jantung koroner - SOLO ORTOPROST

advertisement
JANTUNG KORONER
Jantung Koroner
Untaian proses aterosklerosis
Normal
Pembentukan sel
busa
Ruptur / bocor
Trombus/ters
umbat
Komposisi plak dan sumbatan: LDL-C, sel2 radang dan bekuan darah ( trombus )
• Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan otot
jantung terhadap oksigen dengan penyediaan yang
di pasok oleh pembuluh darah koroner.
• Dapat disebabkan oleh penyumbatan atheroma (plak)
pada dinding bagian dlm pembuluh darah koroner.
Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit
Jantung Koroner :
• Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi
• Kadar Kolesterol HDL rendah
• Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
• Merokok
• Diabetes Mellitus
• Kegemukan
• Riwayat keturunan penyakit jantung dalam
keluarga
• Kurang olah raga
• Stress
Apakah akibatnya bila pembuluh darah koroner
tersumbat?
• Mendadak, tidak dapat segera diganti fungsinya
oleh pembuluh darah koroner yang lain maka
otot jantung yang dialirinya akan mengalami
nekrosis.
• Gejalanya sangat bergantung berapa persen
penyumbatan terjadi dan berapa banyak
pembuluh darah yang terkena.
GEJALA ( mulai dari yang paling ringan
sampai terberat ):
• Nyeri dada (Angina pectoris)
• Nyeri dada yang tidak stabil (Unstable
Angina pectoris)
• Nekrosis (matinya) sebagian otot jantung
(Infark Myocard)
• Mati Mendadak
ANGINA
Penyebab/pencetus Angina paling sering adalah
1. Obstruksi (penyumbatan) oleh ateroma
pembuluh darah koroner besar (Angina
aterosklerosklerotik/A Pektoris)
2. Spasme(kejang) pembuluh koroner
(A angiospastik/A varian/Prinsmetal)
3. Hipertensi
4. Hipertiroid
5. Anemia berat
Aliran darah koronaria iskemia &
infark
• Iskemia Koronaria akibat
atherosklerosis, & menyebabkan nyeri
angina.
• Iskemia mendadak disebabkan oleh
terbentuk trombosis & dapat
menyebabkan infark miokadium
• Angina timbul akibat tidak seimbang
antara kebutuhan oksigen otot jantung
dengan yg disuplai melalui pembuluh
koroner
diagnosa
• Deteksi Penyakit Jantung Koroner
Adanya penyakit Jantung Koroner antar lain : EKG, Treadmill,
Echokardiografi dan Arteriorgrafi Koroner (yang sering dikenal
sebagai Kateterisasi).
• ECG dapat diketahui kemungkinan adanya kelainan pada jantung
dengan tingkat ketepatan 40%.
• Bila dianggap perlu dianjurkan melakukan pemeriksaan Treadmill
Echokardiografi.
• Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut akan dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan Arteriografi Koroner (Kateterisasi) yang
mempunyai tingkat ketepatan paling tinggi (99 - 100%) untuk
memastikan apakah Anda mempunyai Penyakit Jantung koroner.
• Apakah Kateterisasi Jantung?
Kateterisasi Jantung merupakan pemeriksaan yang
bertujuan untuk memeriksa struktur serta fungsi jantung,
termasuk ruang jantung, katup jantung, otot jantung,
sserta pembuluh darah jantung termasuk pembuluh
darah koroner, terutama untuk mendeteksi adanya
pembuluh darah jantung yang tersumbat.
• Prosedur dilakukan oleh Dokter Spesialis dengan
menggunakan alat Angiografi. Dengan pemberian zat
kontras melalui kateter, dokter dapat mengetahui
secara tepat letak, luas, serta berat atau derajat
penyempitan pembuluh darad koroner.
• Bila hasil dari film diketahui adanya penyempitan
pembuluh koronerdilakukan tindakan pelebaran bagian
pembuluh darah jantung yang menyempit atau
tersumbat dengan menggunakan alat alat tertentu atau
ditiup,
• Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty, di
singkat PTCA atau akhir akhir ini disebut
Percutaneous Coronary intervention yang disingkat
PCI
• Atau dilakukan Operasi Jantung Terbuka (Open Heart
Surgery) untuk memasang pembuluh darah baru
menggantikan pembuluh darah jantung yang tersumbat
Coronary Artery Bypass Surgery disingkat CABG.
• Tindakan "Peniupan" (PTCA-PCI)
Tindakan "peniupan" atau "balonisasi" atau "Angioplasti"
bertujuan untuk melebarkan penyempitan pembuluh
koroner dengan menggunakan kateter khusus yang
ujungnya mempunyai balon. Balon dimasukkan dan
dikembangkan tepat ditempat penyempitan pembuluh
darah jantung. Dengan demikian penyempitan tersebut
menjadi terbuka.
• Untuk menyempurnakan hasil peniupan ini, kadang kadang diperlukan tindakan lain yang dilakukan dalam
waktu yang sama, seperti pemasangan ring atau
cincin penyanggah (Stent), pengeboran kerak di
dalam pembuluh darah (Rotablation) atau
pengerokan kerak pembuluh darah (Directional
Atherectomy).
Congestive Heart Failure
(CHF)
A. Definisi
• Congestive Heart Failure (CHF) atau
gagal jantung adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah secara
adekuat ke seluruh tubuh (sel-sel seluruh
tubuh)
Klasifikasi
1. Gagal jantung akut -kronik
• Gagal jantung akut terjadinya secara
tiba-tiba
• Gagal jantung kronik terjadinya
secara perlahan
2. Gagal Jantung Kanan- Kiri
• Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel
kiri gagal untuk memompa darah secara
adekuat sehingga menyebabkan kongesti
(bendungan) pulmonal, hipertensi dan
kelainan pada katub aorta/mitral
• Gagal jantung kanan, disebabkan
peningkatan tekanan pulmo akibat gagal
jantung kiri yang berlangsung cukup lama
sehingga cairan yang terbendung akan
berakumulasi secara sistemik di kaki,
asites, hepatomegali, efusi pleura, dll.
3.Gagal Jantung Sistolik-Diastolik
• Sistolik terjadi karena penurunan
kontraktilitas ventrikel kiri sehingga
ventrikel kiri tidak mampu memompa
darah akibatnya kardiak output menurun
dan ventrikel hipertrofi
• Diastolik karena ketidakmampuan
ventrikel dalam pengisian darah akibatnya
stroke volume cardiac output turun.
B. Etiologi
Penyebab gagal jantung kongestif yaitu:
• Kelainan otot jantung
• Aterosklerosis koroner
• Hipertensi sistemik atau pulmonal
• Peradangan dan penyakit miokardium
• Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar,
tamponade perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis
katup AV
• Faktor sistemik seperti demam, tirotoksikosis, hipoksia,
anemia.
C. Patofisiologi
Penyebabnya
• Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi
miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot
jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat).
• Terjadi infark miokardium dan terjadinya gagal jantung.
• Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan
afterload) meningkatkan beban kerja jantung dan
mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. (sebagai
mekanisme kompensasi terjadi peningkatan
kontraktilitas jantung/takiaritmia sehingga kebutuhan
oksigen otot jantung meningkat dan dapat terjadi
hipoksia dan asidosis akibat penumpukan asam laktat).
• Hipertrofi otot jantung (tidak dapat berfungsi secara
normal), dan akhirnya akan terjadi gagal jantung
• Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
kondisi ini secara langsung merusak otot jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun.
• Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan
secara terpisah.
• Penyebab edema (penumpukan cairan tubuh adalah )
karena berkurang aliran darah keginjal maka ginjal akan
mensekresikan Renin seperti gambar dibawah ini
Gagal jantung kiri
• Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri,
• karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang
datang dari paru.
• Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan
cairan terdorong ke jaringan paru. Dispneu dapat terjadi
akibat penimbunan cairan dalam alveoli & mengganggu
pertukaran gas.
• Mudah lelah akibat curah jantung kurang jaringan
kekurangan sirkulasi normal dan oksigen serta
menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme, akibat
meningkatnya energi yang digunakan untuk bernapas
terjadi insomnia akibat distress pernapasan dan batuk.
Gagal jantung kanan
• Manifestasi klinis yang tampak dapat meliputi
* edema ekstremitas bawah,
* peningkatan berat badan,
* hepatomegali,
* distensi vena leher,
* asites,
* anoreksia, mual dan nokturia.
imsonia
kulit menghitam
D. Tanda dan Gejala
1. CHF Kronik
• Meliputi: anoreksia, nokturia, edema perifer,
hiperpigmentasi ekstremitas bawah, kelemahan,
hepatomegali,ascites, dyspnea, intoleransi aktivitas
barat, kulit kehitaman.
2. CHF Akut
• Meliputi: ansietas, peningkatan berat badan, restletness,
nafas pendek, bunyi krekels, fatigue, takikardi,
penurunan resistensi vaskuler, distensi vena jugularis,
dyspnea, orthopnea, batuk, batuk darah, wheezing
bronchial, sianosis, denyut nadi lemah dan tidak teraba,
penurunan urin , delirium, sakit kepala.
E. Komplikasi
• Trombosis vena dalam, karena
pembentukan bekuan vena karena
stasis darah.
• Gagal ginjal
• Syok Kardiogenik, akibat disfungsi nyata
• Strok iskemik
F. Pemeriksaan Penunjang
• EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler,
penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola.
• EKG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi,
infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi
penyakit katub jantung.
• Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung.
Bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik
atau perubahan dalam pembuluh darah atau
peningkatan tekanan pulmonal.
• Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan
memperkirakan gerakan jantung.
• Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan
indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi
kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta
mengkaji potensi arteri koroner.
• Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan
atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic.
• Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah
terutama jika CHF memperburuk PPOM.
• AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik
ringan atau hipoksemia dengan peningkatan tekanan
karbondioksida.
• Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan
jaringan-jaringan jantung,missal infark miokard (Kreatinin
fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase
Laktat/LDH, isoenzim LDH).
Download