Modul Pencitraan Invasif - Home PPDS

advertisement
5.2.2. Modul Pencitraan Invasif- Kateterisasi Jantung dan Angiografi
I
WAKTU
Mengembangkan Kompetensi
Sesi di dalam kelas
Sesi dengan fasilitasi Pembimbing
Sesi praktik dan pencapaian
kompetensi
Hari: 3 bulan
Memenuhi kecukupan kasus
Angiografi koroner & katerisasi jantung kiri
60 kasus
Katerisasi jantung kanan 20
Waktu:
60 menit (classroom session)
2 minggu (coaching session)
10 minggu (facilitation and assessment)
II
PERSIAPAN SESI
Materi presentasi pencitraan invasif-katerisasi jantung dan angiografi
Kasus
:
1. Katerisasi jantung kiri dan angiorafi koroner
2. Katerisasi jantung kanan
Alat Bantu Latih
Referensi
: 1. Braunwald Text Book of Cardiovascular Diseases 6th ed. 359-421
III
TUJUAN UMUM
Mampu melakukan dan menginterpretasi angiogram koroner native dan conduit/ graft
bedah, angiogram ventrikel kiri dan kateterisasi Jantung kanan.
(Mengembangkan kompetensi diagnostik angiogram koroner, katerisasi jantung kanan
dan katerisasi jantung kiri.)
IV
TUJUAN KHUSUS
 Mengetahui pasien yang mempunyai indikasi untuk dilakukan prosedur klinik
pencitraan invasif- kateterisasi jantung dan Angiografi
 Mampu dan mahir melakukan prosedur klinik pencitraan invasif- kateterisasi jantung
dan Angiografi dan intervensi non bedah (*Advanced Training )
 Mampu melakukan interpertasi, membuat laporan tertulis hasil pemeriksaan dan
merencanakan tatalaksana lebih lanjut.
 Mampu mengatasi setiap kegawatan/ komplikasi yang timbul.
V
STRATEGI PEMBELAJARAN
 Menguatkan proses pembelajaran
Kenalkan diri anda, jabatan dan tanggung-jawab anda dalam proses pembelajaran serta
bagaimana anda berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan partisipasi
penuh dari peserta didik
 Tujuan 1: Mengetahui indikasi dilakukan pencitraan invasif
Metode pembelajaran:
 Kuliah
 Tujuan 2: Mampu dan mahir melakukan prosedur klinik pencitraan invasif katerisasi
jantung dan angiografi dan intervensi non bedah ( * Advanced Training )
Metode pembelajaran:
 Demonstrasi (whole-part-whole)
 Latihan berkelompok/berpasangan
 Coaching
1
 Tujuan 3 : Mampu melakukan interpertasi, membuat laporan tertulis hasil
pemeriksaan dan merencanakan tatalaksana lebih lanjut.
Metode pembelajaran:
 Demonstrasi (whole-part-whole)
 Latihan berkelompok/berpasangan
 Coaching
 Tujuan 4 : Mampu mengatasi kegawatan/ komplikasi
Metode pembelajaran:
 Demonstrasi (whole-part-whole)
 Latihan berkelompok/berpasangan
 Coaching
VI
PERSIAPAN SESI
Materi presentasi CD 1-2
CD 1: indikasi pencitraan invasif-katerisasi jantung dan angiografi
CD 2: Teknik angiografi koroner dan katerisasi jantung kanan
CD 3: Identifikasi risiko tinggi dan cara menghindari/ mengatasi kegawatan
Kasus
:
1. Katerisasi jantung kiri dan angiorafi koroner
2. Katerisasi jantung kanan
VII
KOMPETENSI/ KEMAMPUAN
 Mengetahui pasien yang mempunyai indikasi untuk dilakukan prosedur klinik
pencitraan invasif- kateterisasi jantung dan Angiografi
 Mampu dan mahir melakukan prosedur klinik pencitraan invasif- kateterisasi jantung
dan Angiografi
 Mampu melakukan interpertasi, membuat laporan tertulis hasil pemeriksaan dan
merencanakan tatalaksana lebih lanjut.

Mampu mengatasi setiap kegawatan/ komplikasi yang timbul.
KETRAMPILAN/ PROFESIONAL
Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik diharapkan terampil dalam:
A. Pengetahuan/ Kognitif
 Menjelaskan prinsip pencitraan fluoroskopi, fisika radiasi dan keamanan
 Menjelaskan komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi pada kateterisasi jantung
dan angiografi (termasuk hipotensi, gagal jantung, aritmia, iskemik miokard, reaksi
kontras, emboli kolesterol, gagal ginjal, komplikasi-komplikasi vaskuler dan
perdarahan retroperitoneal dan tamponade jantung.
 Memahami anatomi radiologis dari jantung, aorta, pembuluh-pembuluh darah
besar dan arteri koroner, demikian juga arteri femoral, radial dan brachial yang
digunakan untuk akses pembuluh darah selama kateterisasi
 Mengenal bentuk gelombang tekanan yang diperoleh selama kateterisasi jantung
 Menjelaskan data-data hemodinamik dan oksimetri yang rutin dikumpulkan dan
bagaimana menghitung cardiac output, resistensi vaskuler, area katup dan shunt
arteriovenous dari hasil pengukuran
 Menjelaskan bermacam-macam teknik kateterisasi perkutan dan cut-down
 Menjelaskan bermacam-macam tipe kateter yang digunakan dalam angiografi
koroner dan kateterisasi jantung
 Menjelaskan peralatan-peralatan dan teknik yang digunakan untuk kateterisasi
transeptal dan diskusi aplikasinya
 Menjelaskan kapan dan bagaimana cara melakukan pacu jantung dan
pericardiocentesis dan komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan tindakan
2
 Mengerti prinsip-prinsip dasar dan indikasi ultrasound intrakoroner, Doppler dan
penilaian tekanan
B. Psikomotor/ ketrampilan profesi
 Menunjukkan pemahaman mengenai peralatan-peralatan di laboratorium
kateterisasi (monitoring fisiologi, transducer, analisis gas darah, power injector)
 Mendapatkan akses arterial perkutan (femoral, radial, brachial) dan akses vena
dan pencapaian hemostasis setelah kateterisasi
 Melakukan kateterisasi jantung kiri termasuk angiograf koroner, ventrikulografi dan
angiografi graft by pass koroner; diperlukan pengalaman minimal yang
terdokumentasi
 Melakukan kateterisasi jantung kiri termasuk angiografi koroner, ventrikulografi
dan angiografi graft by pass koroner; diperlukan dokumentasi pengalaman
minimal
 Melakukan bedside kateterisasi jantung kanan termasuk pengukuran cardiac
output, pengukuran tekanan dan oksimetri; diperlukan dokumentasi pengalaman
minimal
 Menunjukkan keahlian dalam mengatasi aritmia yang mengancam jiwa dan
keadaan emergensi lainnya di laboratorium kateterisasi termasuk resusitasi dan
pengukuran bantuan hidup (life support)
 Mengevaluasi angiografi koroner, ventrikulogram, aortogram dan angiografi
pulmonal, yang normal dan patologis.
 Harus mencapai tingkat kompetensi III
C. Sikap Perilaku/ Afektif
 Mampu melakukan pemilihan modalitas penatalaksanaan yang tepat (medis,
perkutan atau bedah) berdasarkan data angiografi
 Menunjukkan
tanggung
jawab
dalam
permintaan,
melakukan
dan
menginterpretasi test invasif dengan mempertimbangkan secara tepat risiko dan
keuntungan tindakan
 Mengenal risiko ion radiasi terhadap pasien dan petugas medis.
 Mengenal kekuatan dan kelemahan prosedur diagnostik invasif dan
menginterpretasikan dengan data klinis lainnya
 Konsultasi dengan perawat dan teknisi dan dokter spesialis seperti intervensionis,
elektofisiologis, atau pediatrik kardiologis
VIII GAMBARAN UMUM/ PENGETAHUAN KLINIK UMUM
Modul ini disusun untuk proses pembelajaran bagi pengenalan dan proses diagnostik
melalui sesi bimbingan instruktur, pengembangan ilmu pengetahuan secara mandiri dan
praktik klinik yang terkait sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam waktu yang
telah dialokasikan dan kompetensi ang diperoleh adalah sesuai dengan yang
diinginkan. Prosedur Ketrampilan klinik yang harus di kuasai dalam upaya menegakan
diagnostik, prognostik, tatalaksana lebih lanjut pada pasien dengan penyakit
kardiovaskular.
A) Contoh Kasus
Seorang laki laki usia 46 tahun dengan keluhan sakit dada saat nik tangga
Faktor risiko merokok 2 bungkus sehari, Dislipidemia, serta ayah menderita sakit
jantung dan meninggal mendadak usia 45 tahun. Tekanan darah 120/80 mmhg. EKG
istirahat memperlihatkan normal sinus ritme, Ekokardiogram saat istirahat normal dan
Uji Latih jantung hasilnya positif pada beban yang ringan.
Diskusikan pengetahuan klinik umum :
3
 Prosedur diagnostik yang harus dilakukan untuk menegakan diagnostik dan
penatalaksanaan
 Prosedur klinik secara sistematis mulai dari persiapan pasien , alat prosedur dan
kegawatan, pelaksanaan, pemamtauan, keluhan subyektif, tanda objektif perubahan
hemodinamik dan elektrokardiografi, merekam hasil pemeriksaan
 Laporan tertulis tentang hasil uji latih dan rekomendasi tatalaksana lanjut yang
diperlukan
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk:
1. Mengetahui pasien yang mempunyai indikasi untuk dilakukan prosedur klinik
pencitraan invasif- kateterisasi jantung dan Angiografi
2. Mampu dan mahir melakukan prosedur klinik pencitraan invasif- kateterisasi jantung
dan Angiografi dan intervensi non bedah (*Advanced Training )
3. Mampu melakukan interpertasi, membuat laporan tertulis hasil pemeriksaan dan
merencanakan tatalaksana lebih lanjut.
4. Mampu mengatasi setiap kegawatan/ komplikasi yang timbul.
B) Kasus untuk proses pembelajaran pengetahuan klinik khusus
Diskusi pengetahuan klinik khusus
 Manakah data penyokong diagnosis saat itu?
 Data mana yang membuat pemeriksa perlu membuat diagnosis banding?
 Apakah tindakan terbaik yang dapat dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut?
IX
RANGKUMAN
Pencitraan invasif merupakan ketrampilan yang harus di kuasai untuk mendiagnosa
kelainan kardiovaskular
X
EVALUASI
Penilaian Kompetensi
 Hasil observasi selama proses alih pengetahuan dan keterampilan
 Hasil kuesioner
 Hasil penilaian peragaan keterampilan
Instrumen Penilaian Kompetensi Kognitif :
A) Kuesioner sebelum sesi dimulai
1. Indikasi kelas I berdasarkan panduan ACC/AHA pencitraan invasif angiografi
koroner adalah pasien yang diketahui atau dicurigai dengan PJK berisiko
tinggi. (B)
2. Angina Pektoris stabil CCS II dalam terapi merupakan indikasi kelas I untuk
pencitraan invasif angiografi koroner berdasarkan panduan ACC/AHA (S)
3. Pengukuran area katup mitral menggunakan modifikasi rumus Gorlin (B)
4. Posisi terbaik untuk melihat VSD peri membran adalah 40 LAO/ 40 C (S)
5. Regurgitasi aorta grade II, bila gambaran opaque hanya terlihat pada LVOT
dan hilang pada setiap sistol (S)
B) Kuesioner tengan pelatihan
1. Untuk menentukan lokasi VSD diperlukan 2 posisi, yaitu
1. 40 LAO / 20 C
2. 20 LAO / 40 C
3. 40 LAO / 40 C
4. 20 RAO / 20 C
2. Komplikasi tertinggi dari tindakan angiografi koroner adalah
4
a)
b)
c)
d)
Fibrilasi ventrikel
Komplikasi arterial
Infark miokard
thromboembolism
C.Penilaian Kinerja pengetahuan (ujian akhir)
XI
INSTRUMEN PENGUKURAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR
PENILAIAN KOMPETENSI
Petunjuk
Beri tanda  bila sesuai dengan kunci jawaban
Beri tanda X bila tidak sesuai dengan kunci jawaban
No
Pencatatan aktivitas pencapaian kompetensi modul
Kode
1
Anamnesa pemeriksaan fisik
2
Interpertasi hasil pemeriksaan penunjang dengan benar dan
tepat
3
Penjelasan prosedur dan “informed consent”
4
Melakukan akses arteri/ vena
5
Melakukan angiorafi koroner, LV grafi dan monitoring
hemodinamik beserta EKG selama tindakan.
6
Membuat dan interpertasi hasi pemeriksaan
7
Memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan
XII
KOMENTAR /RINGKASAN:
Rekomendasi :
Tanda Tangan Pelatih ___________________________ Tanggal______________
A. Daftar Tilik Kinerja
I
Anamnesa & pemeriksaan fisik
Faktor risiko PJK
Keluhan dan tanda saat datang
Keadaan umum
Status kardiologi
Memenuhi indikasi tindakan
II
Interpertasi hasil pemeriksaan penunjang
EKG
lab darah
Echocardiogram
pencitraan non invasive lainnya
III
Penatalaksanaan awal
Pemantauan hemodinamik & EKG sebelum tindakan
sterilisasi
Akses Arteri
Pemilihan kateter untuk kanulasi arteri-arteri Koroner
Pencitraan mengunakan posisi standar
IV
Pemamtauan paska tindakan angiografi koroner
5
XIII ALGORITME
Pasien dengan indikasi diagnostik

Angiografi koroner/ katerisasi jantung kanan

Teknik katerisasi perkutan

Pengukuran tekanan dan saturasi
XIV. MATERI PEMBELAJARAN
Alat-alat Non Invasif Diagnostik
 Tube Xray dan paparan radiasi
 Kateter
 Set Monitor dan rekaman tekanan
 Anilasa Oksigen
Teknik Katerisasi Perkutan
 Jantung kanan
 Jantung kiri
o Pendekatan trans-septal
Pengukuran saat kateterisasi jantung
 Pengukuran tekanan
 Oksigen Darah
 Posisi kateter
 Kalkulasi aliran dan pirau
 Volume ventrikel
 Resistensi
 Kalkulasi luas katup
Angiografi Selektif
 Teknik pencitraan
 Media kontras
 Penggunaan angiografi jantung
 Ventrikulografi, enilaian fraksi ejeksi dan pergrakan dinding jantung.
 Penilaian regurgitasi katup
 Indikasi terkini
Arteriografi Koroner Selektif
 Teknik pencitraan angiografi koroner
 Indikasi dan kontraindikasi
 Interpertasi : lesi dominasi, kolateral, anomaly arterikoroner, fistula, limitasi
o Arteri koroner kanan
o Arteri koroner kiri
 Graft vena dan arteri mamaria interna
 Komplikasi
 Intervensi Non Bedah / Koroner Angioplasty :
- Teknik pencitraan
- Indikasi / kontraindikasi
- Interpretasi
6
-
Prosedur / Teknik Tindakan
Tipe Kateter
Tipe Ballon Kateter
Tipe Stent
Komplikasi
Pasca Intervensi
Penilaian aliran koroner dan penilaian tekanan
 Pengukuran aliran dengan Doppler
 “Fractional flow reserve”
 Stimuli hiperemik
 Aliran intrakoroner dan iskemia
XV. DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Braunwald Text Book of Cardiovascular Diseases 6th ed. 359-421
7
Download