Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan adakalanya terjadi kesalahan dalam pencatatan transaksi keuangan atau perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh suatu entitas, serta adanya peristiwa luar biasa yang secara signifikan akan berpengaruh pada kondisi kinerja keuangan suatu entitas. Suatu kesalahan yang terjadi dalam pencatatan akuntansi mengakibatkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi bias. Oleh karena itu perlu adanya mekanisme untuk membetulkan kesalahan tersebut. Apabila ada perubahan kebijakan akuntansi dari periode sebelumnya maka kemungkinan akan mempengaruhi posisi keuangan secara material. Pengaruh yang material terhadap laporan keuangan tersebut harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Disamping itu, kemungkinan terjadi peristiwa luar biasa yang mempengaruhi kondisi kinerja keuangan suatu entitas secara signifikan. Dalam rangka full disclosure maka dalam laporan keuangan harus diungkapkan dampak peristiwa luarbiasa tersebut terhadap kondisi kinerja keuangan. B. Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Umum:Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta mampu: 1. Memahami Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 2. Mampu mengimplementasikan Laporan Keuangan SAP dalam menyusun dan menyajikan Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mempelajari materi ini peserta mampu: 1. Memahami pengertian kesalahan, koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi dan peritiwa luar biasa. 2. memahami dan menguasai teknis dalam melakukan koreksi kesalahan, pengungkapan perubahan kebijakan akuntansi dan mengungkapkan peristiwa luar biasa dalam laporan keuangan dalam penyajian laporan keuangan. C. Deskripsi Ringkas Materi Modul PSAP 10 disusun sesuai pokok-pokok paragraf koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi dan peristiwa luar biasa. Bahasan dimulai dengan latar belakang yang memuat koreksi kesalahan pengungkapan perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruh peristiwa luar biasa terhadap Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 10 - 1 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan laporan keuangan. Pada Bab II akan dibahas secara khusus kesalahan dan koreksi yang dilakukan apabila terdapat kesalahan-kesalahan tersebut. Pada Bab III diungkapkan mengenai Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan pada laporan keuangan. Pada bab IV diuraikan mengenai peristiwa luar biasa yang mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah dan kaitannya dengan pengungkapan peristiwa luar biasa pada Catatan Atas Laporan keuangan D. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran dalam pelatihan ini dilakukan dengan cara pemaparan materi PSAP 10 dan penerapannya dalam akuntansi pemerintahan yang dilanjutkan dengan tanya jawab serta diskusi soal-soal latihan dan contoh kasus yang bertalian dengan Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan akuntansi dan Peristiwa Luar Biasa. Keberhasilan pembelajaran ini juga sangat tergantung pada partisipasi aktif dari para peserta pelatihan di dalam aktivitas diskusi, latihan dan tanya jawab. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 10 - 2 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan BAB II KOREKSI KESALAHAN Laporan keuangan disusun dan disajikan untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan. Untuk menjaga integritas data dan agar informasi laporan keuangan tidak menyesatkan maka laporan keuangan harus bebas dari kesalahan. Laporan keuangan disusun pada pisah tanggal tertentu; terhadap laporan keuangan pemerintah, mengikuti periode tahun anggaran yaitu meliputi masa satu tahun mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Menurut ketentuan UU Bidang Keuangan laporan keuangan pemerintah harus disampaikan kepada DPR paling lambat 6 bulan setelah tutup tahun buku, setelah dilakukan audit oleh BPK. Terdapat tahapan atau periode waktu dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan sampai dengan penyampaian laporan keuangan ke DPR, yaitu : a. b. c. periode waktu sebelum laporan keuangan disusun dan disajikan, atau tahun berjalan periode waktu setelah laporan keuangan sudah diterbitkan tetapi belum diaudit oleh BPK periode waktu setelah laporan diaudit oleh BPK disampaikan ke DPR/DPRD dan telah ditetapkan dengan UU atau Peraturan daerah. Adapun kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan bisa terjadi pada satu atau beberapa periode sebelumnya dan mungkin baru ditemukan pada periode berjalan atau pada periode setelah Laporan Keuangan disahkan dan telah diterbitkan Undang-undang dan/atau Peraturan Daerah. Kesalahankesalahan tersebut kemungkinan disebabkan antara lain keterlambatan penyampaian bukti transaksi keuangan oleh Pengguna Anggaran, kesalahan perhitungan matematis, kesalahan pencatatan, kesalahan dalam interprestasi fakta, kecurangan atau kelalaian dan kemungkinan kesalahan dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi. Dalam situasi tertentu suatu kesalahan mungkin mempunyai pengaruh signifikan bagi satu atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporan-laporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan. Agar informasi laporan keuangan bebas dari unsur kesalahan, maka PSAP No 10 mengatur perlakuan tentang koreksi kesalahan. A. Kesalahan dan Koreksinya Kesalahan adalah penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya. Periode berjalan adalah periode sebelum laporan keuangan belum ditetapkan dengan Perda. Periode sebelumnya adalah periode akuntansi dimana laporan keuangan telah diterbitkan. Paragrap 16 PSAP 10 menjelaskan bahwa laporan keuangan dianggap sudah diterbitkan apabila sudah ditetapkan dengan undang-undang atau peraturan daerah. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 10 - 3 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan Ditinjau dari sifat kejadiannya, kesalahan dapat dikelompokkan menjadi kesalahan yang tidak berulang dan kesalahan yang berulang dan sistemik. 1. Menurut paragraf 11, menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan, baik yang mempengaruhi kas maupun yang tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam periode yang berjalan. Kesalahan dalam jenis belanja dan pendapatan akan dilakukan koreksi terhadap jenis belanja dan pendapatan yang bersangkutan dengan memperhatikan pengaruh kesalahan tersebut terhadap kas. a. Contoh kesalahan yang mempengaruhi Kas dalam periode berjalan : Pada tanggal 15 Mei 2006, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan nilai Rp 513.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 531.000.000,-. Pada waktu dilakukan kas opname, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku dan setelah diteliti perbedaanya adalah pada SP2D-LS yang diterbitkan tanggal 15 Mei 2006. Transaksi tersebut dicatat pada tanggal 15 Mei 2006 : Kelebihan pencatatan pada akun belanja pegawai sebesar Rp 18. 000.000, (Rp 531.000.000 - Rp 513.000.000) dilakukan koreksi sebagai berikut: SKPD Tanggal 15/5/06 Uraian Piutang dari BUD Belanja Pegawai Ref Debet 18 juta Kredit 18 juta (Untuk mencatat penerimaan kembali belanja pegawai) BUD Tanggal 15/5/06 Uraian Kas di Kas Daerah Belanja Pegawai Ref Debet 18 juta Kredit 18 juta (Untuk mencatat penerimaan kembali belanja pegawai) b. Tidak Mempengaruhi Kas pada periode berjalan. Pada Tanggal 15 Mei 2006, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan nilai Rp 531.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 531.000.000 sebagai belanja barang. Pada waktu menyusun laporan diketahui ada kekeliruan pembukuan belanja atas SP2D pada tanggal 15 Mei 2006, maka transaksi tersebut akan dikoreksi seperti berikut: Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 10 - 4 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan Karena kesalahan pada akun belanja, maka koreksi dilakukan sebagai berikut: SKPD Belanja Pegawai Belanja Barang Rp 531.000.000 Rp 531.000.000 BUN Tidak ada Jurnal 2. Menurut paragraf 12 PSAP 10, menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas apabila laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan atau akun belanja dari periode yang bersangkutan Contoh 1: Pada tanggal 20 April 2005, diterima setoran atas pendapatan Retribusi Parkir dengan STS No. 123 sebesar Rp 13.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama STS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 31.000.000,-. Pada bulan Januari 2006 waktu menyusun laporan, diketahui kesalahan tersebut, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku sebesar Rp 18.000.000 (Rp 31.000.000 – Rp 13.000.000). Dengan ditemukannya kesalahan pencatatan tersebut pembetulan dilakukan dengan jurnal koreksi sebagai berikut: SKPD Pendapatan retribusi Utang kepada BUD Rp 18.000.000 Rp 18.000.000 BUD Pendapatan Retribusi Kas di kas daerah Rp 18.000.000 Rp 18.000.000 Contoh 2: Pada Tanggal 15 Mei 2005, dibayar gaji pegawai dengan menerbikan SP2DLS dengan nilai Rp 513.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp531.000.000,-. Pada bulan Januari 2006 waktu menyusun laporan, diketahui kesalahan tersebut, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku sebesar Rp18.000.000 (Rp531.000.000–Rp513.000.000). Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 10 - 5 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan Atas kesalahan tersebut belanja pegawai harus dikurangi sebesar Rp18.000.000 (Rp531.000.000-Rp513.000.000) dan dikoreksi dengan jurnal sebagai berikut: SKPD Piutang dari BUD Belanja Pegawai BUD Kas di Kas Daerah Belanja Pegawai Rp 18.000.000 Rp 18.000.000 Rp 18.000.000 Rp 18.000.000 3. Menurut paragraf 13 PSAP 10 Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas serta mempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain, akun aset, serta akun ekuitas dana yang terkait. Pada Tanggal 20 Oktober 2005, dibayar belanja modal atas pengadaan 2 mobil dinas @ Rp 255.000.000,- pembayaran dilakukan dengan SP2D-LS sebesar Rp 550.000.000,-. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 550.000.000,-. Pada Bulan Juni 2006 laporan keuangan Tahun Anggaran 2005 telah diterbitkan dan telah disampaikan ke DPRD, kemudian diketahui bahwa ada kesalahan dalam penerbitan dan pembayaran SP2D-LS atas pengadaan mobil dinas pada tanggal 20 April 2005 yang seharusnya berjumlah Rp 510.000.000 sehingga harus dilakukan pengembalian belanja tersebut oleh pemasok sebesar Rp 40.000.000,-. Penagihan kepada pemasok sudah berhasil dilakukan dan disetorkan pada tanggal 25 Juni 2006 sebesar Rp 40.000.000,Pengaruh pengembalian tersebut adalah bertambahnya kas dan pendapatan yang diikuti penurunan aset. Transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut: SKPD Jurnal Tanggal 20 Oktober 2005 Belanja Modal – Peralatan dan Mesin Piutang dari BUD Peralatan dan Mesin Diinvestasikan dalam Aset Tetap Jurnal Koreksi tangal 25 Juni 2006 Utang kepada BUD Pendapatan lain-lain Diinvestasikan dalam Aset Tetap Peralatan dan Mesin Komite Standar Akuntansi Pemerintahan Rp 550.000.000 Rp 550.000.000 Rp 550.000.000 Rp 550.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 PSAP 10 - 6 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan BUD Jurnal Tanggal 20 Oktober 2005 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Kas di kas daerah Jurnal Koreksi tangal 25 Juni 2006 Kas di Kas Daerah Pendapatan Lain-lain Rp 550.000.000 Rp 550.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 4. Paragraf 14, menetapkan bahwa koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang tejadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas dan tidak mempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain. Contoh: Pada tanggal 15 Mei 2005, diterbitkan SP2D atas SPJ belanja modal atas pengadaan Air Condition (AC) seharga Rp 2.250.000,-. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 2.250.000,-. Pada bulan Agustus 2006, pada saat itu laporan keuangan tahun 2005 sudah disampaikan ke DPRD, diketahui ada kesalahan dalam pengesahan SPJ pengadaan AC tanggal 15 Mei 2005, dimana harga beli AC menurut faktur sebesar Rp 2.225.000,- Akibatnya aset tetap yang terlalu tinggi Rp 25.000 (pengaruhnya tidak material) dan disarankan oleh Bawasda agar dilakukan tuntutan perbendaharaan kepada Bendahara Pengeluaran, dan telah dilakukan pembayaran kembali oleh Bendahara Pengeluaran. Transaksi tersebut dibukukan seperti berikut: SKPD Jurnal Tanggal 15 Mei 2005 Belanja Modal – Peralatan dan Mesin Piutang dari BUD Peralatan dan Mesin Diinvestasikan dalam Aset Tetap Jurnal Koreksi Utang kepada BUD Pendapatan lain-lain BUD Jurnal Tanggal 15 Mei 2005 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Kas di kas daerah Rp 2.250.000 Rp 2.250.000 Rp 2.250.000 Rp 25.000 Rp 2.250.000 Rp 25.000 Rp 2.250.000 Rp 2.250.000 Jurnal Koreksi Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 10 - 7 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan Kas di kas daerah Pendapatan Lain-lain Rp 25.000 Rp 25.000 5. Menurut paragraf 15 PSAP 10, Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas dana lancar. Kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya dan mengakibatkan kas bertambah dimana laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, koreksi kesalahan pendapatan tersebut dilakukan dengan menambah kas dan menambah akun ekuitas dana lancar. Sedangkan apabila kesalahan mengakibatkan saldo kas berkurang, maka koreksi dilakukan dengan mengurangi ekuitas dana lancar dan kas. Contoh Pada Tanggal 9 Pebruari 2005, diterima pendapatan sewa gedung pertemuan dengan bukti STS sejumlah Rp 3.575.000. dan salah dibukukan sebesar Rp 3.275.000. Kesalahan atas pencatatan tersebut ditemukan pada tahun 2006 dimana laporan keuangan Tahun Anggaran 2005 telah diterbitkan. Pengaruh dari pencatatan pendapatan yang demikian adalah penyajian saldo Kas dan SiLPA menurut buku terlalu kecil sehingga akun Kas dan SiLPA harus ditambah. Transaksi – transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut: SKPD Jurnal Tanggal 9 Februari 2005 Utang kepada BUD Lain-lain PAD - Pendapatan sewa Rp 3.275.000 Rp 3.275.000 Jurnal Koreksi Tidak ada jurnal BUD l Tanggal 9 Februari 2005 Kas di kas daerah Lain – lain PAD Jurnal Koreksi Kas di kas daerah SiLPA/SiKPA Rp 3.275.000 Rp 3.275.000 Rp 300.000 Rp 300.000 6. Paragraf 20 PSAP 10 menyatakan : Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan tidak mempengaruhi posisi kas, baik sebelum maupun setelah laporan keuangan periode tersebut diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pos-pos neraca terkait pada periode ditemukannya kesalahan. Contoh: Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 10 - 8 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan Belanja modal atas Peralatan Mesin sebesar Rp 5.000.000 pada waktu mencatat aset tetap salah dibukukan sebagai aset tetap Jalan, irigasi dan jaringan. SKPD Jurnal yang salah Belanja Modal Peralatan Mesin Piutang dari BUD Jalan, Irigasi dan Jaringan Diinvestasikan dalam Aset Tetap Jurnal koreksi Peralatan Mesin Jalan, Irigasi dan Jaringan BUD Jurnal Pada saat pembayaran Belanja Modal Peralatan dan Mesin Kas di Kas Daerah Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Jurnal koreksi Tidak ada jurnal 7. Paragraf 22 menyatakan : kesalahan berulang dan sistemik seperti yang dimaksud pada paragraf 9, tidak memerlukan koreksi, melainkan dicatat pada saat terjadi. Paragraf 9 menjelaskan bahwa kesalahan yang berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran dari wajib pajak. Apabila seorang wajib pajak kurang bayar, maka pada saat dibayar dicatat sebagai pendapatan pajak pada saat diterimanya pendapatan tersebut, dan sebaliknya apabila lebih bayar maka pembayaran restitusi kepada wajib pajak, maka dicatat sebagai pengurang pendapatan pajak pada saat terjadi. Contoh: Pada bulan Maret 2006, Wajib pajak A menerima SKPT kurang bayar pajak untuk tahun 2005 sebesar Rp 5.000.000,-. Terhadap tagihan tersebut wajib pajak telah membayar pada bulan April 2006. SKPD Transaksi tersebut dijurnal: Utang kepada BUD Pendapatan pajak Transaksi tersebut dijurnal: Kas di kas daerah Pendapatan Pajak Komite Standar Akuntansi Pemerintahan Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 PSAP 10 - 9 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan B. Pengungkapan Dalam Catatan atas Laporan Keuangan Apabila terdapat kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya atau periode berjalan yang bersifat material terhadap posisi aset, kewajiban dan ekuitas, maupun pendapatan, belanja dan pembiayaan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan secara memadai sehingga pengguna laporan dapat memahami kejadian tersebut. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 10 - 10 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan BAB III PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI Dalam menyusun dan menyajian laporan keuangan perlu memperhatikan Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi yang merupakan dasar pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta laporan keuangan. Kebijakan tersebut akan berdampak pada keandalan laporan keuangan yang akan dihasilkan, sehingga kebijakan akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari waktu ke waktu. Dalam penyusunan laporan keuangan kebijakan akuntansi harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sebelum menjelaskan pospos laporan keuangan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh para pengguna laporan keuangan. A. Perubahan Kebijakan Akuntansi Adakalanya kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam suatu periode akuntansi berbeda dengan periode sebelumnya. Paragraf 26 PSAP 10 menyatakan: Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan atau standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas. Perubahan kebijakan akuntansi misalnya antara lain adalah perubahan metode penyusutan dan metode penilaian persediaan. Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset sehingga diperoleh nilai wajar. Jadi penyusutan bukan merupakan metode alokasi biaya untuk memupuk dana dalam rangka penggantian aset tetap. Dengan demikian, apabila dilakukan penyusutan terhadap aset tetap, maka tidak berhubungan dengan beban belanja, dan oleh karena itu perubahan kebijakan terhadap penyusutan tersebut tidak mempengaruhi laporan ralisasi anggaran. Contoh: Pemkot Madiun membeli Komputer dan pheriperalnya pada bulan Desember 2003 senilai Rp 200 juta. Pada tahun 2003 Pemkot Madiun menetapkan kebijakan akuntansi dengan menerapkan penyusutan untuk peralatan dan mesin menggunakan metode garis lurus. Estimasi masa manfaat komputer tersebut 5 tahun. Dalam perjalanan waktu, pada tahun 2006 Pemkot Madiun memutuskan untuk mengubah Kebijakan Akuntansi Penyusutan Peralan dan Mesin (termasuk komputer) dari metode garis lurus (straight line method) menjadi metode penyusutan saldo menurun (double declining method) Terhadap perubahan kebijakan penyusutan sebagai berikut: akuntansi Komite Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut, disusun perhitungan PSAP 10 - 11 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan Perhitungan menurut metode garis lurus Tahun Perhitungan Nilai Disusutkan Nilai Buku 2003 0 200.000.000 2004 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 160.000.000 2005 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 120.000.000 2006 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 80.000.000 2007 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 40.000.000 2008 20 % X Rp 200.000.000 40.000.000 0 Perhitungan menurut metode saldo menurun : Tahun Perhitungan Nilai Disusutkan Nilai Buku 2003 0 200.000.000 2004 40 % X Rp 200.000.000 80.000.000 120.000.000 2005 40 % X Rp 120.000.000 48.000.000 72.000.000 2006 40 % X Rp 72.000.000 28.800.000 43.200.000 2007 40 % X Rp 43.200.000 17.280.000 25.920.000 2008 40 % X Rp 24.720.000 10.368.000 15.552.000 Pada akhir tahun 2006, akumulasi penyusutan komputer berdasarkan metode garis lurus sebesar Rp 120.000.000, (penjumlahan penyusutan tahun 2004,2005,2006) berdasarkan metode saldo menurun sebesar Rp 156.800.000 (penjumlahan penyusutan tahun 2004, 2005, 2006), terdapat selisih sebesar Rp 36.800.000,. Dengan perhitungan tersebut di atas, pada akhir tahun 2006 terdapat perbedaan jumlah akumulasi penyusutan sebesar Rp 36.800.000, sehingga nilai wajar aset tetap dengan metode saldo menurun terlalu tinggi sebesar nilai tersebut, sehingga harus dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut: Diinvestasikan dalam Aset tetap Akumulasi Penyusutan-Peralatan dan Mesin Rp 36.800.000 Rp 36.800.000. B. Pengungkapan Paragraf 29 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Contoh pengungkapan berdasarkan ilustrasi perubahan kebijakan akuntansi penyusutan seperti tersebut diatas, dari metode garis lurus, menjadi metode saldo menurun, adalah sebagai berikut : ”Pada tahun anggaran 2006, pemerintah Kota Madiun, telah menetapkan perubahan kebijakan akuntansi khusus mengenai metode penyusutan Aset Tetap- Peralatan dan Mesin, dari metode garis lurus menajdi metode saldo menurun, dengan alasan agar diperoleh nilai wajar yang mendekati sebenarnya, karena komputer dan pheriperalnya lebih cepat obsolet. Adapun pengaruh perubahan kebijakan akuntansi metode penyusutan tersebut, terdapat perbedaan nilai wajar sebagai berikut : Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 10 - 12 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan URAIAN Nilai perolehan awal Akumulasi penyusutan Desember 2006 Nilai wajar pada 31 Des. 2006 sd METODE GARIS LURUS 200.000.000,00 METODE SALDO MENURUN 200.000.000,00 120.000.000,00 80.000.000,00 156.800.000,00 43.200.000,00 Jadi nilai wajar Aset Tetap berupa komputer dan pheriperalnya pada 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 43.200.000,00. Perbedaan tersebut telah dikoreksikan pada akun yang bersangkutan.” Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 10 - 13 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan BAB IV PERISTIWA LUAR BIASA Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi yang secara jelas berbeda dari aktivitas biasa atau normal suatu entitas dan karenanya tidak diharapkan terjadi dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas sehingga memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban. Di lingkungan entitas pemerintahan, penanggulangan bencana alam dan sosial termasuk aktivitas biasa. Peristiwa yang berada di luar kendali atau pengaruh entitas adalah kejadian yang sukar diantisipasi dan oleh karena itu tidak dicerminkan di dalam anggaran. Dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran karena peristiwa luar biasa terpenuhi apabila kejadian dimaksud secara tunggal menyebabkan penyerapan sebagian besar belanja tak tersangka atau dana darurat sehingga memerlukan perubahan/pergeseran anggaran secara mendasar. Pada paragraf 35, menyatakan bahwa peristiwa luar biasa harus memenuhi seluruh persyaratan berikut: (a) Tidak merupakan kegiatan normal dari entitas (b) Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang (c) Berada di luar kendali atau pengaruh entitas (d) Memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban Selanjutnya pada paragraf 36 dinyatakan bahwa hakikat, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dalam Catatan atas laporan keuangan. Contoh : “Pada bulan Mei 2006 telah terjadi gempa dengan skala 5,9 Richter di wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan propinsi Jawa Tengah, dimana wilayah Kabupaten Bantul mengalami kerusakan yang paling parah, yang mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan infra struktur dan sentra-sentra industri dan perekonomian masyarakat. Kondisi tersebut mengakibatkan kerugian yang sangat besar pada infra struktur pemerintah (jalan, jembatan, irigasi, perumahan, gedung kantor dsb). Oleh karena itu akan menimbulkan disatu sisi menurunnya potensi Pendapatan Asli daerah (PAD) dan dilain sisi meningkatnya kebutuhan dana untuk bantuan sosial kepada masyarakat dan dana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi infra struktur di wilayah kabupaten Bantul.” Peristiwa tersebut telah memenuhi kriteria paragraf 35 PSAP no 10 tentang Koreksi Kesalahan, perubahan Kebijakan Akuntansi dan peristiwa Luar Biasa, sehingga layak dianggap sebagai Peristiwa Luar Biasa. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 10 - 14 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan SOAL LATIHAN Pilihan ganda: 1. Terdapat kesalahan pencatatan belanja yang terlalu besar pada periode berjalan, akibat kesalahan tersebut akan dicatat: a. menambah pendapatan b. menambah belanja c. mengurangi pendapatan d. mengurangi belanja 2. Pemda A mencatat penerimaan pengembalian utang dari PDAM sebesar Rp 10 milyar sebagai Pendapatan Asli Daerah. Atas kejadian tersebut maka: a. dikoreksi dengan menambah pendapatan b. dikoreksi dengan mengurangi pendapatan c. dikoreksi dengan menambah penerimaan pembiayaan dan mengurangi pendapatan d. tidak ada koreksi, karena sudah benar 3. Pemkot Makassar lebih membayar honor seorang pegawai terlalu besar pada bulan Desember tahun 2005 sebesar Rp 500.000. Kepada yang bersangkutan diminta mengembalikan sesuai dengan SK tuntutan ganti rugi pada bulan Januari 2006, tetapi sampai laporan keuangan tahun 2005 selesai disusun belum ada dikembalikan tersebut, karena pegawai yang bersangkutan sedang tugas belajar. a. Dicatat sebagai pengurang belanja b. Dicatat sebagai pendapatan lain-lain c. Dicatat sebagai piutang lain-lain d. Tidak dicatat, karena belum dibayar 4. Pemprov DKI memberikan restitusi pajak daerah kepada Hotel Aryaduta sebesar Rp 26.000.000, terhadap kejadian tersebut akan dicatat dengan: a. Menambah belanja barang b. Mengurangi piutang pajak c. pengurang pendapatan pajak daerah d. menambah subsidi 5. Berikut ini merupakan peristiwa yang memerlukan koreksi kecuali: a. kesalahan pencatatan aset b. kelebihan pembayaran belanja c. kesalahan pencatatan utang jangka panjang d. kesalahan berulang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 10 - 15 Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan DAFTAR BACAAN 1. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara; 2. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 4. UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6. UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 7. PP No. 14/2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah, sebagaimana telah diubah dengan PP No. 33/2006; 8. PP No. 20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; 9. PP No. 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga; 10. PP No. 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU; 11. PP No. 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 12. PP No. 54/2005 tentang Pinjaman Daerah; 13. PP No. 55/2005 tentang Perimbangan Daerah; 14. PP No. 56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah; 15. PP No. 57/2005 tentang Hibah Kepada Daerah; 16. PP No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 17. PP No. 65/2005 tentang Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 18. PP No. 2/2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri; 19. PP No. 6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; 20. PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 21. PP No. 3/2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat 22. PP No. 8/2007 tentang Investasi Pemerintah; 23. PP No. 39/2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah; Komite Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP 10 - 16