiri dari komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik seperti: air, udara, tanah, cahaya matahari, suhu, angin, dan kelembapan. Secara alami suatu ekosistem adalah dalam keadaan seimbang. Keseimbangan ini akan terganggu bila ada gangguan dari luar, seperti bencana alam atau campur tangan manusia. Komponen penyusun ekosistem tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling tergantung. Suatu komponen biotik yang ada di dalam ekosistem ditunjang oleh komponen biotik lainnya. Dalam suatu ekosistem selalu terjadi perubahan jumlah populasi tumbuhan, herbivora, dan karnivora (komponen biotik). Alam akan mengatur ekosistem sedemikian rupa sehingga perbandingan antara jumlah produsen dan konsumen selalu seimbang. Keseimbangan alam (ekosistem) akan terpelihara bila komposisi komponen-komponennya (komponen biotik maupun komponen abiotik) dalam keadaan seimbang. Untuk menjaga keseimbangan pada ekosistem, maka terjadi peristiwa makan dan dimakan. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan populasi suatu organisme. Rantai makanan itu sendiri selalu berkaitan dengan 4 hal yaitu antara lain; komponen abiotik, produsen, konsumen, dan dekomposer. Rantai makanan ini terjadi jika satu jenis produsen dimakan oleh satu jenis konsumen pertama, konsumen pertama dimakan oleh satu jenis konsumen kedua, dan seterusnya. Konsumen yang menjadi pemakan terakhir disebut konsumen puncak. Rantai makanan terjadi di berbagai ekosistem. Di antara rantai makanan tersebut terdapat pengurai, karena pada akhirnya semua makhluk hidup akan mati dan diuraikan oleh dekomposer. Gambar 1. Rantai Makanan (Anggoro, 2006) Struktur ekosistem menurut Odum (1983), terdiri dari beberapa indikator yang menunjukan keadaan dari system ekologi pada waktu dan tempat tertentu. Beberapa penyusun struktur ekosistem antara lain adalah diversity (keanekaragaman), densitas (kerapatan), biomassa, materi, energi, dan faktor-faktor fisik-kimia lain yang mencirikan keadaan system tersebut. Fungsi ekosistem menggambarkan hubungan sebab akibat yang terjadi dalam system. Berdasarkan struktur dan fungsi ekosistem, maka seseorang yang belajar ekologi harus didukung oleh pengetahuan yang komprehensif berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan seperti: taksonomi, morfologi, fisiologi, matematika, kimia, fisika, sosial dan lain-lain. Ada unsur pendukung ekosistem ada empat yaitu : Hidrosfer, Atmosfer, Litosfer dan Biosfer. Berikut unsur pendukung eksositem dijelaskan dalam gambar berikut ini. Gambar 2. Ada Empat Unsur Pendukung Ekosistem VIII. Jenis-jenis Ekosistem Di Wilayah Pesisir Gambar 3. Batasan Wilayah Pesisir (Sumber : Pernetta dan Milliman, 1995, dalam Dahuri, 2002) Kekayaan wilayah pesisir yang sedemikian besar dan keragaman yang berada didalamnya diperlukan penanganan yang sesuai sehingga dapat terwujud pemanfaatan yang berkelanjutan. Pendataan potensi baik itu yang menguntungkan maupun merugikan perlu dilakukan sehingga dapat dicari jalan keluar untuk dapat memanfaatkan semaksimal mungkin potensi sumber daya yang ada tetapi juga meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan. Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara darat dan laut sehingga perubahan sekecil apapun pada ekosistem darat dan laut akan berpengaruh pula pada ekosistem pesisir. Wilayah pesisir merupakan wilayah yang rentan akan perubahan lingkungan disekitarnya tetapi sekaligus merupakan wilayah paling berpotensi untuk dikembangkan. Karena itulah penanganan wilayah ini tidak terlepas juga dengan penanganan di wilayah darat dan laut. Wilayah pesisir merupakan interface antara kawasan laut dan darat yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lainnya, baik secara biogeofisik maupun sosial ekonomi, wilayah pesisir mempunyai karakteristik yang khusus sebagai akibat interaksi antara proses-proses yang terjadi di daratan dan di lautan. Ke arah darat, wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh prosesproses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Dengan memperhatikan aspek kewenangan daerah di wilayah laut, dapat disimpulkan bahwa pesisir masuk ke dalam wilayah administrasi Daerah Propinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Definisi wilayah pesisir di atas memberikan suatu pemahaman bahwa ekosistem pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat yang beragam, di darat maupun di laut serta saling berinteraksi antara habitat tersebut. Selain mempunyai potensi yang besar, wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang paling mudah terkena dampak kegiatan manusia. Ekosistem di wilayah pesisir yaitu : 1. Ekosistem pantai 2. Ekosistem Estuaria 3. Ekosistem Hutan Mangrove 4. Ekosistem Terumbu Karang 5. Ekosistem Padang Lamun 6. Ekosistem Pulau-Pulau Kecil DAFTAR PUSTAKA Anggoro, S. 2006. Modul Matrikulasi Pengantar Manajemen Eksploitasi dan Konservasi Pantai. Program Pascasarjana Manajemen Sumberdaya Pantai.Universitas Diponegoro.Semarang. Anggoro, S. 2008. Zonasi Kriteria Kesesuaian. Materi Kuliah Tata Ruang Pantai. Magister Manajemen Sumberdaya pantai. Universitas Diponegoro. Semarang. Collier, P.A., F.J.Leahy and I.P.Williamson.2002. Defining A Marine Cadastre for Australia. Marine Cadastre Project, University of Melbourne. Melbourne, Australia. Dahuri, R. 2000. Pendayagunaan Sumber Daya Kelautan untuk Kesejahteraan Rakyat. Kumpulan Pemikiran Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. Penerbit LISPI dan Dirjen Pesisir, Pantai dan Pulau-Pulau Kecil DKP. Jakarta. Dahuri, R. 2001. Kebijaksanaan Nasional Pengelolaan Wilayah Pesisir. Makalah disampaikan pada “Pelatihan Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara terpadu (ICZPM) yang diselenggarakan oleh DKP bekerjasama dengan PKSPL IPB”. Jakarta. Dahuri, R. 2004. Kebijakan Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Nasional Dalam Kaitannya dengan Penataan Ruang Nasional dan Daerah. Makalah Disampaikan Pada Rakerda BKTRN, Pekanbaru, 8 maret 2004. Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta. Forbes, V.L. 1995. Indonesia’s Maritime Boundaries. A Malaysian Marine Affairs Monograph. Kuala Lumpur, Malaysia. Institute of Juda, L. 1996. International Law and Ocean Use Management. Routledge Publication. London, UK. Http://www.anneahira.com/indonesia-index.htm Koesoemaatmadja, M. 1992. U.N.Convention on the Law of the Sea. In Proceedings of the Geodetic Aspects of the Law of the Sea (GALOS). Denpasar, Bali. NEI (Netherlands East Indies). 1939. Territroriale Zee en Maritime Kringen Ordonannantie. Staatsblad 1939 No.442. Jakarta. Republik Indonesia. 1960. Undang-Unang No.4 Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia. Jakarta. Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara RI No.60 Tahun 1999. Sekretaris Negara. Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992. Lembaran Negara RI No.115 Tahun 1992. Sekretaris Kabinet RI. Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam dii Wilayah Pesisir Tropis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. United Nations. 1983. The Law of the Sea. Official text of the United Nations on the Law of the Sea with Annexes and Index. UN Publications No.E.83.V.5. New York, NY. United Nations. 1992. The Law of the Sea – National Claims to Marine Jurisdiction. UN Publications. New York, NY.