Peningkatan Keterampilan Membaca Tulisan Arab dengan

advertisement

Volume 07, Nomor 02, Desember 2016

Peningkatan Keterampilan Membaca Tulisan Arab dengan Menggunakan
Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Sort Card bagi Siswa
Kelas II MI Banu Hasyim Sidoarjo


Abstrak: Keterampilan membaca tulisan Arab merupakan aspek yang
sangat penting dalam penguasaan kompetensi keagamaan karena jenis
tulisan ini banyak digunakan dalam penguasaan kompetensi tersebut.
Untuk meningkatkan kompetensi mereka agar lebih terampil membaca
tulisan Arab, peneliti menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe sort
card karena metode ini diyakini mampu mendorong siswa aktif dan
mempermudah siswa untuk membaca tulisan Arab. Rumusan masalah
yang diangkat dalam penelitian ada dua, yakni 1) bagaimana penerapan
strategi pembelajaran aktif tipe sort card dalam meningkatkan
keterampilam membaca tulisan Arab bagi siswa kelas II MI Banu Hasyim
Sidoarjo, 2) bagaimana peningkatan keterampilan membaca tulisan Arab
melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe sort card siswa bagi
siswa kelas II MI Banu Hasyim Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin. Untuk menggali data
yang diperlukan, teknik yang digunakan adalah non tes, observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis data,
disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan siswa membaca tulisan Arab
mengalami peningkatan yang awalnya 68,7 menjadi 82,2. Dengan
demikian, metode sort card berdampak positif dalam meningkatkan
keterampilan membaca tulisan Arab bagi siswa kelas II MI Banu Hasyim
Sidoarjo
Kata Kunci: Peningkatan Keterampilan Membaca Tulisan Arab, Strategi
Pembelajaran Aktif Tipe Sort Card
PENDAHULUAN
Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan secara terus-menerus
akan dilakukan selama manusia tersebut masih hidup. Manusia tidak mampu hidup
Pembelajaran PAI melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Sort Card
sebagai manusia jika ia tidak dididik atau diajar oleh manusia lainnya. Bayi yang baru
dilahirkan telah membawa beberapa naluri atau insting dan potensi-potensi yang
diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Akan tetapi naluri dan potensi-potensi
tersebut tidak akan berkembang baik tanpa pengaruh dari luar, yaitu campur tangan
manusia lain (Thobroni & Mustofa, 2013: 16).
Paradigma pembelajaran lama yang orientasinya berpusat pada guru (teacher
centered) seharusnya sudah harus berubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada
murid (student centered). Metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori
berganti pada partisipatori. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk
memperbaiki mutu pendidikan, baik dari proses maupun hasil pendidikan (Trianto,
2010: 15).
Satu hal yang menarik untuk mengiringi perubahan paradigma tersebut adalah
ditemukannya berbagai macam metodologi pembelajaran. Metodologi pembelajaran
adalah metode atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya
dengan siswa agar bahan pengajarannya sampai kepada siswa, sehingga siswa
menguasai kompetensi yang diharapkan. Metode pembelajaran seharusnya tidak
hanya berpusat pada guru tetapi juga pada aktivitas siswa sehingga siswa tidak bersifat
pasif tetapi justru aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini guru
bersifat sebagai “manager of learn”, guru berperan sebagai fasilitator (Depdiknas,
2005).
Dengan menggunakan metode yang tepat, hasil belajar siswa akan semakin
meningkat. Untuk itu, seorang guru dituntut untuk terus mengembangkan dan
mempelajari metodologi pembelajaran, sehingga mampu mendesain pembelajaran
yang mendorong siswa aktif dengan tetap memerhatikan karakteristik peserta
didiknya.
Pembelajaran Bahasa Arab di jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) mencakup
penguasaan 4 kompetensi, yaitu kompetensi menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Keempat kompetensi ini terintegrasi, tidak bisa dipisah-pisah karena antara
kompetensi satu dengan kompetensi yang lain saling berkaitan. Melalui kegiatan
menyimak, siswa mampu memahami wacana lisan dalam bentuk paparan atau dialog.
Melalui kegiatan berbicara, siswa mampu mengungkapkan makna secara lisan dalam
bentuk paparan atau dialog. Melalui kegiatan membaca, siswa mampu memahami
makna wacana tertulis dalam bentuk paparan atau dialog. Melalui kegiatan menulis,
siswa mampu menuliskan kata, ungkapan, dan teks sederhana dengan ejaan dan
tanda baca yang tepat. Sebelum seorang anak mengembangkan kemampuan menulis,
ia harus mengawalinya dengan kegiatan membaca. Ketika proses menyimak, secara
tidak langsung ia berlatih untuk membaca. Oleh karena itu, membaca merupakan
kompetensi yang sangat penting, karena dengan membaca kita akan mengetahui
segala hal. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “membaca akan membuka jendela
dunia”.
Jurnal



287
Roichatul Jannah - Siti Nur Kholifah
Sayangnya, tidak semua siswa memiliki kemampuan membaca yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Roichatul Jannah guru kelas II MI Banu
Hasyim Waru, Sidoarjo pada tanggal 10 April 2015 bahwa siswa kelas II memiliki
prestasi bahasa Arab yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi hasil ujian
tengah semester siswa. Faktor yang diduga menjadi penyebab kondisi ini adalah siswa
tidak tertarik belajar membaca tulisan Arab karena merasa kesulitan mempelajari
materi ini. Disamping itu, guru tidak menggunakan metode yang tepat, sehingga hasil
belajar siswa tidak maksimal. Dari data dokumentasi hasil ujian tengah semester,
diketahui bahwa 3 dari 9 siswa masih belum bisa membaca tulisan Arab, sementara
yang lainnya masih memerlukan bimbingan.
Oleh karena itu, peneliti ingin meningkatkan keterampilan membaca siswa
yang akan berdampak pada hasil belajar siswa nantinya. Peneliti menggunakan
metode pembelajaran aktif tipe sort card karena metode ini diyakini mampu
mendorong siswa aktif dan antusias saat belajar disamping itu pembelajaran lebih
menarik perhatian siswa dan mempermudah siswa untuk membaca.
Berdasarkan deskripsi yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti memilih
judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Tulisan Arab dengan Menggunakan
Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Sort card bagi Siswa Kelas II MI Banu Hasyim
Sidoarjo”. Merujuk pada uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana penerapan strategi pembelajaran aktif tipe
sort card dalam meningkatkan keterampilam membaca tulisan Arab bagi siswa kelas
II MI Banu Hasyim Sidoarjo, 2) bagaimana peningkatan keterampilan membaca
tulisan Arab melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe sort card siswa bagi
siswa kelas II MI Banu Hasyim Sidoarjo.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini yaitu: 1) untuk
mengetahui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe sort card dalam meningkatkan
keterampilam membaca tulisan Arab bagi siswa kelas II MI Banu Hasyim Sidoarjo,
2) untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca tulisan Arab melalui
penerapan strategi pembelajaran aktif tipe sort card siswa bagi siswa kelas II MI Banu
Hasyim Sidoarjo.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1) bagi guru, meningkatkan
profesionalisme guru dalam bidang pendidikan, sebagai masukan untuk
mendapatkan pengetahuan dan metode yang inovatif untuk mengajar, 2) bagi siswa,
meningkatkan keterampilan membaca tulisan Arab dan meningkatkan prestasi
belajar.
288
Jurnal


Pembelajaran PAI melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Sort Card
KERANGKA KONSEPTUAL
Keterampilan Membaca
Menurut Hodgson (Tarigan, 1994: 7), membaca merupakan suatu proses yang
menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu satu kesatuan akan terlihat
dalam satu pandangan sekitar, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak dapat terpenuhi, maka peran yang tersurat atau tersirat
tidak akan tertangkap atau dipahami dan prosedur membaca ini tidak terlaksana
dengan baik.
Menurut Baradja (Mustofa, 2002: 5), membaca ialah belajar mengasosiasikan
lambang tulisan, dengan makna bagaimana tepatnya proses belajar ini sampai saat
ini masih tersimpan rapat-rapat dalam apa yang disebut “the blackbox”. Griffith,
mendefiniskan, pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian;
membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses
mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk
mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca
(Griffith, 2006: 93).
Guru harus memahami bahwa membaca merupakan keterampilan pada anak
yang harus dikembangkan. Menurut Broughteen (Tarigan, 2008: 11-12) ada dua
aspek penting dalam membaca, yaitu: 1) keterampilan yang bersifat mekanis
(mechanical skills) yang dianggap berada pada urutan lebih rendah (lower order), aspek
ini mencakup: a) pengenalan huruf, b) pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem,
kata, pola klausa, kalimat, dll), c) pengenalan hubungan korespodensi pada ejaan
bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to baskat print”), d) kecepatan
membaca bertaraf lambat. 2) keterampilan bersifat pemahaman (comprehension skill)
yang dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order), aspek ini mencakup:
a) memahami pengertian sederhana (leksikel, gramatikal, retorikal), b) memahami
signifikansi atau makna (maksud dan tujuan pengarang, relevansi/keadaan
kebudayaan, reaksi pembaca), c) evaluasi penilaian (isi, bentuk), d) kecepatan
membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
Menurut Iskandarwassid & Dadang Sunendar (Iskandarwassid & Sunendar,
2013: 289) tujuan keterampilan membaca adalah: (1) mengenali naskah tulisan suatu
bahasa, (2) memaknai dan menggunakan kosakata asing, (3) menentukan hal-hal
yang penting untuk dijadikan rangkuman, (4) memahami nilai komunikatif dari
suatu kalimat, dan (5) mengidentifikasi informasi penting dalam wacana.
Menurut Jos Daniel Parera (Parera, 1991: 3) faktor-faktor penentu dalam
komunikasi bahasa yang efektif ialah: (1) kekhasan ciri hubungan antara para
pemakai bahasa atau para penutur, (2) waktu dan tempat pelangsungan komunikasi
berbahasa, (3) sarana yang dipakai untuk berkomunikasi berbahasa, (4) tujuan
komunikasi Bahasa, (5) ciri amanat yang berlangsung, (6) lingkungan pemakaian.
Jurnal



289
Roichatul Jannah - Siti Nur Kholifah
Macan-macam membaca ada 4, yaitu (1) membaca cepat, siswa dapat
termotivasi untuk suka membaca, mengatasi regresi (mengulang bacaan yang sudah
dibaca), menggunakan pandangan perifera (baca sistem loncat), menggunakan suatu
petunjuk sebagai penentu kecepatan, mengkondisikan situasi, dan mampu
mengkonsolidasi, (2) membaca intensif, siswa dapat memahami becaan secara
intensif, tanpa bersuara, dan tuntas. siswa memahami bacaan tertentu tanpa harus
berkomat-kamit, sangat tekun dan analitis, kemudian dapat menjawab pertanyaan
bacaan sesulit apapun, (3) membaca kritis, siswa memberikan komentar yang
mendetail mengenai bacaan yang mereka baca. Siswa disuruh membaca sebuah
bacaan dan dalam waktu tertentu siswa disuruh memberikan kritikan mengenai isi
bacaan tersebut, (4) membaca nyaring, membaca dengan melafalkan atau
menyuarakan simbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca.
Latihan membaca ini lebih cocok diberikan kepada pelajar tingkat pemula (Suyatno,
2004: 108).
Manfaat membaca antara lain: (1) membaca menghilangkan kecemasan dan
kegundahan, membuat, seseorang terhalang masuk dalam kebodohan, (2) kebiasaan
membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang
malas dan tidak mau bekerja, (3) dengan sering membaca, seseorang bisa
mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata dan membantu
mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berfikir, (4) membaca
meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman
dan seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan
merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi
di dalam hidup, (5) membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya
dari keruwetan dan mnyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia, (6) dengan sering
membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model
kaliamat, lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap
konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris”
(memahami apa yang tersirat) (wikipedia, 2013)
Pembelajaran Bahasa Arab
Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan
untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta
menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif.
Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain
dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Kemampuan
berbahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran
Islam yaitu al-Qur’an dan hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan
dengan Islam bagi peserta didik.
290
Jurnal


Pembelajaran PAI melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Sort Card
Untuk itu, bahasa Arab di madrasah dipersiapkan untuk pencapaian
kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang
diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
(Permenag, 2008). Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Bahasa Arab: (1)
menyimak; memahami wacana dalam bentuk paparan atau dialog tentang
perkenalan dan hal-hal yang ada di lingkungan rumah maupun madrasah, (2)
berbicara; mengungkapkan makna secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog
tentang perkenalan dan hal-hal yang ada di lingkungan rumah maupun madrasah,
(3) membaca; membaca dan memahami wacana dalam bentuk paparan atau dialog
tentang perkenalan dan hal-hal yang ada di lingkungan rumah maupun madrasah,
(4) menulis; menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sederhana
dengan ejaan dan tanda baca yang tepat (Permenag, 2008).
Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Sort Card
Pembelajaran lebih menekankan bahwa peserta didik sebagai makhluk
berkesadaran memahami arti penting interaksi dirinya dengan lingkungan yang
menghasilkan pengalaman sebagai sebuah kebutuhan, yakni kebutuhan untuk
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan yang dimilikinya. Pembelajaran harus
menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belaja merupakan proses aktif dari
si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya
menerima isi ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah proses
belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik. Dinamika untuk
mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfirmasi ide itu ke dunia realitas yang
dihadapinya (Suprijono, 2009: x).
Istilah sort card berasal dari Bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata, yakni “sort”
dan “card”. Sort berarti memilah, dan card berarti kartu. Jadi, sort card yaitu strategi
pembelajaran berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk seperti kartu yang
berisi informasi atau materi pelajaran. Menurut Melvin L. Silberman (Silberman,
2006: 169), sort card merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik yang
ada di dalamnya dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat.
Prosedur sort card menurut Melvin L. Silberman (Silberman, 2006: 169-170)
adalah sebagai berikut: 1) guru memberikan kartu indeks yang berisi informasi atau
contoh yang cocok dengan satu atau beberapa kategori pada setiap siswa, 2) guru
menginstruksikan kepada siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain
yang kartunya cocok dengan kategori yang sama, 3) siswa dengan yang memiliki
kategori kartu yang sama, diminta untuk menawarkan saling berpasangan, 4) ketika
proses mencari pasangan, siswa diminta mengemukakan poin-poin pengajaran yang
penting.
Jurnal



291
Roichatul Jannah - Siti Nur Kholifah
Menurut Melvin L. Silberman (Silberman, 2006: 170), ada variasi dalam sort
card, yaitu: 1) perintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran
tentang kategorinya, 2) pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim satu dus
kartu. Pastikan bahwa mereka mengocoknya agar kategori-kategori yang cocok
dengan mereka tidak jelas dimana letaknya. Perintahkan tiap tim untuk memilahmilah kartu menjadi sejumlah kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor untuk
jumlah kartu yang dipilih dengan benar.
Tujuan dari strategi pembelajaran sort card ini adalah untuk memperkuat daya
ingat atau recall terhadap materi pelejaran yang telah dipelajari siswa serta
mengaktifkan setiap individu sekaligus membangun kerjasama kelompok dalam
belajar (Ismail SM, 2008: 89).
Kelebihan strategi pembelajaran sort card, yaitu: 1) guru lebih mudah
menguasai kelas, 2) mudah dilaksanakan, 3) mudah mengorganisir kelas, 4) dapat
diterapkan di kelas dengan jumlah siswa yang banyak, 5) mudah menyiapkannya, 6)
guru mudah menerangkan materi dengan baik, 7) siswa lebih mudah menangkap
materi dibandingkan dengan menggunakan ceramah, 8) siswa lebih antusias dalam
pembelajaran, 9) sosialisasi antar siswa lebih terbangun yakni antar siswa dengan
siswa lebih akrab setelah menggunakan strategi pembelajaran sort card, dan 10)
meminimalisir model ceramah yang menyebabkan siswa jenuh.
Di sisi lain, strategi sort card memiliki kelemahan diantaranya: 1) adanya
kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa, terutama apabila terjadi
jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal jawaban tersebut bukan
sasaran (tujuan) yang diinginkan dari pokok persoalan yang sesungguhnya, 2) banyak
menyita waktu terutama untuk mempersiapkan strategi pembelajaran sort card, 3)
strategi pembelajaran sort card sulit dalam merencanakan pembelajaran karena
terbentur dengan kebiasaaan siswa dalam belajar, 4) selama kriteria keberhasilan
belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi
pembelajaran sort card akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru (Tim
Konsorsium 7 PTAI, 2009: 62).
METODE PENELITIAN
Ditinjau dari segi penelitian, penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau classroom action research. PTK merupakan suatu upaya untuk
mencermati dan mengetahui kegiatan belajar peserta didik di dalam kelas dengan
memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan (Mulyasa, 2013:
11). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka perbaikan mutu
pembelajaran di dalam kelas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk
kolaboratif, yang menempatkan guru sebagai mitra kerja peneliti.
Menurut Sanyaja (Sanyaja, 2012: 26-27) Secara etimologis ada tiga istilah yang
berhubungan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yakni: penelitian, tindakan,
dan kelas. 1) penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan
292
Jurnal


Pembelajaran PAI melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Sort Card
secara sistematis, empiris, dan terkontrol, 2) tindakan dapat diartikan sebagai
perlakuan tertentu yang dilakukan peneliti. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki
kinerja yang dilakukan guru, 3) kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran
berlangsung. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di dalam kelas yang tidak
disetting untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi berlangsung dalam
keadaan dan kondisi yang real tanpa direkayasa.
Berdasarkan pemahaman tiga kata kunci tersebut dapat disimpulkan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu upaya untuk mencermati
kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, bersama dengan
peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan guru, dengan maksud
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Setting Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II MI Banu Hasyim Waru, Sidoarjo
tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa dalam satu kelas 9 siswa; 5 siswa
perempuan dan 4 siswa laki-laki pada pokok pelajaran Bahasa Arab tentang buahbuahan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, hari rabu tanggal 13 Mei
2015 tahun pelajaran 2014/2015.
Desain Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti menggunakan acuan model
siklus PTK yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu
siklus terdiri atas empat langkah pokok, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) aksi atau
tindakan (Acting), 3) observasi (observing), dan 4) refleksi (reflecting) (Purwati, 2009:
12).
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar 1: Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin
Jurnal



293
Roichatul Jannah - Siti Nur Kholifah
Berdasarkan gambar tersebut, langkah-langkah penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut: pertama, sebelum melaksanakan tindakan, peneliti menyusun
perencanaan (planning), yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas,
mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses
dan hasil tindakan. Kedua, setelah perencanaan tersusun dengan rapi dan matang,
barulah peneliti melaksanakan tindakan (acting) yang telah dirumuskan pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada situasi yang aktual, yang meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga, pada tahapan ini peneliti
melaksanakan pengamatan (observing) di kelas yang meliputi: (1) mengamati perilaku
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (2) memantau kegiatan diskusi/kerja
sama antar siswa dalam kelompok, (3) mengamati pemahaman tiap-tiap anak
terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan
pembelajaran dalam RPP, (4) mengamati kegiatan/aktivitas guru selama
pembelajaran berlangsung.
Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan
ditemukan kekurangan, maka peneliti dapat mengulang kembali dan memperbaiki
pada siklus–siklus selanjutnya sampai mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan. Jika sampai pada siklus pertama belum berhasil, maka peneliti
melanjutkan ke siklus berikutnya.
Tahap Perencanaan
Perencanaaan yang dilakukan yaitu: (1) membuat rencana pembelajaran
menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe sort card, (2) membuat instrumen
penelitian.
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran materi buah-buahan
dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe sort card. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru, sedangkan anggota tim peneliti yang lain melakukan
observasi dengan menggunakan lembar pengamatan untuk melakukan kegiatan
pengamatan terkait aktivitas guru dan siswa, serta semua peristiwa penting yang
terjadi dalam proses pembelajaran.
Tahap Pengamatan
Secara detail, hal-hal yang diobservasi pada tahap ini adalah 1) mengamati
situasi belajar mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe sort
card dengan lembar observasi, 2) mengamati aktivitas siswa selama proses
pembelajaran, 3) mengamati keaktifan dan kemampuan siswa saat diskusi (dalam hal
ini saat proses memasangkan kartu) melalui lembar penilaian sikap dan presentasi,
294
Jurnal


Pembelajaran PAI melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Sort Card
4) mengamati kemampuan siswa dalam membaca tulisan Arab melalui lembar
penilaian unjuk kerja, dan 5) mengamati kegiatan/aktivitas guru selama proses
pembelajaran berlangsung.
Tahap Refleksi
Releksi yang dilakukan yaitu: 1) merefleksi proses pembelajaran yang telah
terlaksana, 2) mencatat kendala–kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran,
3) mengevaluasi hasil tes akhir siswa.
Kriteria Keberhasilan Tindakan
Indikator keberhasilan tindakan adalah hasil akhir yang menjadikan prasyarat
bagi siswa untuk tercapainya keberhasilan dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini
pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa secara klasikal mencapai ketuntasan
minimal 75% dan indikator keberhasilan peserta didik dikatakan tuntas belajar jika
peserta didik memperoleh nilai sesuai atau lebih dari Kriteria Ketentuan Minimal
(KKM) yaitu 70.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memeroleh data yang valid, data dikumpulkan menggunakan beberapa
teknik, di antaranya: 1) non tes, digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan
siswa dalam membaca tulisan Arab. Non tes ini menggunakan penilaian presentasi,
sikap, unjuk kerja, 2) observasi, dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru
pada saat pembelajaran berlangsung, yaitu pada tahap awal sampai tahap akhir.
Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi partisipatif, dimana guru ikut turut
serta mengamati aktivitas siswa selama proses pebelajaran berlangsung melalui
lembar pengamatan aktivitas siswa. Observasi ini juga dilakukan peneliti untuk
mengamati proses selama pembelajaran berlangsung melalui lembar pengamatan
guru. Metode ini digunakan untuk memeroleh data tentang cara guru
menyampaikan materi menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe sort card, 3)
wawancara, digunakan untuk memeroleh data tentang hasil pembelajaran mata
pelajaran Bahasa Arab sebelum diberi tindakan serta untuk menemukan kesulitan
apa saja yang dihadapi guru selama proses pembelajaran, 4) dokumentasi, digunakan
untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan
penting yang ada di lembaga pendidikan MI Banu Hasyim Waru, Sidoarjo. Data-data
tersebut diantaranya: keadaan peserta didik dan hasil belajar siswa.
Instrumen Pengumpulan Data
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rubrik penilaian sikap,
rubrik penilaian presentasi, rubrik penilaian unjuk kerja, panduan wawancara, dan
lembar observasi.
Jurnal



295
Roichatul Jannah - Siti Nur Kholifah
Teknis Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan hasil penilaian sikap,
presentasi, unjuk kerja, dan observasi berdasarkan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Teknik ini digunakan untuk mengolah data secara
kualitatif agar peneliti mampu mengetahui secara kualitatif perbedaan siswa antara
sebelum diberi tindakan dengan sesudah diberi tindakan.
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik tabulasi data secara
kuantitatif berdasarkan hasil tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus. Secara
kuantitatif, hasil tindakan pada setiap siklus dibandingkan dengan hasil tes awal
untuk mengetahui presentasi peningkatan keterampilan membaca tulisan Arab siswa
kelas II MI Banu Hasyim. Pada setiap siklus dideskripsikan jumlah skor yang
diperoleh semua siswa.
Ketuntasan individu dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
R
S= 𝑥100
N
S = nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor yang diperoleh peserta didik
N = skor maksimum dari tes tersebut
Ketuntasa klasikal dapat dihitung menggunakan rumus:
Presentase=
Σ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝑥100%
Σ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
HASIL ANALISIS DATA
Pada tahap perencanaan guru telah membuat RPP dengan metode sort card,
yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam dan mengajak siswa
berdo’a bersama-sama kemudian mengecek kehadiran siswa melalui absensi
dilanjutkan dengan mengajak siswa menyanyikan lagu watermelon kemudian guru
memberikan apersepsi terkait materi dan menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan itu.
Pada kegiatan inti guru menunjukkan siswa beberapa gambar buah-buahan dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian siswa berpasangan
dua-dua, setiap kelompok mendapatkan amplop yang berisi potongan gambar dan
mufrodat mengenai buah-buahan untuk dicocokkan setelah itu siswa maju satu
persatu untuk membaca mufrodat yang telah ada untuk diberi penilaian secara
individu.
296
Jurnal


Pembelajaran PAI melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Sort Card
Pada kegiatan penutup guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil
pembelajaran dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti dilanjutkan guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya dan guru memberikan salam
dan berdoa bersama siswa.
Dari hasil observasi, diperoleh data bahwa secara keseluruhan guru
melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan baik,
akan tetapi ada beberapa poin yang belum begitu sesuai dengan RPP atau bahkan
bisa dibilang hampir tidak kelihatan yaitu ketika guru menyampaikan apersepsi
terkait materi, ketika guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan pada saat guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya.
Dari hasil penilaian presentasi, diketahui bahwa ada 5 siswa yang memiliki
kepercayaan diri tinggi, ekspresif, serta ada kontak mata dengan pendengar; 3 anak
yang cukup percaya diri, cukup ada kontak mata dengan pendengar; 1 anak yang
belum menunjukkan sikap percaya diri, kurang adanya kontak mata dengan
pendengar. Dari kriteria penyampaian dapat diketahui bahwa ada 4 anak yang
lantang dalam berbicara dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami; 5 anak
yang sudah cukup lantang dalam berbicara tetapi dalam penggunaan bahasa kurang
bisa dipahami. Dari kriteria penguasaan materi dapat diketahui bahwa ada 7 anak
yang sudah cukup bisa menyampaikan informasi dengan benar; 2 anak yang masih
kurang bisa/ ada yang salah dalam menyampaikan informasi.
Dari hasil penilaian sikap, dapat diketahui dari kriteria kerjasama ada 1 anak
yang sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku kerjasama tetapi
belum konsisten (tahap heteronomi); 5 anak sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku kerjasama dan mulai konsisten (tahap sosionomi); 4 anak yang sudah terus
menerus memperlihatkan perilaku kerjasama secara konsisten (tahap autonomi).
Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa siswa kurang merespon
apersepsi/motivasi yang diberikan guru dan ketika tujuan pembelajaran disampaikan. Siswa cukup memberikan tanggapan ketika guru mengecek pemahaman siswa
dan cukup merespon kesimpulan materi pembelajaran yang disampaikan guru. Siswa
sangat memusatkan perhatian pada materi pembelajaran yang sedang dipelajari,
sangat bersemangat ketika melakukan tugas memasangakan kartu, dan sangat
antusias saat melaporkan hasil diskusinya dalam memasangkan kartu-kartunya.
Berdasarkan hasil penilaian presentasi, penilaian sikap, dan observasi dapat
diketahui bahwa rata-rata anak sudah memiliki kerjasama, keaktifan, dan tanggung
jawab yang bagus, siswa mampu mengikuti pelajaran dengan baik, saat pembelajaran
siswa sangat antusias dalam membaca tulisan Arab tentang buah-buahan, siswa juga
terlihat aktif dan menikmati proses pembelajaran dengan baik. Dengan demikian.
penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe sort card telah terlaksana dengan baik.
Daftar hasil belajar siswa materi buah-buahan pembelajaran Bahasa Arab,
disajikan dalam tabel berikut:
Jurnal



297
Roichatul Jannah - Siti Nur Kholifah
Tabel 1: Rekapitulasi Hasil Pre-Test dan Post-Test Siswa
Siswa No.
Nilai Pre-Test
Nilai Post-Test
1.
85
92
2.
65
83
3.
62
75
4.
63
75
5.
60
83
6.
75
83
7.
72
83
8.
60
83
9.
76
83
Jumlah
618
740
Rata-rata
68,7
82,2
Dari data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa
meningkat. Siswa yang memeroleh nilai 75 sebanyak 2 anak, nilai 83 sebanyak 6
anak, nilai 92 sebanyak 1 anak. Pemerolehan angka tersebut, semuanya di atas nilai
KKM yang ditetapkan. Dari hasil presentasi diketahui bahwa anak yang mendapat
nilai 42 = 1 anak, 44 = 1 anak, 67 = 2 anak, 78 = 1 anak, 89 = 4 anak. Dari data
tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat kenaikan rata-rata siswa dari 68,7 menjadi
82,2 berarti kenaikannya adalah 13,5. Dari hasil data-data yang diperoleh, baik secara
kualitatif maupun secar kuantitatif dapat diketahui bahwa ada peningkatan hasil
belajar yang dialami siswa, baik dari segi sikap, semangat belajar maupun hasil belajar
siswa yang ditunjukkan dengan proses membaca mufrodat siswa.
PEMBAHASAN
Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran telah
terlaksana dengan baik, siswa terlihat cukup antusias dalam belajar dan memiliki
semangat yang cukup dalam memahami materi pelajaran. Akan tetapi ada beberapa
kendala saat proses pembelajaran berlangsung, seperti: adanya siswa yang belum
percaya diri saat presentasi, adanya siswa yang lambat dalam mengerjakan tugasnya,
dan ada langkah pembelajaran dalam RPP yang belum terlaksana dengan maksimal.
Akan tetapi hasil belajar siswa meningkat dan siswa menunjukkan sikap yang baik,
bersemangat dalam pembelajaran. Oleh karena itu penelitian ini cukup dilakukan
sebanyak satu siklus dengan satu pertemuan.
298
Jurnal


Pembelajaran PAI melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Sort Card
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam penerapannya, siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik, yakni
ketika guru menunjukkan gambar, saat proses diskusi dengan kelompoknya dalam
mencocokkan kartu gambar dengan kartu mufrodat serta ketika siswa maju ke depan
untuk membaca hasil diskusinya.
Metode sort card sangat membantu siswa untuk melatih keterampilan membaca
dan mampu mendorong semangat serta antusias peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata kemampuan membaca siswa
mengalami kenaikan yang awalnya 68,7 menjadi 82,2. Dengan demikian, terdapat
peningkatan kemampuan membaca siswa sebesar 13,5 dan metode ini berdampak
positif dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa.
Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh agar proses belajar mengajar bahasa Arab
lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan
saran kepada guru mata pelajaran untuk terus menggunakan metode-metode yang
inovatif agar siswa lebih semangat dan akhirnya akan berdampak positif terhadap
hasil belajar siswa.
Jurnal



299
Roichatul Jannah - Siti Nur Kholifah
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2005. Rencana Strategi Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
E. Mulyasa. 2013. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Griffith, Marry. 2006. Belajar Tanpa Sekolah. Bandung: Nuansa.
Iskandarwassid & Dadang Sunendar. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM jilid 1. Semarang:
RASAIL Media Group.
Mustofa, Ali. 2002. Pengantar Buku Ayo Membaca. Surabaya: KPI.
Purwati, Eni, et al. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Paket 5. Surabaya: LAPIS PGMI.
Parera, Jos Daniel. 1991. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga.
Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Penerbit Nusamedia.
Sanjaya, Wina. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Suyatno. 2004. Tekhnik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
Suprijono, Agung. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa Bandung.
Tim Konsorsium 7 PTAI. 2009. Strategi Pembelajaran.Surabaya: Lapis PGMI.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Inovatif–Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Thobroni, Muhammad & Arif Mustofa. 2013. Belajar & Pembelajaran: Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: arRuzz Media.
300
Jurnal


Download