EPISTEMOLOGI Oleh Emayulia Sastia, M.Pd Pendahuluan Epistemologi selalu menjadi pengetahuan sistematik pengetahuan. Webster mengenai Third New bahan yang menarik untuk dikaji, International Dictionary mengartikan karena dasar-dasar epistemologi sebagai ”The study of teori method and ground of knowledge, pengetahuan yang diperoleh manusia especially with reference to its limits menjadi bahan and validity”. Paul Edwards dalam konsep ilmu disinilah pengetahuan maupun pijakan. Konsep- pengetahuan yang The Encyclopedia of berkembang pesat dewasa ini beserta menjelaskan aspek-aspek adalah “the theory of knowledge.” praktis yang ditimbulkannya dapat dilacak akarnya Pada pada menerangkan struktur pengetahuan yang tempat bahwa Phylosophy epistemologi yang bahwa sama ia epistemologi epistemologi, merupakan “the branch of philosophy juga filsafat -dalam hal ini filsafat which concerned with the nature and modern- terpecah berbagai aliran yang scope cukup banyak, seperti rasionalisme, presuppositions and basis and the pragmatisme, general membentuknya. Dari positivisme maupun reliability Epistemologi Pengertian Secara etimologi, epistemologi kata gabungan yang diangkat dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme Episteme knowledge, of its claims to knowledge”. eksistensialisme. merupakan of artinya dan logos. pengetahuan, sedangkan logos lazim dipakai untuk menunjukkan adanya pengetahuan sistematik. Dengan demikian epistemologi dapat diartikan sebagai juga disebut logika, yaitu ilmu tentang pikiran. Akan tetapi logika dibedakan menjadi dua, yaitu logika minor dan logika mayor. Logika minor mempelajari struktur berpikir dan dalil-dalilnya, seperti silogisme. mempelajari hal Logika mayor pengetahuan, kebenaran dan kepastian yang sama dengan lingkup epistemologi. 1 manusiawi Sejarah Sejarah epistemologi dimulai harus disempurnakan dengan pengetahuan fides, sedangkan pada zaman Yunani kuno, ketika kaum orang mulai mempertanyakan secara bahwa iman adalah omong kosong sadar dan kalau tidak terbuktikan oleh akal. pengetahuan Situasi ini menimbulkan tumbuhnya merupakan faktor yang amat penting aliran Skolastik yang cukup banyak yang dapat menentukan hidup dan perhatiannya kehidupan manusia. Pandangan itu epistemologi karena berusaha untuk merupakan tradisi masyarakat dan menjalin paduan sistematik antara kebudayaan Athena. dan pengetahuan dan ajaran samawi di kebudayaan Sparta melihat satu pihak, dengan pengetahuan dan kemauan dan kekuatan sebagai satu- ajaran manusiawi intelektual-rasional satunya faktor. di lain pihak. mengenai merasakan pengetahuan bahwa Tradisi lebih Zaman Romawi tidak begitu mendasar mengemukakan pada masalah Pengetahuan banyak menunjukkan perkembangan pemikiran intelektual Pengetahuan pada hakikatnya sistematik merupakan segenap apa yang kita mengenai pengetahuan. Hal ini terjadi ketahui tentang suatu obyek tertentu, karena alam pikiran Romawi adalah termasuk ke dalamnya adalah ilmu, alam pikiran yang sifatnya lebih jadi ilmu merupakan bagian dari pragmatis dan ideologis. pengetahuan Masuknya agama Nasrani ke Eropa memacu manusia yang diketahui disamping oleh berbagai perkembangan pengetahuan lainnya seperti seni dan epistemologi lebih lanjut, khususnya agama. Bahkan seorang anak kecilpun karena terdapat masalah hubungan telah antara pengetahuan pengetahuan samawi dan pengetahuan manusiawi, pengetahuan supranatural dan pengetahuan mempunyai sesuai berbagai dengan tahap pertumbuhan dan kecerdasannya. Pengetahuan rasional-natural-intelektual, antara khasanah iman agama secara langsung atau tak langsung pengetahuan turut memperkaya kehidupan kita. dan mengatakan akal. bahwa Kaum kekayaan merupakan mental yang 2 Sukar untuk dibayangkan bagaimana permasalahan tersebut. Atau jika kita kehidupan seandainya memakai analogi komputer maka pengetahuan itu tidak ada, sebab komputer ilmu memang tidak pengetahuan diprogramkan untuk itu. manusia merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul dalam kehidupan. Jadi pada hakekatnya kita mengharapkan jawaban yang benar Tiap jenis pengetahuan pada dan bukannya sekeda jawaban yang dasarnya menjawab jenis pertanyaan bersifat sembarang saja. Lalu timbulah tertentu yang diajukan. Oleh sebab itu masalah, agar kita dapat memanfaatkan segenap menyusun pengetahuan yang benar? pengetahuan kita secara maksimal Masalah inilah yang dalam kajian maka harus kita ketahui jawaban apa filsafati disebut epistemologi, dan saja yang mungkin bisa diberikan oleh landasan epistemologi ilmu disebut suatu Atau metode ilmiah. Dengan kata lain dengan kata lain perlu kita ketahui metode ilmiah adalah cara yang kepada dilakukan pengetahuan tertentu. pengetahuan mana suatu pertanyaan tertentu harus kita ajukan. Sekiranya kita bagaimana ilmu cara dalam kita menyusun pengetahuan yang benar. bertanya Setiap jenis pengetahuan ”apakah yang akan terjadi sesudah mempunyai ciri-ciri yang spesifik manusia mati?”, maka pertanyaan itu mengenai apa (ontologi), bagaimana tidak bisa diajukan kepada ilmu (epistimologi) melainkan (aksiologi) kepada agama, sebab dan untuk pengetahuan apa tersebut secara ontologis ilmu membatasi diri disusun. Ketiga landasan ini sangat pada pengkajian obyek yang berada berkaitan, jadi ontologi ilmu terkait dalam lingkup pengalaman manusia, dengan sedangkan agama memasuki pula epistimologi daerah penjelajahan yang bersifat aksiologi ilmu dan seterusnya. Jadi transendental yang berada di luar kalau pengalaman kita. Ilmu tidak bisa epistimologi ilmu, maka hal ini harus menjawab pertanyaan itu sebab ilmu dikaitkan dalam aksiologi ilmu. tubuh pengetahuan yang epistimologi ilmu kita ingin dengan ilmu terkait dan dengan membicarakan ontologi dan disusunnya memang tidak mencakup 3 Menurut pengetahuan Amsal yang (2004), diperoleh untuk oleh mencapai apa yang terkandung dalam pandangan. manusia melalui akal, indra dan lainlain mempunyai metode tersendiri Ilmu mempelajari alam dalam teori pengetahuan, diantaranya sebagaimana adanya dan terbatas pada adalah : lingkup pengalaman kita. Pengetahuan 1. Metode induktif Yaitu suatu dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan metode menyimpulkan pernyataan yang pernyataan- hasil observasi untuk menjawab permasalahan kehidupan yang sehari-hari dihadapi manusia dan untuk digunakan dalam dalam suatu pernyataan yang menawarkan lebih umum. kepadanya. Pengetahuan ilmiah alias 2. Metode deduktif ilmu dapat diibaratkan sebagai alat Yaitu suatu berbagai kemudahan metode yang bagi manusia dalam memecahkan bahwa data- berbagai persoalan yang dihadapinya. data empirik diolah lebih lanjut Pemecahan tersebut pada dasarnya dalam suatu sisitem pernyataan adalah yang runtut. mengontrol gejala alam. Oleh sebab menyimpulkan 3. Metode kontemplatif dengan meramalkan dan itulah sering dikatakan bahwa dengan Metode ini mengatakan adanya ilmu manusia mencoba memanipulasi keterbatasan indra dan akal dan menguasai alam. manusia untuk memperoleh Berdasarkan landasan ontologi pengetahuan, sehingga objek dan yang bagaimana dihasilkan pun akan berbeda-beda. aksiologi aebaiknya utama yang epistemologi mengajarkan penuturan sistematik , maka kita landasan epistemologi yang cocok? Persoalan Dialektika berarti tahap logika dan itu mengembangkan 4. Metode dialektis kaidah seperti kaidah- yang dihadapi oleh pengetahuan adalah tiap pada metode-metode dasarnya bagaimana juga analisis mendapatkan pengetahuan yang benar tentang ide-ide dengan memperhitungkan aspek ontologi dan aksiologi masing-masing. 4 Demikian juga halnya dengan masalah rasanya. Hubungan antara gula dan yang dihadapi epistimologi keilmuan kopi yang menyebabkan rasa manis yakni itulah yang menjadi pokok pengkajian bagaimana pengetahuan menjawab menyusun yang benar permasalahan untuk mengenai dunia empiris yang akan digunakan ilmiah. Ilmu tidak bermaksud untuk mendeskripsikan dan manisnya secangkir kopi yang diberi gula. sebagai alat untuk meramalkan dan mengontrol gejala alam. betapa Seni, pada sisi lain pengetahuan, dari mencoba Agar kita mampu meramalkan mendeskripsikan sebuah gejala dengan mengontrol sepenuh-penuh maknanya. Kalau ilmu sesuatu maka pertama-tama kita harus mengetahui mencoba mengapa sesuatu itu terjadi. Mengapa model yang sederhana mengenai dunia terjadi tanah longsor? Mengapa terjadi empiris kekurangan makan di daerah yang realitas menjadi beberapa variabel lahannya bisa yang terikat dalam sebuah hubungan meramalkan dan mengontrol sesuatu, yang bersifat rasional, maka seni maka mencoba gersang? kita pengetahuan Untuk harus yang menguasai menjelaskan mengembangkan dengan mengabstraksikan mengungkapkan penelaahan sebuah itu sehingga obyek menjadi peristiwa itu. Dengan demikian maka bermakna bagi pencipta dan mereka penelaahan ilmiah diarahkan kepada yang meresapinya, lewat berbagai usaha untuk mendapatkan penjelasan kemampuan mengenai berbagai gejala alam. menangkapnya, seperti pikiran, emosi Penjelasan yang dituju dan manusia pancaindra. Seni, untuk menurut penelaahan ilmiah diarahkan kepada Mochtar Lubis merupakan produk dari deskripsi hubungan daya inspirasi dan daya cipta manusia berbagai faktor yang terikat dalam yang bebas dari cengkraman dan suatu konstelasi yang menyebabkan belenggu timbulnya sebuah gejala dan proses pengungkapan realitas dalam seni, atau mekanis terjadinya gejala itu. sekiranya karya seni dapat diibaratkan Umpamanya kegiatan ilmiah ingin sebuah model, adalah bersifat penuh mengetahui mengapa secangkir kopi dan yang diberi sistematik. Karena itu kita tak bisa mengenai gula menjadi manis rumit berbagai namun ikatan. tidak Model bersifat 5 mempergunakan model tersebut untuk mengarahkan kelakuan para dewa meramalkan dan mengontrol gejala yang bersangkutan. alam. Tahap Ilmu ditandai mencarikan oleh usaha manusia untuk mencoba penjelasan mengenai alam menjadi menafsirkan dunia ini terlepas dari kesimpulan yang bersifat umum dan belenggu impersonal. Sebaliknya seni tetap kehidupan ini tidak lagi dari balik bersifat individual personal, harum dupa dan asap kemenyan. dengan memusatkan perhatiannya Dengan mempelajari alam mereka pada mencoba selanjutnya pengalaman perseorangan. dan hidup manusia Pengalaman mitos, mereka menatap mengembangkan pengetahuan yang itu mempunyai kegunaan praktis seperti diungkapkan agar dapat dialami orang untuk pembuat tanggul, pembasmian lain hama dengan jalan ”menjiwai” pengalaman tersebut. Usaha dan bercocok Berkembanglah untuk tanam. pengetahuan yang menjelaskan berakar pada pengalaman berdasarkan gejala alam ini sudah mulai dilakukan akal sehat (common sense) yang oleh didukung oleh metode mencoba-coba manusia sejak dulu kala. Diperkirakan bahwa nenek moyang kita pun tak (trial and error). kurang takjubnya berbagai kekuatan menyebabkan tumbuhnya pengetahuan alam yang terdapat di sekeliling yang disebut ”seni terapan” (applied mereka seperti hujan, banjir, topan, arts) gempa bumi dan letusan gunung langsung dalam kehidupan badani berapi. Mereka merasa tak berdaya sehari-hari disamping ”seni halus” menghadapi yang (fine arts) yang bertujuan untuk sangat dahsyat dan berkembanglah memperkaya spiritual. Seni terpakai berbagai mitos tentang para dewa ini pada hakikatnya mempunyai dua dengan berbagai kesaktian. Sesuai ciri yakni pertama bersifat deskriptif dengan pengetahuan mereka tentang dan fenomenologis dan kedua, ruang gejala-gejala alam maka mengontrol lingkup terbatas. Sifat deskriptif ini timbulnya berupa mencerminkan proses pengkajian yang malapetaka adalah identik dengan menitik beratkan kepada penyelidikan memperhatikan kekuatan gejala alam yang Pengembangan yang mempunyai ini kegunaan 6 gejala-gejala yang bersifat empiris konsep-konsep baru yang bersifat tanpa mendasar dan teoritis. kecendrungan untuk pengembangan postulat yang bersifat Akal sehat dan cara coba-coba teoritis-atomistis. Jadi dalam seni mempunyai peranan penting dalam terapan kita tidak mengenal konsep usaha manusia untuk menemukan seperti gravitasi atau kemagnetan yang penjelasan mengenai berbagai gejala bersifat teoritis. Sifat terbatas dari seni alam. Ilmu dan filsafat dimulai dengan terapan akal sehat sebab tak mempunyai juga tidak berkembangnya menunjang teori-teori yang landasan permulaan lain untuk bersifat umum seperti teori gravitasi berpijak. Tiap peradaban betapapun Newton primitifnya dan teori medan Maxwell, sebab pengetahuan yang berupa akal sehat. tujuan analisisnya bersifat prakris. Randall dan Buchler mendefinisikan Setelah diketahui akal sehat sebagai pengetahuan yang bisa diperoleh lewat pengalaman secara mengempukkan daging, atau daun tidak sengaja yang bersifat sporadis kumis kucing bisa menyembuhkan dan kencing batu maka pengetahuan pun karakteristik akal sehat diberikan oleh lalu berhenti disitu. Seni terapan tidak Titus sebagai berikut : (1) karena mengembangkan atau landasannya yang berakar pada adat kedua dan tradisi maka akal sehat cenderung elektromagnetik secara bahwa empiris daun fisiologi pepaya teori yang kimia merangkum gejala itu. untuk Pada peradaban perkembangan sifatnya seni terapan kuantitatif, perkembangannya terkumpulnya ditandai lebih tertentu mempunyai kebetulan. bersifat kumpulan Sedangkan kebiasaan dan pengulangan; (2) karena landasannya ini yang berakar kurang kuat maka akal artinya sehat cenderung untuk bersifat kabur dengan dan samar-samar, dan (3) karena banyak lagi kesimpulan yang ditariknya sering yang berdasarkan asumsi yang tidak dikaji sejenis. Sedangkan pada peradaban lebih lanjut maka akal sehat lebih lain merupakan pengetahuan yang tidak pengetahuan-pengetahuan pengembangannya kualitatif, artinya bersifat dikembangkan teruji. 7 Perkembangan selanjutnya menimbulkan berkembangnya adalah tumbuhnya rasionalisme yang empirisme yang menyatakan bahwa secara kritis mempermasahkan dasar- pengetahuan yang benar itu didapat dasar pikiran yang bersifat mitos. Pada dari dasarnya memang Dipelopori oleh filsuf-filsuf Inggris bersifat majemuk dengan berbagai maka berkembanglah cara berpikir kerangka pemikiran yang dibangun yang menjauhi spekulasi teoritis dan secara deduktif di sekitar obyek metafisis. Metafisika, menurut David pemikiran Dalam Hume adalah ”khayal dan dibuat-buat” tertentu . Namun cara berpikir inipun tak luput berbagai dari kelemahan sebab atas dasar apa pendapat, aliran, teori dan mashab kita bisa menghubungkan berbagai filsafat. Dalam keadaan seperti ini faktor maka sukar sekali bagi kita untuk kausalitas? menafsirkan maka rasionalisme tertentu. suatu obyek berkembanglah memilih mana dari kenyataan dalam sejumlah Ilmu pengalaman. suatu hubungan mencoba menafsirkan penjelasan yang rasional tersebut yang gejala alam dengan mencoba mencari bersifat koheren. Mungkin saja kita penjelasan yang bersifat mendasar dan bisa mengatakan bahwa argumentasi postulasional, maka ilmu tidak bisa yang benar adalah penjelasan yang melepaskan diri dari penafsiran yang mempunyai kerangka berpikir yang bersifat paling meyakinkan. Namun hal ini pun Pengkajian ilmu yang sekadar pada tidak bisa memecahkan persoalan kulit sebab kriteria penilaiannya bersifat mengemukakan postulat-postulat yang nisbi dan tidak bisa terlepas dari unsur bersumber penafsiran metafisis tidak subyektif. Di samping itu rasionalisme akan dengan pemikiran deduktifnya sering kepada teori fisika nuklir. Paling- menghasilkan kesimpulan yang benar paling mendapatkan pengetahuan yang bila ditinjau dari alur-alur logikanya tidak berbeda jauh dari akal sehat yang namun ternyata sangat bertentangan terdidik (educated common sense) dengan kenyataan yang sebenarnya. Lalu bagaimana caranya agar kita Kelemahan rasional seperti dalam itulah rasional luarnya dan saja memungkinkan metafisis. tanpa kita berani sampai berpikir dapat mengembangkan ilmu yang yang mempunyai kerangka penjelasan yang 8 masuk akal dan mencerminkan sekaligus berkembanglah metode ilmiah yang yang menggabungkan cara berpikir deduktif kenyataan sebenarnya? Berkembanglah dalam dengan kaitan berkembangnya metode ilmiah dan pemikiran ini metode induktif. Dengan eksperimen yang merupakan jembatan diterimanya antara penjelasan teoritis yang hidup paradigma oleh masyarakat keilmuan di alam rasuonal dengan pembuktian maka yang dilakukan secara empiris. menyaksikan Metoda eksperimen dikembangkan oleh sarjana-sarjana metode ini sejarah sebagai kemanusiaan perkembangan yang sangat cepat. Dirintis oleh Copernicus (1473-1543), Kepler Muslim pada abad keemasan Islam, Galileo ketika ilmu dan pengetahuan lainnya (1642-1727) mencapai kulminasi antar abad IX dan momentumnya pada abad ke tujuh XII Masehi. Metode eksperimen ini belas diperkenalkan di dunia Barat oleh landas.Metode ilmiah memanfaatkan filsuf Roger Bacon (1214-1294) dan kelebihan kemudian yang dimantapkan sebagai (1564-1642) (1571-1630), ilmu dan ada dan mendapatkan seterusnya tinggal metode-metode dan Newton berpikir mencoba untuk paradigma ilmiah atas usaha Francis memperkecil kekurangannya (Jujun, Bacon (1561-1626). Singkatnya dapat 1998). disimpulkan bahwa secara konseptual metode oleh eksperimen sarjana sosiologis muslim dikembangkan dan secara dimasyarakatkan oleh Francis Bacon. metode eksperimen yang berasal dari Timur mempunyai pengaruh penting terhadap cara berpikir manusia sebab dengan demikian maka dapat diuji berbagai penjelasan teoritis apakah sesuai dengan kenyataan empiris atau tidak. Metode prosedur ilmiah dalam merupakan mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi Pengembangan ini Metode Ilmiah Dengan ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan Tidak lewat semua metode pengetahuan ilmiah. dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan mendapatkannya yang harus cara memenuhi syatrat-syarat tertentu. Syarat-syarat demikian 9 yang harus dipenuhi agar suatu memberikan disebut ilmu kepada tercantum dalam apa yang dinamakan bersifat dengan metode pengetahuannya menurut Senn, prosedur atau pengetahuan dapat ilmiah. Metode, merupakan yang pengetahuan ilmiah konsisten dikumpulkan rasional dan dengan yang sebelumnya. telah Secara mengetahui sistematik dan kumulatif pengetahuan sesuatu, yang mempunyai langkah- ilmiah disusun setahap demi setahap langkah yang sistematis. Metodologi dengan merupakan suatu pengajaran dalam mengenai mempelajari berdasarkan pengetahuan yang telah dalam cara suatu sifat peraturan-peraturan metode argumentasi sesuatu yang baru Jadi ada. Dengan demikian maka ilmu merupakan merupakan tubuh pengetahuan yang pengkajian dari peraturan-peraturan tersusun dan terorganisasikan dengan yang terdapat dalam metode ilmiah. baik sebab penemuaan yang tidak Metodologi teratur metodologi tersebut. menyusun ilmiah ini secara filsafati dapat diibaratkan sebagai termasuk dalam apa yang dinamakan rumah atau batu bata yang bercerai epistemologi. berai secara konsisten dan koheren merupakan Epistemologi pembahasan bagaimana kita mengenai mendapatkan pengetahuan: Apakah sumber–sumber pengetahuan, jangkauan apakah dan pengetahuan? dimungkinkan Apakah ilmu mencoba memberikan penjelasan yang rasional kepada obyek yang berada dalam fokus penelaahan. hakikat, ruang untuk maka Penjelasan yang bersifat lingkup rasional ini dengan kriteria kebenaran manusia koherensi tidak memberikan mendapatkan kesimpulan yang bersifat final, sebab pengetahuan? Sampai tahap mana sesuai dengan hakekat rasionalisme pengetahuan yang mungkin yang untuk ditangkap manusia. bersifat pluralistic, maka dimungkinkan disusunnya berbagai Dalam hal ini maka metode penjelasan ilmiah mencoba menggabungkan cara pemikiran berpikir deduktif dan cara berpikir argumentasi induktif dalam membangun tubuh didasarkan pengetahuannya. ilmiah yang telah teruji kebenarannya Berpikir deduktif terhadap suatu obyek tertentu.meskipun secara kepada rasional premis-premis 10 namun dimungkinkan pula pilihannya ontologis berbeda dari sejumlah premis ilmiah masalah yang dikajinya hanya pada yang masalah yang terdapat dalam ruang tersedia yang dipergunakan maka ilmu dalam penyusunan argumentasi. Oleh lingkup sebab itu maka dipergunakan pula cara manusia. berpikir induktif yang berdasarkan mempermasalahkan kriteria kebenaran korespondensi. kemudian atau surga dan neraka yang Teori korespondensi jelas jangkauan membatasai Jadi berada pengalaman ilmu tentang diluar tidak hari pengalaman menyebutkan bahwa suatu pernyatan manusia. Hal ini harus kita sadari, dapat dianggap benar sekiranya materi karena hal inilah yang memisahkan yang terkandung dalam pernyataan itu antara daerah ilmu dan agama. Agama berkesesuaian ( berkorespondensi ) berbeda dengan obyek faktual yang dituju oleh mempermasalahkan pula obyek-obyek pernyataan tersebut. Atau dengan kata yang lain, suatu pernyataan adalah benar manusia, baik sebelum manusia ini bila terdapat fakta-fakta empiris yang berada dimuka bumi seperti mengapa mendukung pernyataan itu. manusia diciptakan, maupun sesudah Dalam usaha dengan berada diluar ilmu, pengalaman untuk kematian manusia, seperti apa yang memecahkan masalah tersebut maka terjadai setelah adanya kebangkitan ilmu tidak berpaling kepada perasaan kembali. Perbedaan antara lingkup melainkan permasalahan yang dihadapinya juga kepada pikiran yang berdasarkan penalaran. Ilmu mencoba menyebabkan mencari mengenai dalam memecahkan masalah tersebut. permasalahan yang dihadapinya agar Perbedaan ini harus diketahui dengan dia hakekat benar untuk dapat menempatkan ilmu permasalahan itu dan dengan demikian dan agama dalam perspektif yang maka memecahkannya. sesungguhnya. Tanpa mengetahui hal Dalam hal ini maka pertama–tama ini maka mudah sekali kita terjatuh ilmu menyadari bahwa masalah yang kedalam kebingungan, padahal dengan dihadapinya adalah masalah yang menguasai hakekat ilmu dan agama besifat konkret yang terdapat dalam secara baik, kedua pengetahuan ini dunia justru akan bersifat saling melengkapi. penjelasan mengerti ia fisik mengenai dapat yang nyata. Secara berbedanya metode 11 Pada satu pihak agama akan memberi kumulatif, sedangkan secara empiris landasan aksiologi ilmu memisahkan antara pengetahuan keilmuan sedangkan dipihak lain ilmu yang sesuai dengan fakta dengan yang akan tidak, sederhana maka hal ini berarti moral bagi memperdalam keyakinan beragama. bahwa semua teori ilmiah harus Karena masalah yang memenuhi dua syarat utama yakni (a) dihadapinya adalah nyata maka ilmu harus konsisten dengan teori-teori menyadari jawabannya pada dunia sebelumnya yang nyata pula. Ilmu dimulai dengan tidak terjadinya kontraksi dalam teori fakta dan diakhiri dengan fakta, keilmuan secara keseluruhan dan (b) Einstein berkata, apapun juga teori harus yang menjembatani antara keduanya empiris teori yang dimaksudkan disini adalah bagaimanapun konsistennya sekiranya penjelasan tidak mengenai gejala yang yang cocok memungkinkan dengan sebab didukung fakta-fakta teori oleh pengakuan terdapat dalam dunia fisik tersebut. empiris Teori abstraksi kebenarannya secara ilmah jadi logika intelektual dimana pendekatan secara ilmiah merupakan gabungan antara rasional dengan logika deduktif dan logika induktif pengalaman empiris. Artinya, teori dimana rasionalisme dan empirisme ilmu merupakan suatu penekanan hidup berdampingan dalam sebuah rasional yang berkesesuaian dengan sistem dengan mekanisme korektif. merupakan suatu digabungkan obyek.yang dijelaskannya. penjelasan, biar tidak yang Oleh sebab itu maka sebelam bagaimanapun teruji kebenarannya secara empiris semua oleh diajukan empiris untuk dapat dinyatakan benar. penjelasan statusnya rasional hanya yang bersifat sementara. Penjelasan sementara ini Disinilah pendekatan rasional dibangunkan diterima Suatu meyakinkannya tetap harus didukung fakta dapat dengan pendekatan biasanya disebut hipotesis. Sekiranya kita menghadapi suatu masalah empiris dalam langkah-langkah yang tertentu, dalam rangka memecahkan disebut metode masalah rasional maka ilimiah. ilmu Secara menyusun tersebut. Kita dapat mengajukan hipotesis yang merupakan pengetahuan secara konsisten dan 12 jawaban sementara bagi permasalahan yang. dalam Hipotesis merupakan dugaan atau 2. Penyusunan kerangka berpikir jawaban permasalahan sementara yang terhadap hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan kita yang mungkin terdapat antara hadapi. Dalam melakukan penelitian berbagai faktor yang saling untuk mendapatkan jawaban yang mengkait benar maka seorang ilmuwan seakan- konstelasi akan Kerangka berpikir ini disusun melakukan terhadap alam hubungan ini sedang pengajuan suatu interogasi hipotesis berfungsi dalam sebagai secara dan membentuk permasalahan. rasional berdasarkan premis-premis ilmiah penunjuk jalan yang memungkinkan telah kebenarannya kita untuk mendapatkan jawaban, dengan memperhatikan faktor- karena alam itu sendiri membisu dan faktor empiris yang relevan tidak responsive terhadap pertanyaan- dengan permasalahan; pertanyaan. 3. Perumusan Alur berpikir yang tercakup atau dalam beberapa hipotesis yang merupakan jawaban sementara dalam metode ilmiah dapat dijabarkan mencerminkan teruji yang dugaan langkah yang pertanyaan tahap-tahap dalam materinya terhadap yang diajukan merupakan kegiatan ilmiah. Kerangka berpikir kesimpulan ilmiah yang berintikan proses logico- berpikir yang dikembangkan; hypothetico-verifikasi ini pada 4. Pengujian dasarnya terdiri dari langkah-langkah merupakan sebagai berikut: fakta-fakta 1. Perumusan merupakan masalah dari kerangka hipotesis yang pengumpulan yang relevan yang dengan hipotesis yang diajukan pertanyaan untuk memperlihatkan apakah mengenai obyek empiris yang terdapat jelas batas-batasnya serta dapat mendukung hipotesis tersebut diidentifikasikan faktor-faktor atau tidak; yang terkait di dalamnya. fakta-fakta 5. Penarikan kesimpulan yang yang merupakan penilaian apakah 13 sebuah hipotesis itu ditolak namun dalam prakteknya sering terjadi atau diterima. Sekiranya dalam lompatan-lompatan. Hubungan antara proses pengujian terdapat fakta langkah yang satu dengan langkah yang cukup yang mendukung yang lainnya tidak terikat secara statis hipotesis maka hipotesis itu melainkan bersifat dinamis dengan diterima. Sebaliknya sekiranya proses pengkajian ilmiah yang tidak dalam proses pengujian tidak semata terdapat melainkan fakta mendukung yang cukup hipotesis maka diterima juga penalaran imajinasi dan kreativitas. hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang mengandalkan Metode ilmiah ini pada kemudian dasarnya adalah sama bagi semua dianggap menjadi bagian dari disiplin keilmuan baik yang termasuk pengetahuan ilmiah sebab telah dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu- memenuhi persyaratan ilmu sosial. Bila terdapat perbedaan keilmuan yakni mempunyai dalam kedua kelompok keilmuan ini kerangka maka penjelasan yang perbedaan tersebut sekedar konsisten dengan pengetahuan terletak pada aspek-aspek tekniknya ilmiah sebelumnya serta telah dan bukan pada struktur berpikir atau teruji aspek metodologisnya. Metode ilmiah kebenarannya. Pengertian harus disini ini tidak dapat diterapkan kepada ditafsirkan secara pengetahuan yang tidak termasuk ke artinya bahwa dalam kelompok ilmu. pragmatis kebenaran sampai saat ini belum terdapat fakta yang menyatakan Penelitian merupakan pencerminan secara kongkret kegiatan sebaliknya. ilmu dalam Keseluruhan langkah ini harus pengetahuannya. ditempuh agar suatu penelaahan dapat penelitian ilmiah disebut ilmiah. Meskipun langkah- merupakan langkah ini secara konseptual tersusun metode keilmuan. memproses Metodologi dan hakikatnya operasionalisasi dari dalam urutan yang teratur, dimana langkah yang satu merupakan Struktur Pengetahuan Ilmiah landasan bagi langkah berikutnya, 14 Pengetahuan diproses pengetahuan ini akan dibuang dari menurut metode ilmiah merupakan khasanah keilmuan. Metode ilmiah pengetahuan yang memenuhi syarat- mempunyai mekanisme umpan balik syarat keilmuan, dan dengan demikian yang dapat disebut pengetahuan ilmiah atau memungkinkan ilmu. Pengetahuan ilmiah ini diproses menemukan kesalahan yang mungkin lewat langkah-langkah dibuat. Sebaliknya bila ternyata bahwa tertentu yang dilakukan dengan penuh sebuah pengetahuan ilmiah yang baru kedisiplinan, dan dari karakteristik itu adalah benar, maka pernyataan inilah maka ilmu sering dikonotasikan yang terkandung dalam pengetahuan sebagai disiplin. Disiplin inilah yang ini dapat dipergunakan sebagai premis memungkinkan berkembang baru dalam kerangka pemikiran yang relatif lebih cepat bila dibandingkan menghasilkan hipotesis-hipotesis baru, dengan yang serangkaian yang ilmu pengetahuan-pengetahuan lainnya. sebagai Ilmu dapat piramida diibaratkan terbalik dengan perkembangan pengetahuannya yang ilmiah yang memungkinkan bila korektif upaya yang keilmuan kemudian ternyata dibenarkan dalam proses pengujian akan menghasilkan pengetahuan- pengetahuan ilmiah baru pula. bersifat kumulatif dimana penemuan pengetahuan bersifat Ilmu pada dasarnya merupakan satu kumpulan pengetahuan yang bersifat penemuan menjelaskan berbagai gejala alam pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang yang lainnya. melakukan Sebuah hipotesis yang telah untuk memungkinkan manusia serangkaian menguasai tindakan gejala tersebut teruji secara formal diakui sebagai berdasarkan penjelasan pernyataan pengetahuan ilmiah yang Sekiranya kita mengetahui bahwa baru yang memperkaya khasanah yang banjir disebabkan oleh hutan yang telah ada. Sekiranya ditebang sampai gundul, umpamanya ilmiah yang baru pengetahuan ini yang ada. kemudian maka penjelasan semacam ini akan ternyata salah, disebabkan kelengahan memungkinkan kita melakukan upaya dalam salah satu langkah dari proses untuk mencegah timbulnya banjir. penemuannya, maka cepat atau lambat Pengetahuan tentang kaitan antara kesalahan ini akan diketahui dan hutan gundul dengan banjir 15 memungkinkan kita bisa unsur dalam kaitannya dengan sistem meramalkan apa yang akan terjadi secara keseluruhan yang mempunyai sekiranya hutan-hutan terus ditebang. karakteristik atau arah perkembangan Sekiranya kita tidak menginginkan tertentu. timbulnya sebagaimana mempergunakan faktor-faktor yang diramalkan oleh penjelasan tadi maka timbul sebelumnya dalam menjelaskan kita harus melakukan kontrol agar gejala yang muncul kemudian. Dalam hutan-hutan tidak dibiarkan menjadi mencari penjelasan mengenai tingkah gundul. Jadi pengetahuan ilmiah pada laku seorang dewasa umpamanya hakikatnya mempunyai tiga fungsi, maka yakni menjelaskan, meramalkan dan penjelasan mengontrol. mengaitkankannya pada pengalaman banjir untuk Penjelasan ilmu jiwa genetik memberikan genetik dengan Secara garis besar terdapat orang tersebut sewaktu masih anak- empat jenis pola penjelasan yakni anak. Tidak satupun dari pola-pola deduktif, probabilistik, fungsional atau tersebut yang mampu menjelaskan teleologis, dan genetik. Penjelasan secara deduktif mempergunakan cara berpikir keilmuan deduktif dalam menjelaskan suatu dipergunakan pola yang berbeda untuk gejala dengan menarik kesimpulan menjelaskan masalah yang berbeda secara logis dari premis-premis yang pula. telah dan suatu oleh kajian sebab itu sebelumnya. Teori merupakan pengetahuan Penjelasan probabilistik merupakan ilmiah yang mencakup penjelasan penjelasan yang ditarik secara induktif mengenai suatu faktor tertentu dari dari sejumlah kasus yang dengan sebuah disiplin keilmuan. Umpamanya demikian tidak memberikan kepastian dalam ilmu ekonomi dikenal teori seperti penjelasan deduktif melainkan ekonomi makro dan mikro sedangkan penjelasan peluang dalam fisika dikenal teori mekanika ”kemungkinan”, Newton dan teori relativitas Einstein. ”kemungkinan besar” atau ”hampir Sebenarnya tujuan akhir dari setiap seperti dapat ditetapkan keseluruhan yang bersifat dipastikan”. Penjelasan fungsional atau teleologis merupakan disiplin keilmuan mengembangkan sebuah adalah teori penjelasan yang meletakkan sebuah 16 keilmuan yang bersifat utuh dan maka makin ”teoritis” konsep tersebut. konsisten. Pengertian teoretis disini dikaitkan Sebuah teori biasanya terdiri dari hukum-hukum. ekonomi mikro mengenal hukum penawaran; teori oleh konsep yang dimaksud; artinya umpamanya kita makin teoretis sebuah konsep maka permintaan dan makin naik dikandungnya bila dikaitkan dengan bila Dalam dengan gejala fisik yang dijelaskan permintaan sedangkan penawaran tetap maka jauh pernyataan yang gejala fisik yang tampak nyata. harga akan naik, bila penawaran naik Dalam ilmu-ilmu sosial pada sedangkan permintaan tetap maka umumnya harga pada hukum-hukum ilmiah sukar sekali pernyataan dilakukan. Untuk tujuan meramalkan akan hakikatnya turun. Hukum merupakan maka pengembangan yang menyatakan hubungan sebab ilmu-ilmu sosial akibat. metode proyeksi, Secara mudah maka kita dapat mengatakan bahwa teori adalah mempergunakan pendekatan struktural, analisis kelembagaan atau tahap-tahap perkembangan. pengetahuan ilmiah yang memberikan Disamping hukum maka teori penjelasan tentang ”mengapa” suatu keilmuan gejala-gejala terjadi sedangkan hukum pernyataan memberikan kemampuan kepada kita Prinsip untuk meramalkan tentang ”apa” yang pernyataan yang berlaku secara umum mungkin terjadi. Pengetahuan ilmiah bagi sekelompok gejala-gejala tertentu dalam bentuk teori dan hukum ini yang mampu menjelaskan kejadian merupakan ”alat” yang dapat kita yang terjadi. Dalam ilmu ekonomi kita pergunakan untuk mengontrol gejala mengenal prinsip ekonomi dan dalam alam. fisika kita mengenal prinsip kekekalan Pengetahuan ilmiah dalam juga mengenal yang dapat kategori disebut prinsip. diartikan sebagai energi. Dengan prinsip-prinsip ini bentuk teori dan hukum ini harus maka mempunyai tingkat keumuman yang kejadian-kejadian yang terjadi dalam tinggi, atau secara idealnya harus ilmu ekonomi dan fisika. bersifat universal. Makin tinggi tingkat keumuman sebuah konsep kita mampu Beberapa menjelaskan disiplin sering mengembangkan keilmuan apa yang 17 disebut postulat dalam menyusun atau penelitian dasar. teorinya. Postulat merupakan asumsi penelitian dasar yang kebenarannya kita terima mempergunakan pengetahuan ilmiah tanpa yang dituntut pembuktiannya. yang Sedangkan bertujuan telah diketahui untuk untuk Kebenaran ilmiah pada hakikatnya memecahkan masalah kehidupan yang harus disahkan lewat sebuah proses bersifat praktis dinamakan penelitian yang terapan. disebut metode Postulat ilmiah melalui prosedur ditetapkan keilmuan. ditetapkan ini secara tanpa melainkan begitu saja. Dengan pengetahuan ini mengembangkan peralatan yang maka berfungsi sarana alasan yang kuat dalam menetapkan dalam kehidupannya. postulat. Pada hakikatnya manusia teknologi Walaupun demikian mesti terdapat sebuah menguasai atau sebagai yang memberi kemudahan Diperlukan waktu yang cukup postulat merupakan anggapan yang lama ditetapkan secara sembarang dengan penemuan-penemuan ilmiah yang baru kebenaran dibuktikan. kepada pemanfaatan yang berguna. diterima Terdapat selang waktu yang makin sekiranya ramalan yang bertumpu lama makin pendek antara penemuan pada postulat kebenarannya dapat suatu dibuktikan. penerapannya Sebuah yang tidak postulat Bila dapat postulat untuk teori dapat menerapkan ilmiah kepada dengan masalah- dalam masalah yang bersifat praktis. Dengan pengajuannya tidak memerlukan bukti demikian maka makin cepat manusia tentang kebenarannya maka hal ini mengembangkan teknologi yang pada berlainan dengan asumsi yang harus satu pihak ibarat dewi penolong yang ditetapkan dalam sebuah argumentasi penuh dengan berkat sedangkan di ilmiah. merupakan pihak lain adalah fasisme dengan pernyataan yang kebenarannya secara senyuman. Penerapan ilmu kepada empiris dapat diuji. teknologi Asumsi Penelitian harus tidak selalu bertujuan merupakan rahmat bagi manusia sebab untuk menemukan pengetahuan baru disamping dapat dipergunakan untuk yang tujuan deskriptif juga menimbulkan sebelumnya yang memang belum pernah diketahui dinamakan penelitian murni implikasi moral, sosial dan kultural. 18 itu berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu Kebenaran Pengetahuan Jika seseorang mempermasalahkan dan ingin membuktikan apakah pengetahuan itu bernilai benar, menurut para ahli pendapat dengan apa yang sungguh merupakan halnya atau faktanya. 2. The consistence of teori ini epistemologi dan para ahli filsafat, truth. pada kebenaran tidak dibentuk atas umumnya membuktikan untuk bahwa dapat pengetahuan Menurut theory hubungan antara putusan harus dengan sesuatu yang lain, yaitu menganalisa terlebih dahulu cara, fakta atau realitas, tetapi atas sikap, dan sarana yang digunakan hubungan untuk membangun suatu pengetahuan. putusan itu sendiri. Dengan Seseorang yang memperoleh kata lain bahwa kebenaran pengetahuan melalui pengalaman ditegaskan bernilai benar, sesorang antara putusan- atas hubungan cara antara yang baru itu dengan seseorang putusan-putusan lainnya yang yang bertitik tumpu pada akal atau telah kita ketahui dan kita akui rasio, intuisi, otoritas, keyakinan dan benarnya terlebih dahulu. indra akan pembuktiannya berbeda dengan atau wahyu atau bahkan semua alat 3. The pragmatic theory of truth. tidak dipercayainya sehingga semua Yang dimaksud dengan teori harus yang ini ialah bahwa benar tidaknya dilakukan oleh faham skeptisme yang sesuatu ucapan, dalil, atau teori ekstrim di bawah pengaruh Pyrrho semata-mata (Agus Aditoni, 2005). kepada Ada beberapa teori yang menjelaskan ucapan, dalil atau teori tersebut tentang kebenaran, antara lain sebagai bagi manusia untuk bertindak berikut : dalam kehidupannya. diragukan seperti bergantung berfaedah tidaknya 1. The correspondence theory of ini Dari tiga teori tersebut dapat kebenaran atau keadaan benar disimpulkan bahwa kebenaran adalah truth. Menurut teori kesesuaian arti dengan fakta yang ada 19 dengan putusan-putusan lain yang diyakini atas dasar pemikiran mungkin telah kita akui kebenarannya dan saja tidak benar karena ada sesuatu di tergantung kepada berfaedah tidaknya dalam nalar kita yang salah. Demikian teori tersebut bagi kehidupan manusia. pula apa yang kita yakini karena kita Sedangkan nilai kebenaran itu amati belum tentu penglihatan telah diuraikan oleh Andi Hakim mengalami penyimpangan. Karena itu Nasution dalam bukunya Pengantar ke kebenaran mutlak hanya ada pada Filsafat Tuhan. bahwa kebenaran mungkin karena bertingkat-tingkat, sebagaimana yang Sains, kita benar Itulah sebabnya saja ilmu mempunyai tiga tingkatan, yaitu haq pengetahuan selalu berubah-ubah dan al-yakin, ‘ain al-yaqin, dan ‘ilm al- berkembang. yaqin (Agus Aditoni, 2005). Adapun kebenaran menurut Penutup Anshari mempunyai empat tingkatan, yaitu : Epistemologi pengetahuan adalah sistematik mengenai 1. Kebenaran wahyu pengetahuan. Ia merupakan salah satu 2. Kebenaran cabang spekulatif filsafat 3. Kebenaran positif ilmu pengetahuan 4. Kebenaran filsafat tentang terjadinya sumber pengetahuan, pengetahuan, pengetahuan biasa. yang metode membahas pengetahuan, asal mula atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan. Pada dasarnya setiap proses mengetahui akan memunculkan suatu bentuk kebenaran sebagai kandungan isi pengetahuan itu (Tim Dosen Filsafat, 2003). Pengetahuan yang dibawa wahyu diyakini bersifat absolut dan mutlak benar, sedang pengetahuan yang diperoleh melalui akal bersifat relative, mungkin benar dan mungkin salah. Jadi apa yang 20 DAFTAR PUSTAKA Agus, Aditoni. 2005. Epistemologi; Pengertian Sejarah dan Ruang Lingkup. Online. http://www.geocities.com. Diakses 6 Oktober 2015. Amsal, Bachtiar. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: P. Raja Grafindo Persada. Jujun, S. Suriasumantri. 1998. Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. The Liang Gie. 2000. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty. Tim Dosen Filsafat Ilmu. Fakultas Filsafat UGM. 2003. Yogyakarta: Liberty 21